Menghormati hak asasi manusia dan tidak diskriminatif terhadap ras, agama, atau
budaya.
Menolong sesama dalam kesulitan atau bencana.
Berpartisipasi dalam kegiatan sosial untuk membantu yang membutuhkan.
-Sila Ketiga: Persatuan Indonesia
Salah satu catatan penting dalam sejarah perjalanan perumusan Pancasila adalah
disetujuinya naskah awal “Pembukaan Hukum Dasar” yang kemudian dikenal dengan
nama Piagam Jakarta.
Piagam Jakarta ini merupakan naskah awal pernyataan kemerdekaan Indonesia. Pada
alinea
keempat Piagam Jakarta tersebut terdapat rumusan Pancasila sebagai berikut:
1. Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-
pemeluknya,
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab,
3. Persatuan Indonesia,
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan,
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Pancasila adalah ideologi dasar dan filosofi negara Indonesia. Pancasila juga dianggap
sebagai identitas nasional dan perekat bangsa Indonesia. Berikut beberapa alasan
mengapa Pancasila dianggap sebagai identitas bangsa:
1. Kesatuan dan Kebhinekaan: Pancasila menekankan pentingnya persatuan
dalam keragaman. Ini mencerminkan realitas masyarakat Indonesia yang beragam
dalam hal etnis, budaya, agama, dan bahasa. Pancasila mengajarkan toleransi dan
kerukunan antar kelompok yang berbeda, menjadikan kesatuan dalam keragaman
sebagai salah satu identitas utama bangsa Indonesia.
2. Nilai-Nilai Luhur: Pancasila mengandung nilai-nilai luhur seperti keadilan
sosial, kemanusiaan, demokrasi, dan musyawarah mufakat. Nilai-nilai ini menjadi
pedoman bagi perilaku masyarakat Indonesia dalam kehidupan sehari-hari. Mereka
membentuk karakter dan moral individu serta membantu dalam pengambilan
keputusan sosial dan politik.
3. Ketahanan Nasional: Pancasila juga dianggap sebagai landasan untuk
mencapai ketahanan nasional. Dalam menghadapi tantangan internal dan eksternal,
Pancasila memberikan landasan ideologis yang kuat untuk mempertahankan
kedaulatan dan keutuhan negara Indonesia.
4. Perekat Bangsa: Pancasila digunakan sebagai perekat sosial yang
menghubungkan berbagai kelompok masyarakat di Indonesia. Masyarakat Indonesia
merayakan peristiwa-peristiwa penting dan momen-momen nasional, seperti Hari
Kemerdekaan, dengan mengacu pada Pancasila sebagai fondasi persatuan.
5. Pancasila dalam Pendidikan: Pancasila diajarkan dalam sistem pendidikan di
Indonesia. Para siswa dan mahasiswa mempelajari Pancasila sebagai bagian dari
kurikulum mereka, yang membantu dalam pembentukan nilai-nilai nasional dan
kesadaran akan identitas bangsa.
Politik (dari bahasa Yunani: politikos, yang berarti dari, untuk, atau yang berkaitan
dengan warga negara), adalah proses pembentukan dan
pembagian kekuasaan dalam masyarakat yang antara lain berwujud proses
pembuatan keputusan,khususnya dalam negara. Pengertian ini
merupakan upaya penggabungan antara berbagai definisi yang berbeda mengenai
hakikat politik yang dikenal dalam ilmu politik
A. Nilai Ketuhanan (Realigiusitas)
B. Nilai Kemanusiaan (Moralitas)
C. Nilai Persatuan (kebangsaan) Indonesia.
D. Nilai Permusyawaratan dan Perwakilan
E. Nilai Keadilan Sosial
Pancasila lahir dan berkembang melalui proses yang cukup panjang. Pada 1 Juni
1945 pancasila disuarakan menjadi dasar negara yang diresmikan pada 18 Agustus
1945. Pada masa pemberlakuan Pancasila sebagai dasar negara, terjadi
pasang surut wibawa Pancasila sebagai dasar negara. Dalam perjalanan
pemerintahan Ir. Soekarno, ideologi Pancasila mengalami pasang surut karena
dicampur dengan ideologi komunisme dalam konsep Nasakom. Akan tetapi pada
masa Soeharto, Pancasila menjadi asas tunggal untuk semua organisasi politik dan
organisasi masyarakat. Pancasila sebagai dasar negara bukan untuk menghapuskan
perbedaan, tetapi merangkul semuanya dalam satu semboyan" Bhinneka Tunggal Ika
". Oleh karena itu, Pancasila dapat menjadi jembatan untuk menyatukan bangsa
Indonesia yang penuh dengan keberagaman ini.
Adanya arus globalisasi ini, kita perlu lebih berhati-hati dalam perperilaku agar
mental bangsa Indonesia tidak rusak dan tetap berpedoman Pancasila. Kita harus
menyaring budaya baru seperti liberalisme, kapitalisme, komunisme, sekularisme,
pragmatisme, dan hedonisme, dll. Hal ini agar bangsa Indonesia tetap berkarakter
yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Adapun beberapa penyebab lunturnya
ideologi Pancasila pada bangsa Indonesia, yaitu:
Untuk mengatasi persoalan ini pun tidaklah mudah. Semua lapisan masyarakat harus
turut serta di dalamnya. Baik para pemerintah maupun rakyat harus tertanam nilai-
nilai Pancasila dalam diri mereka. Seperti pengadaan sosialisasi tentang nilai-nilai
Pancasila, agar semua masyarakat tetap ingat seperti apa perilaku yang harus
kita lakukan yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.
Keberadaan Pancasila yaitu pada Pembukaan UUD NRI Tahun 1945, maka fungsi
pokok Pancasila sebagai dasar negara pada hakikatnya adalah sumber dari segala
sumber hukum atau sumber tertib hukum di Indonesia, sebagaimana tertuang dalam
Ketetapan MPRS No. XX/MPRS/1966 (Jo. Ketetapan MPR No.IX/MPR/1978).
Pasal-pasal Terkait
• Sistem pemerintahan negara dan kelembagaan Negara .... Pasal 1 ayat (3), Pasal 3
ayat (1), (2), (3)
• Hubungan antara negara dan penduduknya yang meliputi warga negara, agama,
pertahanan negara, pendidikan, dan kesejahteraan sosial .... Pasal 26 ayat (2), Pasal
27 ayat (3), Pasal 29 ayat (2), Pasal 31 ayat (2) dan (3), Pasal 33 ayat (1), Pasal 34
ayat (2)
• Aturan bendera negara, Bahasa negara, lambing negara, dan lagu kebangsaan pasal
35, 36, 36A,dan 36B
Kedudukan Pancasila
• Ideologi Bangsa
• Dasar Negara (18-08-1945)
• Pandangan hidup bangsa
Kedudukan Pancasila
• Kedudukan Pancasila yang pertama dan utama adalah sebagai dasar negara.
• Apabila dasar negara dihubungkan dengan pola pikir bangsa Indonesia maka dapat
disebut sebagai ideologi bangsa
• Apabila dasar negara dihubungkan dengan pegangan, pedoman, arahan, petunjuk
hidup bangsa maka jadilah pandangan hidup bangsa
(way of life).