Anda di halaman 1dari 31

TUGAS INDIVIDU

BLOK 1 KEPRIBADIAN

RINGKASAN MATERI PPKN

Disusun Oleh:

Siti Pritadinda

220600065

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS SUMTERA UTARA

MEDAN

2022
TOPIK 1

VISI, MISI, LANDASAN, DAN TUJUAN KULIAH MATA KULIAH PPKN

A. VISI, MISI, LANDASAN, DAN TUJUAN MATA KULIAH PPKN


Visi dari mata kuliah PPKN adalah menjadi sumber nilai dan pedoman bagi
penyelenggaraan program studi dalam mengantarkan mahasiswa mengembangkan
kepribadiannya. Misi dari mata kuliah PPKN adalah membantu mahasiswa agar mampu
mewujudkan kesadaran berbangsa dan bernegara dalam menerapkan ilmu pengetahuan,
teknologi dan seni yang dikuasainya dengan rasa tanggung jawab kemanusiaan. Ada tiga
landasan PPKN, yaitu landasan yuridis, landasan historis dan landasan kultural di
Indonesia.
Tujuan mempelajari mata kuliah PPKN adalah untuk membantu mahasiswa
dalam mengembangkan potensinya untuk menguasai ilmu pengetahuan, keterampilan,
sikap kewarganegaraan dan nilai-nilai yang diperlukan dalam rangka penerapan ilmu,
profesi dan keahliannya serta berpartisipasi dalam kehidupanbermasyarakat, bangsa dan
dunia. Diharapkan mahasiswa dapat menjadi warga negara yang cerdas, demokratik,
beradab dan bertanggung jawab menggalang kemampuan kompetitif bangsa di era
globalisasi.

B. ARTI DAN MANFAAT PANCASILA

Istilah Pancasila sendiri berasal dari bahasa Sansekerta yang mengandung dua
suku kata dengan makna yang berbeda yakni panca dan syila. Panca yang dibaca pendek
memiliki arti yaitu lima sendi, alas, dasar serta asas. Sedangkan Syila yang
pengucapannya dibaca panjang (syiila) artinya peraturan dan tingkah laku yang baik. Dari
pengertian itu, dapat disimpulkan jika istilah Pancasila memiliki arti sebagai sendi lima
atau tingkah laku utama dari bentuk pelaksanaan lima kesusilaan.

Dikutip dari buku "Pancasila Sebagai Ideologi dan Dasar Negara" oleh Ronto,
berikut manfaat dasar negara Pancasila bagi Indonesia; Sebagai ideologi Negara,
Mengatur penyelenggaraan Negara, Menguatkan kepribadian bangsa, Menjadi pandangan
hidup bangsa
TOPIK 2

DINAMIKA PANCASILA

A. SEJARAH PERUMUSAN PANCASILA

Pancasila merupakan dasar negara sekaligus ideologi bangsa Indonesia.


Perumusan Pancasila sebagai dasar negara berawal dari pembentukan Badan
Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia atau BPUPKI. Berikut
penjabaran dari urutan sejarah perumusan pancasila;

1. Dibentuknya BPUPKI (Dokuritsu Zyumbi Tjosakai) pada tanggal 29 April 1945


dan dilantik oleh Panglima Tentara Jepang ke-16 di Jawa, yakni Letnan Jendral
Kumakici Harada. BPUPKI diketuai oleh Dr. Radjiman Wedyodiningrat..
2. Dilaksanakannya sidang pertama BPUPKI pada tanggal 29 Mei – 1 Juni 1945.
Dalam sidang tersebut, pembahasannya berkaitan dengan dasar negara Indonesia.
Soepomo, Moh. Yamin, dan Soekarno menyampaikan beberapa usulan tentang
falsafah atau dasar negara Indonesia. Berikut usulan tentang dasar Negara dari
ketiga tokoh tersebut;
a) Mohammad Yamin (29 Mei 1945)
1) Peri Kebangsaan
2) Peri Kemanusiaan
3) Peri Ketuhanan
4) Peri Kerakyatan
5) Kesejahteraan Rakyat

Kemudian secara tertulis, Mohammad Yamin juga mengajukan rumusan lain,


yaitu;

1) Ketuhanan Yang Maha Esa


2) Kebangsaan Persatuan Indonesia
3) Rasa Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
4) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/ perwakilan
5) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
b) Prof. Mr. Soepomo (31 Mei 1945)
1) Persatuan
2) Kekeluargaan
3) Keseimbangan Lahir dan Batin
4) Musyawarah
5) Keadilan Rakyat
c) Ir. Soekarno (1 Juni 1945)
1) Kebangsaan
2) Internasionalisme atau Peri Kemanusiaan
3) Mufakat atau Demokrasi
4) Kesejahteraan Sosial
5) Ketuhanan Yang Maha Esa
3. Penetapan Pancasila sebagai Dasar Negara pada 18 Agustus 1945 oleh Panitia
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada sidang pengesahan UUD 1945.
Dalam sidang tersebut, PPKI mengesahkan UUD 1945 yang di mana terdapat
rumusan Pancasila sebagai dasar negara pada alinea keempat pembukaan UUD
1945. Bunyi Pancasila sebagaimana disahkan dalam konstitusi adalah sebagai
berikut:
1) Ketuhanan Yang Maha Esa.
2) Kemanusiaan yang adil dan beradab.
3) Persatuan Indonesia.
4) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksaan dalam permusyawaratan
perwakilan.
5) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

B. PANCASILA DIAWAL KEMERDEKAAN


Mengutip situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud),
penerapan Pancasila pada masa awal kemerdekaan berlangsung dari 1945 hingga
1959. Sejak saat itu, Pancasila sudah dijadikan falsafah hidup bangsa dan dasar
negara Indonesia. Maka pada saat itu pula, warga Indonesia sudah bertekad untuk
melepaskan diri dari segala bentuk penjajahan dan menjadi bangsa yang mandiri.
Artinya warga Indonesia ingin menentukan nasib bangsanya sendiri tanpa adanya
campur tangan dari penjajah dan terlepas dari bentuk ancaman apapun, baik dari
dalam maupun luar negeri.

C. PANCASILA DI ERA SOEHARTO


Dalam masa pemerintahannya, Soeharto berusaha untuk memulihkan kembali
beberapa kekacauan yang sebelumnya pernah terjadi di Indonesia. Upaya pemulihan
kembali ini ditandai dengan dibuatnya Repelita atau Rencana Pembangunan Lima
Tahun, diadakannya PEMILU, pendidikan pelaksanaan pedoman penghayatan dan
pengamalan Pancasila, serta pemerataan pembangunan.
Tentunya upaya pemulihan oleh Soeharto ini mengacu pada nilai yang
terkandung dalam Pancasila. Contohnya pemerataan pembangunan ini bisa dikaitkan
dengan sila kelima Pancasila, yakni Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Dalam pemerintahan Soeharto, juga ditemui beberapa masalah, seperti kasus KKN
atau Korupsi, Kolusi dan Nepotisme. Selain itu, hak berpendapat juga dibatasi dan
adanya dwifungsi ABRI.

D. PANCASILA DI ERA REFORMASI

Dalam pemerintahannya, B.J. Habibie berusaha untuk memperbaiki sistem


ekonomi, mereformasi bidang politik dan hukum, mengeluarkan UU Nomor 9 Tahun
1998 tentang Kemerdekaan Menyatakan Pendapat di Muka Umum, dan lain-lain.
Mulai pada masa reformasi, penerapan Pancasila sebagai ideologi negara terus
digaungkan hingga saat ini. Tidak hanya itu, upaya penggantian ideologi Pancasila
dengan ideologi lainnya juga berkurang.
TOPIK 3

PERKEMBANGAN IDEOLOGI BESAR DUNIA DAN IDEOLOGI BARU

A. PENGERTIAN DAN MAKNA IDEOLOGI BAGI BANGSA DAN NEGARA

Secara etimologi, ideologi berasal dari kata "idea" yang berarti gagasan, konsep,
buah pikiran, dan "logos" artinya ilmu. Sedangkan secara harfiah, ideologi berarti ilmu
pengetahuan tentang ide ide (science of ideas) atau ajaran tentang pengertian-pengertian
dasar. Dalam pengertian sehari-hari, kata "idea" biasanya di samakan artinya dengan
"cita-cita". Cita-cita yang dimaksud adalah cita cita yang bersifat tetap dan harus dicapai,
sehingga cita-cita yang bersifat tetap itu sekaligus menjadi dasar, pandangan, atau paham.
Jadi, kata ideologi berarti ilmu yang membicarakan tentang suatu gagasan atau pemikiran
untuk dijadikan pedoman, dasar, landasan, prinsip, dan cita-cita dalam hidup.

B. PERKEMBANGAN IDEOLOGI BESAR DUNIA

1. Liberalisme

Liber Berarti bebas, merdeka, tak terikat. Dalam ajarannya, manusia pada hakikatnya
adalah mahluk individu yang bebas, pribadi yang utuh dan lengkap serta terlepas dari
manusia lainnya sehingga keberadaan individu lebih penting dari masyarakat.

2. Radikalisme

Ideologi radikalisme berpandangan bahwa manusia memiliki persamaan hak dan


derajat. Manusia harus ditempatkan pada posisi sederajat, tidak boleh ada
ketimpangan dan ketidakadilan dalam kehidupan ini, terutama dalam suatu bangsa
dan negara.

3. Konservatisme
Ideologi ini berpandangan bahwa masa lalu adalah suatu peristiwa yang masih harus
diperjuangkan dan dipertahankan. Menurut kaum konservatif, revolusi menuju ke
arah modernitas merupakan suatu klimaks perkembangan yang menyedihkan yang
telah berlangsung sejak menjelang akhir zaman pertengahan (Korten, David C., 2002:
56)

4. Kapitalisme

Ideologi kapitalisme memandang bahwa suatu sistem mengatur proses pro duksi
barang dan jasa. Ideologi kapitalisme memiliki tiga ciri pokok, yakni: (a) sebagian
besar kekayaan yang dimiliki oleh individu; (b) barang dan jasa diperdagangkan di
pasar bebas yang penuh persaingan; (c) modal atau kekayaan lain diinvestasikan ke
dalam berbagai usaha untuk menghasilkan laba atau keuntungan.

5. Sosialisme

Sosialisme adalah ideologi di mana sistem sosial dan ekonomi ditandai dengan
kepemilikan bersama atas alat produksi. Sebutan sosialisme awal kali dipakai di
Prancis pada tahun 1831. Semula, Komunisme dan Sosialisme merupakan satu
pengertian yang sama, tetapi kemudian komunisme dianggap terlalu radikal

C. PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI BANGSA INDONESIA

Pancasila sebagai ideologi atau pandangan hidup bangsa Indonesia merupakan


hasil perenungan mendalam mengenai masa depan kehidupan yang dicita-citakan, serta
prinsip hidup sesuai dengan cita-cita masa depan bangsa Indonesia. Berikut peranan
pancasila sebagai ideologi bangsa indonesia diantaranya;

1. Pancasila dituntut tetap pada jati dirinya, baik ke dalam (segi intrinsik) maupun
keluar (segi ekstrinsik). Ke dalam berarti Pancasila harus (1) konsisten, (2) koheren,
dan (3) koresponden. Ke luar berarti Pancasila harus menjadi penyalur dan penyaring
kepentingan, baik horizontal maupun vertikal.
2. Pancasila diharapkan dapat mempersatukan seluruh penduduk bangsa Indonesia
secara politis, serta dapat mewakili dan menyaring berbagai kepentingan,
mengandung pluralisme agama dan dapat menjamin kebebasan beragama.
3. Memiliki dimensi idealisme nasional, yakni suatu hal yang harus dituju dalam
kehidupan rakyat/ bangsa Indonesia. Sebagai idealisme nasional maka Pancasila
berfungsi sebagai pendidik dan penuntun arah menuju terbentuknya manusia
Indonesia yang pancasilais.
TOPIK 4

HAKIKAT SILA-SILA PANCASILA

A. PENGERTIAN FILSAFAT

Secara etimologi istilah "filsafat" berasal dari bahasa Yunani "philein" yang
artinya "cinta" dan "sophos" yang artinya "hikmah" atau "kebijaksanaan" atau "wisdom"
(Notonagoro 1974: 43). Jadi, secara harfiah istilah filsafat mengandung makna cinta
kebijaksanaan. Filsafat adalah satu bidang ilmu yang senantiasa ada dan menyertai
kehidupan manusia. Manusia dalam kehidupannya pasti memilih pandangan hidup yang
dianggap paling benar, paling baik, dan membawa kesejahteraan dalam kehidupannya.
Pilihan pandangan hidup itulah yang disebut filsafat.

B. PANCASILA SEBAGAI SUATU SISTEM FILSAFAT

Pancasila dikatakan sebagai sistem filsafat karena Pancasila mengandung


pemikiran pendiri negara yang dituangkan dalam suatu sistem yang merupakan cerminan
dari nilai-nilai Pancasila yang saling berhubungan dan digunakan sebagai pedoman
ataupun pandangan hidup bangsa dalam berbangsa dan bernegara.

Adapun contoh Pancasila sebagai sistem filsafat artinya dalam kegiatan berbangsa
dan bernegara harus berpedoman pada filsafat Pancasila, misalnya toleransi antar agama
yang merupakan amalan dari filsafat Pancasila sila pertama, sikap peduli dan tolong
menolong yang merupakan amalan sila kedua, membela dan mempertahankan tanah air
adalah amalan sila ke tiga, kemudian mengikuti pemilu juga merupakan salah satu
amalan Pancasila sila ke empat, dan menghormati hak dan kewajiban orang lain
merupakan penerapan sila ke lima Pancasila. Dari kelima sila tersebut membentuk suatu
sistem yaitu filsafat Pancasila.

C. SILA-SILA PANCASILA SEBAGAI SUATU KESATUAN YANG SISTEMATIS,


HIERARKIS, DAN LOGIS
Menurut Notonagoro (1983:59-60) susunan pancasila adalah hierarkis dan
mempunyai bentuk piramidal. Kalau dilihat dari inti-isinya, urut-urutan lima sila
menunjukkan suatu rangkaian tingkatdalam luasnya isi, tiap-tiap sila yang di belakang
sila lainnyamerupakan pengkhususan darisila-sila yang di mukanya. Dalam susunan
hierarkis dan piramidal ini, maka KetuhananYang Maha Esa menjadi basis daripada
Kemanusiaan (perikemanusiaan), Persatuan Indonesia (kebangsaan), kerakyatan dan
keadilan sosial.

D. INTI SILA-SILA PANCASILA


1. Ketuhanan Yang Maha Esa
Dalam sila Ketuhanan Yang Maha Esa terkandung nilai bahwa negara yang
didirikan adalah sebagai pengejawantahan tujuan manusia sebagai makhluk Tuhan
Yang Maha Esa.
2. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
Dalam sila kemanusiaan, terkandung nilai-nilai bahwa negara harus
menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia sebagai makhluk beradab.
3. Persatuan Indonesia
Dalam sila Persatuan Indonesia terkandung nilai bahwa negara adalah sebagai
penjelmaan sifat kodrat manusia monodualis, yaitu sebagai makhluk individu dan
makhluk sosial.
4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebiaksanaan dalam Permusyawaratan
Perwakilan
Makna sila ke-4 Pancasila adalah hakikat dari demokrasi yang sebenarnya.
Sila ini melambangkan bahwa pemerintahan berasal dari rakyat, oleh rakyat, dan
untuk rakyat.

5. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia


Dalam sila kelima terkandung nilai keadilan yang harus terwujud dalam
kehidupan bersama (kehidupan sosial). Keadilan tersebut didasari dan dijiwai oleh
hakikat keadilan kemanusiaan, yaitu keadilan dalam hubungan manusia dengan
dirinya sendiri, manusia dengan manusia lain, manusia dengan masyarakat, bangsa,
dan negaranya, serta manusia dengan Tuhannya.
TOPIK 5

ETIKA PANCASILA

A. PENEGERTIAN ETIKA

Etika adalah sebuah kebiasaan yang berkaitan dengan moral seorang manusia, dan
dari moral tersebut dapat ditentukan tentang suatu nilai baik dan nilai buruk. Etika
merupakan konsep penilaian sifat kebenaran atau kebaikan dari tindakan sosial
berdasarkan kepada tradisi yang dimiliki oleh individu maupun kelompok. Pembentukan
etika melalui proses filsafat sehingga etika merupakan bagian dari filsafat. Unsur utama
yang membentuk etika Ialah moral.

B. ETIKA POLITIK DAN PEMERINTAHAN

Etika politik adalah nilai-nilai dan norma-norma moral yang menjadi pegangan
bagi seseorang atau kelompok dalam berpolitik. Dalam hubungannya dengan masyarakat,
bangsa maupun negara, etika politik tetap meletakan dasar fundamental manusia sebagai
manusia. Dasar ini lebih meneguhkan akar etika politik bahwa kebaikan senantiasa
didasarkan pada hakekat manusia sebagai makhluk yang beradab dan berbudaya (Bolong,
2018 : 11)

Etika pemerintahan adalah norma atau nilai-nilai moral yang menjadi pedoman
bagi keseluruhan aparat pemerintahan dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya
menjalankan pemerintahan. Etika pemerintahan berkaitan dengan bagaimana aparatur
pemerintah dalam melaksanakan fungsi dan tugasnya sesuai dengan ketentuan yang
seharusnya dan semestinya pantas untuk dilakukan dan wajar karena telah ditentukan
atau diatur untuk ditaati dan dilaksanakan (Somali, 2012 :4).

C. PANCASILA SEBAGAI SISTEM ETIKA


Pancasila sebagai sistem etika mendasarkan penilaian baik dan buruk pada nilai-
nilai pancasila, yaitu nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan dan keadilan.
Kelima nilai tersebut membentuk perilaku manusia indonesia dalam semua aspek
kehidupannya. Pancasila sebagai sistem etika bersumber dari kehidupan masyarakat
berbagai etnik di Indoensia. Selain itu, Pancasila sebagai sistem etika terdapat dalam
norma dasar (grundnorm) yang digunakan sebagai pedoman penyusunan peraturan.
Secara politis, Pancasila sebagai sistem etika mengatur masalah perilaku politikus yang
berhubungan dengan praktik institusi sosial, hukum, komunitas, struktur sosial, politik
dan ekonomi.

D. PANCASILA SEBAGAI ETIKA POLITIK DAN NILAI-NILAI YANG TEKANDUNG


DI DALAMNYA

Pancasila sebagai Etika Politik merupakan percabangan dari filsafat politik


Pancasila yang memandang baik dan buruknya suatu perbuatan maupun perilaku politik
dengan dasar Filsafat Politik Pancasila. Dalam menjalankan etika politik berdasarkan
pancasila, kita perlu mengamalkan nilai nilai etika politik yang terkandung dalam kelima
sila pancasila. Nilai-nilai tersebut yakni; nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai
persatuan, nilai kerakyatan, serta nilai keadilan.

E. PENERAPAN ETIKA PANCASILA

Penerapan etika pancasila merupakan suatu keharusan bagi setiap warga Negara
Indonesia yang mesti diamalkan dalam setiap bidang kehidupan, baik dalam kehidupan
profesi, kemasyarakatan, dan kenegaraan.

Penerapan etika pancasila pada kehidupan profesi dapat dilakukan dengan selalu
bersyukur atas setiap pekerjaan yang telah diamanahkan kepada kita & menjalankannya
dengan ikhlas dan sepenuh hati, Memiliki sikap saling berbagi baik ilmu maupun hal-hal
positif lainnya, Bertoleransi terhadap perbedaan yang ada, serta saling mendukung dalam
menggapai karir yang diinginkan. Kemudian pada kehidupan bermasyarakat penerapan
etika pancasila dapat dilakukan dengan Menghargai perbedaan di tengah masyarakat
yang terdiri dari banyak suku, agama, ras, dan adat istiadat, Senantiasa menjaga adab atau
kesopanan, kehalusan, dan kebaikan budi pekerti kita dalam berbagai kondisi, serta tidak
melakukan diskriminasi pada siapa pun. Lalu Strategi penerapan Pancasila sebagai sistem
etika dalam kehidupan kenegaraan bagi dapat dilakukan dengan pendidikan karakter,
membangkitkan kesadaran wajib pajak, serta mewujudkan nilai pancasila dalam UU
HAM dan lingkungan hidup.

F. ETIKA KEHIDUPAN BERBANGSA

Pokok pokok kehidupan berbangsa mengedepankan kejujuran, amanah,


keteladanan, spotifitas, disiplin, etos kerja, kemandirian, sikap toleransi, rasa malu,
tanggung jawab, serta menjaga kehormatan dan martabat Negara. Etika kehidupan
berbangsa ini meliputi; etika sosial budaya, etika politik dan pemerintahan, etika ekonomi
dan bisnis, etika penegakan hukum yang berkeadilan, etika keilmuan, dan etika
lingkungan. Etika kehidupan berbangsa yang telah ditetapkan dalam ketetapan mejelis
permusyawakatan rakyat republik indonesia no.VI/MPR/2001 dimaksudkan untuk
membantu membantu memberikan penyadaran tentang arti penting tegaknya etika dan
moral kualitas manusia yang beriman, bertakwa dan berwatak mulia serta berkepribadian
indonesia dalam kehidupan berbangsa.
TOPIK 6
PANCASILA SEBAGAI KARAKTER KEILMUAN

A. NILAI NILAI PANCASILA SEBAGAI DASAR KARAKTER BANGSA


1) Nilai Sila Ketuhanan Yang Maha Esa
Dalam pancasila sebagai karakter bangsa, prinsip kelima sila pancasila hendaknya
menyusun kemerdekaan dengan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Setiap
warga negara bebas dalam memilih agama dan wajib toleransi dalam beragama
2) Nilai Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
Manusia diakui dan diperlakukan harkat dan martabatnya sebagai mahluk Tuhan
Yang Maha Esa. Sila ini menghendaki agar negara mengakui adanya hak dan
kewajiban yang sama pada setiap warga negara Indonesia, dan mengharuskan kepada
negara untuk memperlakukan manusia lainnya secara adil dan tidak sewenang
wenang.
3) Nilai Sila Persatuan Indonesia
Menurut Notonagoro kesadaran akan adanya perbedaan perbedaan di dalam
masyarakat cdan bangsa, menghidupkan perbedaan yang mempunyai daya penarik ke
arah kerja sama dan kesatuan, dan mengusahakan peniadaan serta pengurangan
perbedaan yang mungkin mengakibatkan suasana dan kekuatan folak-menolak kearah
perselisihan, pertikaian dan perpecahan atas dasar kesadaran akan kebijaksanaan dan
nilai hidup yang sewajarnya.
4) Nilai Sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan
dalam permusyawaratan/perwakilan
Menurut Notonegoro kebebasan dan kekuasaan rakyat didalam lapangan kenegaraan,
atas dasar Tri Tunggal, yaitu "Negara dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat"
5) Nilai Sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Menurut Notonegoro mengandung prisnsip bahwa didalam lapangan sosial dan
ekonomi ada kesamaan, disamping kesamaan politik.
B. PANCASILA SEBAGAI KARAKTER KEILMUAN

Pancasila sebagai karakter keilmuan memiliki arti bahwa setiap butir Pancasila
memiliki tujuan yang sesuai sebagai dasar pelaksanaan Pendidikan yang berkarakter dan
berkualitas secara kognitif maupun moralnya. Setiap ilmu yang dikembangkan juga
hendaknya memiliki nilai-nilai Pancasila sebagai faktor internal seperti kemanusiaan,
keadilan, serta ketuhanan. Pancasila sebagai karakter keilmuan dimaksudkan untuk
menjunjung tinggi nilai kemanusiaan, ilmu pengetahuan dan teknologi agar warga bangsa
mampu menjaga harkat dan martabatnya, berpihak kepada kebenaran untuk mencapai
kemaslahatan dan kemajuan sesuai dengan nilai-nilai agama dan budaya.
TOPIK 7

IDENTITAS NASIONAL

A. PENGERTIAN IDENTITAS NASIONAL

Identitas nasional berasal dari kata "national identity" yang berarti "kepribadi an
nasional" atau "jati diri nasional". Sedangkan secara terminologis, identitas nasional
merupakan suatu ciri yang di miliki oleh suatu bangsa yang secara filosofis membedakan
bangsa tersebut dangan bangsa lain. Jadi, Identitas Nasional Indonesia adalah ciri-ciri
atau sifat-sifat khas bangsa Indonesia yang membedakannya dengan bangsa-bangsa lain
di dunia. Indonesia terdiri atas berbagai macam suku, bangsa, agama, dan pulau pulau
yang dipisahkan oleh lautan.

B. UNSUR UNSUR PEMBENTUK IDENTITAS NASIONAL

Salah satu identitas yang melekat pada bangsa Indonesia adalah sebutan sebagai
sebuah bangsa yang majemuk. Kemajemukan bangsa ini tercermin pada ungkapan
Bhinneka Tunggal Ika yang terdapat pada simbol nasional burung garuda dengan lima
simbol yang mewakili kelima sila pancasila. Kemajemukan ini merupakan perpaduan
dari unsur – unsur yang menjadi inti identitas. Unsur unsur pembentuk identitas nasional
yakni: sejarah, kebudayaan, suku bangsa. Agama, dan bahasa.

C. PROSES BERBANGSA DAN BERNEGARA

Proses berbangsa dan bernegara pada zaman sebelum kemerdekaan lebih


berorientasi pada perjuangan melawan penjajah dan mulai berkembang sejak Sumpah
Pemuda dikumandangkan ke seluruh nusantara, Dalam periode selanjutnya, secara nyata
mulai dipersiapkan kemerdekaan Indonesia pada masa pendudukan Jepang dan
puncaknya adalah ketika Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus
1945. Proses berbangsa dan bernegara pada masa sekarang erat kaitannya dengas hakikat
pendidikan kewarganegaraan, yaitu upaya sadar dan terencana untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa bagi warga negara dengan menumbuhkan jati diri dan moral bangsa
sebagai landasan pelaksanaan hak dan kewajiban dalam bela negara, demi kelangsungan
kehidupan dan kejayaan bangsa dan negara.

D. IDENTITAS NASIONAL SEBAGAI KARAKTER BANGSA

Identitas Nasional Sebagai Karakter Bangsa Setiap bangsa memiliki identitasnya.


Dengan memahami identitas bangsa diharapkan akan memahami jati diri bangsa sehingga
menumbuhkan kebanggaan sebagai bangsa. Identitas nasional yang merupakan karakter
bangsa adalah pancasila yang merangkum keberagaman yang ada di Indonesia menjadi
satu. Keberagaman ini sangat tinggi dan menjadikan Indonesia sebagai bangsa yang
majemuk dan kaya akan adat-istiadat dan budaya. Pancasila sebagai identitas nasional
bangsa Indonesia diterapkan dalam kehidupan sehari-hari sebagai sumber nilai dan dasar
karakter bangsa.
TOPIK 8

NEGARA DAN KONSTITUSI

A. PENGERTIAN KONSTITUSI

Konstitusi berasal dari dari bahasa Inggris "constitution" atau bahasa Belanda
"constitutie" adalah sebuah norma sistem politik dan hukum bentukan pada pemerintahan
negara. Konstitusi berasal dari dari bahasa Inggris "constitution" atau bahasa Belanda
"constitutie" adalah sebuah norma sistem politik dan hukum bentukan pada pemerintahan
negara. Menurut K. C. Wheare Konstitusi adalah keseluruhan sistem ketatanegaraan
suatu negara yang berupa kumpulan peraturan yang membentuk, mengatur, dan
memerintah dalam pemerintahan suatu negara.

B. SEJARAH KONSTITUSI DI INDONESIA

Sebagai negara yang berdasarkan hukum, tentu saja Indonesia memiliki konstitusi
yang dikenal dengan Undang-undang Dasar 1945 yang memiliki perjalanan sejarah
sangat panjang. Berikut lini masa konstitusi di Indonesia:

1) Sidang BPUPKI dan perumusan UUD Republik Indonesia

 Sidang BPUPKI (10 – 16 Julli 1945)

 Tanggal 10 = Bung Karno sebagai ketua panitia kecil melaporkan berbagai usul
yang telah dirumuskan dalam Rancangan Preambul Hukum Dasar Negara
(Piagam Jakarta)
 Tanggal 11 = Ketua sidang masih memberikan kesempatan untuk memberikan
usulan yang berhubungan dengan hukum dan UUD, setidaknya ada 35 orang.
Pada petang hari, rapat mengambil keputusan penting;
- Menyetujui Rancangan Preambule yang sudah ditandatangani pada 22 Juni
1945 (Piagam Jakarta)
- Membentuk Panitia Kecil Perancang UUD, yang berkewajiban merumuskan
isi batang tubuh UUD.
 Tanggal 13 = Panitia kecil perancang UUD melaporkan hasil rapat kepada Panitia
Perancang UUD.
 Tanggal 14 = Soekarno selaku ketua Panitia Perancang UUD, melaporkan 3 hasil
rapat;
- Pernyataan Indonesia Merdeka
- Pembukaan UUD
- UUD
 Tanggal 15 = Soepomo dan Soekarno melakukan penjelasan umum tentang UUD
 Tanggal 16 = Rancangan UUD diterima oleh peserta sidang.
2) Sidang PPKI 1 8 Agustus 1945

 Hasil sidang menetapkan 2 keputusan, yakni;

 Memilih Presiden dan Wakil Presiden. Secara aklamasi sidang menunjuk Bung
Karno dan Bung Hatta.
 Mengesahkan UUD 1945 dengan beberapa Revisi

C. AMANDEMEN UUD REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945


Amandemen adalah perubahan terhadap Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, yang dilakukan oleh MPR sesuai dengan kewenangannya yang
diatur dalam Pasal 3 dan Pasal 37 UUD 1945. Amandemen UUD 1945 diadakan dengan
aturan atau kesepakatan dasar dalam melakukan perubahan terhadap UUD 1945, yakni
tidak mengubah Pembukaan UUD 1945, tetap mempertahankan NKRI, mempertegas
sistem pemerintahan presidensial, serta penjelasan UUD 1945 yang memuat hal-hal
normatif akan dimasukkan ke dalam pasal-pasal atau batang tubuh.
Amandemen terhadap UUD 1945 dilakukan oleh bangsa Indonesia sejak tahun
1999, dimana amandemen pertama dilakukan dengan memberikan tambahan dan
perubahan pasal 9 UUD 1945. Kemudian amandemen kedua dilakukan pada tahun 2000,
amandemen ketiga dilakukan pada tahun 2001, dan amandemen terakhir dilakukan pada
tajun 2002 dan disahkan pada tanggal 10 Agustus 2002 (Mukarramah, 2013).
TOPIK 9
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA
A. WARGA NEGARA

Warga negara merupakan seseorang atau individu yang tinggal dan menjadi
bagian dari suatu masyarakat di wilayah tertentu. Sebagai salah satu unsur dari
terbentuknya suatu negara yaitu warganya, warga negara secara sederhana dapat diartikan
sebagai semua orang yang tinggal serta bertumbuh di negara tersebut. Menurut Undang
Undang Kewarganegaraan Republik Indonesia, warga negara ialah warga suatu negara
yang ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan. Warga Negara memiliki
hubungan yang sederajat dengan negrara. Namun, istilah warga Negara berbeda dengan
kawula, rakayat, dan penduduk.

B. HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA INDONESIA SECARA UMUM

Hak Menurut KBBI adalah wewenang menurut hokum. Secara umum, hak terbagi
dua yakni:

1) Hak Mutlak, yaitu hak yang memberikan wewenang kepada seseorang untuk
melakukan sesuatu perbuatan.
2) Hak Relatif, yaitu hak yang memberikan wewenang kepada seseorang atau
beberapa orang tertentu menuntut agar seseorang atau beberapa orang lain
tertentu memberikan sesuatu, melakukan sesuatu, atau tidak melakukan
sesuatu.

Kewajiban menurut KBBI adalah sesuatu yang harus dilaksanakan. Secara umum,
kewajiban warga Negara adalah; Wajib menaati hukum dan pemerintahan. Wajib
membela Negara, dan Wajib dalam upaya pertahanan negara.

C. HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA MENURUT UUD 1945


Hak WNI:
1) Hak atas pekerjaan dan hidup yg layak (Pasal 27 ayat (2) UUD 1945
2) Hak membela negara (Pasal 27 ayat (2) UUD 1945)
3) Hak berpendapat (Pasal 28 UUD 1945)
4) Hak kemerdekaan memeluk agama (Pasal 29 ayat (1) dan (2) UUD 1945)
5) Hak ikut serta dalam keamanan dan pertahanan negara (Pasal 30 ayat (1) UUD 1945)
6) Hak untuk mendapat pengajaran (Pasal 31 ayat (1) dan (2) UUD 1945)
7) Hak mengembangkan dan memajukan kebudayaan Nasional (Pasal 32 UUD 1945)
8) Hak ekonomi dan kesejateraan sosial (Pasal 33 ayat (1) s/d (5) (UUD 1945)
9) Hak mendapat jamkinan sosial (Pasal 34 UUD 1945)

Kewajiban WNI:

1) Kewajiban menaati hukum dan pemerintahan (Pasal 27 ayat (1) UUD 1945)
2) Kewajiban membela negara (Pasal 27 ayat (2) UUD 1945)
3) Kewajiban ikut serta dalam pertahanan dan keamanan negara (Pasal 30 ayat (1) UUD
1945)
D. HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA DALAM MEMBAYAR PAJAK

Kontribusi warga negara dalam pembayaran pajak sangat berpengaruh pada


pendapatan negara. Jika masyarakat berperan aktif dalam pembayaran pajak maka
pendapatan negara akan meningkat dan dapat mendorong pembangunan nasional ke arah
yang lebih baik, maju, dan merata sehingga masyarakat dapat memperoleh hak nya,
terciptanya kesejahteraan dan kemakmuran rakyat. Jika masyarakat tidak memenuhi
kewajibannya membayar pajak maka hal yang akan terjadi bisa berupa kesenjangan
kesejahteraan karena pembangunan yang tidak merata dan sebagainya. Pajak digunakan
untuk keperluan negara dan kepentingan masyarakat yang akan memperoleh fasilitas-
fasilitas berupa pendidikan, kesehatan, pengembangan transportasi umum, pariwisata,
keamanan dan ketertiban, budaya, kelestarian lingkungan hidup, dan sebagainya. Maka
dari itu kesadaran masyarakat membayar pajak perlu diperhatikan.
TOPIK 10
DEMOKRASI DAN PENDIDIKAN DEMOKRASI

A. KONSEP DASAR DEMOKRASI


Pengertian demokrasi secara etimologi adalah pemerintahan rakyat. Sedangkan
secara terminologi, demokrasi adalah demokrasi yang memiliki atau mempunyai bentuk
mekanisme sebuah sistem pemerintahan negara sebagai mana upaya untuk mewujudkan
sebuah kadaulatan rakyat. Demokrasi sebagai konsep memiliki arti, makna, dan tafsir
yang berbeda-beda dalam memahaminya. Konsepnya berkaitan erat (linkage) dan dengan
sistem sosial yang mendukung. Demokrasi dibagi menjadi 2 yakni demokrasi normatif
(yang secara ideal hendak dilakukan oleh sebuah Negara) dan demokrasi empiris (dalam
perwujudannya pada dunia politik praktis)

B. PRINSIP DAN INDIKATOR DEMOKRASI


Prinsip Demokrasi

1) Keterlibatan warga negara mengenai pembuatan keputusan politik.

2) Persamaan diantara warga negara.

3) Setisap warga negara memiliki kesamaan dan kesetaraan dalam praktik politik.

Indikator Demokrasi

1) Akuntabilitas, yaitu pertanggung jawaban kewajiban sebagai orang penting yang


memiliki jabatan setelah dipilih oleh rakyat.
2) Rotasi kekuasaan, yaitu keadilan yang diterima oleh setiap orang dimana rotasi
kekuasaan dapat dimiliki setiap indivudi secara damai dan teratur.
3) Rekrutmen politik yang terbuka, yaitu sebuah peluang bagi para pemegang jabatan
selanjutnya melalui suatu kompetisi terbuka dengan peluang yang sama.
4) Pemilihan umum, yaitu setiap warga negara yang sudah dewasa memiliki hak untuk
memilih.
5) Menikmati hak-hak dasar, yaitu seperti yang tercantum dalam deklarasi universel hak
asasi manusia (HAM) dan konvensi tentang HAM lainnya.

C. PERKEMBANGAN DEMOKRASI DI INDONESIA


Demokrasi sejak masa orde lama hingga sekarang telah melewati berbagai
perubahan. Dimana konsep yang dilaksanakan memiliki perbedaan atau perubahan dari
awal hingga sekarang. Berikut penjabaran dari era orde lama hingga sekarang; Demokrasi
Parlementer (liberal) 1945-1959, Demokrasi Terpimpin 1959-1965, Demokrasi Pancasila
pada masa orde baru 1965-1998, danDemokrasi Pancasila pada era orde reformasi.
D. PENDIDIKAN DEMOKRASI DI INDONESIA
Sistem pendidikan nasional di Indonesia dirumuskan ulang ditengah
berlangsungnya refomasi politik yang sudah berlangsung memasuki satu
dasawarsa.pemerintah mengeluarkan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, sebagai pengganti Undang-Undang No 2 tahun 1989. Isu penting
dalam Undang-Undang tersebut adalah keterlibatan masyarakat dalam pengembangan
sektor pendidikan, sebagaimana tersurat pada pasal 9 bahwa masyarakat berhak untuk
berperan serta dalam perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi program
pendidikan bahwa pendidikan di Indonesia diselenggarakan secara demokratis dan
berkeadilan. Pendidikan demokrasi bertujuan mempersiapkan warga masyarakat berfikir
kritis dan bertindak demokratis, melalui aktivitas menanamkan pada generasi baru yang
menyadari akan tiga hal; Pertama, demokrasi adalah bentuk kehidupan bermasyarakat
yang paling menjamin hak-hak warganegara. Kedua, demokrasi adalah suatu learning
process yang tidak dapat begitu saja meniru dari masyarakat lain. Ketiga, kelangsungan
demokrasi tergantung pada keberhasilan menstransformasikan nilai-nilai demokrasi
(kebebasan, persamaan dan keadilan, serta loyal kepada sistem politik yang bersifat
demokratis.
TOPIK 11
HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

A. PENGERTIAN DAN CIRI NEGARA HUKUM

Negara hukum adalah negara yang peyelenggaraan kekuasaan pemerintahaannya


berdasarkan hukum. Artinya, pemerintah dan lembaga-lembaga lain dalam melaksanakan
tindakan apapun harus dilandasi oleh hukum dan dapat dipertanggung jawabkan secara
hukum. Ciri-ciri negara hokum; (1) Pengakuan dan perlindungan hak-hak asasi yang
mengandung persamaan dalam bidang politik, hukum, sosial, ekonomi, dan budaya, (2)
Peradilan yang bebas dari suatu pengaruh kekuasaan atau kekuatan lain dan tidak
memihak, dan (3) Jaminan kepastian hukum.

B. HAK ASASI MANUSIA


HAM dapat diartikan sebagai hak-hak dasar atau pokok yang melekat pada
manusia yang tanpa hak-hak dasar tersebut tidak hidup sebagai manusia. UU No 39
tahun 1999 memberi pengertian bahwasanya HAM merupakan seperangkat hak yang
melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai Makhluk Tuhan Yang Maha Esa
dan merupakan anugerah-NYA yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi
oleh negara, hukum, pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan
harkat dan martabat manusia.
C. HUBUNGAN ANTARA NEGARA HUKUM DAN HAM
Konsep negara hukum pada intinya menempatkan ide perlindungan HAM sebagai
salah satu elemen terpenting. Dengan mempertimbangkan urgensi perlindungan HAM,
maka konstitusi wajib memuat pengaturan HAM agar hak-hak warga negara dijamin oleh
negara. Hubungan HAM dan negara hukum juga dapat dilihat secara formal dan materil.
Secara formal terlihat dari perlindungan HAM sebagai ciri utama konsep negara hukum.
Sedangkan hubungan secara materil berkaitan dengan tindakan pemerintah yang
berpedoman dengan hukum sebagai asas legalitas.
D. REALITAS PENEGAKAN HAM DI INDONESIA
Pemerintah Indonesia sangat serius dalam menegakkan HAM. Hal ini dapat kita
lihat dari upaya pemerintah sebagai berikut:

1) Pembentukan Komnas HAM, berdasarkan Keppres No.5 tahun1993 pada tanggal 7


Juni tahun 1993, yang kemudian di kukuhkan lagi melalui UU No. 39 tahun 1999
tentang Hak Asasi Manusia.

2) Penetapan UU No. 26 tahun 2000 tentang pengadilan Hak Asasi Manusia

3) Pembentukan komisi kebenaran dan rekonsiliasi dengan alternatef pelanggaran HAM


diluar pengadilan HAM sebagaimana di isyaratkan oleh UU tentang HAM.

E. TINDAK KORUPSI MERUPAKAN PELANGGARAN HUKUM


Perbuatan korupsi selalu berawal dari adanya penyalahgunaan kekuasaan, artinya
pelaku korupsi biasanya dilakukan oleh para pemegang kekuasaan. Dengan kata lain,
bahwa perbuatan menyimpang yang dilakukan oleh aparat birokrasi dalam bentuk
korupsi, dapat membuat kesengsaraan bagi rakyat kecil disuatu negara. Itu artinya dengan
perbuatan korupsi telah terjadi perampasan terhadap hak-hak masyarakat atas hak
ekonomi, sosial dan budaya, itu berarti telah terkadi pelanggarn HAM.
TOPIK 12
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA

A. PENEGERTIAN WAWASAN NUSANTARA

Wawasan nusantara adalah cara pandang bangsa Indonesia tentang diri dan
lingkungannya berdasarkan ide nasionalnya yang dilandasi Pancasila dan UUD 1945,
yang merupakan aspirasi bangsa Indonesia yang merdeka, berdaulat, dan bermartabat,
serta menjiwai tata hidup dan tindak kebijaksanaannya dalam mencapai tujuan nasional.
wawasan nusantara merupakan suatu konsep dan rambu-rambu yang berperan untuk
membimbing bangsa Indonesia dalam penyelenggaraan kehidupan dan perjuangan dalam
mengisi kemerdekaannya.

B. CIRI CIRI WAWASAN NUSANTARA


Wawasan nusantara memiliki beberapa ciri-ciri sebagai berikut:
1) Mawas ke dalam dengan upaya mewujudkan segenap aspek kehidupan bangsa dan
negara.
2) Mewujudkan suatu persatuan dan kesatuan yang manunggal dan utuh menyeluruh
antara wadah, isi dan tata laku.
3) Mawas ke luar menampilkan wibawa sebagai wujud sikap kesatuan, persatuan dan
kebulatan wadah, isi dan tata laku.
C. ZONA EKONOMI EKSLUSIF
Zona ekonomi eksklusif adalah suatu daerah diluar dan berdampingan dengan laut
territorial yg tunduk pada hukum khusus yang ditetapkan berdasarkan pada hak -hak dan
yurisdiksi negara pantai serta kebebasan negara lain. Salah satu contoh persetujuan
tentang garis batas landas kontinen dan laut wilayah ditandatangani di Canbera pada
tanggal 18 Mei 1971 dan diratifikasi dengan kepres No. 42 tahun 1971 antara Indonesia
dengan Australia.
TOPIK 13
KETAHANAN NASIONAL INDONESIA

A. PENGERTIAN DAN SEJARAH KETAHANAN NASIONAL INDONESIA


Ketahanan nasional Indonesia adalah kondisi dinamis suatu bangsa yang berisi
keuletan dan ketangguhan, yang mengandung kemampu mengembangkan kekuatan
nasional dalam menghadapi dan mengatasi sepla ancaman, gangguan, hambatan, dan
tantangan, baik yang datang dari luar maupun dalam negeri, yang langsung maupun tidak
langsung membahayakan integritas, identitas, kelangsungan hidup bangsa dan negara,
serta perjuang dalam mengejar tujuan nasional Indonesia (Suradinata, 2005:47)
Ketahanan nasional muncul sekitaran awal dari tahun 1960-an karena maraknya
gerakan monumisme di wilayah asia tenggara yang menjadi ancaman bangsa. Pada tahun
1968 dilanjutkan dengan pembentukan Lemhanas atau lembaga ketahanan Nasional.
Istilah ketahanan nasional sendiri baru muncul kemudian pada tahun 1969. Konsepsi
tentang ketahanan nasional diperluas lagi ke dalam Garis Besar Haluan Negara pada
tahun 1973 sampai dengan tahun 1998.Tahun 1999 GBHN tidal lagi mencantumkannya.

B. KONSEPSI KETAHANAN NASIONAL


Ketahanan Nasional adalah konsepsi pengembangan kekuatan nasional melalui
pengaturan dan penyelenggaraan kesejahteraan dan keamanan yang serasi, selaras dalam
seluruh aspek kehidupan secara utuh dan menyeluruh dan terpadu berdasarkan Pancasila,
UUD 1945, dan wawasan nusantara. Dengan kata lain, konsepsi ketahanan nasional
merupakan pedoman (sarana) untuk meningkatkan (metode) keuletan dan ketangguhan
bangsa yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional dengan
pendekatan kesejahteraan dan keamanan (Soemarsono, dkk, 2001: 106).

C. ASAS-ASAS KETAHANAN NASIONAL


Asas ketahanan nasional adalah tata laku yang didasarkan pada nilai-nilai
Pancasila, UUD 1945 dan Wawasan Nusantara, yang terdiri dari:
1) Asas kesejahteraan dan keamanan.
2) Asas komperehensif integral atau menyeluruh terpadu.
3) Asas Mawas ke dalam dan Mawas keluar
4) Asas kekeluargaan

D. SIFAT SIFAT KETAHANAN NASIONAL INDONESIA


Ketahanan Nasional memiliki sifat yang terbentuk dari nilai-nilai yang
terkandung dalam landasan dan asas-asasnya yaitu: Mandiri, Dinamis, Wibawa,
Konsultasi dan kerja sama, serta Integratif

E. UNSUR UNSUR KETAHANAN NASIONAL INDONESIA


Terdapat empat unsur dalam ketahanan Nasional, yaitu: Ketahanan Pertahanan
dan keamanan, Ketahanan Ekonomi, Ketahanan Ideologi, Ketahanan Politik, dan
Ketahanan Sosial-Budaya.

F. PENDEKATAN ASTAGRATA DALAM MEWUJUDKAN KETAHANAN


NASIONAL INDONESIA
Ketahanan Nasional adalah kondisi dinamis yang merupakan integrasi dari
kondisi tiap aspek kehidupan bangsa dan negara. Aspek kehidupan tersebut telah
dielaborasi dalam wujud AstaGatra yang meliputi Tri Gatra (aspek alamiah) dan Panca
Gatra (aspeksosial). Ketahanan nasional juga merupakan pendekatan yang utuh
menyeluruh, yakni mencerminkan keterpaduan antara segala aspek kehidupan nasional
bangsa. Aspek tersebut juga telah terangkum dalam Asta Gatra Ketahanan
Nasional.Dengan demikian, ketahanan nasional Indonesia akan semakin kuat dan kokoh,
jika dilakukan upaya pembinaan dan pengembangan terhadap setiap aspek (gatra) secara
terencana, terpadu, dan berkesinambungan. Pembinaan Ketahanan Nasional dilakukan
dengan menggunakan pendekatan Asta Gatra (delapan aspek), yang merupakan
keseluruhan dari aspek-aspek kehidupan bangsa dan negara Indonesia.
G. GLOBALISASI DAN KETAHANAN NASIONAL INDONESIA
Globalisasi dapat berpengaruh pada sektor ketahanan negara. ketahanan negara
ialah mampu menghadapi serta mengatasi segala bentuk tantangan, hambatan, dan
ancaman yang datangnya dari luar negara maupun dari dalam negara tersebut, yang
secara langsung maupun tidak langsung dapat membahayakan suatu negara. Dengan
berbagai kelebihan dari pengaruh globalisasi yang bisa dikaitkan dengan ketahanan
negara diharapkan dapat membuat semakin menguatnya supremasi hukum,
demokratisasi, dan tuntutan terhadap dilaksanakannya hak-hak asasi manusia,
menguatnya regulasi hukum dan pembuatan peraturan perundang-undangan yang
memihak dan bermanfaat untuk kepentingan rakyat banyak.
TOPIK 14
INTEGRASI NASIONAL

A. KERAGAMAN MASYARAKAT INDONESIA

Masyarakat Indonesia memiliki keberagaman suku bangsa, budaya, dan sosial


yang disatukan dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika. Keberagaman tersebut
dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti perbedaan ras, lingkungan geografis, dan iklim.
Masyarakat yang beragam disebut juga sebagai masyarakat majemuk. Masyarakat
majemuk merupakan masyaraakat yang terdiri atas dua atau lebih elemen yang hidup
sendiri-sendiri tanpa ada pembauran satu sama lain di suatu kesamaan politik.

Keberagaman masyarakat Indonesia memiliki dampak positif sekaligus dampak


negatif bagi diri sendiri, masyarakat, bangsa dan negara. Dampak positif, keberagaman
memberikan manfaat bagi perkembangan dan kemajuan. Sedangkan dampak negatifnya
mengakibatkan ketidakharmonisan bahkan perpecahan bangsa dan negara. Diantara
keberagaman masyarakat Indonesia yakni; Keberagaman Suku Bangsa, Keberagaman
Agama, dan Keberagaman Ras.

B. STRATEGI INTEGRASI BANGSA

Strategi integrasi bangsa merupakan penyatuan berbagai unsur dalam masyarakat


berdasarkan aturan tertentu sehingga terjadi kesepakatan dan tujuan secara nasional untuk
diwujudkan bersama. Dalam rangka mengupayakan terwujudnya integrasi nasional yang
mantap ada beberapa strategi yang mungkin ditempuh, yaitu:

1. Stategi Asilmilasi
Ketika asimilasi ini menjadi sebuah strategi integrasi nasional, berarti bahwa
negara mengintegrasikan masyarakatnya dengan mengupayakan agar unsur-unsur
budaya yang ada dalam negara itu benar-benar melebur menjadi satu dan tidak
lagi menampakkan identitas budaya kelompok atau budaya local.
2. Strategi Akulturasi
Apabila akulturasi ini menjadi strategi integrasi yang diterapkan oleh pemerintah
suatu negara, berarti bahwa negara mengintegrasikan masyarakatnya dengan
mengupayakan adanya identitas budaya bersama namun tidak menghilangkan
seluruh unsur budaya kelompok atau budaya lokal.
3. Strategi Pluralis
Dengan strategi pluralis, dalam mewujudkan integrasi nasional negara memberi
kesempatan kepada semua unsur keragaman dalam negara, baik suku, agama,
budaya daerah, dan perbedaan-perbedaan lainnya untuk tumbuh dan berkembang,
serta hidup berdampingan secara damai.

C. INTEGRASI NASIONAL INDONESIA

Integrasi nasional merupakan suatu hal yang mempersatukan segala perbedaan


dalam masyarakat dan menjadikan suatu keseluruhan yang tidak terpisahkan. Integrasi
nasional dapat dilihat dari dua dimensi, yaitu dimensi vertikal dan dimensi horisontal.
Dimensi vertikal dari integrasi adalah dimensi yang berkenaan dengan upaya menyatukan
persepsi, keinginan, dan harapan yang ada antara elite dan massa atau antara pemerintah
dengan rakyat Sedangkan dimensi horisontal dari integrasi adalah dimensi yang
berkenaan dengan upaya mewujudkan persatuan di antara perbedaan-perbedaan yang ada
dalam masyarakat itu sendiri.

Sebagai sebuah negara, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) juga tentu
berupaya untuk menerapkan integrasi nasional tersebut. Adapun bentuk-bentuk dari
upaya tersebut ialah dengan cara sebagai berikut; Penggunaan Bahasa Indonesia,
Toleransi dan Solidaritas Antar Golongan, dan Menanamkan Sikap Tenggang Rasa.

Anda mungkin juga menyukai