Anda di halaman 1dari 5

Nama : Ceteria Gilang Gamas

NIM : 2114101021
Kelas : A

Resume: Pendidikan Pancasila dalam Sistem Pendidikan Nasional

Pancasila merupakan lima pilar penting yang diwariskan dari para pejuang-pejuang
yang telah memperjuangkan kemerdekaan Indonesia sampai titik darah penghabisan
kepada kita sebagai penerus bangsa. Maka penting bagi kita untuk selalu menjaga dan
menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Pancasila dibuat berdasarkan keadaan masyarakat Indonesia yang majemuk mulai dari
suku, ras, agama yang sesuai dengan semboyan negara kita yaitu “Bhineka Tunggal
Ika” yang memiliki arti berbeda-beda tetapi tetap satu.

Sila Pertama: Ketuhanan Yang Maha Esa, mengandung arti adanya keyakinan akan
keberadaan Tuhan Yang Maha Esa yang telah meciptakan alam semesta beserta isinya
Sila Kedua: Kemanusian Yang Adil dan Beradab, memberikan arti bahwa setiap
manusia adalah mahkluk yang beradab yang perlu diakui dan diperlakukan sesuai
harkat dan martabatnya sebagai mahkluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Setiap
manusia memiliki derajat yang sama dimata Tuhan tanpa membedakan suku, ras, dan
agama.
Sila Ketiga: Persatuan Indonesia. Sila ini memberikan makna Nasionalisme, yakni
perasaan satu kesatuan sebagai bangsa, satu kesatuan sebagai warga negara
Indonesia, tumbuhnya rasa saling mencintai sesama, cinta tanah air dan bangsa. Di
sisi lain, rasa kekeluargaan, kebersamaan, gotong royong juga mendasari sifat
persatuan Indonesia.
Sila Keempat: Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan. Sila ini bermakna adanya sifat bijaksana, tanggung
jawab terhadap tuhan Yang Maha Esa maupun terhadap sesama manusia, dan cinta
akan kebenaran sesuai dengan sistem pemerintahan yang berdasarkan pada demokrasi
kedaulatan rakyat.
Sila Kelima: Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Sila ini bermakna bahwa
keadilan harus berlaku bagi seluruh rakyat Indonesia. Dalam hal ini, sikap adil kepada
sesama, menghormati hak orang lain, tolong menolong, dan menghargai sesama
adalah hal yang perlu dilakukan.

Konsensus cerdas para pendiri negara tersebut berangkat dari sebuah paham
kebangsaan yang terbentuk dari kesamaan nasib, sepenanggungan, dan sejarah serta
adanya cita bersama untuk menjadi bangsa yang bersatu, berdaulat, adil, dan makmur
dalam sebuah negara kesatuan. Adanya prinsip bersatu dalam perbedaan membuat
Pancasila menjadi semakin kuat dan layak sebagai sebuah ideologi bagi negara
Indonesia yang khas dengan keanekaragamannya. Konsep persatuan yang ideal dengan
mengkondisikan setiap warga negara hidup berdampingan dan gotong royong tanpa
menghilangkan identitas suku bangsa, adat istiadat, ras, ataupun agama.

Pada waktu yang sama ancaman bangsa terus terus berkembang di setiap bidang.
Bidang ideologi (ancaman ekstremisme, paham radikal), bidang politik (permasalahan
pemilu, pejabat negara yang terjerat korupsi), bidang ekonomi (kesenjangan yang
masih tinggi), bidang sosial budaya (pengangguran, kekerasan dalam rumah tangga),
bidang pertahanan dan keamanan (terorisme, konflik SARA, ilegal fishing). Revolusi
industri 4.0 juga membawa disruption and bridging generations.
Terdapat gap antargenerasi dalam sebuah pola komunikasi sehingga terjadilah disrupsi
atau perubahan mendasar terhadap suatu realitas.
Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila harus kita laksanakan dan kita jadikan
pedoman serta patokan dalam kehidupan sehari-hari agar bisa memberikan pengalaman
spiritual, menumbuhkan rasa peduli terhadap sesama, menumbuhkan rasa kemanusian
dan cinta terhadap sesama, menjadi perekat bagi persatuan dan kesatuan bangsa,
memberikan rasa keadilan serta kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia.

Untuk mengetahui tujuan pendidikan Pancasila, perlu pahami dulu landasan pendidikan
Pancasila. Terdapat empat landasan pendidikan Pancasila yaitu landasan historis,
landasan kultural, landasan yuridis, dan landasan filosofis. Berikut penjelasannya:

1) Landasan Historis adalah fakta-fakta sejarah yang dijadikan dasar bagi


pengembangan pendidikan Pancasila, baik menyangkut formulasi tujuan,
pengembangan materi, rancangan model pembelajaran, dan evaluasinya.
Berdasarkan landasan historis, pancasila dirumuskan dan memiliki tujuan yang
dipakai sebagai dasar Negara Indonesia. Proses perumusannya diambil dari
nilai-nilai pandangan hidup masyarakat.
2) Landasan kultural adalah pengembangan pendidikan Pancasila didasarkan atas
nilai-nilai yang diagungkan, dan karenanya disepakati dalam kehidupan
nasional. Pancasila merupakan salah satu pencerminan budaya bangsa,
sehingga harus diwariskan ke generasi penerus. Secara kultural unsur-unsur
Pancasila terdapat pada adat istiadat, tulisan, bahasa, slogan, kesenian,
kepercayaan, agama, dan kebudayaan Indonesia secara umum. Pendidikan
Pancasila memelihara dan mengembangkan nilai-nilai Pancasila yang telah dan
terus disepakati tersebut.
3) Landasan Hukum menyangkut aturan perundang-undangan yang mendasari
pelaksanaan Pendidikan Pancasila. Pancasila secara Hukum konstitusional
telah secara formal menjadi dasar negara sejak dituangkannya rumusan
Pancasila dalam pembukaan UUD 1945. Secara hierarkis, landasan yuridis
dapat ditelusuri dari UUD 1945, Ketetapan MPR, Undang-undang, Peraturan
Pemerintah, Keputusan Menteri, Keputusan Direktur Jenderal, dan lain-lain.
4) Landasan filosofis adalah penggunaan hasil-hasil pemikiran filsafat Pancasila
untuk mengembangkan Pendidikan Pancasila. Secara praktis nilai-nilai tersebut
berupa pandangan hidup (filsafat hidup) berbangsa. Pancasila yang merupakan
filsafat negara harus menjadi sumber bagi segala tindakan para penyelenggara
negara, menjadi jiwa dari perundang-undangan yang berlaku bagi kehidupan
berbangsa dan bernegara.

Salah satu fungsi Pancasila adalah sebagai Dasar Negara Indonesia yang memberikan
nilai dasar bagi kita semua. Pancasila telah merumuskan nilai –nilai dasar yang terkait
konsep Tuhan,alam,dan manusia secara utuh dan menyeluruh. Hal ini diperlukan
supaya masyarakat Bangsa Indonesia memiliki kesadaran untuk mencintai tanah air
serta memiliki watak, sifat dan karakter yang sesuai dengan nilai Pancasila.
Pendidikan karakter merupakan suatu keniscayaan dalam upaya menghadapi berbagai
tantangan pergeseran karakter yang dihadapi saat ini. Pendidikan karakter bertujuan
mengembangkan kemampuan seseorang untuk memberikan keputusan baik-buruk,
memelihara apa yang baik dan mewujudkan kebaikan itu dalam kehidupan sehar-hari
dengan sepenuh hati. Karena pendidikan karakter merupakan suatu habit, maka
pembentukan karakter seseorang itu memerlukan communities of character (komunitas
masyarakat yang bisa membentuk karakter). Peran sekolah sebagai communities of
character dalam pendidikan karakter sangat penting. Sekokah mengembangkan proses
pendidikan karakter melalui proses pembelajaran, habituasi, kegiatan ekstrakurikuler,
dan bekerja sama dengan keluarga dan masyarakat dalam pengembangannya.

Misi sosio-paedagogis PKn berfungsi melaksanakan program pendidikan demokrasi


dengan melibatkan aktivitas mengenal demokrasi, membangun demokrasi, dan
melakukan demokrasi di dalam kelas. Melalui misi sosioakademis PKn berfungsi
menjadi wahana belajar bagi peserta didik untuk 3 melakukan inkuiri, pembelajaran
berbasis masalah dan mengembangkan kemampuan berpikir evaluatif dan reflektif
terhadap realitas kehidupan demokrasi dalam masyarakat, kehidupan berbangsa, dan
kehidupan bernegara. Melalui misi sosio-kultural, akhirnya, PKn berfungsi menjadi
wahana mengembangkan aktivitas demokrasi secara riil di dalam masyarakat melalui
tindakan partisipatif sebagai aktor sosial terutama dalam upaya ikut merumuskan
keputusan-keputusan kebijakan publik yang dapat disumbangkan dalam rangka proses
rekayasa sosial dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara (Depdiknas,
2008 ; Sukadi 2006).

WARGA NEGARA yang BAIK:

Beriman dan Bertaqwa, Kepribadian Mandiri, Cerdas dan Rasional, Kooferatif,


Bertanggung Jawab, dan Partisifatif, Think Globally, Act Locally, and Respect
to the Nationallism

Pendidikan Pancasila ada sepanjang Bangsa dan Negara Indonesia ini ada karena
berkaitan dengan Pendidikan Politik Bangsa dalam rangka Meningkatkan
Kesadaran Warga Negara tentang Dasar dan Pandangan Hidup Bangsa dalam
Kehidupan Berbangsa dan Bernegara
Daftar Pustaka

Nuranisa, A. (2021, Maret 3). Pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi. Retrieved


September 10, 2021, from bpip.go.id: https://bpip.go.id/bpip/berita/1035/571/tujuan-
pendidikan-pancasila-di-perguruan-tinggi-ketahui-landasannya.html

Anda mungkin juga menyukai