Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Secara yuridis-konstitusional kedudukan Pancasila sudah jelas, bahwa Pancasila adalah
pandangan hidup bangsa, dasar negara Republik Indonesia, dan sebagai ideologi nasional.
Sebagai pandangan hidup bangsa, Pancasila merupakan kristalisasi nilai-nilai yang
kebenarannya diakui, dan menimbulkan tekad untuk dilaksanakan dalam kehidupan seharihari. Sejarah telah mengungkapkan bahwa Pancasila adalah jiwa seluruh rakyat Indonesia,
yang memberi kekuatan hidup kepada bangsa Indonesia serta membimbingnya dalam
mengejar kehidupan lahir batin yang makin baik, di dalam masyarakat Indonesia yang adil
dan makmur.

2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan pada latar belakang, rumusan masalah dari
makalah ini adalah :
1. Bagaimana sejarah terbentuknya Pancasila?
2. Bagaimana implementasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari di
masyarakat?

3.

Tujuan Penulisan

Makalah ini bertujuan sebagai berikut :


1. Mengetahui sejarah terbentuknya Pancasila.
2. Mengetahui penerapan / implementasi dari nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan
sehari-hari di masyarakat.

4.

Manfaat Penulisan

Makalah ini diharapkan memiliki manfaat sebagai berikut :


1. Memberikan informasi tentang sejarah terbentuknya Pancasila.
2. Memberi contoh penerapan / implementasi dari nilai-nilai Pancasila dalam
kehidupan sehari-hari yang telah diterapkan oleh masyarakat di masa sekarang.

BAB II
ISI
1. Pengertian Pancasila
Pancasila berasal dari bahasa Sansekerta dari India. Menurut Muhammad Yamin,
dalam bahasa Sansekerta kata Pancasila memiliki dua macam arti secara leksikal, yaitu :
paca berarti lima dan la berarti prinsip, asas, batu sendi, alas, dasar, peraturan tingkah
laku yang baik/senonoh
Pancasila lahir sebagai produk kebudayaan Indonesia dan bukan penarikan atau
sublimasi dari negara lain. Istilah Pancasila pertama kali dapat ditemukan dalam buku
Sutasoma karya Mpu Tantular yang ditulis pada zaman Majapahit (abad ke-14). Dalam
buku itu istilah Pancasila diartikan sebagai perintah kesusilaan yang jumlahnya lima
(Pancasila karma) dan berisi lima larangan untuk :
1)

Melakukan kekerasan

2)

Mencuri

3)

Berjiwa dengki

4)

Berbohong dan

5)

Mabuk akibat minuman keras

Selanjutnya, istilah sila itu sendiri dapat diartikan sebagai :


1) Aturan yang melatarbelakangi perilaku seseorang atau bangsa
2)

Kelakuan atau perbuatan yang menurut adab (sopan santun)

3)

Dasar adab

4) Akhlak dan
5)

Moral
3

2.

Pengertian Pancasila secara Historis


Pembahasan historis Pancasila dibatasi pada tinjauan terhadap perkembangan

rumusan Pancasila sejak tanggal 29 Mei 1945 sampai dengan keluarnya Instruksi Presiden
RI No.12 Tahun 1968.
2.1.

Sejarah Terbentuknya Pancasila


Jepang memberikan janji kemerdekaan di kelak kemudian hari. Janji ini diucapkan

oleh Perdana Menteri Kaiso pada tanggal 7 September 1944. Oleh karena terus menerus
terdesak, maka pada tanggal 29 April 1945 Jepang memberikan janji kemerdekaan yang
kedua kepada bangsa Indonesia, yaitu janji kemerdekaan tanpa syarat yang dituangkan
dalam Maklumat Gunseikan (Pembesar Tertinggi Sipil dari Pemerintah Militer Jepang di
Jawa dan Madura).
Tugas badan ini adalah menyelidiki dan mengumpulkan usul-usul untuk
selanjutnya dikemukakan kepada pemerintah Jepang untuk dapat dipertimbangkan bagi
kemerdekaan Indonesia. Keanggotaan badan ini dilantik pada tanggal 28 Mei 1945, dan
mengadakan sidang pertama pada tanggal 29 Mei 1945 1 Juni 1945. Dalam sidang
pertama ini yang dibicarakan khusus mengenai calon dasar negara untuk Indonesia
merdeka nanti. Pada sidang pertama itu, banyak anggota yang berbicara, dua di antaranya
adalah Muhammad Yamin dan Bung Karno, yang masing-masing mengusulkan calon dasar
negara untuk Indonesia merdeka. Muhammad Yamin mengajukan usul mengenai dasar
negara secara lisan yang terdiri atas lima hal, yaitu:

Peri Kebangsaan

Peri Kemanusiaan

Peri Ketuhanan

Peri Kerakyatan

Kesejahteraan Rakyat

Selain itu Muhammad Yamin juga mengajukan usul secara tertulis yang juga terdiri atas
lima hal, yaitu:
4

Ketuhanan Yang Maha Esa

Persatuan Indonesia

Rasa Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab

Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam


Permusyawaratan/Perwakilan

Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia

Usulan ini diajukan pada tanggal 29 Mei 1945, kemudian pada tanggal 1 Juni 1945, Bung
Karno mengajukan usul mengenai calon dasar negara yang terdiri atas lima hal, yaitu:

Nasionalisme (Kebangsaan Indonesia)

Internasionalisme (Perikemanusiaan)

Mufakat atau Demokrasi

Kesejahteraan Sosial

Ketuhanan yang Berkebudayaan

Kelima hal ini oleh Bung Karno diberi nama Pancasila. Lebih lanjut Bung Karno
mengemukakan bahwa kelima sila tersebut dapat diperas menjadi Trisila, yaitu:

Sosio nasionalisme

Sosio demokrasi

Ketuhanan
Berikutnya tiga hal ini menurutnya juga dapat diperas menjadi Ekasila yaitu

Gotong Royong. Selesai sidang pertama, pada tanggal 1 Juni 1945 para anggota BPUPKI
sepakat untuk membentuk sebuah panitia kecil yang tugasnya adalah menampung usulusul yang masuk dan memeriksanya serta melaporkan kepada sidang pleno BPUPKI. Tiaptiap anggota diberi kesempatan mengajukan usul secara tertulis paling lambat sampai
dengan tanggal 20 Juni 1945. Adapun anggota panitia kecil ini terdiri atas delapan orang,
yaitu:
5

1. Ir. Soekarno
2. Ki Bagus Hadikusumo
3. K.H. Wachid Hasjim
4. Mr. Muh. Yamin
5. M. Sutardjo Kartohadikusumo
6. Mr. A.A. Maramis
7. R. Otto Iskandar Dinata
8. Drs. Muh. Hatta
Pada tanggal 22 Juni 1945 diadakan rapat gabungan antara Panitia Kecil, dengan
para anggota BPUPKI yang berdomisili di Jakarta. Hasil yang dicapai antara lain
disetujuinya dibentuknya sebuah Panitia Kecil Penyelidik Usul-Usul/Perumus Dasar
Negara, yang terdiri atas sembilan orang, yaitu:
1. Ir. Soekarno
2. Drs. Muh. Hatta
3. Mr. A.A. Maramis
4. K.H. Wachid Hasyim
5. Abdul Kahar Muzakkir
6. Abikusno Tjokrosujoso
7. H. Agus Salim
8. Mr. Ahmad Subardjo
9. Mr. Muh. Yamin
Panitia Kecil yang beranggotakan sembilan orang ini pada tanggal itu juga
melanjutkan sidang dan berhasil merumuskan calon Mukadimah Hukum Dasar, yang
kemudian lebih dikenal dengan sebutan Piagam Jakarta.

Dalam sidang BPUPKI kedua, tanggal 10-16 juli 1945, hasil yang dicapai adalah
merumuskan rancangan Hukum Dasar. Sejarah berjalan terus. Pada tanggal 9 Agustus
dibentuk Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Pada tanggal 15 Agustus 1945
Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu, dan sejak saat itu Indonesia kosong dari
kekuasaan. Keadaan tersebut dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya oleh para pemimpin
bangsa Indonesia, yaitu dengan memproklamasikan kemerdekaan Indonesia, pada tanggal
17 Agustus 1945. Sehari setelah proklamasi kemerdekaan PPKI mengadakan sidang,
dengan acara utama (1) mengesahkan rancangan Hukum Dasar dengan preambule-nya
(Pembukaannya) dan (2) memilih Presiden dan Wakil Presiden.

Adapun bunyi Pembukaan UUD1945 selengkapnya sebagai berikut:


UNDANG-UNDANG DASAR
NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945
PEMBUKAAN
(Preambule)
Bahwa sesungguhnya Kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka
penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan peri-kemanusiaan
dan perikeadilan.
Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat yang
berbahagia dengan selamat sentausa mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu
gerbang kemerdekaan Negara Indonesia, yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan
makmur.
Atas berkat rakhmat Allah Yang Maha Kuasa dan de-ngan didorongkan oleh keinginan
luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan
dengan ini kemerdekaannya.
Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu Pemerintah Negara Indonesia yang
melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk
7

memajukan

kesejahteraan

umum,

mencerdaskan

kehidup-an

bangsa,

dan

ikut

melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan


keadil-an sosial, maka disusunlah Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itu dalam suatu
Undang-Undang Dasar Negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan Negara
Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada Ketuhanan Yang
Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia dan Ke-rakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, serta dengan
mewujudkan suatu Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Rumusan Pancasila menurut Instruksi Presiden RI No.12 Tahun 1968
Rumusan yang beraneka ragam itu selain membuktikan bahwa jiwa Pancasila tetap
terkandung dalam setiap konstitusi yang pernah berlaku di Indonesia, juga memungkinkan
terjadinya penafsiran individual yang membahayakan kelestariannya sebagai dasar negara,
ideologi, ajaran tentang nilai-nilai budaya dan pandangan hidup bangsa Indonesia.
Menyadari bahaya tersebut, pada tanggal 13 April 1968, pemerintah mengeluarkan
Instruksi Presiden RI No.12 Tahun 1968 yang menyeragamkan tata urutan Pancasila seperti
yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945.
2.2.

Dasar Hukum Pancasila


Pancasila mulai dibicarakan sebagai dasar negara mulai tanggal 1 Juni 1945 dalam

sidang BPUPKI oleh Ir. Soekarno dan pada tanggal 18 Agustus 1945 Pancasila resmi dan
sah menurut hukum menjadi dasar negara Republik Indonesia. Kemudian mulai Dekrit
Presiden 5 Juli 1959 dan Ketetapan MPRS No. XX/MPRS/1966 berhubungan dengan
Ketetapan No. I/MPR/1988 No. I/MPR/1993, Pancasila tetap menjadi dasar falsafah
Negara Indonesia hingga sekarang. Akibat hukum dari disahkannya Pancasila sebagai
dasar negara, maka seluruh kehidupan bernegara dan bermasyarakat haruslah didasari oleh
Pancasila. Landasan hukum Pancasila sebagai dasar negara memberi akibat hukum dan
filosofis; yaitu kehidupan negara dari bangsa ini haruslah berpedoman kepada Pancasila.
Falsafah Pancasila sebagi Dasar Negara merupakan nilai dasar spiritual keagamaan,
kemanusiaan, dan kesatuan bangsa yang menjadi landasan dasar dalam pembangunan
bangsa baik pembangunan sumber daya manusia maupun pembangunan fisik. Pancasila
kita jadikan sebagai sumber dari segala sumber hukum. Nilai-nilai Pancasila harus
8

mewarnai secara dominan setiap produk hukum, baik pada tataran pembentukan,
pelaksanaan maupun penegakannya. Konsep Negara hukum Pancasila itu harus mampu
menjadi sarana dan tempat yang nyaman bagi kehidupan bangsa Indonesia.
2.3.

Pancasila sebagai Dasar Negara


Secara etimologis, ideologi berasal dari bahasa Yunani yaitu eidos dan logos. Eidos

berarti gagasan dan logos berarti berbicara. Maka secara etimologis ideologi adalah
berbicara

tentang gagasan / ilmu yang

mempelajari tentang gagasan. Gagasan

yang dimaksud disini adalah gagasan yang murni ada dan menjadi landasan atau pedoman
dalam kehidupan masyarakat yang ada atau berdomisili dalam wilayah negara di mana
mereka berada. Ideologi adalah kumpulan ide atau gagasan.

Kata ideologi sendiri diciptakan oleh destutt de trascky pada akhir abad ke-18
untuk mendefinisikan sains tentang ide. Ideologi dapat dianggap sebagai visi yang
komprehensif, sebagai cara memandang segala sesuatu, sebagai akal sehat dan beberapa
kecenderungan filosofis, atau sebagai serangkaian ide yang dikemukakan oleh kelas
masyarakat yang dominan kepada seluruh anggota masyarakat (definisi ideologi
Marxisme).

Pancasila sebagaimana kita yakini merupakan jiwa, kepribadian dan

pandangan hidup bangsa Indonesia. Disamping itu juga telah dibuktikan dengan kenyataan
sejarah bahawa Pancasila merupakan sumber kekuatan bagi perjuangan karena menjadikan
bangsa Indonesia bersatu. Karena Pancasila merupakan ideologi dari negeri kita. Dengan
adanya persatuan dan kesatuan tersebut jelas mendorong usaha dalam menegakkan dan
memperjuangkan kemerdekaan. Ini membuktikan dan meyakinkan tentang Pancasila
sebagai suatu yang harus kita yakini karena cocok bagi bangsa Indonesia.
Dalam beberapa kamus atau referensi, dapat terlihat bahwa definisi idelogi ada
beberapa macam. Keanekaragaman definisi ini sangat dipengaruhi oleh latar belakang
keahlian dan fungsi lembaga yang memberi definisi tersebut. Keanekaragaman dimaksud
antara lain terlihat pada definisi yang berikut :
1. Definisi idelogi menurut BP-7 Pusat (kini telah dilikuidasi) adalah ajaran, doktrin,
teori yang diyakini kebenarannya yang disusun secara sistematis dan diberi
9

petunjuk pelaksanaan dalam menanggapi dan menyelesaikan masalah yang


dihadapi dalam masyarakat, berbangsa, dan bernegara.
2. Definisi yang dikemukakan oleh Prof. Dr. Maswadi Rauf, ahli ilmu Politik
Universitas Indonesia :
2.4.

Pancasila Sebagai Ideologi Negara


1)

Pengertian Ideologi :

Berbicara tentang ilmu yang mempelajari tentang gagasan.


2)

Ideologi adalah rangkaian nilai yang disepakati bersama untuk menjadi landasan

atau pedoman dalam mencapai tujuan atau kesejahteraan bersama.


3)

Pancasila sebagai Ideologi terbuka diartikan sebagai ideologi yang dapat

mengikuti perkembangan ideologi negara lain yang berbeda.


4)

Nilai Pancasila :

Nilai dasar (representasi norma masyarakat),


Nilai Instrumental (mengikuti perkembangan jaman),
Nilai Praktis.
Pengertian sifat dasar Pancasila sebagai ideologi negara diperoleh dari sifat
dasarnya yang pertama dan utama (pokok), yakni dasar negara yang dioperasionalkan
secara individual maupun sosial dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
untuk mencapai cita-cita kemerdekaan Indonesia yaitu masyarakat yang adil dan makmur
berdasarkan Pancasila. Untuk mencapai cita-cita itulah Pancasila berperanan sebagai
ideologi negara. Sedemikian pentingnya Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi
negara

dijelaskan

melalui

Ketetapan

MPR

No.XX/MPRS/1966

(dan

berbagai

penegasannya hingga kini) sebagai berikut: Pembukaan UUD 1945 sebagai Pernyataan
Kemerdekaan yang terperinci yang mengandung cita-cita luhur dari Proklamasi
Kemerdekaan 17 Agustus 1945, dan yang memuat Pancasila sebagai Dasar Negara
merupakan satu rangkaian dengan Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945, dan oleh
sebab itu tidak dapat diubah oleh siapa pun juga, termasuk MPR hasil pemilihan umum,
10

yang berdasarkan pasal 3 UUD berwenang menetapkan dan mengubah UUD, karena
mengubah isi Pembukaan berarti pembubaran negara.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Pancasila hanya berperanan sebagai
ideologi negara jika segala tindakan individual maupun sosial dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, yang mencakup aspek-aspek politik, sosial,
ekonomi, kebudayaan dan lain-lain, dilaksanakan secara rasional berdasarkan Pancasila.
Ideologi juga diartikan sebagai kesatuan gagasan-gagasan dasar yang disusun
secara sistematis dan dianggap menyeluruh tentang manusia dan kehidupannya, baik
sebagai individu, social, maupun dalam kehidupan bernegara. Eksistensi Pancasila sebagai
dasar negara, simbol pemersatu dan identitas nasional yang bisa diterima berbagai
kalangan, harus terus dijaga kesinambungannya. Tidak ada pilihan lain, Pancasila dan
pilar-pilar kehidupan bernegara lainnya harus terus dimasyarakatkan. terjadinya berbagai
konflik kekerasan dan gerakan separatis di sejumlah daerah di Indonesia adalah cermin
belum meresapnya kesadaran nasional di kalangan masyarakat.
2.5.

Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka :

Pancasila jika dilihat dari nilai-nilai dasarnya, dapat dikatakan sebagai ideologi terbuka.
Dalam ideologi terbuka terdapat cita-cita dan nilai-nilai yang mendasar, bersifat tetap dan
tidak berubah.

Pancasila sebagai Ideologi memberi kedudukan yang seimbang

kepada manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial. Ideologi terbuka
adalah ideologi yang dapat berinteraksi dengan ideologi yang lain. Artinya, ideologi
Pancasila dapat mengikuti perkembangan yang terjadi pada negara lain yang memiliki
ideologi yang berbeda dengan Pancasila dalam beberapa aspek kehidupan masyarakat. Hal
ini disebabkan karena ideologi Pancasila memiliki nilai-nilai yang meliputi:
1)

Nilai Dasar :

Nilai dasar adalah nilai yang ada dalam ideologi Pancasila yang merupakan
representasi dari nilai atau norma dalam masyarakat, bangsa, dan negara Indonesia.
Nilai dasar merupakan nilai yang tidak bisa berubah-ubah sepanjangbangsa
Indonesia berpedoman pada nilai tersebut. Contoh nilai dasar adalah sila-sila Pancasila
yang ada dalam alinea IV, UUD 1945 yang ditetapkan pada tanggal 18 Agustus 1945.
11

2)

Nilai Instrumental :

Nilai instrumental adalah nilai yang merupakan pendukung utama dari nilai dasar
(Pancasila). Nilai ini dapat mengikuti setiap perkembangan zaman, baik dalam negeri
maupun dari luar negeri. Nilai ini ini dapat berupa TAP MPR, UU, PP dan peraturan
perundangan yang ada untuk menjadi tatanan dalam pelaksanaan ideologi Pancasila
sebagai pegangan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Nilai dapat berubah
sesuai perkembangan zaman.
3)

Nilai Praktis :

Nilai ini adalah nilai yang harus ada dalam bentuk praktik penyelenggaraan negara.
Sifat ini adalah abstrak. Artinya berupa semangat para penyelenggara negara dari
pusat

hingga ke tingkat yang terbawah dalam

struktur

sistem pemerintahan

negara Indonesia. Semangat yang dimaksud adalah semangat para penyelenggara


negara untuk membangun sila-sila dalam Pancasila secara konsekuen dan istiqomah.
Contoh, memberi teladan untuk tidak KKN, dan lain-lain.
Ciri khas ideologi terbuka ialah bahwa nilai-nilai dan cita-citanya tidak dipaksakan
dari luar, melainkan digali dan diambil dari kekayaan rohani, moral dan budaya
masyarakatnya sendiri. Dasarnya dari konsensus masyarakat, tidak diciptakan oleh negara,
melainkan ditemukan dalam masyarakatnya sendiri. Oleh sebab itu, ideologi terbuka
adalah milik dari semua rakyat dan masyarakat dapat menemukan dirinya di dalamnya.
Ideologi terbuka bukan hanya dapat dibenarkan melainkan dibutuhkan. Nilai-nilai dasar
menurut pandangan negara modern bahwa negara modern hidup dari nilai-nilai dan sikapsikap dasarnya.
Ideologi terbuka adalah ideologi yang dapat berinteraksi dengan perkembangan
zaman dan adanya dinamika secara internal. Sumber semangat ideologi terbuka itu
sebenarnya terdapat dalam Penjelasan Umum UUD 1945. Pancasila berakar pada
pandangan hidup bangsa dan falsafah bangsa, sehingga memenuhi prasyarat sebagai suatu
ideologi terbuka. Sekalipun suatu ideologi itu bersifat terbuka, tidak berarti bahwa
keterbukaannya adalah sebegitu rupa sehingga dapat memusnahkan atau meniadakan
ideologi itu sendiri, yang merupakan suatu yang tidak logis.
3. Fungsi dan Peranan Pancasila :
12

1)

Pancasila sebagai jiwa bangsa Indonesia

2)

Pancasila sebagai kepribadian bangsa Indonesia

3)

Pancasila sebagai dasar negara RI

4)

Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum Indonesia

5)

Pancasila sebagai perjanjian luhur Indonesia

6)

Pancasila sebagai pandangan hidup yang mempersatukan bangsa Indonesia

7)

Pancasila sebagai cita-cita dan tujuan bangsa Indonesia

8)

Pancasila sebagai moral pembangunan

9)

Pembangunan nasional sebagai pengamalan Pancasila

3. Implementasi Nilai-Nilai Pancasila dalam Kehidupan Sehari-hari di Masyarakat :


Pada zaman reformasi saat ini pengimplementasian pancasila sangat dibutuhkan
oleh masyarakat, karena di dalam pancasila terkandung nilai-nilai luhur bangsa Indonesia
yang sesuai dengan kepribadian bangsa. Selain itu, kini zaman globalisasi begitu cepat
menjangkiti

negara-negara

di

seluruh

dunia

termasuk

Indonesia.

Gelombang

demokratisasi, hak asasi manusia, neo-liberalisme, serta neo-konservatisme dan globalisme


bahkan telah memasuki cara pandang dan cara berfikir masyarakat Indonesia. Hal
demikian bisa meminggirkan pancasila dan dapat menghadirkan sistem nilai dan idealisme
baru yang bertentangan dengan kepribadian bangsa.
Implementasi pancasila dalam kehidupam bermasyarakat pada hakikatmya
merupakan

suatu

realisasi

praksis

untuk

mencapai

tujuan

bangsa.

Adapun

pengimplementasian tersebut di rinci dalam berbagai macam bidang antara lain


POLEKSOSBUDHANKAM.
1. Implementasi Pancasila dalam bidang Politik

13

Pembangunan dan pengembangan bidang politik harus mendasarkan pada dasar


ontologis manusia. Hal ini di dasarkan pada kenyataan objektif bahwa manusia adalah
sebagai subjek Negara, oleh karena itu kehidupan politik harus benar-benar merealisasikan
tujuan demi harkat dan martabat manusia. Pengembangan politik Negara terutama dalam
proses reformasi dewasa ini harus mendasarkan pada moralitas sebagaimana tertuang
dalam sila-sila pancasila dam esensinya, sehingga praktek-praktek politik yang
menghalalkan segala cara harus segera diakhiri.
2. Implementasi Pancasila dalam bidang Ekonomi
Di dalam dunia ilmu ekonomi terdapat istilah yang kuat yang menang, sehingga
lazimnya pengembangan ekonomi mengarah pada persaingan bebas dan jarang
mementingkan moralitas kemanusiaan. Hal ini tidak sesuai dengan Pancasila yang lebih
tertuju kepada ekonomi kerakyatan, yaitu ekonomi yang humanistic yang mendasarkan
pada tujuan demi kesejahteraan rakyat secara luas. Pengembangan ekonomi bukan hanya
mengejar pertumbuhan saja melainkan demi kemanusiaan, demi kesejahteraan seluruh
masyarakat. Maka sistem ekonomi Indonesia mendasarkan atas kekeluargaan seluruh
bangsa.
3. Implementasi Pancasila dalam bidang Sosial dan Budaya
Dalam pembangunan dan pengembangan aspek sosial budaya hendaknya
didasarkan atas sistem nilai yang sesuai dengan nilai-nilai budaya yang dimiliki oleh
masyarakat tersebut. Terutama dalam rangka bangsa Indonesia melakukan reformasi di
segala bidang dewasa ini. Sebagai anti-klimaks proses reformasi dewasa ini sering kita
saksikan adanya stagnasi nilai social budaya dalam masyarakat sehingga tidak
mengherankan jikalau di berbagai wilayah Indonesia saat ini terjadi berbagai gejolak yang
sangat memprihatinkan antara lain amuk massa yang cenderung anarkis, bentrok antara
kelompok masyarakat satu dengan yang lainnya yang muaranya adalah masalah politik.
Oleh karena itu dalam pengembangan social budaya pada masa reformasi dewasa
ini kita harus mengangkat nilai-nilai yang dimiliki bangsa Indonesia sebagai dasar nilai
yaitu nilai-nilai pancasila itu sendiri. Dalam prinsip etika pancasila pada hakikatnya
bersifat humanistik, artinya nilai-nilai pancasila mendasarkan pada nilai yang bersumber
pada harkat dan martabat manusia sebagai makhluk yang berbudaya.
14

4.

Implementasi Pancasila dalam bidang Pertahanan dan Keamanan


Negara pada hakikatnya adalah merupakan suatu masyarakat hukum. Demi tegaknya

hak-hak warga negara maka diperlukan peraturan perundang-undangan negara, baik dalam
rangka mengatur ketertiban warga maupun dalam rangka melindungi hak-hak warganya.
5. Implementasi / penerapan Sila Ke-5
1)

Mengembangkan perbuatan luhur: saling membantu dan gotong royong;

2)

Berbuat adil: tidak pilih kasih ;

3)

Menghormati orang lain: tidak menghalangi orang lain hidup lebih baik ;

4)

Suka memberi pertolongan: tidak egois dan individualistis;

5)

Bekerja keras: tidak pasrah kepada takdir Tuhan;

6)

Menghargai karya orang lain: tidak membajak dan membeli produk bajakan;

7) Tidak merusak prasarana umum dan menjaga kebersihan ditempat umum.


Ketentuan-ketentuan yang menunjukkan fungsi sila Keadlan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia, antara lain :
1. Negara menghendaki agar perekonomian Indonesia berdasarkan atas asas
kekeluargaan;
2. Penguasaan cabang-cabang produksi yang penting bagi negara serta menguasai
hajat hidup orang banyak oleh negara, negara menghendaki agar kekayaan alam
yang terdapat di atas dan di dalam bumi dan air Indonesia dipergunakan untuk
kemakmuran rakyat banyak;
3. Negara menghendaki agar setiap warga negara Indonesia mendapat perlakuan yang
adil di segala bidang kehidupan, baik material maupun spiritual;
4. Negara menghendaki agar setiap warga negara Indonesia memperoleh pengajaran
secara maksimal;
5. Negara Republik Iindonesia mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem
pengajaran nasional yang pelaksanaannya diatur berdasarkan Undang-Undang;
15

6. Pencanangan bahwa pemerataan pendidikan agar dapat dinikmati seluruh warga


negara Indonesia menjadi tanggungjawab bersama antara pemerintah, masyarakat
dan keluarga;
7. Negara berusaha membentuk manusia Indonesia seutuhnya.
Arti dan Makna Sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia adalah
Keadilan berarti adanya persamaan dan saling menghargai karya orang lain. Jadi seseorang
bertindak adil apabila dia memberikan sesuatu kepada orang lain sesuai dengan haknya.

DATAR PUSTAKA

http://jeffany-jefanny.blogspot.com/2012/04/pancasila-implementasinya.html
https://www.google.com/search?
newwindow=1&site=&source=hp&q=implementasi+pancasila&oq=implementasi+pancasi
la&gs_l=hp.32387.10390.0.10774.22.18.0.0.0.0.0.0..0.0.0
1c.1.32.hp..22.0.0.NvCsEIN4i08,

16

Anda mungkin juga menyukai