PENDAHULUAN
2. Landasan kultural
3. Landasan yuridis
4. Landasan filosofil
BAB II
Pancasila dalam konteks sejarah bangsa indonesia ( kuasa material pancasila )
A. Nilai- nilai pancasila.
1. Zaman kutai
dalam sistem pemerintahannya terdapat pegawai pengurus pajak serta benda kerajaan.
Rokniawan yang pengawas teknis pembangunan gedung-gedung dan patung-patung suci
sehingga terdapat kerajaan dalam menjalankan sistem negara tidak dapat dilepas dengan nilai
ketuhanan.
Bahkan pada zaman itu lambang Indonesia yang makna di dalamnya juga negara
Pancasila digambarkan dengan burung garuda dengan salaka Bhinneka Tunggal Ika burung
garuda jenis burung yang besar dan kuat yang mampu terbang tinggi. Hal ini melukiskan
cita-cita bangsa Indonesia di tengah masyarakat internasional
4. Zaman penjajahan
Dorongan akan cinta tanah air menimbulkan semangat untuk melawan bangsa Belanda
namun karena itu tidak ada satu pun persatuan diantara mereka dalam perlawanan melawan
melawan melawan, maka tidak ada kandas dan bahkan menimbulkan banyak korban.
penghisapan Ketika Belanda menerapkan sistem monopoli melalui tanam paksa (1830 -
1870 )penderitaan rakyat semakin menjadi-jadi mereka semakin memuncak dalam rakyat
untuk memperbanyak kekayaan bangsa Belanda.
5. Kebangkitan nasional
dalam situasi ini munculnya Partai Nasional Indonesia PNI 1927 yang dipelopori oleh
Soekarno Cipto Mangunkusumo Sudarsono tujuan yang jelas yaitu Isi Merdeka diikuti oleh
Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 dan pertama kali kali Indonesia Raya dikumandangkan
sekaligus penggerak kebangkitan bangsa Indonesia.
untuk mendapatkan simpati dan dukungan dari bangsa Indonesia yang bertujuan untuk
mencanangkan usaha-usaha dibentuklah BPUPKI yang oleh Dr K.R.T Radjiman
wedyodiningrat.
ada penambahan 6 anggota baru yaitu : Abdul Fatah Hasan, Asikin natanegara ,
soerjo hamidjojo, Muhammad noer, abdul kafar. dan sembilan panitia yaitu: Ir Soekarno,
Wahid Hasyim, Mr Moh Yamin, Mr Maramis, Dr Moh Hatta, Mr Soebardjo, Kyai Abdul
Kahar Muzakir, abikusno, Haji Agus Salim.
7 Agustus dibentuk PPKI 8 Agustus 1945 membentuk panitia Ir Soekarno ketua Drs
Moh Hatta wakil ketua berdasarkan fakta sejarah tersebut ternyata bahwa panitia PPKI yang
semula adalah merupakan bentukan tentara Jepang yang berubah menjadi badan nasional
bagi komite nasional
BAB III
Pancasila sebagai sistem filsafat
Filsafat yang berasal dari bahasa Yunani “philos” berarti sahabat “ Sophia” berarti
pengetahuan yang bijaksana maka “ philosophia” Berarti cinta pada pengetahuan yang
Bijaksana.
1. Dasar filosofis
Pancasila sebagai filsafat bangsa dan negara Republik Indonesia mengandung makna
bahwa dalam setiap aspek kehidupan kebangsaan dan kenegaraan harus berdasarkan nilai-
nilai kemanusiaan, kemanusiaan, persekutuan, kerayaan, dan keadilan.
Sebagai suatu sumber dari segala sumber hukum secara objektif merupakan suatu
pandangan hidup kesadaran cita-cita serta cita-cita moral yang meliputi suasana kejiwaan
serta watak bangsa Indonesia, yang pada tanggal 18 Agustus 1945 telah dipadatkan dan di
sahkan oleh para pendiri negara. lima sila dan ditetapkan secara resmi menjadi dasar filsafat
negara Republik Indonesia. dalam pengertian seperti inilah yang sebenarnya dapat dikatakan
bahwa Pancasila merupakan dasar dasar bagi negara Indonesia terutama dalam pelaksanaan
dan penyelenggaraan negara.
BAB IV
Etika polotik berdasarkan pancasila
Pancasila pada dasarnya merupakan suatu nilai sehingga merupakan sumber dari
segala penjabaran norma, hokum, maupun kenegaraan lainnya.
1. Pengertian etika
Etika merupakan suatu pemikiran kritis dan mendasarkan tentang ajaran-ajaran dan
pandangan-pandangan moral. ketika termasuk filsafat praktis dan dibagi dua kelompok yaitu
etika umum dan etika khusus. umum mempertanyakan prinsip-prinsip yang berhubungan
dengan aspek kehidupan manusia, sedangkan etika khusus membahas kewajiban itu terhadap
diri sendiri.
2. Pengertian nilai, norma, dan moral
Nilai memiliki arti keberhargaan bermanfaat yang berarti suatu tindakan tertentu
dalam menilai atau melakukan penilaian.
Nilai dasar adalah nilai yang tidak dapat diamati oleh manusia sedangkan, Nilai
instrumental adalah nilai yang harus memiliki formulasi serta parameter atau ukuran yang
jelas, sedangkan nilai praktis merupakan penjabaran lebih dari nilai instrumental dalam suatu
kehidupan nyata.
4. Hubungan nilai, norma, dan moral.
Dalam kehidupan manusia itu bisa dijadikan sebagai landasan, alasan atau motivasi
dalam berpikir dalam bertingkah laku baik atau tidak.
5. Etika politik
Etika berkaitan dengan bidang pembahasan moral, Hal ini berdasarkan kenyataan
bahwa pengertian moral merujuk kepada manusia sebagai subjek etika.
6. Nilai pancasila sebagai politik
Nilai-nilai Pancasila sebagai sumber etika semuanya sudah diterangkan dengan jelas
dalam setiap sila Pancasila dari 1-5. Oleh karena itu kekuasaan hukum pelaksanaan dan
penyelenggara politik harus sesuai dengan sila-sila Pancasila.
BAB V
Kedudukan pancasila sebagai dasar Negara dan ideologi dalam
bangsa dan bernegara.
Kebudayaan adalah segala hal yang dihasilkan oleh manusia sebagai makhluk Tuhan
yang maha esa yang berakal. selain wujud-wujud kebudayaan manusia yang bersifat kankret
yaitu berupa aktivitas manusia dalam bermasyarakat saling berinteraksi sehingga terwujudlah
suatu sistem sosial.
Dijelaskan bahwa Pancasila sebagai sumber tertib hukum Indonesia yang pada
hakikatnya adalah suatu pandangan hidup berdasarkan kesadaran cita-cita hukum serta cita-
cita moral yang meliputi suasana serta watak dari bangsa Indonesia.
BAB VI
“Realisasi”
Realisasi secara praktis ini sangat penting karena Pancasila sebagai dasar filsafat
pandangan hidup pada hakikatnya adalah suatu sistem nilai yang diterapkan untuk
merealisasikan serta diamalkan dalam kehidupan konkrit dalam konteksnya masyarakat
berbangsa dan bernegara.
konsekuensinya untuk merealisasikan dan mengamalkan sila-sila Pancasila yang
harus memiliki pengetahuan yang jelas dan benar tentang fungsi dan kedudukan Pancasila
yang didalamnya terkandung nilai-nilai sebagai sumber untuk diamalkan secara konkrit.
A. Realisasi pancasila sebagai objektif
Pelaksanaan setiap pribadi, setiap warga, setiap individu, setiap penduduk, setiap
Penguasa, dan setiap orang Indonesia. dalam pengertian inilah maka fenomena konkret yang
ada pada seseorang yang berkaitan dengan sikap dan tingkah laku dalam realisasi Pancasila
secara subjektif disebut moral Pancasila.
D. Internalisasi nilai-nilai pancasila
proses internalisasi dan aktualisasi harus diterapkan dan strategi yang relevan serta
metode yang efektif intenalisasi dilakukan dalam berbagai macam konteks lingkungan
masyarakat sehingga strategi dan metode yang diterapkan harus sesuai dengan lingkungan
sosial masyarakat.
E. Sosialisasi dan pembudayaan pancasila
Epistomologi realisasi nilai-nilai Pancasila, artinya jika ingin merealisasikan atau
mengamalkan Pancasila harus memahami terlebih dahulu bahwa Pancasila itu adalah suatu
sistem nilai di lima sila merupakan suatu kesatuan yang sistematis.
F. Proses sosialisasi dan pembudayaan pancasila
Manusia adalah makhluk sosial selain. Oleh karena itu ia senantiasa membutuhkan
orang lain dalam sistem sosial ini tidak dapat mendukung tatanan nilai sebagai suatu dasar
dan pedoman.
BAB VII
Negara Kesatuan Republik Indonesia
“NKRI”
C. NKRI adalah Negara kebangsaan yang berkemanusiaan yang adil dan beradab
D. NKRI adalah Negara kebangsaan dan persatuan
E. NKRI adalah Negara kebangsaan dan berkerakyatan
F. NKRI adalah Negara yang berkeadilan sosial.
BAB VIII
“NILAI-NILAI PANCASILA DALAM STATS FUNDAMENTAL NORM”
BAB IX
“UUD NKRI 1945 NILAI-NILAI PANCASILA DALAM UUD NKRI 1945”
A. UUD
Menurut E,S,C wade dalam bukunya Constitutional Law UUD menurut sifat dan
fungsi adalah suatu naskah yang memaparkan rangka dan tugas-tugas dan badan-badan
pemerintah suatu negara kekuasaan tersebut di antara badan eksekutif, legislatif , dan
yudikatif.
B. Konstisusi
Badan dalam bahasa Inggris yaitu “konstitusional” Belanda merupakan pengertian
konstitusi dalam praktek ketatanegaraan umumnya memiliki arti: lebih luas daripada UUD
atau sama dengan pengertian UUD.
C. Struktur pemerintahan
BAB X
“BHINEKA TUNGGAL IKA”