Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENELITIAN ABDUL KE 1

PENGARUH PEMBERIAN PAKAN KANGKUNG DAN


PAKAN SINTETIK ORGANIK TERHADAP
KESEHATAN KELINCI

NAMA : Abdul Rafi H


NIM : 22106040026
TANGGAL PENELITIAN : 24 Maret 2024
TANGGAL SELESAI : 30 Maret 2024

LABORATORIUM BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UIN SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2024
BAB I
PENDAHULUAN

Tujuan Percobaan
1. Untuk mengetahui efek pemberian pakan kangkung terhadap kesehatan kelinci.
2. Untuk mengetahui efek pemberian pakan sintetik organik terhadap kesehatan kelinci.
3. Untuk membandingkan pemberian pakan kangkung dengan pemberian pakan sintetik
organik terhadap kesehatan kelinci.
4. Untuk mengembangkan strategi lanjutan pemberian pakan yang efektif dan berkelanjutan
yang aman bagi kesehatan kelinci.
BAB II
DASAR TEORI

Kelinci merupakan salah satu komoditas peternakan yang dijadikan salah satu alternatif
pilihan kebutuhan protein hewani yang mempunyai potensi yang cukup untuk dikembangkan.
Kelinci diternakkan dengan dua tujuan yaitu untuk kebutuhan daging dan sebagai ternak hias.
Selain itu, harga kelinci juga berbeda-beda tergantung jenis dan umur kelinci.Beternak kelinci
tergolong mudah karena tidak membutuhkan lahan yang sangat luas. Ciri khas kelinci yang
sangat menarik adalah mempunyai kebiasaan menjilati anusnya sendiri (caecotrophy) (Tham
dan Uden, 2013).
Salah satu makanan kelinci adalah tumbuhan, terutama beberapa jenis hijau seperti daun
wortel, daun kangkung, dan daun kubis yang mempunyai peranan besar bagi kelinci dalam
memenuhi kebutuhan hidup dan produksinya.Makanan ternak kelinci dapat dipilih dari rumput,
daun yang batangnya halus dan lunak, seperti rumput lapangan dan sayuran yang kaya akan
protein dan vitamin (Cheeke, 1987). Salah satu sayuran yang kaya akan vitamin dan mineral
adalah daun kangkung. Daun kangkung memberikan hasil terbaik dalam hal konsumsi pakan,
penambahan berat badan, dan konversi pakan pada kelinci Mujiasih (2002). Akan tetapi di
dalam daun kangkung terkandung serat tinggi, sehingga pemberian daun kangkung secara
berlebihan pada kelinci dapat menyebabkan kelinci mengalami kembung dan diare. Pakan
kelinci lainnya yakni pakan sintetik organik (pakan buatan organik).
Pakan sintetik organik untuk kelinci terdiri dari tepung rumput, tepung kacang-kacangan,
tepung biji-bijian, prebiotik dan probiotik, vitamin dan mineral serta minyak nabati dan garam.
(De Blas, C., & Wiseman, J. 2010). Pakan sintetik organik ini dibuat untuk memenuhi
kebutuhan nutrisi kelinci (Smith, K. 2023). Pakan sintetik organik ini dibuat dengan bahan-
bahan yang mudah dicerna oleh kelinci dan tidak menimbulkan obesitas pada kelinci (Jones,
R. 2022). Pemberian pakan sintetik organik pada kelinci ini jika berlebihan dapat
menyebabkan alergi pada kelinci serta dapat merusak kandung kemih pada kelinci serta dapat
menyebabkan kelinci menjadi diare (White, D. 2018). Pakan sintetik organik ini juga sulit
didapat (terbatas) dan tergolong harganya mahal (Black, C. 2017).
Kombinasi pakan yang bagus bagi kesehatan kelinci untuk memenuhi kebutuhan nutrisi
ialah hay (jerami,rumput kering,damen) (80-90%),pelet pakan sintetik organik (15-20%),
sayuran segar (kangkung,wortel, kubis) (5-10%) dan buah segar (5%) seperti apel, pisang, dan
pir ditambah air segar (Gilliland, S. E., & Nelson, J. L. 2002).
BAB III
ALAT BAHAN DAN METODE KERJA

1. Alat dan Bahan


Alat yang digunakan pada penelitian yang berjudul “Pemberian Pakan Kangkung dan Pakan
Organik Sintetik Terhadap Kesehatan Kelinci” ini, yakni kandang kelinci, wadah pakan
kelinci, semprotan air, wadah kotoran, sendok, alat tulis, dan kamera HP. Sedangkan bahan
yang dibutuhkan adalah seekor kelinci, kangkung, air, wortel dan kubis (tambahan), rumput
liar, hay (rumput kering, jerami), dan pakan sintetik organik.
2. Cara kerja
Cara kerja pada penelitan kali ini diawali dengan alat dan bahan disiapkan lebih dahulu, lalu
siapkan seekor kelinci yang sudah ada di dalam kandang, selanjutnya kelinci diberi pakan
selama 6 hari berturut-turut dengan tiap harinya menggunakan makanan yang berbeda-beda,
setiap 1 hari sekali setelah makan kelinci dikeluarkan dari kandang untuk mecari makan
sendiri, memakan rumput liar dan rumput kering (hay). Selajutnya setelah makan atau dipagi
hari kotoran kelinci diamati terlihat keras atau basah. Tingkah laku kelinci selama 6 hari
juga diamati secara signifikan. Selanjutnya catat hasil penelitian kotoran kelinci selama 6
hari dan buat simpulan mengenai penelitian selama 6 hari tersebut, apakah kondisi kelinci
sehat atau tidak, kemudian pemberian pakan dianalisis untuk mengetahui pemberian pakan
(komposisi pakan) yang paling baik untuk kesehatan dan pertumbuhan kelinci.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada hari pertama pemberian kangkung + air kepada kelinci terlihat kelinci sangat
lahap dalam memakan kangkung, kotoran kelinci normal, akan tetapi ada banyak air sisa
pembuangan percernaan pada kelinci. Pada hari kedua pemberian kangkung + wortel +
kubis + air, kelinci kurang terlalu lahap memakan wotel + kangkung, kotoran kelinci
menjadi encer dan banyak berair serta kotorannya terlihat sangat sedikit. Pada hari ke tiga
pemberian pakan kangkung + air + pakan sintetik organik + rumput kering, terlihat kelinci
sangan lahap dalam memakan kombinasi makanan tersebut, kotoran juga terlihat sangat
banyak kelinci terlihat tidak stres. Pada hari ke empat pemberian kangkung + pakan sintetik
tanpa kelinci dikeluarkan dari kandang terlihat kelinci sangat lahap dalam memakan
kombinasi makanan tersebut akan tetapi kelinci terlihat stress, kotoran yang terlihat juga
normal dengan kualitas banyak dan sedikit adanya air. Pada hari ke lima pemberian pakan
kangkung + pakan sintetik organik terlihat kelinci tidak stress, sering tertidur, kotoran juga
menjadi lebih banyak, sisa pembuangan air juga sedikit.
Menurut Mujiasih (2002) daun kangkung memberikan hasil terbaik dalam hal konsumsi
pakan, penambahan berat badan, dan konversi pakan pada kelinci dan juga makanan favorit
kelinci. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan terbukti kangkung merupakan
kombinasi makanan yang cocok untuk kelinci bisa dilihat dari hasil kotoran yang banyak
dan ada sisa air dalam kotoran kelinci dan juga kelinci terlihat sangat lahap dalam memakan
kangkung tersebut. Akan tetapi pemberian kangkung + sayuran secara berlebihan yang pada
kelinci pada penelitian ini menyebabkan kelinci mengalami kotoran sangat encer dan sisa
pembuangan air pada kotoran sangat banyak yang memungkinkan kelinci mengalami
gangguan pencernaan seperti diare. Hal ini sesuai dengan penelitian Mujiasih (2002) yakni
pemberian daun kangkung secara berlebihan pada kelinci dapat menyebabkan kelinci
mengalami kembung dan diare.
Pemberian pakan sintetik organik pada kelinci berdasarkan penelitian ini, kelinci kurang
lahap dalam memakan pakan ini akan tetapi pada akhir hari secara bertahap pakan sintetik
ini habis. Menurut Jones (2022) dalam penelitiannya pakan sintetik organik ini dibuat
dengan bahan-bahan yang mudah dicerna oleh kelinci dan tidak menimbulkan obesitas pada
kelinci. Hal ini kurang sesuai dengan jurnal terkait dikarenakan pada awal kelinci makan
pakan sintetik organik, kelinci belum familiar dengan makanan tersebut sehingga
kemungkinan kelinci kurang lahap dalam memakan pakan sintetik tersebut, akan tetapi
ketika dalam satu hari pemberian pakan, pakan sintetik tersebut juga habis, dan terlihat
kotoran yang semula cair menjadi mengeras kembali. Dalam penelitian ini pemberian pakan
organik sesuai dengan takaran sehingga hasil akhir dari kotoran kelinci menjadi keras, dan
kondisi kelinci mulai sehat hal ini sesuai dengan penelitian Jones (2022) yang berbunyi
pemberian pakan sintetik pada kelinci mengurangi resiko kelinci mengalami obesitas.
Pemberian pakan sintetik pada kelinci harganya sekitar 20.000/kg yang tergolong
harganya mahal dan juga untuk mencari pakan kelinci sangat sulit harus membeli di pasar-
pasar tertentu hal ini selaras dengan penelitian Black C. (2017) yang berbunyi pakan sintetik
organik sulit didapat (terbatas) dan tergolong harganya mahal.
Pemberian kombinasi pakan p
ada kelinci yakni kangkung + pakan sintetik organik + air + rumput kering pada
penelitian ini kelinci sangat lahap dalam memakan kangkung dengan selingan pakan
organik sintetik + rumput kering. Terbukti dengan hasil akhir kotoran kelinci yang banyak
dan mulai memadat serta jumlah air pada kotoran yang sedikit. Hal ini sesuai dengan
penelitian Gilliland, S. E., & Nelson, J. L. (2002) yang berbunyi kombinasi pakan yang
bagus bagi kesehatan kelinci untuk memenuhi kebutuhan nutrisi ialah hay (jerami,rumput
kering,damen) (80-90%),pelet pakan sintetik organik (15-20%), ditambah air segar.
BAB V
KESIMPULAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan beberapa hal yaitu efek
pemberian kangkung pada kelinci sangat dianjurkan karena kangkung merupakan pakan favorit
kelinci, akan tetapi pemberian kangkung tidak boleh berlebihan karena dapat menimubulkan
gangguan pencernaan pada kelinci. Pemberiaan pakan sintetik organik pada kelinci sebaiknya
dilakukan hanya sebatas pelengkap saja karena kelinci tidak terlalu lahap ketika memakan
pakan organik sintetik. Pemberian pakan sintetik ini juga berperan bagus pada proses
pencernaan kelinci yang memungkinkan kotoran kelinci menjadi banyak dan mengeraskan
kotoran kelinci serta mengurangi kadar air.
Perbadingan pemberian pakan kangkung dan pakan sintetik pada kelinci adalah sisa kotoran
pada pakan kangkung terdapat banyak air, karena kangkung mengandung banyak air.
Sedangkan pemberian pakan sintetik organik pada kelinci menyebabkan kotoran memjadi
banyak, mengeras, dan sedikit mengandung air. Oleh karena itu perlu kombinasi pakan antara
pakan kangkung dengan pakan sintetik organik sehingga dapat memaksimalkan kesehatan
kelinci dan dapat mempercepat perkembangan kelinci menjadi lebih besar dengan kombinasi
pakan keduanya ditambah rumput kering dan air dapat membuat strategi pemakanan kelinci
yang sehat bagi kelinci serta lebih efisien.
DAFTAR PUSTAKA

Black, C. (2017). Ketersediaan Pakan Sintetik Organik untuk Kelinci. Jurnal Distribusi
Peternakan, 8(3), 25-35.)

Cheeke. P.S.R. 1987. Rabbit Feeding & Nutrition Departement of Animal Science Oregon
State University, Corvallis.

De Blas, C., & Wiseman, J. (2010). Nutrition of the rabbit. CABI.

Gilliland, S. E., & Nelson, J. L. (2002). Lactic acid bacteria as probiotics: Potential for
gastrointestinal tract applications. Journal of Applied Microbiology, 93(Suppl. 1), S107-
S117.

Mujiasih, (2002). Performan Ayam Broiler yang Diberi Antibiotik Zine Bacitracin, Probiotik
Bacilus sp dan Berbagai Level Saccharomyces cerevisaea dalam Ransumn.

Smith, E. (2023). Social behavior of domestic rabbits (Oryctolagus cuniculus) in different


contexts. Journal of Animal Behavior, 100(1), 1-10.

Tham, H.T. and P. Udén. 2013. Effect of water hyacinth (Eichhornia crassipes) silage on intake
and nutrient digestibility in cattle fed rice straw and cottonseed cake. Asian Aus-tralas. J.
Anim. Sci. Vol. 26. (5): 646-653.

White, D. (2018). Alergi Pakan Sintetik Organik pada Kelinci. Jurnal Klinis Hewan, 9(1), 10-
15.) Organik untuk Kelinci. Jurnal Distribusi Peternakan, 8(3), 25-35.)
Lampiran

Tabel 1. RAB Penelitian


Dokumentasi penelitian

Anda mungkin juga menyukai