Anda di halaman 1dari 19

MINIRISET

PENGARUH PAKAN BUATAN TERHADAP PERTAMBAHAN


BERAT BADAN KUCING

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah:

Biologi Konsep dan Aplikasi

Dosen Pengampu: Prof. Dr. drh. R. Susanti, M.Pd, dan Talitha Widiatningrum,
M.Si., Ph.D.

Disusun Oleh:

Muhammad Afriandi (04025222025)

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG


TAHUN 2022
A. Pendahuluan
Pakan merupakan hal yang sangan penting untul tubuh berbagai
jenis hewan. Pakan adalah segala sesuatu yang kita berikan kepada hewan
untuk dimakan. Nutrisi adalah apa yang terkandung dalam pakan tersebut.
Kebutuhan pakan dari tiap-tiap hewan berbeda-beda sesuai dengan jenis,
umur, bobot, keadaan lingkungan dan kondidi fisiologis hewan. Pakan
harus mengandung semua nutrient yang dibutuhkan oleh tubuh hewan,
namum tetap dalam jumlah yang seimbang (Purba, 2012).
Hewan adalah organisme heterotroph yang memerlukan makanan
untuk bahan bakar, kerangka korban, dan nutrient esensial. Nutrient yang
dibutuhkan oleh hewan antara lain energy, lemak, protein, vitamin, air dan
unsur organic, serta mineral. Hewan mendapatkan bahan bakar (energy
kimia) yang memberikan energy bagi kerja sel-sel tubuhnya dari oksidasi
mulekuk organic (SETIARTO, 2020). 
Banyak hobi yang diminati masyarakat saat ini, salah satunya
adalah memelihara kucing. Kucing merupakan salah satu hewan
peliharaan yang paling populer di dunia. Bahkan kucing peliharaan sudah
biasa dianggap seperti anggota keluarga sendiri bagi sang pemilik.
Memelihara seekor kucing memerlukan sebuah kedisiplinan dan
ketekunan baik dalam merawat kebersihan kandang. Namun seringkali
masyarakat melupakan beberapa kegiatan yang harus dilakukan saat
memelihara kucing karena kesibukan. Salah satu kendala dalam
pemeliharaan kucing adalah pemberian pakan dan nutrisi yang diperlukan
oleh kucing tersebut.
Pakan merupakan salah satu factor terpenting, besarnya pengaruh
pakan terhadap pertumbuhan hewan terutama kucing menyebabkan biaya
yang dikeluarkan untuk pakanpun tidak bisa dianggap ringan.
Efisiensi terhadap pengolahan pakan mempunyai arti yang sangat penting
guna menekan biaya pakan. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah
dengan mengganti bahan pakan yang relatif mahal dengan bahan yang
relatif murah namun tetap memperhatikan nilai gizi dan ketersediaan
bahan pengganti. Suplai bahan baku pakan kucing Sebagian besar masih
tergantung dari Petshop, seperti makanan kering dan cemilan.
Permasalahan yang sering muncul adalah harga barang mempengaruhi
kadar nutrisi pada pakan. Ketergantungan bahan baku siap jadi membuat
pemilik kucing jadi terbebani dan kandungan nutrisi yang tidak mencukupi
untuk pertumbuhan kucing. Ketergantungan ini membuat kucing menjadi
tidak terurus dan tidak terawatt dengan baik. Hal tersebut bisa disiasati
dengan penyediaan bahan baku pakan lokal atau menggantikan
sebagian bahan baku pakan tersebut dengan bahan substitusi
(alternatif) yang ketersediaannya cukup memadai di beberapa daerah
di Indonesia (Dewi, 2017). Selain itu, bahan baku pakan atau pakan
yang diberikan kepada kucing haruslah terjamin mutu dan
keamanannya (feed savety), begitu pula cara pembuatannya juga harus
sesuai dengan kebutuhan kucing. Hal tersebut bertujuan agar pakan yang
dikonsumsi kucing tidak berbahaya dan tidak merugikan, sehingga
dapat merugikan pemilik itu sendiri. Terlebih kucing adalah hewan
karnivora, bukan herbivora sehingga kebutuhan sayurannya pun juga
harus sesuai kebutuhan saja. Dalam sehari kucing akan berburu dan
makan dalam porsi kecil lebih dari 10 kali.
Kucing hanya minum sedikit sebagaimanya moyangnya yang
hidup di gurun dan beradaptasi dengan memenuhi kebutuhan air dari
hewan buruan dan tidak bergantung pada minum, serta beradaptasi
terhadap kecukupan air dengan memanfaatkan secara maksimal
sehingga mempunyai urine yang pekat. Sebagai hewan peliharaan kucing
akan bergantung pada asupan yang diberikan oleh pemelihara.
Perubahan pola dan tingkah laku makan terjadi, dari mengkonsumsi
pakan mentah berubah menjadi mengkonsumsi pakan yang telah
diolah.
Fisiologi Kucing merupakan hewan karnivora sejati. Sistem
pencernaan kucing beradaptasi sedemikian rupa sehingga hanya
mampu mencerna usnur pakan hewani, baik mekanis maupun
enzimatis. Indera pengecap menjadi sangat penting dan merupakan
mekanisme hewan memilih pakan untuk memeuhi kebutuhan hidupnya
dan menghidarkan diri dari sebaliknya. Kucing tidak mempunyai
pengecap manis yang umumnya berasal dari unsur nabati,
namun lebih beradaptasi terhadap pengecap pahit. Riset Xia Li
menyatakan bahwa mamalia mempunyai reseptor manis yang tersusun
atas dua subunit protein yaitu, T1R2 dan T1R3. Kucing domestik
mempunyai defek terhadap gen yang mengkode T1R2 (Puryono, 2019).
Kucing menyukai bentuk pakan yang solid dan lembab dan
menyukai rasa yang amis serta tidak menyukai pakan yang berbentuk
bubuk, lengket atau berminyak. Kucing yang merupakan karnivora
sejati sangat bergantung mencukupi kebutuhan nutrisi dari pakan yang
bersumber hewani.Penelitian Hewson-Hughes memberikan gambaran
yang sangat jelas kebutuhan nutrisi kucing, khususnya makronutrisi yaitu
protein, lemak dan karbohidrat. Dalam sehari seekor kucing
membutuhkan sekitar 26 gram protein, 9 gram lemak dan 8 gram
karbohidrat yang mana unsur nutrisi tersebut setara dengan
kebutuhan kalori sebanyak 52% dari protein, 36$ dari lemak dan 12%
dari karbohidrat. Kucing mempunyai kemampuan mencerna dan
memanfaatkan lemak dengan sangat baik (Pamungkas, 2019).
Kucing membutuhkan asupan air 40-50 ml/kg/hari. Pakan kaleng
atau tipe basah mengandung air sekitar 60-80% mirip dengan mangsa
buruan yang menjadi sumber pakan alami kucing. Pakan kering
hanya mengandung air sebanyak 5-10%, sehingga kucing membutuhkan
lebih banyak air minum untuk memenuhi kecukupan air. Penelitian
menunjukkan bahwa kucing yang mengkonsumsi pakan kering
tampak lebih banyak minum dibanding kucing yang mengkonsumi
pakan basah, namun total air yang diasup kucing yang mengkonsumsi
pakan kering hanya separuh dari kucing yang mengasup pakan basah
(Triakoso, 2016).
Untuk mengatasi permasalahan peneliti ingin membuat pakan
basah yang sesuai dengan kebutuhan serta mengutamakan nilai gizi yang
di butuhkan oleh kucing. Makanan yang akan dibuat berbahan dasar dada
ayam dan tempe, dengan takarang 1:1. Dalam satu kg dada ayam terdapat
150.000 kalori dan satu kg tempe terdapat 200.000 kalori. Kedua bahan
utama ini memiliki kandungan protein yang tinggi sehingga mampu
membantu tumbuh kembang kucing.
Berdasarkan latar belakang peneliti menggangkat judul “Pengaruh
Pakan Buatan Terhadap Pertambahan Berat Badan Kucing”.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah adakah pengaruh pakan buatan terhadap
pertambahan berat badan kucing?
C. Tujuan
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh pakan buatan
terhadap pertambahan berat badan kucing.
D. Tinjauan Pustaka
1. Penelitian Hewson-Hughes memberikan gambaran yang sangat jelas
kebutuhan nutrisi kucing, khususnya makronutrisi yaitu protein,
lemak dan karbohidrat. Dalam sehari seekor kucing membutuhkan
sekitar 26gram protein, 9gram lemak dan 8gram karbohidrat yang
mana unsur nutrisi tersebut setara dengan kebutuhan kalori
sebanyak 52% dari protein, 36$ dari lemak dan 12% dari
karbohidrat. Selain itu penelitian ini juga mengungkap bahwa kucing
mempunyai batas kecukupan kalori dari karbohidrat yaitu sebesar
300kJ/hari. Bila kucng telah mencapai batas tersebut, maka akan
menekan intake pakan yang lain baik protein maupun lemak. Kucing
membutuhkan nutrisi esensial seperti arginine, thiamine, taurine,
vitamin A, vitamin D, Niacin, Asam linoleat, asam arakhidonat.
Arginine diperlukan dalam siklus urea. Sebagai pemakan protein, sisa
metabolisme yang berupa amoniak akan sangat melimpah. Pada
kucing yang mengasup pakan defisien arginine, dalam satu jam
kucing akan mengalami hiperammonemia. Arginine diperlukan
tubuh untuk mengkorversi amonia menjadi ureum yang larut air
dan dapat diekskresikan melalui urine. Kucing mempunyai
kemampuan mencerna dan memanfaatkan lemak dengan sangat baik.
Asam arakindonat merupakan nutrisi esensial bagi kucing karena
tidak bisa mensintesis dari asam linoleate sebagaimana anjing.
Asam arakidonanat hanya terkandung dalam pakan hewani,
terutama pada organ dan jaringan syaraf dan tidak ada pada pakan
nabati. Kebutuhan vitamin pada kucing agak berbeda dengan
anjing. Kucing tidak dapat mensintesis triptopan menjadi niacin
dalam jumlah yang cukup. Oleh karenanya kebutuhan nician pada
kucing 4 kali lebih tinggi dibanding anjing. Kebutuhan piridoksin lima
kali lebih tingi dibanding anjing, Piridoksin diperlukan dalam
metabolisme energi dari nutrisi yang berasal dari protein,
dimana melibatkan aktifitas transaminase. Kucing tidak
mampu mensintesis vitmain A dari prekursor vitamin A (beta
karotene) sebagaimana anjing dan hewan herbivora lain. Kucing
tidak memiliki dioksigenase di dalam intestinal yang dapat memecah
beta krotene menjadi retinol. Kucing juga membutuhkan
vitamin D karena keterbatasan enzim 7-dehidrokolesterol di kulit
yang diperlukan dalam fotosintesis vitamin D (Kirk et al, 2000).
Meskipun bukan merupakan nutrisi esensial, namun kucing
membuhtuhkan banyak methionine dan cystine. Kedua nutrisi ini
banyak terkandung pada daging, namun biasanya akan rusak saat
pemrosesan. Defisiesni akan terjadi bila kucing juga diberikan pakan
buatan yang lebih berbasis pada unsur nabati. Gejala klinis
defisiensi methionine antara lain perumbuhan terhambat dan
dermatitis yang disertai krusta terutama di daerah mukokutaneus.
Risiko Penyakit FLUTDFLUTD atau feline lower urinary tract
disease adalah syndrome penyakit pada sistem perkemihan bawah
kucing yang ditandai dengan adanya kesulitan kencing,
polakiuria, hematuria, over grooming terutama sekitar kelamin.
Penyebab yang paling banyak adalah sistitis idiopati atau
urolithiasis.Pakan yang mengandung magnesium, fosfor dan
protein, dikombinasi dengan pH urine yang alkali telah
diketahui menjadi penyebab urolithiasis lebih dari 30 tahun
terakhir. Kandungan pakan lain yang meningkatkan risiko adalah
kalsium, natrium dan serat (Kirk dan Bartges, 2014). Perubahan
tipe urolith juga telah terjadi dalam beberapa dekade berikutnya.
Kecukupan asupan air menjadi hal yang sangat penting pada
kejadian FLUTD. Moyang kucing dahulu hidup di gurun dan
oleh karenanya, kucing peliharaan juga kurang suka minum
serta mempunyai konsentrasi urine yang pekat. Kucing membutuhkan
asupan air 40-50 ml/kg/hari. Pakan kaleng atau tipe basah
mengandung air sekitar 60-80% mirip dengan mangsa buruan yang
menjadi sumber pakan alami kucing. Pakan kering hanya
mengandung air sebanyak 5-10%, sehingga kucing membutuhkan
lebih banyak air minum untuk memenuhi kecukupan air.
Penelitian menunjukkan bahwa kucing yang mengkonsumsi
pakan kering tampak lebih banyak minum dibanding kucing
yang mengkonsumi pakan basah, namun total air yang diasup kucing
yang mengkonsumsi pakan kering hanya separuh dari kucing yang
mengasup pakan basah.
2. Penelitian Lita dan Triakoso (2008) menunjukkan bahwa kucing yang
mengasup pakan kering mengalami diare, osmotik diare. Kekurangan
asupan air akibat sifat kucing yang minum sedikit serta kandungan
air pakan kering dan risiko kehilangan air akibat diare pada kucing
yang mengkonsumsi pakan kering akan menyebabkan hewan
mengalami dehidrasi dan berisiko menderita FLUTD. Komposisi
pakan juga berpengaruh terhadap macam atau tipe urolith
kucing penderita FLUTD.
3. Penelitian Kirk dan Bartges (2007) dan Osborne et al (2008)
menunjukkan bahwa urolith pada kucing pada tahun 80-an sangat
didominasi oleh struvit. Lebih dari 80% kasus merupakan urolith
struvit, namun pada tahun 90-an awal penderita urolith kalsium
oksalat meningkat pesat mencapai 45% bahkan 70% dibanding
penderita urolith struvit. Dan perubahan tipe urolith kembali
terjadi mulai tahun 2003, yaitu terjadi penurunan kejadian urolith
kalsium oksalat dan peningkatan urolith struvit.perubahan tipe urolith
kembali terjadi mulai tahun 2003, yaitu terjadi penurunan kejadian
urolith kalsium oksalat dan peningkatan urolith struvit. Distribusi
urolith pada kucing tahun 1981-2007 yang diperiksa di MUC
(Osborne et al., 2008) MAP, magnesium ammonium phosphate;
CaOx, kalsium oksalat; Cap, kalsium fosfat Perubahan-perubahan
kejadian urolith pada kucing diduga karena dilakukan
reformulasi pakan pada tahun pertengahan tahun 80-an sehingga
terjadi penurunan urolith struvit namun sebaliknya terjadi
peningkatan kejadian urolith kalsium oksalat. Demikian juga
perubahan kejadian pada tahun 2003, diduga karena dilakukan
reformulasi pakan untuk mengurangi risiko kalsium oksalat,
sejak tahun 2003. Peningkatan kejadian struvit kemungkinan
merupakan hubungan yang resiprokal dari penurunan kejadian
kalsium oksalat. Pakan yang mengurangi asiditas pH urine dan
banyak mengandung magnesium akan mengurangi risiko
terjadinya urolith kalsum oksalat namun sebaliknya berisiko
menyebabkan kucing menderita urolith struvit.

E. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode experimental.
Desain ini digunakan dengan tujuan yang hendak dicapai yaitu ingin
mengetahui perkembangan pada kucing menggunakan pakan buatan. Disini
peneliti membagi kucing menjadi dua kelompok dimana setiap kelompok
beranggotakan dua ekor kucing. Setiap kucing diberi perlakuan yang berbeda,
kucing kelompok pertama diberi pakan berupa makanan buatan yang terdiri
dari ayam dan tempe. Untuk kelompok kedua saya memberikan pakan kering
yang di jual di toko-toko hewan. Penelitian ini dilakukan selama tiga belas
hari.

F. ALAT dan BAHAN


1. Ayam
2. Tempe
3. Blender
4. Air
5. Agar-agar powder
6. Timbangan
7. panci
8. Kompor
9. Sendok
10. Wadah
G. Cara Pembuatan
1. Potong kecil kecil ayam dan tempe
2. Setelah terpotong, masukkan ayam dan tempe kedalam blender. Blender
hingga ayam dan tempe menjadi halus
3. Kemudian ayam dan tempe yang sudah halus dimasukan kedalam panci
pengkukus.
4. Setelah ± 20 menit angkat dan masukkan ke dalam wadah.
5. Buat adonan agar-agar tanpa rasa dengan takaran satu bungkus agar-agar
dengan air 200 ml.
6. Setelah selesai membuat adonan agar-agar, tuangkan kedalam adonan
ayam dan tempe.
7. Aduk hingga merata kemudian diamkan hingga dingin
8. Masukkan adonan kedalam kulkas.
H. Hasil dan Pembahasan
Dari hasil pemberian pakan buatan, diperoleh pertambahan berat badan
kucing. Kenaikan berat badan kucing dapat dilihat dari kelompok control dan
kelompok eksperimen. kelompok control diberikan makanan kering siap saji
yang dibeli ditoko Petshop, sedangkan Kelompok eksperimen diberi pakan
buatan yang terdiri dari ayam dan tempe. hasil yang di peroleh dapat dilihat
pada tabel berikut:
Tabel 1. Pertambahan berat badan kucing control dan Experimen

Kucing Kelompok Kontrol Kucing Kelompok Experimen


Hari Kucing K1
Kucing Q1 (kg) Kucing Q2 (kg) Kucing K2 (kg)
(kg)
1 1,31 1,1 1200 1000
2 1,34 1,13 1230 1020
3 1,37 1,17 1270 1050
4 1,39 1,2 1310 1090
5 1,41 1,23 1350 1120
6 1,43 1,25 1380 1150
7 1,43 1,27 1400 1170
8 1,44 1,28 1420 1200
9 1,45 1,3 1460 1220
10 1,46 1,31 1470 1240
11 1,48 1,33 1490 1270
12 1,49 1,33 1520 1290
13 1,5 1,34 1550 1320
Jumlah
Kenaika 0,19 kg 0,24 kg 0,35 kg 0,32 kg
n

Berdasarkan hasil yang telah di peroleh dalam mengukur pertambahan


berat badan kelompok kucing, maka diperoleh hasil dari kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol dengan perbandingan yang sangat berbeda. Nilai hasil
pertambahan berat badan pada kelompok kontrol ialah 0,19 kg dan 0,24 kg.
Namun pada kelompok eksperimen, menunjukkan hasil yang berbeda dimana
hasil pertambahan berat badan diperoleh nilai sebesar 0,35 kg dan 0,32 kg, angka
tersebut jika di bandingkan dengan nilai yang diperoleh dari kelompok control
sangat berbeda.
Berdasarkan hasil yang telah diperoleh kucing eksperimen lebih aktif
dalam bermainserta bergurau. Hal ini dapat dilihat pada prilaku dan kegiatan
kucing sehari-hari. Kucing kelompok eksperimen memiliki kerontokan yang lebih
sedikit dibandingkan dengan kelompok control. Makanan siap saji atau dry food
yang dibeli tidak menjamin mutu dan kucing harus mendapatkan makanan yang
sesuai dengan kebutuhan gizinya.
Dalam satu potong atau sekitar 100gram dada ayam filet tanpa kulit yang
telah dimasak, terdapat sekitar 150kalori dan beragam nutrisi berikut ini:
 25gram protein
 3,2gram lemak
 450 miligram natrium
 0,5 miligram zat besi
 0,7 miligram zinc
 5-10 miligram kalsium
 23 mikrogram selenium
 330 miligram kalium

Sekitar 80 persen kalori dalam dada ayam berasal dari protein dan hanya
20 persen yang berasal dari lemak. Jika dibandingkan dengan bagian ayam lain,
dada ayam memiliki kandungan protein dan kalori lebih tinggi, bahkan mencapai
3 kali lebih banyak. Selain itu, dada ayam sama sekali tidak mengandung
karbohidrat, gula, maupun serat. Dada ayam juga mengandung beragam nutrisi
lain, seperti vitamin A, vitamin B, folat, kolin, tembaga, dan fosfor (Raman,
2017).

Dalam 100gram tempe, terkandung sekitar 190–200 kalori dan beragam


nutrisi berikut ini:

 18–20gram protein
 8gram karbohidrat
 8,8–9gram lemak
 1,4gram serat
 10 miligram natrium
 2,7 miligram zat besi
 80 miligram magnesium
 110 miligram kalsium
 270 miligram fosfor
 400 miligram kalium

Selain itu, tempe juga mengandung beragam nutrisi lain, seperti vitamin B,
folat, zinc, tembaga, dan mangan. Tempe juga mengandung lemak sehat,
yaitu lemak tak jenuh tunggal. Jenis lemak ini diketahui baik untuk mengontrol
kolesterol serta memelihara kesehatan jantung dan pembuluh darah (White, 2020).

Penelitian Lita dan Triakoso (2008) menunjukkan bahwa kucing yang


mengasup pakan kering mengalami diare, osmotik diare. Kekurangan asupan air
akibat sifat kucing yang minum sedikit serta kandungan air pakan kering dan
risiko kehilangan air akibat diare pada kucing yang mengkonsumsi pakan kering
akan menyebabkan hewan mengalami dehidrasi dan berisiko menderita FLUTD.
Komposisi pakan juga berpengaruh terhadap macam atau tipe urolith
kucing.

Selain dapat meningkatkan berat badan kucing, makanan buatan juga mudah
dibuat serta harganya terjangkau. Kucing akan lebih sehat Ketika diberikan
makanan buatan karena makanan buatan memiliki kandungan air yang dapat
membantu kucing dalam mencerna di dalam perut lebih baik. Kucing
membutuhkan asupan air 40-50 ml/kg/hari menjadikan makanan basah sebagai
solusinya (Kirk dan Bartges, 2014).

I. Kesimpulan dan Saran


1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat
disimpulkan bahwa pakan buatan dapat meningkatkan berat badan
kucing dan menghindari kucing dari berbagai macam penyakit
kekurangan air.
2. Saran
1) penelitian selanjutnya dapat memperhatikan bahan makanan yang
dibutuhkan dan lebih bervarian;
2) dalam menerapkan diharapkan dapat dikembangan kedepanya.

J. Daftar Pustaka
Andriana., annisa, R., & zulkarnain. (2019). ‘Pembuatan Prototipe Alat
Pemberi Pakan Kucing Otomatis Berbasis Arduino Nano Dan
Terintegrasi Dengan Handphone Via SMS’. TIARSIE. Vol.16 No.2
Tahun 2019 ISSNp 1411-2248 ISSNe 2623-2391. Bandung:
Universitas Langlangbuana.
Dewi, A. S., Huda, L. N., & Nafiah, N. Z. (2017). Pemanfaatan Limbah
Sayur sebagai Alternatif Pakan Kucing. URECOL, 131-136.
Krik, C., & Bartges, JW. (2014). ‘Feline Urolith and Urethral Plugs:
Epidomiology, Risk Factors and Pathogenesisi. FLUTH Symposisum.
Muhammad, R. I. P., Sony, S., & Agung, S. W. (2019). ‘Perancangan dan
Implementasi Sisem Monitoring dan Pemberi Pakan Kucing Otomatis
Berbasis Android’. e-Proceeding of Engineering. Vol.6, No.1 April.
Bandung: Universitas Telkom.
Nusdiano, T. (2017). ‘Pakan dan Kucing. Kesehatan dan Resiko Penyakit
Akibat Pakan pada Kucing’.
Pamungkas, M. R. I., Sumaryo, S., & Wibowo, A. S. (2019). Perancangan
Dan Implementasi Sistem Monitoring Dan Pemberi Pakan Kucing
Otomatis Berbasis Android. eProceedings of Engineering, 6(1).
Purba, C. Y. (2012). Performa pertumbuhan, kelulushidupan, dan kandungan
nutrisi larva udang vanamei (Litopenaeus vannamei) melalui pemberian
pakan artemia produk lokal yang diperkaya dengan sel diatom. Journal
of Aquaculture Management and Technology, 1(1), 102-115.
Puryono, S., Anggoro, S., Suryanti, S., & Anwar, I. S. (2019). Pengelolaan
pesisir dan laut berbasis ekosistem.
Raman, R. Healthline (2017). How Much Protein in Chicken? Breast, Thigh
and More.
SETIARTO, R. H. B. (2020). Budidaya, Potensi dan Pemanfaatan
Mikroalga. SPASI MEDIA.
Triakoso, N. (2016). Pakan dan Kucing. Kesehatan dan Risiko Penyakit
Akibat Pakan Pada Kucing. Seminar Hill’s Nutrition.
Triokosa & Fauziah. (2010). The Correlation Between Breed And Obesity in
Dogs in Surabaya. VetMedika J Klin Vet. 1(1):1-4
Triokosa. (2012). ‘Meningkatkan Pravalensi Obesitas pada Anjing di
Surabaya’. KINVAS: Yogyakarta
White, D. Verywell Fit (2020). Tempeh Nutrition Facts.
Lampiran Alat dan Bahan

Lampiran Pembuatan Pakan


Lampiran pemberian pakan

Anda mungkin juga menyukai