Anda di halaman 1dari 11

RINGKASAN MATERI KULIAH PENDIDIKAN

PANCASILA

NAMA : Stefanus Arya Bayu Samudra Bataona


NPM : 23.11.5477

PROGRAM STUDI INFORMATIKA


UNIVERSITAS AMIKOM YOGYAKARTA
YOGYAKARTA
2023
BAB 1
PENGANTAR PENDIDIKAN PANCASILA

Pendidikan Pancasila merupakan suatu mata kuliah yang membantu dalam


mengetahui Sejarah Indonesia, memahami Pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara
Indonesia serta dapat menerapkan prinsip serta nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila
ke dalam kehidupan bermasyarakat sebagai warga negara Indonesia.

Beberapa nilai yang dipegang teguh Bangsa Indonesia :

a. Percaya pada Tuhan dan Toleran


b. Gotong Royong
c. Solidaritas
d. Musyawarah

Pancasila dilihat dari 4 pendekatan

1. Historis
2. Yuridis
3. Sosiologis
4. Politik

Alasan diperlukannya Pancasila dalam kehidupan :

a. Kesadaran gaya hidup sederhana dan cinta produk dalam negeri


b. Kesadaran pentingnya kelangsungan hidup generasi mendatang
c. Kesadaran pentingnya semangat persatuan ( solidaritas ) nasional
d. Kesadaran pentingnya norma-norma dalam pergaulan
e. Kesadaran pentingnya Kesehatan mental bangsa
f. Kesadaran pentingnya penegakan hukum
g. Menanamkan pentingnya kesadaran terhadap ideologi Pancasila.

Visi Pendidikan Pancasila

Terwujudnya kepribadian sivitas akademika yang bersumber pada nilai-nilai


Pancasila.
Misi Pendidikan Pancasila

1. Mengembangkan potensi akademik peserta didik (misi psikopedagogis).

2. Menyiapkan peserta didik untuk hidup dan berkehidupan dalam

masyarakat, bangsa dan negara (misi psikososial).

3. Membangun budaya ber-Pancasila sebagai salah satu determinan

kehidupan (misi sosiokultural).

4. Mengkaji dan mengembangkan pendidikan Pancasila sebagai sistem

pengetahuan terintegrasi atau disiplin ilmu sintetik (synthetic discipline),

sebagai misi akademik

Urgensi dan Tantangan Pendidikan Pancasila

Pancasila merupakan sebuah acuan atau sebuah penuntun bagi warga negara
Indonesia agar dapat menjalani kehidupan berbangsa dan bernegara dengan baik.Pendidikan
Pancasila merupakan suatu bentuk usaha yang menjadi pondasi atau landasan untuk
memperkokoh jiwa Pancasila bagi para penerus bangsa.Selain itu diperlukan juga Pancasila
sebagai kaidah penduduk yaitu Civic Competence .Civic competence adalah kemampuan
seseorang untuk berpartisipasi aktif dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Kemampuan
ini mencakup pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diperlukan untuk melaksanakan
tanggung jawab warga negara secara efektif.Civic competence di bagi menjadi 3 bagian yaitu

a. Civic Knowledge
Civic Knowledge merupakan kemampuan dibidang pengetahuan yang harus
dimiliki warga negara Indonesia
b. Civic Skill
Civic Skill merupakan kemampuan yang harus dimiliki setiap warga negara
Indonesia.Kemampuan tersebut antara lain
1) Intelektual Skill
2) Partisipasi Skill
c. Civic Disposition
Civic Disposition merupakan sikap atau karakter yang harus dimiliki setiap
warga negara Indonesia

Beberapa penyebab dari problem Civic Competence

1. Kurangnya pengetauan tentang Pendidikan kewarganegaraan


2. Kurangnya kesadaran dalam partisipasi kegiatan berbangsa dan bernegara
3. Pengaruh dari media masa yang tidak memberikan fakta

Cara mengatasi problem Civic Competence

1. Pemerintah dapat meningkatkan kualitas Pendidikan kewarganegaraan di sekolah


2. Meningkatkan kesadaran dan ikut berpasrtisipasi dalam kegiatan berbangsa dan
bernegara
3. Media harus bertanggung jawab atas berita yang di keluarkannya agar tidak terjadi
kesalahpahaman antar Masyarakat
4. Lebih bijak dalam menerima berita yang di tunjukan oleh media masa

BAB 2
PANCASILA DALAM SEJARAH PERJUANGAN BANGSA INDONESIA

Rangkaian Sejarah Pancasila

1. Periode Pengusulan : Sidang 1 BPUPKI ( 29 Mei – 1 Mei 1945 )


2. Periode Perumusan : Sidang 2 BPUPKI ( 10 – 16 Juli 1945 )
3. Periode Pengesahan : Sidang 3 PPKI ( 18 Agustus 1945 )

Hasil dari 3 periode Sejarah Indonesia

1. Periode Pengusulan : Sidang 1 BPUPKI ( 29 Mei – 1 Mei 1945 )


Gagasan Pertama : PancaSila
(1) Nasionalisme atau Kebangsaan Indonesia
(2) Internasionalisme atau Peri Kemanusiaan
(3) Mufakat atau Demokrasi
(4) Kesejahteraan Sosial
(5) Ketuhanan yang berkebudayaan.
Gagasan Kedua : TriSila
(1) Sosio-Nasionalisme
(2) Sosio-Demokrasi
(3) Ketuhanan Yang Maha Esa.
Gagasan Ketiga : EkaSila
(1) Asas Gotong-Royong.
2. Periode Perumusan : Sidang 2 BPUPKI ( 10 – 16 Juli 1945 )
(1) Pembentukan Panitia 9
(2) Naskah awal “Pembukaan Hukum Dasar”, termasuk didalam alinea IV terdapat
rumusan Pancasila sebagai berikut:
1) Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-
pemeluknya.
2) Kemanusiaan yang adil dan beradab.
3) Persatuan Indonesia
4) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan.
5) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
4. Periode Pengesahan : Sidang 3 PPKI ( 18 Agustus 1945 )
Mengesahkan Undang-Undang Dasar Negara Tahun 1945 yang terdiri atas
Pembukaan dan Batang Tubuh. Rumusan Pancasila dalam Pembukaan UUD 1945
sebagaimana yang kita kenal saat ini.
1) Ketuhanan Yang Maha Esa.
2) Kemanusiaan yang adil dan beradab.
3) Persatuan Indonesia.
4) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan.
5) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Rumusan Pancasila yang disahkan PPKI berbeda dengan rumusan Pancasila
yang terdapat dalam Piagam Jakarta. Hal ini terjadi karena adanya tuntutan rakyat
yang mempertanyakan 7 kata di belakang kata “Ketuhanan”, yaitu “dengan kewajiban
menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya”. Sehingga disepakati
perubahan yaitu dihapusnya 7 kata yang dianggap menjadi hambatan di kemudian
hari dan diganti dengan istilah “Yang Maha Esa”.

Alasan diperlukannya kajian Sejarah Indonesia

a. Pancasila sebagai Identitas Bangsa Indonesia


b. Pancasila sebagai Kepribadian Bangsa Indonesia
c. Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia
d. Pancasila sebagai Jiwa Bangsa
e. Pancasila sebagai Perjanjian Luhur

Sumber Historis, Sosiologis, Politis tentang Pancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa
Indonesia

1. Sumber Historis Pancasila


Nilai-nilai Pancasila sudah ada dalam adat istiadat, kebudayaan, dan agama yang
berkembang dalam kehidupan bangsa Indonesia sejak zaman kerajaan
dahulu. Misalnya, sila Ketuhanan sudah ada pada zaman dahulu, meskipun dalam
praktik pemujaan yang beranekaragam, tetapi pengakuan tentang adanya Tuhan sudah
diakui.
2. Sumber Sosiologis Pancasila
Nilai-nilai Pancasila (ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, keadilan)
secara sosiologis telah ada dalam masyarakat Indonesia sejak dahulu hingga sekarang.
Salah satu nilai yang dapat ditemukan dalam masyarakat Indonesia sejak zaman
dahulu hingga sekarang adalah nilai gotong royong.
3. Sumber Politis Pancasila
Nilai-nilai Pancasila, misalnya nilai kerakyatan dapat ditemukan dalam suasana
kehidupan pedesaan yang pola kehidupan bersama yang bersatu dan demokratis yang
dijiwai oleh semangat kekeluargaan sebagaimana tercermin dalam sila keempat
Kerakyatan Yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan.

BAB 3
PANCASILA DASAR NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

Konsep Negara

Negara adalah suatu organisasi kekuasaan yang berdaulat yang dengan tata
pemerintahan melaksanakan tata tertib atas suatu umat di suatu daerah tertentu.Negara di
bentuk ketika sekelompok orang membutuhkan negara agar tercipta kondisi yang harmonis
dan tertib dalam memenuhi kabutuhannya , dalam memperjuangkan kesejahterahannya.

Unsur – unsur yang membentuk suatu negara

1. Unsur Wilayah
2. Unsur Manusia
3. Unsur Organisasi
4. Pengakuan dari negara lain

Dilihat dari prespektif tata negara , negara dapat dilihat dari 2 pendekatan

a. Negara dalam keadaan diam, yang fokus pengkajiannya terutama kepada bentuk dan
struktur organisasi negara
b. Negara dalam keadaan bergerak, yang fokus pengkajiannya terutama kepada
mekanisme penyelenggaraan lembaga-lembaga negara, baik di pusat maupun di
daerah. Pendekatan ini juga meliputi bentuk pemerintahan seperti apa yang dianggap
paling tepat untuk sebuah negara.

Cita – cita Negara Indonesia sudah tercantum dalam Alinea II – Pembukaan UUD 1945

1. Merdeka
2. Bersatu
3. Berdaulat
4. Adil
5. Makmur

Tujuan Negara Indonesia tercantum pada Alinea IV – Pembukaan UUD 1945

1) Melindungi segenap bangsa

2) Melindungi segenap tumpah darah

3) Memajukan kesejahteraan umum

4) Mencerdaskan kehidupan bangsa

5) Melaksanakan ketertiban dunia

Pancasila Sebagai Dasar Negara

Pancasila sebagai dasar negara berarti pancasila sebagai landasan atau pondasi dalam
membentuk negara Indonesia. Pancasila sebagai dasar negara disebut juga dengan
staatsfundamental norm yang terdiri atas 2 fungsi

1. Fungsi Konstitutif
Pancasila menjamin keserasian atau tiadanya kontradiksi antara berbagai peraturan
perundang- undangan baik secara vertikal maupun horizontal.
2. Fungsi Regulatif
Pancasila menentukan apakah suatu hukum positif itu sebagai produk yang adil
ataukah tidak adil.

Pentingnya Pancasila Sebagai Dasar Negara

1. Pancasila sebagai dasar negara menaungi dan memberikan gambaran yang jelas
tentang peraturan tersebut berlaku untuk semua tanpa ada perlakuan diskriminatif bagi
siapapun.
2. Pancasila memberikan arah tentang hukum harus menciptakan keadaan negara yang
lebih baik dengan berlandaskan pada nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan,
kerakyatan, dan keadilan.

Sumber Yuridis, Historis, Sosiologis, dan Politis tentang Pancasila sebagai Dasar Negara

1. Sumber Yuridis Pancasila Sebagai Dasar Negara


Secara yuridis ketatanegaraan, Pancasila merupakan dasar negara Republik Indonesia
sebagaimana terdapat pada Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia tahun 1945, yang kelahirannya ditempa dalam proses kebangsaan
Indonesia. Selain itu, juga ditegaskan dalam Undang-Undang Nomor 12 tahun 2011
tentang Pembentukan Perundang-undangan bahwa Pancasila merupakan sumber dari
segala sumber hukum negara.
2. Sumber Historis Pancasila Sebagai Dasar Negara
dalam pidato 1 Juni 1945, Soekarno menyebut dasar negara dengan menggunakan
bahasa Belanda, Philosophische grondslag bagi Indonesia merdeka. Philosophische
grondslag itulah fundamen, filsafat, pikiran yang sedalam-dalamnya, jiwa, hasrat yang
sedalam-dalamnya . Dapat diumpamakan, Pancasila merupakan dasar atau landasan
tempat gedung Republik Indonesia itu didirikan.Pancasila dijadikan sebagai dasar
negara, yaitu sewaktu ditetapkannya Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara
Kesatuan Republik Indonesia tahun 1945 pada 8 Agustus 1945
3. Sumber Sosiologis Pancasila sebagai Dasar Negara
Secara ringkas, Latif (Pimpinan MPR dan Tim Kerja Sosialisasi MPR periode 2009--
2014, 2013) menguraikan pokok-pokok moralitas dan Haluan kebangsaan-kenegaraan
menurut alam Pancasila sebagai berikut.
Pertama : nilai-nilai ketuhanan (religiusitas) sebagai sumber etika dan spiritualitas
(yang bersifat vertical transcendental) dianggap penting sebagai fundamental etika
kehidupan bernegara.
Kedua : nilai-nilai kemanusiaan universal yang bersumber dari hukum Tuhan,hukum
alam, dan sifat-sifat sosial (bersifat horizontal) dianggap penting sebagai fundamental
etika-politik kehidupan bernegara dalam pergaulan dunia.
Ketiga : nilai-nilai etis kemanusiaan harus mengakar kuat dalam lingkungan
pergaulan kebangsaan yang lebih dekat sebelum menjangkau pergaulan dunia yang
lebih jauh.
Keempat : nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, dan nilai serta cita-cita kebangsaan itu
dalam aktualisasinya harus menjunjung tinggi kedaulatan rakyat yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan.
Kelima : nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai dan cita kebangsaan serta
demokrasi permusyawaratan itu memperoleh artinya sejauh dalam mewujudkan
keadilan sosial.
4. Sumber Politisi Pancasila Sebagai Dasar Negara
Pasal 1 ayat (2) UUD 1945, terkandung makna bahwa Pancasila menjelma menjadi
asas dalam sistem demokrasi konstitusional. Konsekuensinya, Pancasila menjadi
landasan etik dalam kehidupan politik bangsa Indonesia. Selain itu, bagi warga negara
yang berkiprah dalam suprastruktur politik (sektor pemerintah), yaitu lembaga-
lembaga negara dan lembaga-lembaga pemerintahan, baik di pusat maupun di daerah,
Pancasila merupakan norma hukum dalam memformulasikan dan
mengimplementasikan kebijakan publik yang menyangkut hajat hidup orang banyak.
Di sisi lain, bagi setiap warga negara yang berkiprah dalam infrastruktur politik
(sektor masyarakat), seperti organisasi kemasyarakatan, partai politik, dan media
massa, maka Pancasila menjadi kaidah penuntun dalam setiap aktivitas sosial
politiknya. Dengan demikian, sektor Masyarakat akan berfungsi memberikan
masukan yang baik kepada sektor pemerintah dalam sistem politik

Adapun beberapa makna dalam setiap sila pada Pancasila adalah:

1. Ketuhanan Yang Maha Esa


o Pengakuan eksistensi Tuhan Yang Maha Esa.
o Negara mengakui keberadaan agama yang berketuhanan dan membebaskan penduduk
untuk memilih agamanya.
o Negara menjamin penduduk untuk beribadah sesuai agamanya masing-masing.
o Kehidupan sosial berlangsung dengan terjaganya kehidupan beragama.
o Toleransi antara pemeluk agama terjaga.
o Negara hadir ketika timbul konflik antaragama.
2. Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
o Setiap manusia Indonesia mengakui dan menghormati adanya martabat manusia lain.
o Memanusiakan manusia dan melihat manusia lain sebagai makhluk Tuhan.
o Menjunjung tinggi prinsip keadilan dalam berhubungan dengan manusia lain.
o Menerapkan perilaku yang beradab dan sopan santun dalam berhubungan sosial.
3. Persatuan Indonesia
o Setiap manusia Indonesia cinta Tanah Airnya.
o Memiliki jiwa nasionalisme dan patriotisme.
o Bersikap dan bertindak dengan tetap menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.
o Antirasis dan anti diskriminasi.
o Menjunjung tinggi rasa persaudaraan se-Tanah Air.
o Ke manapun kaki melangkah, di manapun tubuh berada, jiwanya tetap merah-putih.
4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan dan Perwakilan
o Bersikap pro-dialog, pro-musyawarah, pro-demokrasi.
o Anti kekerasan dalam menyelesaikan masalah atau konflik.
o Mengambil keputusan dengan musyawarah mufakat.
o Selalu mengambil kebijaksanaan di atas persengketaan atau perbedaan pendapat.
o Musyawarah dilandasi dengan kejujuran bersama.
5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
o Pemerataan kemakmuran bagi seluruh rakyat Indonesia.
o Kebijakan berorientasi pada pengurangan kesenjangan masyarakat.
o Redistribusi kekayaan secara adil kepada masyarakat banyak.
o Negara berpihak pada mayoritas rakyat jelata yang lemah dan melindungi setiap
warga negara untuk mendapat penghidupan yang layak.

Anda mungkin juga menyukai