Anda di halaman 1dari 18

NUTRISI DAN PAKAN TERNAK

DISUSUN
OLEH

NAMA : Muhammad Arjun Gunawan


NIM : L1A118125
DOSEN : Nurhayu, S.Pt., M.Si.

JURUSAN PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2022
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Nutrien dibutuhkan tanaman untuk menunjang kelangsungan hidup. Nutrien

yang diserap oleh tanaman digunakan untuk pertumbuhan, perkembangan dan proses

reproduksi tanaman tersebut. Penggunaan nutrien berbasis bahan sintetis dilahan

pertanian pada awalnya menunjukkan kuantitas produktivitas pertanian yang lebih

apabila dibandingkan dengan penggunaan pupuk organik, tetapi apabila nutrien berbasis

bahan sintetis secara terus menerus digunakan terbukti sangat merugikan (Dwi, 2007).

Pemakaian nutrien berbasis bahan sintetis dalam jangka waktu lama dapat merusak sifat

fisik, kimia, dan biologi tanah sehingga kemampuan tanah untuk mendukung

ketersediaan air, nutrien dan kehidupan mikroorganisme menurun. Untuk mengatasi hal

tersebut, maka saat ini mulai digunakan nutrien berbasis bahan alam sebagai alternatif

sumber nutrien bagi tumbuhan. Sebab pemakaian nutrien berbasis bahan alam dapat

memperbaiki struktur tanah.

Ternak ruminansia merupakan salah satu penyumbang protein hewani yang

paling potensial melalui produknya berupa daging dan susu. Salah satu hambatan yang

cukup serius yang dihadapi pada masa yang akan datang adalah berkurangnya

ketersediaan hijauan sebagai pakan. Hal ini disebabkan areal penanaman rumput

semakin sedikit karena semakin meluasnya areal untuk pemukiman penduduk dan

industri. Sementara itu lahan yang cukup subur diproritaskan untuk pertanian tanaman

pangan sehingga pengembangan peternakan hanya dapat dilaksanakan di lahan marjinal.

Oleh sebab itu integrasi usaha ternak ruminansia dengan pertanian padi merupakan
salah satu alternatif yang memberikan harapan. Dalam sistem ini hasil limbah pertanian

seperti jerami padi dapat dimanfaatkan sebagai hijaun pakan

Sistem pencernaan sangat berpengaruh dalam proses kehidupan makluk hidup.

Pengetahuan tentang organ pencernaan sangat penting karna berhubungan erat dengan

proses pencernaan termasuk absorbs. Proses pencernaan sepertti sebuah Industri ,

misalnya industry testil yang menghasilakan pakian, dalam industry iniada tiga

kompenen yang harus di lewati yaitu input, proses, dan output selain itu ada limbah .

kalau dalam industri tekstil inputnya yaitu berupa bahan baku yaitu benang lalu di

masukkan dalam mesin dip roses untuk mengolah bahan baku tersebut lalu keluarlah

hasilnya berupa pakian, samahalnya dalam proses pencernaan ada tiga komponen yaitu

input,proses dan ouput. kalau berbicara tentang pencernaan ipunya berupa bahan

makanan ,bahan makanan ini di gunakan sebagai bahan baku,tidak mungkin proses

pencernaan terjadi tanpa adanya bahan baku yang akan di cerna. Oleh karna itu akan di

bahas dalam makalah ini. Pemberian pakan pada ternak ruminansia maupun pada ternak

ruminanisa secara praktis memerlukan keterangan dasar mengenai zat-zat makanan

yang terkandung di dalam bahan makanan dan zat-zat yang di perlukan oleh tubuh esuai

dengan status fisilogisternak. Akan tetapi secara ilmiah pemberian pakan pada ternak

memerlukan pengetahuan tentang at-zat makanan dan metabolismenya.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan suatu masalah sebagai

berikut:

1. Bagaimana penyerapan nutrien pada ternak

2. Bagaimana Karaktristik penyeraapana nutrian pada ternak rumensia Dan non

rumensia
1.3. Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui penyerapan nutrien pada ternak

2. Untuk mengetahui Karaktristik penyeraapana nutrian pada ternak rumensia Dan non

rumensia
BAB II
PEMBAHASAN

A. Penyerapan nutrien pada ternak

Ilmu nutrisi adalah suatu cabang ilmu pengetahuan baru yang merupakan

penerapan dari beberapa cabang ilmu pengetahuan yang lain, seperti ilmu kimia,

matematika, genetika, mikrobiologi, endokrinologi, fisiologi, kesehatan hewan, dan

ilmu alam. Sebagai contoh ilmu fisiologi menjelaskan bagaimana mekanisme dan fungsi

zat-zat nutrisi di dalam tubuh ternak. Kerjasama antara ahli kimia, fisiologi, dan nutrisi

akan dapat mengenal defesiensi zat nutrisi tertentu pada tubuh ternak, yang selanjutnya

akan memberikan solusi yang dapat dilakukan dengan penambahan zat-zat nutrisi yang

mungkin kurang dalam bahan pakan/ransum yang diberikan.

Bahan pakan ternak sebagian berasal dari tanaman yang dapat berupa sisa hasil

ikutan pabrik. Setiap bahan pakan tersebut mempunyai fungsi dan kandungan zat nutrisi

yang berbeda. Zat nutrisi yang ada dalam setiap bahan pakan, ketika dikonsumsi oleh

ternak dapat diubah menjadi daging, susu, telur, wol, energi dan lain-lain. Seorang

peternak yang menginginkan produksi daging, telur, susu dan wol yang tinggi dari

usaha peternakannya, maka peternak tersebut harus memberikan pakan/ransum ransum

yang sempurna.

Perkembangan ilmu nutrisi hingga saat ini telah menemukan berbagai macam

zat makanan yang diperlukan untuk pertumbuhan, perkembangan dan produksi ternak,

yaitu:

1. Karbohidrat 25 macam

2. Asam Lemak 15 macam

3. Asam amino 20 macam

4. Unsur hara (mineral) 18 macam


5. Vitamin 16 macam

Pengertian Ilmu Nutrisi

Ilmu nutrisi (Nutrience Science) merupakan ilmu yang mempelajari segala

sesuatu tentang makanan dan minuman dalam hubungannya dengan kesehatan optimal/

tubuh. Dalam ilmu nutrisi dikenal istilah zat nutrisi (Nutrients), yaitu ikatan kimia yang

diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya, yaitu menghasilkan energi, membangun

dan memelihara jaringan serta mengatur proses-proses kehidupan. Sedangkan nutrisi

(Gizi) adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara

normal melalui proses digesti, absorpsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan

pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan, untuk mempertahankan kehidupan,

pertumbuhan dan fungsi normal dri organ-organ, serta menghasilkan energi. Kata “gizi”

berasal dari bahasa Arab ghidza, yg berarti “makanan”. Ilmu nutrisi bisa berkaitan

dengan makanan dan tubuh manusia. Dalam bahasa Inggris, food menyatakan makanan,

pangan dan bahan makanan. Pengertian gizi terbagi secara klasik dan masa sekarang

yaitu : (1) Secara Klasik : gizi hanya dihubungkan dengan kesehatan tubuh

(menyediakan energi, membangun, memelihara jaringan tubuh, mengatur proses-proses

kehidupan dalam tubuh). (2) Sekarang : selain untuk kesehatan, juga dikaitkan dengan

potensi ekonomi seekor ternak karena gizi berkaitan dengan perkembangan jaringan

tubuh, reproduksi, dan produksi.

Dalam kehidupan seekor ternak proses pergantian sel-sel tubuhnya secara terus

menerus berlangsung. Pergantian sel yang lama dengan baru membutuhkan energi yang

dapat diperoleh dari pakan yang dikonsumsi. Serangkaian proses yang terjadi pada

seekor ternak mulai dari mengambil dan mengasimilasikan pakan untuk pertumbuhan,

perkembangan dan pergantian selnya diistilahkan sebagai ilmu nutrisi ternak. Ilmu
nutrisi ternak dapat diartikan sebagai ilmu pengetahuan yang menjelaskan hubungan

antara seekor ternak dengan lingkungannya untuk kelangsungan hidupnya. Lingkungan

yang dimaksud disini adalah pakan yang mengandung zat-zat makanan tertentu

(nutrisi).

Energi

Pengertian energi ditinjau dari sudut makanan adalah banyaknya zat-zat

makanan yang dimetabolisme untuk menghasilkan ATP. ATP inilah merupakan cikal

bakal energi yang siap digunakan untuk tubuh. Energi bukanlah suatu zat makanan,

tetapi energi itu sendiri dihasilkan oleh pertukaran zat (metabolisme) dari Kh, protein,

dan lemak tubuh. Dan energi adalah juga merupakan salah satu factor yang menentukan

tinggi rendahnya nilai gizi bahan makanan. Sebab semakin tinggi nilai energi dari suatu

bahan maka semakin tinggi manfaat bahan tersebut.

Energi dibutuhkan untuk : menggerakan sirkulasi darah, penyerapan zat-zat

makanan, mengeluarkan zat-zat makanan yang tidak dibutuhkan, untuk keperluan

ernafas, pengaturan temperature tubuh dll. Pendek kata energi dibutuhkan untuk semua

proses dalam kehidupan. Semua bentuk energi diubah menjadi panas. Jadi energi yang

ada hubungannya dengan proses-proses dalam tuuh dinyatakan dalam unit panas

(kalori). Satu kalori adalah jumlah panas yang dibutuhkan untuk menaikan 1 kg air

hingga naik 1 0C.Kcal = 1000kal. Mkal=1000.000 kal = 1000 kkal..Untuk mengukur

energi bahan makanan dipergunakan satuan kalori. Nilai energi makanan tergantung

daripada kadar C dan H dalam makanan.

Mineral

Fungsi Mineral Fungsi umum mineral adalah :


1. Membentuk bagian dari kerangka gigi dan hemoglobin

2. Mempertahankan keseimbangan asam basa yang tepat dalam cairan tubuh

3. Mempertahankan tekanan osmotik seluler

4. Mempertahankan keasaman yang tepat dari getah pencernaan (Mg,Zn, Ca)

5. Mencegah kekejangan

6. Mempertahankan kontraksi yang tepat dari urat daging

7. Mencegah kekejangan

8. Ada hubungannya dengan fungsi vitamin dalam pembentukan tulang

Mineral harus disediakan dalam jumlah yang cukup dan perbandingan yang

tepat Interrelasi mineral

Vitamin

Vitamin adalah substansi organik yang dibutuhkab oleh ternak dalam jumlah

sangat sedikit berguna untuk mengatur berbagai proses dalam tubuh agar berjalan

normal termasuk kesehatan,pertumbuhan dan reproduksi. Secara umum yang dimaksud

vitamin dapat dinyatakan sebagai :

1. Senyawa organik yang terdapat dialam

2. Komonen bahan makanan namun berbeda dengan Kh, lemak, protein dan air

3. Terdapat dalam bahan pakan dalam jumlah sedikit


4. Merupakan nutrien esensial, oleh karena itu harus didapat dari pakan sebab tubuh

tidak bisa mensintesanya kecuali beberapa vitamin saja. Sebagai contoh vitamin D bisa

disintesa pada permukaan kulit oleh adanya sinar ultraviolet, asam nikotenat bisa

disintesa dari asam amino triptofan.Sebagian hewan mampu mensintesa asam askorbat

(vitaminC) bila dalam tubuhnya ada enzim L gulanolactone oksidase. Sebagian hewan

mempunyai kapasitas metabolik untuk mensintesa kholin, walaupun beberapa anak

ayam dan tikus tidak sanggup menggunakan kapasitas ini bila didalam makanannya

kekurangan senyawa donor methil.

5. Berguna mengatur beberapa proses dalam tubuhnya agar berjalan normal termasuk

kesehatan, pertumbuhan, produksi dan reproduksi tetapi bukan merupakan bagian dari

struktur tubuh.

6. Bila sampai terjadi defisiensi akan terjadi penyakit defisiensi yang spesifik. Penyakit

defisiensi vitamin sering disebut hipovitaminosis

Pentingnya Air Bagi Tubuh

Air terdiri dari unsur hidrogen dan oksigen merupakan penyusun utama dari jaringan

hewan maupun tumbuhan. Dalam tubuh air didapat 50% dari komposisi tubuh, dan

banyak diantara jaringan tubuh mengandung 70-90% air. Dari hasil pengamatan Rubner

tubuh dapat kehilangan semua lemak, setengah atau lebih protein akan tetapi kehilangan

1/10 bagian badar air yang normal dalam tubuh akan mengakibatkan kematian. Pada

unggas kehilangan 10% air dari bobot badannya melalui dehidrasi akan menyebabkan

sangat lemah. Bila kehilangan 20% akan menyebabkan kematian, dan bila jumlah air

dalam tubuh sangat berkurang maka akan timbul ketidakseimbangan natrium, dimana

konsentrasi natrium akan meningkat pada bagian tubuh tertentu. Contoh pada cairan
serebrospinal. Air tubuh akan ditarik karena adanya tekanan osmotik kebagian tersebut

dan akan menimbulkan odema pada otak dan asites (terlalu banyak cairan pada rongga

tubuh). Itulah sebabnya mengapa air merupakan faktor yang paling essensial bagi tubuh.

Air didalam tubuh dapat dibagi 2 menurut tempatnya:

1. Air intraseluler adalah air yang berada didalam sel-sel dengan jumlah 50% dari berat

badan (termasuk sel-sel darah)

2. Air extraseluller adalah air yang berada diluar sel yang dapat dibagi dua :a)cairan

interstitial (15%) dan cairan plasma (5% dari BB). Air dalam saluran pencernaan, cairan

dalam mata, urine termasuk extraseluler.

B. Karaktristik penyeraapana nutrian

Ruminansia

Keunggulan ternak ruminansia dari non ruminansia adalah dengan adanya

tempat pencernaan yang komptek pada ternak ruminansia yang disebut rumen. Rumen

adalah suatu ekosistim yang komplek yang dihuni oeh beraneka ragam mikroba yang

anaerob yang keberadaannya sangat banyak tergantung pada pakan (Preston dan Leng,

1987). Rumen mempunyai empat ruangan, yaitu Rumen, Retikulum, Omasum dan

Abomasum.Rumen dan retikulum dihubungkan dengan lapisan dari jaringan yang

disebut reticulo-rumen fold yang memungkinkan ingesta dapat berpindah dengan

leluasa dari rumen (perut besar) ke retikulum (perut jala) ataupun sebaliknya.

Permukaan luar rumen ditandai dengan adanya celah yang sesuai dengan batas

yang menonjol di permukaan sebelah dalam rumen yang disebut pillar, sehingga rumen

seolah-olah dibagi menjadi kantong-kantong. Selain itu permukaan dalam rumen juga
tidak halus, tetapi terdiri dari tonjolan halus yang disebut pappilae, yang berfungsi

untuk memperbesar luas permukaan dinding rumen sehingga absorpsi produk

fermentasi (VFA, NH3, CH4, CO2) akan menjadi lebih besar.

Secara anatomis-fisilogis, rumen diciptakan sedemikian rupa untuk dapat

menampung bahan pakan yang berasal dari tanaman dalam jumlah yang relatif banyak

dan memiliki kondisi yang cocok untuk kehidupan populasi mikroba sehingga

mempunyai spesialisasi yang tinggi untuk memproses bahan-bahan pakan dari tanaman

yang dikonsumsi ternak ruminansia. Semua reaksi fermentasi terjadi di dalam rumen,

karena semua hasil-hasil fermentasi seperti; VFA, NH3, CH4 dan CO2 terbentuk di

dalam rumen.

Fungsi rumen antara lain sebagai fermentasi, absorpsi, pencampuran ingesta,

membentuk vitamin B komplek dan K, tempat pembentukan protein mikrobial yang

merupakan sumber nutrien bagi induk semang. Konsentrasi asam laktat dalam rumen

adalah tinggi, bila diberi makanan yang banyak mengandung butiran atau yang kaya

akan gula. Asam asetat dan asam butirat adalah ketogenik, sedang asam propionat

adalah anti ketogenik.

Proses pencernaan pada ternak ruminansia lebih banyak ditentukan oleh

pencernaan fermentatif di dalam rumen dalam kondisi anaerob, suhu berkisar antara 380

– 420C dan pH 6 – 7. Kondisi seperti itu dapat memacu pertumbuhan dan

perkembangan mikroba rumen, sehingga dapat melakukan aktifitas fisiologinya

terutama dalam hubungannya dengan fermentasi rumen. Selain kapasitas rumen paling

tinggi yakni kurang lebih 70% dari kapasitas saluran pencernaan secara keseluruhan

(Colin dalam Lewis dan Hill, 1983) juga ekosistem dalam rumen itu sendiri (Orskov
dan Ryle, 1990), menyebabkan pencernaan ternak ruminansia lebih banyak ditentukan

oleh pencernaan fermentatif di dalam rumen. Dalam hal ini pencernaan pakan secara

fementatif, baik bahan kering (BK) ataupun bahan organik (BO) yang terdegradasi

semakin tinggi sejalan dengan lamanya proses fermentasi berlangsung. Kondisi

fisiologis ini memberi makna bahwa pada waktu yang bersamaan aktivitas mikroba

rumen mendegradasi pakan semakin meningkat, sehingga produk fermentasi juga

diharapkan juga semakin tinggi. Waktu fermentasi (inkubasi) dalam rumen menurut

sutardi (1980) bahwa 3-4 jam setelah ternak diberi makan dapat dijadikan sebagai

patokan dalam menentukan pertumbuhan dan aktivitas mikroba rumen dengan

mengukur produksi biomasa sintesis protein mikroba. Lebih lanjut juga ditegaskan

bahwa 1 jam setelah ternak diberi makan dapat dijadikan pedoman dalam penentuan

produksi asam lemak volatil (VFA) dan amonia (NH3) sesuai dengan solubelitasnya.

Rumen merupakan tempat terjadinya pecernaan fermentatif oleh mikroba rumen,

sebab rumen memiliki kondisi atau lingkungan yang sesuai untuk pertumbuhan dan

perkembangan mikroba rumen. Fermentasi di dalam rumen memberikan kemampuan

ternak untuk dapat memanfaatkan selulosa sebagai sumber energi dan non-protein

nitrogen (NPN) sebagai sumber protein mikroba yang nantinya dapat dimanfaatkan oleh

induk semang, dimana mikroba tersebut mengandung berbagai asam amino yang

penting bagi pertumbuhan induk semang (Hungate, 1966). Namun dalam proses

fermentasi dalam rumen juga dihasilkan produk akhir seperti amoniak, metan, dan

panas yang terbuang sehingga merupakan kerugian dari fermentasi.

Kondisi di dalam rumen tidak hanya komplek, tetapi juga bersifat sementara.

Jumlah pakan yang masuk ke dalam rumen akan sangat berbeda selama ternak

digembalakan atau diberikan pakan langsung. Jumlah saliva yang dikeluarkan oleh
kelenjar saliva dan keberlangsungan aktivitas rumen tidaklah tetap, tetapi akan

tergantung pada jenis pakan yang diberikan. Walaupun kondisi rumen komplek dan

banyak dipengaruhi oleh beberapa faktor, namun bisa diperkirakan kondisi umumnya

yaitu :

1. Temperatur berkisar 38 - 41°C dengan suhu rata-rata 390 C.

2. pH rumen mencapai 7.0 jika diberikan pakan HMT dan bisa mencapai pH

yang rendah 4.6 jika diberikan pakan konsentrat.

3. Potensial redoks sangat rendah yaitu -350 mV yang mencerminkan keadaan

reduksi yang kuat sehingga oksigen tidak ada.

4. Fase gas tersusun dari karbon dioksida (50 – 70 %) dan sisanya merupakan

metan

Asetat ditemukan dalam konsentrasi yang terbesar di dalam rumen yang diikuti

oleh propionate dan butyrate. Asam lemak rantai pendek dengan pasif diserap melalui

dinding rumen dan laju serapan tersebut tergantung pada panjangnya rantai, pH dan

konsentrasi. Pada pH 6.5 atau dibawahnya, asam lemak yang memiliki rantai panjang

diserap pada suatu tingkat yang lebih tinggi, hanya pada pH di atas 6.5 tingkatnya

serupa. Pada umumnya, asam yang tidak terurai/ lebih dengan cepat diserap, oleh

karena itu ketika pH berkurang penyerapan meningkat (Fellner, 2005)

Ada beberapa keuntungan yang dapat diperoleh dari fermentasi yang ada

dirumen, yaitu ternak ruminansia mampu mencerna pakan yang berserat, dapat

memanfaatkan selullosa yang merupakan karbohidrat paling berlimpah ketersediaannya

sebagai sumber energi utama. Kemudian dapat mengahasilkan protein berkualitas tinggi
dari bahan yang kualitas proteinnya rendah (NPN), dan mendaur ulang produk akhir

nitrogenous. Mampu menyediakan semua komponen dari vitamin B-komplek, jika

cukup tersedia mineal Cobalt (Co) untuk sintesis vitamin B12.

Sedangkan kerugian dari proses fermentasi adalah ternak ruminansia

menghabiskan sebagian besar harinya untuk mengunyah makanan sekitar 4 – 7 jam

perhari dan memamahbiak (mengunyah kemabli) sekitar 8 jam perhari. Membutuhkan

mekanisme yang komplek agar fermentasi tetap berlangsung efektif seperti :

1. Membutuhkan air liur yang bersifat alkali dalam jumlah yang cukup banyak.

2. Kontraksi yang kuat untuk mencampur pakan di dalam rumen.

3. Mekanisme untuk menghilangkan gas hasil fermentasi, seperti pengunyahan

kembali dan penyerapan hasil akhir.

Dalam proses fermentasi, ada tiga hal yang paling utama yang dilakukan oleh

mikroba rumen yaitu :

1. Sintesis protein mikroba, sehingga didalam tubuh mikroba terbentuk asam-

asam amino yang nantinya ketika mikroba tersebut mati, dapat dimanfaatkan

oleh induk semang

2. Sintesis protein dari sumber NPN

3. Sintesis vitamin B

Seperti yang diketahui fermentasi terjadi pada kondisi anaerob dengan produk utama

dari fermentasi karbohidarat adalah volatile fatty acid (VFA). Serta dihasilkan juga

asam laktat, karbon dioksida, dan gas metan. VFA terdiri dari asetat, propionat dan
butirat, yang merupakan sumber energi utama bagi ternak ruminansia. Rasio VFA

berbeda menurut pakan, meskipun demikian produksi asetat selalu paling tinggi.

Pemberian pakan dengan serat yang tinggi, kira-kira perbandingan asetat, propionat, dan

butiratnya adalah 70:20:10.

Non Ruminansia

Ternak non ruminansia merupakan ternak dengan lambung tunggal dan

melakukan proses pencernaan dalam tubuh lebih sederhana dan lebih dominan

mengalami proses enzimatis dan fisik, tanpa atau sedikit sekali proses fermentatif.

Berdasarkan perbedaan anatomi dan fisiologis alat pencernaan (digestive organ) ternak

non ruminansia sendiri juga dibedakan antara unggas, non ruminan murni dan pseudo

ruminansia. Perbedaan alat pencernaan ini akan berimplikasi pada jenis dan kualitas.

bahan pakan yang dapat dikonsumsi.

Kebutuhan Nutrisi

Pemanfaatan nutrisi yang telah dicerna dan dimetabolisme adalah untuk

pemenuhan kebutuhan tubuh yaitu: 1) kebutuhan hidup pokok (maintenance) dan 2)

kebutuhan untuk produksi (production). Kebutuhan hidup pokok didefinisikan sebagai

kebutuhan nutrisi untuk menjaga fungsi tubuh yang normal tanpa ada kehilangan dan

atau pertambahan bobot tubuh, dan tanpa ada produksi. Kebutuhan hidup ini sederhana

tapi sangat esensial untuk tubuh untuk menjaga kelangsungan hidupnya, terutama dalam

menjaga suhu tubuh normal, untuk menjaga berfungsinya organ tubuh yang vital, energi

untuk pergerakan ringan dan untuk mengganti sel atau jaringan yang rusak supaya organ

berfungsi normal. Kebutuhan untuk produksi adalah khusus digunakan untuk produksi

ternak (pertumbuhan, telur, susu, reproduksi atau tenaga kerja) setelah kebutuhan hidup
pokok terpenuhi. Selama kebutuhan hidup pokok belum terpenuhi, maka tidak ada

energi atau nutrisi yang tersedia untuk produksi, sehingga ternak menjadi tidak

produktif.

Ternak yang tidak banyak bergerak misalnya karena dipelihara dalam kandang,

ternak tetap membutuhkan energi untuk pergerakan tersebut dalam jumlah yang rendah.

Kebutuhan hidup pokok ini juga sering diistilahkan sebagai kebutuhan hidup basal

(basal maintenance requirement), sehingga sering dijadikan patokan kecukupan nutrisi

untuk hidup pokok, jumlahnya adalah sekitar sepertiga sampai setengah dari energi

pakan yang dikonsumsi dalam satu hari. Semakin tinggi produktivitas ternak, akan

semakin kecil proporsi energi dan nutrisi yang digunakan untuk pemenuhan kebutuhan

hidup pokok.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Ilmu nutrisi adalah suatu cabang ilmu pengetahuan baru yang merupakan

penerapan dari beberapa cabang ilmu pengetahuan yang lain, seperti ilmu kimia,

matematika, genetika, mikrobiologi, endokrinologi, fisiologi, kesehatan hewan, dan

ilmu alam Keunggulan ternak ruminansia dari non ruminansia adalah dengan adanya

tempat pencernaan yang komptek pada ternak ruminansia yang disebut rumen. Rumen

adalah suatu ekosistim yang komplek yang dihuni oeh beraneka ragam mikroba yang

anaerob yang keberadaannya sangat banyak tergantung pada pakan (Preston dan Leng,

1987). Rumen mempunyai empat ruangan, yaitu Rumen, Retikulum, Omasum dan

Abomasum.Rumen dan retikulum dihubungkan dengan lapisan dari jaringan yang

disebut reticulo-rumen fold yang memungkinkan ingesta dapat berpindah dengan

leluasa dari rumen (perut besar) ke retikulum (perut jala) ataupun sebaliknya.

B. Saran

Meskipun penulis menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan makalah

ini, akan tetapi pada kenyataannya masih banyak kekurangan yang perlu penulis

perbaiki. Hal ini dikarenakan masih minimnya pengetahuan penulis.

Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sangat

diharapkan sebagai bahan evaluasi untuk ke depannya. Sehingga bisa terus

menghasilkan penelitian dan karya tulis yang bermanfaat bagi banyak orang.
DAFTAR PUSTAKA

http://ptr.fst.uin-alauddin.ac.id/artikel/detail_artikel/206

https://books.google.co.id/books?

id=SxKQDwAAQBAJ&printsec=frontcover&hl=id&source=gbs_ge_summary_r&

cad=0#v=onepage&q&f=true

https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_1_dir/

8e7a2fed0acc6abe03006f3fb357b270.pdf

https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_1_dir/

a2ecfb452be8cb351fdbde6e24ad69b8.pdf

Anda mungkin juga menyukai