PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Secara yuridis-konstitusional kedudukan Pancasila sudah jelas, bahwa Pancasila adalah
pandangan hidup bangsa, dasar negara Republik Indonesia, dan sebagai ideologi nasional.
Sebagai pandangan hidup bangsa, Pancasila merupakan kristalisasi nilai-nilai yang
kebenarannya diakui, dan menimbulkan tekad untuk dilaksanakan dalam kehidupan seharihari. Sejarah telah mengungkapkan bahwa Pancasila adalah jiwa seluruh rakyat Indonesia,
yang memberi kekuatan hidup kepada bangsa Indonesia serta membimbingnya dalam
mengejar kehidupan lahir batin yang makin baik, di dalam masyarakat Indonesia yang adil
dan makmur.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan pada latar belakang, rumusan masalah dari
makalah ini adalah :
1. Bagaimana sejarah terbentuknya Pancasila?
2. Bagaimana implementasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari di
masyarakat?
3.
Tujuan Penulisan
4.
Manfaat Penulisan
BAB II
ISI
1. Pengertian Pancasila
Pancasila berasal dari bahasa Sansekerta dari India. Menurut Muhammad Yamin,
dalam bahasa Sansekerta kata Pancasila memiliki dua macam arti secara leksikal, yaitu :
paca berarti lima dan la berarti prinsip, asas, batu sendi, alas, dasar, peraturan tingkah
laku yang baik/senonoh
Pancasila lahir sebagai produk kebudayaan Indonesia dan bukan penarikan atau
sublimasi dari negara lain. Istilah Pancasila pertama kali dapat ditemukan dalam buku
Sutasoma karya Mpu Tantular yang ditulis pada zaman Majapahit (abad ke-14). Dalam
buku itu istilah Pancasila diartikan sebagai perintah kesusilaan yang jumlahnya lima
(Pancasila karma) dan berisi lima larangan untuk :
1)
Melakukan kekerasan
2)
Mencuri
3)
Berjiwa dengki
4)
Berbohong dan
5)
3)
Dasar adab
4) Akhlak dan
5)
Moral
3
2.
rumusan Pancasila sejak tanggal 29 Mei 1945 sampai dengan keluarnya Instruksi Presiden
RI No.12 Tahun 1968.
2.1.
oleh Perdana Menteri Kaiso pada tanggal 7 September 1944. Oleh karena terus menerus
terdesak, maka pada tanggal 29 April 1945 Jepang memberikan janji kemerdekaan yang
kedua kepada bangsa Indonesia, yaitu janji kemerdekaan tanpa syarat yang dituangkan
dalam Maklumat Gunseikan (Pembesar Tertinggi Sipil dari Pemerintah Militer Jepang di
Jawa dan Madura).
Tugas badan ini adalah menyelidiki dan mengumpulkan usul-usul untuk
selanjutnya dikemukakan kepada pemerintah Jepang untuk dapat dipertimbangkan bagi
kemerdekaan Indonesia. Keanggotaan badan ini dilantik pada tanggal 28 Mei 1945, dan
mengadakan sidang pertama pada tanggal 29 Mei 1945 1 Juni 1945. Dalam sidang
pertama ini yang dibicarakan khusus mengenai calon dasar negara untuk Indonesia
merdeka nanti. Pada sidang pertama itu, banyak anggota yang berbicara, dua di antaranya
adalah Muhammad Yamin dan Bung Karno, yang masing-masing mengusulkan calon dasar
negara untuk Indonesia merdeka. Muhammad Yamin mengajukan usul mengenai dasar
negara secara lisan yang terdiri atas lima hal, yaitu:
Peri Kebangsaan
Peri Kemanusiaan
Peri Ketuhanan
Peri Kerakyatan
Kesejahteraan Rakyat
Selain itu Muhammad Yamin juga mengajukan usul secara tertulis yang juga terdiri atas
lima hal, yaitu:
4
Persatuan Indonesia
Usulan ini diajukan pada tanggal 29 Mei 1945, kemudian pada tanggal 1 Juni 1945, Bung
Karno mengajukan usul mengenai calon dasar negara yang terdiri atas lima hal, yaitu:
Internasionalisme (Perikemanusiaan)
Kesejahteraan Sosial
Kelima hal ini oleh Bung Karno diberi nama Pancasila. Lebih lanjut Bung Karno
mengemukakan bahwa kelima sila tersebut dapat diperas menjadi Trisila, yaitu:
Sosio nasionalisme
Sosio demokrasi
Ketuhanan
Berikutnya tiga hal ini menurutnya juga dapat diperas menjadi Ekasila yaitu
Gotong Royong. Selesai sidang pertama, pada tanggal 1 Juni 1945 para anggota BPUPKI
sepakat untuk membentuk sebuah panitia kecil yang tugasnya adalah menampung usulusul yang masuk dan memeriksanya serta melaporkan kepada sidang pleno BPUPKI. Tiaptiap anggota diberi kesempatan mengajukan usul secara tertulis paling lambat sampai
dengan tanggal 20 Juni 1945. Adapun anggota panitia kecil ini terdiri atas delapan orang,
yaitu:
5
1. Ir. Soekarno
2. Ki Bagus Hadikusumo
3. K.H. Wachid Hasjim
4. Mr. Muh. Yamin
5. M. Sutardjo Kartohadikusumo
6. Mr. A.A. Maramis
7. R. Otto Iskandar Dinata
8. Drs. Muh. Hatta
Pada tanggal 22 Juni 1945 diadakan rapat gabungan antara Panitia Kecil, dengan
para anggota BPUPKI yang berdomisili di Jakarta. Hasil yang dicapai antara lain
disetujuinya dibentuknya sebuah Panitia Kecil Penyelidik Usul-Usul/Perumus Dasar
Negara, yang terdiri atas sembilan orang, yaitu:
1. Ir. Soekarno
2. Drs. Muh. Hatta
3. Mr. A.A. Maramis
4. K.H. Wachid Hasyim
5. Abdul Kahar Muzakkir
6. Abikusno Tjokrosujoso
7. H. Agus Salim
8. Mr. Ahmad Subardjo
9. Mr. Muh. Yamin
Panitia Kecil yang beranggotakan sembilan orang ini pada tanggal itu juga
melanjutkan sidang dan berhasil merumuskan calon Mukadimah Hukum Dasar, yang
kemudian lebih dikenal dengan sebutan Piagam Jakarta.
Dalam sidang BPUPKI kedua, tanggal 10-16 juli 1945, hasil yang dicapai adalah
merumuskan rancangan Hukum Dasar. Sejarah berjalan terus. Pada tanggal 9 Agustus
dibentuk Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Pada tanggal 15 Agustus 1945
Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu, dan sejak saat itu Indonesia kosong dari
kekuasaan. Keadaan tersebut dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya oleh para pemimpin
bangsa Indonesia, yaitu dengan memproklamasikan kemerdekaan Indonesia, pada tanggal
17 Agustus 1945. Sehari setelah proklamasi kemerdekaan PPKI mengadakan sidang,
dengan acara utama (1) mengesahkan rancangan Hukum Dasar dengan preambule-nya
(Pembukaannya) dan (2) memilih Presiden dan Wakil Presiden.
memajukan
kesejahteraan
umum,
mencerdaskan
kehidup-an
bangsa,
dan
ikut
sidang BPUPKI oleh Ir. Soekarno dan pada tanggal 18 Agustus 1945 Pancasila resmi dan
sah menurut hukum menjadi dasar negara Republik Indonesia. Kemudian mulai Dekrit
Presiden 5 Juli 1959 dan Ketetapan MPRS No. XX/MPRS/1966 berhubungan dengan
Ketetapan No. I/MPR/1988 No. I/MPR/1993, Pancasila tetap menjadi dasar falsafah
Negara Indonesia hingga sekarang. Akibat hukum dari disahkannya Pancasila sebagai
dasar negara, maka seluruh kehidupan bernegara dan bermasyarakat haruslah didasari oleh
Pancasila. Landasan hukum Pancasila sebagai dasar negara memberi akibat hukum dan
filosofis; yaitu kehidupan negara dari bangsa ini haruslah berpedoman kepada Pancasila.
Falsafah Pancasila sebagi Dasar Negara merupakan nilai dasar spiritual keagamaan,
kemanusiaan, dan kesatuan bangsa yang menjadi landasan dasar dalam pembangunan
bangsa baik pembangunan sumber daya manusia maupun pembangunan fisik. Pancasila
kita jadikan sebagai sumber dari segala sumber hukum. Nilai-nilai Pancasila harus
8
mewarnai secara dominan setiap produk hukum, baik pada tataran pembentukan,
pelaksanaan maupun penegakannya. Konsep Negara hukum Pancasila itu harus mampu
menjadi sarana dan tempat yang nyaman bagi kehidupan bangsa Indonesia.
2.3.
berarti gagasan dan logos berarti berbicara. Maka secara etimologis ideologi adalah
berbicara
yang dimaksud disini adalah gagasan yang murni ada dan menjadi landasan atau pedoman
dalam kehidupan masyarakat yang ada atau berdomisili dalam wilayah negara di mana
mereka berada. Ideologi adalah kumpulan ide atau gagasan.
Kata ideologi sendiri diciptakan oleh destutt de trascky pada akhir abad ke-18
untuk mendefinisikan sains tentang ide. Ideologi dapat dianggap sebagai visi yang
komprehensif, sebagai cara memandang segala sesuatu, sebagai akal sehat dan beberapa
kecenderungan filosofis, atau sebagai serangkaian ide yang dikemukakan oleh kelas
masyarakat yang dominan kepada seluruh anggota masyarakat (definisi ideologi
Marxisme).
pandangan hidup bangsa Indonesia. Disamping itu juga telah dibuktikan dengan kenyataan
sejarah bahawa Pancasila merupakan sumber kekuatan bagi perjuangan karena menjadikan
bangsa Indonesia bersatu. Karena Pancasila merupakan ideologi dari negeri kita. Dengan
adanya persatuan dan kesatuan tersebut jelas mendorong usaha dalam menegakkan dan
memperjuangkan kemerdekaan. Ini membuktikan dan meyakinkan tentang Pancasila
sebagai suatu yang harus kita yakini karena cocok bagi bangsa Indonesia.
Dalam beberapa kamus atau referensi, dapat terlihat bahwa definisi idelogi ada
beberapa macam. Keanekaragaman definisi ini sangat dipengaruhi oleh latar belakang
keahlian dan fungsi lembaga yang memberi definisi tersebut. Keanekaragaman dimaksud
antara lain terlihat pada definisi yang berikut :
1. Definisi idelogi menurut BP-7 Pusat (kini telah dilikuidasi) adalah ajaran, doktrin,
teori yang diyakini kebenarannya yang disusun secara sistematis dan diberi
9
Pengertian Ideologi :
Ideologi adalah rangkaian nilai yang disepakati bersama untuk menjadi landasan
Nilai Pancasila :
dijelaskan
melalui
Ketetapan
MPR
No.XX/MPRS/1966
(dan
berbagai
penegasannya hingga kini) sebagai berikut: Pembukaan UUD 1945 sebagai Pernyataan
Kemerdekaan yang terperinci yang mengandung cita-cita luhur dari Proklamasi
Kemerdekaan 17 Agustus 1945, dan yang memuat Pancasila sebagai Dasar Negara
merupakan satu rangkaian dengan Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945, dan oleh
sebab itu tidak dapat diubah oleh siapa pun juga, termasuk MPR hasil pemilihan umum,
10
yang berdasarkan pasal 3 UUD berwenang menetapkan dan mengubah UUD, karena
mengubah isi Pembukaan berarti pembubaran negara.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Pancasila hanya berperanan sebagai
ideologi negara jika segala tindakan individual maupun sosial dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, yang mencakup aspek-aspek politik, sosial,
ekonomi, kebudayaan dan lain-lain, dilaksanakan secara rasional berdasarkan Pancasila.
Ideologi juga diartikan sebagai kesatuan gagasan-gagasan dasar yang disusun
secara sistematis dan dianggap menyeluruh tentang manusia dan kehidupannya, baik
sebagai individu, social, maupun dalam kehidupan bernegara. Eksistensi Pancasila sebagai
dasar negara, simbol pemersatu dan identitas nasional yang bisa diterima berbagai
kalangan, harus terus dijaga kesinambungannya. Tidak ada pilihan lain, Pancasila dan
pilar-pilar kehidupan bernegara lainnya harus terus dimasyarakatkan. terjadinya berbagai
konflik kekerasan dan gerakan separatis di sejumlah daerah di Indonesia adalah cermin
belum meresapnya kesadaran nasional di kalangan masyarakat.
2.5.
Pancasila jika dilihat dari nilai-nilai dasarnya, dapat dikatakan sebagai ideologi terbuka.
Dalam ideologi terbuka terdapat cita-cita dan nilai-nilai yang mendasar, bersifat tetap dan
tidak berubah.
kepada manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial. Ideologi terbuka
adalah ideologi yang dapat berinteraksi dengan ideologi yang lain. Artinya, ideologi
Pancasila dapat mengikuti perkembangan yang terjadi pada negara lain yang memiliki
ideologi yang berbeda dengan Pancasila dalam beberapa aspek kehidupan masyarakat. Hal
ini disebabkan karena ideologi Pancasila memiliki nilai-nilai yang meliputi:
1)
Nilai Dasar :
Nilai dasar adalah nilai yang ada dalam ideologi Pancasila yang merupakan
representasi dari nilai atau norma dalam masyarakat, bangsa, dan negara Indonesia.
Nilai dasar merupakan nilai yang tidak bisa berubah-ubah sepanjangbangsa
Indonesia berpedoman pada nilai tersebut. Contoh nilai dasar adalah sila-sila Pancasila
yang ada dalam alinea IV, UUD 1945 yang ditetapkan pada tanggal 18 Agustus 1945.
11
2)
Nilai Instrumental :
Nilai instrumental adalah nilai yang merupakan pendukung utama dari nilai dasar
(Pancasila). Nilai ini dapat mengikuti setiap perkembangan zaman, baik dalam negeri
maupun dari luar negeri. Nilai ini ini dapat berupa TAP MPR, UU, PP dan peraturan
perundangan yang ada untuk menjadi tatanan dalam pelaksanaan ideologi Pancasila
sebagai pegangan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Nilai dapat berubah
sesuai perkembangan zaman.
3)
Nilai Praktis :
Nilai ini adalah nilai yang harus ada dalam bentuk praktik penyelenggaraan negara.
Sifat ini adalah abstrak. Artinya berupa semangat para penyelenggara negara dari
pusat
struktur
sistem pemerintahan
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
9)
negara-negara
di
seluruh
dunia
termasuk
Indonesia.
Gelombang
suatu
realisasi
praksis
untuk
mencapai
tujuan
bangsa.
Adapun
13
4.
hak-hak warga negara maka diperlukan peraturan perundang-undangan negara, baik dalam
rangka mengatur ketertiban warga maupun dalam rangka melindungi hak-hak warganya.
5. Implementasi / penerapan Sila Ke-5
1)
2)
3)
Menghormati orang lain: tidak menghalangi orang lain hidup lebih baik ;
4)
5)
6)
Menghargai karya orang lain: tidak membajak dan membeli produk bajakan;
DATAR PUSTAKA
http://jeffany-jefanny.blogspot.com/2012/04/pancasila-implementasinya.html
https://www.google.com/search?
newwindow=1&site=&source=hp&q=implementasi+pancasila&oq=implementasi+pancasi
la&gs_l=hp.32387.10390.0.10774.22.18.0.0.0.0.0.0..0.0.0
1c.1.32.hp..22.0.0.NvCsEIN4i08,
16