Anda di halaman 1dari 8

Pancasila sebagai Ideologi Terbuka

Ideologi berasal dari bahasa Latin, yaitu dari kata idea dan logos/logia. Idea berarti gagasan,
pemikiran, konsep, pengertian dasar, cita-cita. Sedangkan logos/logia berarti ilmu. Jadi, ideologi
adalah kumpulan gagasan/ konsep dasar bersistem untuk dijadikan dasar pendapat, arah, dan
tujuan.
Beberapa pengertian ideologi menurut pendapat para tokoh, antara lain:
1. Karl marx: ideologi adalah kesadaran palsu, sebab ideologi merupakan hasil pemikiran tertentu
yang diciptakan oleh para pemikir sesuai kepentingannya.
2. Louis althusser: ideologi adalah pedoman hidup, sebab setiap orang membutuhkan pedoman
hidup, baik sebagai individu maupun sebagai warga masyarakat.
3. Dr. Alfian: ideologi adalah suatu pandangan atau sistem nilai yang menyeluruh dan mendalam
tentang bagaimana cara yang sebaiknya, yaitu secara moral dianggap benar dan adil mengatur
tingkah laku bersama dalam berbagai segi kehidupan
Pada tanggal 7 september 1944, Jepang berjanji untuk memberi kemerdekaan bagi bangsa
Indonesia yang diucapkan oleh Perdana Menteri Koiso, menyusul kekalahan Jepang dari sekutu.
Sebagai kelanjutan dari janji tersebut, maka pada tanggal 29 April 1945, jepang membentuk
badan penyelidik usah-usaha persiapan kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) atau Dokuritsu Zyunbi
Tyoosakai), yang bertugas untuk menyelidiki mengenai persiapan kemerdekaan Indonesia.
BPUPKI beranggotakan 60 orang dan diketuai oleh DR.K.R.T Radjiman Wedyodiningrat, waki ketua
R. Panji Suroso, serta Tuan Hachibangase dari Jepang.
Pada masa tugasnya BPUPKI melakukan dua kali sidang. Sidang yang pertama mulai tanggal
29 Mei 1 Juni 1945 untuk membahas rancangan dasar negara. Tiga tokoh nasionalis yang
menyampaikan ide pokok rancangan dasar negara, yaitu:
Mr. Muh. Yamin (29 Mei 1945), ide pokok yang disampaikan:
1. Perikebangsaan
2. Perikemanusiaan
3. Periketuhanan
4. Perikerakyatan
5. Kesejahteraan

Mr. Soepomo (31 Mei 1945), ide pokok yang disampaikan:
1. Paham Negara Persatuan
2. Perhubungan Negara Dengan Agama
3. Sistem Badan Permusyawaratan
4. Sosialisasi Negara
5. Hubungan Antarbangsa

Ir. Soekarno (1 Juni 1945), ide pokok yang disampaikan:
1. Kebangsaan indonesia
2. Internasionalisme atau perikemanusiaan
3. Mufakat atau demokrasi
4. Kesejahteraan sosial
5. Ketuhanan yang berkebudayaan
Ir. Soekarno mengusulkan nama pancasila atas saran Mr. Muh. Yamin. Sejak itulah disebut
sebagai lahirnya istilah pancasila. Pada tanggal 22 Juni 1945, Panitia Sembilan mengadakan
pertemuan dan menghasilkan Piagam Jakarta atau Jakarta Charter. Rumusan akhir ditetapkan
tanggal 18 Agustus 1945 pada sidang PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia):
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmah Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan/ Perwakilan
5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Sidang BPUPKI yang kedua berlangsung dari tanggal 10 Juli 16 Juli 1945. Sidang II BPUPKI
membahas rancangan hukum dasar, yang kemudian dikenal dengan nama pembukaan UUD 1945.
Di dalam pembukaan UUD 1945, terkandung bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI),
dan pada alinea keempat terkandung rumusan dasar negara, Pancasila.
Setelah BPUPKI melaksanakan tugasnya, badan ini dibubarkan dan digantikan PPKI (Panitia
Persiapan Kemerdekaan Indonesia/ Dokuritsu Zyunbi Inkai). Sidang PPKI pada tanggal 18 Agustus
1945 menghasilkan keputusan, antara lain:
1. Menetapkan dan mengesahkan Pembukaan UUD 1945 dan UUD 1945.
2. Memilih Presiden dan Wakil Presiden (Ir. Soekarno dan Moh. Hatta).
3. Membentuk Komite Nasional Indonesia sebagai badan musyawarah darurat.


Fungsi pokok Pancasila, yaitu:
Pancasila sebagai dasar negara
1. Sebagai negara. Pancasila berkedudukan sebagai norma dasar atau norma fundamental
(fundamental norm). Dengan demikian, Pancasila menempati norma hukum tertinggi dalam
ideologi Indonesia.
2. Sebagai sumber dari segala sumber hukum. Pancasila merupakan kaidah negara yang
fundamental, artinya kedudukannya paling tinggi dalam penyusunan aturan-aturan di Indonesia.
3. Sebagai pandangan hidup. Nilai Pancasila merupakan pedoman dan pegangan dalam
pembangunan bangsa dan negara.
4. Sebagai jiwa dan kepribadian bangsa Indonesia. Nilai Pancasila mencerminkan kepribadian
bangsa sebab nilai dasarnya merupakan kristalisasi nilai budaya bangsa Indonesia.
5. Sebagai perjanjian luhur bangsa Indonesia. Pancasila lahir dari hasil musyawarah para pendiri
bangsa dan negara (founding fathers).
Pencasila sebagai ideologi negara. Ideologi dapat dibedakan menjadi dua pengertian, yaitu
ideologi dalam arti luas dan ideologi dalam arti sempit. Dalam arti luas, ideologi menunjukan
sebagai pedoman hidup di semua segi kehidupan, baik pribadi maupun umum. Sedangkan dalam
arti sempit, menunjukan sebagai pedoman hidup dalam bidang tertentu, misalnya sebagai
ideologi negara. Ideologi negara merupakan ideologi mayoritas warga negara tentang nilai-nilai
dasar negara yang ingin diwujudkan melalui kehidupan negara itu. pancasila adalah ideologi
negara, yaitu gagasan fundamental mengenai bagaimana hidup bernegara. Sebagai ideologi
bangsa Indonesia, Pancasila sebagai ikatan budaya (cultural bond) yang berkembang secara alami
dalam kehidupan masyarakat Indonesia, bukan secara paksaan.
Fungsi Pancasila sebagai ideologi negara, yaitu:
1. Memperkokoh persatuan bangsa karena bangsa Indonesia adalah bangsa yang majemuk.
2. Mengarahkan bangsa Indonesia menuju tujuannya dan menggerakan serta membimbing bangsa
Indonesia dalam melaksanakan pembangunan.
3. Memelihara dan mengembangkan identitas bangsa dan sebagai dorongan dalam pembentukan
karakter bangsa berdasarkan Pancasila.
4. Menjadi standar nilai dalam melakukan kritik mengenai keadaan bangsa dan negara.
Pancasila sebagai sebuah ideologi memiliki tiga dimensi, yaitu:
1. Dimensi Realita, artinya nilai-nilai dasar yang ada pada ideologi itu mencerminkan kenyataan
hidup yang ada di dalam masyarakat di mana ideologi itu muncul untuk pertama kalinya.
2. Dimensi Idealisme, artinya kualitas ideologi yang terkandung dalam nilai dasar itu mampu
memberikan harapan kepada berbagai kelompok dan masyarakat tentang masa depan yang lebih
baik.
3. Dimensi Fleksibilitas, artinya kemampuan ideologi dalam mempengaruhi dan menyesuaikan diri
dengan perkembangan masyarakatnya.
Dengan memandang pengertian ideologi sebagai sebuah ide atau gagasan, Franz Magnis-Suseno
menyatakan bahwa ideologi tertutup dan ideologi terbuka. Ideologi tertutup adalah ideologi yang
nilainya bersifat mutlak. Ideologi tertutup bersifat dogmatis dan apriori. Dogmatis berarti
memercayai suatu keadaan tanpa data yang valid, sedangkan apriori berarti berprasangka
terlebih dahulu akan suatu keadaan.
Ideologi tertutup memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
1. Cita-cita sebuah kelompok, bukan cita-cita yang hidup di masyarakat.
2. Bersifat totaliter, menguasai semua bidang kehidupan masyarakat.
3. Tidak ada keanekaragaman, baik pandangan maupun budaya.
4. Rakyat dituntut memiliki kesetiaan total pada ideologi mutlak, konkret, nyata, keras, dan total.
Ideologi terbuka adalah ideologi yang pemikirannya terbuka. Ciri-ciri ideologi ini antara lain:
1. Merupakan kekayaan rohani, budaya, dan masyarakat.
2. Tidak diciptakan oleh negara, tetapi digali dari budaya masyarakat.
3. Isinya tidak instan atau operasional sehingga tiap generasi boleh menafsirkannya.
4. Menginspirasi masyarakat untuk bertanggung jawab.
Perbedaan dari kedua ideologi ini adalah ideologi terbuka bersifat inklusif, tidak totaliter, dan
tidak dapat dipakai melegitimasi kekuasaan sekelompok orang, artinya bahwa sistem ini bersifat
demokratis dan terbuka. Sedangkan ideologi tertutup bersifat otoriter (negara berlaku sebagai
penguasa) dan totaliter.
Berdasarkan ciri-ciri yang sudah disebutkan sebelumnya, Pancasila memenuhi syarat sebagai
ideologi terbuka.
1. Pancasila adalah pandangan hidup yang berakar pada kesadaran masyarakat Indonesia.
2. Isi Pancasila tidak langsung operasional, hanya berisi lima dasar, yaitu Ketuhanan, Kemanusiaan,
Persatuan,
3. Kerakyatan, dan Keadilan. Karena hanya berisi nilai dasar, maka perlu adanya penafsiran.
4. Pancasila menghargai kebebasan. Hal ini tercermin dalam makna sila kedua yang tidak saja
mengakui kebebasan dan kesedarajatan manusia Indonesia, tetapi semua bangsa di dunia.
5. Pancasila adalah ideologi politik, pedoman hidup masyarakat, bangsa, dan negara.
6. Pancasila menghargai pluralitas, seperti yang tercermin dalam sila pertama. Sila ini mencerminkan
semua agama yang ada di Indonesia.
Sebagai ideologi terbuka, Pancasila harus mampu menyesuaikan diri dengan zaman. Hal ini bukan
berarti nilai dari Pancasila dapat diganti dengan nilai dasar lain yang dapat menghilangkan jati diri
bangsa Indonesia. Makna Pancasila sebagai ideologi terbuka adalah nilai-nilai dasar Pancasila
dapat dikembangkan sesuai dengan dinamika kehidupan bangsa Indonesia dan tuntutan
perkembangan zaman dengan memperhatkan tingkat kebutuhan dan perkembangan masyarakat
Indonesia, serta tidak keluar dari eksistensi dan jati diri bangsa Indonesia. Ideologi Pancasila
menghendaki agar bangsa Indonesia tetap bertahan dalam jiwa dan budaya bangsa Indonesia dan
dalam ikatan NKRI.
Menurut moerdiono, faktor-faktor yang mendorong pemikiran Pancasila sebagai ideologi terbuka
adalah:
1. Perkembangan dinamika masyarakat Indonesia yang cepat sehingga tidak semua persoalan hidup
dapat ditemukan jawabannya secara ideologis;
2. Runtuhnya ideologi tertutup, seperti Marxisme-Leninisme/komunisme;
3. Pengalaman sejarah politik Indonesia dengan pengaruh komunisme; dan
4. Tekad bangsa Indonesia untuk menjadikan Pancasila sebagai satu-satunya asas dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. (Pancasila sebagai satu-satunya asa telah dicabut oleh
MPR pada tahun 1999).
B. Pancasila sebagai Sumber Nilai dan Paradigma Pembangunan
Pancasila telah menjadi istilah resmi sebagai dasar falsafah negara Republik Indonesia, baik
ditinjau dari sudut etimologi maupun dari terminologi.
1. Secara etimologi. Berdasarkan asal kata, Pancasila berasal dari bahasa Sansekerta. Menurut
Muhammad Yamin, Pancasila memiliki dua macam arti, yaitu panca artinya lima, syila dengan (i)
biasa (pendek) artinya sendi, alas, atau dasar, syila dengan (i) panjang artinya peraturan tingkah
laku yang penting, baik, dan senonoh. Kata sila dalam bahasa Indonesia menjadi susila artinya
tingkah laku baik.
2. Secara terminologi. Dalam sidang BPUPKI tanggal 1 Juni 1945, istilah Pancasila (lima asas dasar)
digunakan oleh Ir. Soekarno untuk memberi nama pada lima prinsip dasar negara yang
diusulkannya.
Rumusan Pancasila yang sah dan sistematika yang benar terdapat dalam pembukaan UUD 1945
yang telah disahkan oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945. Presiden Soekarno kemudian
mengeluarkan Instruksi No. 12/1968 pada tanggal 13 April 1968. Dalam instruksi tersebut,
ditegaskan tata urutan (sistematika) dan rumusan Pancasila, yaitu:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kemanusiaan yang adil dan beradap
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Bagi bangsa Indonesia, yang dijadikan sebagai sumber nilai dalam kehidupan masyarakat,
berbangsa, dan bernegara adalah Pancasila. Ini berarti bahwa seluruh tatanan kehidupan
masyarakat, bangsa, dan negara menggunakan Pancasila sebagai dasar moral atau norma serta
tolak ukur tentang baik buruk dan benar salahnya sikap, perbuatan, dan tingkah laku bangsa
Indonesia. Nilai-nilai Pancasila merupakan nilai intirinsik yang kebenarannya dapat dibuktikan
secara objektif, serta mengandung kebenaran yang universal.
Pancasila yang dirumuskan oleh para pendiri negara memuat nilai-nilai lihur untuk menjadi dasar
negara. Sebagai gambaran, di dalam tata nilai kehidupan bernegara, ada yang disebut
sebagai nilaii dasar, nilai instrumental, dan nilai praktis.
1. Nilai dasar. Nilai dasar berasal dari nilai-nilai kultural bangsa Indonesia yang berakar dari
kebudayaan sesuai dengan UUD 1945 yang mencerminkan hakikat nilai kultural.
2. Nilai instrumental. Pelaksanaan umum nilai-nilai dasar biasanya dalam wujud nilai sosial atau
norma hukum, selanjutnya akan terkristalisasi dalam lembaga-lembaga yang sesuai dengan
kebutuhan tempat dan waktu.
3. Nilai praktis. Nilai yang sesungguhnya kita laksanakan dalam kenyataan.
Di dalam Pancasila terkandung nilai-nilai kehidupan berbangsa. Nilai-nilai dalam Pancasila yang
dikembangkan, antara lain:
Ketuhanan Yang Maha Esa
1. Percaya dan takwa kepada Tuhan YME.
2. Membina adanya kerja sama dan tolerans antara sesama pemeluk agama dan penganut
kepercayaan kepada tuhan YME.
Kemanusiaan yang adil dan beradab
1. Tidak saling membedakan warna kuit
2. Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan.
Persatuan Indonesia, Menempatkan persatuan, kepentingan, dan keselamatan pribadi atau
golongan.
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/
perwakilan.Melaksanakan keputusan bersama dengan penuh tanggung jawab dan iktikad baik.
Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Adanya hak dan kewajiban yang sama untuk
menciptakan keadilan sosial dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Dalam pembangunan nasiolan, Pancasila adalah sebuah paradigma karena hendak dijadikan
sebagai landasan , acuan, metode, nilai dan tujuan yang ingin dicapai di setiap program
pembangunan NKRI.
Hakikat pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan
pembangunan masyarakat ndonesia seluruhnya. Pembangunan nasional dilaksanakan untuk
mewujudkan tujuan nasional, seperti terdapat dalam pembukaan UUD 1945 alinea IV. Masa
pembangunan akan memberi kesempatan yang menguntungkan bagi Pancasila untuk memberi
pengaruh yang mendalam dan mendasar pada sistem nilai sosial budaya masyarakat Indonesia.
Pembangunan dan pembaruan dengan sendirinya membawa pengaruh-pengaruh sosial maupun
budaya. Perubahan yang bersifat dangkal akan cepat berubah.
Visi dan misi pembangunan nasional, yaitu:
Visi: Terwujudnya masyarakat Indonesia yang damai, demokratis berkeadilan, berdaya saing,
maju, dan sejahtera dalam wadah NKRI yang sehat, mandiri, beriman, dan bertaqwa, berakhlak
mulia, cinta tanah air, berkesadaran hukum dan lingkungan, menguasai ilmu pengetahuan dan
teknologi, memiliki etos kerja yang tinggi, dan berdisiplin.
Misi: Untuk mewujudkan visi banga Indonesia masa depan, misi yang ditetapkan adalah sebagai
berikut:
1. Pengamalan Pancasila secara konsisten.
2. Penegakan kedaulatan rakyat dalam segala aspek.
3. Peningkatan pengamalan ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari.
4. Penjamin kondisi aman, damai, dan tertib.
5. Perwujudan sistem hukum sosial.
6. Perwujudan kehidupan sosial budaya yang dinamis dan kreatif.
7. Pemberdayaan masyarakat dan seluruh kekuatan ekonimi nasional.
8. Perwujudan otonomi daerah.
9. Perwujudan kesejahteraan rakyat.
10. Perwujudan aparatur negara.
C. Sikap Positif terhadap Pancasila sebagai Ideologi Terbuka
Sikap positif warga negara terhadap nilai-nilai Pancasila terlihat dalam sejarah perjuangan bangsa.
Pertama, Pancasila hanya berkembang jika segenap komponen masyarakat bersedia bersikap
positif, terus menerus melakukan penafsiran ulang terhadap Pancasila akan kehilangan
relevansinya. Kedua, Pancasila terbuka untuk ditafsirkan oleh siapa saja. Sikap positif yang paling
dibutuhkan untuk menjadikan Pancasila sebagai ideologi terbuka yang berwibawa adalah secara
konsisten terus berjuang memperkecil kesenjangan antara nilai-nilai Pancasila dengan kenyataan
kehidupan berbangsa sehari-hari.
Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara menggunakan berbagai
jalur dan penciptaan suasana yang menunjang, sehingga perlu dimasyarakatkan dan dibudayakan
dengan cara sebagai berikut.
1. Jalur pendidikan
Pasal 6 ayat (1) menyatakan setiap warga negara yang berusia tujuh tahun sampai dengan lima
belas tahun wajib mengikuti pendidikan dasar
1. Pendidikan Informal. Sesuai dengan Undang-undang No. 20 Tahun 2003, kegiatan pendidikan
informal yang dilakukan oleh keluarga dan lingkungan berbentuk kegiatan secara mandiri.
Keluarga harus menjadi wadah pembentukan insan Pancasila sekaligus menjadi pangkal
pembentukan masyarakat Pancasila.
2. Pendidikan Formal. Pemerintah harus mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan
memperoleh pendidikan pendidikan yang bermutu tinggi bagi seluruh rakyat Indonesia, menuju
terciptanya manusia Indonesia berkualitas tinggi dengan peningkatan anggaran pendidikan secara
berarti.
3. Pendidikan Nonformal. Sesuai dengan Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, pendidikan nonformal deselenggarakan bagi masyarakat yang memerlukan
layanan pendidikan formal dalam rangka mendukung pendidikan.
2. Jalur Media Massa
Berdasarkan Undang-undang No.40 Tahun 1999 tentang Pers, peranan pers nasional antara lain:
1. Memenuhi hak masyarakat untuk mengetahui;
2. Menegakkan nilai-nilai dasar demokrasi, mendorong terwujudnya supremasu hukum dan hak
asasi manusia, serta menghormati kebhinekaan;\
3. Mengembangkan pendapat umum berdasarkan informasi yang tepat, akurat, dan benar;
4. Melakukan pengawasan, kritik, koreksi, dan saran terhadap hal-hal yang berkaitan dengan
kepentingan umum; dan
5. Memperjuangkan keadilan dan kebenaran.
2. Jalur Organisasi Politik, Organisasi Sosial Kemasyarakatan , dan Pranata Sosial.
Dalam pasal 6 Undang-Undang No.31 Tahun 2002 tentang Partai Politik, ditegaskan tujuan partai
politik, ditegaskan tujuan partai politik adalah;
1. Mewujudkan cita-cita nasional bangsa Indonesia sebagaimana tercantum dalam pembukaan UUD
1945;
2. Mengembangkan kehidupan demokrasi berdasarkan Pancasila dengan menjunjung tinggi
kedaulatan rakyat dalam Negara Kesatuan RI; dan
3. Mewujudkan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia


Dampak Globalisasi
A. Proses, Aspek, dan Dampak Globalisasi dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara
Globalisasi diambil dari kata global, yang maknanya Universal. Theodore Levitt merupakan orang
yang Pertama kali menggunakan istila globalisasi pada Tahun 1985.Globalisasi belum memiliki
definisi yang mapan, Kecuali sekedar definisi kerja (working definition),Sehingga bergantung dari
sisi mana orang melihatnya. Ada yang memandangnya sebagai suatu proses social, Proses sejarah,
atau proses alamiah yang akan Membawa seluruh bangsa dan negara di dunia makin Terkait satu
sama lain, mewujudkan satu tantanan Kehidupan baru atau kesatuan koesistensi dengan
Menyingkirkan batas-batas geografis, ekonomi, dan Budaya masyarakat.
Di sisi lain, ada yang melihat globalisasi sebagai Sebua proyek yang diusung oleh negara-negara
Adikuasa, seingga bisa saja orang memiliki Pandangan negative atau curiga teradapnya. Negara-
negara yang kuat dan kaya akan Mengendalikan ekonomi dunia dan negara-negara Kecil makin
tidak berdaya karena tidak mampu Besaing.
Achamd Suparman menyatakan globalisasi adalah Suatu proses menjadikan sesuatu benda atau
Perilaku) sebagai cirri dari setiap individu di dunia Ini tanpa di batasi oleh wilayah.
Jan Aart Scholte melihat bahwa ada beberapa Defines globalisasi, antara lain:
1. Internasionalisasi : Globalisasi diartikan sebagai Meningkatnya hubungan ternasional.
2. Liberalisasi : Globalisasi juga diartikan dengan Semakin diturunkan batas antarnegara, misalnya
Hambatan tariff ekspor impor, lalu lintas devisa, Maupun migrasi.
3. Universalisasi : Globalisasi juga digambarkanSebagai semakin tersebarnya hal aterial
4. Maupun immaterial ke seluruh dunia.
5. Westernisasi : Westernisasi adalah salah satu Bentuk dari universalisasi dengan semakin
Menyebarnya pikiran dan budaya dari Barat Sehingga mengglobal.
6. Hubungan transplanetari dan suprateritorialitas : Pada pengertian yang kelima, dunia global
memiliki Status ontology sendiri, bukan sekada gabungan Negara-negara.
Berbagai pendapat yang dikemukakan para ahli Berkaitan dengan konsep globalisasi, adalah
sebagai Berikut.
1. Emanuel Richter,Globalisasi adalah jaringan kerja global yang secara Bersamaan menyatukan
masyarakat yang Sebelumnya terpencar-pencar dan terisolasi ke Dalam saling ketergantungan
dan persatuan dunia.
2. Thomas L. Friedman,Globalisasi memiliki dimensi ideologi dan dimensiTeknologi. Dimensi
ideologi, yaitu kapitalisme dan pasar bebas. Sedangkan dimensi teknologi adalah teknologi
informasi yang telah menyatukan dunia.
3. Princeton N. Lyman,Globalisasi adalah pertumbuhan yang sangat cepat Atas saling
ketergantungan dan hubungan antara Negara-negara di dunia dalam hal perdagangan dan
Keuangan.
Pengaruh globalisasi dapat menghilangkan berbagai Halangan dan rintangan yang menjadikan
dunia Semakin terbuka dan saling bergantung satu sama Lain. Globalisasiakan membawa
perspektif baru tentang Konsep Dunia Tanpa Tapal Batas yang saat ini Diterima sebagai realitas
masa depan yang akan Memengaruhi perkembangan budaya dan membayar Perubahan baru.
Menurut Selo Soemardjan,
Suasana anomi ialah suasana ketika masyarakat yang sedang mengalami perubahan budaya yang
tidak mengetahui scara jelas nilai-nilai budaya mana yang perlu diambil dan mana yang harus
dikembangkan.
Dampak positif globalisasi dan modernisasi, antara lain :
1. Perubahan tata nilai dan sikap, Adanya modernisasi dan globalisasi dalam budaya menyebabkan
pengeseran nilai dan sikap masyarakat yang semua irasional menjadi rasional.
2. Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan
dan teknologi, masyarakat menjadi lebih mudah dalam beraktivitas dan mendorong untuk
berpikir lebih maju.
3. Tingkat kehidupan yang lebh baik. Dibukanya industri yang memproduksi alat-alat komunikasi
dan transportasi yang canggih merupakan salah satu usaha mengurangi penggangguran dan
meningkatkan taraf hidup masyarakat.
Dampak negatif modernisasi dan globalisasi adalah sebagai berikut :
1. Pola Hidup Konsumtif. Perkembangan industry yang pesat membuka penyediaan barang
kebutuhan masyarakat melimpah. Dengan begitu, masyarakat mudah tertarik untuk
mengonsumsi barang karena banyaknya pilihan.
2. Sikap Individualistik. Masyarakat terkadang lupa bahwa mereka adalah makhluk social karena
mereka dimudahkan dengan teknologi maju sehingga membuat mereka merasa tidak lagi
membutuhkan orang lain dalam aktivitasnya.
3. Gaya Hidup Barat. Tidak semua budaya Barat baik dan cocok diterapkan di Indonesia. Contoh
budaya negative yang mulai menggeser budaya asli adalah anak tidak lagi hormat kepada orang
tua, kehidupan bebas remaja, dan lain-lain.
4. Kesenjangan Sosial. Apabila dalam suatu komunitas masyarakat hanya ada beberapa individu
yang dapat mengikuti arus modernisasi dan globalisasi, akan memperdalam jurang pemisah
antara satu individu dan individu lain yang stagnan. Hal ini menimbulkan kesenjangan sosial.


B. Pengaruh Globalisasi terhadap Kehidupan Bangsa dan Negara Indonesia
Globalisasi tidak hanya terjadi dalam bentuk kebudayaan yang bersifat materiil, tetapi juga
bersifat politik, ekonomi, perdagangan, pertahanan, kesenian, dan bahasa.
Respons bangsa Indonesia terhadap globalisasi adalah sebagai peluang dan tantangan. Peluang
berarti setiap orang mempunyai kesempatan yang sama untuk memanfaatkan situasi ini dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya dengan baik, sedangkan tantangan berarti setiap orang diberi
kesempatan untuk berkompetisi dan menunjukkan kemampuannya.
Peluang dan tantangan yang dapat kita peroleh dari globalisasi adalah sebagai berikut:
1. Pasar bebas, yaitu pasar di mana suatu produk menjadi semakin luas dan pemasarannya semakin
banyak.
2. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dapat dengan mudah diterima.
3. Wawasan budaya semakin luas.
4. Peluang dan tantangan bisnis dalam bidang pariwista semakin terbuka.
5. Lapangan kerja semakin terbuka dan banyak.
Pengaruh dari globalisasi, antara lain ;
1. Pengaruh Teknologi terhadap Kehidupan Berbangsa dan Bernegara. Globalisasi adalah suatu
proses penyebaran unsur-unsur baru yang menyangkut informasi secara mendunia melalui media
cetak dan elektronik. Secara terbatas, globalisasi dibentuk untuk kemajuan teknologi di bidang
komunikasi dunia. Contohnya, Anda dapat melihat dan memperoleh informasi dengan berbagai
peristiwa yang terjadi di seluruh dunia dalam waktu yang relative singkat melalui televise.
Selanjutnya, media informasi akan berdampak negative jia menghambat atau merusak
tercapainya tujuan pembangunan.
2. Pengaruh Pasar Bisnis terhadap Negara Berkembang. Keterbukaan terhadap perdanganan
internasional bukanlah fenomena baru bagi Negara berkembang. Selam masa pernjajahan,
Negara berkembang telah berhubungan dengan pasar dunia terutama dalam perannya sebagai
eksportir bahan mentah dan importer barang-barang manufaktur. Aspek terpenting dari
globalisasi perdagangan bagi mayoritas Negara-negara berkembang adalah terus merosotn ya
nilai tukar komoditas ekspor dan tingginya kuantitas impor produk-produk manufaktur. Persoalan
yang dihadapi oleh Negara-negara berkembang termasuk Indonesia, adalah tekanan untuk
membebaskan bea impor melalui persyaratan pinjaman.
Berbagai contoh posisi bangsa Indonesia dalam era globalisasi dalam bidang ekonomi, teknologi,
politik, hokum, sosial budaya, dan lingkungan hidup adalah sebagai berikut :
Dalam Bidang Ekonomi
1. Meningkatkan kemampuan bangsa dan Negara untuk berkompetisi secara internasional
2. Meningkatkan kualitas produksi dalam negeri agar dapat bersaing di pasar internasional.
3. Meningkatkan pendapatan per kapita masyarakat.
Dalam Bidang Teknologi
1. Mampu mengembangkan teknologi dan informasi yang bertaraf internasional.
2. Memanfaatkan teknologi untuk memublikasikan potensi yang dimiliki oleh Negara Indonesia.
3. Membuka akses informasi dari dunia internasional sebagai studi banding dan sebagai sarana
kerja sama dengan Negara lain.
Dalam bidang Politik
1. Menegakkan nilai-nilai demokrasi.
2. Memperluas dan meningkatkan hubungan dan kerja sama internasional.
3. Partisipasi aktif dalam percaturan politik untuk menuju perdamaian dunia.
Dalam Bidang Hukum
1. Mematuhi peraturan hokum dan perjanjian internasional.
2. Turut meratifikasi perjanjian hokum internasional dalam berbagai masalah, seperti masalah
HAM, narkoba, dan lain sebagainya.
3. Menghormati peradilan internasional dan bekerja sama dengan Interpol.
Dalam Bidang Sosial Budaya
1. Turut serta berpartisipasi dalam kegiatan sosial internasional, misalnya lewat oraganisasi PBB
dan Palang Merah Internasional.
2. Menjunjung tinggi pelaksanaan HAM.
3. Mengadakan pertukaran pelajaran antaranegara.
Dalam Bidang Lingkungan Hidup
1. Menentang pemakaian senjata nuklir, baik untuk perang maupun penelitian yang dapat
merusak lingkungan hidup.
2. Turut serta melestarikan lingkungan hidup serta ekologi darat, laut, dan udara secara nasional
dan internasional.
3. Menggalang kerja sama antarnegara dalam menanggulangi pencemaran lingkungan.
C. Sikap terhadap Pengaruh dan Implikasi Globalisasi pada Bangsa dan Negara Indonesia.
Bangsa Indonesia dalam era globalisasi ini tidak dapat menghindari derasnya arus kompleksitas
perubahan (inovasi) sebagai akibat majunya teknologi informasi, telekomunikasi dan transportasi,
tatanan ekonomi dunia yang mengarah pada pasar bebas, serta tingkat efisiensi dan kompetisi
yang tinggi di berbagai bidang kehidupan.
Teknologi informasi dan komunikasi adalah factor pendukung utama dalam globalisasi. Dewasa
ini, perkembangan teknologi begitu cepat sehingga segala informasi dengan berbagai bentuk dan
kepentingan dapattersebar luas keseluruh dunia. kehadiran globalisasi tentunnya membawa
pengaruh bagi kehidupan suatu Negara, termasuk Indonesia. pengaruh tersebut meliputi dua sisi,
yaitu pengaruh positif dan pengaruh negative. pengaruh globalisasi di berbagai bidang kehidupan,
seperti kehidupan politik,ekonomi,ideolohi,social budaya, dan lain-lain akan mempengarughi
nilai-nilai nasionalisme terhadap bangsa.
Pengaruh positif globalisai terhadap nilai-nilai nasionalisme, yaitu:
1. Dilihat dari globalisasi politik, pemerintahan di jalankan secara terbuka dan demokratis.jujur,
bersih, dan dinamis, tentunya akan mendapat tanggapan posotif tersebut berupa meningkatnya
rasa masionalisme terhadap Negara.
2. Dari aspek globalisasi ekonomi, terbukanya pasar internasional dapat meningkatkan kesempatan
kerjadan devisa Negara. Dengan adanya hal tersebut, kehidupan ekonomi bangsa yang
menunjang kehidupan nasional bangsa yang menigka.
Dari globalisasi social budaya, kita dapat meniru pola pikir yang baik, seperti etos kerja yang
tinggi, disiplin, dan iptek dari bangsa lain yang sudah maju untuk meningkatkan kemajuan bangsa
yang pada akhirnya memajukan bangsa dan mempertebal rasa nasionalisme terhadap bangsa.
Pengaruh negatif globalisasi terhadapp nilai-nilai nasionalisme, yaitu:
1. Globalisasi mampu meyakinkan masyarakat Indonesia bahwa liberalisme dapat membawa
kemajuan dan kemakmuran sehingga tidak menutup kemungkinan Indonesia akan berubah arah
dari ideologi pancasila ke ideologi liberalis, jika hal tersebut terjadi, akibat rasa nasionalisme
banngsa akan hilang.
2. Dari globalisasi aspek ekonomi, hilangny rasa cinta terhadap produk dalam negeri karena
banyaknya produk luar negeri (seperti McDonald,Coca Cola, Pizza Hut,dll) di Indonesia. Hilangnya
rasa cinta terhadap produk dalam negeri menunjukkan gejala berkurangnya rasa nasionalisme
masyarakat.
3. Masyarakat kita, khususnya anak muda, banyak yang lupa akan identitas diri sebagai bangsa
Indonesia, karena gaya hidup yang cenderung meniru budaya Barat yang dianggap sebagai kiblat
oleh masyarakat dunia.
4. Mengakibatkan adanya kesenjangan social yang tajam antara yang kaya dan miskin, karena
adanya persaingan bebas dalam globalisasi ekonomi. Hal tersebut dapat menimbulkan
pertentangan antara yang kaya dan miskin, sehingga dapat menggagu kehidupan nasional bangsa.
5. Munculnya sikap individualism yang menimbulkan ketidakpedulian antara perilaku sesama warga.
Dengan adanya individualism, orang tidak akan peduli dengan kehidupan bangsa.
D. Pengaruh Globalisasi terhadap Nilai Nasionalisme dikalangan Muda
Arus globalisasi begitu cepat merasuk ke dalam masyarakat, terutama di kalangan muda.
Pengaruh globalisasi terhadap anak muda begitu kuat. Pengaruh globalisasi tersebut telah
membuat banyak anak muda kita kehilangan kepribadian diri sebagai bangsa Indonesia. hal ini di
tunjukan dengan gejala-gejala yang muncul dalam kehidupan sehari-hari anak muda sekarang.
Dari cara berpakaian, banyak renaja-remaja kita yang berdandan seperti selebritis yang
cenderung ke budaya Barat, Tidak banya remaja yang mau melestarikan budaya bangsa dengan
mengenakan pakaian yang sopan sesuai dengan kepribadian bangsa.
Teknologi internet merupakan teknologi yang memberika informasi tanpa batas dan dapat di
akses oleh siapa saja.apa lagi untuk anak muda internet sudah menjadi santapan mereka sehari-
hari. jika di gunakan dengan baik, tentu kita memperoleh manfaat yang berguna. Tetapi jika tidak,
kita akan mendapat kerugian. Rasa sosial terhadap masyarakat menjadi tidak ada karena mereka
lebih sibuk menggunakan hanphone.
Dilihat dari sikap, banyak anak muda yang tingkah lakunya tidak kenal sopan santun dan
cenderung cuek dan tidak ada rasa peduli terhadap lingkingan. Contoh, adanya geng motor anak
muda yang melakukan tindakan kekerasan yang mengganggu ketentraman dan kenyamanan
masyarakat. Moral generasi bangsa menjadi rusak dan timbul tindakan anarkis antara golongan
muda.
Langkah-langkah untuk mengantisipasi dampak negatif globalisasi terhadap nilai-nilai
nasionalisme, antara lain:
1. Menumbuhkan semangat nasionalisme yang terpengaruh, missal semangat mencintai produk
dalam negri.
2. Menanamkan dan mengamalkan nilai-nilai pancasila dengan sebaik-baiknya.
3. Menanamkan dan melaksanakan ajaran agama denagn sebaik-baiknya.
4. Mewujudkan supremasi hokum, menerapkan dan menegakkan hukum dalam arti sebenar-
benarnya dan seadil-adilnya.
5. Selektif terhadap pengaruh globalisasi di bidang politik, ideology, ekonomi, dan social budaya
bangsa.
Berikut ini beberapa indicator perubahan/dampak globalisasi:
Politik
1. Penyebaran nilai-nilai politik Barat, baik secara langsung atau tidak langsung dalam bentuk
unjuk rasa, demontrasi yang semakin berani dan terkadang mengabaikan kepentingan
umumdengan cara membuat kerusuhan dan anarkis.
2. semakin lunturnya nilai-nilai politik yang berdasarkan semangat kekeluargaan, musyawarah
mufakat, dan gotong royong.
3. smakin menguatnya niali-nilai politik berdasarkan semangat individual, kelompok, oposisi,
dictator mayoritas atau tironi minoritas.
Ekonomi
1. Berlakunya prinsip siapa yang memiliki modal yang besar akan semakin kuat dan yang lemah
tersingkir (the survival of the fittest).
2. Pemerintah hanya sebagai regulator dalam pengaturan ekonomi yang mekanismenya akan di
tentukan oleh pasar.
3. Sektor-sektor ekonomi rakyat yang di berikan subsidi semakin erkurang, koperasi semakin sulit
berkembang, dan penyerapan tenaga kerja dengan pola padat karya sudah semakin di
tiggalkan.
Sosial dan Budaya
1. Nilai-nilai Barat dapat masuk dengan mudah, baik melalui internet, parabola, media televisi,
maupun media cetak yang kadang-kadang di tiru habis-habisan.
2. Semakin lunturnya semangat gotong royong, solidaritas, kepedulian,dan kesetiakawanan sosial
sehingga dalam kesadaan tertentuhanya di tangani oleh segelintir orang.
3. Semakin mudahnya nilai-nilai keagamaan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara karena dianggap tidak ada hubungannya (sekularisme).
Ledakan Informasi
1. Kemajuan iptek dan arus komunikasi global yang makin canggih, cepat,dan berkapasitas tinggi.
2. Laju pertumbuhan dan akumulasi pengetahuan serta informasi meningkat sangat cepat secara
tajam (eksponensial).
Hukum,Pertahanan,dan keamanan.
Semakin menguatnya supremasi hukum, demokratisasi, dan tuntutan terhadap dilaksanakannya
hak-hak asasi manusia

Anda mungkin juga menyukai