Anda di halaman 1dari 6

1.

Konsep Pancasila, sumber historis, dinamika,esensi dan urgensi Pancasila


Sejak jaman dahulu wilayah-wilayah Nusantara ini mempunyai nilai-nilai yang
dipegang teguh oleh Masyarakat,seperti :
• Percaya kepada tuhan dan toleran
• Gotong royong
• Musyawarah
• Solidaritas atau kesetiakawanan social dsb
Munculnya permasalahan yang mendera Indonesia memperlihatkan telah tergerusnya
nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Oleh
karena itu, perlu diungkap berbagaipermasalahan di Indonesia ini yang menunjukkan
pentingnya mata kuliah Pendidikan Pancasila :
• Masalah kesadaran perpajakan
• Masalah Korupsi
• Masalah Lingkungan
• Masalah disintegrasi bangsa
• Masalah dekedensi moral
• Masalah narkoba
• Masalah penegakan hukum yang berkeadilan
• Masalah terorisme

Visi Pendidikan Pancasila


Terwujudnya kepribadian civitas academia yang bersumber pada nilai-nilai Pancasila
Misi Pendidikan Pamcasila
Mengembangkan potensi akademik

Contoh penerapan sila pada Pancasila


-Sila Pertama: Ketuhanan Yang Maha Esa

Beragama dan menjalankan ibadah sesuai dengan keyakinan masing-masing.


Menghormati beragama dan keyakinan orang lain.
Toleransi terhadap berbagai kepercayaan dan agama.
-Sila Kedua: Kemanusiaan yang adil dan beradab

Menghormati hak asasi manusia dan tidak diskriminatif terhadap ras, agama, atau
budaya.
Menolong sesama dalam kesulitan atau bencana.
Berpartisipasi dalam kegiatan sosial untuk membantu yang membutuhkan.
-Sila Ketiga: Persatuan Indonesia

Menghormati perbedaan budaya, suku, dan agama dalam masyarakat.


Memahami dan mempromosikan persatuan dan kerukunan antar-etnis dan antar-
agama.
Meningkatkan kesadaran akan pentingnya persatuan dalam menjaga keutuhan negara.
-Sila Keempat: Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan

Memahami hak dan kewajiban dalam berdemokrasi.


Ikut serta dalam pemilihan umum dan memberikan suara sesuai dengan keyakinan.
Berpartisipasi dalam kegiatan masyarakat untuk memecahkan masalah bersama secara
musyawarah.
-Sila Kelima: Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Memperhatikan keadilan dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk ekonomi,


pendidikan, dan kesehatan.
Menyuarakan hak-hak buruh dan hak-hak sosial lainnya.
Berkontribusi dalam program-program sosial yang bertujuan untuk mengurangi
kesenjangan sosial.
Penerapan Sila-sila Pancasila dalam kehidupan sehari-hari adalah wujud dari
komitmen untuk menjaga kesatuan, keadilan, dan kesejahteraan masyarakat Indonesia.
Dengan menghayati dan mengamalkan nilai-nilai ini, kita dapat membangun
masyarakat yang lebih harmonis, adil, dan sejahtera.

2. Dnamika dan tantangan Pancasila, Esensi dan Urgensi Pancasila


BPUPKI dibentuk oleh Pemerintah Pendudukan Jepang pada 29 April 1945 dengan
jumlah anggota 60 orang. Sehari setelah dilantik oleh Letjen Kumakichi Harada,
tepatnya pada tanggal 29 Mei 1945, BPUPKI melangsungkan sidang pertama dengan
materi pokok pembicaraan calon dasar negara
Sidang tersebut menampilkan beberapa pembicara, yaitu Mr. Muh Yamin, Ir. Soekarno,
Ki Bagus Hadikusumo, Mr. Soepomo. Sebagaimana yang kita tahu bahwa salah
seorang pengusul dasar negara dalam sidang BPUPKI adalah Ir. Soekarno yang
berpidato pada 1 Juni 1945 dengan lima butir
gagasan tentang dasar negara sebagai berikut:
a. Nasionalisme atau Kebangsaan Indonesia,
b. Internasionalisme atau Peri Kemanusiaan,
c. Mufakat atau Demokrasi,
d. Kesejahteraan Sosial,
e. Ketuhanan yang berkebudayaan.

Salah satu catatan penting dalam sejarah perjalanan perumusan Pancasila adalah
disetujuinya naskah awal “Pembukaan Hukum Dasar” yang kemudian dikenal dengan
nama Piagam Jakarta.

Piagam Jakarta ini merupakan naskah awal pernyataan kemerdekaan Indonesia. Pada
alinea
keempat Piagam Jakarta tersebut terdapat rumusan Pancasila sebagai berikut:
1. Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-
pemeluknya,
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab,
3. Persatuan Indonesia,
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan,
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Ditengah kesibukan mempersiapkan kemerdekaan menurut scenario Jepang, terjadi


peristiwa besar yang mengakibatkan takluknya Jepang terhadap sekutu yaitu jatuhnya
bom atom di Kota Hiroshima pada 6 Agustus 1945 dan Nagasaki pada 9 Agustus
sehingga menjadikan kekuatan Jepang semakin lemah sehingga memaksa Jepang
akhirnya menyerah tanpa syarat kepada sekutu pada 14 Agustus 1945

Pancasila sebagai identitas bangsa Indonesia

Pancasila adalah ideologi dasar dan filosofi negara Indonesia. Pancasila juga dianggap
sebagai identitas nasional dan perekat bangsa Indonesia. Berikut beberapa alasan
mengapa Pancasila dianggap sebagai identitas bangsa:
1. Kesatuan dan Kebhinekaan: Pancasila menekankan pentingnya persatuan
dalam keragaman. Ini mencerminkan realitas masyarakat Indonesia yang beragam
dalam hal etnis, budaya, agama, dan bahasa. Pancasila mengajarkan toleransi dan
kerukunan antar kelompok yang berbeda, menjadikan kesatuan dalam keragaman
sebagai salah satu identitas utama bangsa Indonesia.
2. Nilai-Nilai Luhur: Pancasila mengandung nilai-nilai luhur seperti keadilan
sosial, kemanusiaan, demokrasi, dan musyawarah mufakat. Nilai-nilai ini menjadi
pedoman bagi perilaku masyarakat Indonesia dalam kehidupan sehari-hari. Mereka
membentuk karakter dan moral individu serta membantu dalam pengambilan
keputusan sosial dan politik.
3. Ketahanan Nasional: Pancasila juga dianggap sebagai landasan untuk
mencapai ketahanan nasional. Dalam menghadapi tantangan internal dan eksternal,
Pancasila memberikan landasan ideologis yang kuat untuk mempertahankan
kedaulatan dan keutuhan negara Indonesia.
4. Perekat Bangsa: Pancasila digunakan sebagai perekat sosial yang
menghubungkan berbagai kelompok masyarakat di Indonesia. Masyarakat Indonesia
merayakan peristiwa-peristiwa penting dan momen-momen nasional, seperti Hari
Kemerdekaan, dengan mengacu pada Pancasila sebagai fondasi persatuan.
5. Pancasila dalam Pendidikan: Pancasila diajarkan dalam sistem pendidikan di
Indonesia. Para siswa dan mahasiswa mempelajari Pancasila sebagai bagian dari
kurikulum mereka, yang membantu dalam pembentukan nilai-nilai nasional dan
kesadaran akan identitas bangsa.

Pancasila sebagai kepribadian bangsa Indonesia


Pancasila disebut juga sebagai kepribadian bangsa Indonesia, artinya

nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan diwujudkan


dalam sikap mental dan tingkah laku serta amal perbuatan. Kepribadian itu mengacu
pada sesuatu yang unik dan khas karena tidak adapribadi yang benar-benar sama. Setiap
pribadi mencerminkan keadaan atau hal nya sendiri.

Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia


Pancasila dikatakan sebagai pandangan hidup bangsa, artinya nilai-nilai ketuhanan,
kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan diyakini kebenarannya,
kebaikannya, keindahannya, dan kegunaannya oleh bangsa Indonesia yang dijadaikan
sebagai pedoman kehidupan bermasyarakat danberbangsa dan menimbulkan tekad
yang kuat untuk mengamalkannya dalam kehidupan nyata.

Pancasila Sebagai Jiwa Bangsa


Sebagaimana dikatakan von Savigny bahwa setiap bangsa mempunyai jiwanya masing-
masing, yang dinamakan volkgeist (jiwa rakyat atau jiwa bangsa). Pancasila sebagai
jiwa bangsa lahir bersamaan dengan lahirnya bangsa Indonesia. Pancasila telah ada
sejak dahulu kala bersamaan dengan adanya bangsa Indonesia (Bakry, 1994: 157).

Pancasila Sebagai perjanjian Luhur


Perjanjian luhur artinya nilai-nilai Pancasila sebagai jiwa bangsa dan kepribadian
bangsa disepakati oleh pendiri negara (political consensus) sebagai dasar negara
Indonesia (Bakry,1994:161).

1. Sumber Historis Pancasila


Pengertian Pancasila secara historis adalah terminologi Pancasila dilihat dari riwayat
sejak penggunaan istilah, proses perumusan, sampai ditetapkannya menjadi dasar
negara sebagaimana terdapat dalam Pembukaan UUD 1945.

2. Sumber Sosiologis Pancasila


Sumber sosiologis pancasila sebagai dasar negara telah berakar dalam kehidupan
masyarakat meliputi hal-hal sebagai berikut:
A. nilai-nilai ketuhanan (religiusitas) sebagai sumber etika dan Spiritualitas (yang
bersifat vertical transcendental)
B. nilai-nilai kemanusiaan universal yang bersumber dari hukum tuhan
C. nilai-nilai etis kemanusiaan harus mengakar kuat dalam lingkungan pergaulan
kebangsaan
D. nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, dan nilai serta cita-cita kebangsaan itu dalam
aktualisasinya harus menjunjung tinggi kedaulatan rakyat yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan.
E. nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai dan cita kebangsaan serta demokrasi
permusyawaratan itu memperoleh artinya sejauh dalam
mewujudkan keadilan sosial

3. Sumber Politis Pancasila

Politik (dari bahasa Yunani: politikos, yang berarti dari, untuk, atau yang berkaitan
dengan warga negara), adalah proses pembentukan dan
pembagian kekuasaan dalam masyarakat yang antara lain berwujud proses
pembuatan keputusan,khususnya dalam negara. Pengertian ini
merupakan upaya penggabungan antara berbagai definisi yang berbeda mengenai
hakikat politik yang dikenal dalam ilmu politik
A. Nilai Ketuhanan (Realigiusitas)
B. Nilai Kemanusiaan (Moralitas)
C. Nilai Persatuan (kebangsaan) Indonesia.
D. Nilai Permusyawaratan dan Perwakilan
E. Nilai Keadilan Sosial

1. Argumen tentang Dinamika Pancasila

Pancasila lahir dan berkembang melalui proses yang cukup panjang. Pada 1 Juni
1945 pancasila disuarakan menjadi dasar negara yang diresmikan pada 18 Agustus
1945. Pada masa pemberlakuan Pancasila sebagai dasar negara, terjadi
pasang surut wibawa Pancasila sebagai dasar negara. Dalam perjalanan
pemerintahan Ir. Soekarno, ideologi Pancasila mengalami pasang surut karena
dicampur dengan ideologi komunisme dalam konsep Nasakom. Akan tetapi pada
masa Soeharto, Pancasila menjadi asas tunggal untuk semua organisasi politik dan
organisasi masyarakat. Pancasila sebagai dasar negara bukan untuk menghapuskan
perbedaan, tetapi merangkul semuanya dalam satu semboyan" Bhinneka Tunggal Ika
". Oleh karena itu, Pancasila dapat menjadi jembatan untuk menyatukan bangsa
Indonesia yang penuh dengan keberagaman ini.

2. Argumen tentang Tantangan terhadap Pancasila

Adanya arus globalisasi ini, kita perlu lebih berhati-hati dalam perperilaku agar
mental bangsa Indonesia tidak rusak dan tetap berpedoman Pancasila. Kita harus
menyaring budaya baru seperti liberalisme, kapitalisme, komunisme, sekularisme,
pragmatisme, dan hedonisme, dll. Hal ini agar bangsa Indonesia tetap berkarakter
yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Adapun beberapa penyebab lunturnya
ideologi Pancasila pada bangsa Indonesia, yaitu:

1. Melemahnya Penghayatan Terhadap Pancasila Sebagai


Pandangan Hidup Bangsa

2. Pengaruh Unsur Budaya Dalam Pemakaiaan Bahasa


Indonesia

3. Berkurangnya Legitimasi Agama

4. Dekadensi Moral dan Kekacauan Kemanusiaan

5. Perubahan Pola Perilaku Dalam Pergaulan

Untuk mengatasi persoalan ini pun tidaklah mudah. Semua lapisan masyarakat harus
turut serta di dalamnya. Baik para pemerintah maupun rakyat harus tertanam nilai-
nilai Pancasila dalam diri mereka. Seperti pengadaan sosialisasi tentang nilai-nilai
Pancasila, agar semua masyarakat tetap ingat seperti apa perilaku yang harus
kita lakukan yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.

3. Pancasila Sebagai Dasar Negara


Dasar negara Indonesia, dalam pengertian historinya merupakan hasil pergumulan para
pendiri negara untuk menemukan landasan atau pijakan yang kokoh untuk diatasnya
didirikan Indonesia Merdeka

Keberadaan Pancasila yaitu pada Pembukaan UUD NRI Tahun 1945, maka fungsi
pokok Pancasila sebagai dasar negara pada hakikatnya adalah sumber dari segala
sumber hukum atau sumber tertib hukum di Indonesia, sebagaimana tertuang dalam
Ketetapan MPRS No. XX/MPRS/1966 (Jo. Ketetapan MPR No.IX/MPR/1978).

Pasal-pasal Terkait
• Sistem pemerintahan negara dan kelembagaan Negara .... Pasal 1 ayat (3), Pasal 3
ayat (1), (2), (3)
• Hubungan antara negara dan penduduknya yang meliputi warga negara, agama,
pertahanan negara, pendidikan, dan kesejahteraan sosial .... Pasal 26 ayat (2), Pasal
27 ayat (3), Pasal 29 ayat (2), Pasal 31 ayat (2) dan (3), Pasal 33 ayat (1), Pasal 34
ayat (2)
• Aturan bendera negara, Bahasa negara, lambing negara, dan lagu kebangsaan pasal
35, 36, 36A,dan 36B

Kedudukan Pancasila
• Ideologi Bangsa
• Dasar Negara (18-08-1945)
• Pandangan hidup bangsa

Alenia IV pembukaan UUD 1945


Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu Pemerintah Negara Indonesia yang
melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan
keadilan sosial, maka disusunlah Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itu dalam suatu
Undang-Undang Dasar Negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan Negara
Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada Ketuhanan
Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia dan
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu Keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia.

Kedudukan Pancasila
• Kedudukan Pancasila yang pertama dan utama adalah sebagai dasar negara.
• Apabila dasar negara dihubungkan dengan pola pikir bangsa Indonesia maka dapat
disebut sebagai ideologi bangsa
• Apabila dasar negara dihubungkan dengan pegangan, pedoman, arahan, petunjuk
hidup bangsa maka jadilah pandangan hidup bangsa
(way of life).

Implementasi Pancasila sebagai dasar negara


• Pengakuan, pemenuhan dan perlindungan terhadap HAM
• Pembagian dan pembatasan kekuasaan
• Penghormatan dan penegakan hukum
• Penghormatan dan pelaksanaan putusan kekuasaan kehakiman
yang bebas dan merdeka

Anda mungkin juga menyukai