Anda di halaman 1dari 68

BAB 1

PENDIDIKAN PANCASILA
1.1

Landasan Pendidikan Pancasila


1.
Landasan Historis
2.
Landasan Kultural
3.
Landasan Yuridis
4.
Landasan Filosofis
1.

Landasan Hitoris

Secara historis, nilai-nilai Pancasila telah dimiliki dan dilaksanakan oleh


bangsa Indonesia sejak dahulu kala. Seperti pengakuan terhadap adanya
Tuhan, sikap tolong menolong, gotong royong, musyawarah
mufakat,menghormati persatuan dan kesatuan adanya beberapa kerajaan
besar (Sriwijaya, Majapahit).
2.

Landasan Kultural

a)

Nilai nilai Pancasila digali dari budaya dan peradapan bangsa


Indonesia yang telah berurat, berakar dalam sejarah perjuangan
bangsa Indonesia
Nilai-nilai itu sebagai buah pikiran dan gagasan dasar bangsa
Indonesia tentang kehidupan yang dianggap baik
Tata nilai kehidupan sosial dan tata nilai kehidupan kerohanian
sebagai budaya dan peradapan bangsa yang memberi corak, watak
dan ciri masyarakat dan bangsa Indonesia yang membedakan
dengan bangsa lain

b)
c)

3.

Landasan Yuridis

a)
b)
c)

Pembukaan UUD 1945 alinea IV


UUD 1945 pasal 31 ayat 1 dan 2 (Amandemen)
Kep. Dirjen Depdiknas No.38/Dikti/Kep/2002 tentang Ramburambu pelaksanaan mata kuliah pengembangan kepribadian di
Perguruan Tinggi
UU No20 tahun 2003 ttg SISDIKNAS. Pendidikan Nasional
adalah pendidikan yang berakar pada kebudayaan bangsa
Indonesia dan berdasakan pancasila dan UUD 1945

d)

4.

Landasan Filosofis

Ir. Soekarno ( 1 Juni 1945).


Pancasila adalah hasil perenungan jiwa yang mendalam.sedangkan*
Renungan isi jiwa yang mendalam itu adalah Falsafah. Pancasila itu
adalah isi jiwa bangsa Indonesia. Kalau filsafat bangsa itu adalah isi jiwa
(sesuatu) bangsa, maka filsafat Pancasila itu adalah filsafat bangsa
Indonesia.
1.2
A.

B.

Tujuan Pendidikan Pancasila


Tujuan Nasional.
Dalam Alinea IV Pembukaan UUD 1945 :
Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia.
Memajukan kesejahteraan umum
Mencerdaskan kehidupan bangsa
Ikut serta melaksanakan ketertiban dunia
Tujuan Pendidikan Nasional.
UU No. 2/1989 jo UU No.20/2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional.
Pendidikan Nasional untuk meningkatkan kualitas manuisa
Indonesia yaitu Manusia yang bertaqwa terhadap Tuhan YME,
Berbudi pekerti luhur, Berkepribadian mandiri, Maju, tangguh,
cerdas, kreatif, trampil, berdisiplin, beretos Kerja profesional,
bertangungjawab, dan produktif serta Sehat jasmani dan rohani.
Pendidikan Nasional harus menumbuhkan(sikap, mental/karakter
bangsa): Jiwa patriotik dan mempertebal rasa cinta tanah air,
Meningkatkan semangat kebangsaan dan Kesetiakawanan sosial
serta Kesadaran pada sejarah bangsa dan Sikap menghargai jasa
para pahlawan serta Berorientasi ke masa depan.

C.

Tujuan Pendidikan Pancasila.


Tujuan Nasional


Dalam Pembukaan UUD 1945 alinea keempat,
menyatakan:
melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tum-pah
darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa dam ikut melaksanakan
ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdama-ian
abadi dan keadilan sosial

Pelaksanaannya mengacu pada kepribadian bangsa dan


nilai-nilai luhur yang universal untuk mewujudkan kehidupan
bangsa yang berdaulat, mandiri, berkeadilan, sejahtera, maju, dan
kukuh kekuatan moral dan etikanya.
Tujuan Pendidikan Nasional
Hal di atas sesuai dengan UUD 1945 pasal 31 ayat 3:
Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu
sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan
dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan
undang-undang.

Dalam rangka pelaksanaan pembangunan nasional dan


pengamalan Pancasila di bidang pendidikan, maka
pendidikan nasional mengusahakan:
1. Pembentukan manusia Pancasila sebagai manusia
pembangunan yang tinggi kualitasnya dan mampu mandiri
Pemberian dukungan bagi perkembangan masyarakat,
bangsa, dan negara Indonesia yang terwujud dalam
ketahanan nasional yang tangguh (mampu menangkal setiap
ajaran, paham, dan ideologi yang bertentangan dengan
Pancasila)
Tujuan Pendidikan Paancasila
Pendidikan Pancasila mengarahkan perhatian pada moral
yang diharapkan diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari,
yaitu:
1. Perilaku yang memancarkan iman dan takwa terhadap
Tuhan Yang Maha Esa;
2. Perilaku yang bersifat kemanusiaan yang adil beradab;
3. Perilaku kebudayaan, dan
4. Beraneka kepentingan perilaku yang mendukung
kerakyatan yang mengutamakan kepentingan bersama di atas
kepentingan perorangan dan golongan.
SK Dirjen Dikti No39th2002 Pendidikan Pancasila diharapkan
dapat :

a.
b.
c.
d.

Mengantarkan mahasiswa memiliki kemampuan untuk


mengambil sikap bertanggungjawab sesuai dengan nuraninya
Mengantarkan mahasiswa memiliki kemampuan untuk
mengenali masalah hidup dan kesejahteraan serta cara-cara
pemecahannya
Mengantarkan mahasiswa mampu mengenali perubahanperubahan dan perkembengan IPTEK dan Seni
Mengantarkan mahasiswa memiliki kemampuan untuk
memakai sejarah dan nilai-nilai budaya untuk menggalang
persatuan Indonesia.

Persoalan-Persoalan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia diantaranya:

Sila Pertama : Pluralisme kesediaan untuk menerima pluralitas


(agama, budaya, adat dan pandangan hidup)

Sila ke dua : Hak asasi manusia (manusia diperlakukan sesuai


dengan martabatnya.

Sila Ketiga
: Solidaritas bangsa, jiwa nasionalisme (bersatu,
senasip sepenanggungan)

Sila keempat : Demokrasi (prinsip kedaulatan rakyat) + (Prinsip


perwakilan, prinsip mayoritas tidak menjadi diktator)

Sila Kelima
: keadilan sosial (norma paling dasar) Contoh,
ketidakadilan : kemiskinan, diskriminasi (ras, suku budaya,
perempuan)
1.3

Pancasila Dalam Konteks Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia

Perkembangan singkat kerajaan-kerajaan kuno di Indonesia:


1. Zaman Kerajaan Kutai.
2. Zaman Kerajaan Sriwijaya,berdirinya sekitar abad VII XII
(Th600-Th1400).
3. Zaman sebelum Kerajaan Majapait.( abad VII- abad XI)
4. Zaman Kerjaan Majapahit, berdirinya sekitar abad XIII XVI(Th1293-Th1520)
Perjuangan melawan penjajahan:
1. Perjuangan sebelum abad XX.
2. Kebangkitan Nasional (1908-1945)
1.4

Proklamasi 17 Agustus 1945

Makna proklamasi bagi bangsa Indonesia


1. Dalam arti politis
2. Dalam arti yuridis

Pembacaan teks proklmsi jam10.00(pernyataan berdirinya


RI)
Merupakan puncak perjuangan bangsa Indonesia dalam
rangka memperjuangkan kedaulatan bangsa.
Berdirinya NKRI dan berlakunya hukum Nasional sbg
Sarana mencapai tujuan nasional.
Ikut membentuk dunia baru yang damai dan abadi

Pancasila dalam Pemukaan UUD 1945


Dalam pembukaan UUD45 pada alinea ke empat tercantum
Pancasilayang di syahkan pada tgl 18 Agustus 1945 oleh sidang PPKI
dengan rumusan:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kemanusiaan yang adil dan berada
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dlm
permusyawaratan/perwakilan
5. Keadilan Sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia
*Pancasila pada masa Orde baru
- Ditandai dengan Hari kesaktian Pancasila dan Tritura ( bubarkan PKI dan
ormas-ormasnya; pembersihan kabinet dr unsur2 PKI; turunkan harga)
*Pancasila pada masa Reformasi
- Ditandai dengan turunnya Pres.Soeharto dari jabatanya.
1.5

Pancasila Sebagai Sistem Filsafat


Pengertian Sistem

Yang dimaksud sistem adalah suatu kesatuan bagian-bagian yang


saling berhubungan,saling bekerjasama untuk satu tujuan tertentu dan
secarakeseluruhan merupakan suatu kesatuan yang utuh.
Inti Pengertian Filsafat
Berfilsafat artinya Berpikir secara mendalam
dan dengan sungguh-sungguh tentang hakikat segala sesuatu yang
dilakukan atas dorongan kehendak yang baik berdasarkan putusan akal yang
benar sesuai rasa kemanusiaan.

Pancasila sbg suatu sistem filsafat

Sistem filsafat adalah ajaran yang bulat tentang berbagai segi


kehidupanyang mendasar. Suatu sistem filsafat paling sedikit mengajarkan
hakikat realitas, filsafat hidup,dan tata nilai(etika).
Cara Berfikir Filsafat
Menurut Sidi Gazalba dalam Filsafat Sunoto(1985) ciri-ciri berpikir filsafati
adalah:
a. Radikal(berpikir mendasar sampai keakarnya).
b. Sistematik(berpikir logis bergerak selangkah demi selangkah).
c. Universal(berpikir secara umum/ keseluruhan).
Menurut A.Gunawan Setiardjo(1993) cara berpikir kefilsafatan :
a. Koheren(masing-masing tidak bertolak belakang+melengkapi).
b. Menyeluruh/Komprehensif(mencakup secara keseluruhan).
c. Mendasar/ Radikal(berpikir mendasar sampai keakarnya).
d. Sistematik(Menunjukan tataurut yg berurutan tdk bertentangan).
e. Konseptual(Hasil generalisasi dan abstraksi dari pengalaman2).
f. Bertanggung Jawab(Hasil pemikiran yang bertanggung jawab).

Pengertian Pancasila secara Filsafat

1. Aspek Ontologis
Ontologis berasal dari bahasa Yunani asal kata onto berarti
sesuatu yang sungguhsungguh ada atau kenyataan yang sesungguhnya
dan logos berarti ilmu atau teori atau studi tentang sesuatu. Dari aspek
ontologi, Pancasila meliputi persoalan-persoalan tentang pembuktian
keberadaan Pancasila melalui asal-usul terjadinya, apa landasannya baik
moral maupun yuridis.
2. Aspek Epistemologis
Kata Epistemologis berasal dari bahasa Yunani episteme berarti
pengetahuan atau kebenaran dan logos artinya ilmu atau teori, dengan
demikian epistemologis berarti ilmu pengetahuan yang benar.Aspek
epistemologi dalam Pancasila terletak pada keabsahan Pancasila sebagai
ilmu yang dapat dipertanggung jawabkan.
3. Aspek Aksiologi
Kata aksiologi berasal dari axios yang berarti nilai dan logos berarti ilmu
atau teori, jadi Aksiologi adalah teori tentang nilai,atau membahas tentang
nilai, juga disebut filsafat nilai.
Berbagai batasan tentang nilai banyak dikemukakan oleh para ahli. Secara
garis besar sebagian para ahli mengemukakan nilai adalah sesuatu yang
berharga, berguna, baik, benar, dan indah(B4,i). Mempunyai nilai artinya

mempunyai kwalitas yang dapat menyebabkan seseorang bersikap


menyetujui.
Dalam Pancasila, terkandung implikasi moral yang terdapat dalam substansi
Pancasila sebagai suatu nilai, terkandung mulai sila pertama hingga sila
kelima yang merupakan cita-cita, harapan, dan dambaan bangsa Indonesia
yang akan diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari.
1.6

Pancasila sebagai etika

Etika (Ethics)dapat diartikan sebagai berikut :

Merupakan dasar moral yaitu nilai-nilai tentang apa yang baik dan
apa yang buruk, dan berkaitan dengan hak dan kewajiban.

Sebagai pedoman perilaku, sikap atau tindakan yang diterima dan


diakui sehubungan dengan kegiatan manusia atau kelompok tertentu.

Merupakan persoalan pendidikan, memberikan contoh yang benar


dan pelayanan untuk mempraktekan perilaku moral dengan dialog yang
jujur. Dengan ini etika merupakan proses pembelajaran mengenai benar dan
salah dan kemudian melakukan hal yang benar.
Pancasila sebagai etika karena mengandung ajaran yb hrs
dipertagung jawakan dlm sikap dan tindakanyg terkait dengan
nilai,moral,norma. Pengertian Nilai, Moral dan Norma.
Etika khusu adalah membahas prinsip dalam hubungannya
dengan
berbagai aspek kehidupan manusia
a. Etika individual : kewajiban pd diri sendiri
b. Etika Sosial
: Kewajiban manusia dgn manusia lain.
Etika berkaitan dengan predikat nilai :- Susila tidak susila( Baik
buruk). Etika berkaitan dgn dasar-dasar filosofis yaitu etika dalam
hubungannya dengan tingkah laku manusia
Norma Hukum ialah peraturan2 yang timbul dibuat oleh penguasa negara.
Moral
- Seluruh kaidah kesusilaan dan kebiasaan yang berlaku pada kelompok
tertentu.
- Ajaran kesusilaan, tentang asas dan kaidah kesusilaan yg sistematis
didalam etika, Filsafat moral dan teologi moral
- Ajaran tentang hal yg baik dan buruk yg menyangkut tingkah laku dan
perbuatan manusia
Norma
Peraturan hidup yg mempengaruhi tingkah laku manusia didalam
masyarakat sbb:
a. Norma Agama ialah peraturan hidup yg diterima sbg perintah2 larangan2
anjuran2 yang berasal dari Tuhan.

b. Norma Kesusilaan ialah peraturan2 hidup yang dianggap sbg suara hati
sanubari manusia( insan- kamil).
c. Norma Kesopanan ialah peraturan2 hidup yang timbul dari pergaulan
segolongan manusia.
Etika Politik berdasarkan prinsip-prinsip etika penegakan dalam
kehidupan berpolitik yang mencakup : legitimasi negara, hukum, kekuasaan
dan penilaian terhadap legitimasi tersebut.
Nilai-nilai Pancasila sebagai sumber Etika Politik
Bahwa pelaksanaan/penyelenggara negara yang berdasarkan etika
politik.Menuntut agar kekuasaan dalam negara di jalankan berdasarkan :
a. Asas legalitas (legitimasi hukum),yaitu sesuai dengan hukum yang
berlaku
b. Disahkan dan dijalankan secara demokrasi( lagitimasi demokrasi )
c. Dilaksanakan berdsarkan prinsip-prinsip moral (legitimasi moral )
Etika politik harus dilaksanakan baik oleh individu maupun dalam
penyelengaraan negara/pemerintahan ( pejabat eksekutif, legislatif, dan
yudikatif)
Nilai
Sesuatu yang berharga/penting
Sifat Nilai
Nilai bersifat imanen dan subjektif
Artinya nilai yang dihayati berkaitan dengan keselarasan suatu sikap batin
Nilai bersifat universal dan objektif
Artinya nilai tersebut dapat dijelaskan dengan alasan yang masuk akal
mengapa suatu nilai yang dicita-citakan oleh pribadi tertentu penting bagi
hidup semua orang sejauh mereka manusia, karena itu nilai ini patut dikejar
oleh semua orang.
Sanksi
Hukuman atau Penghargaan yang diberikan untuk ketepatan pelaksanaan
norma.
Sanksi bisa berupa :
1.
reward
2.
punishment
1.7

Nilai Dasar Instrumental dan Nilai Praksis

Tata nilai dalam kehidupan bernegara.


Nilai dasar adalah asas-asas yang diterima sebagai dalil
banyak sedikitnya mutlak,dan tidak dipertanyakan lagi.

yangbersifat

Nilai Instrumental adalah Pelaksanaan umum dari nilai dasar, biasanya


dalam wujud norma sosial atau wujud norma
hukum yang
terkristalisasi dlm lembaga lembaga, sifatnya dinamis dan kontekstual
yaitu sesuai dengan kebutuhan tempat dan waktu, juga merupakan semacam
tafsir positif terhadap nilai dasar yang bersifat umum tersebut.
Nilai Praksis adalah Nilai yang sesungguhnya dilaksanakan dalam
kenyataan, seyogianya sama semangatnya dengan nilai dasar dan nilai
instrumental.
1.8
Pancasila Sebagai Nilai Dasar Fundamental Bagi Bangsa dan
Negara
Sebagai falsafah hidup mengandung nilai-nilai yg sistematis, fundamentali
dan menyeluruh.Sila-sila Pancasila merupakan suatu kesatuan yg bulat dan
utuh, hirarki dan Sistematis.Kelima sila memilki esensi serta makna yg
utuh.Setiap aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara harus
berdasar nilai Pancasila.

Nilai obyektif.
a. Bersifat umum, universal dan abstrak.
b. Nilai Pancasila tetap ada sepanjang masa
c. Pancasila dalam pembukaan UUD45 sebagai pokok
kaidah fundamental merupakan Sumber hukum positif
sebagai tertib hukum tertinggi

Nilai Subyektif.
a. Hasil pemikiran kritis, refleksi filosofis bangsa
Indonesia
b. Pandangan hidup bangsa, jati diri bangsa sebagai
sumber nilai kebenaran, kebaikan, keadilan diwujudkan
sesuai hati nurani karena bersyumber pada kepribadian
bangsa
1.9

Inti Isi Sila-2 Pancasila Sebagai Filsafat

*Sila Ketuhanan Yang Maha Esa:


Menjiwai semua sila lainya; Pengejawantahan tujuan manusia
sebagai makluk Tuhan YME; Segala hal yang berkaitan dengan
penyelenggaraan negara, moral negara, moral penyelenggara negara;
Pol.Neg, pemerintahan negara, hukum,peraturan perUUnegara, kebebasan
&HAM warga negara dijiwai Ketuhanan.
*Sila Kemanusiaan yang adil dan beradap:
Nilai kemanusiaan bersumber dasar fisolofis antropologi; Nilai yang
menjunjung tinggi harkat,martabat manusia sbg makluk yg beradap; Hak
kodrati manusia/hak dasar(ham); .

Nilai kesadaran sikap moral dan tingkah laku manusia didasarkan potensi
murni manusia; Nilai kemanusiaan sbg makluk yg berbudaya,bermoral dan
beragama,
Nilai
manusia
harus
adil
thd
diri
sendiri,lingkungan,masy,bangsa&negara; Menghargai kesamaan atas hak
dan derajat tanpa membedakan SARA;Nilai tenggang rasa,saling mencintai
sesama manusia,tidak semena-mena.
*Sila Persatuan Indonesia:
Penjelmaan sifat kodrati man yg mono dualis,sbg makluk individu&sosial;
Negara merupakan suatu persekutuan hidup bersama antar SARA; Pengikat
Indonesia Bhineka Tunggal Eka; Mengatasi segala kesalah fahaman
SARA memberi wahana atas tercapainya harkat&martabat manusia;
memanfaatkan potensi negara secara bersama dalam kehidupan
berbangsa&bernegara.
*Sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dlm
permusyawaratan/ perwakilan :
Mewujudkan harkat&martabat manusia dlm suatu wil negara; Rakyat asal
mula kekuasaan neg; Negara adalah sbg penjilmaan sifat kodrati manusia
sbg makluk individu&makluk sosial; Musyawarah&mufakat digunakan sbg
nilai demokrasi di Indonesia.
*Sila Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia:
Terkandung nilai2tujuan negara; Keadilan dlm hubungan diri sendiri dan
dengan
manusia
lainya;
Keadialan
antara
negara
dan
warganya(distributif,legal, kumulatif)
1.10

HAM Menurut Nilai-nilai Pancasila

1.11

Kebebasan dasar dan hak-hak dasar disebut HAM yang melekat


pada manusia secara kodrati sebagai anugerah Tuhan YME.
Dalam tiap-tiap sila dari Pancasila selalu terkandung makna
tentang HAM
HAM harus selalu menjadi titik tolak dan tujuan dalam
penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.
Hubungan negara dengan warga negara dalam kehidupan
penegakan HAM pada pembukaan UUD45 yang menjiwai
keseluruhan pasal dalam batang tubuh UUD45 terutama pasal 27
s/d pasal 34 dan Amandemen UUD45 tahun 2002 BAB XA pasal
28A s/d 28J tentang HAM
Pancasila Sebagai Ideologi

10

Ide : Gagasan, konsep, pengertian dasar, cita-cita. Logos: artinya


ilmu. Ideologi : Ilmu pengetahuan tentang ide-ide / ajaran tentang
pengertian-pengertian dasar.
-Ideologi pengertian umum : Kumpulan gagasan , ide-ide, keyakinankeyakinan,kepercayaan-kepercayaan yang menyeluruh dan sistematis yang
menyangkut dan mengatur tingkah laku sekelompok manusia tertentu dalam
pelbagi bidang kehidupan
Macam-macam ideologi:
1. Ideologi Leberlisme :
-Rasio diletakan pada nilai kebenara tertinggi
-Materialism meletakan materi sbg nilai tertinggi
-Pelopor : John Loch menyatakan bahwa manusia dilahirkan bebas
sempurna,sehingga tiap-tiap orang mempunyai keleluasaan berbuat.
-Kebebasan individu sbg nilai tertinggi dlm bermasyarakat
-Hubungan dengan Agama Sekulerisme(tidak ada hubunganya)
2. Ideologi Komunis(KarlMARX) : Reaksi dari perkembangan masy.
Kapitalism
-Filosofis materialism dialektis&historis kenyataan tertinggi adalah materi.
-Hak individu diganti milik kolektivif,dlm klas-klas(kapitalis& proletar)
-Disebut juga ideologi sosialisme,dg etika menghalalkan segala cara utk
kptingan klas
-Manusia merupakan hakekat menciptakan dirinya sendiri. Tidak mengenal
adanya Tuhan (Atheis), karena manusia diciptakan oleh diri sendiri
3. ideologi Pancasila :
-Berasal dari falsafah bangsa Indonesia,
-Merupakan sari dari budaya2 Bangsa.
-Berkembang dengan pola pikir integralistik.
-Dengan pendekatan : kesisteman,keseimbangan,keserasian, kekeluargaan,
koperasi dll.
-Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa
Pancasila Ideologi Terbuka
Memberi orientasi kedepan yaitu: Pancasila bersifat aktual,
dinamis, antisipatif dan senantiasa mampu menyesuaikan perkembangan
zaman. Pancasila adalah idiologi terbuka,berarti : Pancasila
harusdikembangkan secara kreatif dan dinamis untuk dapat menjawab
tantangan zaman yang terus berubah.
1. Ideologi tertutup
-Nilai &Cita-cita dari suatu kelompok orang
-Dibenarkan pengorbana yang dibebankan kepada masyarakat.

11

-Dituntut taat secara mutlak


2. Ideologi terbuka
-Nilai & cita-cita digali dari rohani, moral, budaya masyatakat
-Tidak dibenarkan pengorbanan kepada masyarakat.
-Berdasarkan hati nurani, tanggungjawab hak-hak asasi
Secara Struktural Pancasila sebagai idiologi terbuka memiliki 3 (tiga)
dimensi yaitu :
1. Dimensi Idealistis, yaitu nilai-nilai dasar yang terkandung dalam
Pancasila bersifat sistematis, nasional dan menyeluruh, dimana
hal ini terkandung dalam hakikat nilai-nilai Pancasila yaitu
ketuhanan, kemanusian, persatuan,kerakyatan dan keadila sosial.
Nilai-nilai Pancasila yang hakikatnya bersumber pada filsafat
nilai filosofis.
2. DimensiNormatif, yaitu nilai-nilai yang terkandung
dalamPancasila perlu dijabarkan norma, sebagaimana terkandung
dalam norma kenegaraan. Dalam hal ini Pancasila terkandung
dalam Pembukaan UUD 45 yang merupakan norma tertib hukum
tertinggi dalam ketatanegaraan Indonesia (Staatstumdamental
norm).
Pancasila sebagai idiologi yang dijabarkan kedalam langkah yang
operasional perlumemiliki norma yang jelas.
3. Dimensi Realistis, adalah sebagai idiologi yang harus mampu
mencerminkan realita hidup dan berkembang dalam masyarakat,
dan dijabarkan dalam kehidupan masyarakat secara konkrit baik
dalam kehidupan sehari-hari mupun dalam penyelenggaraan
negara
1.12

Pancasila Ideologi Bangsa dan Negara Indonesia


Ideologi Pancasila adalah Ideologi yang berasal dari falsafah
bangsa Indonesia, merupakan sari budaya dari budaya-budaya yang yang di
Indonesia
Ideologi Negara dalam arti cita-cita negara pada hakekatnya merupakan
asas kerohanian memiliki cir-ciri :
- Mempunyai derjat tertinggi sebagai nilai hidup kebangsaan dan
kenegaraan,
- Oleh karena itu mewujudkan asas kerohanian, pandanganhidup,pedoman
hidup, yang dipelihara,dikembangkan, diamalkan, dilestarikan kepada
generasi berikutnyadiperjuangkan dan dipertahankan dengan kesediaan
berkorban.
1.13
Pancasila Sebagai Dasar Negara
Kedudukan Pancasila sebagai Dasar Negara :

12

a-Sumber dari segala sumber hukum (sumber tertib hukum)


b-Meliputi suasana kebatinan UUD45.
c-Mewujudkan cita-cita hukum bagi hukum dasar negara
d-Mengandung norma yang harus diikuti oleh semua warga
negara dan pemerintah.
e-Merupakan sumber semangat bagi UUD45
1.14

Hubungan Negara Dengan Agama Menurut Pancasila


1.Negara berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Bangsa Indonesia adalah Bangsa yang berTuhan dan
melaksanakan ibadah sesuai agama/kepercayannya.
3. Manusia menurut kodratnya sebagai makluk Tuhan (tidak
Atheis/Sekuler).
4Tidak ada pertentangan bagi antar golongan
intern/antar

agama
5.Tidak memaksakan untuk memeluk kepada Agama tertentu.
6. Memberi toleransi dalam kehidupan beragama.
7. Pelaksanaan dan penyelenggaraan Negara harus sesuai nilainilai Ketuhanan Yang Maha Esa.
8. Negara pada hakekatnya berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa
Aktualisasi Pancasila 2 cara yaitu :
Secara obyektif yaitu aktualisasi Pancasila dalam berbagai bidang
kehidupan kenegaraan antara lain bidang politik, ekonomi, sosial budaya,
hukum, dengan penjabarannya kedalam undang-undang,menyangkut
kelembagaan yaituLembaga Eksekutif, Legislatif , Yudikatif serta
kelembagaan lainnya, termasuk kelompok supra dan infra struktur politik.
Secara Subyektif adalah aktualisasi Pancasila pada setiap individu
terutama dalam aspek moral yang kaitannya dengan negara dan masyarakat,
dalam hal ini warga biasa,pelajar,mahasiswa, aparat, penguasa,
pengusaha,intelektual dan lain-lainya.
1.15

Pancasila Dalam Konteks Ketatanegaraan RI


Pancasila sebagai dasar negara merupakan asas kerokanian,
sebagai sumber norma dan tertib hukum yang melamdasi berbagai kegiatan
penyelenggaraan pemerintahan dan rakyat dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara (POLEKSOSBUDHANKAM).
Konsekuens : Pemerintah dan warga negara dalam Ikatan hidupbernegara
harus tetap dalam jangkauan Pancasila sebagai dasar negara
Ini berarti: Pokok-poko pikiran muatan Pancasila merupakan alatukur untuk
menilai sejauh mana pemerintah dan warganegara sudah menjalankan tugas
dan kewajiban sesuaituntutan Pancasila. Negara Indonesia adalah negara
demokrasi berdasarkan atas Hukum.
Pancasila dalam konteks ketatanegaraan RI

13


Pancasila sebagai staat fundamental norm tercantum dalam alinea
IV Pembukaan UUD RI 1945. Pancasila sebagai filosofi negara.

Hubungan Pembukaan UUD RI 1945 dengan Batang Tubuh


UUD 1945 yang mempunyai fungsi hubungan langsung yang bersifat
kausal organis dengan batang tubuh UUD 1945, karena isi dalam
Pembukaan dijabarkan ke dalam pasal-pasal UUD1945.
Hubungan Pancasila Dengan Pembukaan UUD RI 1945

Secara formal yuridis Pancasila ditetapkan sebagai dasar filsafat


Negara RI. Pancasila berkedudukan sebagai norma dasar hukum positif,
yang terdapat dalam Pembukaan UUD 1945.

Secara material, Pancasila sebagai sumber tertib hukum Indonesia


dan sebagai pokok kaidah negara yang fundamental.
Demokrasi Indonesia dan penjabarannya menurut UUD 1945 dalam sistem
ketatanegaraan Indonesia

Sistem Pemerintahan Negara menurut UUD 1945(sistem


kekuassan

Asas Otonomi

Hubungan antar lembaga Negara


1.16

Pancasila Sebagai Pandangan Hidup Bangsa


Pandangan hidup suatu bangsa adalah : inti sari (kristalisasi) dan
nilai-nilai yang dimiliki bangsa tersebut, dan yang diyakini kebenarannya
berdasar pengalaman sejarah, serta yang telah menimbulkan tekad bangsa
tersebut untuk mewujudkannya dalam kehidupan sehari-hari.Guna
menentukan arah tujuan yang ingin dicapai oleh suatu bangsa dan negara,
diperlukan pandangan hidup suatu bangsa. Dengan pandangan hidup ini
suatu bangsa akan memandang persoalan yang akan dihadapinya dan
sebagai penentu arah serta cara untuk memecahkan persoalan tadi.
Pengalaman hidup suatu bangsa lahir dan diambil dari
pengalaman hidup dan sejarah bangsa tersebut. Didalamnya terkandung a.l;
a. Cita-cita bangsa.
b. Pikiran-pikiran yang mendalam,
c. Gagasan mengenai wujud kehidupan yang baik.
Nilai-nilai dalam Pancasila
Nilai : merupakan konsepsi abstak dalam dirimanusia mengenai
apa yang benar dan apa yang salah ( nilai kebenaran), apa yang indah dan
yang buruk (nilai estetis), apa yang religius dan apa yang tidak religius (
nilai agama), apa yang baik dan apa yang buruk (nilai moral atau
nilai etis ).
Menurut Prof.Notonegoro :
ada 3 kelompok nilai:

14

1.
Nilai material ; yaitu segala sesuatu yang berguna bagi umat
manusia
2.
Nilai vital; yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk
dapat mengadakan kegiatan dan aktivitas
3.
Nilai kerohanian; yaitu segala sesuatu yang berguna bagi rohani
manusia,terdiri dari:
- Nilai kebenaran yang bersumber kepada unsur akal, budi
manusia
- Nilai keindahan, yang bersumber pada unsur manusia
- Nilai religius,merupakan nilai Ketuhanan, kerohanian yang
tertinggi dan mutlak. Nilai religius ini bersumber pada kepercayaan dan
keyakinan manusia.
Nilai kebenaran/nilai moral, yang bersumber pada unsur
kehendak/kemauan manusia.
Dalam pelaksanaannya nilai-nilai tersebut dijabarkan dalam bentuk
norma/kaidah, seperti : norma agama dengan sanksi agama. Norma
kesusilaan dengan sanksi rasa susila, normasopan santun dengan sanksi
sosial, norma hukum dengan sanksi hukum dari pemerintah

Nilai pada hakikatnya adalah sifat atau kualitas yang melekat


pada suatu obyek.

Didalam
nilai terkandung cita-cita, harapan-harapan,dan
keharusan ( das Sollen).

Nilai diformulasikan kedalam norma.

Norma hukum sifatnya memaksa dan dapat dipaksakan.


1.17

Pancasila sebagai paradigma kehidupan dalam bermasyarakat,


berbangsa, dan bernegara

Paradigma adalah :
- sumber nilai, kerangka pikir, orientasi dasar, sumber asas, arah dan
tujuan dari suatu perkembangan, perubahan serta proses dalam suatu bidang
tertenru termasuk dalambidang pembangunan reformasi maupun dalam
bidang pendididkan.
- suatu asumsi-asumsi dasar dan asumsi-asumsi teoritis yang
umum( merupakan sumber nilai), sehingga merupakan suatu sumbersumber hukum.
- Dengan demikian Pancasila digunakan sebagai dasar dan sumber nilai
dan hukum dalam pembangunan serta reformasi (reformasi hukum, politik,
ekonomi).

15

BAB 2
UNDANG-UNDANG DASAR 1945
2.1
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Sistematika Hukum & Perundang-undangan RI


UUD 1945
KETETAPAN (TAP) MPR
UNDANG -UNDANG
PERPU
Peraturan Pemerintah
Keputusan Presiden
Keputusan Menteri.
Peraturan Daerah.

Hukum Dasar : Meliputi UUD tertulis maupun tidak tertulis.


UUD : Hukum dasar yang tertulis
Konvensi
: Hukum dasar yang tidak tertulis
UUD bagi suatu negara :
*Memberikan perlindungan HAM
*Pedoman bagi penyelenggaraan Negara
*Pedoman bagi warga negara, lembaga negara dan lembaga masyarakat
Kedudukan UUD 1945

Sebagai hukum dasar yang tertulis

Sebagai dasar sumber hukum

Sebagai norma yang mengikat ; lembaga pemerintahan.lembaga


masyarakat, warga negara.

Sebagai hukum yang menempati hirarkhi tertinggi dalam hukum


tertulis negara(UU No 10 Tahun 2004/UU No 12 / 2011 )

Sebagai alat pengotrol, pengecek terhadap produk hukum yang


lebih rendah.

UUD menurut sifat dan fungsinya adalah suatu naskah yang


memaparkan kerangka dan tugas-tugas pokok badan-badan pemerintahan
suatu negara dan menentukan pokok cara kerja badan-badan tersebut.
2.2

Proses Perumusan Undang-undang Dasar 1945


1. Dirancang dan diterima oleh : Badan Penyelidik usaha-usaha
persiaspan kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) tanggal 16 Juli
1945.
Panitia Kecil(7orang) sempurnakan naskah, sedangkan bahasanya
oleh panitia ahli bahasa Indonesia: 3 orang (Perancang UUD)
2. Disyahkan & ditetapkan Oleh :

16

Panitia persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI)


18 Agustus 1945 pukul 1.45.

pada tanggal

A. Pengertian Undang-undang
UUD 1945 adalah keseluruhan naskah terdiri dari :
1. Pembukaan 4 alinea
2. Batang Tubuh :
16 Bab, 37pasal, 4 Pasal aturan peralian dan 2ayat aturan tamb.
Disyahkan sidang PPKI Tgl. 18 Agustus 1945
Dimuat dan disiarkan dalam Berita Republik Indonesia Tahun ke
II No. 7 tanggal 15 Pebruari 1946.
Diamandemen oleh MPR dalam SI 1999,2000,2001,2002
Padaperubahan(amandemen)ditambahPasal6A,7ABC,18AB,20A,
22ABCDE, 23ABCDEFG, 24ABC, 28A s/d J, 36ABC, ditambah BAB
VIIA,B,VIIIA,IXA,XA,dan BAB IV dihapus. Sedangkan : 3 Pasal, Aturan
Perlihan dirubah 3 Pasal, 2 Ayat Aturan Tambahan ---- dirubah 2 Pasal.
B. Sifat UUD 1945
1). Umum : aspek yg diatur oleh / dengan ketentuan didalam UUD harus
mencakup semua aspek kehidupan ketatanegaraan.
2). Luhur : melihat isi / materi UUD memuat cita-cita serta pandangan
hidup bangsa yang menjadi tujuan serta landasan negara.
3). Istimewa :
- Formil : pembentukan dan atau pembebannya dilakukan MPR
- Materiil isi UUD bersifat komplek, menjangkau seluruh kehidupan
bangsa
4). Kusus :
-Singkat / supel, flexibel :hanya memuat 37 pasal, 3 pasal aturan tambahan
dan 2 ayat aturan peralihan, cukup memuat aturan pokok.
- Luwes / kenyal : tetap menjamin kejelasan dan kepastian hukum,
Peraturan lebih lanjut sebagai penyelenggaraan aturan pokok dengan hukum
ditingkat yang lebih rendah, karena mudah membuat/ merubahnya.
C. Fungsi UUD 1945

Sebagai Dasar Negara RI.

Sumber hukum dari segala sumber hukum yang berlaku


di Indonesia

Sebagai alat kontrol bagi peraturan/perundangundangan yang berada dibawahnya.


UUD berisi pembatasan kekuasaan dalam Negara, tampak dalam 3 hal :
1. Menjamin hak asasi manusia atau hak warga negara.
2. Memuat ketatanegaraan suatu negara yang bersifat mendasar.

17

3.
2.3

Mengatur tugas serta wewenang `dalam negara.


Bunyi dan Makna Undang-undang Dasar 1945

UNDANG

UNDANG
INDONESIATAHUN 1945

DASAR

NEGARA

REPUBLIK

PEMBUKAAN
(PREAMBUL)
Bahwa sesungguhnya Kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh
sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak
sesuai dengan peri-kemanusiaan dan peri-keadilan.
Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada
saat yang berbahagia dengan selamat sentausa mengantarkan rakyat
Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan Negara Indonesia, yang
merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.
Atas berkat rakhmat Allah Yang Maha Kuasa dan didorongkan oleh
keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat
Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya.
Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu Pemerintah Negara
Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah
darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum,mencerdaskan
kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka
disusunlah Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang
Undang Dasar Negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan
Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar
kepada Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab,
Persatuan Indonesia dan Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan
dalamPermusyawaratan/Perwakilan,
serta
dengan
mewujudkan suatu Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Perubahan Undang-undang Dasar
MPRberwenang mengubah dan menetapkan[Pasal 3 (1)***]

Usul perubahan pasal-pasal UUD dapat diagendakan dalamsidang


MPR apabila diajukan oleh sekurang-kurangnya 1/3 dari jumlah anggota
MPR [Pasal 37 (1)****]

18


Setiap usul perubahan pasal-pasal UUD diajukan secara tertulis
dan ditunjukkan dengan jelas bagian yang diusulkan untuk diubah beserta
alasannya [Pasal 37 (2)****]

Untuk mengubah pasal-pasal UUD, sidang MPR dihadiri oleh


sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah anggota MPR [Pasal 37 (3)****]

Putusan untuk mengubah pasal-pasal UUD dilakukan dengan


persetujuan sekurang-kurangnya 50% + 1 anggota dari seluruh anggota
MPR [Pasal 37 (4)***]

Khusus mengenai bentuk NKRI tidak dapat dilakukan perubahan


[Pasal 37 (5)****]
Aturan Peralihan
Pasal I
Segala peraturan perundang-undangan yang ada masih tetap berlaku selama
belum diadakan yang baru menurut Undang-Undang Dasar ini
****)
Pasal II
Semua lembaga negara yang ada masih tetap berfungsi sepanjang untuk
melaksanakan ketentuan Undang-Undang Dasar dan belum diadakan yang
baru menurut Undang-Undang Dasar ini ****)
Pasal III
Mahkamah Konstitusi dibentuk selambat-lambatnya pada 17 Agustus 2003
dan sebelum dibentuk segala kewenangannya dilakukan oleh Mahkamah
Agung ****)
ATURAN TAMBAHAN
Pasal I
Majelis Permusyawaratan Rakyat ditugasi untuk melakukan
peninjauanterhadap materi dan status hukum Ketetapan Majelis
PermusyawaratanRakyat
Sementara
dan
Ketetapan
Majelis
Permusyawaratan Rakyat untukdiambil putusan pada Sidang Majelis
Permusyawaratan Rakyat tahun2003****)
Pasal II
Dengan ditetapkannya perubahan Undang-Undang Dasar ini, UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 terdiri atas
Pembukaan dan pasal-pasal ****)

19

1.

Makna pembukaan UUD 1945 bagi perjuangan bangsa


ALINEA-ALINEA
PEMBUKAAN

MAKNA

ALINEA I

-DALIL OBYEKTIF
-PERNYATAA SUBYEKTIF
-LANDASAN POLITIK LN

ALINEA II

-KESINMABUNGAN
PERJUANGAN
KEMERDEKAAN
(MOMENTUM)

ALINEA III

-MOTIVASI SPIRITUAL
MOTIVASI
RIIL
MATERIAL

ALINEA IV

-TUJUAN NASIONAL
-PRINSIP DASAR

SUMBER MOTIVASI,ASPIRASI
CITA-CITA HUKUM, CITA-CITA HUKUM
NILAI-NILAIUNIVERSAL, LESTARI
2. Makna Alinea-Alinea Dalam Pembukaan UUD45
3. Pokok-pokok pikiran dalam pembukaan UUD45
4. Pokok pikiran persatuan
Keadilan social
Kedaulatan rakyat
Ketuhanan Y.M.E menurut dasar kemanusiaan yang adil dan
beradab
2.4 Hubungan Pembukaan Dengan Batang Tubuh UUD 1945
Pembukaan UUD 1945 mempunyai fungsi hubungan langsung
bersifat kausal organik dengan batang tubuh UUD 1945,karena dalam
pembukaan dijabarkan dalam pasal-pasal UUD 1945.
Pembukaan memuat dasar falsafat negara dan UUD merupakan
arti kesatuan nilai dan norma yang terpadu.

20

&

1.
2.

Hubungan masing-masing alenia dengan batangan tubuh UUD


45
Alinea 1,2,3, merupakan pernyataan yang tidak mempunyai
hubungan kausal organik dengan batang tubuh
Alinea 4 mempunyai hubungan kausal organik :
a. UUD ditentukan
b. Dalam UUD diatur tentang Pemeritahan Negara
c. Negera berbentuk Republik berkedaulatan Rakyat
d. Ditetapkannya dasar Kerohanian (Dasar falsafah Negara
Pancasila)

2.5

Hubungan Antara Pembukaan Dengan Pancasila


Dalam Pembukaan UUD45 secara formal yuridis Pancasila
ditetapkan sebagai dasar Filsafat Negara RI.
1. Hubungan secara formal :
a. Rumusan Pancasila dalam Alinea 4
b. Pembukaan UUD45 merupakan pokok kaidah fundamental.
c. Pembukaan UUD45 Intinya adalah Pancasila tidak tergantung pada
batang Tubuh.
d. Pancasila sebagai dasar kelangsungan hidup Negara di Proklamirkan
pada 17 Agustus 1945
e. Pancasila adalah inti Pembukaan UUD45 melekat pada kelangsungan
hidup Negera
2. Hubungan secara material.
Dalam pembukaan UUD 45 materi yang dibahas oleh BPUPKI pertama
adalah filsafat Pancasila-Pembukaan,tertib hukum Indonesia bersumber
pada Pancasila
PENGERTIAN HUKUM DASAR
HUKUM

Mengikat
Isinya Norma-norma/Ketentua

Dasar

Merupakan Sumber hukum


Alat Kontrol

TERTULIS

Undang-undang dasar
Ditetapkan/disahkan

21

TIDAK TERTULIS

Timbul
dalam
pra
ketatanegaraan (Konvensi)
Tidak boleh bertentang de
UUD pelengkap UUD

KONVENSI
->Konvensi adalah Hukum dasar yang tidak tertulis yang timbul
dan terpelihara dalam praktek kenegaraan.
->Konvensi tidak boleh bertentangan dengan UUD 1945.
->Konvensi merupakan aturan pelengkap/mengisi kekosongan
yang timbul dari praktek kenegraan.
Contoh :
->Pidato kenegaraan setiap menjelang peringatan tanggal 17
Agustus didalam sidang Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)
>Pidato pertanggunjawaban presiden setiap akhir masa jabatannya
>Pidato Presiden setiap Awal penetapan tahun anggaran
baru/RAPBN.pada bulan Januari.
KONSTITUSI
Konstitusi adalah semua ketentuan-ketentua yang mengatur
ketatanegaraan suatu negara.
Undang-undang dasar adalah suatu undang-undang yang tertulis
yang merupakan dasar pokok dari pada ketatanegaraan suatu
negara.
Pengertian Konstitusi :
Lebih luas dari pada UUD atau
Sama dengan pengertian UUD
UUD hanya meliputi konstitusi tertulis selain itu terdapat
konstitusi tidak tertulis yang tidak tercakup dalam UUD

BAB 3
KEKUASAAN PEMERINTAHAN NEGARA
3.1

Persyaratan Calon Presiden / Wakil Presiden

22

1.
2.
3.
4.
5.

6.
7.
8.
9.

WEWENANG, KEWAJIBAN, HAK


Antara lain :
Memegang kekuasaan pemerintahan menurut UUD [Pasal 4
(1)*] ;
Berhak mengajukan RUU kepada DPR [Pasal 5 (1)*] ;
Menetapkan peraturan pemerintah [Pasal 5 (2)*] ;
Memegang teguh UUD dan menjalankan segala UU dan
peraturannya dengan selurus-lurusnya serta berbakti kepada Nusa
dan Bangsa [Pasal 9 (1)*] ;
Memegang kekuasaan yang tertinggi atas AD, AL dan AU (Pasal
10) ;dng persetujuan DPR menyatakan perang, membuat
perdamaian dan perjanjian dengan negara lain [Pasal 11 (1)****]
;
Membuat perjanjian internasional lainnya..dengan persetujuan
DPR [Pasal 11 (2)***] ;
Menyatakan keadaan bahaya (Pasal 12) ;
Mengangkat duta dan konsul [Pasal 13 (1)]. Dalam mengangkat
duta, Presiden memperhatikan pertimbangan DPR [Pasal 13
(2)*] ;
Menerima penempatan duta negara lain dengan memperhatikan
pertimbangan DPR [Pasal 13 (3)*] ;

23

10. Memberi grasi dan rehabilitasi dengan memperhatikan


pertimbangan MA [Pasal 14 (1)*] ;
11. Memberi amnesti dan abolisi dengan memperhatikan
pertimbangan DPR [Pasal 14 (2)*] ;
12. Memberi gelar, tanda jasa, dan lain-lain tanda kehormatan yang
diatur dengan UU (Pasal 15)* ;
13. Membentuk suatu dewan pertimbangan yang bertugas
memberikan nasihat dan pertimbangan kepada Presiden (Pasal
16)**** ;
14. Tentang pengangkatan dan pemberhentian menteri-menteri [Pasal
17 (2)*] ;
15. Tentang pembahasan dan pemberian persetujuan atas RUU
bersama DPR [Pasal 20 (2)*] serta pengesahan RUU [Pasal 20
(4)*] ;
16. Tentang hak menetapkan peraturan pemerintah sebagai pengganti
UU dalam kegentingan yang memaksa [Pasal 22 (1}] ;
17. Tentang pengajuan RUU APBN untuk dibahas bersama DPR
dengan memperhatikan pertimbangan DPD [Pasal 23 (2)***] ;
18. Tentang peresmian keanggotaan BPK yang dipilih oleh DPR
dengan memperhatikan pertimbangan DPD [Pasal 23F (1)***] ;
19. Tentang penetapan hakim agung dari calon yang diusulkan oleh
KY dan disetujui DPR [Pasal 24A (3)***] ;
20. Tentang pengangkatan dan pemberhentian anggota KY dengan
persetujuan DPR [Pasal 24b (3)***] ;
21. Tentang pengajuan tiga orang calon hakim konstitusi dan
penetapan sembilan orang anggota hak konstitusi [Pasal 24C

(3)***] ;

24

1.
2.

3.
4.

5.
6.

7.

DPR mengusulkan pemberhentian Presiden dan/atau Wakil


Presiden (Pasal 7A***) ;
Usul tersebut dapat diajukan dengan terlebih dahulu mengajukan
permintaan kepada MK untuk memeriksa, mengadili dan
memutus pendapat DPR bahwa Presiden dan/atau Wakil Presiden
telah melakukan pelanggaran hukum dan/atau tidak lagi
memenuhi syarat [Pasal 7B (1)***] ;
Pendapat DPR tersebut dalam rangka pelaksanaan fungsi
pengawasan [Pasal 7B (2)] ;
Pengajuan hanya dapat dilakukan dengan dukungan sekurangkurangnya 2/3 dari jumlah anggota DPR yang hadir dalam sidang
paripurna yang dihadiri 2/3 dari jumlah anggota DPR [Pasal 7B
(3)***] ;
MK.Wajib memeriksa ; mengadili dan memutus paling lama 90
hari setelah permintaan diterima [Pasal 7B (4)] ;
Bila terbukti melakukan pelanggaran hukum dan/atau terbukti
tidak lagi memenuhi syarat, DPR menyelenggarakan sidang
paripurna untuk meneruskan usul pemberhentian kepada MPR
[Pasal7B (5)] ;
MPR.Wajib menyelenggarakan sidang untuk memutus usul DPR
paling lambat 30 hari sejak usul diterima [Pasal 7B (6)***] ;

25

8.

Keputusan diambil dalam rapat paripurna yang dihadiri oleh


sekurang-kurangnya dari jumlah anggota dan disetujui oleh
sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah yang hadir, setelah Presiden
dan/atau Wakil Presiden diberi kesempatan menyampaikan
penjelasan [Pasal 7B (7)***] .
3.2
Negara

3.3

Kekuasaan Pemerintahan Negara Dan Kementrian

Pemerintahan Daerah

26

Hubungan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah


Hubungan wewenang antara pemerintah pusat dan pemerintahan
daerah provinsi, kabupaten, dan kota,atau antara provinsi dan
kabupaten dan kota, diatur dengan UU denganmemperhatikan
kekhususan dan keragaman daerah [Pasal 18A (1)**]
Hubungan keuangan, pelayanan umum, pemanfaatan sumber daya
alam dan sumber daya lainnya antara pemerintah pusat dan
pemerintahan daerah diatur dandilaksanakan secara adil dan
selaras berdasarkan UU [Pasal 18A (2)**]
Negara mengakui dan menghormati satuan satuan pemerintahan
daerah yang bersifat khusus atau bersifat istimewa yang diatur
dengan UU[Pasal 18B (1)**]
Negara mengakui dan menghormati kesatuan-kesatuan
masyarakat hukum adatbeserta hak-hak tradisionalnya sepanjang
masih hidup dan sesuai dengan perkembangan masyarakat dan
prinsip NKRI,yang diatur dalam UU [Pasal 18B (2)**]

27

3.4

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.

Dewan Perwakilan Rakyat

Anggota DPR dipilih melaluipemilihan umum[Pasal 19


(1)**]

Anggota DPRdapat diberhentikan darijabatannya, yang


syarat-syarat dan tata caranya diaturdalam UU(Pasal
22B**)
Fungsi, Wewenang, dan Hak
..memegang kekuasaan membentuk UU [Pasal 20 (1)*] ;
..memiliki fungsi legislasi, fungsi anggaran, dan fungsi
pengawasan [Pasal 20A (1)**] ;
..mempunyai hak interpelasi, hak angket, dan hak menyatakan
pendapat [Pasal 20A (2)**] ;
tentang pengajuan usul pemberhentian Presiden dan/atau Wakil
Presiden [Pasal 7B (1)***] ;
tentang persetujuan dalam menyatakan perang, membuat
perdamaian dan perjanjian [Pasal 11(1) dan (2)****] ;
tentang pemberian pertimbangan kepada Presiden dalam
pengangkatan duta [Pasal 13 (2)*] ;
tentang pemberian pertimbangan kepada Presidendalam
menerima penempatan duta neraga lain[Pasal 13 (3)] ;
tentang pemberian pertimbangan kepada Presiden dalam
pemberian amnesti dan abolisi[Pasal 14 (2)*] ;
tentang persetujuan atas perpu [Pasal 22 (2)] ;
tentang pembahasan dan persetujuan atas RAPBNyang diajukan
oleh Presiden [Pasal 23 (2) dan (3)***]
tentang pemilihan anggota BPK dengan memperhatikan
pertimbangan DPD [Pasal 23F (1)***] ;
tentang persetujuan calon hakim agung yangdiusulkan oleh KY
[Pasal 24A (3)***] ;
tentang persetujuan pengangkatan danpemberhentian anggota KY
[Pasal 24B (3)***] ;
tentang pengajuan tiga orang calon anggota hakimkonstitusi
[Pasal 24C (3)***] ;

28

3.5

Dewan Perwakilan Daerah

Anggota DPD dipilih dari setiap provinsi melalui


Pemilu.
Anggota DPD dari setiap provinsi jumlahnya sama dan
jumlah seluruh anggota DPD itu tidak lebih 1/3 jumlah
anggota DPR :[Pasal 22C (1)*** dan (2)***]
Anggota DPD dapat diberhentikan dari jabatannya,yang
syarat-syaratdan tata caranya diatur dalam undangundang[Pasal 22D (4)***]

Wewenang
1. Dapat mengajukan RUU tertentu [Pasal 22D (1)***] ;
2. Ikut membahas RUU tertentu [Pasal 22D (2)***] ;
3. Memberikan pertimbangan atas RUU yang berkaitan dengan
pajak, pendidikan, agama, dan RAPBN [Pasal 22D (2)***] ;
1. Memberikan pertimbangan kepada DPR dalam pemilihan anggota
BPK [Pasal 23F(1)***] ;

29

2.

3.6

Melakukan pengawasan atas pelaksanaan UU tertentu,


pelaksanaan APBN, pajak, pendidikan, dan agama serta
menyampaikan hasil pengawasannya kepada DPR [Pasal 22D
(3)***]

Badan Pemeriksa Keuangan

30

31

3.6

Anggota dipilih oleh DPRdengan memperhatikanpertimbangan


DPD dan diresmikan oleh Presiden[Pasal 23F (1)***]
Menyerahkan hasil pemeriksaan keuangan negara kepada DPR,
DPD, dan DPRD sesuai dengan kewenangannya[Pasal 23E
(2)***]
Untuk memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan
negara diadakan satu Badan Pemeriksa Keuangan yang bebas dan
mandiri[Pasal 23E (1)***]
BPK berkedudukan di ibu kota negara, dan memiliki perwakilan
di setiap provinsi[Pasal 23G (1)***]
Kekuasaan Kehakiman

1.

Mahkamah Agung
Hakim agung harus memiliki integritas dan kepribadian yang
tidak tercela, adil, profesional, dan berpengalaman di bidang
hokum[Pasal 24A (2)***]

Calon hakim agung diusulkan oleh Komisi Yudisialkepada DPR


untuk mendapat persetujuan dan ditetapkan sebagai hakim agung
oleh Presiden[Pasal 24A (3)***]

MAPasal 24A ***


KEWAJIBAN DAN WEWENANG
a.
Berwenang mengadili pada
tingkat kasasi, menguji peraturan perundangundangan di
bawah undang-undang terhadap undang-undang dan
mempunyai wewenang lainnya yang diberikan oleh
undang-undang Pasal 24A (1)***] ;
b.
Mengajukan
tiga
orang
anggota hakim konstitusi [Pasal 24C (3)***] ;
c.
Memberikan
pertimbangan
dalam hal Prsiden memberi grasi dan rehabilitasi [Pasal 14
(1)*].
2. Mahkamah Konstitusi

Hakim konstitusi harus memiliki integritas dan kepribadian


yang tidak tercela, adil, negarawan yang menguasai konstitusi
dan ketatanegaraan, serta tidak merangkap sebagai pejabat
negara[Pasal 24C (5)***]

Mempunyai sembilanorang anggota hakim konstitusi yang


ditetapkan oleh Presiden, yang diajukan masing-masing tiga
orang oleh MA, tiga orang oleh DPR dan tiga orang oleh
Presiden[Pasal 24C (3)***]

MKPasal 24C ***

32

KEWAJIBAN DAN WEWENANG


Berwenang mengadili pada tingkat pertama dan terakhir
yang putusannya bersifat final untuk menguji undangundang terhadap Undang-Undang Dasar, memutus
sengketa
kewenangan
lembaga
negara
yang
kewenangannya diberikan oleh Undang-Undang Dasar,
memutus pembubaran partai politik, dan memutus
perselisihan tentang hasil pemilihan umum[Pasal 24C
(1)***];
b. Wajib memberikan putusan atas pendapat DPR mengenai
dugaan belanggaran oleh Presiden dan/atau Wapres
menurut UUD [Pasal 24C (2)***]
3. Komisi Yudisial

Anggota
Komisi
Yudisial
harus
mempunyai
pengetahuan dan pengalaman di bidang hukum serta
memiliki integritas dan kepribadian yang tidak
tercela[Pasal 24B (2)***]

Anggota Komisi Yudisial diangkat dan diberhentikan


oleh Presiden dengan persetujuan DPR[Pasal 24B
(3)***]

KYPasal 24B ***


WEWENANG
a. Mengusulkan pengangkatan hakim agung [Pasal 24B (1)***] ;
b. Mempunyai wewenang lain dalam rangka menjaga dan
menegakkan kehormatan, keluhuran,martabat, serta perilaku
hakim [Pasal 24B (1)***]
WILAYAH NEGARA
Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah sebuah negara kepulauan yang
berciri Nusantara dengan wilayah yang batas-batas dan hak-haknya
ditetapkan dengan Undang-Undang(Pasal 25A)
WARGA NEGARA DAN PENDUDUK

Warga negara ialah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orangorang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai
wrga negara[Pasal 26 (1)]

Penduduk ialah warga negara Indonesia dan orang asing yang


bertempat tinggal di Indonesia[Pasal 26 (2)**}

Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum


dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan
pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya [Pasal 27 (1)]

Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan


yang layak bagi kemanusiaan [Pasal 27 (2)]
a.

33

Setiap warga negara berhak dan wajib ikut sertadalam upaya


pembelaan negara [Pasal 27 (3)**]
Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran
dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan
undang-undang (Pasal 28)

BAB 4
PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, PEREKONOMIAN DAN
KEAMANAN NEGARA
4.1
Pertahanan dan Keamanan Negara

Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha
pertahanan dan keamanan negara[Pasal 30 (1)**]

Usaha hankamneg dilaksanakan melalui sishankamrata oleh TNI


dan POLRI sebagai kekuatan utama, dan rakyat sebagai kekuatan
pendukung[Pasal 30 (2)**]
Tugas TNI (AD, AL, AU)
Sebagai alat negara bertugas mempertahankan, melindungi, dan
memelihara keutuhan dan kedaulatan negara[Pasal 30 (3)**]
TugasPOLRI
Sebagai alat negara yang menjaga keamanan dan ketertiban
masyarakat bertugas melindungi, mengayomi, melayani
masyarakat, serta menegakkan hukum[Pasal 30 (4)**]

34

Susunan dan kedudukan TNI, POLRI, hubungan kewenangan TNI


dan POLRI di dalam menjalankan tugasnya, syarat-syarat
keikutsertaan warga negara dalam usaha
hankamneg, serta hal-hal yang terkait dengan hankam diatur
dengan UU[Pasal 30 (5)**]
4.2

Pendidikan dan Kebudayaan

Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem


pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan
ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang [Pasal 31
(3)****]

Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan


pemerintah wajib membiayainya[Pasal 31 (2)****]

Setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan[Pasal 31


(1)****]

Negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia di tengah


peradaban dunia dengan menjamin kebebasan masyarakat dalam
memelihara dan mengembangkan nilai-nilai budayanya [Pasal 32
(1)****]

Negara menghormati dan memelihara bahasa daerah sebagai


kekayaan budaya Nasional[Pasal 32 (2)****]

Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan


menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk
kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat manusia [Pasal 31
(5)****]

Negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurangkurangnya 20% dari APBN dan APBD untuk memenuhi
kebutuhan penyelenggaraanpendidikan nasional [Pasal 31
(4)****]
4.3
Perekonomian Nasional dan Kesejahteraan Sosial

Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan menguasai


hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara [Pasal 33 (2)]
Disusun sebagai usaha bersamaberdasar atas asas kekluargaan
[Pasal 33 (1)]
Fakir miskin dan anak-anak yang terlantar dipelihara oleh negara
[Pasal 34 (1)****]

35

4.4

4.5

Negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh


rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak
mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan [Pasal 34 (2)****]
Negara bertanggung jawab ataspenyediaan fasilitas pelayanan
kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak [Pasal 34
(3)****]
Diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi dengan prinsip
kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan
lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan
kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional [Pasal 33 (4)****]
Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya
dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat [Pasal 33 (3)]
Bendera, Bahasa dan Lambang Negara, Serta Lagu
Kebangsaan
Atribut kenegaraan
Bendera Negara Indonesia ialah Sang Merah Putih (Pasal 35)
Bahasa Negara ialah Bahasa Indonesia (Pasal 36)
Lambang Negara ialah Garuda Pancasila dengan semboyan
Bhinneka Tunggal Ika (Pasal 36A)**
Lagu Kebangsaan ialah Indonesia Raya (Pasal 36B)**
Budaya Perguruan Tinggi UPT
1. TRI DHARMA PERGURUAN TINGGI
Mempunyai 3 tugas pokok
a. Pendidikan dan Pengajara
Pendidikan dan Pengajaran yaitu melaksanakan dengan
menyelenggarakan perkuliahan atau kegiatan akademik dalam
berbagai bentuk sesuai jenis dan tingkat program pendidikan yang
diberikan, dengan tujuan mengantarkan mahasiswa untuk
menyelesaikan (menamatkan) pendidikan yang diikuti.
Pendidikan dan Pengajaran merupakan kegiatan paling utama dan
melibatkan berbagai unsur di perguruan tinggi seperti mahasiswa,
dosen, administrator, sarana dan prasarana
dan lingkungan
pendididkan, agar mahasiswa :
1)
Mendapatkan
gambaran
pola
pikir
yang
integralistik,kekeluargaan,
kebersamaan,persatuan
dan
kesatuan,Bhineka Tunggal Eka dan lain-lain.

36

2) Memiliki kebiasaan dan konsistensi dalam proses belajar


mengajar dapat memilah-milah hal-hal yang sesuai Pancasila.
b. Penelitian
Yaitu suatu kegiatan telaah yang besifat objektif dan upaya untuk
menemukan kebenaran dan atau menyelesaikan masalah dalam
IPTEK dan seni.Tugas kedua ini merupakan tugas sebagai
pengembang ilmu dan pembinaan keahlian.Sebagai pengembang
dan pembinaan ilmu tidak boleh berhenti terus berjalan dan
bersifat ilmiah.
Dalam melaksanakan penelitian hendaklah para
intelektual/mahasiswa diharapkan selalu mempunyai moral
sebagaimana nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila
bermoral-Ketuhanan dan kemanusiaan yaitu senantiasa berpegang dan
mengemban nilai kemanusiaan yang didasari nilai Ketuhanan dan
ilmiah. Seorang peneiti harus bermoral jujur dan bersumber pada
ketuhanan dan kemanusiaan,
Hasil Penelitian TIDAK boleh karena motivasi uang; kekuasaan;
ambisi atau kepentingan tertentu.
Manfaat penelitian diusahakan untuk kepentingan
kesejahteraan umat manusia / masyarakat
c. Pengapdianmasyarakat yaitu
Suatu kegiatan yang memanfaatkan ilmu pengetahuan dalam
upaya memberikan sumbang sih demi kemajuan masyarakat.
Disamping itu bebagai informasi sumbangan masukan pemikiran
dan lain-lkain,di masyarakat dapat diperoleh untuk kepentingan
perguruan tinggi yang bersangkutam dan masyarakat, keadaan ini
menujukan hubungan yang erat antara perguruan tinggi dengan
masyarakat.
2. Budaya Akademik.
Terdapat sejumlah ciri masyarakat ilmiah sebagai
budaya akademik. Ilmiah inilah yang harus dikembangan dan
merupakan budaya dari suatu masyarakat akademik :
a. Pengajar(dosen). Kegiatan pendidikan dan pengajaranlah yang
menjadi kehidupan perguruan tinggi.
b. Mahasiswa. Mahasiswa merupakan unsur utama
perguruan tinggi yang menjadi dasar diperlukannya perguruan
tinggi
c. Pelayanan administrasi dan tehnisi. Pelayanan amat
diperlukan dalam untuk keberhasilan dalam program pendidikan.
d.Sarana&Prasarana pendidikan serta faktor lingkungan yang
yaman.

37

3. Budaya Masyarakat Akademik


1. Kritis
2. Kreatif
3. Obyektif
4. Analis
5. Kinstruksi
6. Dinamis
7. Dialogis
8. Menerima Kritik
9. Bebas dari prasangka
10. Menghargai Prestasi Ilmiah
11. Menghargai waktu
12. Memilih dan menjunjung tinggi ilmiah
13. Berorientasi ke masa depan
4. Kampus sebagai Moral Force, pengembangan Hukum & HAM
a. Kampus sebagai Moral Force
Penyelenggaran pendidikan berpijak pada perangkat kopetensi :
1). Kopetensi Pribadi :yang tangguh,adaptif & komunikatif.
2).Kopetensi intelektual: kemampuan akademik &
keunggulan analisis serta kemampuan pengambilan keputusan.
3).Kopetensi Ketrampilan Produktif: keunggulan produktif &
profesional.
b.Pengembangan Hukum.
Mengembangkan budaya hukum dengan maksud terciptanya
ketentraman, ketertiban,dan tegaknya supremasi hukum yang berintikan
kejujuran ,kebenaran dan keadilan.
c. Pengembangan HAM.
Untuk meningkatkan dan memantapkan menempatkan manusia
pada keluhuran harkat dan martabatnya, baik selaku makluk pribadi
maupun sebagai makluk sosial, berdasarkan nilai agama dan keluhuran nilai
budaya bangsa.
Pelaksanaan HAM melalui penegakan hukum dan
peningkatan kesadaran hukum bagi seluruh masyarakat kampus.
a. Kampus sebagai Moral Force
Penyelenggaran pendidikan berpijak pada perangkat
kopetensi :
1). Kopetensi Pribadi :yang tangguh,adaptif & komunikatif.
2).Kopetensi intelektual: kemampuan akademik &
keunggulan analisis serta kemampuan pengambilan keputusan.
3).Kopetensi Ketrampilan Produktif: keunggulan produktif &
profesional.

38

b.Pengembangan Hukum.
Mengembangkan budaya hukum dengan maksud
terciptanya ketentraman, ketertiban,dan tegaknya
supremasi hukum yang berintikan kejujuran ,kebenaran dan
keadilan.
c. Pengembangan HAM.
Untuk meningkatkan dan memantapkan
menempatkan manusia pada keluhuran
harkat
dan martabatnya, baik selaku makluk pribadi maupun sebagai
makluk sosial, berdasarkan nilai agama dan keluhuran nilai
budaya bangsa.
Pelaksanaan HAM melalui penegakan hukum dan
peningkatan kesadaran hukum bagi seluruh masyarakat
kampus.
4.6

a.
b.
c.
d.
e.
f.

Kesejawatan / Kemitraan Menghargai Tradisi Almamater


Sebagai Suatu Tanggung Jawab Moral Masyarakat
Intelektual Akademik
1. Aktualisasi pancasila dalam kehidupan kampus
Sebagai pedoman yaitu Pancasila sebagai nilai, norma, dan moral
di kampus.
Sebagai dasar dalam setiap membuat suatu perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan di kampus
Sebagai tujuan ideal dalam jangka pendek, menengah maupun
jangka panjang
Mengilhami kegiatan-kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi
(Pendidikan & Pengajaran, Penelitian dan Pengabdian pada
masyarakat
Budaya dan etika akademis yang sesuai dengan pancasila.
Kampus sebagai moral Force Pengembangan dan penegakan
hukum dan HAM
2. Tujuan Pendidikan Pancasila
Peserta didik/mahasiswa dapat memahami dan mampu
melaksanakan nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945 dalam
kehidupan sebagai warga negara RI.
Menguasai pengetahuan dan pemahaman tentang beragam
masalah dasar kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara
yang hendak diatasi dengan penerapan pemikiran yang
berlandaskan Pancasila dan UUD 1945.

39

Memupuk sikap dan prilaku yang sesuai dengan nilai-nilai dan


norma Pancasila, sehingga mampu menaggapi perubahan yang
terjadi dalam rangka keteraduan Ipteks dan pembangunan.
Membantu mahasiswa dalam proses belajar, proses berfikir,
memecahkan masalah dan mengambil keputusan dengan
menerapkan nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945.
Kompetensi yang diharapkan; mampu memahami, menganalisis
dan menjawab masalah-masalah yang dihadapi oleh masyarakat
bangsa secara berkesinambungan dan konsisten dengan cita-cita
dan tujuan nasional seperti yang digariskan dalam Pembukaan
UUD 1945. Dapat menghayati filsafat dan Ideologi Pancasila
sehingga menjiwai tingkah laku sebagai WNI dalam
melaksanakan profesinya.
Dapat menjadikan warga negara Indonesia yang unggul
menguasai Ipteks dan seni namun tidak kehilangan jati dirinya
sebagai bangsa Indonesia.
3.

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Garis Besar Proses Pembelajaran M.K Pancasila dan


PPKN
GBPP MK Pancasila
Memahami landasan dan tujuan Pendidikan Pancasila
Memahami dan menginternalisasikan nilai Sejarah Perjuangan
Bangsa.
Memahami sistem ketatanegaraan RI berdasarkan Pancasila dan
UUD 1945
Memahami dinamisasi pelaksanaan UUD1945
Memahami Pancasila sebagai sistem fisafat
Memahami Pancasila sebagai idilologi
Memahami Pancasila sebagai sistem etika
Memahami
aktualisasi
Pancasila
dalam
kehidupan
bermasyarakat,berbangsa dan bernegara.

BAB 5
LANDASAN PENDIDIKAN PANCASILA
5.1

Peninjauaan Pancasila
A. Pancasila ditinjau dari Landasan Historis
Bangsa Indonesia terbentuk melalui suatu proses yang cukup
panjang sejak kerj. Kutai, Sriwijaya, Majapahit sampai datangnya
bangsa lain yang menjajah Indonesia. Selama ratusan tahun
bangsa Indonesia berjuang menemukan jatidirinya,yang

40

digunakan sebagai filosofi hidup dan bangsa yang dirumuskan


dan disahkan menjadi dasar negara Indonesia. Yang sekarang kita
kenal sebagai Pancasila dan tiada lain sebagai nilai-nilai
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Pada masa sebelum kemerdekaan sampai dengan kemerdekaan RI
yaitu dalam ketatanegaraan RI dilakukan upaya menyusun
rancangan UU Ketatanegaraan RI dalam sidang BPUPKI (Badan
Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia)
digunakan pertama kali istilah Pancasila oleh Ir. Soekarno dan
Moch. Yamin.
Istilah Pancasila digunakan untuk memberikan nama pada 5
(lima) Prinsip dasar kenegaraan Indonesia oleh Soekarno dan
Moh. Yamin.``
Pada tanggal 18 Agustus 1945 sehari setelah kemerdekaan/
Proklamasi RI. PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia)
menetapkan dan mensahkan UUD 1945 yang dikenal dengan
UUD 1945. Dalam Pembukaan UUD45 tercantum 5 (lima) dasar
negara yang kini dikenal dengan sebutan Pancasila. Meskipun
istilah Pancasila sendiri tidak tercantum didalam UUD45
tersebut.
B. Pancasila Sebagai Landasan Kultural
Pancasila dalam hal ini berkaitan erat dengan budaya
kehidupan bangsa Indonesia dan menentukan eksistensi bangsa
Indonesia. Selain itu sikap mental, tingkah laku ataupun amal
perbuatan setiap bangsa Indonesia harus mencerminkan dari silasila Pancasila, karena nilai-nilai budaya Pancasila ada dan tumbuh
sebagai budaya bangsa Indonesia.
C. Pancasila sebagai Landasan Yuridis
Sebagai landasan Yuridis Pancasila tercantum dalam
Pembukaan UUD45. Pancasila adalah dasar negara RI, hal ini
berarti bahwa Pancasila dipergunakan sebagai dasar dan pedoman
dalam mengatur pemerintahan dan penyelenggaraan negara. Isi
dan tujuan dari semua perundang-undangan di Indonesia harus
berdasarkan Pancasila.
D.Pancasila sebagai Landasan Philosofis
Falsafah berasal dari kata Yunani philosophia.

Philos berarti mencintai atau mencari

Sophia berarti kebijaksanaan/ kebenaran


(wisdom).
Secara harfiah falsafah berarti mencintai kebenaran.Istilah
filsafat dalam bahasa arab adalah falsafah.Menurut al-farobi

41

(ahli filsafah Islam) falsafat ialah ilmu pengetahuan tentang alam


maujud bagaimana hakikat yang sebenarnya.
D. Pancasila sebagai Filsafat Negara
Dalam hal ketatanegaraan terdapat 3 (tiga) faktor utama yang harus ada
dan satu sama lain saling mempengaruhi dan mempunyai hubungan
yang erat, yaitu :
a. Faktor Filsafat Negara
Dasar filasafat negara yang disebut juga dasar atau landasan
ideal.Filsafat ini berakar pada pandangan hidup masyarakat yang
mendukung negara tersebut. Sebagai contoh: Pancasila adalah
dasar filsafat Negara RI yang berakar pada pandangan hidup,
termasuk cita-cita ketatanegaraan, watak dan kepribadian bangsa
Indonesia.
b. Faktor Konstitusi/ UUD
Ketentuan hukum mengenai struktur
negara dan
pemerintahannya, termasuk bentuk dan susunan negaranya, alatalat perlengkapannya, tugas alat-alat perlengkapan tersebut, serta
hubungan satu sama lain.
c. Faktor Garis Politik
Garis kebijaksanaan atau pengarahan jalannya pemerintahan
negara, sehingga dapat dicapai tujuan negara dan ini berarti
program kerja pemerintahan yang dilaksanakan terus menerus
sesuai dengan tujuan negara menurut tertib hukum yang
ditetapkan dalam UUD/ Konstitusi serta peraturan dibawahnya.
Ketiga faktor tersebut saling berkaitan satu sama lain. Faktor
filsafsat memberi jiwa dan semangat, cita-cita dan pandangan hidup bagi
struktur dan administrasi pemerintahan maupun bagi pengarahan yakni garis
politik. Suatu struktur dan mekanisme pemerintahan harus sesuai dengan
dasar filsafat negara dan tujuan negara yang akan dicapai melalui program
kerja pemerintah. Peran ketiga faktor tersebut akan mempengaruhi terhadap
kestabilan atau mantap atau tidaknya suatu negara dan jalannya
pemerintahan.

Pancasila Dalam Konteks Sejarah Perjuangan Bangsa


Secara kronologis Pancasila sebagai filsafat negara tumbuh dan
berkembang sejalan dengan sejarah perjuangan Indonesia yang
cukup panjang.
Lahirnya falsafah Pancasila tidak terlepas dari sejarah perjuangan
bangsa ang telah dimulai sejak zaman kerajaan Sriwijaya,
Majapahit, Mataram, yang mengalami masa pasang surut dan
terpecah dengan masuknya bangsa barat.

42

Melalui perjuangan pergerakan nasional Budi Utomo tahun 1908


(melalui cita-cita politik yang dilaksanakan melalui pendidikan
dan pengajaran) juga pergerakan nasional yang melahirkan
Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928. Serta pembentukan BPUPKI
dengan panitia kerja (Panitia 9 sebagai Tim Perumus) yang
menghasilkan naskah rancangan Pembukaan UUD45 (tanggal 22
Juni 1945) yang terdiri dari 4 alinea. Kemudian dikenal sebagai
Piagam Jakarta dalam rancangan inilah untuk pertama kalinya
Pancasila dicantumkan sebagai Dasar Negara Indonesia. Dan
selanjutnya ditetapkan dalam UUD45 pada Pembukaan Alinea 4
(UUD45 disahkan pada tanggal 18 Agustus 1945 oleh PPKI).
Usulan Rumusan dasar ketatanegaraan Indonesia oleh Muh.
Yamin (20 Mei 1945):
1. Perikebangsaan
2. Perikemanusiaan
3. Periketuhanan
4. Perikerakyatan
5. Kesejahteraan Rakyat
Lima prinsip tersebut diusulkan dalam rancangan UUD Indonesia
pada alinea pembukaan dengan rumusan sebagai berikut :
1. Ketuhanan YME
2. Kebangsaan persatuan Indonesia
3. Rasa kemanusiaan yang adil dan beradab
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Usulan dari Ir. Soekarno pada pidato sidang ke-3 BPUPKI (1 Juni
1945):
1. Kebangsaan Indonesia
2. Internalisme/ perikemanusiaan
3. Mufakat dan demokrasi
4. Kesejahteraan sosial
5. Ketuhanan yang berkebudayaan
Rumusan Pancasila pada Piagam Jakarta
(22 Juni 1945):
1. Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam
bagi pemeluk-pemeluknya
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan
dalam permusyawaratan perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Pancasila dalam dokumen sejarah a.l:

43

a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.

Pidato Muh. Yamin tanggal 29 Juni 1945


Pidato Soekarno tanggal 1 Juni 1945
Piagam Jakarta tanggal 22 Juni 1945
Dalam Alinea ke-4 Pembukaan UUD 1945
Dalam alinea ke-4 Mukaddimah Konstitusi
RIS tanggal 27 Desember 1945
Dalam alinea ke-4 Mukaddimah UUDS 1950
tanggal 17 Agustus 1950
Dalam alinea ke-4 Pembukaan UUD 1945
Dekrit Presiden tanggal 5 Juli 1959

BAB 6
SEJARAH PERJUANGAN BANGSA INDONESIA

44

6.1

Masa Sebelum Penjajahan Belanda.


Tahun 400-600 M.:
- KerajaanKutai (KALTIM):
Raja Kudungga
Raja Asywawaman
Raja Mulawarman (Prasasti Batu Tulis)
- KerajaanTarumanegara (Bogor):
Raja Purnawarman(Prasasti Batu Tulis)
Abad ke 13( Tahun 1227);
Agama Islam masuk melalui Aceh dibawa pedagang
Parsi dan Gujarat.Kerajaan pertama Samudra Pasai, kemudia
disusul KerajaanIslam di Pulau Jawa, di Banten, Tuban, Gresik,
Cirebon.
Abad ke 16;
Masuk agama Kristen yang dibawa oleh pedagang
Portugis danBelanda.
Masa kejayaan bangsa kita tampak pada:
Masa KerajaanSriwijaya
Masa Kerajaan Majapahit:

45

SumpahPalapa Patih Gajah Mada


(untuk mempersatukan nusantara).
Masa setelah masuknya penjajahan Belanda:
Melalui perdagangan bangsa Belanda membentuk VOC
(Vereenigde Oost Indische Compania)sebagai bentuk kongsi
dagang.
Reaksi yang timbul:
Perlawanan di berbagai daerah seperti:
Di Mataram Sultan Agung
Di Banten Sultan Agung Tirtayasa

Kebangkitan Nasional
Pergerakan Nasional Budi Utomo (20 Mei 1908)
Bergerak dibidang pendidikan dan pengajaran melalui program
mengusahakan perbaikan pendidikan dan pengajaran.

Sumpah Pemuda (28 Oktober 1928)


Mengumandangkan persatuan bangsa, tanah air, dan Bahasa
Indonesia.
Tokohnya adalah Muh. Yamin, Wangsanagara, dan Kuntjoro
Purbopranoto.
6.2
Masa Penjajahan Jepang
Setelah Jepang masuk ke Indonesia tahun 1942 berbagai kegiatan
politik ataupun rapat-rapat dilarang, dikeluarkan pula peraturan
membubarkan semua perkumpulan.
Propaganda 3A Jepang yaitu Jepang Pelindung Asia, Cahaya Asia,
dan Pemimpin Asia.Berkaitan dengan keinginan Jepang untuk menguasai
Indonesia.
Tanggal 17 Agustus 1945 Puncak Pergerakan
Hal ini merupakan kelanjutan dari perjuangan yang dilaksanakan
berabad-abad lamanya.
Pergerakan 17 Agustus 1945 seperti telah dicantumkan dalam
pembukaan UUD 1945 kemerdekaan tersebut adalah hak segala bangsa,
penjajahan tersebut tidak sesuai dengan kemanusiaan dan keadilan.

6.3
Masa 1945-1950 ( Revolusi Fisik)
Masa bangsa Indonesia merebut memperbaiki kekuasaan terhadap penjajah.

22 Agustus 1945 : Terbentuk BKR (Badan Keamanan Rakyat)

10 Nopember 1945 : Perlawanan di Surabaya

25 Maret 1947 : Perjanjian Linggarjati (mendirikan negara


federasi Negara Indonesia Serikat)
a) Terjadinya pemberontakan RMS (Republik Maluku Selatan),
Tahun 1950 dibawah pimpinan Mr.Dr.Soumokil gerakan ini ingin
melepaskan diri dari pemerintah RI.

46

b)
c)
d)

27 Desember 1949-17 Agustus 1950, masa Republik Indonesia


Serikat (RIS).
17 Agustus 1950 diubah kembali menjadi Negara Kesatuan, K/
bentuk negara ini lebih tepat u/ mempersatukan dan
mempertahankan kesatuan bangsa dan negara Indonesia.
Tahun 1950 (tanggal 27September)Indonesia menjadi anggota
PBB ke-60, bendera Indonesia berkibar disamping Negara
lainnya.

6.4
Tahun 1950-1959 (Masa Survival)
Pada masa ini kita mempertahankan negara kesatuan RI dari pemberontakan
yang terjadi seperti:

PRRI (Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia).dibawah


pimpinan Ssyafrudin Prawiranegara Tahun 1958.

Pemberontak Aceh (1953), o/ Daud Beureuh (DI/TII) Aceh


sbg.bagian Negara Islam Indonesia.

Pemberontak DI/TII di Sulawesi Selatan Kahar Muzakar (1952)

Permesta (Piagam Perjuangan Semesta) di Sulawesi 1958 untuk


melepaskan diri dari pem.pusat.
6.5
Masa Kembali ke UUD 1945
Alasan pemikiran pemerintah u/ kembali ke UUD 1945:
1. UUD 1945 merupakan dokumen historis atas dasar mana revolusi
dimulai dan dapat digunakan sebagai landasan guna
menyelesaikan revolusi pd tingkat saat itu/saat sekarang.
2. UUD 1945 adalah cukup demokrasi sesuai dengan kepribadian
bangsa Indonesia.
3. UUD 1945 lebih menjamin terlaksananya prinsip demokrasi
terpimpin dan ekonomi terpimpin.
4. UUD 1945 menjamin adanya pemerintahan yg stabil selama
setahun oleh karena kekuasaan DPR dibatasi (tidak dapat
menjatuhkan Pemerintah/Presiden) kekuasaan tertinggi ditangan
DPR .
Diktum Dekrit Presiden 5 Juli 1959
1. Menetapkan pembubaran konstituante.
2. Menetapkan UUD 1945 berlaku lagi bagi segenap bangsa
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia.
3. Menetapkan tidak berlakunya lagi UUDS 1950.
4. Akan diselenggarakan dalam waktu yang sesingkat-singkatnya
pembentukan Majelis Permusyawaratan Rakyat sementara yang
terdiri dari anggota-anggota dewan perwakilan rakyat ditambah

47

5.

dengan utusan utusan dari daerah-daerah dan golongangolongan.


Akan diselenggarakan dalam waktu sesingkat-singkatnya
pembentukan Dewan Pertimbangan Agung sementara.

6.6 Masa Orde Lama


Terjadi penyimpangan sebagai berikut:

Pengangkatan Presiden seumur hidup.

Menyamakan kedudukan Pancasila dengan ajaran-ajaran


Nasakom (yang mengajarkan bersatunya golongan nasionalis
agama ekonomi).

Kedudukan MPRS dan DPR GR sejajar dengan kedudukan


menteri: Dengan dmk MPRI berada dibawah Presiden.
6.7 Masa Orde Baru
Lahirnya Supersemar (Surat Pemerintah Sebelas Maret) tanggal 11 Maret
1966.o/ Presiden Soekarno kepada Jendral Soeharto untuk mengambil
segala tindakan yang dianggap perlu untuk menjalin keamanan dan
ketenangan serta kestabilan jalannya pemerintahan dan Revolusi Indonesia.
Masa Reformasi

Kasus-kasus Tragedi Ambon, Poso, Sampit, Kalimantan


Barat,Perpecahan di Aceh dan Irian Barat/Papua.
Kronologis Penyusunan Pancasila dan UUD 1945

17 Desember 1941
Meletus perang fasitik, sekutu dikalahkan oleh Jepang dengan
membom Pearl Harbour sehingga daerah-daerah jajahan sekutu (AS,
Inggris,Belanda) di fasifik dikursi o/ Jepang, termasuk Indonesia.

8 Maret 1942
Jepang masuk ke Indonesia , setelah itu Jepang tahu apa yang menjadi
keinginan bangsa Indonesia adalah kemerdekaan bangsa dan tanah air.

28 Mei 1945
Untuk memenuhi janjinya, pemerintah Jepang membentuk suatu badan
yang dinamakan Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia (BPUPKI) / dokumen Ritzu Junbi Choosakai, yang bertugas
menyelidiki segala sesuatu mengenai persiapan kemerdekaan Indonesia
demi membentuk panitian kerja.
I. Panitia 9 Sebagai Perumus Naskah Rancangan Pembukaan UUD 1945
1. Ir. Soekarno (ketua)
2. Dr.M. Hatta
3. Mr. A.A. Maramis
4. Abikusno Tjokrosuyoso
5. Abdul Kohar Muzakhir
6. H. Agus Salim

48

7. Mr. Ahmad Subondjo


8. K.H.A.W. Hasyim
9. Mr. M.Yamin
Panitia 9 (Perumus) menghasilkan
Naskah Rancangan Pembukaan UUD (Tgl 23 Juni 1945 yang
terdiri dari 4 alinea, dikemudian dikenal dengan Piagam Jakarta dalam
Rancangan Pembukaan UUD inilah untukPertama Kali Pancasila
dicantumkan sebagai Dasar Negara Indonesia (dan diterima pada Sidang
Pleno 16 Juli 1945
II. Panitia Perancang UUD
tugas
Merancang UUD dengan membentuk Tim Kecil mengenai Muatan UUD
seperti. Kedaulatan, Badan Pemusyawaratan Rakyat, Presiden, MenteriMenteri, Dewan Pertimbangan Agung, Dewan Perwakilan Rakyat
(Membahas Tentang Isi Batang Tubuh UUD)
III. Panitia Ekonomi dan Keuangan
Diketua Oleh Drs. Moch Hatta
IV. Panitia Pembela Tanah Air
Diketua Oleh. Abikusno Tjokrosuyoso

17 Agustus 1945 : Proklamasi Kemerdekaan RI

18 Agustus 1945 :Pengesahan UUD 1945, dengan keputusan sbb:


a.

Menetapkan dalam mensahkan Pembukaan UUD 1945, yang


bahan-bahannya hampir seluruhnya diambil dari Rancangan
Pembukaan UUD, yang disusun oleh Panitia Perumus pada Tgl 22
Juni 1945 (Piagam Jakarta)
b. Menetapkan dan mensahkan UUD 1945 yang bahan-bahannya
hampir seluruhnya diambil dari Rancangan UUD yang disusun
oleh Panitia Perancang UUD pada Tgl 16 Juli 1945
c. Memilih Ketua PPKI Ir. Soekarno dan Wakil Ketua PPKI Drs.
Moch Hatta Masing-masing menjadi Presiden dan Wakil Presiden
RepublikIndonesia
d. Pekerjaan Presiden untuk sementara dibantu oleh sebuah Komite
Nasional
19 Agustus 1945 Sidang PPKI memutuskan:
a. Pembentukan 12 Depertemen Negara
b. Pembagian Wilayah Indonesia atau.8 Propinsi tiap Propinsi dibagi
dalam Kresidenan-Kresidenan
Pancasila sebagai suatu sistem filsafat

Pancasila terdiri dari 5 sila yang pada hakikatnya merupakan


sistem filsafat.

Sistem adalah:

49

Suatu kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan , saling


bekerjasama untuk satu tujuan tertentu dan secara keseluruhan merupakan
suatu kesatuan yang utuh.

Ciri-ciri sistem:
1. Satu kesatuan bagian-bagian
2. Bagian-bagian tersebut merupakan fungsi sendiri-sendiri
3. Saling berhubung, saling ketergantungan
4. Kesemuanya dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan bersama
5. Terjadi dalam suatu lingkungan yang kompleks (Shore & Vioich
1974,122)
6. Susunan Pancasila adalah sistem hirarkhis dari keliam sila
Pancasila tersebut yang menunjukan satu rangkaian urutan yang
terttinggi (sebagai satu totalitas) dengan uraian sebagai berikut:
7.
Sila kesatuKe-Tuhanan Yang Maha Esa adalah
menunjukan rangkaian tingkat baik dalam luas dan isi sifatnya.
Meliputi dan menjiwai Sila kedua, ketiga, keempat dan kelima.
8. Sila kedua Kemanusiaan yang adil dan beradab diliputi dan
dijiwai sila kesatu, meliputi dan menjiwai sila ketiga, keempat
dan kelima.
9. Sila Ketiga Persatuan Indonesia diliputi dan dijiwai sila kesatu
dan kedua, meliputi dan menjiwai sila keemat dan kelima.
10. Sila Keempat Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan diliputi dan
dijiwai sila kesatu, kedua, ketiga, meliputi dan menjiwai sila
kelima.
11. Sila Kelima Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia,
diliputi dan dijiwai sila kesatu, kedua, ketiga, dan keempat.
Kesimpulan

Pancasila adalah suatu sistem filsafat yang merupakan suatu


kesatuan organis atau satu kesatuan yang bulat, antara sila yang
satu tidak bisa dipisahkan dengan sila lainnya.

Antara sila yang satu dengan sila lainnya saling berhubungan atau
senantiasa dikualifikasikan oleh sila-sila yang lainnya,
berhubungan erat sehingga membentuk suatu struktur yang
menyeluruh.

Pemikiran tentang manusia dengan Tuhan YME, hubungan antar


sesama manusia dengan masyarakat dan negara.

Hal ini memberikan suatu pola pemikiran bangsa Indonesia yang


menjadikan Pancasila sebagai sistem filsafat. Dengan demikian
dalam Pancasila sebagai filsafat Bangsa Indonesia bahwa paham
kemanusiaan, persatuan bangsa, kerakyatan yang dipimpin oleh
kebijaksanaan tersebut, dilandasi atau diliputi dan dibimbing oleh
Tuhan YME.

50

BAB 7
NEGARA DAN BANGSA

51

1.1 Pengertian Negara dan Bangsa

Negara adalah : suatu organisasi dari sekelompok manusia yang


bersama sama mendiami suatu wilayah tertentu dan mengakui
adanya suatu pemerintahan yang mengurus tata tertib dan
keselamatan sekelompok atau beberapa kelompok manusia
tersebut.
1.2 Unsur-unsur Negara

Unsur Konstitutif;
Unsur dasar negara yang bersifat kontitutif meliputi; wilayah udara, darat,
laut, dan perasaan rakyat atau masyarakat dan pemerintahan yang berdaulat

Unsur Deklaratif;
Unsur negara yang bersifat deklaratif meliputi unsur dasar konstitutif dan
adanya tujuan negara serta pengkuan dari negaralain, secara de jure dan de
facto
Tujuan Negara

Teori yang berdasarkan kekuasaan (machstaat); tujuan negara


adalah untuk mencapai dan mempertahankan kekuasaan.

Teori yang mengutamakan kemakmuran negara( etatisme)

Teori yang mengutamakan kemakmuran orang perorangan


(individu); negara melalui undang-undang menjamin kebebasan
untuk mencapai kemakmuran individu (liberty liberal)

Teori tujuan negara yang mengutamakan kemakmuran rakyat


dicapai secara adil( tipe negara hukum/material-social service
state)
Tujuan bernegara bangsa Indonesia dimuat dalam Pembukaan UUD 1945
alinea ke empat yaitu :
a. melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia,
b. memajukan kesejahteraan umum,
c. mencerdaskan bangsa,
d. ikut melaksanakan ketertiban dunia,berdasar kemerdekaan,
perdamaian abadi dan keadialn sosial
Yang didasarkan pada/ diukur menurut ;1.Ketuhanan Yang Maha Esa,2.
Kemanusiaan yang adildan beradab,3. Persatuan Indonesia, 4.Kerakyatan
yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawratan
perwakilan dan,5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Jadi teori kenegaraan kita dalam hal tujuan negara diarahkan pada segi-segi
nasional dan internasional dengan berdasar pada Pancasila
Bentuk Negara

Negara Kesatuan (Unitary State); menghendaki satu negara yang


bersatu atas dasar kesatuan

Negara Serikat (Federation); merupakan bentuk negara yang


terdiri dari negara-negara bagian, tiap-tiap negara bagian

52

mempunyai hak untuk membentuk, menyusun undang-undang


dasar sendiri serta mengatur urusan rumah tangga pemerintahan
secara bebas

Negara Indonesia merupakan Negara Kesatuan yang berbentuk


Republik (sistem kekuasaan negara).

Dalam Pembukaan UUD 1945 ditegaskan:


Pemerintah melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah
Indonesia,Konstitusi Negara Indonesia berbentuk dalam suatu susunan
Negara Republik , Negara Indonesia berdasarkan persatuan Indonesia
Menurut Prof Moh .Yamin negara Indonesia mempunyai corak istimewa
1.berbentuk Republik dan 2.mewujudkan unitarisme-berotonomi (dari atas
sampai kebawah)
Paham Negara Persatuan

Hakekat negara persatuan


Negara yang merupakan suatu kesatuan dan unsur-unsur yang
membentuknya yaitu rakyat yang terdiri atas berbagai macam
etnis suku bangsa, golongan, kebudayaan, agama, wilayahwilayah yang memiliki karakter dan sifat yang berbeda-beda.
Merupakan satu negara, satu rakyat, satu wilayah, dan tidak
terbagi-bagi seperti halnya negara serikat, satu pemerintahan, satu
tertib hukum nasional, satu bahasa,serta satu bangsa.
Paham negara persatuan tercantum dalam Pembukaan UUD 1945,
yaitu Negara Persatuan yaitu mengatasi segala paham
golongan dan paham perorangan dan tidak berdasarkan
individualisme pada negara liberalisme.
Makna persatuan dengan seloka Bhinneka Tunggal Ika
Paham negara kebangsaan berlandaskan Pancasila
Paham Negara Integralistik
Paham negara integralistik yang terkandung dalam Pancasila
meletakkan asas kebersamaan hidup,keselarasan, dalam hubungan antar
individu maupun masyarakat. Tidak mengenal dominasi mayoritas, tidak
memihak kepada yang kuat, tidak mengenal tirani minoritas.Didalam
terkandung nilai kebersamaan, kekeluargaan, kebhinneka-tunggal-ikaan.
Dengan paham integralistik bangsa Indonesia dengan segala keaneka
ragamannya telah membentuk suatu kesatua integrasi sebgai suatu bangsa
yang merdeka yang dituangkan dalam Pokok Pikiran 1 (pertama)
1.3 Pluralisme
Pluralisme berasal dari dua kata yaitu plural yang berarti beragam dan
isme yang berarti pemahaman. Pluralisme : bermacam-macam paham.

53

Usman Pelly (1989) mengategorikan masyarakat majemuk di suatu kota


berdasarkan dua hal, yaitu pembelahan horizontal dan pembelahan vertikal:
secara horizontal, masyarakat majemuk, dikelompokkan berdasarkan :

Etnik dan ras atau asal usul keturunan

Bahasa daerah

Adat istiadat atau perilaku

Agama

Pakaian, makanan, dan budaya materi lainnya.


Secara vertikal, masyarakat majemuk yang dikelompokkan berdasarakan.

Penghasilan atau ekonomi

Pendidikan

Pemukiman

Pekerjaan

Kedudukan sosial politik


1.4 Landasan Undang-Undang tentang agama di Indonesia
Negara Indonesia terdiri dari beribu-ribu pulau. Tiap-tiap pulau didiami oleh
berbagai macam suku. Ada beberapa macam bahasa daerah dan juga
terdapat beberapa macam agama. Setiap orang boleh memeluk agama yang
mereka yakini.
Semua agama yang ada di Indonesia mengajarkan adanya Tuhan Yang
Maha Esa. Hal ini juga tercermin dalam isi Undang-Undang Dasar 1945,
Pasal 29, yang antara lain berbunyi sebagai berikut :
1. Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa.
2. Negara menjain kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk
agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya
dan kepercayaannya itu.
Dari isi UUD 1945 dapat disimpulkan bahwa Tuhan itu hanya satu,
Yaitu Tuhan Yang Maha Esa. Walaupun agamanya berbeda, rakyat
Indonesia tetap percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa. Meskipun cara
beribadat atau menyembah Tuhan berbeda-beda, pada akhirnya tujuannya
sama yaitu percaya dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Agama di Indonesia :

Agama Islam
Agama Islam masuk ke Indonesia secara damai pada saat
kebanyakan masyarakat beragama hindu dan budha. Masuknya
agama Islam tidakmelalui peperangan, penduduk dengan suka rela
memeluk agama islam karena agama Islam tidak membedakan
kedudukan lapisan dan golongan dalam masyarakat.

Agama Kristen Protestan


Bangsa Belanda memperkenalkan agama Kristen Protestan untuk
pertama kali di Indonesia mula-mula, penyebaran itu diarahkan

54

kepada orang yang berada di sekitar tempat perdagangan rempahrempah, umumnya di Maluku, dan kemudian meluas ke segala
pelosok di tanah air.
Agama Kristen Katolik
Agama Kristen Katolik disebarkan pertama kali di Indonesia oleh
imam-imam Katolik agama ini diperkenalkan kepada penduduk
asli dengan cara damai dengan penuh cinta kasih. Seorang imam
yang terkenal ialah Fransiscus Xaverius, yang telah banyak
memberikan waktu dan tenaganya bagi pekerjaan misi di
Indonesia.
Agama Hindu
Agama Hindu yang dikenal di Indonesia berasal dari India. Hindu
masuk ke Indonesia sekitar abad 4 M. Ini di buktikan oleh adanya
kerajaan Hindu yang pertama di Indonesia, yakni kerajaan yang
terletak di Kalimantan Timur.
Agama Budha
Disamping agama Hindu, berkembang pula agama Budha di
Indonesia. Seperti pada zaman Singasari, pada zaman Majapahit,
disamping agama Hindu, berkembang juga agama Budha. Antara
kedua agama itu tidak terdapat permusuhan bahkan raja sangat
senang dengan adanya penganut agama Hindu dan Budha yamg
hidup berdampingan secara damai. Keadaan itu merupakan salah
satu penyebab mengapa rakyat hidup dengan tentram..

1.5 Pengaruh
keragaman
terhadap
kehidupan
bermasyarakat, bernegara, dan kehidupa global.

beragama,

Masalah suku bangsa dan kesatuan-kesatuan nasional di indonesia


telah menunjukkan kepada kita bahwa suatu negara yana multi etnik
memerlukan suatu kebudayaan nasional untuk menginfestasikan peranan
identitas nasional dan solidaritas nasional diantara warganya. Manusia
secara kodrat diciptakan sebagai makhluk yang mengusung nilai harmoni.
Perbedaan yang mewujud baik secara fisik maupun mental, sebenarnya
merupakan kehendak tuhan yang seharusnya dijadikan sebagai sebuah
potensi untuk menciptakan sebuah kehidupan yang menjunjung tinggi
toleransi.
Jika keterbukaan dan kedewasaan sikap dikesampingkan, besar
kemungkinan tercipta masalah-masalah yang menggoyahkan persatuan dan
kesatuan bangsa. Seperti :
1. Disharmonisasi, adalah tidak adanya penyesuaian atas keragaman
antara manusia dengan dunia lingkungannya.
2. Perilaku diskriminatif terhadap etnis atau kelompok masyarakat
tertentu

55

3. Eksklusivisme, rasialis, bersumber dari superioritas diri


Hal yang dapat dilakukan untuk memperkecil masalah yang
diakibatkan oleh pengaruh negatif dari keragaman, yaitu :

Semangat religius

Semangat nasionalisme

Semangat pluralisme

Semangat humanisme

Dialog antar umat beragama

Membangun suatu pola komunikasi untuk interaksi maupun


konfigurasi hubungan antar agama, media massa, dan harmonisasi
dunia.
Pembinaan Kerja Sama Antarumat Beragama

Di dalam Undang Undang Dasar 1945 disebutkan bahwa


Negara berdasar atar Ketuhanan Yang Maha Esa. Hal ini berarti
bahwa tiap-tiap negara Indonesia harus mengakui adanya Tuan
Yang Maha Esa

sepatutnyalah apabila pembangunan itu harus menjaga


keseimbangan antara bidang jasmaniah dan rohaniah. Tiap-tiap
orang Indonesia harus berwatak dan berbudi pekerti luhur serta
menjunjung tanah air dan bangsanya.oleh karena itu, budi luhur
haruslah nyata dan terwujud dalam sikap dan tingkah laku dalam
kehidupan sehari-hari. Sifat jujur atau dapat dipercaya, sopan
santun, rendah hati atau tidak angkuh, mempunyai rasa belas
kasihan , suka menolong sesama manusia, memberi pertolongan
kepada yang lemah dan miskin, berani membela kebenaran dan
menegakkan keadilan, bertindak secara adil, cinta tanah air dan
bangsa, suka beramal secara ikhlas seperti diharuskan oleh
agamanya masing-masing, hidup rukun sesama manusia, atau
hidup rukun antara antara umat beragama adalah sikap yang harus
dibina dan dikembangkan.
1.6 HAM di INDONESIA
HAM bukanlah hal yang baru di Indonesia :
Undang-undang Dasar 1945 mengandung HAM (bandingkan
dengan piagam PBB)
Pembentukan KOMNAS HAM (Komisi Nasional Hak Asasi
Manusia)
Terbentuknya Undang-undang 39/1999 tentang HAM
Namun masalah HAM tidak cukup hanya menjadi masalah
hukum semata.Hal-hal di atas belum membuktikan bahwa HAM sudah
benar-benar terlaksana sepenuhnya. Pelanggaran HAM masih terjadi di sana
sini, bisa juga dalam skala masal.
PIAGAM HAM UNIVERSAL

Deklarasi HAM dalam piagam PBB 10 Desember 1948

56


kristalisasi pergumulan pemikiran dan perenungan manusia
mengenai jati dirinya, hampir sepanjang sejarah manusia.

Lewat humanisme, pemikiran kemanusiaan semakin menguat.

Pemikiran bahwa manusia bukan saja sebagai ciptaan Allah


sebagaimana diakui oleh pelbagai agama, tetapi manusia memang berharga,
layak dilindungi dan dikembangkan.
Kesadaran pada kodrat manusia, mewarnai sejarah manusia, dapat
dilihat pada :

Piagam Magna Charta, di Inggris, 1212

Deklarasi Kemerdekaan Amerika, 1776

Piagam Revolusi Prancis, 1789


Pada piagam tersebut hak manusia memperoleh tempat dan
penekanan istimewa melawan penindasan dan penghancuran kemanusiaan
itu sendiri.Para filsuf humanisme (berkembang terutama pada abad 18-19),
melakukan pemikiran kemanusiaan secara mendalam atas hakekat dan
kodrat manusia.
Deklarasi HAM dalam piagam PBB 10 Desember 1948

Aspek filosofis (pasal 1 dan 2)


Pasal 1
Sekalian orang dilahirkan merdeka dan mempunyai martabat dan hak-hak
yang sama. Mereka dikaruniai akal dan budi dan hendaknya bergaul dalam
persaudaraan.
Pengakuan hakiki kodrat manusia (Thomas Aquinas) bahwa setiap orang
dilahirkan dengan hak-hak yang tidak dapat dihapuskan, karenanya hak
individu tersebut lebih tinggi dari hukum negara.
Pasal 2
Setiap orang berhak atas semua hak dan kebebasan yang tercantum dalam
persyaratan ini dengan tak ada kecuali apapunselanjtnya tidak akan
diadakan perbedaan atas dasar kedudukan politik, hukum ataupun
kedudukan internasional dari negara atau daerah seseorang berasal, baik
dari negara merdeka atau tidak merdeka.

BAB 8
NILAI FILOSOFIS PANCASILA
8.1 Nilai Filosofis SIla Ketuhanan Yang Maha Esa

57

Secara umum nilai yang terkandung pada sila ketuhanan YME


diintepretasikan:
1. Sikap takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
2. Nilai kebebasan untuk memeluk agama sesuai dengan keyakinan
3. Manusia Indonesia wajib beragama dan manusia yang religius
Ada kekuatan tarik menarik antara:
keinginan untuk lepas dari agama dalam mengatur kehidupan
sehari-hari dan;
Keinginan untuk memadukan agama dalam bidang-bidang
kehidupan
Ini berkaitan dengan moralitas, perilaku sehari-hari dan perkara
mengatur bangsa dan negara ini
PENGERTIAN PAHAM KETUHANAN DALAM SILA I
SECARA IMPLISIT
Untuk sampai pada pengertian Tuhan, manusia bisa berpangkal pada
pengetahuannya tentang alam dan dirinya sendiri.
Segala sesuatu yang ada di dunia ini:
memiliki sifat-sifat terbatas (fana)
relatif
tergantung
diciptakan (terjadi)
tidak niscaya (tidak sempurna)
tidak mutlak
Dibandingkan sifat Tuhan yang adikodrati. Maka Sila I muncul sebagai dari
kodrat manusia yaitu usaha manusia untuk lebih mengenal dan dekat pada
sang Maha Sempurna.
SECARA EKSPLISIT
Keber-ada-an Tuhan juga timbul karena pengaruh-pengaruh agama-agama
besar di dunia. Agama-agama ini menyebarkan pemahaman dan
penghayatan bahwa selain fenomena alami, ada kekuatan Adikuasa yang
menguasai alam semesta, yaitu Tuhan yang diyakini keesaan-Nya dimana
tidak ada kekuasaan lain yang dapat menandinginya.
Rumusan Ketuhanan YME mengandung muatan konsensus yang
tinggi.Konsensus ini mengakui keragaman bangsa dari barat sampai ke
timur.Penggunaan ini juga berkonsekuensi serius untuk hidup bersama
sebagai bangsa yang majemuk (suku, budaya, agama, strata, ekonomi).
Maka Perumusan Satu Tuhan ini sebenarnya menegaskan satu arah bersama
yang hendak dituju oleh berbagai unsur yang beragam.

Religi

58

Religi adalah Ikatan antara manusia dengan Tuhan.Ikatan religius bukan


penghalang kebebasan, tapi sumber justru kebahagiaan manusia.Karenanya
tidak ada siapapun termasuk negara yang bisa memaksakan keyakinan
individual terhadap ikatannya dengan Tuhan.Karenanya negara sekalipun
tidak berhak memerintah cara-cara beribadat, bersembahyang dsb. Dengan
kata lain negara tidak berhak mencampuri kehidupan batiniah seseorang
yang merupakan kemerdekaan pribadinya.

Hubungan antara Negara dengan Religi

Fungsi negara bagi religi adalah wadah bagi hidupnya agama-agama dan
kepercayaan setiap individu atau kelompok di negara ini.
3 (tiga) Model relasi (hubungan) antara negara dengan religi

Model Pendekatan Politik Legal

Model Pendekatan Kultural

Model Independensi (pemisahan) Agama terhadap Negara


IMPLIKASI SILA KETUHANAN DALAM KEHIDUPAN
Maka sikap menjaga kehidupan yang lahir dari pemahaman kultur
kehidupan :
1. Segala benda dan mahluk berada dalam kedudukan yang sama.
Sama-sama diciptakan Tuhan. Melecehkan salah satu bentuk dari
tingkat kedupn sama saja dengan tidak menghormati Allah. Sikap
pelecehan yaitu segala sikap yang bernuansa subordinatif,
diskriminatif, otoritarianistik, terhadap mahluk lain dapat
dikatagorikan sikap ini.
2. Upaya pelestarian alam menjadi penting. Tidak hanya bertujuan
memperbaharui sumber alam saja, upaya ini bersifat konservasi
alam dan pengembangan kemampuan bumi sebagai tempat hidup
yang laya
3. Penelitian dan upaya memerangi penyakit juga penting bagi upaya
merawat kehidupan. Upaya ini bisa dikembangkan dengan
bantuan
sains
dan
teknologi.Persoalannya
bagaimana
mengarahkan perkembangan sains dan teknologi sebagai sarana
konstruktif.
4.
Penolakan upaya peghancuran misalnya perang, mengedepankan
sikap anti kekerasan.
8.2 Nilai Filosofis Sila Kemanusiaan Yang Beradab
Membahas nilai filosofis sila kedua berarti : membahas keunikan, martabat
dan nilai-nilai kemanusiaan yang berlaku universal.

59

Nilai-nilai tersebut merupakan hasil proses sejarah, digali dari


pelbagai budaya manusia di muka bumi ini.
Nilai-nilai
itu
kemudian
disadari,
direnungkan
dan
dikonfrontasikan dengan nilai-nilai setempat. Dengan demikian,
proses perumusan nilai kemanusiaan universal mengalami
pemurnian.
Oleh karenanya penting mengambil sikap mawas diri yakni
mengkaji dan meninjau kembali nilai-nilai kemanusiaan universal
dengan prinsip kehidupan masyarakat kita sendiri.

INTI MARTABAT MANUSIA


Tidak terletak pada fisik tapi pada keyakinan mendasar tentang
manusia. Keyakinan mendasar itu yakni :

Manusia itu berakal budi

Manusia memiliki kehendak bebas

Manusia itu bersuara hati dan bertanggung jawab

Manusia itu mahluk individual sekaligus mahluk sosial


8.3 Nilai Filosofis Sila Persatuan Indonesia
Kecenderungan dan kesadaran menjadi bangsa meliputi karakter :
Bangsa diidentifikasikan dengan negara
Bangsa diidentifikasikan dengan bahasa dan kebudayaan
Bangsa diidentifikasikan dengan wilayah
Bangsa diidentifikasikan dengan warisan bersama
Bangsa diidentifikasikan dengan tujuan bersama
Otonomi Daerah
Hubungan Pemerintahan Pusat Dan Daerah
Hubungan ditentukan dengan undang-undang demikian juga
pembagian keuangan dan hasil kekayaan sumber daya alam, pengakuan
mengenai daerah-daerah khusus dan daerah istimewa, kesatuan masyarakat
adat.
Dasar kebijakan otonomi daerah
Dasarnya adalah demokratisasi, pemberdayaan daerah, pelayanan
masyarakat yang lebih baik, dan pembagian keuangan serta hasil SDA yang
adil dan merata.
SIFAT OTONOMI DAERAH

60

1.

2.

3.

Luas (kabupaten dan kota)


terdapat
keleluasaan
daerah
untuk
menyelenggarakan
pemerintahan yang mencakup kewenangan seluruh bidang
pemerintahan
Nyata
kewenangan dasarnya adalah datang dari aspirasi yang nyata dari
masyarakatnya sehingga otonomi menjadi sangat bervariasi sesuai
kebutuhan setempat
Bertanggung jawab
wujud tanggung jawab sebagai konsekuensi pemberian hak dan
kewenangan, pemerintah wajib mencapai tujuan dan dasar
kebijakan otonomi dan memelihara hubungan yang serasi antara
pusat dan daerah, daerah dengan daerah demi keutuhan NKRI

KEWENANGAN PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH


Kewenangan pemerintah pusat adalah :
Politik Luar negeri
Hankam
Peradilan
Moneter
Fiskal
Agama
Serta bidang-bidang lain yang bersifat strategis
KEWENANGAN PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH
Kewenangan daerah provinsi sifatnya terbatas dan meliputi:
1. Pemerintahan lintas daerah, pekerjaan umum, kehutanan dan
perkebunan, rencana tata ruang provinsi, pelabuhan regional,
penanganan penyakit menular dan pengelolaan sumber daya
nasional wilayah
2. Kewenangan duapertiga wilayah lautnya
Kewenangan daerah kabupaten/kota sifatnya luas meliputi: pelbagai
kewenangan yang bukan kewenangan pemerintah pusat
8.4 Nilai Filosofis Sila Kerakyatan (Demokrasi)
Paham Dasar Demokrasi

Logika Kesamaan Politik


semua anggota kelompok ataupun asosiasi manapun sama
berhak dan mampu untuk berpartsipasi secara sama dengan rekanrekannya dalam pemerintahan kelompok atau asosiasi tersebut

61

Kesamaan derajat, pengakuan kebebasan hakiki, pengakuan


derajat, sehingga setiap orang sebenarnya mampu memberikan hati, pikiran
dan kehendaknya untuk ikut mengatur bangsanya.

Paham Kedaulatan Rakyat


Berkembang pada polis Yunani (508 SM), adanya Majelis yang
mewakili rakyat, kesadaran berpartisipasi dalam kehidupan politik.

Tradisi Republikan

Paham Pemerintahan Perwakilan


Legitimasi Demokrasi
Dasar :

Tidak ada orang atau kelompok yang begitu saja berhak


memerintah.

Dengan sendirinya orang berhak mengurus dirinya sendiri, kalau


ia mau diurus orang lain, orang tersebut harus diberi tugas oleh
yang bersangkutan.
Kesulitan dalam prakteknya karena:

Pemegang kekuasaan harus memiliki keahlian khusus yang tidak


dimiliki oleh rakyat jelata.

Kelas sosial-budaya membuat pandangan tentang kesamaan hak


dan kedudukan dalam masyarakat dianggap hal yang aneh.
Ciri-ciri Negara demokrasi:

Negara Hukum

Kontrol efektif pada pemerintah

Lembaga Pemilu

Prinsip mayoritas

Jaminan atas hak dasar demokratis rakyat


Negara Hukum
fungsi-fungsi negara dijalankan oleh setiap lembaga berdasarkan
UUD
UUD menjamin HAM, agar tidak terjadi penindasan oleh
penguasa
Lembaga-lembaga negara berjalan atas dasar hukum
Masyarakt dapat mengajukan badan negara ke lembaga peradilan
Badan kehakiman yang bebas dan tidak memihak
Kontrol efektif pada pemerintah
Kewajiban pemerintah mempertanggungjawabkan kebijakankebijakannya

62

Parlemen dan mass media sebagai suara langsung rakyat berada


di atas kedudukan pemerintah
Parlemen harus independen, anggotanya dapat secara bebas
menyatakan pendapat, meminta pertanggungjawaban pemerintah,
atau menolak kebijakan yang diambil pemerintah
Parlemen dan pemerintah bersama membuat perundang-undangan
Berdasarkan hasil pemilu, parlemen dan rakyat dapat
mengesahkan atau menolah/menghentikan pemilu
Lembaga Pemilu
mengandung unsur-unsur :
Multi partai peserta pemilu
Semua warganegara berhak memilih dan dipilih/mencalonkan diri
Hasil pemilu berupa lembaga perwakilan rakyat berfungsi sebagai
lembaga legislatif
Jaminan atas hak dasar demokrasi rakyat
Hak-hak ini meliputi :
Hak menyatakan pendapat secara lisan ataupun tertulis melalui
media massa
Hak mendapatkan informasi alternatif selain informasi pemerintah
Hak berkumpul, berserikat, mendirikan partai politik dan hak
berasosiasi.

Masalah Demokrasi di Indonesia


Partai politik dan system multi partai
Partai Politik
Fungsi Partai politik
dalam negara yang demokratis parpol berfungsi:
- sebagai sarana komunikasi politik
- sebagai sarana sosialisasi politik
- sebagai sarana rekruitment politik
Sistem multi partai
sistem multi partai cenderung dipakai, didasarkan anggapan
bahwa pola multi partai lebih mampu menyalurkan
keanekaragaman
budaya
dan
politik.
Kelemahannya,
keanekaragaman budaya sering menyebabkan parpol mudah
melibatkan diri dalam berbagai konflik sosial dan politik dan
menyebabkan fragmentasi politik dan berakibat menghambat
stabilitas nasional

8.5 Nilai Filosofis Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat

63

Pengertian Keadilan
Sebuah keadaan dimana seseorang atau semua orang mendapatkan hal apa
saja yang menjadi haknya. Atau bisa juga keadaan seseorang mendapatkan
bagian yang sama seperti yang diterima orang lain.
Keadilan individual
Keadaan keadilan ditentukan oleh kehendak baik seseorang memberi
sesuatu pada orang lain seturut hak atau prestasi mereka.
Keadilan sosial (masyarakat)
Berarti meletakan keadilan dalam struktur dan sistem masyarakat.Tindakan
adil seseorang tidak hanya tergantung dari kemauannya saja (tidak seperti
pada keadilan individual), tetapi ditentukan juga oleh unsur-unsur dalam
keseluruhan struktur itu beserta dinamikanya (struktur, pengawasan, media
dan standar sosial yang berlaku).Walaupun seseorang mau melaksanakan
keadilan, kondisi sosial bisa mencegahnya dan membuatnya tak bisa adil.
Kesadaran Budaya Terhadap Keadilan Social
BUDAYA FEODALISME
Berpola Patron-klien (kawula -gusti)
Keadilan yang berlaku aadalah keadilan individual
Kesadaran budaya : yang penting setiap orang tahu kedudukannya
dan kewajibannya dan apa yang harus dikerjakannya, serta
mengerti haknya.
Masalah keadilan sosialluput dari perhatian masyarakat. Keadilan
terjadi bilasetiap orang dari golongan manapun berkehendak baik,
berlaku adil terhadap sesamanya.
Di indonesia, masa kerajaan, penjajahan, Keadilan sosial tidak
disinggung-singgung, persoalan keadilan adalah bagaimana raja
memelihara rakyatnya dan bagagaimana rakyat berterimakasih
kepada raja.
BUDAYA INDUSTRIALISASI DAN KAPITALISME
Revolusi industri tidak semata pengembangan pengetahuan
praktis dan mekanis, revolusi industri juga menumbuhkan pola
baru dalam bidang ekonomi, pola hubungan kerja yang baru, pola
gaya hidup baru dan pola sosial yang baru.
Pola relasi sosial baru ditandai dengan munculnya kelas sosial
baru dari patron-klien menjadi pemilik modal-pekerja. Kelas
sosial baru tumbuh (kelas buruh industri), disamping para pemilik
modal.
Ketidak adilan sosial terjadi. Kemiskinan kelas sosial buruh
industri bukan karena faktor alamiah, tetapi karena sistem kerja
kapitalistik.

64

Ketidak adilan sosial disebabkan oleh para kapitalis atau sistem


masyarakat kapitilstik itu sendiri.
Dalalam perjalanan sejarahnya struktur masyarakat kapitalistik
mendapat tantangan dari kaum sosialis, marxis dan gereja yang
antara lain melahirkan komunisme
SUDUT PANDANG NEGARA INDUSTRI
Di tingkat global kesadaran akan keadilan sosial dalam proses dan
struktur bangsa-bangsa menjadi masalah pelik karena
ketimpangan dan kesenjangan antar negara.
Negara maju, negara berkembang dan negara miskin, menyadari
bahwa terdapat ketidak adilan sosial dalam struktur global
(artinya dalam relasi internasional).
Pertemuan Roma tahun 1971, muncul pemikiran perlunya
pengallihan modal dari negara maju ke negara miskin. Namun
akibatnya negara miskin menjadi sangat tergantung pada negara
atau lembaga donor.
Hutang LN menumpuk dan ketidakmampuan negara miskin untuk
melunasinya. Hal ini menimbulkan ketimpangan sosial antar
negara maju dan negara miskin bahkan menjadi semakin dalam.
Maka masalah tersebut harus dipecahkan terlebih dahulu, jika
ingin keadilan sosial dapat ditegakan.
PROBLEMATIKA NEGARA BERKEMBANG

Perubahan status dari negara jajahan menjadi negara merdeka


tidak selalu diikuti perubahan dalam struktur sosial dan ekonomi.

Negara baru ini serta merta meneruskan pola perekonomian


penjajah pada negara yang merdeka ini.

Perubahan
semakin
sulit
karena
para
penguasa
modal/perekonomian baru ini ternyata ikut ambil bagian dalam
usaha menegakan stabilitas politik di negara-negara berkembang
ini.

Negara berkembang harus berkompromi dengan kepentingan


negara donor yang menyediakan dana untuk menggulirkan
perekonomian

Dalam posisi ini, para elit politik dan ekonomi sering memperoleh
keuntungan, demi terjaganya situasi yang menguntungkan bagi
para investor agar mereka tidak lari.

MASALAH KEADILAN SOSIAL DI INDONESIA

KEMISKINAN STRUKTURAL
adalah bentuk kemiskinan yang bukan disebabkan oleh faktor
alamiah seperti faktor alam, pendidikan atau karakter manusia. Kemiskinan

65

lebih disebabkan oleh produk langsun atau tak langsung dari sebuah struktur
di bidang politik, ekonomi dan budaya.
Misalnya: kekuasaan golongan elit ya sosial yang sewenangwenang; urbanisasi; penanaman modal besar yang tidak menciptakan
lapangan kerja; sistem pertanian modern yang tidak menguntungkan petani
kecil.

MASALAH BUDAYA
Masalah keadilan sosial dari sudut budaya berkaitan dengan pola
gaya hidup yang berkembang di Indonesia. Gaya hidup yang berakar dari
pola feodal berhadapan dengan pola modern yang mengutamakan
kepentingan individu, kebebasan, supremasi ilmu pengetahuan dan
teknologi.Terjadi ketimpangan sosial, karena yang diuntungkan adalah
golongan patron, baik melalui penanaman modal maupun akibat
kolonialisme. Demokrasi yang dibawa oleh pola modernisasi gaya kapitalis
tidak merubah mentalitas rata-rata masyarakat karena kuatnya pola patronklien yang tidak demokratis pada budaya feodal.

MASALAH DAYA BELI MASYARAKAT


Jumlah penduduk yang besar merupakan peluang baik bagi
pelemparan produk.Namun pelemparan produk ke pasar ternyata tidak
dibarengi dengan peningkatan daya beli masyarakat, sehingga harga-harga
tidak pernah benar-benar terjangkau oleh masyarakat kebanyakan.
MASALAH PENENTUAN ORIENTASI PASAR
daya beli masyarakat yang rendah membuat orientasi pasar hanya
menjangkau golongan menengah keatas yang jumlahnya hanya sekitar 10%
penduduk. Kebanyakan masyarakat tidak mampu menjangkau barangbarang tsb, sehingga kesejahteraan mereka meningkat. Ini merupakan
bentuk lain dari kemiskinan struktural yang mengakibatkan ketidak adilan
sosial.

MASALAH PERTANIAN
Petani kecil yang ingin meningkatkan daya beli tidak mampu
memenuhi standar penanaman pangan.Sementara petani kaya cenderung
beralih ke tanaman yang lebih menguntungkan.

MENUJU KEADILAN SOSIAL DI INDONESIA

MENANAMKAN NILAI SOLIDARITAS DAN


SUBSIDIARITAS
Solidaritas berarti membela dan mengusahakan kehidupan bagi
orang-orang yang dipinggirkan dalam proses atau mekanisme hubungan
antar bidang kehidupan karena terbatas dalam akses kepentingan politik,
ekonomi dan budaya mereka.

66

Bersikap solider adalah upaya menentukan prioritas dalam


struktur masyarakat: siapa yang mendapat pemberdayaan lebih dahulu.
Nilai subsidiaritas berkaitan berkaitan dengan prinsi p ekonomi .
Nilai ini mendorong orang untuk tidak mengambil alih urusan yang bisa
dikerjakan oleh level di bawahnya. Dalam struktur masyarakat prinsip ini
berarti golongan masyarakat yang mampu berakses ekonomi, politik dan
budaya tidak mengambil alih kehidupan golongan di bawahnya.
Kemandirian publik menjadi hal penting dalam nilai ini dan akan
mempengaruhi struktur masyarakat agar dalam bidang kehidupan ekonomi,
politik dan budaya tidak mementingkan kebutuhan pihak yang berakses
kuat

PRINSIP DEMOKRASI EKONOMI BUNG HATTA


Dalam konsep negara demokrasinya, Bung Hatta menegaskan
pentingnya prinsip demokrasi diterapkan dalam bidang ekonomi. Bung
Hatta tidak menginginkan perekonomian diatur oleh segelintir penguasa,
para ningrat dan bangsawan atau oleh penjajah. Dengan kemandirian rakyat
di bidang ekonomi diharapkan kondisi sosial yang disebut sebagai keadilan
sosial.

PASAL 33 DAN 34 UUD 1945 TENTANG PEREKONOMIAN


NASIONAL DAN KESEJAHTERAAN SOSIAL
Pasal-pasal ini menegaskan norma hukum dasar cita-cita Bung
Hatta dalam kehidupan bernegara. Pasal 33 (1) ayat ini mengisyaratkan
bentuk perekonomian demokratis.Ayat (4) menegaskan Perekonomian
ekonomi nasional diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi dengan
prinsip kebersamaan.Sedangkan pasal 34 dirumuskan untuk menetralisir
dampak negatif liberalisme.Terdapat tanggung jawab negara untuk
menjamin seluruh anggota masyarakat.Melaksanakan pengembangan
jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat lemah
dan tak mampu.
PANCASILA SEBAGAI PRINSIP PEMBANGUNAN

PEMBANGUNAN NASIONAL
Pembangunan adalah masalah kemanusiaan.Pembangunan tidak
hanya me mbangun kondisi di sekitar manusia.Pembangunan berkaitan
dengan manusianya sendiri.Jika kehidupan konkrit manusia diabaikan,
pembangunan menjadi tidak manusiawi.

PEMBANGUNAN SEBAGAI MASALAH KEMANUSIAAN


Pembangunan ala kapitalisme atau sosialisme ternyata tidak
berhasil memacu dan merangsang kesejahteraan setiap orang.Argumentasi
menekankan pentingnya prinsip etis bagi pembangunan terutama dalam
penyediaan prasarana-prasarana kesejahteraan dan manusianya yang
konkrit.

67

DAFTAR PUSTAKA

Apriyanti dkk. 2014. Pluralisme Dalam Sila Ketuhanan Yang Maha Esa.
Banjarbaru.
Salim Agus. 2012. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan.
Banjarbaru.
Salim Agus. 2013. Pendidikan Pancasila. Banjarbaru.
Salim Agus. 2013. Pendidikan dan Kewarganegaraan/PPKN.
Banjarbaru.
Salim Agus. 2014. Landasan dan Tujuan Pendidikan Pancasila.
Banjarbaru.
Salim Agus. 2014. Pendidikan Pancasila. Banjarbaru.
Salim Agus dan Tim Unlam Banjarmasin. 2014. Pendahuluan. Banjarbaru.
.

68

Anda mungkin juga menyukai