Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pancasila yang berarti lima dasar atau lima asas adalah nama Dasar Negara
kita, Negara Republik Indonesia. Nama Pancasila itu sendiri sebenarnya tidaklah
terdapat baik di dalam pembukaan UUD 1945. Namun telah cukup jelas bahwa
pembukaan UUD 1945 alenia keempat yang berbunyi :
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan / perwakilan
5. Keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia.
Pendidikan Pancasila termasuk mata kuliah yang banyak terkena imbas
proses reformasi. Bukan hanya materinya yang banyak berubah. Proses
Pendidikan juga seharusnya mengalami perubahan mendasar. Perubahan materi
Pendidikan Pancasila menyangkut amandemen terhadap UUD 1945 tentang
Ketatanegaraan dan Hak Asasi manusia. Perubahan proses perkuliahan berkaitan
dengan kebebasan yang lebih besar kepada mahasiswa untuk merefleksikan dan
bersikap kritis terhadap implementasi kebijakan pemerintah.
Apabila pembatasan ruang gerak Pendidikan Pancasila tersebut dilakukan
maka Pendidikan Pancasila Perguruan Tinggi tidak akan disukai oleh Mahasiswa.
Bagaimana pun juga, mahasiswa dapat menerima informasi dan mendiskusikan
informasi tersebut melalui Pendidikan yang beragam diluar perkuliahan. Jika
perkuliahan Pendidikan Pancasila dilakukan terbatas, makai ia akan berhadapan
dengan situasi luar bergerak secara dinamis.

B. Rumusan Masalah
Penulis sudah menyusun sebagian permasalahan yang hendak dibahas
dalam makalah ini. Ada pula sebagian permasalahan yang hendak dibahas dalam
makalah ini antara lain :

1
1. Apa pengetian pancasila ?
2. Pancasila dalam pembangunan karakter bangsa
3. Tinjau historis pancasila
4. Konstitusi dan tata perundang-undangan indonesia
5. Konstitusi dan tata perundang-undangan indonesia
6. Rumusan dan pengesahan uud 1945

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pancasila
Pengertian Pancasila berdasarkan:
1. Etimologis
Pancasila terdiri dari dua arti leksikal dalam bahasa Sansekerta:
 Panca artinya lima
 Syila (vokal i pendek) artinya batu sendi, alas, atau dasar
 Syiila (vokal ii panjang) artinya peraturan tingkah laku yang baik
Makna Pancasila secara arfiah adalah dasar yang memiliki lima unsur.
2. Historis
a. 29 April 1945. Jepang membentuk Dokuritsu Junbi Cosakai dilafalkan
Dokuritsu Zyunbi Tyoosakai atau Badan Penyelidik Usaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia bertepatan dengan hari ulang tahun Kaisar
Hirohito. Tujuannya, memeroleh dukungan bangsa Indonesia dengan
menjanjikan bahwa Jepang akan membantu proses kemerdekaan
Indonesia.
b. BPUPKI beranggotakan 63 orang yang diketuai oleh Radjiman
Wedyodiningrat dengan wakil ketua Hibangase Yosio (orang Jepang)
dan R.P. Soeroso.
c. BPUPKI bersidang dua kali. Rapat I (28 Mei – 1 Juni 1945) membahas
tema dasar negara. Rapat II (10-17 Juli 1945) tema pembahasan bentuk
negara, wilayah negara, kewarganegaraan, rancangan Undang-Undang
Dasar, ekonomi dan keuangan, pembelaan negara, pendidikan dan
pengajaran.
d. Rapat Pertama 28 Mei 1945. Rapat resmi dibuka pembahasan dimulai
keesokan harinya dengan tema dasar negara. Pada rapat pertama ini
terdapat 3 orang yang mengajukan pendapatnya tentang dasar negara.
 29 Mei 1945. Muhammad Yamin mengemukakan lima asas dasar
negara Indonesia Merdeka yang dicita-citakan: 1. Peri Kebangsaan 2.

3
Peri Kemanusiaan 3. Peri Ketuhanan 4. Peri Kerakyatan 5.
Kesejahteraan Rakyat
 31 Mei 1945. Prof. Dr. Mr. Soepomo mengusulkan lima asas dasar
negara: 1. Persatuan 2. Mufakat dan Demokrasi 3. Keadilan Sosial 4.
Kekeluargaan 5. Musyawarah.
 1 Juni 1945. Ir. Soekarno Mengemukakan lima asas sebagai dasar
negara Indonesia yang disebut Pancasila: 1. Nasionalisme atau
Kebangsaan Indonesia 2. Internasionalisme atau Perikemanusiaan 3.
Mufakat atau Demokrasi 4. Kesejahteraan Sosial 5. Ketuhanan Yang
Berkebudayaan
Soekarno menjelaskan lebih lanjut kelima sila tersebut dapat diperas
menjadi “Tri Sila”: 1. Sosio Nasional, yaitu: Nasionalisme dan Internasionalisme
2. Sosio Demokrasi, yaitu: Demokrasi dengan kesejahteraan” 3. Ketuhanan Yang
Maha Esa Adapun “Tri Sila” tersebut masih diperas lagi menjadi “Eka Sila” atau
satu sila yang intinya adalah “gotong royong”
Masa antara Rapat Pertama dan Kedua Dalam masa reses (masa istirahat)
antara Sidang I BPUPKI dengan Sidang II BPUPKI, masih belum ditemukan
kesepakatan untuk perumusan dasar negara, sehingga akhirnya dibentuklah panitia
kecil untuk menggodok berbagai masukan. Panitia kecil beranggotakan 9 orang
dan dikenal pula sebagai Panitia Sembilan dengan susunan sebagai berikut:
1. Ir. Soekarno (ketua) ketua 2. Drs. Moh. Hatta (wakil ketua) 3. Mr. Achmad
Soebardjo (anggota) 4. Mr. Muhammad Yamin (anggota) 5. KH. Wachid Hasyim
(anggota) 6. Abdul Kahar Muzakir (anggota) 7. Abikoesno Tjokrosoejoso
(anggota) 8. H. Agus Salim (anggota) 9. Mr. A.A. Maramis (anggota) 22 Juni
1945. Setelah melakukan kompromi antara 4 orang dari kaum kebangsaan
(nasionalis) dan 4 orang dari pihak Islam, Panitia Sembilan kembali bertemu dan
menghasilkan rumusan dasar negara yang dikenal dengan Piagam Jakarta (Jakarta
Charter) yang berisikan:
1. Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-
pemeluknya
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab

4
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Rapat Kedua
 10-17 Juli 1945. Mengangkat tema bahasan bentuk negara, wilayah negara,
kewarganegaraan, rancangan Undang-Undang Dasar, ekonomi dan keuangan,
pembelaan negara, pendidikan dan pengajaran.
 Dalam rapat ini dibentuk Panitia Perancang Undang-Undang Dasar
beranggotakan 19 orang dengan ketua Ir. Soekarno, Panitia Pembelaan Tanah
Air dengan ketua Abikoesno Tjokrosoejoso dan Panitia Ekonomi dan
Keuangan diketuai Mohamad Hatta.
 11 Juli 1945. Panitia Perancang UUD membentuk lagi panitia kecil
beranggotakan 7 orang: Soepomo (ketua merangkap anggota), Wongsonegoro,
Achmad Soebardjo, A.A. Maramis, R.P. Singgih, H. Agus Salim, Dr.
Soekiman.
 13 Juli 1945. Panitia Perancang UUD mengadakan sidang untuk membahas
hasil kerja panitia kecil perancang UUD tersebut.
 14 Juli 1945. Rapat pleno BPUPKI menerima laporan Panitia Perancang UUD
yang dibacakan oleh Ir. Soekarno. Dalam laporan tersebut tercantum tiga
masalah pokok yaitu: 1) pernyataan Indonesia merdeka, 2) pembukaan UUD,
3) batang tubuh UUD.
 Konsep proklamasi kemerdekaan rencananya akan disusun dengan mengambil
tiga alenia pertama Piagam Jakarta. Sedangkan konsep Undang-Undang Dasar
hampir seluruhnya diambil dari alinea keempat Piagam Jakarta.
e. Terminologis
 17 Agustus 1945. Proklamasi sebagai pernyataan resmi deklarasi kelahiran
negara Republik Indonesia.
 18 Agustus 1945. PPKI mengadakan sidang pertama sekaligus mengesahkan
UUD 1945.

5
 UUD 1945 terdiri dari dua bagian yaitu Pembukaan UUD 1945 dan 37 pasal,
1 aturan peralihan terdiri atas 4 pasal, dan 1 Aturan Tambahan terdiri atas 2
ayat.
 Dalam Pembukaan UUD 1945 alinea keempat tercantum rumusan Pancasila
yang sah secara konstitusional. Tap No.XX/MPRS/1966 dan Inpres No.12
Tanggal 13 April 1968 menegaskan pengucapan, penulisan, dan rumusan
Pancasila Dasar Negara Republik Indonesia yang sah dan benar adalah
sebagaimana tercantum dalam Pembukaan UUD 1945.
B. Pancasila dalam pembangunan karakter bangsa
Jatidiri adalah diri yang sejati, karakteristik adalah kualitas moral, dan
kepribadian merupakan penampilan dari karakteristik. Maka jatidiri bangsa adalah
diri bangsa yang sejati, karakteristik bangsa adalah kualitas moral bangsa, dan
kepribadian bangsa adalah bentuk penampilan dari karakteristik bangsa.
Jatidiri bangsa yang terkandung dalam pancasila dari sila satu sampai sila
ke lima sebagai berikut :
A. Sila ke-1
a) Percaya dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai
dengan masing-masing agama dan kepercayaan menurut dasar
kemanusiaan yang adil dan beradab.
b) Hormat dan menghormati serta bekerjasama antara pemeluk
agama dan penganut kepercayaan yang berbeda-beda sehingga
terbina kerukunan hidup.
c) Saling menghormati kebebasan ibadah sesuai dengan agama
dan kepercayaan masing-masing.
d) Saling toleransi atas semua agama dan kepercayaan masing-
masing.
B. Sila ke-2
a) Mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan kewajiban
antar manusia.
b) Saling mencintai sesama manusia
c) Tidak semena-mena terhadap orang lain

6
d) Mengembangkan sikap tenggang rasa
e) Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan
C. Sila ke-3
a) Menjaga persatuan dan kesatuan NKRI
b) Rela berkorban demi bangsa dan negara
c) Cinta tanah air
d) Bangga menjadi bagian dari bangsa Indonesia
D. Sila ke-4
a) Mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat
b) Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain
c) Mengutamakan budaya musyawarah dalam mengambil
keputusan
d) Mengembangkan sifat demokratis
E. Sila ke-5
a) Bersikap adil
b) Menghormati hak-hak orang lain
c) Menolong sesama manusia
d) Menghargai orang lain
e) Melakukan pekerjaan yang berguna bagi kepentingan umum
dan bersama
Keragaman nilai dalam pancasila merupakan modal dasar karakter
bangsa.Nilai pancasila pada sila pertama dapat di jadikan acuan pembelajaran
beberapa nilai. Akan tetapi nilai toleransi selama ini hanya menjadi wacana dan
sulit untuk di laksanakan di karenakan berhenti pada tataran wacana kognitif. Hal
tersebut mengakibatkan kelemahan karakter masyarakat.
Pada sila ke dua kemanusiaan yang adil dan beradab menjadi bagian
penting dalam rantai karakter bangsa. Memberadabkan sesama manusia menjadi
modal utama dalam relasi sosial. Salah satu faktor dalam pendidikan berkarakter
adalah kemampuan untuk memberikan apresiasi kepada orang lain.
Pada sila ke tiga pesatuan Indonesia mampu diuraikan dengan
mengenalkan budaya Indonesia secara fisik. Karakter persatuan yang mendasar

7
adalah cinta tanah air. Karakter cinta tanah air dapat sangat terbantu dengan
kehadiran alat moderen sehingga dalam memperkenalkan pada tunas-tunas bangsa
pun lebih mudah dan menarik. Dengan bantuan teknologi kita dapat
memperkenalkan keanekaragaman budaya di seluruh Indonesia dengan mudah.
Pada sila ke empat kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan perwakilan adalah sila yang saat ini selalu menjadi acuan
dalam kehidupan berdemokrasi di Indonesia. Satu masalah yang menarik adalah
kita memiliki dasar demokratis, namun tidak dapat dilaksanakan. Nilai demokrasi
yang mendasar adalah taat asas, sesuai prosedur dan menghargai martabat orang
lain sesuai hati nurani (consnience).
Pada sila ke lima keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia merupakan
basis kepekaan sosial yang sangat mendasar. Manusia berkarakter salah satu
indikasinya adalah mampu berjuang untuk sesama, bukan untuk dirinya sendiri.
Itulah yang dimaksud keadilan sosial. terbukti pancasila sangat kaya akan nilai-
nilai keutamaan hidup yang mampu mensejahterakan masyarakat Indonesia.
Sejahtera berarti bebas dari tindakan anarkis, lepas dari masalah fundamental
agama, radikalisme kesukuan, dualisme minoritas-mayoritas,dan perekonomian
yang stabil dan merata Jatidiri bangsa akan nampak dalam karakter bangsa yang
merupakan perwujudan dari nilai-nilai luhur bangsa. Bagi bangsa Indonesia nilai-
nilai luhur bangsa terdapat dalam dasar negara Negara Kesatuan Republik
Indonesia yakni Pancasila, yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 yakni
Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan
Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan serta dengan mewujudkan suatu Keadilan sosial
bagi seluruh rakyat Indonesia. Membangun jatidiri bangsa Indonesia berarti
membangun jatidiri setiap manusia Indonesia, yang tiada lain adalah membangun
Manusia Pancasila.
Karakter pribadi-pribadi akan berakumulasi menjadi karakter masyarakat
dan pada akhirnya menjadi karakter bangsa. Untuk kemajuan Negara Republik
Indonesia, diperlukan karakter yang tangguh, kompetitif, berakhlak mulia,
bermoral, bertoleran, bergotong royong, patriotik, dinamis, berbudaya, dan

8
berorientasi Ipteks berdasarkan Pancasila dan dijiwai oleh iman dan takwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa. Karakter yang berlandaskan falsafah Pancasila artinya
setiap aspek karakter harus dijiwai ke lima sila Pancasila secara utuh dan
komprehensif.
Jadi, antara karakter bangsa dengan pancasila tidak dapat terpisahkan.
Karena sebagai warga negara Indonesia yang berpedoman kepada pancasila dan
setiap kegiatan harus memuat nilai-nilai yang ada dalam pancasila dari itulah
diharuskan pula tumbuh nilai-nilai pancasila dalam pribadi setiap masyarakat dan
dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Pancasila adalah harga
mati bagi setiap warga negara Indonesia, yang harus dipatuhi dan tidak boleh
bertentangan dengan pancasila.

C. Tinjau historis pancasila


Setiap bidang kegiatan yang dikejar oleh manusia untuk maju, pada
umumnya dikaitkan juga dengan bagaimana keadaan bidang itu pada masa yang
lampau. Demikian juga dalam bidang pendidikan, para ahli pendidikan sebelum
menangani bidang itu, terlebih dahulu mereka memeriksa sejarah tentang
pendidikan baik yang bersifat nasional maupun yang internasional. Dengan cara
ini mereka tahu apa yang sudah dikerjakan oleh bangsanya dan hasil yang
diperoleh, mereka juga memeriksa apakah sudah cocok dengan keadaan atau
tujuan pendidikan sekarang. Sebagai bahan tambahan, mereka juga mencari
informasi pada sejarah pendidikan dunia. Di dalam kehidupan bangsa Indonesia
tersebut prinsip hidup yang tersimpul di dalam pandangan hidup atau fisafat hidup
bangsa (jati diri) yang oleh para pendiri bangsa/Negara dirumuskan dalam
rumusan sederhana   namun mendalam yang meliputi lima prinsip, yaitu Pancasila
yang menjadi dasar Negara Indonesia secara objektif historis telah dimiliki oleh
bangsa Indonesia sendiri sehingga asal nilai – nilai pancasila tersebut tidak lain
adalah dari bangsa Indonesia sendiri, atau dengan kata lain bangsa Indonesia
sebagai kuasa materialis pancasila. Oleh karena itu berdasarkan fakta objektif
secara historis kehidupan bangsa Indonesia tidak dapat dipisahkan dengan nilai-
nilai Pancasila.

9
Landasan historis merupakan landasan dimana setiap bidang kegiatan yang
dikejar oleh setiap manusia untuk maju dikaitkan dengan bagaimana keadaan
bidang tersebut pada masa yang lampau. Indonesia tidak lepas dari sejarah
bangsanya melihat dari Indonesia mempunyai sejarah pendidikan yang cukup
panjang karena pada zaman penjajahan sangatlah sulit untuk mendapatkan
pendidikan formal lain halnya sekarang yang setiap orang berhak mendapatkan
pendidikan. Menurut landasan kultural, kebudayaan dan pendidikan mempunyai
hubungan timbal balik karena kebudayaan dapat dilestarikan atau dikembangkan
dengan jalan pendidikan. Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia,
maka dari itulah pancasila disebutsebagai jati diri bangsa Indonesia. Dengan
demikian generasi penerus bangsa dapat memperkaya nilai-nilai pancasila untuk
menghadapi tantangan pada zaman yang akan datang.
Kebudayaan juga bisa disebut sebagai jati diri bangsa karena bangsa
Indonesia kaya akan kebudayaan yang harus kita lestarikan, maka dari itulah
melalui pendidikan, kebudayaan akan bisa dilestarikan. Pancasila merupakan
landasan yuridis konstitusional Negara Kesatuan Republik Indonesia yang
dijabarkan lebih lanjut dalam pasal-pasal dan ayat-ayat yang terdapat pada batang
tubuh UUD 1945. Hal ini menjadikan pancasila sebagai dasar hukum negara yang
harus ditaati dan direfleksikan dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu
dengan adanya pendidikan pancasila diharapkan dapat menghasilkan peserta didik
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berperikemanusiaan
yang adil dan beradab, serta mendukung kerakyatan yang mengutamakan upaya
mewujudkan suatu keadilan sosial dalam bermasyarakat. Pendidikan pancasila
yang menjadi sumber dan pedoman bangsa mengantarkan mahasiswa dapat
mengembangkan kepribadiannya serta dapat membantu mewujudkan nilai-nilai
dasar pancasila dan kesadaran berbangsa dan bernegara. Pendidikan pancasila
juga bertujuan untuk menguasai kemampuan berfikir, bersikap rasional dan
dinamis serta berpandangan luas sebagai manusia intelektual.
Pendidikan pancasila yang menjadi sumber dan pedoman bangsa
mengantarkan mahasiswa dapat mengembangkan kepribadiannya serta dapat
membantu mewujudkan nilai-nilai dasar pancasila dan kesadaran berbangsa dan

10
bernegara. Pendidikan pancasila juga bertujuan untuk menguasai kemampuan
berfikir, bersikap rasional dan dinamis serta berpandangan luas sebagai manusia
intelektual.
D. Konstitusi dan tata perundang-undangan Indonesia
Konstitusi atau Undang-undang Dasar (bahasa Latin: constitutio) dalam
negara adalah sebuah norma sistem politik dan hukum bentukan pada
pemerintahan negara - biasanya dikodifikasikan sebagai dokumen tertulis. Dalam
kasus bentukan negara, konstitusi memuat aturan dan prinsip-prinsip entitas
politik dan hukum, istilah ini merujuk secara khusus untuk menetapkan konstitusi
nasional sebagai prinsip-prinsip dasar politik, prinsip-prinsip dasar hukum
termasuk dalam bentukan struktur, prosedur, wewenang dan kewajiban
pemerintahan negara pada umumnya, Konstitusi umumnya merujuk pada
penjaminan hak kepada warga masyarakatnya. Istilah konstitusi dapat diterapkan
kepada seluruh hukum yang mendefinisikan fungsi pemerintahan negara. Dalam
bentukan organisasi konstitusi menjelaskan bentuk, struktur, aktivitas, karakter,
dan aturan dasar organisasi tersebut.
Konstitusi pada umumnya bersifat kodifikasi yaitu sebuah dokumen yang
berisian aturan-aturan untuk menjalankan suatu organisasi pemerintahan negara,
namun dalam pengertian ini, konstitusi harus diartikan dalam artian tidak
semuanya berupa dokumen tertulis (formal). namun menurut para ahli ilmu
hukum maupun ilmu politik konstitusi harus diterjemahkan termasuk kesepakatan
politik, negara, kekuasaan, pengambilan keputusan, kebijakan dan distibusi
maupun alokasi.
Konstitusi berlaku di suatu negara sebagai hukum dasar yang selalu
mengikat atas kekuasaan tertinggi atau suatu prinsip kedaulatan yang di anut
dalam suatu negara.Konstitusi dapat juga di artikan dalam ketatanegaraan dan
mempunyai arti:
1. Lebih luas dari pada Undang-Undang Dasar
2. Sama dengan pengertian Undang-Undang Dasar

11
Suatu pengertian Undang-Undang Dasar hanya meliputi konstitusi tertulis
saja dan selain itu masih terdapat konstitusi tidak tertulis yang tidak tercakup
dalam Undang-Undang Dasar. Konstitusi selalu terkait dengan faham
konstitusionalisme. Konstitusionalisme di zaman sekarang di anggap sebagai
suatu konsep yang niscaya bagi setiap negara modern suatu organisasi dalam
negara diperlukan  oleh warga masyarakat politik agar kepentingan mereka
bersama dapat dilindungi atau dipromosikan melalui pembentukan dan
penggunaan mekanisme yang disebut juga negara. Jika kesepakatan itu runtuh,
maka runtuh pula legitimasi kekuasaan negara yang bersangkutan, dan pada
gilirannya perang saudara ( civil war ) atau revolusi dapat terjadi juga. Hal ini
tercermin juga dalam peristiwa besar dalam sejarah umat manusia.
E. Konstitusi dan tata perundang-undangan Indonesia
Keseluruhan peraturan baik yang tertulis maupun tidak tertulis yang mengatur
secara mengikat cara-cara bagaimana suatu pemerintah diselenggarakan dalam suatu
masyarakat.”
Dalam arti yang paling luas berarti Hukum Tata Negara, yaitu keseluruan aturan
dan ketentuan (hukum) yang menggambarkan sistem ketatanegaraan suatu negara.
Contoh: istilah Contitutional Law dalam bahasa Inggris berarti Hukum Tata Negara.
Dalam arti sempit, berarti Undang-Undang Dasar, yaitu satu atau beberapa dokumen yang
memuat aturan-aturan ketentuan-ketentuan yang bersifat pokok.
Konstitusi (bahasa latin: constitutio) dalam negara adalah sebuah norma sistem
politik dan hukum bentukan pada pemerintahan negara-biasanya dimodifikasikan sebagai
dokumen tertulis. Dalam kasus bentukan negara,konstitusi memuat aturan dan prinsip-
prinsip entitas politik dan hukum,istilah ini merujuk secara khusus untuk menetapkan
konstitusi nasional sebagai prinsip-prinsip dasar politik,prinsip-prinsip dasar hukum
termasuk dalam bentukan struktur,prosedur,wewenang dan kewajiban pemerintahan
negara pada umumnya.
Dalam Perubahan IV UUD 1945 diatur tentang tata cara perubahan undang-
undang. Bersandar pada pasal 37 UUD 1945 menyatakan bahwa :
1. Usul perubahan pasal-pasal undang-undang dasar dapat diagendakan dalam
sidang Majelis Permusyawaratan Rakyat apabila diajukan oleh sekurang-
kurangnya 1/3 dari jumlah anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat.

12
2. Setiap usul perubahan pasal-pasal undang-undang dasar diajukan secara tertuli
sdan ditunjukkan dengan jelas bagian yang diusulkan untuk diubah beserta
alasannya.
3. Untuk mengubah pasal-pasal Undang-Undang dasar, sidang Mejlis
Permusyawaratan Rakyat dihadiri oleh sekurang kurangnya dilakukan 2/3 dari
jumlah anggota majlis Permusyawaratan Rakyat.
4. Putusan untukmengubah pasal-pasal Undang-undang Dasar dilakukan dengan
persetujuan skurang-kurangnya lima puluh persen di tambah satu anggota dari
seluruh anggota Majlis Permusyawaratan Rakyat.
Perubahan-perubahan UUD :
1. Undang-undang Dasar 1945 (18 Agustus 1945-27 Desember 1949).
2. Konstitusi Republik Indonesia Serikat (27 Desember 1949-17 Agustus 1950).
3. Undang-undang Dasar Sementara Republik Indonesia 1950 (17 Agustus 1950-5
Juli 1959).
4. Undang-undang Dasar 1945 (5 Juli 1959-19 Oktober 1999).
5. Undang-undang Dasar 1945 dan Perubahan I (19 Oktober 1999-18 Agustus 2000).
6. Undang-undang Dasar 1945 dan Perubahan I dan II (18 Agustus 2000-9
November 2001).
7. Undang-undang Dasar 1945 dan Perubahan I,II danIII ( 9 November 2001-10
Agustus 2002).
8. Undang-undang Dasar 1945 dan Perubahan I, II, III dan IV (10 Agustus 2002).
Konstitusi Sebagai Piranti Demokratis
Konstitusi yang dapat dikatakan demokratis mengandung prinsip-prinsip dasar
demokrasi dalam kehidupan bernegara, yaitu :
1.  Menetapkan warga negara sebagai sumber utama kedaulatan.
2.  Mayoritas berkuasa dan terjaminnya hak minoritas.
3.  Adanya jaminan penghargaan terhadap hak-hak individu warga negara dan penduduk
negara, sehingga dengan demikian entitas kolektif, tidak dengan sendirinya
menghilangkan hak-hak dasar orang perorang.
4.  Pembatasan pemerintahan.
5.  Adanya jaminan terhadap keutuhan negara nasional dan integritas wilayah.
6.  Adanya jaminan keterlibatan rakyat dalam proses bernegara melalui pemilihan umum
dan bebas.

13
7.  Adanya jaminan berlakunya hukum dan keadilan melalui proses peradilan yang
independen.
8.  Pembatasan dan pemisahan kekuasaan negara yang meliputi :
©    Pemisahan wewenang kekuasaan berdasarkan trias politika
©    Kontrol dan keseimbangan lembaga-lembaga pemerintahan
Lembaga Kenegaraan Pasca Amandemen UUD 1945
 Lembaga Legislatif
 Lembga Eksekutif
 Lembaga Yudikatif
 Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)
Tata Urutan Perundang-Undangan Indonesia
I.    Ketetapan MPRS NO. XX/MPRS/1966 lampiran 2:
1.  Undang-undang Dasar 1945.
2.  Ketetapan MPR.
3.  Undang-undang atau peraturan pemerintah pengganti undang-undang.
4.  Peraturan pemerintah.
5.  Keputusan presiden.
6.  Peraturan-peraturan pelaksananya, seperti:
a.  Peraturan Menteri.
b.  Instrukti Menteri.
c.  Dan lain-lain.
II.    Ketetapan MPR NO. III/2000 :
1. Undang-undang Dasar 1945.
2. Ketetapan Majelis permusyawaratan rakyat.
3. Undang-undang.
4. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang.
5. Peraturan pemerintah.
6. Keputusan presiden.
7. Peraturan daerah.
III. UU No. 10/2004 tentang pembentukan peraturan perundang-undangan (PPP) :
1. Undang-undang Dasar 1945.
2. Undang-undang /peraturan pemerintah pengganti undang-undang.
3. Peraturan pemerintah.
4. Peraturan Presiden.

14
5. Peraturan daerah yang meliputi:
a. Peraturan Daerah Propinsi.
b. Peraturan Daerah Kabupaten/Kota.
c. Peraturan Desa.
F. Rumusan dan pengesahan uud 1945
UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 disusun dalam masa
revolusi, tetapi nilai-nilai yang terkandung dalam Pembukaan UUD Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 merupakan nilai-nilai luhur yang tidak hanya
diterima oleh bangsa Indonesia, tetapi juga oleh bangsa-bangsa lain di dunia. Hal
ini dapat kita lihat dalam alinea pertama Pembukaan UUD Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 yang mengandung nilai kemanusiaan. Nilai kemanusiaan
berlaku secara universal. Oleh karena itu, nilai yang terkandung dalam
Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 bersifat universal dan
lestari.
Universal mengandung arti bahwa Pembukaan UUD Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 diterima oleh bangsa-bangsa beradab di dunia. Pembukaan
UUD 1945 mengandung nilai penghargaan terhadap hak asasi manusia dan
sebuah bangsa yang menunjukkan penghargaan terhadap hak asasi manusia yang
merupakan salah satu bentuk perilaku bangsa yang terhormat. lestari adalah UUD
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 mampu menampung dinamika
masyarakat dan akan tetap menjadi landasan perjuangan bangsa
Sidang Kedua BPUPKI, tanggal 10–17 Juli 1945, dr. K. R. T. Radjiman
Wedyodiningrat selaku Ketua BPUPKI menyerukan agar para anggota secara
merdeka melahirkan pendapatnya dan menyampaikan pandangan pandangannya.
Sidang Kedua BPUPKI membahas penyusunan undangundang dasar, serta
rencana lain yang berhubungan dengan kemerdekaan bangsa Indonesia. BPUPKI
membentuk tiga panitia kerja, yaitu (1) panitia untuk merancang undang-undang
dasar; (2) panitia untuk mempelajari hal pembelaan tanah air; dan (3) panitia
untuk mempelajari hal keuangan dan perekonomian.
Sebelum Sidang Kedua, setelah membahas rancangan dasar negara
Indonesia merdeka, BPUPKI selanjutnya membentuk Panitia Sembilan (Panitia

15
Kecil) yang bertugas merumuskan hasil Sidang Pertama dengan lebih jelas.
Anggota Panitia Kecil adalah Ir. Soekarno (ketua), Drs. Moh. Hatta, Mr. A.A.
Maramis, Abikusno Cokrosujoso, Abdul Kahar Muzakkir, Haji Agus Salim, K.H.
Wahid Hasyim, Mr. Achmad Soebardjo, dan Mr. Mohammad Yamin.
Pada awalnya, sidang Panitia Kecil dilaksanakan oleh sembilan orang
anggota Panitia Kecil, kemudian dihadiri oleh anggota BPUPKI lainnya sehingga
sidang Panitia Kecil dihadiri 38 orang. Sidang Panitia Kecil dilaksanakan di
Gedung Jawa Hokokai dan berhasil memutuskan sebagai berikut: pertama,
menggolongkan usul-usul yang masuk; kedua, usul prosedur yang harus
dilakukan, yaitu prosedur agar lekas tercapai Indonesia merdeka; ketiga menyusun
usul rencana pembukaan hukum dasar. Pembukaan hukum dasar itu oleh Mr.
Mohammad Yamin disebut dengan Piagam Jakarta, 22 Juni 1945.
Pengesahan UUD 1945. Pada tanggal 7 Agustus 1945 BPUPKI
dibubarkan oleh Jepang. Sebagai gantinya dibentuklah Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (PPKI) yang beranggotakan 21 orang. PPKI diketuai oleh
Ir. Soekarno dan wakilnya Drs. Moh. Hatta. Pada tanggal 17 Agustus 1945,
bangsa Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya ke seluruh dunia.
Keesokan harinya, tanggal 18 Agustus 1945 PPKI melaksanakan sidang.
Keputusan sidang PPKI adalah sebagai berikut.
1. Menetapkan Ir. Soekarno sebagai presiden dan Drs. Moh. Hatta sebagai
wakil presiden Republik Indonesia.
2. Mengesahkan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
3. Membentuk Komite Nasional Indonesia Pusat.
Dalam Sidang PPKI tersebut, beberapa anggota PPKI yang berasal dari
Indonesia Timur mengusulkan untuk menghilangkan tujuh kata dalam Piagam
Jakarta, yaitu “... dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-
pemeluknya ...”. Dengan jiwa kebangsaan, pendiri negaramenyepakati perubahan
Piagam Jakarta. Dengan demikian, sila pertama Pancasila menjadi “Ketuhanan
Yang Maha Esa”.

16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari ulasan di atas penulis bisa merumuskan sebagai berikut: Berdasarkan
uraian disusun dalam makalah ini maka penulis menyampaikan bahwa Pendidikan
Pancasila sangat dibutuhkan dalam berbagai kalangan untuk mewujudkan suatu
bangsa dan Negara yang mampu membanggakan pancasila sebagai landasan
utama dalam kehidupan berbangsaan bernegara pada khususnya. Tujuan
pendidikan pancasila dapat dipahami dengan menelaah dasar-dasar pendidikan
pancasila sebagai bagian yang tidak terpisah dalam konsep pendukung capaian
dalam penyelenggaraan pendidikan pancasila di perguruan tinggi. Dasar-dasar
yang dimaksud yakni dasar historis, kultural, yuridis, filosofis, dan politis.
Pancasila adalah dasar filsafah negara Indonesia, sebagaimana tercantum
dalam pembukaan UUD 1945. Oleh karena itu setiap warga negara Indonesia
harus mempelajari, mendalami, menghayati, dan mengamalkan dalam segala
bidang kehidupan. Pancasila merupakan warisan luar biasa dari pendiri bangsa
yang mengacu kepada nilai-nilai luhur. Nilai nilai luhur yang menjadi panutan
hidup tersebut telah hilang otoritasnya, sehingga manusia menjadi bingung.
Kebingungan tersebut dapat menimbulkan krisis baik itu krisis moneter yang
berdampak pada bidang politik, sekaligus krisis moral pada sikap perilaku
manusia. 
Dengan penyelenggaraan Pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi,
diharapkan dapat tercipta wahana pembelajaran bagi para mahasiswa untuk secara
akademik mengkaji, menganalisis, dan memecahkan masalah-masalah
pembangunan bangsa dan negara dalam perspektif nilai-nilai dasar Pancasila
sebagai ideologi dan dasar negara Republik Indonesia. 
Pendidikan Pancasila sebagai bagian dari pendidikan Nasional bertujuan
untuk mewujudkan tujuan Pendidikan Nasional. Sistem pendidikan nasional yang
ada merupakan rangkaian konsep, program, tata cara, dan usaha untuk
mewujudkan tujuan nasional yang diamanatkan Undang -Undang Dasar Tahun
1945, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Jadi tujuan penyelenggaraan

17
Pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi pun merupakan bagian dari upaya
untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.
Oleh karena itu dengan penyusunan makalah ini semoga dapat berguna bagi para
pembaca sebagai acuan proses pembelajaran dalam menjawab segala tantangan
B. Saran
Dalam membuat makalah ini mungkin masih terdapat kesalahan –
kesalahan, sehingga kami mengaharapkan kritik dari pembaca agar makalah yang
kami buat ini menjadi lebih baik dan lebih sempurna.

18
DAFTAR PUSTAKA
M.S,Kaelan. 2008. Pendidikan Pancasila. Yogyakarta : Paradigma

https://www.slideshare.net/dedekzhizy/bab-i-52693863

https://www.slideshare.net/kevyn52/pengantar-pendidikan-pancasila-31663274

http://maphiablack.blogspot.com/2012/05/konstitusi-dan-tata-perundang-
undangan.html

Anwar, Chairul, Konstitusi dan kelembagaan Negara, Jakarta: CV. Novindo


Pustaka Mandiri, 1999

Daud, abu Busro dan Abubakar Busro, Asas-asas Hukum Tata Negara, Jakarta :
Ghalia Indonesia, 1983

Huda, Ni’matul, Hukum Tata Negara: Kajian Teoritis dan Yuridis Terhadap


Konstitusi Indonesia, Yogyakarta: Gama Media,1999

Kansil, C.S.T.,et.al., Konstitusi-Konstitusi Indonesia Tahun 1945-2000, Jakarta :


Sinar Harapan, 2001

19

Anda mungkin juga menyukai