Anda di halaman 1dari 6

PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA

A. Pengertiian Ideologi
Beradasarkan asal-usul kata, ideology berasal dari bahasa Yunani, yaitu dari
kata Idea yang berarti gagasan, konsep, cita-cita; dan logos yang berarti ilmu. Oleh
karena itu secara harfiah ideology berarti ilmu tentang gagasan, konsep atau citacita.
Ali Syariati, mendefinisikan ideologi sebagai keyakinan-keyakinan dan
gagasan-gagasan yang ditaati oleh suatu kelompok, suatu kelas sosial, suatu
bangsa atau suatu ras tertentu.
Jadi, secara umum ideology berarti kumpulan gagasan, ide, keyakinan, dan
kepercayaan yang bersifat sistematis mengarah tingkah laku seseorang dalam
berbagai bidang kehidupan, seperti bidang politik, social, budaya, ataupun
keagamaan.
B. Manfaat ideology bagi suatu Negara
1. Menjadi pedoman bagaimana bangsa itu membangun dirinya.
2. Memberi arah dan cita-cita bangsa yang bersangkutan.
3. Memiliki pegangan dan pedoman bagaimana memecahkan masalah
masalah politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan keamanan.
4. Mampu memandang persoalan-persoalan yang dihadapinnya dan
menentukan arah serta bagaimana bangsa itu memecahkan persoalan yang
di hadapi
C. Ideologi terbuka dan ideology tertutup
a. Ideologi tertutup
Ideologi tertutup memiliki beberapa ciri, antara lain:
Merupakan cita-cita suatu kelompok orang saja
Atas nama ideology dibenarkan pengorbanan-pengorbanan yang dibebankan
kepada masyarakat
Bukan hanya nilai-nilai dasar, tetapi sudah berisi aturan-aturan operasional
yang bersifat mutlak
b. Ideologi terbuka
Nilai dan cita-cita diambil dan digali dari moral dan budaya masyarakat itu
sendiri
Bukan berdasarkan keyakinan sekelompok orang saja, tetapi hasil
musyawarah dari consensus masyarakat tersebut
Nilai-nilai tersebut bersifat dasar dan hanya secara garis besar
D. Perbandingan ideology-ideologi di dunia
Ideologi Liberalisme
Beberapa ciri dari ideology liberalisme:
Sangat mengagungkan kebebasan individu sehingga peran Negara sangat
terbatas
Memberikan kesempatan kepada warga negaranya untuk bersaing bebas
dalam mencapai kesejahteraan
Negara hanya bertugas sebagai penjaga malam, yaitu sangat sedikit
mencampuri urusan warga Negara, terkecuali warga negara tersebut
melanggar hukum dan peraturan yang berlaku
Membebaskan warga negaranya untuk beragama maupun tidak

Ideologi Komunisme
Menganggap bahwa kebebasan individu menjadi tidak ada karena adanya
masyarakat
Negara sangat dominan dalam mengatur kesejahteraan rakyat
Tidak adanya hak milik pribadi
Mencita-citakan kebersamaan dan kemerataan
Agama dianggap candu bagi masyarakat

Ideologi Fasisme
Menganggap bahwa Negara haruslah kuat

Menganggap bahwa Negara yang kuat dicirikan dengan mampunya


mengekspansi Negara lain
Pemerintah dapat melakukan apapun demi kebaikan Negara

Ideologi Pancasila
Memandang manusia sebagai makhluk monodualis, yaitu sebagai
makhluk individu dan makhluk social
Manusia memiliki hak-hak individu tetapi harus selaras dengan normanorma dalam masyarakat
Warga Negara diberi kesempatan untuk bersaing mencapai kesejahteraan,
tetapi Negara aktif dalam penciptaan kesejahteraan rakyat.
Warga Negara diberikan hak miliki pribadi, tetapi untuk cabang-cabang
yang menyangkut hajat hidup orang banyak dikuasasi oleh Negara
Warga Negara harus beragama dan meyakini Tuhan sebagai pencipta
alam. Untuk penentuan agama yang akan dianut diserahkan sepenuhnya
kepada warga Negara

E. Proses Perumusan Pancasila Sebagai Dasar Negara


Ketika Jepang sedang menjajah bangsa Indonesia, mereka juga sedang
menghadapi pertempuran Asia timur raya. Keadaan Jepang semakin melemah
mulai tahun 1944 akibat berbagai kekalahan yang mereka derita. Untuk tetap
mendapat dukungan dari bangsa Indonesia maka pada 7 September 1944,
Perdana menteri Jepang, Koiso, memberikan janji kemerdekaan kepada bangsa
Indonesia. Untuk membuktikan janjinya, mereka membentuk Badan Penyelidik
Usaha-usaha persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) atau Dokuritsu Zyunbi
Tyoosakai, pada taggal 1 Maret 1945. Kepengurusannya terbentuk pada tanggal
29 April 1945 dan baru diresmikan pada taggal 28 Mei 1945. Tugas BPUPKI
adalah mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan untuk membentuk
Negara baru Indonesia. BPUPKI beranggotakan 62 orang dengan Ketua yang
terpilih yaitu Dr K.R.T. Radjiman Wediodiningrat.
BPUPKI Melaksanakan sidang yang pertama pada tanggal 29 Mei sampai
dengan 01 Juni 1945. Sidang tersebut membahas tentang rumusan Dasar
Negara Indonesia. Semua anggota diberikan kesempatan untuk mengutarakan
pendapatnya mengenai rumusan dasar Negara. Dari sekian banyak pengusul,
ada tiga orang yang dianggap memiliki usul yang sangat berpengaruh, yaitu:
a. Moh. Yamin (29 Mei 1945)
Belaiau mengusulkan rumusan dsar Negara sebagai berikut:
1. Perikebangsaan
2. Perikemanusiaan
3. Periketuhanan
4. Perikerakyatan
5. Kesejahteraan rakyat
b. Prof. Dr. Soepomo (31 Mei 1945)
Belaiau mengusulkan rumusan dsar Negara sebagai berikut:
1. Persatuan
2. Kekeluargaan
3. Keseimbangan lahir dan batin
4. Musyawarah
5. Keadilan social
c. Ir. Soekarno (1 Juni 1945)
Belaiau mengusulkan rumusan dasar Negara sebagai berikut:
1. Nasionalisme atau kebagsaan Indonesia
2. Internasionalisme atau perikemanusiaan
3. Mufakat atau demokrasi
4. Kesejahteraan social
5. Ketuhan yang berkebudayaan
Pada akhir pidatonya Bung Karno menamai rumusan dasar negaranya itu
dengan nama PANCASILA. Nama itu diakui Bung Karno atas usul dari
temannya yang ahli bahasa. Maka sejak saat itulah nama Pancasila dikenal.
Oleh karenanya, tanggal 1 Juni diperingati sebagai hari lahirnya Pancasila.

Sampai sidang pertama ditutup pada tanggal 1 Juni 1945, Belum terdapat
kesepakatan mengenai rumusan dasar Negara apa yang akan digunakan oleh
Negara Indonesia. Akhirnya, siding dututup tetapi terlebih dahulu dibentuk
panitia kecil (berjumlah 8 orang) yang bertugas untuk menampung usul-usul
mengenai dasar Negara, baik lisan maupun tulisan.
Pada tanggal 22 Juni 1945, panitia kecil mengadakan pertemuan dengan 32
anggota BPUPKI, disana diadakan pembahasan untuk mencapai kesepakatan
antara pihak islam dan pihak nasionalis mengenai usulan rumusan dasar
negara. Pada hari itu juga dibentuk panitia kecil lain yang berjumlah
Sembilan orang (dikenal dengan sebutan panitia Sembilan) yang berhasil
merampungan rancangan preambul hukum dasar yang dikenal dengan nama
Piagam Jakarta. Piagam Jakarta ini dipersiapkan untuk dijadikan pembukaan
UUD 1945 dimana di dalamnya terdapat rumusan dasar Negara.
Setelah dianggap selesai menyelesaikan tugasnya, BPUPKI dibubarkan dan
diganti dengan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) atau
Dokuritsu Zyunbi Inkai pada tanggal 07 Agustus 1945. Badan ini kemudian
diresmikan pada tanggal 09 Agustus 1945
Pada tanggal 17 Agustus1945, bangsa Indonesia memproklamasikan
kemerdekaannya ke seluruh dunia. Keesokan harinya, tanggal 18 Agustus
1945 PPKI melaksanakan sidang. Hasil sidang PPKI tanggal 18 Agustus 1945
menetapkan 3 (tiga) hal:
1. Menetapkan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945
2. Memilih Presiden dan Wakil Presiden, yaitu Ir Soekarno dan Moh Hatta.
3. Membentuk sebuah Komite Nasional, untuk membantu Presiden.
Salah satu keputusan sidang PPKI adalah mengesahkan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yang dalam Pembukaan Alinea
IV mencantumkan sila-sila Pancasila sebagai dasar negara. Perubahan
penting dalam sidang ini yaitu perubahan rumusan dasar negara yang telah
disepakati dalam Piagam Jakarta, yaitu tujuh kata setelah Ke-Tuhanan, yang
semula berbunyi Ke-Tuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam
bagi pemeluk pemeluknya diubah menjadi Ketuhanan Yang Maha Esa.
Dalam Sidang PPKI tersebut, Moh. Hatta menyatakan, bahwa masyarakat
Indonesia Timur mengusulkan untuk menghilangkan tujuh kata dalam Piagam
Jakarta, yaitu ... dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemelukpemeluknya .... Usulan tersebut disampaikan sebagai masukan sebelum
sidang yang disampaikan oleh seorang opsir Jepang yang bertugas di
Indonesia Timur, yang bernama Nijizima. Dengan jiwa kebangsaan, para
pendiri negara menyepakati perubahan Piagam Jakarta. Dengan demikian,
sila pertama Pancasila menjadi Ketuhanan Yang Maha Esa.
F. Nilai-Nilai Pancasila
Secara etimologis, nilai barasal dari kata latin valere yang berarti berharga, baik,
dan berguna. Dengan demikian, secara sederhana, nilai bisa diartikan sebagai
sesuatu yang berharga, baik, dan berguna bagi manusia.
Beberapa nilai yang terkandung dalam Pancasila masih bersifat umum yang bisa
beradaptasi sesuai dengan perkembangan zaman. Beberapa nilai dalam
pancasila diantaranya adalah:
1. Nilai Ketuhanan Yang Maha Esa
Nilai Ketuhanan ini berarti bangsa Indonesia meyakini akan adanya tuhan,
ajarannya, serta mentaati segala perintahnya.
Bangsa Indonesia memberikan kebebasan kepada setiap orang untuk
memeluk dan meyakini agama yang ia yakini.
2. Nilai Kemanusiaan yang adil dan beradab
Bangsa Indonesia sadar akan keharusan hidup untuk bersikap dan
berperilaku yang sesuai dengan nilai-nilai moral yang berlaku dalam
masyarakat

Bangsa Indonesia mengakui bahwa semua manusia memiliki hak asasi


yang harus dihormati oleh semua orang. Oleh karena itu perlu
dikembangkan sikap saling menghargai, tenggang rasa, atau tepa salira
Bangsa Indonesia harus beradab, yaitu memiliki tingkah laku yang baik
atau maju tingkat kehidupan lahir dan batinnya
3. Nilai Persatuan Indonesia
Bangsa indonesia menyadari bahwa mereka hidup dalam suasana
kemajemukan. Tetapi bangsa Indonesia pun memandang bahwa
kemajemukan itu bisa dipersatukan dalam wadah NKRI.
Bangsa indonesia selalu berusaha untuk menjaga keharmonisan dalam
masyarakat
4. Nilai Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan
Bangsa Indonesia memandang bahwa segala keputusan untuk memecahkan
masalah Negara harus sesuai dengan kehendak rakyat (demokrasi). Oleh
karena itu, permasalahan yang muncul harus diselesaikan dengan jalan
musyawarah, bukan dengan pengambilan keputusan yang otoriter.
5. Nilai keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Nilai keadilan adalah nilai yang menjunjung norma berdasarkan ketidak
berpihakkan, keseimbangan, serta pemerataan terhadap suatu hal. Setiap
bangsa Indonesia mempunyai kesempatan yang sama untuk tumbuh dan
berkembang serta belajar hidup. Segala usaha diarahkan untuk menggali
potensi rakyat, membangun perwatakan sehingga bisa meningkatan kualitas
rakyat. Dengan demikian kesejahteraan yang meratapun bisa tercapai

G. Pancasila sebagai Paradigma pembangunan nasional


Pengertian Paradigma
Paradigma adalah pandangan mendasar dari para ilmuwan tentang apa yang
menjadi pokok persoalan suatu cabang ilmu pengetahuan. Istilah paradigma
makin lama makin berkembang tidak hanya di bidang ilmu pengetahuan,
tetapi pada bidang lain seperti bidang politik, hukum, sosial dan ekonomi.
Paradigma kemudian berkembang dalam pengertian sebagai kerangka pikir,
kerangka bertindak, acuan, orientasi, sumber, tolok ukur, parameter, arah
dan tujuan. Sesuatu dijadikan paradigma berarti sesuatu itu dijadikan sebagai
kerangka, acuan, tolok ukur, parameter, arah, dan tujuan dari sebuah
kegiatan.
Pengertian pembangunan
Pembangunan bisa diartikan sebagai upaya untuk meningkatkan harkat dan
martabat manusia yang meliputi aspek jiwa, raga, pribadi, social dan
spiritual. Pembangunan nasional berarti adalah upaya yang dilakukan oleh
Negara untuk meningkatkan harkat dan martabat bangsanya. Pembangunan
bisa dilaksanakan dalam berbagai bidang, diantaranya bidang politik,
ekonomi, social budayam, dan hukum.
Pancasila sebagai paradigm pembangunan nasional berarti pancasila menjadi
landasan/pijakan/dasar bagi pemerintah untuk melakukan upaya peningkatan
harkat dan martabat manusia secara total.
1. Pancasila sebagai paradigma pembangunan di bidang politik
Pancasila bertolak dari kodrat manusia maka pembangunan politik harus
dapat meningkatkan harkat dan martabat manusia. Sistem politik Indonesia
yang bertolak dari manusia sebagai subjek harus mampu menempatkan
kekuasaan tertinggi pada rakyat. Kekuasaan adalah dari rakyat, oleh rakyat
dan untuk rakyat. Sistem politik Indonesia yang sesuai pancasila sebagai
paradigma adalah sistem politik demokrasi bukan otoriter.
Berdasar hal itu, sistem politik Indonesia harus dikembangkan atas asas
kerakyatan (sila IV Pancasila). Pengembangan selanjutnya adalah sistem

politik didasarkan pada asas-asas moral daripada sila-sila pada pancasila.


Oleh karena itu, secara berturut-turut sistem politik Indonesia dikembangkan
atas

moral

ketuhanan,

moral

kemanusiaan,

moral

persatuan,

moral

kerakyatan, dan moral keadilan.

2. Pancsila sebagai paradigm pembangunan di bidang ekonomi


Sistem ekonomi yang berdasar pancasila berbeda dengan sistem ekonomi
liberal

yang

hanya

menguntungkan individu-individu tanpa perhatian pada manusia lain. Sistem


ekonomi demikian juga berbeda dengan sistem ekonomi dalam sistem
sosialis yang tidak mengakui kepemilikan individu.
Pancasila bertolak dari manusia sebagai totalitas dan manusia sebagai
subjek. Oleh karena itu, sistem ekonomi harus dikembangkan menjadi sistem
dan pembangunan ekonomi yang bertujuan pada kesejahteraan rakyat
secara keseluruhan. Sistem ekonomi yang berdasar pancasila adalah sistem
ekonomi

kerakyatan

yang

berasaskan

kekeluargaan.

Sistem

ekonomi

Indonesia juga tidak dapat dipisahkan dari nilai-nilai moral kemanusiaan.


Pembangunan ekonomi harus mampu menghindarkan diri dari bentuk-bentuk
persaingan

bebas,

monopoli

dan

bentuk

lainnya

yang

hanya

akan

menimbulkan penindasan, ketidakadilan, penderitaan, dan kesengsaraan


warga negara.
3. Pancasila sebagai paradigma pembangunan di bidang social
Pancasila pada hakikatnya bersifat humanistik karena memang pancasila
bertolak dari hakikat dan kedudukan kodrat manusia itu sendiri. Hal ini
sebagaimana tertuang dalam sila Kemanusiaan yang adil dan beradab. Oleh
karena itu, pembangunan sosial budaya harus mampu meningkatkan harkat
dan martabat manusia, yaitu menjadi manusia yang berbudaya dan beradab.
Pembangunan sosial budaya yang menghasilkan manusia-manusia biadab,
kejam, brutal dan bersifat anarkis jelas bertentangan dengan cita-cita
menjadi manusia adil dan beradab.

SOAL-SOAL!!
1. Jelaskan pengertian ideology dengan menggunakan kata-kata anda
sendiri!
2. Jelaskan manfaat ideology bagi suatu Negara!
3. Jelaskan perbedaan antara ideology terbuka dengan ideology tertutup!
4. Jelaskan perbedaan antara ideology liberalism, komunisme, dan Pancasila
dari sudut pandang agama!
5. Jelaskan alasan pembentukan BPUPKI oleh Jepang!
6. Sebutkan rumusan dasar Negara oleh:
a. Muhamad Yamin
b. Soepomo
c. Soekarno
7. Mengapa sila pertama dalam rumusan dasar Negara yang ada pada
piagam Jakarta akhirnya dirubah ketika hendak ditetapkan menjadi
pembukaan UUD 1945?
8. Pergaulan bebas sudah mulai marak terjadi di kalangan kaum muda
Indonesia.

a. Jelaskan factor penyebabnya!


b. Bagaimana pendapat anda tentang pergaulan bebas apabila dilihat
dari sudut pandang pancasila!
9. Sebutkan beberapa contoh perbuatan yang bertentangan dengan sila:
a. Pertama
b. Kedua
c. Ketiga
d. Keempat
e. Kelima
Sertakan pula penjelasannya!
10.Jelaskan pengertian dari:
a. Paradigma
b. Pembangunan
11.Apa yang kamu ketahui tentang pancasila sebagai paradigma dalam
bidang:
a. Politik
b. Ekonomi
c. Sosial budaya

Anda mungkin juga menyukai