PENDIDIKAN PANCASILA
1.1
Landasan Hitoris
Landasan Kultural
a)
b)
c)
3.
Landasan Yuridis
a)
b)
c)
d)
4.
Landasan Filosofis
B.
C.
Dalam Pembukaan UUD 1945 alinea keempat,
menyatakan:
melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tum-pah
darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa dam ikut melaksanakan
ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdama-ian
abadi dan keadilan sosial
a.
b.
c.
d.
Sila Ketiga
: Solidaritas bangsa, jiwa nasionalisme (bersatu,
senasip sepenanggungan)
Sila Kelima
: keadilan sosial (norma paling dasar) Contoh,
ketidakadilan : kemiskinan, diskriminasi (ras, suku budaya,
perempuan)
1.3
1. Aspek Ontologis
Ontologis berasal dari bahasa Yunani asal kata onto berarti
sesuatu yang sungguhsungguh ada atau kenyataan yang sesungguhnya
dan logos berarti ilmu atau teori atau studi tentang sesuatu. Dari aspek
ontologi, Pancasila meliputi persoalan-persoalan tentang pembuktian
keberadaan Pancasila melalui asal-usul terjadinya, apa landasannya baik
moral maupun yuridis.
2. Aspek Epistemologis
Kata Epistemologis berasal dari bahasa Yunani episteme berarti
pengetahuan atau kebenaran dan logos artinya ilmu atau teori, dengan
demikian epistemologis berarti ilmu pengetahuan yang benar.Aspek
epistemologi dalam Pancasila terletak pada keabsahan Pancasila sebagai
ilmu yang dapat dipertanggung jawabkan.
3. Aspek Aksiologi
Kata aksiologi berasal dari axios yang berarti nilai dan logos berarti ilmu
atau teori, jadi Aksiologi adalah teori tentang nilai,atau membahas tentang
nilai, juga disebut filsafat nilai.
Berbagai batasan tentang nilai banyak dikemukakan oleh para ahli. Secara
garis besar sebagian para ahli mengemukakan nilai adalah sesuatu yang
berharga, berguna, baik, benar, dan indah(B4,i). Mempunyai nilai artinya
Merupakan dasar moral yaitu nilai-nilai tentang apa yang baik dan
apa yang buruk, dan berkaitan dengan hak dan kewajiban.
b. Norma Kesusilaan ialah peraturan2 hidup yang dianggap sbg suara hati
sanubari manusia( insan- kamil).
c. Norma Kesopanan ialah peraturan2 hidup yang timbul dari pergaulan
segolongan manusia.
Etika Politik berdasarkan prinsip-prinsip etika penegakan dalam
kehidupan berpolitik yang mencakup : legitimasi negara, hukum, kekuasaan
dan penilaian terhadap legitimasi tersebut.
Nilai-nilai Pancasila sebagai sumber Etika Politik
Bahwa pelaksanaan/penyelenggara negara yang berdasarkan etika
politik.Menuntut agar kekuasaan dalam negara di jalankan berdasarkan :
a. Asas legalitas (legitimasi hukum),yaitu sesuai dengan hukum yang
berlaku
b. Disahkan dan dijalankan secara demokrasi( lagitimasi demokrasi )
c. Dilaksanakan berdsarkan prinsip-prinsip moral (legitimasi moral )
Etika politik harus dilaksanakan baik oleh individu maupun dalam
penyelengaraan negara/pemerintahan ( pejabat eksekutif, legislatif, dan
yudikatif)
Nilai
Sesuatu yang berharga/penting
Sifat Nilai
Nilai bersifat imanen dan subjektif
Artinya nilai yang dihayati berkaitan dengan keselarasan suatu sikap batin
Nilai bersifat universal dan objektif
Artinya nilai tersebut dapat dijelaskan dengan alasan yang masuk akal
mengapa suatu nilai yang dicita-citakan oleh pribadi tertentu penting bagi
hidup semua orang sejauh mereka manusia, karena itu nilai ini patut dikejar
oleh semua orang.
Sanksi
Hukuman atau Penghargaan yang diberikan untuk ketepatan pelaksanaan
norma.
Sanksi bisa berupa :
1.
reward
2.
punishment
1.7
yangbersifat
Nilai obyektif.
a. Bersifat umum, universal dan abstrak.
b. Nilai Pancasila tetap ada sepanjang masa
c. Pancasila dalam pembukaan UUD45 sebagai pokok
kaidah fundamental merupakan Sumber hukum positif
sebagai tertib hukum tertinggi
Nilai Subyektif.
a. Hasil pemikiran kritis, refleksi filosofis bangsa
Indonesia
b. Pandangan hidup bangsa, jati diri bangsa sebagai
sumber nilai kebenaran, kebaikan, keadilan diwujudkan
sesuai hati nurani karena bersyumber pada kepribadian
bangsa
1.9
Nilai kesadaran sikap moral dan tingkah laku manusia didasarkan potensi
murni manusia; Nilai kemanusiaan sbg makluk yg berbudaya,bermoral dan
beragama,
Nilai
manusia
harus
adil
thd
diri
sendiri,lingkungan,masy,bangsa&negara; Menghargai kesamaan atas hak
dan derajat tanpa membedakan SARA;Nilai tenggang rasa,saling mencintai
sesama manusia,tidak semena-mena.
*Sila Persatuan Indonesia:
Penjelmaan sifat kodrati man yg mono dualis,sbg makluk individu&sosial;
Negara merupakan suatu persekutuan hidup bersama antar SARA; Pengikat
Indonesia Bhineka Tunggal Eka; Mengatasi segala kesalah fahaman
SARA memberi wahana atas tercapainya harkat&martabat manusia;
memanfaatkan potensi negara secara bersama dalam kehidupan
berbangsa&bernegara.
*Sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dlm
permusyawaratan/ perwakilan :
Mewujudkan harkat&martabat manusia dlm suatu wil negara; Rakyat asal
mula kekuasaan neg; Negara adalah sbg penjilmaan sifat kodrati manusia
sbg makluk individu&makluk sosial; Musyawarah&mufakat digunakan sbg
nilai demokrasi di Indonesia.
*Sila Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia:
Terkandung nilai2tujuan negara; Keadilan dlm hubungan diri sendiri dan
dengan
manusia
lainya;
Keadialan
antara
negara
dan
warganya(distributif,legal, kumulatif)
1.10
1.11
10
11
12
agama
5.Tidak memaksakan untuk memeluk kepada Agama tertentu.
6. Memberi toleransi dalam kehidupan beragama.
7. Pelaksanaan dan penyelenggaraan Negara harus sesuai nilainilai Ketuhanan Yang Maha Esa.
8. Negara pada hakekatnya berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa
Aktualisasi Pancasila 2 cara yaitu :
Secara obyektif yaitu aktualisasi Pancasila dalam berbagai bidang
kehidupan kenegaraan antara lain bidang politik, ekonomi, sosial budaya,
hukum, dengan penjabarannya kedalam undang-undang,menyangkut
kelembagaan yaituLembaga Eksekutif, Legislatif , Yudikatif serta
kelembagaan lainnya, termasuk kelompok supra dan infra struktur politik.
Secara Subyektif adalah aktualisasi Pancasila pada setiap individu
terutama dalam aspek moral yang kaitannya dengan negara dan masyarakat,
dalam hal ini warga biasa,pelajar,mahasiswa, aparat, penguasa,
pengusaha,intelektual dan lain-lainya.
1.15
13
Pancasila sebagai staat fundamental norm tercantum dalam alinea
IV Pembukaan UUD RI 1945. Pancasila sebagai filosofi negara.
Asas Otonomi
14
1.
Nilai material ; yaitu segala sesuatu yang berguna bagi umat
manusia
2.
Nilai vital; yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk
dapat mengadakan kegiatan dan aktivitas
3.
Nilai kerohanian; yaitu segala sesuatu yang berguna bagi rohani
manusia,terdiri dari:
- Nilai kebenaran yang bersumber kepada unsur akal, budi
manusia
- Nilai keindahan, yang bersumber pada unsur manusia
- Nilai religius,merupakan nilai Ketuhanan, kerohanian yang
tertinggi dan mutlak. Nilai religius ini bersumber pada kepercayaan dan
keyakinan manusia.
Nilai kebenaran/nilai moral, yang bersumber pada unsur
kehendak/kemauan manusia.
Dalam pelaksanaannya nilai-nilai tersebut dijabarkan dalam bentuk
norma/kaidah, seperti : norma agama dengan sanksi agama. Norma
kesusilaan dengan sanksi rasa susila, normasopan santun dengan sanksi
sosial, norma hukum dengan sanksi hukum dari pemerintah
Didalam
nilai terkandung cita-cita, harapan-harapan,dan
keharusan ( das Sollen).
Paradigma adalah :
- sumber nilai, kerangka pikir, orientasi dasar, sumber asas, arah dan
tujuan dari suatu perkembangan, perubahan serta proses dalam suatu bidang
tertenru termasuk dalambidang pembangunan reformasi maupun dalam
bidang pendididkan.
- suatu asumsi-asumsi dasar dan asumsi-asumsi teoritis yang
umum( merupakan sumber nilai), sehingga merupakan suatu sumbersumber hukum.
- Dengan demikian Pancasila digunakan sebagai dasar dan sumber nilai
dan hukum dalam pembangunan serta reformasi (reformasi hukum, politik,
ekonomi).
15
BAB 2
UNDANG-UNDANG DASAR 1945
2.1
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
16
pada tanggal
A. Pengertian Undang-undang
UUD 1945 adalah keseluruhan naskah terdiri dari :
1. Pembukaan 4 alinea
2. Batang Tubuh :
16 Bab, 37pasal, 4 Pasal aturan peralian dan 2ayat aturan tamb.
Disyahkan sidang PPKI Tgl. 18 Agustus 1945
Dimuat dan disiarkan dalam Berita Republik Indonesia Tahun ke
II No. 7 tanggal 15 Pebruari 1946.
Diamandemen oleh MPR dalam SI 1999,2000,2001,2002
Padaperubahan(amandemen)ditambahPasal6A,7ABC,18AB,20A,
22ABCDE, 23ABCDEFG, 24ABC, 28A s/d J, 36ABC, ditambah BAB
VIIA,B,VIIIA,IXA,XA,dan BAB IV dihapus. Sedangkan : 3 Pasal, Aturan
Perlihan dirubah 3 Pasal, 2 Ayat Aturan Tambahan ---- dirubah 2 Pasal.
B. Sifat UUD 1945
1). Umum : aspek yg diatur oleh / dengan ketentuan didalam UUD harus
mencakup semua aspek kehidupan ketatanegaraan.
2). Luhur : melihat isi / materi UUD memuat cita-cita serta pandangan
hidup bangsa yang menjadi tujuan serta landasan negara.
3). Istimewa :
- Formil : pembentukan dan atau pembebannya dilakukan MPR
- Materiil isi UUD bersifat komplek, menjangkau seluruh kehidupan
bangsa
4). Kusus :
-Singkat / supel, flexibel :hanya memuat 37 pasal, 3 pasal aturan tambahan
dan 2 ayat aturan peralihan, cukup memuat aturan pokok.
- Luwes / kenyal : tetap menjamin kejelasan dan kepastian hukum,
Peraturan lebih lanjut sebagai penyelenggaraan aturan pokok dengan hukum
ditingkat yang lebih rendah, karena mudah membuat/ merubahnya.
C. Fungsi UUD 1945
17
3.
2.3
UNDANG
UNDANG
INDONESIATAHUN 1945
DASAR
NEGARA
REPUBLIK
PEMBUKAAN
(PREAMBUL)
Bahwa sesungguhnya Kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh
sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak
sesuai dengan peri-kemanusiaan dan peri-keadilan.
Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada
saat yang berbahagia dengan selamat sentausa mengantarkan rakyat
Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan Negara Indonesia, yang
merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.
Atas berkat rakhmat Allah Yang Maha Kuasa dan didorongkan oleh
keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat
Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya.
Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu Pemerintah Negara
Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah
darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum,mencerdaskan
kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka
disusunlah Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang
Undang Dasar Negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan
Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar
kepada Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab,
Persatuan Indonesia dan Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan
dalamPermusyawaratan/Perwakilan,
serta
dengan
mewujudkan suatu Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Perubahan Undang-undang Dasar
MPRberwenang mengubah dan menetapkan[Pasal 3 (1)***]
18
Setiap usul perubahan pasal-pasal UUD diajukan secara tertulis
dan ditunjukkan dengan jelas bagian yang diusulkan untuk diubah beserta
alasannya [Pasal 37 (2)****]
19
1.
MAKNA
ALINEA I
-DALIL OBYEKTIF
-PERNYATAA SUBYEKTIF
-LANDASAN POLITIK LN
ALINEA II
-KESINMABUNGAN
PERJUANGAN
KEMERDEKAAN
(MOMENTUM)
ALINEA III
-MOTIVASI SPIRITUAL
MOTIVASI
RIIL
MATERIAL
ALINEA IV
-TUJUAN NASIONAL
-PRINSIP DASAR
SUMBER MOTIVASI,ASPIRASI
CITA-CITA HUKUM, CITA-CITA HUKUM
NILAI-NILAIUNIVERSAL, LESTARI
2. Makna Alinea-Alinea Dalam Pembukaan UUD45
3. Pokok-pokok pikiran dalam pembukaan UUD45
4. Pokok pikiran persatuan
Keadilan social
Kedaulatan rakyat
Ketuhanan Y.M.E menurut dasar kemanusiaan yang adil dan
beradab
2.4 Hubungan Pembukaan Dengan Batang Tubuh UUD 1945
Pembukaan UUD 1945 mempunyai fungsi hubungan langsung
bersifat kausal organik dengan batang tubuh UUD 1945,karena dalam
pembukaan dijabarkan dalam pasal-pasal UUD 1945.
Pembukaan memuat dasar falsafat negara dan UUD merupakan
arti kesatuan nilai dan norma yang terpadu.
20
&
1.
2.
2.5
Mengikat
Isinya Norma-norma/Ketentua
Dasar
TERTULIS
Undang-undang dasar
Ditetapkan/disahkan
21
TIDAK TERTULIS
Timbul
dalam
pra
ketatanegaraan (Konvensi)
Tidak boleh bertentang de
UUD pelengkap UUD
KONVENSI
->Konvensi adalah Hukum dasar yang tidak tertulis yang timbul
dan terpelihara dalam praktek kenegaraan.
->Konvensi tidak boleh bertentangan dengan UUD 1945.
->Konvensi merupakan aturan pelengkap/mengisi kekosongan
yang timbul dari praktek kenegraan.
Contoh :
->Pidato kenegaraan setiap menjelang peringatan tanggal 17
Agustus didalam sidang Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)
>Pidato pertanggunjawaban presiden setiap akhir masa jabatannya
>Pidato Presiden setiap Awal penetapan tahun anggaran
baru/RAPBN.pada bulan Januari.
KONSTITUSI
Konstitusi adalah semua ketentuan-ketentua yang mengatur
ketatanegaraan suatu negara.
Undang-undang dasar adalah suatu undang-undang yang tertulis
yang merupakan dasar pokok dari pada ketatanegaraan suatu
negara.
Pengertian Konstitusi :
Lebih luas dari pada UUD atau
Sama dengan pengertian UUD
UUD hanya meliputi konstitusi tertulis selain itu terdapat
konstitusi tidak tertulis yang tidak tercakup dalam UUD
BAB 3
KEKUASAAN PEMERINTAHAN NEGARA
3.1
22
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
23
(3)***] ;
24
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
25
8.
3.3
Pemerintahan Daerah
26
27
3.4
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
28
3.5
Wewenang
1. Dapat mengajukan RUU tertentu [Pasal 22D (1)***] ;
2. Ikut membahas RUU tertentu [Pasal 22D (2)***] ;
3. Memberikan pertimbangan atas RUU yang berkaitan dengan
pajak, pendidikan, agama, dan RAPBN [Pasal 22D (2)***] ;
1. Memberikan pertimbangan kepada DPR dalam pemilihan anggota
BPK [Pasal 23F(1)***] ;
29
2.
3.6
30
31
3.6
1.
Mahkamah Agung
Hakim agung harus memiliki integritas dan kepribadian yang
tidak tercela, adil, profesional, dan berpengalaman di bidang
hokum[Pasal 24A (2)***]
32
Anggota
Komisi
Yudisial
harus
mempunyai
pengetahuan dan pengalaman di bidang hukum serta
memiliki integritas dan kepribadian yang tidak
tercela[Pasal 24B (2)***]
Warga negara ialah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orangorang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai
wrga negara[Pasal 26 (1)]
33
BAB 4
PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, PEREKONOMIAN DAN
KEAMANAN NEGARA
4.1
Pertahanan dan Keamanan Negara
Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha
pertahanan dan keamanan negara[Pasal 30 (1)**]
34
Negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurangkurangnya 20% dari APBN dan APBD untuk memenuhi
kebutuhan penyelenggaraanpendidikan nasional [Pasal 31
(4)****]
4.3
Perekonomian Nasional dan Kesejahteraan Sosial
35
4.4
4.5
36
37
38
b.Pengembangan Hukum.
Mengembangkan budaya hukum dengan maksud
terciptanya ketentraman, ketertiban,dan tegaknya
supremasi hukum yang berintikan kejujuran ,kebenaran dan
keadilan.
c. Pengembangan HAM.
Untuk meningkatkan dan memantapkan
menempatkan manusia pada keluhuran
harkat
dan martabatnya, baik selaku makluk pribadi maupun sebagai
makluk sosial, berdasarkan nilai agama dan keluhuran nilai
budaya bangsa.
Pelaksanaan HAM melalui penegakan hukum dan
peningkatan kesadaran hukum bagi seluruh masyarakat
kampus.
4.6
a.
b.
c.
d.
e.
f.
39
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
BAB 5
LANDASAN PENDIDIKAN PANCASILA
5.1
Peninjauaan Pancasila
A. Pancasila ditinjau dari Landasan Historis
Bangsa Indonesia terbentuk melalui suatu proses yang cukup
panjang sejak kerj. Kutai, Sriwijaya, Majapahit sampai datangnya
bangsa lain yang menjajah Indonesia. Selama ratusan tahun
bangsa Indonesia berjuang menemukan jatidirinya,yang
40
41
42
43
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
BAB 6
SEJARAH PERJUANGAN BANGSA INDONESIA
44
6.1
45
Kebangkitan Nasional
Pergerakan Nasional Budi Utomo (20 Mei 1908)
Bergerak dibidang pendidikan dan pengajaran melalui program
mengusahakan perbaikan pendidikan dan pengajaran.
6.3
Masa 1945-1950 ( Revolusi Fisik)
Masa bangsa Indonesia merebut memperbaiki kekuasaan terhadap penjajah.
46
b)
c)
d)
6.4
Tahun 1950-1959 (Masa Survival)
Pada masa ini kita mempertahankan negara kesatuan RI dari pemberontakan
yang terjadi seperti:
47
5.
17 Desember 1941
Meletus perang fasitik, sekutu dikalahkan oleh Jepang dengan
membom Pearl Harbour sehingga daerah-daerah jajahan sekutu (AS,
Inggris,Belanda) di fasifik dikursi o/ Jepang, termasuk Indonesia.
8 Maret 1942
Jepang masuk ke Indonesia , setelah itu Jepang tahu apa yang menjadi
keinginan bangsa Indonesia adalah kemerdekaan bangsa dan tanah air.
28 Mei 1945
Untuk memenuhi janjinya, pemerintah Jepang membentuk suatu badan
yang dinamakan Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia (BPUPKI) / dokumen Ritzu Junbi Choosakai, yang bertugas
menyelidiki segala sesuatu mengenai persiapan kemerdekaan Indonesia
demi membentuk panitian kerja.
I. Panitia 9 Sebagai Perumus Naskah Rancangan Pembukaan UUD 1945
1. Ir. Soekarno (ketua)
2. Dr.M. Hatta
3. Mr. A.A. Maramis
4. Abikusno Tjokrosuyoso
5. Abdul Kohar Muzakhir
6. H. Agus Salim
48
Sistem adalah:
49
Ciri-ciri sistem:
1. Satu kesatuan bagian-bagian
2. Bagian-bagian tersebut merupakan fungsi sendiri-sendiri
3. Saling berhubung, saling ketergantungan
4. Kesemuanya dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan bersama
5. Terjadi dalam suatu lingkungan yang kompleks (Shore & Vioich
1974,122)
6. Susunan Pancasila adalah sistem hirarkhis dari keliam sila
Pancasila tersebut yang menunjukan satu rangkaian urutan yang
terttinggi (sebagai satu totalitas) dengan uraian sebagai berikut:
7.
Sila kesatuKe-Tuhanan Yang Maha Esa adalah
menunjukan rangkaian tingkat baik dalam luas dan isi sifatnya.
Meliputi dan menjiwai Sila kedua, ketiga, keempat dan kelima.
8. Sila kedua Kemanusiaan yang adil dan beradab diliputi dan
dijiwai sila kesatu, meliputi dan menjiwai sila ketiga, keempat
dan kelima.
9. Sila Ketiga Persatuan Indonesia diliputi dan dijiwai sila kesatu
dan kedua, meliputi dan menjiwai sila keemat dan kelima.
10. Sila Keempat Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan diliputi dan
dijiwai sila kesatu, kedua, ketiga, meliputi dan menjiwai sila
kelima.
11. Sila Kelima Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia,
diliputi dan dijiwai sila kesatu, kedua, ketiga, dan keempat.
Kesimpulan
Antara sila yang satu dengan sila lainnya saling berhubungan atau
senantiasa dikualifikasikan oleh sila-sila yang lainnya,
berhubungan erat sehingga membentuk suatu struktur yang
menyeluruh.
50
BAB 7
NEGARA DAN BANGSA
51
Unsur Konstitutif;
Unsur dasar negara yang bersifat kontitutif meliputi; wilayah udara, darat,
laut, dan perasaan rakyat atau masyarakat dan pemerintahan yang berdaulat
Unsur Deklaratif;
Unsur negara yang bersifat deklaratif meliputi unsur dasar konstitutif dan
adanya tujuan negara serta pengkuan dari negaralain, secara de jure dan de
facto
Tujuan Negara
52
53
Bahasa daerah
Agama
Pendidikan
Pemukiman
Pekerjaan
Agama Islam
Agama Islam masuk ke Indonesia secara damai pada saat
kebanyakan masyarakat beragama hindu dan budha. Masuknya
agama Islam tidakmelalui peperangan, penduduk dengan suka rela
memeluk agama islam karena agama Islam tidak membedakan
kedudukan lapisan dan golongan dalam masyarakat.
54
kepada orang yang berada di sekitar tempat perdagangan rempahrempah, umumnya di Maluku, dan kemudian meluas ke segala
pelosok di tanah air.
Agama Kristen Katolik
Agama Kristen Katolik disebarkan pertama kali di Indonesia oleh
imam-imam Katolik agama ini diperkenalkan kepada penduduk
asli dengan cara damai dengan penuh cinta kasih. Seorang imam
yang terkenal ialah Fransiscus Xaverius, yang telah banyak
memberikan waktu dan tenaganya bagi pekerjaan misi di
Indonesia.
Agama Hindu
Agama Hindu yang dikenal di Indonesia berasal dari India. Hindu
masuk ke Indonesia sekitar abad 4 M. Ini di buktikan oleh adanya
kerajaan Hindu yang pertama di Indonesia, yakni kerajaan yang
terletak di Kalimantan Timur.
Agama Budha
Disamping agama Hindu, berkembang pula agama Budha di
Indonesia. Seperti pada zaman Singasari, pada zaman Majapahit,
disamping agama Hindu, berkembang juga agama Budha. Antara
kedua agama itu tidak terdapat permusuhan bahkan raja sangat
senang dengan adanya penganut agama Hindu dan Budha yamg
hidup berdampingan secara damai. Keadaan itu merupakan salah
satu penyebab mengapa rakyat hidup dengan tentram..
1.5 Pengaruh
keragaman
terhadap
kehidupan
bermasyarakat, bernegara, dan kehidupa global.
beragama,
55
Semangat religius
Semangat nasionalisme
Semangat pluralisme
Semangat humanisme
56
kristalisasi pergumulan pemikiran dan perenungan manusia
mengenai jati dirinya, hampir sepanjang sejarah manusia.
BAB 8
NILAI FILOSOFIS PANCASILA
8.1 Nilai Filosofis SIla Ketuhanan Yang Maha Esa
57
Religi
58
Fungsi negara bagi religi adalah wadah bagi hidupnya agama-agama dan
kepercayaan setiap individu atau kelompok di negara ini.
3 (tiga) Model relasi (hubungan) antara negara dengan religi
59
60
1.
2.
3.
61
Tradisi Republikan
Negara Hukum
Lembaga Pemilu
Prinsip mayoritas
62
63
Pengertian Keadilan
Sebuah keadaan dimana seseorang atau semua orang mendapatkan hal apa
saja yang menjadi haknya. Atau bisa juga keadaan seseorang mendapatkan
bagian yang sama seperti yang diterima orang lain.
Keadilan individual
Keadaan keadilan ditentukan oleh kehendak baik seseorang memberi
sesuatu pada orang lain seturut hak atau prestasi mereka.
Keadilan sosial (masyarakat)
Berarti meletakan keadilan dalam struktur dan sistem masyarakat.Tindakan
adil seseorang tidak hanya tergantung dari kemauannya saja (tidak seperti
pada keadilan individual), tetapi ditentukan juga oleh unsur-unsur dalam
keseluruhan struktur itu beserta dinamikanya (struktur, pengawasan, media
dan standar sosial yang berlaku).Walaupun seseorang mau melaksanakan
keadilan, kondisi sosial bisa mencegahnya dan membuatnya tak bisa adil.
Kesadaran Budaya Terhadap Keadilan Social
BUDAYA FEODALISME
Berpola Patron-klien (kawula -gusti)
Keadilan yang berlaku aadalah keadilan individual
Kesadaran budaya : yang penting setiap orang tahu kedudukannya
dan kewajibannya dan apa yang harus dikerjakannya, serta
mengerti haknya.
Masalah keadilan sosialluput dari perhatian masyarakat. Keadilan
terjadi bilasetiap orang dari golongan manapun berkehendak baik,
berlaku adil terhadap sesamanya.
Di indonesia, masa kerajaan, penjajahan, Keadilan sosial tidak
disinggung-singgung, persoalan keadilan adalah bagaimana raja
memelihara rakyatnya dan bagagaimana rakyat berterimakasih
kepada raja.
BUDAYA INDUSTRIALISASI DAN KAPITALISME
Revolusi industri tidak semata pengembangan pengetahuan
praktis dan mekanis, revolusi industri juga menumbuhkan pola
baru dalam bidang ekonomi, pola hubungan kerja yang baru, pola
gaya hidup baru dan pola sosial yang baru.
Pola relasi sosial baru ditandai dengan munculnya kelas sosial
baru dari patron-klien menjadi pemilik modal-pekerja. Kelas
sosial baru tumbuh (kelas buruh industri), disamping para pemilik
modal.
Ketidak adilan sosial terjadi. Kemiskinan kelas sosial buruh
industri bukan karena faktor alamiah, tetapi karena sistem kerja
kapitalistik.
64
Perubahan
semakin
sulit
karena
para
penguasa
modal/perekonomian baru ini ternyata ikut ambil bagian dalam
usaha menegakan stabilitas politik di negara-negara berkembang
ini.
Dalam posisi ini, para elit politik dan ekonomi sering memperoleh
keuntungan, demi terjaganya situasi yang menguntungkan bagi
para investor agar mereka tidak lari.
KEMISKINAN STRUKTURAL
adalah bentuk kemiskinan yang bukan disebabkan oleh faktor
alamiah seperti faktor alam, pendidikan atau karakter manusia. Kemiskinan
65
lebih disebabkan oleh produk langsun atau tak langsung dari sebuah struktur
di bidang politik, ekonomi dan budaya.
Misalnya: kekuasaan golongan elit ya sosial yang sewenangwenang; urbanisasi; penanaman modal besar yang tidak menciptakan
lapangan kerja; sistem pertanian modern yang tidak menguntungkan petani
kecil.
MASALAH BUDAYA
Masalah keadilan sosial dari sudut budaya berkaitan dengan pola
gaya hidup yang berkembang di Indonesia. Gaya hidup yang berakar dari
pola feodal berhadapan dengan pola modern yang mengutamakan
kepentingan individu, kebebasan, supremasi ilmu pengetahuan dan
teknologi.Terjadi ketimpangan sosial, karena yang diuntungkan adalah
golongan patron, baik melalui penanaman modal maupun akibat
kolonialisme. Demokrasi yang dibawa oleh pola modernisasi gaya kapitalis
tidak merubah mentalitas rata-rata masyarakat karena kuatnya pola patronklien yang tidak demokratis pada budaya feodal.
MASALAH PERTANIAN
Petani kecil yang ingin meningkatkan daya beli tidak mampu
memenuhi standar penanaman pangan.Sementara petani kaya cenderung
beralih ke tanaman yang lebih menguntungkan.
66
PEMBANGUNAN NASIONAL
Pembangunan adalah masalah kemanusiaan.Pembangunan tidak
hanya me mbangun kondisi di sekitar manusia.Pembangunan berkaitan
dengan manusianya sendiri.Jika kehidupan konkrit manusia diabaikan,
pembangunan menjadi tidak manusiawi.
67
DAFTAR PUSTAKA
Apriyanti dkk. 2014. Pluralisme Dalam Sila Ketuhanan Yang Maha Esa.
Banjarbaru.
Salim Agus. 2012. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan.
Banjarbaru.
Salim Agus. 2013. Pendidikan Pancasila. Banjarbaru.
Salim Agus. 2013. Pendidikan dan Kewarganegaraan/PPKN.
Banjarbaru.
Salim Agus. 2014. Landasan dan Tujuan Pendidikan Pancasila.
Banjarbaru.
Salim Agus. 2014. Pendidikan Pancasila. Banjarbaru.
Salim Agus dan Tim Unlam Banjarmasin. 2014. Pendahuluan. Banjarbaru.
.
68