DISUSUN
OLEH
JURUSAN PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2022
BAB I
PENDAHULUAN
yang diserap oleh tanaman digunakan untuk pertumbuhan, perkembangan dan proses
apabila dibandingkan dengan penggunaan pupuk organik, tetapi apabila nutrien berbasis
bahan sintetis secara terus menerus digunakan terbukti sangat merugikan (Dwi, 2007).
Pemakaian nutrien berbasis bahan sintetis dalam jangka waktu lama dapat merusak sifat
fisik, kimia, dan biologi tanah sehingga kemampuan tanah untuk mendukung
ketersediaan air, nutrien dan kehidupan mikroorganisme menurun. Untuk mengatasi hal
tersebut, maka saat ini mulai digunakan nutrien berbasis bahan alam sebagai alternatif
sumber nutrien bagi tumbuhan. Sebab pemakaian nutrien berbasis bahan alam dapat
paling potensial melalui produknya berupa daging dan susu. Salah satu hambatan yang
cukup serius yang dihadapi pada masa yang akan datang adalah berkurangnya
ketersediaan hijauan sebagai pakan. Hal ini disebabkan areal penanaman rumput
semakin sedikit karena semakin meluasnya areal untuk pemukiman penduduk dan
industri. Sementara itu lahan yang cukup subur diproritaskan untuk pertanian tanaman
Oleh sebab itu integrasi usaha ternak ruminansia dengan pertanian padi merupakan
salah satu alternatif yang memberikan harapan. Dalam sistem ini hasil limbah pertanian
Pengetahuan tentang organ pencernaan sangat penting karna berhubungan erat dengan
misalnya industry testil yang menghasilakan pakian, dalam industry iniada tiga
kompenen yang harus di lewati yaitu input, proses, dan output selain itu ada limbah .
kalau dalam industri tekstil inputnya yaitu berupa bahan baku yaitu benang lalu di
masukkan dalam mesin dip roses untuk mengolah bahan baku tersebut lalu keluarlah
hasilnya berupa pakian, samahalnya dalam proses pencernaan ada tiga komponen yaitu
input,proses dan ouput. kalau berbicara tentang pencernaan ipunya berupa bahan
makanan ,bahan makanan ini di gunakan sebagai bahan baku,tidak mungkin proses
pencernaan terjadi tanpa adanya bahan baku yang akan di cerna. Oleh karna itu akan di
bahas dalam makalah ini. Pemberian pakan pada ternak ruminansia maupun pada ternak
yang terkandung di dalam bahan makanan dan zat-zat yang di perlukan oleh tubuh esuai
dengan status fisilogisternak. Akan tetapi secara ilmiah pemberian pakan pada ternak
Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan suatu masalah sebagai
berikut:
rumensia
1.3. Tujuan Penulisan
2. Untuk mengetahui Karaktristik penyeraapana nutrian pada ternak rumensia Dan non
rumensia
BAB II
PEMBAHASAN
Ilmu nutrisi adalah suatu cabang ilmu pengetahuan baru yang merupakan
penerapan dari beberapa cabang ilmu pengetahuan yang lain, seperti ilmu kimia,
ilmu alam. Sebagai contoh ilmu fisiologi menjelaskan bagaimana mekanisme dan fungsi
zat-zat nutrisi di dalam tubuh ternak. Kerjasama antara ahli kimia, fisiologi, dan nutrisi
akan dapat mengenal defesiensi zat nutrisi tertentu pada tubuh ternak, yang selanjutnya
akan memberikan solusi yang dapat dilakukan dengan penambahan zat-zat nutrisi yang
Bahan pakan ternak sebagian berasal dari tanaman yang dapat berupa sisa hasil
ikutan pabrik. Setiap bahan pakan tersebut mempunyai fungsi dan kandungan zat nutrisi
yang berbeda. Zat nutrisi yang ada dalam setiap bahan pakan, ketika dikonsumsi oleh
ternak dapat diubah menjadi daging, susu, telur, wol, energi dan lain-lain. Seorang
peternak yang menginginkan produksi daging, telur, susu dan wol yang tinggi dari
yang sempurna.
Perkembangan ilmu nutrisi hingga saat ini telah menemukan berbagai macam
zat makanan yang diperlukan untuk pertumbuhan, perkembangan dan produksi ternak,
yaitu:
1. Karbohidrat 25 macam
sesuatu tentang makanan dan minuman dalam hubungannya dengan kesehatan optimal/
tubuh. Dalam ilmu nutrisi dikenal istilah zat nutrisi (Nutrients), yaitu ikatan kimia yang
(Gizi) adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara
pertumbuhan dan fungsi normal dri organ-organ, serta menghasilkan energi. Kata “gizi”
berasal dari bahasa Arab ghidza, yg berarti “makanan”. Ilmu nutrisi bisa berkaitan
dengan makanan dan tubuh manusia. Dalam bahasa Inggris, food menyatakan makanan,
pangan dan bahan makanan. Pengertian gizi terbagi secara klasik dan masa sekarang
yaitu : (1) Secara Klasik : gizi hanya dihubungkan dengan kesehatan tubuh
kehidupan dalam tubuh). (2) Sekarang : selain untuk kesehatan, juga dikaitkan dengan
potensi ekonomi seekor ternak karena gizi berkaitan dengan perkembangan jaringan
Dalam kehidupan seekor ternak proses pergantian sel-sel tubuhnya secara terus
menerus berlangsung. Pergantian sel yang lama dengan baru membutuhkan energi yang
dapat diperoleh dari pakan yang dikonsumsi. Serangkaian proses yang terjadi pada
seekor ternak mulai dari mengambil dan mengasimilasikan pakan untuk pertumbuhan,
perkembangan dan pergantian selnya diistilahkan sebagai ilmu nutrisi ternak. Ilmu
nutrisi ternak dapat diartikan sebagai ilmu pengetahuan yang menjelaskan hubungan
yang dimaksud disini adalah pakan yang mengandung zat-zat makanan tertentu
(nutrisi).
Energi
makanan yang dimetabolisme untuk menghasilkan ATP. ATP inilah merupakan cikal
bakal energi yang siap digunakan untuk tubuh. Energi bukanlah suatu zat makanan,
tetapi energi itu sendiri dihasilkan oleh pertukaran zat (metabolisme) dari Kh, protein,
dan lemak tubuh. Dan energi adalah juga merupakan salah satu factor yang menentukan
tinggi rendahnya nilai gizi bahan makanan. Sebab semakin tinggi nilai energi dari suatu
ernafas, pengaturan temperature tubuh dll. Pendek kata energi dibutuhkan untuk semua
proses dalam kehidupan. Semua bentuk energi diubah menjadi panas. Jadi energi yang
ada hubungannya dengan proses-proses dalam tuuh dinyatakan dalam unit panas
(kalori). Satu kalori adalah jumlah panas yang dibutuhkan untuk menaikan 1 kg air
energi bahan makanan dipergunakan satuan kalori. Nilai energi makanan tergantung
Mineral
5. Mencegah kekejangan
7. Mencegah kekejangan
Mineral harus disediakan dalam jumlah yang cukup dan perbandingan yang
Vitamin
Vitamin adalah substansi organik yang dibutuhkab oleh ternak dalam jumlah
sangat sedikit berguna untuk mengatur berbagai proses dalam tubuh agar berjalan
2. Komonen bahan makanan namun berbeda dengan Kh, lemak, protein dan air
tidak bisa mensintesanya kecuali beberapa vitamin saja. Sebagai contoh vitamin D bisa
disintesa pada permukaan kulit oleh adanya sinar ultraviolet, asam nikotenat bisa
disintesa dari asam amino triptofan.Sebagian hewan mampu mensintesa asam askorbat
(vitaminC) bila dalam tubuhnya ada enzim L gulanolactone oksidase. Sebagian hewan
ayam dan tikus tidak sanggup menggunakan kapasitas ini bila didalam makanannya
5. Berguna mengatur beberapa proses dalam tubuhnya agar berjalan normal termasuk
kesehatan, pertumbuhan, produksi dan reproduksi tetapi bukan merupakan bagian dari
struktur tubuh.
6. Bila sampai terjadi defisiensi akan terjadi penyakit defisiensi yang spesifik. Penyakit
Air terdiri dari unsur hidrogen dan oksigen merupakan penyusun utama dari jaringan
hewan maupun tumbuhan. Dalam tubuh air didapat 50% dari komposisi tubuh, dan
banyak diantara jaringan tubuh mengandung 70-90% air. Dari hasil pengamatan Rubner
tubuh dapat kehilangan semua lemak, setengah atau lebih protein akan tetapi kehilangan
1/10 bagian badar air yang normal dalam tubuh akan mengakibatkan kematian. Pada
unggas kehilangan 10% air dari bobot badannya melalui dehidrasi akan menyebabkan
sangat lemah. Bila kehilangan 20% akan menyebabkan kematian, dan bila jumlah air
dalam tubuh sangat berkurang maka akan timbul ketidakseimbangan natrium, dimana
konsentrasi natrium akan meningkat pada bagian tubuh tertentu. Contoh pada cairan
serebrospinal. Air tubuh akan ditarik karena adanya tekanan osmotik kebagian tersebut
dan akan menimbulkan odema pada otak dan asites (terlalu banyak cairan pada rongga
tubuh). Itulah sebabnya mengapa air merupakan faktor yang paling essensial bagi tubuh.
1. Air intraseluler adalah air yang berada didalam sel-sel dengan jumlah 50% dari berat
2. Air extraseluller adalah air yang berada diluar sel yang dapat dibagi dua :a)cairan
interstitial (15%) dan cairan plasma (5% dari BB). Air dalam saluran pencernaan, cairan
Ruminansia
tempat pencernaan yang komptek pada ternak ruminansia yang disebut rumen. Rumen
adalah suatu ekosistim yang komplek yang dihuni oeh beraneka ragam mikroba yang
anaerob yang keberadaannya sangat banyak tergantung pada pakan (Preston dan Leng,
1987). Rumen mempunyai empat ruangan, yaitu Rumen, Retikulum, Omasum dan
leluasa dari rumen (perut besar) ke retikulum (perut jala) ataupun sebaliknya.
Permukaan luar rumen ditandai dengan adanya celah yang sesuai dengan batas
yang menonjol di permukaan sebelah dalam rumen yang disebut pillar, sehingga rumen
seolah-olah dibagi menjadi kantong-kantong. Selain itu permukaan dalam rumen juga
tidak halus, tetapi terdiri dari tonjolan halus yang disebut pappilae, yang berfungsi
menampung bahan pakan yang berasal dari tanaman dalam jumlah yang relatif banyak
dan memiliki kondisi yang cocok untuk kehidupan populasi mikroba sehingga
mempunyai spesialisasi yang tinggi untuk memproses bahan-bahan pakan dari tanaman
yang dikonsumsi ternak ruminansia. Semua reaksi fermentasi terjadi di dalam rumen,
karena semua hasil-hasil fermentasi seperti; VFA, NH3, CH4 dan CO2 terbentuk di
dalam rumen.
merupakan sumber nutrien bagi induk semang. Konsentrasi asam laktat dalam rumen
adalah tinggi, bila diberi makanan yang banyak mengandung butiran atau yang kaya
akan gula. Asam asetat dan asam butirat adalah ketogenik, sedang asam propionat
pencernaan fermentatif di dalam rumen dalam kondisi anaerob, suhu berkisar antara 380
terutama dalam hubungannya dengan fermentasi rumen. Selain kapasitas rumen paling
tinggi yakni kurang lebih 70% dari kapasitas saluran pencernaan secara keseluruhan
(Colin dalam Lewis dan Hill, 1983) juga ekosistem dalam rumen itu sendiri (Orskov
dan Ryle, 1990), menyebabkan pencernaan ternak ruminansia lebih banyak ditentukan
oleh pencernaan fermentatif di dalam rumen. Dalam hal ini pencernaan pakan secara
fementatif, baik bahan kering (BK) ataupun bahan organik (BO) yang terdegradasi
fisiologis ini memberi makna bahwa pada waktu yang bersamaan aktivitas mikroba
diharapkan juga semakin tinggi. Waktu fermentasi (inkubasi) dalam rumen menurut
sutardi (1980) bahwa 3-4 jam setelah ternak diberi makan dapat dijadikan sebagai
mengukur produksi biomasa sintesis protein mikroba. Lebih lanjut juga ditegaskan
bahwa 1 jam setelah ternak diberi makan dapat dijadikan pedoman dalam penentuan
produksi asam lemak volatil (VFA) dan amonia (NH3) sesuai dengan solubelitasnya.
sebab rumen memiliki kondisi atau lingkungan yang sesuai untuk pertumbuhan dan
ternak untuk dapat memanfaatkan selulosa sebagai sumber energi dan non-protein
nitrogen (NPN) sebagai sumber protein mikroba yang nantinya dapat dimanfaatkan oleh
induk semang, dimana mikroba tersebut mengandung berbagai asam amino yang
penting bagi pertumbuhan induk semang (Hungate, 1966). Namun dalam proses
fermentasi dalam rumen juga dihasilkan produk akhir seperti amoniak, metan, dan
Kondisi di dalam rumen tidak hanya komplek, tetapi juga bersifat sementara.
Jumlah pakan yang masuk ke dalam rumen akan sangat berbeda selama ternak
digembalakan atau diberikan pakan langsung. Jumlah saliva yang dikeluarkan oleh
kelenjar saliva dan keberlangsungan aktivitas rumen tidaklah tetap, tetapi akan
tergantung pada jenis pakan yang diberikan. Walaupun kondisi rumen komplek dan
banyak dipengaruhi oleh beberapa faktor, namun bisa diperkirakan kondisi umumnya
yaitu :
2. pH rumen mencapai 7.0 jika diberikan pakan HMT dan bisa mencapai pH
4. Fase gas tersusun dari karbon dioksida (50 – 70 %) dan sisanya merupakan
metan
Asetat ditemukan dalam konsentrasi yang terbesar di dalam rumen yang diikuti
oleh propionate dan butyrate. Asam lemak rantai pendek dengan pasif diserap melalui
dinding rumen dan laju serapan tersebut tergantung pada panjangnya rantai, pH dan
konsentrasi. Pada pH 6.5 atau dibawahnya, asam lemak yang memiliki rantai panjang
diserap pada suatu tingkat yang lebih tinggi, hanya pada pH di atas 6.5 tingkatnya
serupa. Pada umumnya, asam yang tidak terurai/ lebih dengan cepat diserap, oleh
Ada beberapa keuntungan yang dapat diperoleh dari fermentasi yang ada
dirumen, yaitu ternak ruminansia mampu mencerna pakan yang berserat, dapat
sebagai sumber energi utama. Kemudian dapat mengahasilkan protein berkualitas tinggi
dari bahan yang kualitas proteinnya rendah (NPN), dan mendaur ulang produk akhir
1. Membutuhkan air liur yang bersifat alkali dalam jumlah yang cukup banyak.
Dalam proses fermentasi, ada tiga hal yang paling utama yang dilakukan oleh
asam amino yang nantinya ketika mikroba tersebut mati, dapat dimanfaatkan
3. Sintesis vitamin B
Seperti yang diketahui fermentasi terjadi pada kondisi anaerob dengan produk utama
dari fermentasi karbohidarat adalah volatile fatty acid (VFA). Serta dihasilkan juga
asam laktat, karbon dioksida, dan gas metan. VFA terdiri dari asetat, propionat dan
butirat, yang merupakan sumber energi utama bagi ternak ruminansia. Rasio VFA
berbeda menurut pakan, meskipun demikian produksi asetat selalu paling tinggi.
Pemberian pakan dengan serat yang tinggi, kira-kira perbandingan asetat, propionat, dan
Non Ruminansia
melakukan proses pencernaan dalam tubuh lebih sederhana dan lebih dominan
mengalami proses enzimatis dan fisik, tanpa atau sedikit sekali proses fermentatif.
Berdasarkan perbedaan anatomi dan fisiologis alat pencernaan (digestive organ) ternak
non ruminansia sendiri juga dibedakan antara unggas, non ruminan murni dan pseudo
ruminansia. Perbedaan alat pencernaan ini akan berimplikasi pada jenis dan kualitas.
Kebutuhan Nutrisi
kebutuhan nutrisi untuk menjaga fungsi tubuh yang normal tanpa ada kehilangan dan
atau pertambahan bobot tubuh, dan tanpa ada produksi. Kebutuhan hidup ini sederhana
tapi sangat esensial untuk tubuh untuk menjaga kelangsungan hidupnya, terutama dalam
menjaga suhu tubuh normal, untuk menjaga berfungsinya organ tubuh yang vital, energi
untuk pergerakan ringan dan untuk mengganti sel atau jaringan yang rusak supaya organ
berfungsi normal. Kebutuhan untuk produksi adalah khusus digunakan untuk produksi
ternak (pertumbuhan, telur, susu, reproduksi atau tenaga kerja) setelah kebutuhan hidup
pokok terpenuhi. Selama kebutuhan hidup pokok belum terpenuhi, maka tidak ada
energi atau nutrisi yang tersedia untuk produksi, sehingga ternak menjadi tidak
produktif.
Ternak yang tidak banyak bergerak misalnya karena dipelihara dalam kandang,
ternak tetap membutuhkan energi untuk pergerakan tersebut dalam jumlah yang rendah.
Kebutuhan hidup pokok ini juga sering diistilahkan sebagai kebutuhan hidup basal
untuk hidup pokok, jumlahnya adalah sekitar sepertiga sampai setengah dari energi
pakan yang dikonsumsi dalam satu hari. Semakin tinggi produktivitas ternak, akan
semakin kecil proporsi energi dan nutrisi yang digunakan untuk pemenuhan kebutuhan
hidup pokok.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ilmu nutrisi adalah suatu cabang ilmu pengetahuan baru yang merupakan
penerapan dari beberapa cabang ilmu pengetahuan yang lain, seperti ilmu kimia,
ilmu alam Keunggulan ternak ruminansia dari non ruminansia adalah dengan adanya
tempat pencernaan yang komptek pada ternak ruminansia yang disebut rumen. Rumen
adalah suatu ekosistim yang komplek yang dihuni oeh beraneka ragam mikroba yang
anaerob yang keberadaannya sangat banyak tergantung pada pakan (Preston dan Leng,
1987). Rumen mempunyai empat ruangan, yaitu Rumen, Retikulum, Omasum dan
leluasa dari rumen (perut besar) ke retikulum (perut jala) ataupun sebaliknya.
B. Saran
ini, akan tetapi pada kenyataannya masih banyak kekurangan yang perlu penulis
Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sangat
menghasilkan penelitian dan karya tulis yang bermanfaat bagi banyak orang.
DAFTAR PUSTAKA
http://ptr.fst.uin-alauddin.ac.id/artikel/detail_artikel/206
https://books.google.co.id/books?
id=SxKQDwAAQBAJ&printsec=frontcover&hl=id&source=gbs_ge_summary_r&
cad=0#v=onepage&q&f=true
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_1_dir/
8e7a2fed0acc6abe03006f3fb357b270.pdf
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_1_dir/
a2ecfb452be8cb351fdbde6e24ad69b8.pdf