Anda di halaman 1dari 22

NARASI TWK BARU

A. Jelaskan Kedudukan dan fungsi Pancasila!


1) Jiwa bangsa Indonesia: melekat erat pada aktivitas kehidupan bangsa Indonesia.
2) Kepribadian Bangsa Indonesia: sikap mental, tingkah laku, amal, jadi ciri khas.
3) Pandangan hidup bangsa Indonesia: sebagai penunjuk, penuntun, dan pegangan sikap, dalam
hubungannya dengan Tuhan, masyarakat dan alam semesta.
4) Falsafah hidup bangsa Indonesia: diyakini memiliki kebenaran.
5) Weltanschauung: pandangan dunia/hidup.
6) Perjanjian luhur rakyat Indonesia: telah disepakati dan disetujui oleh rakyat.
7) Cita-cita dan tujuan Bangsa Indonesia: cita-cita mencapai masyarakat adil dan makmur.
8) Dasar Negara Republik Indonesia: dasar pedoman dalam mengatur pemerintahan dan
penyelenggaraan negara.
Pancasila sebagai Dasar Negara sering disebut pula sebagai DASAR FALSAFAH NEGARA atau
IDEOLOGI NEGARA
9) Sumber dari segala sumber hukum.

Pancasila sebagai dasar negara (8-9), pengamalannya bersifat objektif, dalam arti bahwa
pengamalannya didasarkan kepada ketentuan dalam peraturan perundang-undangan. Sedangkan
sebagai pandangan hidup (1-7), bersifat subjektif dan pengamalannya diserahkan kepada individu
masing-masing tanpa disertai sanksi hukum.

Selain itu, Pancasila juga sebagai paradigma pembangunan yang berarti bahwa Pancasila sebagai
sumber nilai, sebagai dasar, arah dan tujuan dari proses pembangunan. Maksud dari pancasila
sebagai paradigma pembangunan adalah Pembangunan yang dilaksanakan mengacu pada standar
nilai Pancasila. Suatu model atau pola berpikir sebagai upaya untuk melaksanakan perubahan yang
direncanakan disebut paradigma pembangunan

Pancasila sebagai moral pembangunan berarti setiap gerak, arah, & cara-cara kita melaksanakan
pembangunan harus senantiasa dijiwai Pancasila; Pancasila akan menjadi sumber ketahanan
nasional yg merupakan modal perjuangan dalam mencapai sasaran pembangunan.

B. Sejarah perumusan PANCASILA sebagai dasar negara & menjelang lahirnya UUD 1945
 Akhir tahun 1944, bintang Jepang mulai suram
 7 September 1944, Perdana Menteri Koiso menjanjikan kemerdekaan Indonesia.
 8 September 1944, Bendera dan Lagu kebangsaan boleh disejajarkan.
 1 Maret 1945, Pemerintah militer Jepang di Jawa di bawah pimpinan Saiko Shikikan (Panglima
Tertinggi) Harada Kumakichi mengumumkan pembentukan suatu badan bernama Dokuritsu
Junbi Cosakai (BPUPKI).
 29 April 1945, pada hari ulang tahun Tennoo Heika diumumkan nama anggotanya.
 28 Mei 1945, pelantikan o/ LetJen Harada Kumakichi dgn dr. K.R.T. Radjiman Wedyodiningrat
sbg ketua dan 60 anggotanya.
 BPUPKI melaksanakan sidang hanya dua kali yaitu 29 Mei – 1 Juni 1945 (Sidang I), dan 10 – 17
Juli 1945 (Sidang II).
 29 Mei 1945, Mr. Muh. Yamin secara lisan dalam pidatonya pada tanggal 29 Mei 1945 di
depan sidang beliau mengusulkan rumusan dasar negara (lima dasar) yaitu: Peri kebangsaan;
peri kemanusiaan; Peri Ketuhanan; Peri kerakyatan; Kesejahteraan rakyat. Selesai berpidato,
beliau mengajukan rumusan dasar negara secara tertulis sebagai berikut: Ketuhanan YME;
Kebangsaan Persatuan Indonesia; Rasa kemanusiaan yang adil dan beradab; kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan; keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia.
 31 Mei 1945, Prof. Dr. Soepomo mengemukakan: negara nasional y/ bersatu (Paham negara
persatuan); takluk kepada Tuhan (hubungan negara dan agama); sistem badan
permusyawaratan; sistem perekonomian berdasarkan asas kekeluargaan (sosialisme negara);
dan hubungan antar bangsa.
 1 Juni 1945, Ir. Soekarno didepan sidang BPUPKI, beliau mengusulkan dasar negara Indonesia
merdeka yakni Pancasila. Istilah itu diperoleh dari petunjuk temannya yang ahli bahasa.
Rumusannya sbb: Kebangsaan Indonesia; Internasionalisme atau peri kemanusiaan; mufakat
atau demokrasi; kesejahteraan sosial; ketuhanan yang berkebudayaan.
 1 Juni 1945, Dalam sidang pertama BPUPKI tersebut, kata sepakat tentang dasar negara
Indonesia merdeka belum dicapai. Dibentuklah Panitia Kecil sebanyak 8 orang yang bertugas
sebagai pemeriksa dan penampung usul-usul.
 22 Juni 1945, diadakan rapat gabungan antara Panitia Kecil & BPUPKI y/ menghasilkan: 1)
Supaya selekas-lekasnya Indonesia Merdeka; 2) Supaya Hukum Dasar y/ dirancang diberi
Preambule; 3) Supaya BPUPKI terus bekerja sampai terwujud suatu Hukum Dasar; 4)
Membentuk Panitia Kecil Penyelidik Usul-usul/Perumus Dasar negara/Muqaddimah Hukum
Dasar. (Panitia Sembilan dgn diketuai o/ Ir. Soekarno).
Selengkapnya Panitia Sembilan itu adalah sebagai berikut. a) Ir. Soekarno; b) Drs. Moh. Hatta;
c) Mr. A.A. Maramis; d) K.H. Wahid Hasyim; e) Abd. Kahar Muzakir; f) Abikusno Tjokrosoejoso;
g) H. Agus Salim; h) Mr. Achmad Soebardjo; i) Mr. Moh. Yamin;
 Pada tanggal 22 Juni 1945 malam jam 20.00, Panitia Sembilan mengadakan sidang di
Pegangsaan Timur 56 Jakarta menghasilkan Piagam Jakarta (Jakarta Charter), yaitu:
Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syari’at Islam bagi pemeluk-pemeluknya; 2,3,4,5.
Catatan:
Dikemudian hari, Asas pertama Piagam Jakarta mendapat tantangan yang sangat keras dari
berbagai kalangan dan menimbulkan polemik yang berkepanjangan .
Atas saran dan pendapat 4 tokoh Islam (Kasman Singodimedjo, K.H. Wachid Hasyim, Teuku
Muh. Hassan, dan Ki Bagus Hadikusumo), akhirnya asas tersebut berbunyi: Ketuhanan Yang
Maha Esa. Konsep inilah yang bisa diterima oleh seluruh lapisan masyarakat sehingga dapat
mencegah perpecahan yang hampir timbul akibat adanya perbedaan pendapat.
 10 – 17 Juli 1945, BPUPKI mengadakan sidang II dgn tujuan menyiapkan Rancangan UUD
Negara Indonesia Merdeka.
 11 Juli 1945, membentuk tiga Panitia Kecil yaitu: Panitia perancang UUD (19 orang: Soekarno);
Panitia perancang ekonomi dan keuangan (22 orang: M. Hatta); Panitia perancang pembela
tanah air (22 orang; Abikusno Tjokrosujoso).
 6 Agustus 1945, bom atom dijatuhkan sekutu di Hirosima
 7 Agustus 1945, karena telah menyelesaikan tugasnya, BPUPKI dibubarkan dan Panglima
Tentara Jepang wilayah Selatan Marsekal Terauchi Hisaichi menyetujui dibentuknya Dokuritsu
Junbi Inkai (PPKI) dgn Ir. Soekarno sbg Ketua dan anggota 21 orang.
 9 Agustus 1945, bom atom kedua dijatuhkan di Nagasaki.
 9 Agustus 1945, Soekarno, Hatta & Radjiman berangkat ke Dallat/Saigon/Vietnam memenuhi
panggilan Marsekal Terauchi, dan kembali ke Indonesia tgl 14 Agustus 1945.
 10 Agustus 1945, Sutan Syahrir telah mendengar berita lewat radio bahwa Jepang telah
menyerah kepada sekutu.
 14 Agustus 1945, kaisar Hirohito menyerah tanpa syarat.
 15 Agustus 1945, golongan pemuda dipimpin o/Chairul Saleh mengadakan rapat di lembaga
Bakteriologi di Pegangsaan Timur & memutuskan bahwa Proklamasi harus segera
dilaksanakan. Wikana & Darwis diutus u/ menyampaikan hal itu pada Soekarno. Tetapi karena
menolak, maka Soekarno dibawa ke Rengasdengklok.
 16 Agustus 1945, keluar instruksi Terauchi agar menjaga status quo
 Terjadi rapat-rapat lainnya sambil merancang Proklamasi
 17 Agustus 1945, Proklamasi Kemerdekaan di Jalan Pegangsaan timur 56, Jakarta Pusat.
 18 Agustus 1945, PPKI mengadakan sidang dan memutuskan: : 1) mengesahkan pembukaan
dan batang tubuh UUD 1945; 2) memilih Ir. Soekarno sebagai Presiden RI dan Drs. Moh. Hatta
sebagai Wakil Presiden RI yang pertama; 3) Untuk sementara waktu, pekerjaan presiden
sehari-hari dibantu oleh Badan Pekerja Komite Nasional Indonesia Pusat (BP-KNIP).
 Rumusan Pancasila yang resmi tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 Alinea keempat
disahkan oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945. Sebagai dasar negara, Pancasila merupakan
landasan konstitusional dan ideologi negara.
 Pancasila memiliki kedudukan yang sah dan resmi sebagai dasar negara karena rumusan sila-
sila Pancasila tertuang dalam Pembukaan UUD 1945.
C. Butir-butir Pancasila
1. Sila Ketuhanan YME (4 butir)
 Percaya & takwa kpd Tuhan YME sesuai dgn agama & kepercayaan masing2 menurut dasar
kemanusiaan yg adil & beradab;
 Hormat menghormati & bekerja sama antar pemeluk agama & penganut2 kepercayaan yg
berbeda2, shgg terbina kerukunan hidup;
 Saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dgn agama & kepercayaannya
 Tdk memaksakan suatu agama & kepercayaan kepada orang lain
2. Sila Kemanusiaan yg adil & beradab (8 butir)
 Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, & kewajiban antara sesame manusia
 Saling mencintai sesame manusia
 Mengembangkan sikap tenggang rasa
 Tdk semena-mena thdp orang lain
 Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan
 Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan
 Berani membela kebenaran & keadilan
 Bangsa Indonesia merasa dirinya sbg bagian dari seluruh umat manusia, karena itu
dikembangkan sikap hormat-menghormati & bekerja sama dgn bangsa lain.
3. Sila Persatuan Indonesia (5 butir)
 Menempatkan persatuan, kesatuan, kepentingan & keselamatan bangsa & negara di atas
kepentingan pribadi atau golongan
 Rela berkorban untuk kepentingan bangsa & negara
 Cinta tanah air & bangsa
 Bangga sbg bangsa Indonesia & bertanah air Indonesia
 Memajukan pergaulan demi persatuan & kesatuan bangsa yg berbinneka tunggal ika
4. Sila Kerakyatan yg dipimpin o/ hikmat kebijaksanaan dlm permusyawaratan perwakilan (7 butir)
 Mengutamakan kepentingan negara & masyarakat
 Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain
 Mengutamakan musyawarah dlm mengambil keputusan untuk kepentingan bersama
 Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan
 Dgn itikad baik & rasa tnggungjawab menerima & melaksanax hasil keputusan musyawarah
 Musyawarah dilakukan dgn akal sehat dan sesuai dgn hati nurani yg luhur
 Keputusan yg diambil harus dpt dipertanggungjawabkan secara moral kpd Tuhan YME,
menjunjung tinggi harkat & martabat manusia serta nilai-nilai kebenaran & keadilan
5. Sila Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia (12 butir)
 Mengembangkan perbuatan2 yg luhur yg mencerminkan sikap & suasana kekeluargaan &
kegotongroyongan
 Bersikap adil
 Menjaga keseimbangan hak & kewajiban
 Menghormati hak-hak orang lain
 Suka memberi pertolongan kepada orang lain
 Menjauhi sikap pemerasan terhadap orang lain
 Tidak bersifat boros
 Tdk bergaya hidup mewah
 Tdk melakukan perbuatan yg merugikan kepentingan umum
 Suka bekerja keras
 Menghargai hasil karya orang lain
 Bersama-sama berusaha mewujudkan kemajuan yg merata & berkeadilan sosial.
D. Konstitusi dapat diartikan secara luas dan sempit adalah sebagai berikut.
1. Konstitusi dalam arti luas (hukum dasar) meliputi hukum dasar tertulis dan tidak tertulis.
2. Konstitusi dalam arti sempit adalah hukum dasar tertulis, yaitu undang-undang dasar.
Jadi, konstitusi dalam arti sempit, merupakan sebagian dari hukum dasar sebagai satu dokumen
tertulis yang lengkap.
Hukum dasar yang tidak tertulis dan berlaku dalam praktik penyelenggaraan negara disebut
konvensi. Salah satu contoh konvensi di Indonesia adalah pelaksanaan Pidato Kenegaraan Presiden
menjelang peringatan Proklamasi 17 Agustus.
E. Isi dan makna Pembukaan UUD 1945
ALINEA ISI/KETERANGAN MAKNA YANG TERKANDUNG
Pertama Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah  Keteguhan bangsa Indonesia dalam membela
hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka kemerdekaan melawan penjajah dalam segala
penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, bentuk.
karena tidak sesuai dengan  Pernyataan subjektif bangsa Indonesia untuk
perikemanusiaan dan perikeadilan. menentang & menghapus penjajahan di atas
dunia.
 Pernyataan objektif bangsa Indonesia bahwa
penjajahan tdk sesuai dgn perikemanusiaan dan
perikeadilan.
 Pemerintah Indonesia mendukung kemerdekaan
bagi setiap bangsa Indonesia untuk berdiri
sendiri.
Kedua Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan  Kemerdekaan yg dicapai oleh bangsa Indonesia
Indonesia telah sampailah pada saat yang merupakan hasil perjuangan pergerakan
berbahagia dengan selamat sentausa melawan penjajah.
mengantarkan rakyat Indonesia ke depan  Adanya momentum yg harus dimanfaatkan
pintu gerbang kemerdekaan Negara untuk menyatakan kemerdekaan.
Indonesia yang merdeka, bersatu,  Bahwa kemerdekaan bukanlah akhir perjuangan,
berdaulat, adil dan makmur. tetapi harus diisi dengan mewujudkan negara
Indonesia yg merdeka, bersatu, berdaulat, adil,
dan makmur.
Ketiga Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa  Motivasi spiritual yg luhur bahwa kemerdekaan
dan dengan didorongkan oleh keinginan kita adalah berkat rahmat Allah Yang Mahakuasa
luhur, supaya berkehidupan kebangsaan  Keinginan yg didambakan oleh segenap bangsa
yang bebas, maka rakyat Indonesia Indonesia terhdp suatu kehidupan yg
menyatakan dengan ini kemerdekaannya. berkesinambungan antara kehidupan material &
spiritual, dan kehidupan di dunia maupun di
akhirat.
 Pengukuhan pernyataan Proklamasi
kemerdekaan.
Keempat Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu  Adanya fungsi & sekaligus tujuan negara
Pemerintah Negara Indonesia yg melindungi Indonesia, yaitu:
segenap bangsa Indonesia & seluruh 1) Melindungi segenap bangsa Indonesia dan
tumpah darah Indonesia & untuk seluruh tumpah darah Indonesia,
memajukan kesejahteraan umum, 2) Memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut
3) Mencerdaskan kehidupan bangsa
melaksanax ketertiban dunia yg berdasarx
kemerdekaan, perdamaian abadi & keadilan 4) Ikut melaksanakan ketertiban dunia yg
sosial, maka disusunlah Kemerdekaan berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
Kebangsaan Indonesia itu dlm suatu UUD abadi, dan keadilan sosial.
Negara Indonesia yg terbentuk dalam suatu  Kemerdekaan bangsa Indonesia yang disusun
susunan NRI yg berkedaulatan rakyat dgn dalam suatu UUD 1945.
berdasar kpd Ketuhanan YME, Kemanusiaan  Susunan/bentuk negara Republik Indonesia
yg adil & beradab, Persatuan Indonesia, dan  Sistem pemerintahan negara, yaitu berdasarkan
kerakyatan yg dipimpin oleh hikmat kedaulatan rakyat (demokrasi).
kebijaksanaan dlm permusyawaratan  Dasar Negara Pancasila
/perwakilan, serta dgn mewujudkan suatu
keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia.
F. Kedudukan Pembukaan UUD 1945
1. Sebagai pernyataan kemerdekaan yang terperinci. Dengan memberi alasan, tujuan serta dasar
falsafah negara yg diproklamasikan.
Dalam Pembukaan UUD 1945 terdapat pernyataan kemerdekaan yang lebih terperinci, yaitu
pada Alinea III dan Alinea IV. Alinea III Pembukaan UUD 1945 pada hakikat isinya sama dengan
bagian pertama naskah proklamasi, yaitu pernyataan kemerdekaan Indonesia. Alinea IV berisi
tindakan-tindakan lebih lanjut dalam bernegara Indonesia yang pada hakikatnya sama dengan
makna yang terkandung dalam bagian kedua naskah proklamasi.
2. Merupakan tertib hukum tertinggi di negara Indonesia.
Pancasila merupakan norma dasar atau norma dasar negara yang menjadi sumber, dasar, dan
asas bagi penyusunan tertib hukum di Indonesia. Karena Pembukaan UUD 1945 memuat
Pancasila sebagai norma fundamental negara maka Pembukaan UUD 1945 berkedudukan
sebagai tertib hukum tertinggi negara.
3. Sebagai pokok kaidah negara yang fundamental bagi NKRI karena memenuhi syarat-syarat
berikut:
5) Dari segi terjadinya, ditentukan oleh pembentuk negara (PPKI) dan terjelma dalam suatu
bentuk pernyataan lahir sebagai penjelmaan kehendak pembentuk negara untuk
menjadikan hal-hal tertentu sebagai dasar negara yang dibentuknya.
6) Dari segi isinya, memuat dasar-dasar pokok negara yang dibentuk sebagai berikut:
a. Dasar tujuan negara (tujuan umum dan tujuan khusus).
Tujuan umum, tercakup dalam kalimat “Untuk memajukan kesejahteraan umum dan
ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi, dan keadilan sosial”. Tujuan umum ini berhubungan dengan masalah
hubungan antar bangsa (hubungan luar negeri) atau politik luar negeri Indonesia
yang bebas aktif.
Tujuan khusus, tercakup dalam kalimat “Melindungi segenap bangsa Indonesia dan
seluruh tumpah darah Indonesia, mencerdaskan kehidupan bangsa serta
mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”. Tujuan ini bersifat
khusus dalam kerangka tujuan bersama, yaitu menuju masyarakat adil dan makmur.
b. Ketentuan diadakannya Undang-Undang Dasar yang tersimpul dalam kalimat
“Maka disusunlah Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-
Undang Dasar Negara Indonesia”. Jadi, Pembukaan UUD 1945 juga merupakan
sumber hukum dasar.
c. Bentuk negara, adalah “Republik yang berkedaulatan Rakyat”.
d. Dasar filsafat negara (asas kerohanian) Pancasila yang tercakup dalam kalimat “……….
dengan berdasar kepada: Ke-Tuhanan Yang Maha Esa; Kemanusiaan yang adil dan
beradab, Persatuan Indonesia, dan Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu
Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”.
G. Pokok-pokok pikiran yg terkandung dalam Pembukaan UUD 1945
1. Negara melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dengan
berdasar atas persatuan, pada pokok pikiran pertama diterima adanya paham negara
persatuan;
2. Negara hendak mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia;
3. Negara yang berkedaulatan rakyat berdasar atas asas kerakyatan dan permusyawaratan
perwakilan;
4. Negara berdasar atas Ketuhanan YME menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
H. Hubungan antara pembukaan dgn UUD 1945
Pokok-pokok pikiran yg terkandung dlm Pembukaan UUD, yaitu Pancasila menjiwai pasal-pasal
batang tubuh UUD, atau dapat pula dikatakan bahwa batang tubuh UUD merupakan perwujudan
dari Pancasila; suasana kebatinan UUD 1945 serta cita-cita hukumnya bersumber atau dijiwai oleh
dasar falsafah Pancasila.
I. Sistem pemerintahan negara berdasarkan UUD 1945
 Indonesia ialah negara yg berdasar atas hukum, tdk berdasarkan atas kekuasaan belaka
 Sistem konstitusional
 Presiden tidak bertanggung jawab kepada DPR
 Presiden dibantu oleh menteri2 negara
 Menteri negara tidak bertanggung jawab kepada DPR
 Kekuasaan kepala negara tidak tak terbatas
J. Lembaga-lembaga kenegaraan
1. MPR
1) MPR terdiri atas anggota DPR dan anggota DPD (bicameral)
2) Kewenangan MPR menurut UUD NRI Tahun 1945
a. mengubah dan menetapkan UUD
b. melantik Presiden dan/atau Wapres
c. memberhentikan Presiden dan/atau Wapres dalam masa jabatannya menurut UUD
d. memilih Wapres dari dua calon yang diusulkan Presiden apabila terjadi kekosongan
jabatan Wapres dalam masa jabatannya.
e. memilih Presiden & Wapres apabila keduanya berhenti secara bersamaan dalam masa
jabatannya, dari dua pasangan Capres & Cawapres yang diusulkan oleh parpol atau
gabungan parpol yang pasangan Capres & Cawapresnya meraih suara terbanyak
pertama dan kedua dalam pemilu sebelumnya, sampai berakhir masa jabatannya.
2. Presiden
3. DPR
4. BPK
5. MA
6. KY
7. MK
K. Hubungan Negara dengan warga negara menurut ketentuan UUD 1945, tercermin dalam pasal-
pasal yang mengatur tentang hak dan kewajiban warga Negara.
Hak-hak dasar warga Negara Kewajiban dasar warga Negara
Hak dasar sebagai suatu bangsa yang merdeka & Kewajiban dasar sebagai warga negara dalam
berdaulat serta bebas dari segala macam bentuk berbagai bidang kehidupan antara lain:
penjajahan (Pembukaan UUD 1945, alinea I), a. Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan &
dan hak dasar sebagai warga negara dalam keadilan (pembukaan UUD 1945 alinea i)
berbagai bidang kehidupan antara lain: b. Menghargai nilai-nilai persatuan,
a. Menyatakan diri sebagai warga negara dan kemerdekaan, & kedaulatan bangsa
penduduk Indonesia atau ingin menjadi (pembukaan UUD 1945 alinea II)
warga negara suatu negara (pasal 26) c. Menjunjung tinggi & setia kpd konstitusi
b. Bersamaan kedudukan di dalam hukum dan negara & dasar negara (pembukaan UUD
pemerintahan (pasal 27 ayat (1) 1945 alinea IV)
c. Memperoleh pekerjaan & penghidupan yang d. Setia membayar pajak (pasal 23 ayat 2)
layak (pasal 27 ayat (2)) e. Wajib menjunjung tinggi hukum &
d. Kemerdekaan berserikat, berkumpul, pemerintahan dgn tidak ada kecuali (pasal
mengeluarx pikiran lisan & tulisan (pasal 28) 27 ayat 1)
e. Mempertahankan hidup & kehidupannya f. Wajib ikut serta dalam usaha pertahanan &
sebagai HAM (pasal 28 A) keamanan negara (pasal 30 ayat 1)
f. Jaminan memeluk salahsatu agama & g. Wajib menghormati bendera negara
pelaksanaan ajaran agamanya masing- Indonesia sang merah putih (pasal 35)
masing (pasal 29 ayat (2)) h. Wajib menghormati bahasa negara bahasa
g. Ikut serta dalam usaha pertahanan & Indonesia (pasal 36)
keamanan negara (pasal 30) i. Wajib menjunjung tinggi lambing negara
h. Mendapat pendidikan (pasal 31) Garuda Pancasila dengan semboyan
i. Mengembangx kebudayaan nasional (psl 32) Bhinneka Tunggal Ika (pasal 36A)
j. Berhak dalam mengembangkan usaha-usaha j. Wajib menghormati lagu kebangsaan
bidang ekonomi (pasal 33) Indonesia Raya (pasal 36 B)
k. Memperoleh jaminan pemeliharaan dari
pemerintah sebagai fakir miskin (pasal 34)

L. UUD yang pernah berlaku di Indonesia, yaitu:


a. Periode 18 Agustus 1945 – 27 Desember 1949 menggunakan UUD 1945. Ditetapkan pada
Rapat PPKI tanggal 18 Agustus 1945.
Dalam kurun waktu ini, UUD 1945 tdk dpt dilaksanakan dengan baik karena bangsa Indonesia
sedang disibuki dgn perjuangan mempertahankan kemerdekaan, dan diberlakukan Aturan
Peralihan pasal IV (karena MPR belum dpt dibentuk), sehingga keluar Maklumat Wakil
Presiden No. X atas usulan tanggal 16 Oktober 1945 yg memutuskan bahwa KNIP sebelum
terbentuknya MPR & DPR diserahi kekuasaan legislatif. Tanggal 3 November 1945, keluar
Maklumat Pemerintah yg menyetujui berdirinya partai politik. Tanggal 11 November 1945 BP-
KNIP mengusulkan mengenai pertanggungjawaban Menteri kepada DPR (KNIP), dengan
demikian tanggal 14 November 1945 terbentuklah Kabinet Parlementer pertama & diangkat
sebagai perdana menteri ialah Sutan Sjahrir, karena dinilai sbg orang yg tepat untuk
menghadapi diplomasi dgn Barat. Peristiwa ini dikenal dengan sebutan penyimpangan
Konstitusional yang prinsipiil.
b. Periode 27 Desember 1949 – 17 Agustus 1950 menggunakan UUD RIS. (terdiri atas 6 Bab, 197
pasal, dan beberapa bagian). Sistem pemerintahan parlementer.
Negara federasi pada masa RIS ada 8 meliputi: Republik Indonesia, Negara Madura, Negara
Indonesia Timur, Negara Pasundan, Negara Sumatra Timur,
c. Periode 17 Agustus 1950 – 5 Juli 1959 menggunakan UUDS 1950. (terdiri atas 6 bab, 146 pasal,
dan beberapa bagian). Sistem pemerintahan parlementer.
 Pemilu pertama tahun 1955 untuk: 1) tahap pertama, tangal 29 September 1955 memilih
anggota DPR; 2) tahap kedua, tanggal 15 Desember 1955 memilih Konstituante. Lima
besar pemenang Pemilu masing-masing antara lain: PNI, Masyumi, NU, PKI, dan PSII.
 Berdasarkan UUDS 1950 ditentukan adanya sebuah lembaga yang bertugas menyusun
undang-undang dasar untuk menggantikan UUDS. Lembaga yang dimaksud adalah
Konstituante. Namun karena dinilai gagal menyelesaikan tugasnya keluarlah Dekrit
Presiden.
 Dekrit Presiden 5 Juli 1959: 1) Pembubaran Konstituante; Berlakunya kembali UUD 1945 &
tdk berlakunya lagi UUDS 1950; 3) akan dibentuknya MPRS & DPAS dalam waktu singkat.
d. Periode 5 Juli 1959 – sekarang kembali menggunakan UUD 1945. Diberlakukan kembali dengan
Dekrit Presiden pada tanggal 5 Juli 1959 serta dikukuhkan secara aklamasi pada tanggal 22 Juli
1959 oleh DPR.
1) UUD 1945 yang belum diamandemen. (UUD 1945 sebelum amandemen hanya terdiri atas
16 bab, 37 pasal, 49 ayat, 4 pasal Aturan Peralihan, dan 2 ayat Aturan Tambahan).
 Tanggal 5 Juli 1959 – 11 Maret 1966 (Orde Lama) Demokrasi Terpimpin
 Berlakunya Manipol yg intinya adalah USDEK (UUD ’45, Sosialisme Indonesia,
Demokrasi Terpimpin, Ekonomi Terpimpin, dan Kepribadian Indonesia).
 kehidupan politik dan ketatanegaraan di Indonesia ditandai oleh adanya
dominasi kekuasaan negara oleh Presiden.
 Lembaga negara bersifat sementara.
 Presiden mengangkat Ketua & Wakil Ketua MPR/DPR & MA serta Wakil DPA
menjadi menteri.
 Hak budget tdk berjalan.
 MPRS menetapkan Soekarno sbg presiden seumur hidup.
 TRITURA: (1) Bubarkan PKI; (2) Bersihkan kabinet dari unsure PKi; (3) Turunkan
harga.
 11 Maret 1966, keluar SUPERSEMAR yg berupa perintah kpd LetJen Soeharto
atas nama Presiden mengambil segala tindakan yg dianggap perlu untuk
menjamin kestabilan jalannya pemerintahan & jalannya revolusi.
 Tanggal 11 Maret 1966 – 2 Mei 1998 (Orde Baru) => Demokrasi Pancasila
 Pada awal pemerintahan Orde Baru, diletakkan landasan kehidupan demokrasi
di Indonesia dengan mengintroduksi suatu sistem demokrasi yang dinamakan
demokrasi pancasila.
 12 Maret 1966, LetJen Soeharto membubarkan PKI
 22 Juni 1966 Jenderal A.H. nasution dilantik sebagai Ketua MPRS.
 Maret 1967 dalam Sidang Istimewa memutuskan menarik mandate MPRS dari
Presiden Soekarno & mengangkat Jenderal soeharto sbg pejabat Presiden.
 Maret 1968 mengangkat Soeharto sbg Presiden sampai Pemilu.
 Mekanisme Pemilu selama lima tahunan mulai dari tahun 1971, 1977, 1982,
1987, 1992, dan 1997.
2) UUD 1945 yang sudah dimandemen. (UUD 1945 hasil amandemen dalam bagian pasal-
pasalnya terdiri atas 21 bab, 73 pasal, 170 ayat, 3 pasal Aturan peralihan dan 2 pasal
Aturan tambahan).
a) Amandemen pertama dilakukan pada Sidang Umum MPR 1999 (tanggal 14 s/d 21
Oktober 1999) dan disahkan 19 Oktober 1999.
b) Amandemen kedua dilakukan pada Sidang Tahunan MPR 2000 (tanggal 7 s/d 18
Agustus 2000) dan disahkan 18 Agustus 2000.
c) Amandemen ketiga dilakukan pada Sidang Tahunan MPR 2001 (tanggal 1 s/d 9
November 2001) dan disahkan 10 November 2001.
d) Amandemen keempat dilakukan pada Sidang Tahunan MPR 2002 (tanggal 1 s/d 11
Agustus 2002) dan disahkan 10 Agustus 2002.
M. Latar belakang perubahan: didasarkan pada pandangan bahwa UUD 1945 belum cukup memuat
landasan bagi kehidupan yang demokratis, pemberdayaan rakyat, & penghormatan HAM. Selain itu,
di dalamnya terdapat pasal-pasal yang menimbulkan multi tafsir dan membuka peluang bagi
penyelenggaraan negara yang otoriter, sentralistik, tertutup, dan KKN yg menimbulkan
kemerosotan kehidupan nasional diberbagai bidang kehidupan
N. Dasar Yuridis perubahan UUD 1945
berpedoman pada ketentuan pasal 37 UUD 1945 yang mengatur prosedur perubahan UUD 1945.
Sebelum melakukan perubahan UUD 1945, MPR dalam Sidang Istimewa MPR Tahun 1998
mencabut TAP MPR No. IV/MPR/1983 tentang referendum secara nasional dengan persyaratan
yang demikian sulit sehingga kecil kemungkinan untuk berhasil sebelum usul perubahan UUD 1945
diajukan ke sidang MPR untuk dibahas & diputus. TAP MPR tersebut tidak sesuai dengan cara
perubahan yang diatur pada pasal 37 UUD 1945.
O. Berkaitan dengan perubahan UUD 1945, MPR menyusun kesepakatan dasar , antara lain sbb:
1) Tidak mengubah Pembukaan UUD 1945 (karena memuat dasar filosofi & dasar normatif yg
mendasari seluruh pasal dlm UUD 1945. Ia mengandung staatsidee berdirinya NKRI, tujuan
negara, serta dasar negara yang harus tetap dipertahankan);
2) Tetap mempertahankan NKRI (mepertahankan bentuk negara kesatuan didasari pertimbangan
bahwa ia adalah bentuk yg ditetapkan sejak awal berdirinya Negara Indonesia & dipandang
paling tepat untuk mewadahi ide persatuan sebuah bangsa yg majemuk ditinjau dari berbagai
latar belakang);
3) Mempertegas sistem pemerintahan presidensial (bertujuan untuk memperkukuh sistem
pemerintahan yang stabil & demokratis serta telah dipilih oleh pendiri negara ini);
Sejalan dengan kesepakatan untuk mempertegas sistem pemerintahan presidensil, maka
Presiden & Wapres haruslah memiliki legitimasi yang kuat. Legitimasi itu hanya bisa diperoleh
jika Presiden & Wapres dipilih secara langsung oleh rakyat. Dalam sistem presidensil, setidak-
tidaknya, akan terdapat ciri-ciri: (1) adanya masa jabatan Presiden yang bersifat pasti; (2)
Presiden di samping sebagai kepala negara, sekaligus sebagai kepala pemerintahan; (3) adanya
mekanisme saling mengawasi & saling mengimbangi; (4) adanya mekanisme impeachment.
4) Penjelasan UUD 1945 yang memuat hal-hal normatif akan dimasukkan ke dalam pasal-pasal
(batang tubuh); Penjelasan UUD ditiadakan, dimaksudkan untuk menghindari kesulitan dalam
menentukan status “penjelasan” dari sisi sumber hukum & tata urutan peraturan perundang-
undangan. Selain itu, ia bukanlah produk BPUPKI atau PPKI.
5) Melakukan perubahan dengan cara addendum, yakni perubahan UUD 1945 itu dilakukan
dengan tetap mempertahankan naskah asli UUD 1945 hasil Dekrit Presiden tanggal 5 Juli 1959
dan naskah perubahan-perubahan UUD 1945 diletakkan melekat pada naskah asli.
P. GARIS BESAR ISI UUD 1945
BAB TENTANG PASAL KETERANGAN
I Bentuk dan 1 (1) Negara kesatuan yang berbentuk republik.
Kedaulatan (2) Kedaulatan berada ditangan rakyat dan
dilaksanakan menurut UUD.
(3) Negara hukum.
II MPR 2–3 2.(1) MPR terdiri atas anggota DPR & DPD.
2.(2) MPR bersidang sedikitnya 1x dlm 5 thn.
2.(3) Segala keputusan ditetapkan dgn voting.
3.(1) MPR mengubah & menetapkan UUD.
3.(2) MPR melantik Presiden & Wapres.
3.(3) MPR hanya dpt memberhentikan presiden &
Wapres dlm masa jabatanx menurut UUD.
III Kekuasaan 4 – 16 4.(1) Presiden memegang kekuasaan pemerintahan
Pemerintah Negara menurut UUD.
4.(2) Presiden dibantu oleh seorang Wapres.
5.(1) Presiden berhak mengajukan RUU kepada DPR.
5.(2) Presiden menetapkan PP untuk menjalankan UU
sebagaimana mestinya.
6.(1) Syarat capres & wapres: warga negara Indonesia
sejak kelahirannya & tidak pernah menerima kewarga-
negaraan lain karena kehendanya sendiri, tdk pernah
menghianati negara, serta mampu.
6.(2) syarat-syarat menjadi presiden & wapres diatur lebih
lanjut dengan UU.
6A(1)-(5) tata laksana pilpres secara umum.
7. Presiden & wapres menjabat selama 5 thn dan
sesudahnya dapat dipilih kembali dlm jabatan yg sama
hanya untuk satu kali masa jabatan.
7A. Tentang impichment.
7B. Mekanisme impichment.
7C. presiden tdk dpt membekukan & membubarkan
DPR.
8.(1) Jika presiden mangkat, berhenti, diberhentikan atau
tdk dpt melakukan kewajibannya dlm masa jabatannya
digantikan oleh wapres sampai habis masa jabatannya.
8.(2) Dalam hal terjadi kekosongan wapres, selambat2x 60
hari, MPR bersidang memilih wapres dari 2 calon yg
diusulx presiden.
8.(3) Jika Presiden & Wapres mangkat, berhenti, atau tdk
dpt melakukan kewajibannya dlm masa jabatanx secara
bersamaan, pelaksana tugas kepresidenan adalah Menlu,
Mendagri, Menhan secara bersama2. Selambat2nya 30
hari setelah itu MPR bersidang untuk memilih Presiden &
Wapres dari 2 paket Capres & Cawapres yg diusulx oleh
parpol atau gabungan parpol yg paket Capres &
Cawapresx meraih suara terbanyak pertama dan kedua
dlm pemilu sebelumx, sampai habis masa jabatannya.
9.(1) Tentang sumpah jabatan presiden & wapres
dihadapan MPR atau DPR.
9.(2) Jika MPR atau DPR tdk dpt bersidang, presiden &
wapres bersumpah di hadapan pimpinan MPR dengan
disaksikan oleh pimpinan MA.
10. Presiden memegang kekuasaan yg tertinggi atas AD,
AL & AU.
11.(1) Presiden dengan persetujuan DPR menyatakan
perang, membuat perdamaian & perjanjian dg negara
lain.
11.(2) Dalam membuat perjanjian internasional lainnya yg
menimbulkan akibat yg luas & mendasar bagi kehidupan
rakyat yg terkait dengan beban keuangan negara dan
mengharuskan perubahan atau pembentukan UU harus
dengan persetujuan DPR.
11.(3) Ketentuan lebih lanjut tentang perjanjian
internasional diatur dengan UU.
12. Presiden menyatakan keadaan bahaya. Syarat2 dan
akibatnya ditetapkan dengan UU.
13.(1) Presiden mengangkat duta dan konsul.
13.(2) Dalam mengangkat duta, presiden memperhatikan
pertimbangan DPR.
13.(3) Presiden menerima penempatan duta negara lain
dengan memperhatikan pertimbangan DPR.
14.(1) Presiden memberi grasi & rehabilitasi
memperhatikan pertimbangan MA.
14.(2) Presiden memberi amnesti & abolisi
memperhatikan pertimbangan DPR.
15. Presiden memberi gelar, tanda jasa, dll tanda
kehormatan yg diatur dengan UU.
16. Presiden membentuk suatu dewan pertimbangan yg
bertugas memberikan nasihat & pertimbangan kpd
presiden, yg selanjutnya diatur dlm UU .
IV DPA dihapus
V Kementerian Negara 17 17.(1) Presiden dibantu oleh menteri2 negara.
17.(2) Diangkat & diberhentikan oleh presiden.
17.(3) Setiap menteri membidangi urusan tertentu dlm
pemerintahan.
17.(4) pembentukan, pengubahan, & pembubaran
kementerian negara diatur dlm UU.
VI Pemerintah Daerah 18 -18B 18.(1) NKRI Dibagi atas daerah2 Provinsi & daerah Provinsi
dibagi atas Kabupaten & Kota, yang tiap2 Provinsi,
Kabupaten & Kota itu mempunyai Pemerintahan Daerah,
yg diatur dengan UU
18(2) Pemerintah Daerah Provinsi, Daerah Kabupaten,
dan Kota mengatur urusan Pemerintahan menurut Asas
Otonomi & Tugas Pembantuan.
18.(3) Masing-masingx memiliki DPRD yg anggota2x dipilih
melalui Pemilu.
18.(4) Gubernur, Bupati, dan Walikota sebagai Kepala
Pemerintahan Daerah masing2 dipilih secara demokratis.
18.(5) Pemerintah Daerah menjalankan Otonomi
seluas2x, kecuali urusan pemerintahan yg oleh UU
ditentukan sbg urusan Pemerintah Pusat.
18.(6) Pemerintah Daerah berhak menetapkan Perda &
peraturan2 lainx untuk melaksanakan otonomi & Tugas
Pembantuan.
18.(7) Susunan & tata cara penyelenggaraan pemerintah
daerah diatur dalam UU.
18A.(1) Hubungan wewenang antara pemerintah pusat &
pemerintah daerah diatur dengan memperhatikan
kekhususan & keragaman daerah.
18A.(2) Hubungan keuangan, pelayanan umum,
pemanfaatan SDA & SDL antara pusat dan daerah diatur &
dilaksanakan secara adil & selaras berdasarkan UU.
18B.(1) Negara mengakui & menghormati satuan2
pemerintahan yg bersifat khusus atau istimewa, yg diatur
dengan UU.
18B.(2) Negara mengakui & menghormati kesatuan2
masyarakat hukum adat beserta hak2 tradisionalnya
sepanjang masih hidup & sesuai dgn perkembangan
masyarakat & prinsip NKRI yg diatur dlm UU.
VII DPR 19 - 22B 19.(1) Anggota DPR dipilih melalui pemilu.
19.(2) Susunan DPR diatur dgn UU.
19.(3) DPR bersidang sedikitx sekali dlm setahun.
20.(1) DPR memegang kekuasaan membentuk UU.
20.(2) Setiap RUU dibahas oleh DPR & presiden untuk
mendapatkan persetujuan bersama.
20.(3) Jika RUU tdk mendptx persetujuan bersama, RUU
itu tdk boleh diajukan lagi dlm persidangan DPR masa itu.
20.(4) Presiden mengesahx RUU yg telah disetujui
bersama untuk menjadi UU.
20.(5) Dalam hal ihwal RUU yg telah disetujui bersama
tersebut tdk disahkan presiden dlm waktu 30 hari
semenjak disetujui RUU tersebut sah menjadi UU & wajib
diundangkan.
20A.(1) DPR memiliki fungsi legislasi, fungsi anggaran,
dan fungsi pengawasan.
20A.(2) Dlm melaksanakan fungsinya, DPR mempunyai
hak interpelasi, hak angket, & hak menyatax pendapat.
20A.(3) setiap anggota DPR mempunyai hak mengajukan
pertanyaan, menyampaikan usul, serta hak imunitas.
20A.(4) Ketentuan lebih lanjut diatur dlm UU.
21. Anggota DPR berhak mengajukan usul RUU.
22.(1) Dlm hal kegentingan yg memaksa, presiden berhak
menetapkan Perpu.
22.(2) Perpu itu harus mendapat persetujuan DPR dlm
persidangan yg berikut.
22.(3) Jika tdk mendapat persetujuan, maka Perpu itu
harus dicabut.
22A. Ketentuan lebih lanjut tentang tata cara
pembentukan UU diatur dengan UU.
22B. Anggota DPR dpt diberhentikan dari jabatannya,
yang syarat2 & tata caranya diatur dlm UU.
VIIA DPD 22C-22D 22C.(1) Anggota DPD dipilih dari setiap provinsi melalui
pemilu.
22C.(2) Anggota DPD dari setiap provinsi jumlahnya sama
dan jumlah seluruh anggota DPD itu tdk lebih dari
sepertiga jumlah anggota DPR.
22C.(3) Bersidang sedikitnya sekali dalam setahun.
22C.(4) Susunan & Kedudukan DPD diatur dgn UU.
22D.(1) DPD dapat mengajukan kpd DPR RUU yg
berkaitan dgn otonomi daerah, hubungan pusat &
daerah, pembentukan & pemekaran serta
penggabungan daerah, pengelolaan SDA & SDE lainnya,
serta berkaitan dgn perimbangan keuangan pusat &
daerah.
22D.(2) DPD ikut membahas hal-hal di atas serta
memberikan pertimbangan kpd DPR atas RUU yg
berkaitan dgn pajak, pendidikan, dan agama.
22D.(3) DPD dpt melakukan pengawasan atas UU
mengenai hal-hal di atas serta menyampaikan hasilnya
kpd DPR sbg bahan pertimbangan tuk ditindaklanjuti.
22D.(4) Anggota DPD dpt diberhentikan dari jabatannya,
yg syarat2 & tata caranya diatur dlm UU.
VIIB PEMILU 22E 22E.(1) Pemilu dilaksanakan secara luber dan jurdil setiap
5 tavun sekali.
22E.(2) Pemilu diselenggarakan untuk memilih anggota
DPR, DPD, DPRD, serta Presiden & Wapres.
22E.(3) Peserta pemilu untuk memilih anggota DPR, DPD
dan DPRD adalah parpol.
22E.(4) Peserta pemilu untuk memilih anggota DPD
adalah perseorangan.
22E.(5) Pemilu diselenggarakan oleh KPU yang bersifat
nasional, tetap dan mandiri.
22E.(6) ketentuan lebih lanjut diatur dgn UU.
VIII Hal Keuangan 23 - 23D 23.(1) APBN ditetapkan setiap tahun dengan UU &
dilaksanakan secara terbuka & bertanggung jawab untuk
sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
23.(2) RUU APBN diajukan oleh Presiden untuk dibahas
bersama DPR dgn memperhatikan pertimbangan DPD.
23.(3) Apabila DPR tdk menyetujui RUU APBN yg
diusulkan Presiden, Pemerintah menjalankan APBN
tahun lalu.
23A. Pajak & pungutan lain yg bersifat memaksa untuk
keperluan negara diatur dgn UU.
23B. Macam dan harga mata uang ditetapx dgn UU.
23C. Hal-hal lain mengenai keuangan negara diatur
dengan UU.
23D. Negara memiliki suatu bank sentral yg diatur UU.
VIII BPK 23E-23G 23E.(1) Untuk memeriksa pengelolaan & tanggung jawab
A tentang keuangan negara diadakan BPK yg bebas &
mandiri.
23E.(2) Hasil pemeriksaan keuangan negara diserahkan
kpd DPR, DPD, DPRD, sesuai dengan kewenangannya.
23E.(3) Hasil pemeriksaan tsb ditindaklanjuti oleh
lembaga perwakilan dan/atau badan sesuai dgn UU.
23F.(1) Anggota BPK dipilih oleh DPR memperhatikan
pertimbangan DPD & diresmikan oleh Presiden.
23F.(2) Pimpinan BPK dipilih dari dan oleh anggota.
23G.(1) BPK berkedudukan di Ibu kota negara, dan
memiliki perwakilan di setiap provinsi.
23G.(2) Ketentuan lebih lanjut diatur dgn UU.
IX Kekuasaan 24 – 25 24.(1) Kekuasaan kehakiman merupakan kekuasaan yang
Kehakiman merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna
menegakkan hukum & keadilan.
24.(2) Kekuasaan kehakiman dilakukan oleh MA dan
badan peradilan yg berada di bawahnya dlm lingkungan
perdilan umum, lingk. Peradilan agama, lingk. Peradilan
militer, lingk. Peradilan tata usaha negara dan oleh
sebuah MK.
24A.(1) MA berwenang mengadili pada tingkat kasasi,
menguji peraturan perundang-undangan di bawah UU
terhadap UU, dan wewenang lainx yg diatur oleh UU.
24A.(3) Calon hakim agung diusulkan KY kpd DPR untuk
mendapatx persetujuan & selanjutx ditetapkan sbg
hakim agung.
24A.(4) Ketua, & wakil ketua MA dipilih dari dan oleh
hakim agung.
24B. (1) KY bersifat mandiri yg berwenang mengusulkan
pengangkatan hakim agung & mempunyai wewenang
lain dlm rangka menjaga & menegakkan kehormatan,
keluhuran martabat, serta perilaku hakim.
24B.(3) Anggota KY diangkat & diberhentikan presiden
dgn persetujuan DPR.
24C.(1) MK berwenang mengadili pada tingkat pertama
& terakhir yg putusannya bersifat final untuk menguji
UU terhadap UUD, memutuskan sengketa kewenangan
lembaga negara yg kewenangannya diberikan oleh UUD,
memutus pembubaran parpol, dan memutus
perselisihan tentang hasil pemilu.
24C.(2) MK wajib memberikan putusan atas pendapat
DPR mengenai dugaan pelanggaran oleh presiden &
Wapres menurut UUD.
24C.(3) MK mempunyai 9 org anggota hakim konstitusi
yg ditetapkan olev presiden, yg diajukan masing2 3 org
oleh MA, 3 org oleh DPR & 3 org oleh Presiden.
24C.(4) Ketua & wakil ketua MK dipilih dari dan oleh
hakim konstitusi.
IXA Wilayah Negara 25A 25A. NKRI adalah sebuah negara kepulauan yg berciri
nusantara dgn wilayah yg batas2 & hak2x ditetapx UU.
X Warga Negara dan 26 - 28 26.(1) yg menjadi warga negara ialah org2 bangsa
Penduduk Indonesia asli & org2 bangsa lain yg disahx dgn UU sbg
warga negara.
26.(2) Penduduk ialah warga negara Indonesia & org asing
yg bertempat tinggal di Indonesia.
26.(3) hal-hal mengenai warga negara & penduduk diatur
dengan UU.
27.(1) Segala warga negara bersamaan kedudukannya di
dlm hukum & pemerintahan & wajib menjunjung hukum
& pemerintahan itu dgn tdk ada kecuali.
27.(2) Tiap2 warga negara berhak atas pekerjaan &
penghidupan yg layak bagi kemanusiaan.
27.(3) Setiap warga negara berhak & wajib ikut serta dlm
upaya pembelaan negara.
28. Kemerdekaan berserikat & berkumpul, mengeluarx
pikiran dgn lisan & tulisan dsb ditetapkan dgn UU.
XA HAM 28A-28J -
XI Agama 29 29.(1) Negara berdasar atas Ketuhanan YME
29.(2) Negara menjamin kemerdekaan tiap2 penduduk
tuk memeluk agamax masing2 & tuk beribadat menurut
agama & kepercayaan itu.
XII Pertahanan dan 30 30.(1) Tiap2 warga negara berhak & wajib ikut serta dlm
Keamanan Negara usaha pertahanan & keamanan negara.
30.(2) Usaha pertahanan & keamanan negara
dilaksanakan melalui sistem pertahanan & keamanan
rakyat semesta oleh TNI & Polri sbg kekuatan utama, &
rakyat sbg kekuatan pendukung.
30.(3) TNI terdiri atas AD, AL, & AU sbg alat negara
bertugas mempertahankan, melindungi, & memelihara
keutuhan & kedaulatan negara.
30.(4) Polri sbg alat negara menjaga keamanan &
ketertiban masyarakat bertugas melindungi, mengayomi,
melayani masyarakat, serta menegakkan hukum.
30.(5) susunan & kedudukan TNI, Polri, hubungan
kewenangan TNI & Polri di dlm menjalankan tugax,
syarat2 keikutsertaan warga negara dlm usaha
pertahanan & keamanan negara, serta hal2 yg terkait dgn
pertahanan & keamanan diatur dgn UU.
XIII Pendidikan dan 31 – 32 31.(1) Setiap warga negara berhak mendapatkan
Kebudayaan pendidikan.
31.(2) Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan
dasar & pemerintah wajib membiayainya.
31.(4) Negara memprioritaskan anggaran pendidikan
sekurang2x 20% dari APBN & APBD tuk memenuhi
kebutuhan penyelenggaraan pendidikan nasional.
32.(1) Negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia
di tengah peradaban dunia dgn menjamin kebebasan
masyarakat dlm memelihara & mengembangkan nilai-nilai
budayanya.
32.(2) Negara menghormati & memelihara bahasa daerah
sbg kekayaan budaya nasional.
XIV Perekonomian 33 – 34 33.(1) Perekonomian disusun sbg usaha bersama berdasar
Nasional dan atas asas kekeluargaan.
Kesejahteraan Sosial 33.(2) Cabang-cabang produksi yg penting bagi negara &
menguasai hajat hidup org banyak dikuasai oleh negara.
33.(3) Bumi & air & kekayaan alam yg terkandung di dlmx
dikuasai oleh negara & dipergunakan sebesar2
kemakmuran rakyat.
33.(4) Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar
atas demokrasi ekonomi dgn prinsip kebersamaan,
efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingk.,
kemandirian, serta dgn menjaga keseimbangan kemajuan
& kesatuan ekonomi nasional.
34.(1) Fakir miskin & anak2 yg terlantar dipelihara oleh
negara.
34.(2) Negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi
seluruh rakyat & memberdayakan masyarakat yg lemah &
tdk mampu sesuai dgn martabat kemanusiaan.
34.(3) Negara bertanggung jawab atas penyediaan
fasilitas pelayanan kesehatan & fasilitas pelayanan umum
yang layak.
XV Bendera, Bahasa, dan 35 – 36C 35. Bendera Negara ialah Sang Merah Putih
Lambang Negara 36. Bahasa Negara ialah Bahasa Indonesia
serta Lagu 36A. Lambang Negara ialah Garuda Pancasila dengan
Kebangsaan Semboyan Bhinneka Tunggal Ika
36B. Lagu Kebangsaan ialah Indonesia raya
36C. ketentuan lebih lanjut diatur dengan UU
XVI Perubahan UUD 37 37.(1) Usul perubahan pasal2 UUD dpt diagendakan dlm
sidang MPR apabila diajukan oleh sekurang-kurangnya
1/3 dari jumlah anggota MPR.
37.(2) Setiap usul perubahan diajukan secara tertulis &
ditunjukkan dgn jelas bagian yg diusulkan untuk diubah
beserta alasannya.
37.(3) Untuk mengubah pasal2 UUD, sidang MPR dihadiri
sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah anggota MPR.
37.(4) Putusan untuk mengubah pasal-pasal UUD
dilakukan dgn persetujuan sekurang-kurangx 50%+1
anggota dari seluruh anggota MPR.
37.(5) Khusus bentuk NKRI tdk dpt dilakukan perubahan.
- Aturan Peralihan I – III I. Segala peraturan perundang2an yg ada masih tetap
berlaku selama belum diadakan yg baru menurut UUD
ini.
II. Semua lembaga negara yg ada masih tetap berfungsi
sepanjang untuk melaksanakan ketentuan UUD &
belum diadakan yg baru menurut UUD ini.
III. MK dibentuk selambat-lambatx pd tgl 17 Agustus 2003
& sebelum dibentuk segala kewenanganx dilakukan
oleh MA
- Aturan Tambahan I – II I. MPR ditugasi untuk melakukan peninjauan terhadap
materi & status hukum TAP MPRS & MPR untuk
diambil putusan pada sidang MPR tahun 2003.
II. Dengan ditetapkannya perubahan UUD ini, UUD NRI
Tahun 1945 terdiri atas Pembukaan & pasal-pasal.

Q. Menurut UU No. 12 tahun 2011, Pancasila merupakan sumber dari segala sumber hukum negara.
Jenis dan hierarki Peraturan Perundang-undangan terdiri atas sbb: 1) UUD 1945; 2) TAP MPR; 3)
UU/Perpu; 4) PP; 5) Pepres; 6) Perda Provinsi; 7) Perda kabupaten/kota.
R. Secara umum, dalam setiap negara yang menganut paham negara hukum, kita melihat bekerjanya
3 prinsip dasara, yaitu: 1) supremasi hukum; 2) kesetaraan di hadapan hukum; 3) penegakan hukum
dengan cara yang tidak bertentangan dengan hukum. Dalam jabarannya selanjutnya, pada setiap
negara hukum akan terlihat ciri-ciri adanya: 1) jaminan perlindungan hak asasi manusia; 2)
kekuasaan kehakiman atau peradilan yang merdeka; 3) legalitas dalam arti hukum, yaitu baik
pemerintah/negara maupun warga negara dalam bertindak harus berdasar atas dan melalui
hukum.
S. Kedudukan dan fungsi Bahasa Indonesia
1. Sebagai bahasa nasional/bahasa persatuan (politis)  sumpah pemuda 28 Oktober 1928
 lambang kebangsaan nasional
 lambing identitas nasional
 alat pemersatu berbagai warga masyarakat yang berbeda latar belakang sosial budaya
dan bahasa
 alat perhubungan antar budaya dan antar daerah
2. Sebagai bahasa negara/bahasa resmi (yuridis)  UUD 1945 18 Agustus 1945
 Bahasa resmi kenegaraan
 Bahasa pengantar di lembaga-lembaga pendidikan
 Bahasa resmi di dalam perhubungan pada tingkat nasional untuk kepentingan
perencanaan dan pelaksanaan pembangunan serta pemerintahan
 Bahasa resmi di dalam pengembangan kebudayaan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan
dan teknologi
T. Kalimat Efektif (kalimat yang mampu menyampaikan pikiran secara jelas kepada pembaca sehingga
mencapai sasaranya)
1. Kepaduan bagian kalimat
contoh:
Dengan perubahan zaman telah menuntut para pendidik untuk mencari metode-metode
mengajar yang baru (tidak padu karena tidak jelas subjek kalimatnya)
2. Kelogisan
contoh:
Waktu dan tempat kami persilakan! (tidak logis karena waktu dan tempat bukan subjek yang
dapat dipakai untuk menjawab pertanyaan siapa).
Waktu dan tempat kami luangkan kepada Bapak Dekan (logis/efektif)
Bapak Dekan kami persilakan! (logis/efektif)
3. Pemusatan perhatian
Tidak semua bagian kalimat dapat ditonjolkan secara serentak oleh penulisnya. Ada bagian-
bagian tertentu yang ingin ditonjolkan oleh penulis untuk merangsang pembaca memusatkan
perhatiannya pada bagian-bagian tertentu dalam suatu kalimat, dapat dilakukan dengan
berbagai cara tanpa mengubah kalimat secara keseluruhan.
a. Penempatan bagian yang ditonjolkan pada posisi awal kalimat
contoh:
Minggu depan, rombongan Presiden akan berangkat dengan kapal pesiar (pemusatan
perhatian pada keterangan waktu).
Rombongan Presiden akan berangkat ke Australia minggu depan dengan kapal pesiar
(pemusatan perhatian pada subjek sebagai pelaku).
Dengan kapal pesiar, rombongan Presiden akan berangkat ke Australia minggu depan
(pemusatan perhatian pada keterangan alat)
Ke Australia, rombongan Presiden akan berangkat dengan kapal pesiar minggu depan
(pemusatan perhatian pada keterangan tempat).
b. Pengulangan kata (dapat memperjelas maksud penulis, tetapi harus dibatasi agar tidak
menimbulkan kebosanan pembaca).
contoh: Tekun membaca buku, tekun mengikuti kuliah, dan tekun mengerjakan tugas yang
diberikan oleh dosen, dapat menjamin peningkatan indeks prestasi mahasiswa.
c. Penggunaan partikel (-lah, -kah, dan pun)
contoh: Dialah biang keladi keributan tersebut. Siapakah yang datang tadi ke sini? Kami pun
menyaksikan peristiwa yang mengerikan itu
4. Kehematan penggunaan kata
Boros  Dalam rangka untuk meningkatkan prestasi akademik mahasiswa, hendaknya para
dosen berusaha dan berikhtiar memperbaiki proses belajar mengajar yang menjadi tanggung
jawab.
Hemat  untuk meningkatkan prestasi akademik mahasiswa hendaknya para dosen berusaha
memperbaiki proses belajar mengajarnya yang menjadi tanggung jawabnya.
U. Kalimat Majemuk
1. Kalimat Majemuk Setara/KMS (tersusun dari kalimat-kalimat tunggal yang digabungkan dan
masing-masing kalimat itu masih dapat berdiri sendiri sehingga pola-pola kalimatnya tetap
sederajat).
a. KMS sejalan
(1) sejalan biasa
Awan menghitam di langit, angin sama sekali tak terasa, dan burung-burung pulang ke
sarangnya.
(2) sejalan mengatur
Mula-mula pencuri itu ditangkap, setelah itu tangannya diikat, kemudian kepalanya digunduli,
dan akhirnya menyerahkannya kepada polisi.
(3) sejalan menguatkan
Makin kudekati rumah tua itu, makin berdebar hatiku.
b. KMS berlawanan
(1) berlawanan biasa
Pamannya pendiam sekali, tetapi bibinya cerewet luar biasa.
(2) berlawanan mengganti
Kau mau menerima lamarannya atau kau akan menjanda perawan tua.
(3) berlawanan mewatasi
Ciri khas manusia bukanlah kebijaksanaan, melainkan kemauan manusia untuk hidup.
c. KMS penunjukan
(1) penunjukan sebab-akibat
Dia sedang sakit, karena itu dia tidak ikut bertanding.
(2) penunjukan perlawanan
Dia sudah kerja keras, namun demikian dia tetap miskin.
(3) penunjukan waktu
Petugas pemeriksa bangunan sudah tiba, sementara itu para pekerja tetap berada di posnya.
(4) penunjukan tempat
Sayuran banyak ditanam di Kintanami, ke tempat itu banyak pupuk dikirim.
(5) penunjukan syarat
Istrinya akan segera melahirkan, kalau begitu bidan harus segera dipanggil.
2. Kalimat Majemuk Bertingkat /KMBkalau sebuah unsur dari kalimat sumber (kalimat
tunggal)dibentuk menjadi sebuah kalimat , dan kalau bentukan ini digabungkan dengan sisa
kalimat sumbernya, maka akan terbentuklah KMB. Dengan ketentuan:
a) sisa kalimat sumber disebut induk kalimat
b) kalimat bentukan disebut anak kalimat
c) anak kalimat diberi nama sesuai dengan nama unsur kalimat sumber yang digantinya.
contoh:
Kedatangannya disambut oleh rakyat kemarin.
Kedatangannya disambut oleh rakyat ketika matahari mulai condong ke barat.
Kedatangannya disambut oleh rakyat ketika matahari mulai condong ke tempat langit dan
bumi bertemu.
Uraian unsur kalimat pertama menurut jabatannya:
kedatangannya : subjek
disambut : predikat
oleh rakyat : objek pelaku
kemarin : keterangan waktu
Analisis unsur kalimat kedua:
Induk Kalimat : Kedatangannya disambut oleh rakyat.
Anak Kalimat : ketika matahari mulai condong ke barat.
Uraian unsur anak kalimat kedua menurut jabatanya:
Matahari : Subjek
Mulai condong : predikat
ke barat : keterangan tempat
Analisis keseluruhan akan menjadi:
Induk kalimat: Kedatangannya disambut oleh rakyat
Anak Kalimat: ketika matahari mulai condong
Cucu Kalimat: ke tempat langit dan bumi bertemu
Contoh lainnya:
Ia telah meninggal  Orang tempat saya meminta pertolongan, telah meninggal.
(anak kalimat pengganti subjek)
Ayahnya guru  Ayahnya, seorang pengajar Bahasa Indonesia.
(anak kalimat pengganti predikat)
Gadis itu menantikan pak Ali  Gadis itu menantikan ayah cepat pulang.
(anak kalimat pengganti objek)
Ia bermain-main tadi  Ia bermain-main ketika kakaknya datang.
(anak kalimat pengganti keterangan)
V. Suku Kata
W. Ciri-ciri sistem Pemerintahan Presidensial:
1. Kepala pemerintahan dipimpin oleh seorang presiden selaku kepala pemerintahan sekaligus
sebagai kepala negara
2. Kekuasaan eksekutif presiden dijalankan berdasarkan kedaulatan rakyat yang dipilih, dari
rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat melalui badan perwakilan atau pemilu
3. Presiden mempunyai hak prerogatif untuk mmengangkat dan meberhentikan menteri-menteri
negara
4. Presiden tidak bertanggung jawab kepada DPR. Oleh sebab itu, antara Presiden dengan DPR
tidak dapat saling menjatuhkan
X. nbkjbj

Anda mungkin juga menyukai