Anda di halaman 1dari 33

PANC

ASIL
01
Sejarah
Pancasila
Sejarah Pancasila
Pancasila berasal dari • BPUPKI (Dokuritsu Junbi Cosakai), dibentuk tanggal 1
Bahasa Sansekerta : Maret
• Terdiri dari : 62 orang Indonesia & 7 orang perwakilan
Panca : lima Jepang
Sila : dasar/asas • Ketua : Dr. KRT. Radjiman Wedyodiningrat
• Wakil :
Secara etimologi, Pancasila Indonesia : RP. Soeroso
berarti dasar yang memiliki Jepang : Ichibangase Yosio
lima sendi.

• Pancasila dirumuskan pada sidang resmi


pertama BPUPKI tanggal 29 Mei – 1 Juni 1945
 membahas tentang dasar negara
Usulan Rumusan Dasar Negara
29 Mei 1945, Moh Yamin mengusulkan rumusan 31 Mei 1945, Prof. Dr. Mr. Soepomo
dasar negara yang terdiri dari 5 hal : mengemukakan 5 asas tentang dasar
negara :
1. Peri kebangsaan
2. Peri kemanusiaan 1. Persatuan
3. Peri ketuhanan 2. Kekeluargaan
4. Peri kerakyatan 3. Keseimbangan lahir dan batin
5. Kesejahteraan rakyat 4. Musyawarah
5. Keadilan sosial
Secara tertulis :
6. Ketuhanan Yang Maha Esa
7. Kebangsaan Persatuan Indonesia
8. Rasa kemanusiaan yang adil dan beradab
9. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah
kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan
10. Keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia
Usulan Rumusan Dasar Negara
1 Juni 1945, Ir. Soekarno Ir. Soekarno mengemukakan
menyampaikan rumusan dasar bahwa 5 sila tersebut dapat
negara yang diberi nama Pancasila: diringkas menjadi trisila:

1. Nasionalisme (Kebangsaan 1. Sosio nasionalisme


Indonesia) 2. Sosio demokrasi
2. Internasionalisme (Peri 3. Ketuhanan
Kemanusiaan)
3. Mufakat atau Demokrasi Kemudian trisila itu dapat diringkas
4. Kesejahteraan Sosial lagi menjadi ekasila : Gotong
5. Ketuhanan yang Royong
Berkebudayaan
Pada sidang pertama BPUPKI belum Pada 22 Juni 1945, panitia Sembilan
mencapai kesepakatan mengenai mengadakan rapat dan berhasil merumuskan
dasar negara, maka dari itu dibentuk dasar negara.
panitia Sembilan.
Rumusan dasar negara tersebut dinamai Piagam
1) Ir. Soekarno : ketua Jakarta oleh Moh. Yamin :
2) Moh. Hatta 1) Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan
3) Moh. Yamin syariat islam bagi pemeluk-pemeluknya.
4) A.A. Maramis 2) Kemanusiaan yang adil dan beradab
5) Soerbarjo 3) Persatuan Indonesia
6) K.H. Wachid Hasyim 4) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
7) K.H. Kahas Moezakir kebijaksanaan dalam
8) H. Agus Salim permusyawaratan/perwakilan
9) R. Abikusno Tjokrosoejoso 5) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Selanjutnya pada tanggal 18 Agustus Setelah rumusan Pancasila diterima sebagai
1945 (Sidang I PPKI) Pancasila disahkan dasar Negara Republik Indonesia secara resmi
sebagai dasar negara yang mengikat. dokumen penetapannya :
1) Rumusan pertama : Piagam Jakarta, 22 Juni
Namun, sebelumnya sila ke-1 telah 1945
diubah menjadi “Ketuhanan Yang Maha 2) Rumusan kedua : Pembukaan UUD 1945, 18
Esa” Agustus 1945
3) Rumusan ketiga : Mukaddimah Konstitusi
Drs. Mohammad Hatta menjadi salah RIS, 27 Desember 1949
satu orang yang memprakarsai 4) Rumusan Keempat : Mukaddimah UUDS, 15
perubahan sila ke-1 setelah menerima Agustus 1950
rasa keberatan dari utusan yang berasal 5) Rumusan Kelima : rumusan kedua yang
dari Indonesia Timur. dijiwai rumusan pertama (merujuk Dekrit
Presiden 5 Juli 1959)
02
Pancasila sebagai
Ideologi Negara
Arti dan Pengertian Ideologi
Arti Kata Pengertian Ideologi

Ideologi berasal dari kata idea dan ● Secara sederhana


logos Ideologi berarti pengetahuan tentang
ide, keyakinan atau gagasan
Idea : pemikiran, konsep, gagasan
● Secara luas
Logos : pengetahuan Ideologi adalah seperangkat prinsip
yang dijadikan dasar untuk
memberikan arah dan tujuan yang
ingin dicapai dalam melangsungkan
dan mengembangkan kehidupan
nasional suatu bangsa dan negara
Ciri-Ciri Ideologi Terbuka dan
Tertutup
Ideologi Terbuka

● Merupakan kekayaan rohani, moral dan budaya masyarakat


● Tidak diciptakan oleh negara, tetapi ditemukan dalam masyarakat sendiri
● Isinya tidak langsung operasional. Sehingga, setiap generasi baru dapat dan perlu
menggali kembali falsafah tersebut dan kembali mencari implikasinya dalam situasi
kekinian mereka.
● Ideologi tidak bersifat kaku dan tertutup, namun bersifat reformatif, dinamis dan
terbuka
● Menghargai pluralitas, sehingga dapat diterima oleh seluruh masyarakat dengan latar
belakang yang berbeda
Ciri-Ciri Ideologi Terbuka dan
Tertutup
Ideologi Tertutup

● Bukan merupakan cita-cita yang sudah hidup dalam masyarakat, melainkan cita-cita
kelompok yang digunakan sebagai dasar untuk mengubah masyarakat
● Apabila kelompok tersebut berhasil menguasai negara, ideologinya itu akan dipaksakan
kepada masyarakat. Nilai, norma, aturan dan berbagai segi kehidupan masyarakat akan
diubah sesuai dengan ideologi tersebut
● Bersifat totaliter, artinya mencakup semua bidang kehidupan
● Tidak memandang pluralism
● Tidak mengakui hak masing-masing orang untuk memiliki keyakinan dan
pertimbangannya sendiri.
Pancasila sebagai Ideologi
Negara
Makna Pancasila sebagai ideologi mencakup :

Merupakan pemikiran yang 1) Dimensi idealitas : mengandung nilai-nilai yang


memuat pandangan dasar dianggap baik dan benar oleh masyarakat Indonesia pada
dan cita-cita mengenai khususnya dan manusia secara universal pada umumnya.
sejarah manusia, 2) Dimensi normatif : nilai-nilai dasar dalam Pancasila perlu
masyarakat dan negara dijabarkan dalam norma dan aturan sebagaimana
Indonesia yang bersumber tersusun dalam tata aturan perundangan yang berlaku di
dari kebudayaan Indonesia Indonesia dari yang tertinggi hingga terendah
atau sebagai pandangan 3) Dimensi realitas : mencerminkan realitas hidup yang ada
hidup bangsa. di masyarakat sehingga Pancasila tidak pernah
bertentangan dengan tradisi, adat istiadat, kebudayaan
dan keagamaan yang ada di dalam masyarakat Indonesia.
03
Nilai-Nilai dan
Dimensi dalam
Pancasila
Menurut Notonegoro, nilai dibedakan menjadi 3 :
1) Nilai Material
Segala sesuatu yang berguna bagi kehidupan jasmani manusia. Misalnya kebutuhan makan, minum,
sandang, pangan, papan, pendidikan, Kesehatan, dll.

2) Nilai Vital
Segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat mengadakan kegiatan/aktivitas. Misalnya
semangat, kemauan, kerja keras, ketekunan, dll.

3) Nilai Kerohanian
Segala sesuatu yang berguna bagi rohani manusia. Nilai kerohanian meliputi :
• Nilai kebenaran yang bersumber pada akal (rasio, budi, cipta) manusia
• Nilai keindahan (nilai estetika) yang bersumber pada rasa
• Nilai kebaikan (nilai moral) yang bersumber pada kehendak manusia
• Nilai religious yang merupakan nilai kerohanian tertinggi dan mutlak. Nilai ini bersumber pada
kepercayaan dan keyakinan manusia.
Nilai-Nilai Dalam Pancasila
1) Nilai Dasar
Nilai-nilai yang mempunyai sifat tetap, nilai-nilai ini terdapat dalam pembukaan UUD 1945. Nilai
dasar terdiri atas ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan dan keadilan sosial.

2) Nilai Instrumental
Merupakan penjabaran lebih lanjut dari nilai dasar secara lebih kreatif dan dinamis dalam bentuk
UUD 1945 dan peraturan perundang-undangan lainnya.

3) Nilai Praksis
Nilai yang sesungguhnya dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari baik dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Nilai Subjektif dan Objektif Pancasila
Nilai Objektif Pancasila

Nilai objektif Pancasila merupakan nilai-nilai Pancasila yang diwujudkan dalam rumusan lima sila dari
Pancasila dan tercantum dalam pokok pikiran dalam pembukaan UUD 1945.

Contoh nilai Pancasila bersifat objektif :


• Rumusan setiap sila pada Pancasila sebenarnya mempunyai sifat umum dan abstrak. Hal ini karena
rumusan itu merupakan nilai.
• Nilai-nilai Pancasila akan tetap berlaku sepanjang masa dalam kehidupan bangsa Indonesia baik
dalam adat istiadat, kebudayaan, kegiatan kenegaraan maupun dalam keagamaan.
• Nilai Pancasila tercantum dalam pembukaan UUD 1945, sebagai pokok kaidah yang fundamental.
Sehingga, Pancasila menjadi sumber hukum tertinggi Indonesia yang isi dan kedudukannya tidak
dapat diubah.
Nilai Subjektif dan Objektif Pancasila
Nilai Subjektif Pancasila

Nilai subjektif Pancasila merupakan nilai-nilai Pancasila yang diwujudkan dalam perilaku berbangsa dan
bernegara sesuai dengan semua aturan perundang-undangan yang berlaku.

Contoh nilai Pancasila bersifat subjektif :


• Nilai-nilai Pancasila mengandung nilai kerohanian yang perwujudannya sesuai hati nurani bangsa
Indonesia yang bersumber pada kepribadian bangsa Indonesia
• Nilai-nilai dalam Pancasila timbul dari bangsa Indonesia sebagai hasil pemikiran, penilaian kritis,
serta perenungan filosofis bangsa Indonesia.
• Nilai-nilai dalam Pancasila merupakan filsafat bangsa Indonesia yang menjadi jati diri bangsa dan
sumber nilai kebenaran, keadilan dan kebijaksanaan dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.
04
Lambang
Pancasila
Lambang negara tersebut
merupakan usulan dari
Sultan Hamid II yang
merupakan sultan dari
Kesultanan Demak.

Lambang negara resmi


diperkenalkan kepada
masyarakat pada tanggal
17 Agustus 1950 dan
disahkan pada 17 Oktober
1951
Garuda
a. Garuda Pancasila merupakan burung yang sudah dikenal melalui mitologi kuno di
sejarah Nusantara, yaitu tunggangan Dewa Wishnu yang berwujud burung elang
rajawali. Garuda dipakai sebagai simbol negara untuk menggambarkan negara
Indonesia merupakan bangsa yang kuat dan besar.
b. Warna keemasan di burung Garuda menggambarkan kejayaan dan keagungan
c. Garuda memiliki sayap, paruh, cakar dan ekor yang melambangkan tenaga dan
kekuatan pembangunan
d. Jumlah bulu menggambarkan hari proklamasi, 17 Agustus 1945
• 17 helai bulu pada masing-masing sayap
• 8 helai bulu pada ekor
• 19 helai bulu di bawah perisai / pangkal ekor
• 45 helai bulu di leher
Perisai
a. Perisai adalah tameng yang telah lama dikenal dalam kebudayaan dan peradaban
Indonesia sebagai bagian senjata yang melambangkan perjuangan, pertahanan dan
perlindungan diri untuk mencapai tujuan.
b. Di tengah perisai terdapat sebuah garis hitam tebal yang melukiskan garis
khatulistiwa yang menggambarkan lokasi NKRI yaitu negara tropis yang dilintasi garis
khatulistiwa membentang dari timur ke barat.
c. Warna dasar pada ruang perisai adalah warna bendera Indonesia yaitu “merah—
putih”, sedangkan bagian tengahnya berwarna hitam.
d. Pada perisai terdapat lima ruang yang menggambarkan Pancasila :
• Sila pertama : dilambangkan cahaya (bintang) ditengah perisai bersudut lima berlatar
hitam
• Sila kedua : dilambangkan dengan tali rantai bermata bulatan dan persegi dibagian
kanan bawah berlatar merah
• Sila ketiga : dilambangkan dengan pohon beringin di bagian kanan atas berlatar putih
• Sila keempat : dilambangkan dengan kepala banteng di bagian kiri atas berlatar
merah
• Sila kelima : dilambangkan dengan padi dan kapas di bagian kanan bawah berlatar
putih
Semboyan Bhinneka Tunggal Ika

a. Kedua cakar garuda mencengkram sehelai pita putih


bertuliskan “Bhinneka Tunggal Ika” berwarna hitam
b. Bhinneka Tunggal Ika memiliki arti yaitu berbeda-beda
tetapi tetap satu
c. Bhinneka Tunggal Ika dijadikan semboyan negara
berdasarkan usul Moh. Yamin.
05
Pedoman Penghayatan
dan Pengamalan
Pancasila
Sila Pertama
a. Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan ketakwaannya terhadap Tuhan Yang
Maha Esa.
b. Manusia Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dengan
agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan
beradab.
c. Mengembangkan sikap hormat-menghormati dan bekerja sama antara pemeluk agama
dengan penganut kepercayaan yang berbeda-beda terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
d. Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan kepercayaan terhadap
Tuhan Yang Maha Esa.
e. Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah yang
menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa.
f. Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan
agama dan kepercayaannya masing-masing.
g. Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa kepada
orang lain.
Sila Kedua
a. Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai
makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
b. Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan kewajiban asasi setiap manusia, tanpa
membeda bedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial,
warna kulit, dan sebagainya.
c. Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.
d. Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira.
e. Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain.
f. Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
g. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
h. Berani membela kebenaran dan keadilan.
i. Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia.
j. Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerja sama dengan bangsa lain.
Sila Ketiga
a. Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan bangsa
dan negara sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan.
b. Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa apabila diperlukan.
c. Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.
d. Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air Indonesia.
e. Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan
keadilan sosial.
f. Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika.
g. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.
Sila Keempat
a. Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia mempunyai kedudukan,
hak, dan kewajiban yang sama.
b. Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.
c. Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama.
d. Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan.
e. Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai hasil musyawarah.
f. Dengan iktikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil keputusan
musyawarah.
g. Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan.
h. Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur.
i. Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan Yang
Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, nilai-nilai kebenaran dan keadilan
mengutamakan persatuan dan kesatuan demi kepentingan bersama.
j. Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk melaksanakan
pemusyawaratan.
Sila Kelima
a. Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan
dan kegotongroyongan.
b. Mengembangkan sikap adil terhadap sesama.
c. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
d. Menghormati hak orang lain.
e. Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri.
f. Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat pemerasan terhadap orang lain.
g. Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dan gaya hidup mewah.
h. Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau merugikan kepentingan umum.
i. Suka bekerja keras.
j. Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan kesejahteraan
bersama.
k. Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan
sosial.
06
Kedudukan dan Fungsi
Pancasila
a. Pancasila sebagai dasar negara b. Pancasila sebagai pendangan hidup
bangsa Indonesia (way of life)

Dasar negara merupakan fundamental / Pancasila sebagai pandangan hidup


alas yang dijadikan pijakan serta dapat bangsa yang berarti bahwa Pancasila
memberi kekuatan kepada berdirinya menjadi petunjuk atau pedoman di
suatu negara. Pancasila pada fungsinya berbagai kegiatan kehidupan untuk
sebagai dasar negara adalah sumber mengatur kehidupan bernegara dan
kaidah hukum yang mengatur bangsa berbangsa Indonesia. Sebagai pandangan
Indonesia, termasuk di dalamnya seluruh hidup Pancasila juga berfungsi sebagai
unsur-unsurnya yakni rakyat, pemerintah pegangan hidup, norma, dan pedoman di
dan wilayan. Pancasila pada posisi seperti semua aspek kehidupan. Dapat
inilai yang merupakan pijakan disimpulkan bahwa semua perilaku dan
penyelenggaraan negara serta seluruh sikap setiap individu harus dijiwai dengan
kehidupan berbangsa dan bernegara. nilai-nilai Pancasila.
c. Pancasila sebagai ideologi d. Pancasila sebagai cita-cita dan tujuan bangsa
bangsa Indonesia Indonesia

Pancasila adalah ideologi negara Pancasila sebagai cita-cita dan tujuan bangsa
yaitu gagasan fundamental mengenai Indonesia berarti bahwa Pancasila dijadikan sebagai
bagaimana hidup bernegara milik cita-cita dan tujuan yang hendak dicapai bangsa
seluruh bangsa Indonesia bukan Indonesia yaitu suatu masyarakat yang Pancasilais.
ideologi milik negara atau rezim Cita-cita bangsa (Pembukaan UUD 1945 alenia yaitu
tertentu. bangsa Indonesia ingin mewujudkan suatu negara
yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur,
sedangkan tujuan bangsa (Pembukaan UUD 1945
alenia IV), yaitu sebagai berikut:
• Melindungi segenap bangsa Indonesia dan
seluruh tumpah darah Indonesia
• Memajukan kesejahteraan umum
• Mencerdaskan kehidupan bangsa
• Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi,
dan keadilan sosial
e. Pancasila sebagai Perjanjian Luhur f. Pancasila sebagai Paradigma
Bangsa Pembangunan

Pancasila sebagai perjanjian luhur bangsa Pancasila sebagai paradigma


Indonesia, berarti bahwa Pancasila pembangunan nasional memiliki
merupakan keputusan final bagi bangsa konsekuensi bahwa di dalam segala aspek
Indonesia. Pancasila adalah kesepakatan pembangunan nasional wajib
dan perjanjian serta konsensus bangsa berlandaskan pada hakikat nilai-nilai dari
Indonesia sebagai perjanjian luhur sila-sila yang ada pada Pancasila.
bangsa Indonesia sebagai dasar negara
yang ditetpkan pada tanggal 18 Agustus
1945.
g. Pancasila Sumber dari Segala h. Pancasila sebagai Kepribadian
Sumber Tertib Hukum Bangsa Indonesia

Poin ini dapat diartikan bahwa segala Pancasila sebagai kepribadian bangsa
peraturan perundang-undangan/hukum karena Pancasila lahir bersama dengan
yang berlaku dan dijalankan di Indonesia lahirnya bangsa Indonesia dan
harus bersumber dari Pancasila atau tidak merupakan ciri khas bangsa Indonesia
bertentangan (kontra) dengan Pancasila dalam sikap mental maupun tingkah
karena segala kehidupan negara lakunya sehingga dapat membedakan
Indonesia berdasarkan Pancasila. dengan bangsa lain.

Anda mungkin juga menyukai