Anda di halaman 1dari 5

Nama : Latifah Sabrina Hapsari

Program Studi : Teknik Sipil


NIM : 232510025
Kelas : Sipil B

SEJARAH LAHIRNYA PANCASILA, PERUMUSAN DAN PENGESAHAN


PANCASILA

Sejarah lahirnya Pancasila bermula pada peristiwa sidang Badan Penyelidik Usaha-usaha
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Dari sidang BPUPKI tersebut yang kemudian
pada tanggal 1 Juni 1945 lahirlah Pancasila yang dijadikan dasar negara Indonesia.

1. Sidang BPUPKI (28 Mei – 1 Juni 1945)


Sejarah lahirnya Pancasila bermula dari rapat BPUPKI yang dibentuk pada 29 April
1945. BPUPKI bertugas untuk menyelidiki hal – hal penting seperti ekonomi, politik,
dan lain-lain yang dibutuhkan terkait pembentukan negara Indonesia. Ketua BPUPKI
adalah KRT Dr. Radjiman Wedyodiningrat, dengan didampingi oleh dua orang Wakil
Ketua, yaitu Raden Panji Suroso dan Ichibangase (seorang wakil dari Jepang).
BPUPKI pertama kali melaksanakan sidang secara resmi yaitu sejak 29 Mei 1945
hingga 1 Juni 1945. Sidang tersebut diagendakan untuk membahas dasar negara
Indonesia. Tokoh – tokoh yang mengajukan dasar negara diantaranya Mohammad
Yamin, Soepomo, dan Soekarno.

Menurut Himpunan Risalah Sidang – Sidang dari BPUPKI dan PPKI, Mohammad
Yamin pada 29 Mei 1945 mengajukan 5 asas dasar yaitu:
1. Peri Kebangsaan
2. Peri Kemanusiaan
3. Peri Ketuhanan
4. Peri Kerakyatan, dan
5. Kesejahteraan Rakyat

Pada tanggal 30 Mei 1945, Soepomo mengajukan dasar negara yaitu:


1. Persatuan
2. Kekeluargaan
3. Mufakat dan Demokrasi
4. Musyawarah, dan
5. Keadilan Sosial.

Pada tanggal 1 Juni 1945, Ir. Soekarno menyampaikan lima prinsip yang menjadi
pandangan hidup dan dasar negara, yaitu:
1. Kebangsaan Indonesia
2. Internasionalisme atau peri-kemanusiaan
3. Musyawarah-mufakat atau demokrasi
4. Kesejahteraan sosial, dan
5. Ketuhanan yang berkebudayaan
Kelima sila tersebut disebutkan Soekarno sebagai Pancasila. Panca yang berarti lima
dan sila yang berarti dasar.

2. Pembentukan Panitia Sembilan


Setelah mengalami reses dari tanggal 2 Juni hingga 9 Juli 1945, Sidang BPUPKI
dilanjutkan dengan pembentukan Panitia Kecil yang dipimpin oleh Ir. Soekarno dan
terdiri dari 8 orang anggota. Tugas Panitia Kecil atau Panitia Sembilan ini adalah
mengumpulkan masukan dan usulan dari seluruh anggota BPUPKI mengenai
kemerdekaan Indonesia. Berikut adalah tokoh – tokoh Panitia Sembilan :
1. Ir. Soekarno
2. Drs. Mohammad Hatta
3. Mr. A. A. Maramis
4. Mr. Muhammad Yamin
5. Achmad Soebardjo
6. Abikoesno Tjokrosoejoso
7. Abdul Kahar Muzakkar
8. H. Agus Salim
9. K.H Abdul Wahid Hasyim

Dari pembahasan Panitia Sembilan yang dilaksanakan pada 22 Juni 1945


menghasilkan kesepakatan dalam penyusunan Naskah Preambule atau Mukaddimah
Undang-Undang Dasar yang kemudian diberi nama Piagam Jakarta oleh Mr. Muh.
Yamin yaitu:
1. Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya.
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab.
3. Persatuan Indonesia.
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan.
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Hasil kerja Panitia Sembilan tersebut dilaporkan dalam Rapat Besar BPUPKI pada
tanggal 10 Juli 1945. Dalam rapat tersebut, hasil dari Panitia Sembilan diterima sebagai
bahan rancangan Pembukaan Undang-Undang Dasar.

Namun dasar negara yang telah disepakati masih belum selesai karena adanya
perdebatan antara kelompok Islam dan kelompok nasionalis. Hal tersebut disampaikan
J.Latuharhary yang berkeberatan atas pencantuman “kewajiban menjalankan syariat
islam bagi pemeluk – pemeluknya” pada rapat Perancangan UUD pada 11 Juli 1945.

3. Sidang PPKI
Panitia persiapan kemerdekaan indonesia (PPKI) terbentuk dari pembubaran
BPUPKI. PPKI mengadakan pertemuan pada tanggal 18 Agustus 1945 di Jakarta. Dalam
pertemuan ini, dibahaslah Piagam Jakarta yang menjadi cikal bakal Pancasila.
Pada rapat besar PPKI tanggal 18 Agustus 1945, dilakukanlah pembahasan –
pembahasan dan ditentukan sila pertama pada Piagam Jakarta diganti menjadi Ketuhanan
yang Maha Esa.
Pada tanggal 18 Agustus 1945, rumusan Pancasila secara resmi dan sah ditetapkan
dengan kelima sila sebagai berikut:
1. Ketuhanan yang maha Esa
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan /
perwakilan
5. Keadilan bagi seluruh rakyat indonesia.

Hasil dari sidang PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945 antara lain:
1. Mengesahkan UUD 1945
2. Pembentukan Komite Nasional
3. Memilih Ir Soekarno dan Drs Moh Hatta sebagai Presiden dan Wakil Presiden
4. Fungsi pokok Pancasila yaitu diantaranya:
 Pancasila Sebagai Pandangan Hidup Bangsa
Fungsi pokok yang pertama adalah Pancasila digunakan sebagai pandangan
hidup bangsa. Sebagaimana yang telah dijabarkan mengenai keberadaan
Pancasila dalam kehidupan negara, maka dari ini juga akan dijadikan sebagai
gagasan dasar kita.
Setiap warga negara Indonesia akan menggunakan Pancasila sebagai pemberi
jalan atau petunjuk agar semuanya bisa hidup dengan sejahtera dan kebahagiaan.
Dari 5 sila yang ada ini juga yang akan menjadi pedoman dan fungsi pokok
Pancasila.
 Pancasila sebagai Dasar Negara
Fungsi pokok Pancasila sebagai dasar negara adalah dengan menggunakan
ideologi Pancasila sebagai pengatur kegiatan negara. Semua hukum yang ada di
Indonesia harus berlandaskan Pancasila karena ini adalah sebuah kaidah yang
fundamental.
 Pancasila sebagai Ideologi Negara
Pancasila juga bisa diterapkan sebagai ideologi yang tidak sama dengan milik
negara lain. Perspektif kehidupan negara ini cocok dengan fungsi pokok
Pancasila karena di dalamnya sudah membahas soal budaya dan agama, sekaligus
soal aspek politik.

4. Penetapan Hari Lahir Pancasila


Melalui Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 24 Tahun 2016 tentang Hari Lahir
Pancasila yang ditandatangani Joko Widodo disahkan tanggal 1 Juni sebagai hari libur
nasional Hari Lahirnya Pancasila.
Dengan sejarah yang mengikat, Pancasila menjadi pondasi yang kokoh bagi negara
Indonesia dan menjadi Identitas yang mempersatukan bangsa dalam keragaman. Nilai-
nilai pancasila senantiasa harus diperjuangkan dan diimplementasikan dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

5. Dinamika Pelaksanaan Pancasila Dari Era Orde Baru, Lama, Sampai Era
Reformasi.
 Penerapan Pancasila di era awal kemerdekaan (1945 – 1959)
Penerapan Pancasila sebagai dasar negara pada masa awal kemerdekaan adalah
penuh dengan upaya-upaya untuk mengganti pancasila sebagai dasar negara dan
penyimpangan. Pada periode ini terjadi upaya pengganti pancasila dengan ideologi
lain.
Contoh penerapan pancasila di era ini adalah:
 Di bidang politik, pemerintah mengadakan pemilihan umum pertama di tahun
1955 untuk memilih anggota DPR, DPD, dan Konstituante. Pemilihan umum ini
menerapkan sila kedua paancasila.
 Di bidang ekonomi, pemerintah mengeluarkan UU Pokok Agraria pada tahun
11960 untuk mengatur hak atas tanah. Undang-undang ini menerapkan sila
kelima.
 Di bidang sosial, pemerintah mendirikan Badan Koordinasi Masalah
Kesejahteraan, rakyat (Bakom-PKB). Badan ini menangani masalah
kemiskinan, kesehatan,pendidikan, dan kesejahteraan rakyat. Bakom-PKB
menerapkan sila ketiga.
 Di bidang budaya pemerintah mengadakan konferensi meja bundar kebudayaan
pada tahun 1945 untuk membahas tentang pengembangan dan pelestarian
kebudayaan nasional. Konferensi ini menerapkan sila pertama.
 Di pertahanan dan keamanan, pemerintah membentuk tentara nasional Indonesia
(TNI)TNI juga melaksanakan perjuangan fisik melawan penjajah belanda dan
Jepang. TNI menerapkan sila keempat.

 Penerapan Pancasila di Masa Orde Lama (1959-1966)


Masa orde lama dipimpin oleh Presiden Seokarno berlangsung dari tahun 1959
hingga 1966. Contoh penerapan pancasila pada orde ini adalah :
 Di bidang polotik, pemerintah orde lama membubarkan Konstituante dan
kembali ke UUD 1945.
 Di bidang ekonomi, pemerintah menetapkan bahwa ekonomi nasional harus
berdasarkan pada prinsip nasionalis.
 Di bidang sosial, pemerintah mengadakan gerakan nasional pemberantasan Buta
Aksara (GNPBA) untuk meningkatkan tingkat melek huruf rakyat di Indonesia.
 Di bidang budaya, pemerintah orde lama mengadakan konferensi asia afrika
untuk mempererat hubungan antara Negara-negara asia dan afrika yang baru
merdeka.
 Di bidang pertahanan, pemerintah orde lama menghadapi ancaman dari
pemberontak G30SPKI/PKI yang berusaha menggulingkan pemerintah
Soekarno.

 Penerapan pancasila di Masa Orde Baru ( 1966-1998)


Masa orde baru dipimpin oleh presiden seoharto berlangsung dari tahun 1966-1998 .
Contoh penerapan pancasila pada orde ini adalah :
 Di bidang politik, pemerintah menerapkan konsep dwifungsi sebgai alat
pertahanan Negara dan sosial politik.
 Di bidang ekonomi,pemerinntah orde baru mengeluarkan paket oktober 1966
yang mentapkan bahwa ekonomi nasioanal harus berdasarkan prinsip-prinsip
pasar bebas.
 Di bidang sosial, pemerintah mengadakan Program Keluarga Berencana
Nasiaonal (KB) untuk mengendalikan pertumbuhan penduduk Indonesia.
 Di bidang budaya, pemerintah mengadakan festival istiqlal unruk merayakan
hari ulang taun Masjid Istiqlal yang merupakan simbol toleransi beragama di
Indonesia.
 Di bidang pertahanan, pemerintah menghadapi ancaman pemberontakan Aceh
Merdeka yang berusaha memisahkan diri dari Indonesia.

 Penerapan pancasila di Masa Orde Baru ( 1966-1998)


Memahami peran pancasila di era reformasi, khususnya dalam konteks sebagai
dasar negara dan ideologi nasional, merupakan tuntutan hakiki agar warga negara
Indonesia memiliki pemahaman yang sama dan akhirnya memiliki presepsi dan
sikap yang sama terhadap kedudukannya.Namun, di era reformasi ini pancasila
seakan tidak memiliki kekuatan mempengaruhi dan menuntun masyarakat, pancasila
ini tidak lagi populer seperti pada masa lalu.Sebab utamanya karena rejim orde lama
dan orde baru menempatkan pancasila sebagai alat kekuasaan yang otoriter.Terlepas
dari kelemahan masa lalu, yang diperlukan dalam konteks era reformasi adalah
pendekatan-pendekatan yang lebih konseptual, komprehensif, konsisten, integritas,
dan sederhana dengan perubahan-perubahan yang terjadi dalam kehidupan
masyarakat, bangsa dan benegara.

Anda mungkin juga menyukai