Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

SEJARAH LAHIRNYA PANCASILA

DOSEN PENGAMPU

Desi Suantari, M.K.M.

DISUSUN OLEH :

1. Febi Aulia (22106040004)


2. Azzahra Intan Ramania (22106040032)
3. Rama Imam Fauzi (22106040034)
4. Nasywa 'Azmi Nadhifah (22106040072)
SEJARAH LAHIRNYA PANCASILA

A. Latar Belakang Lahirnya Pancasila

Latar belakang lahirnya Pancasila ini berawal ketika kekalahan Jepang saat perang Pasifik.
Pada saat itu Jepang menjanjikan kemerdekaan kepada Indonesia. Untuk meyakinkan bangsa
Indonesia maka Jepang membentuk sebuah lembaga untuk mengurus persiapan kemerdekaan
yang bernama Dokuritsu Junbi Cosakai atau BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-
usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia), dengan sidang pertama yang berlangsung pada
tanggal 29 Mei 1945.

B. Pembentukan BPUPKI

Pada awal tahun 1945, tanda-tanda melemahnya kekuasaan Jepang mulai terlihat. Untuk
itu, pemerintah Jepang mulai menjanjikan kemerdekaan kepada Indonesia. Pada tanggal 29
April 1 9 4 5 , dibentuklah badan bernama Dokuritsu Junbi Cosakai alias Badan Penyelidik
Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Badan yang beranggotakan 59 orang ini
didominasi oleh tokoh-tokoh pergerakan, termasuk Soekarno dan Hatta. Tugas BPUPKI
adalah merancang pembentukan negara Indonesia.

Selama BPUPKI berdiri, telah diadakan dua kali sidang dan pertemuan-pertemuan tidak
resmi oleh panitia kecil. Sidang pertama dilakukan pada tanggal 29 Mei 1945 sampai 1 Juni
1945. Pada sidang pertama ini, Indonesia mendapatkan rumusan dasar negara. Rumusan
dasar negara tersebut diberikan oleh tiga tokoh utama pergerakan nasional Indonesia yaitu
Prof. Moh. Yamin, Prof. Dr. Soepomo dan juga Ir. Soekarno. Gagasan lima sila dasar itu
diberi nama oleh Ir. Soekarno dengan istilah Pancasila.

Sidang BPUPKI pertama dikenang sebagai detik-detik lahirnya Pancasila.Pidato yang


diberikan oleh Ir. Soekarno menjadi tanda bahwa berakhirnya masa persidangan resmi yang
dilaksanakan oleh BPUPKI. BPUPKI mengalami proses jeda atau istirahat selama sebulan
lebih. Sebelum masa resesi ini dimulai dibentuklah panitia kecil yang beranggotakan 9 orang
yang disebut dengan Panitia Sembilan. Panitia sembilan diketuai oleh Ir. Soekarno dengan
tugas mengolah usul-usul dasar negara dari para anggota BPUPKI.

Sidang kedua BPUPKI dilaksanakan pada tanggal 10 Juli 1945 sampai 17 Juli 1945. Pada
sidang kedua ini BPUPKI membahas tentang wilayah Indonesia, kewarganegaraan Indonesia,
rancangan Undang-Undang Dasar, ekonomi serta pendidikan di Indonesia.
Setelah sidang kedua BPUPKI, pada tanggal 7 Agustus 1945, BPUPKI resmi dibubarkan.
BPUPKI dibubarkan karena dianggap telah berhasil dalam menyelesaikan tugasnya untuk
menyusun rancangan Undang-Undang Dasar Negara Indonesia.

C. Pembentukan PPKI

Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) dibentuk pada 7 Agustus 1945, tepatnya
setelah Badan Penyelidik Usaha Kemerdekaan Indonesia ( BPUPKI) dibubarkan. BPUPKI
dibubarkan karena dianggap terlalu cepat dalam menyatakan Kemerdekaan Indonesia.
Dengan begitu, PPKI dibentuk guna melanjutkan rencana kemerdekaan yang lebih matang.

PPKI diresmikan pada tanggal 9 Agustus 1 9 4 5 oleh Jendral Terauchi di Kota Ho Chi
Minh, Vietnam dengan mendatangkan tiga tokoh dari Indonesia yaitu Ir. Soekarno, Drs. Moh.
Hatta dan DR. KRT Radjiman Wedyodiningrat. PPKI ini diketuai oleh Ir. Soekarno dan
wakilnya adalah Drs. Mohammad Hatta. Pembentukan badan ini bertujuan untuk
mempercepat semua upaya persiapan terakhir bagi pembentukan sebuah pemerintahan
Indonesia Merdeka.

Dengan dibentuknya PPKI maka cita-cita Indonesia merdeka memasuki tahap baru. PPKI
mempunyai nilai strategis karena mampu menghilangkan kesan bahwa badan ini merupakan
bentukan Jepang. Akhirnya, Jepang benar-benar kalah atas desakan kaum muda dan
Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya pada 17 Agustus 1945.

D. Piagam Jakarta

Pada saat BPUPKI merumuskan Pancasila dalam Pembukaan UUD 1945 ada keinginan
dari sebagian anggota BPUPKI untuk mewajibkan pemeluk agama Islam di Indonesia
menjalankan “syariat” dengan mencantumkan kata-kata “keTuhanan, dengan mewajibkan
menjalankan syri’at Islam bagi pemeluk-pemeluknya” . Tetapi demi persatuan
Indonesia,maka tujuh kata tersebut dihapuskan.

Sejarah Pancasila sebagai dasar negara Indonesia tidak bisa dilepaskan dari Piagam
Jakarta. Piagam Jakarta mempunyai tujuan untuk menghubungkan antara golongan agamis
dan kelompok nasionalis.

Piagam Jakarta atau Jakarta Charter disahkan pada 22 Juni 1945 dan disusun oleh Panitia
Sembilan BPUPKI yang beranggotakan Ir. Sukarno, Drs. Mohammad Hatta, Mr. A.A
Maramis, Abikusno Tjokrosujoso, Abdulkahar Muzakir, H. Agus Salim, Mr. Ahmad
Subardjo, Wachid Hasjim, dan Mr. Mohammad Yamin.

Awalnya, Piagam Jakarta berisigaris besar perlawanan terhadap imperialisme, kapitalisme,


fasisme, serta untuk dasar hukum pembentukan Negara Republik Indonesia. Dalam Piagam
Jakarta juga tercantum 5 rumusan dasar negara yang sebelum dinamakan Pancasila.

Piagam Jakarta tidak lain adalah Pembukaan UUD 1945.Piagam Jakarta berisi empat
alinea yang kemudian menjadi pembukaan UUD 1945, termasuk 5 poin yang salah satunya
berbunyi “Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-
pemeluknya”, kemudian diubah dalam Pancasila menjadi “Ketuhanan Yang Maha Esa” .

5 poin isi dari Piagam Jakarta yaitu :

Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi para pemeluk-


pemeluknya
Kemanusiaan yang adil dan beradab
Persatuan Indonesia
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan
Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Kalimat “Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-


pemeluknya” yang menjadi salah satu isi “Piagam Jakarta” kemudian menimbulkan
perdebatan.

Indonesia sebagai negara kesatuan memiliki keragaman budaya dan agama beserta para
pemeluknya. Maka dari itu, seluruh umat beragama di Indonesia sebaiknya merasa terwakili
dalam rumusan dasar negara.

Soekarno dan Hatta kemudian mengundang Kasman Singodimedjo untuk menghadiri


sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Tokoh Islam dari Muhammadiyah
tersebut diundang untuk membicarakan isi Piagam Jakarta bersama beberapa tokoh lain pada
tanggal 18 Agustus 1945.

Pada akhirnya terjadilah perundingan dan disepakati bahwa salah satu isi Piagam Jakarta
yang berbunyi “Ketuhanan dengan Kewajiban Menjalankan Syariat Islam bagi Pemeluk-
pemeluknya” diganti menjadi “Ketuhanan Yang Maha Esa” yang kemudian ditetapkan
sebagai sila pertama Pancasila yang menjadi dasar negara sekaligus falsafah hidup bangsa
Indonesia.

D. Penetapan Pancasila

Penetapan Pancasila sebagai dasar negara Indonesia harus melalui proses yang panjang.
Berawal dari kekalahan yang dialami Jepang kemudian membuka kesempatan yang luas bagi
Indonesia untuk mempersiapkan kemerdekaan bangsa. Jepang nyaris luluh lantak dengan
dijatuhkan bom di kota Hiroshima pada 6 Agustus 1945.

Kekalahan tersebut tidak disia- siakan oleh para tokoh di Indonesia, dimana sebelumnya
Jepang membentuk Badan Penyelidik Usaha- usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia atau
BPUPKI untuk mempersiapkan kemerdekaan Indonesia, akhirnya badan tersebut dibubarkan
dan diganti dengan badan baru yaitu PPKI atau Dokuritsu Junbi Inkai.

PPKI ini diketuai oleh Ir. Soekarno dan wakilnya adalah Drs. Mohammad Hatta.
Pembentukan badan ini bertujuan untuk mempercepat semua upaya persiapan terakhir bagi
pembentukan sebuah pemerintahan Indonesia Merdeka.

Dengan dibentuknya PPKI maka cita-cita Indonesia merdeka memasuki tahap baru. PPKI
mempunyai nilai strategis karena mampu menghilangkan kesan bahwa badan ini merupakan
bentukan Jepang. Akhirnya, Jepang benar-benar kalah atas desakan kaum muda dan
Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya pada 17 Agustus 1945.

Pada tanggal 18- 19 Agustus 1945 PPKI menyelenggarakan sidang pertama. Beberapa
keputusan sidang yang dihasilkan dalam sidang tersebut antara lain :

Menetapkan dan mengesahkan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia


tahun 1945.
Membentuk 12 Kementrian, 4 Menteri Negara, dan pemerintah daerah yang terdiri
dari 8 provinsi.
Memilih Presiden dan Wakil Presiden
Membentuk sebuah komite nasional untuk membantu Presiden
Membentuk Badan Keamanan Rakyat sebagai cikal bakal TNI

Dengan disahkannya UUD 1945, disahkan pula sila-sila Pancasila sebagai dasar negara
yang ada di dalamnya. Perubahan yang sangat penting terhadap rumusan dasar negara yang
telah disepakati dalam Piagam Jakarta adalah hilangnya rumusan yang semula berbunyi
“dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya, menjadi
Ketuhanan Yang Maha Esa” .

Sebelumnya, dalam sidang kedua BPUPKI pada 22 Juni 1945 telah berhasil merumuskan
dasar negara Indonesia Merdeka yang diberi nama Piagam Jakarta oleh Moh. Yamin
yang isinya adalah sebagai berikut :

Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi para pemeluk-


pemeluknya
Kemanusiaan yang adil dan beradab
Persatuan Indonesia
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan
Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Kemudian setelah Indonesia merdeka pada 17 Agustus 1945 PPKI berhasil merumuskan
dan menyesahkan penetapan Pancasila sebagai dasar negara Indonesia yang tercantum
dalam UUD 1945 pada 18 Agustus 1945 yang berbunyi :

1. Ketuhanan yang Maha Esa


2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Dan pada akhirnya setiap tanggal 1 Juni diperingati sebagai hari lahir Pancasila sebagai
dasar negara Indonesia.
SUMBER

1.
https://www.academia.edu/35396995/MAKALAH_LATAR_BELAKANG_LAHIRN
YA_PANCASILA
2. https://sman111jkt.sch.id/Bahanajar/Kelas%20XI_PPKI%20%26%20Maklumat.pdf
3. https://prenadamedia.com/sejarah-piagam-jakarta-menjadi-pancasila/
4. https://www.kelaspintar.id/blog/tips-pintar/kelas-7/penetapan-pancasila-sebagai-
dasar-negara-
14863/amp/#amp_tf=Dari%20%251%24s&aoh=16626098173161&referrer=https%3
A%2F%2Fwww.google.com

Anda mungkin juga menyukai