Anda di halaman 1dari 42

MANAJEMENN PAKAN FASE STARTER (AYAM PETELUR)

LAPORAN PELAKSANAAN MAGANG PROFESI

Oleh :

NURUL ISTQOMAH
L1A1 20 125

JURUSAN PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2022
MANAJEMENN PAKAN FASE STARTER (AYAM PETELUR)

LAPORAN PELAKSANAAN MAGANG PROFESI

Oleh :

NURUL ISTQOMAH
L1A1 20 125

Merupakan salah satu syarat untuk kelulusan mata kuliah magang profesi
pada Jurusan Peternakan Fakultas Peternakan

JURUSAN PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2022
LEMBAR PENGESAHAN
PROGRAM PENCEGAHAN PENYAKIT PADA SAPI BRAHMAN DI
BALAI PEMBIBITAN DAN PAKAN TERNAK KONDA

SULAWESI TENGGARA

Oleh :

MUHAMMAD ARJUN GUNAWAN


LIA1 18 125

Telah dinyatakan LULUS Magang Profesi


Pada hari / tanggal : 10 Juli - 7 Agustus 2020

Pembimbing :

Dosen Pembimbing Pembimbing Lapangan

Rahim Aka S.Pt Jeni Riyanto S.Pt


NIP. 19860613 201101 1 011 NIP. 19860613 200901 1 011

Mengetahui,

Dekan Fakultas Peternakan Ketua Jurusan Peternakan

Dr. Ir. Ali Bain, M. Si Dr. Ir. La Ode Arsad Sani, S.Pt, M.Sc., IPM
NIP. 19670131 199303 1 003 NIP. 119731231231 199903 1 005

Tanggal disetujui: Juni 2022

ii
MOTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO : "Kalau mimpimu belum tercapai, jangan pernah

mengubah mimpinya tapi ubahlah strateginya."

PERSEMBAHA : Kepada orang tua saya tercinta yang tidak putus

N memberikan kasih sayang, dukungan dan do’a. Dosen-

dosen Fakultas Peternakan UHO dan kepada

pembimbing-pembimbing lapangan selama magang

yang selalu memotivasiku dan rela menyumbangkan

ilmu yang bermanfaat untuk saya dan teman-teman

seperjuangan FPT 2018

iii
PERNYATAAN KEASLIAN
LAPORAN MAGANG PROFESI

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Laporan Magang Profesi

dengan judul :

MANAJEMENN PEMELIHARAAN SAPI BULL DI BALAI PEMBIBITAN


DAN PAKAN TERNAK PROVINSI
SULAWESI TENGGARA
yang dibuat untuk melengkapi sebagian persyaratan menjadi Sarjana Peternakan

pada Fakultas Peternakan Universitas Halu Oleo Kendari, sejauh yang saya

ketahui bukan merupakan tiruan atau duplikasi dari Laporan Magang Profesi yang

sudah dipublikasi dan atau pernah dipakai untuk mendapatkan gelar kesarjanaan

di lingkungan Universitas Halu Oleo maupun di Perguruan Tinggi atau instansi

manapun, kecuali bagian yang sumber informasinya dicantumkan sebagaimana

mestinya.

Kendari, 30 Juni 2022

Muhammad Arjun Gunawan


L1A1 18 125

iv
RIWAYAT HIDUP

Muhammad Arjun Gunawan lahir di Kaledupa pada

tanggal 5 September, 2000, dan merupakan anak

pertama dari satu bersaudara dari pasangan bapak

Mahaludin dan ibu Asnawati. Penulis berdomisili di

Kecamatan Puuwatu tepatnya di Kelurahan Tobuuha.

Penulis memulai pendidikan pertama di MIS Pesri

Kendari Pasarwajo pada tahun 2006 dan lulus pada tahun 2012. Kemudian pada

tahun 2012 penulis melanjutkan pendidikan di bangku SMP Negeri 9 Kendari dan

lulus pada tahun 2015. Setelah tamat dari bangku SMP, penulis melanjutkan

pendidikan ke Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 6 Kendari pada tahun

2015 dan lulus pada tahun 2018. Setelah lulus dari bangku Sekolah Menengah

Atas pada tahun 2018, penulis kemudian melanjutkan studi ke Perguruan Tinggi

Negeri Universitas Halu Oleo Kendari. Penulis diterima di Fakultas Peternakan

Jurusan Peternakan UHO Kendari melalui jalur SBMPTN. Saat ini, penulis sudah

menyelesaikan 8 semester di Jurusan Peternakan dan sedang menempuh semester

8 di Jurusan Peternakan.

Kendari, 30 Juni 2022


Yang membuat,

Muhammad Arjun Gunawan


L1A1 18 125

ABSTRAK

v
MANAJEMENN PEMELIHARAAN SAPI BULL DI BALAI PEMBIBITAN
DAN PAKAN TERNAK PROVINSI
SULAWESI TENGGARA

Sapi bull atau Sapi pejantan sebagai pemacek atau maupun sebagai
sumber semen seharusnya adalah pejantan yang memiliki libido dan kualitas
semen yang baik serta secara morfologis unggul dibandingkan dengan pejantan di
lingkungan sekitarnya. Beberapa permasalahan yang sering muncul pada pejantan
diantaranya rendahnya libido dan kualitas semen. Rendahnya kualitas semen
dapat berpengaruh terhadap efisiensi reproduksi pada sapi-sapi induk, diantaranya
turunnya angka konsepsi sehingga nilai conception rate rendah. Tingkat fertilitas
pada perkawinan menggunakan inseminasi buatan sangat ditentukan oleh kualitas
semen segar yang digunakan. Kualitas dan kuantitas semen sangat dipengaruhi
oleh faktor bangsa, individu, metode penampungan, dan manajemen
pemeliharaan. 
Magang profesi ini dilaksanakan selama 1 bulan yang berlangsung mulai
tanggal 10 Juli sampai 07 Agusutus 2020 di Balai Pembibitan Ternak dan Pakan
Ternak, Desa Morome, Kecamatan Konda, Kabupaten Konawe Selatan. Tujuan
dilakukannya magang profesi ini, yaitu untuk mengetahui tentang Manajemen
Pemeliharaan Sapi Bull. Manajemen pada sapi Bull antara lain pembersihan
kandang, memberikan pakan memamndikan dan memeriksa keehatan..

Kata kunci : Sapi Buli,Manajemenn pemeliharanaan Kesehatan ternak ,


Pengendalian penyakit, Desa Morome.

ABSTRACK

BULL CATTLE BREEDING MANAGEMENT IN PROVINCE ANIMAL


BREEDING AND FEED CENTERS
SOUTHEAST SULAWESI

vi
Bull cows or stud cows as bullies or as a source of semen should be males

who have good libido and semen quality and are morphologically superior to

males in the surrounding environment. Some of the problems that often arise in

males include low libido and semen quality. The low quality of semen can affect

the reproductive efficiency of cows, including the decline in the conception rate so

that the conception rate is low. The level of fertility in marriages using artificial

insemination is largely determined by the quality of the fresh semen used. The

quality and quantity of cement is strongly influenced by national, individual

factors, storage methods, and maintenance management.

This professional internship is carried out for 1 month which takes place

from 10 July to 07 August 2020 at the Livestock Breeding and Animal Feed

Center, Morome Village, Konda District, South Konawe Regency. The purpose of

this professional internship is to know about Bull Cattle Management.

Management of bull cattle includes cleaning the cage, providing feed, bathing and

checking health.

Keywords: Bull Cattle, Management of livestock health maintenance, Disease

control, Morome Village.

KATA PENGANTAR

vii
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas segala
rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya Laporan Magang Profesi dengan judul: Program
Pencegahan Penyakit Pada Sapi Brahman di Balai Pembibitan dan Pakan Ternak
Provinsi Sulawesi Tenggara, tepatnya di UPTD Konda, dapat terselesaikan dalam
waktu yang telah di tentukan.

Laporan ini diharapkan dapat menjadi salah satu sumber bacaan dan
inspirasi yang bermanfaat bagi mahasiswa lain dan khalayak, khususnya
mahasiswa di Universitas Halu Oleo. Dengan selesainya laporan ini, kami
menghaturkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada pembimbing saya yaitu
bapak Rahim Aka, S.Pt, M.Si selaku pembimbing dalam penyusunan proposal,
pelaksanaan, dan penyusunan laporan magang profesi mahasiswa. Ucapan terima
kasih dengan penuh rasa hormat, cinta dan kasih penulis persembahkan kepada
ayahanda tercinta Mahaludin. dan ibunda tercinta Asnawati atas segala do’a,
kasih sayang, nasehat, motivasi dan pengorbanan yang tidak dapat penulis balas
sampai kapanpun.

Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada :


1. Bapak Dr. Ir. Ali Bain, M.Si selaku Dekan Fakultas Peternakan dan Bapak
Dr. La Ode Arsad Sani, S.Pt, M.Sc. selaku Ketua Jurusan Peternakan yang
telah memberikan kesempatan untuk mengikuti pendidikan di Universitas
Halu Oleo.
2. Bapak Rusli Badarudin, S,Pt, M,Sc selaku ketua pengelola magang profesi
2020.
3. Bapak Tamsil, SP selaku kepala UPTD Balai Pembibitan dan Pakan Ternak
Konda yang telah memberikan kami kesempatan untuk melakukan kegiatan
magang profesi di UPTD Konda dan Bapak Febiang Lopulalang sebagai
pembimbing lapangan.

viii
4. Kepada karyawan-karyawan di UPTD BPTP Konda yang selalu membantu
dalam memberikan ilmu-ilmu baru baik terkait materi mauoun secara
teknisnya.
5. Teman-teman magang saya Sandy, Hazim, Ade, Riski dan teman-teman yang
lain yang tak bisa disebutkan satu persatu atas canda, tawa dan dukungannya.
6. Orang-orang terdekat saya Hazim, Riski, dan Eka yang selalu membantu saya
dan memotivasi saya selalu dalam menyelesaikan Laporan Magang Profesi
saya. Terima kasih atas do’a, dukungan, nasehat, dan motivasi yang selalu
diberikan.
7. Serta pihak-pihak lain yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu.

Semoga Allah SWT memberi balasan yang setimpal kepada semuanya.

Penulis berharap Laporan Magang Profesi yang telah disusun ini bisa
memberikan sumbangsih untuk menambah pengetahuan para pembaca, dan akhir
kata, dalam rangka perbaikan selanjutnya, penulis akan terbuka terhadap saran
dan masukan dari semua pihak karena penulis menyadari laporan yang telah
disusun ini masih memiliki banyak kekurangan.

Kendari, 30 Juni 2022


Penulis,

Muhammad Arjun Gunawan


L1A1 18 125

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................................4


MOTO DAN PERSEMBAHAN...........................................................................3

ix
PERNYATAAN KEASLIAN................................................................................4
LAPORAN MAGANG PROFESI........................................................................5
RIWAYAT HIDUP................................................................................................6
ABSTRAK..............................................................................................................7
ABSTRACK...........................................................................................................8
KATA PENGANTAR............................................................................................9
DAFTAR GAMBAR............................................................................................13
BAB I. PENDAHULUAN....................................................................................15
1.1 Latar Belakang........................................................................................15
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................17
1.3 Tujuan......................................................................................................17
1.4 Manfaat....................................................................................................17
BAB II. METODE KEGIATAN.........................................................................18
2.1 Lokasi dan Waktu....................................................................................18
2.2 Khalayak dan Saran.................................................................................18
2.3 Materi......................................................................................................18
2.4 Metode.....................................................................................................18
2.5 Analisis dan Hasil Kegiatan....................................................................19
BAB III. HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................20
3.1 Kondisi Umum Lokasi............................................................................20
3.2 Sejarah UPTD BPTP Konda...................................................................21
3.3 Visi dan Misi UPTD BPTP Konda..........................................................22
3.4 Tugas dan Fungsi UPTD BPTP Konda...................................................23
3.5 Struktur Organisasi UPTD BPTP Konda................................................24
3.6 Sapi Brahman..........................................................................................25
3.7 Program Pencegahan Penyakit Pada Sapi Brahman................................26
3.2.1 Biosecurity...............................................................................................27
3.2.2 Sanitasi Lingkungan Kandang.............................................................28
3.2.3 Manajemen Pemeliharaan....................................................................29
3.2.4 Pemberian Vitamin..............................................................................31
3.2.4.1 Vitamin B Kompleks.......................................................................31

x
3.2.4.2 Catosal..............................................................................................33
3.2.4.3 Vitol-140..........................................................................................34
3.2.5 Pemberian Obat Cacing.......................................................................35
3.2.6 Pemberian Ektoparasit dan Endoparasit..............................................36
3.2.7 Maintenance.........................................................................................38
3.2.8 Pemeriksaan Kesehatan.......................................................................40
BAB IV. PENUTUP.............................................................................................41
4.1 Kesimpulan..............................................................................................41
4.2 Saran........................................................................................................41
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................42
LAMPIRAN..........................................................................................................43

xi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Lokasi UPTD BPTP Konda Sulawesi Tenggara 7


Gambar 2. Struktur Organisasi di UPTD BPTP Konda 10
Gambar 3. Pengambilan Pakan di Lahan HPT 15
Gambar 4. Pemberian Pakan Secara Intensif 15
Gambar 5. Pemberian Konsentrat 16
Gambar 6. Model Kandang Tunggal Dua Baris 17
Gambar 7. 2 Jenis Kemasan Vitamin B Kompleks 18
Gambar 8. Pengambilan Vitamin B Kompleks 18
Gambar 9. Penyuntikan Vitamin B Kompleks pada Sapi Brahman 18
Gambar 10. Pemberian Catosal pada Ternak Sapi Bull Brahman 20
Gambar 11. Vitamin Jenis Vitol-140 21
Gambar 12. Pengguntingan Bulu Sekitaran Preputeum 22
Gambar 13. Butox sebagai Pencegah dan Pengolahan Infestasi
Ektoparasit 23
Gambar 14. Pengguntingan Bulu Sekitaran Preputeum 25
Gambar 15. Pembersihan Ekor 26

xii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Dokumentasi Kegiatan Harian 29

Lampiran 2. Log Book Harian Peserta Magang Profesi 36


Lampiran 4. Lembar Penilaian Magang Profesi 74
Lampiran 5. Nilai Akhir Magang Profesi Fakultas Peternakan Universitas
Halu Oleo 75

xiii
1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Peternakan adalah salah satu subsektor pertanian yang memegang peranan

penting bagi pembangunan skala nasional, sehingga perlu diperhatikan dengan

baik oleh pemerintah maupun peternakan-peternakan swasta. Ternak ruminansia

sendiri merupakan salah satu golongan ternak yang sangat penting bagi

pemenuhan protein manusia. Salah satu jenis ternak ruminansia yang juga

dikembangkan di UPTD Balai Pembibitan dan Pakan Ternak Konda yaitu sapi

Brahman Po dengan tujuan untuk meningkatkan produksi benih ternak dan

penerapan teknologi produksi dibidang inseminasi buatan dan transfer embrio

selain itu UPTD Konda juga memiliki beberapa tugas dan fungsi yang dimana

salah satunya yaitu merencanakan dan melaksanakan kegiatan penyediaan yang

terarah, terpadu, profesional dan menguntungkan.

Sapi Bull (pejantan) merupakan salah satu sapi yang banyak

dikembangbiakan di Indonesia. Masalah reproduksi merupakan salah satu faktor

yang erat hubungannya usaha melestarikan dan meningkatkan populasi ternak sapi

Bali. Proses reproduksi yang berjalan normal akan diikuti pula produksi pula

ternak yang baik. Semakin tinggi daya reproduksi seekor ternak, semakin tinggi

pula produksi ternak tersebut. Salah satu teknologi yang sering lakukan

peternakan adalah Inseminasi Buatan (IB). Selain meningkatkan populasi sapi

Bali inseminasi buatan juga dapat meningkatkan kualitas sapi Bali karena

inseminasi buatan telah menyeleksi sapi Bali yang akan diambil spermanya.
2

Melalui proses inseminasi buatan, peternakan hanya perlu memanggil inseminator

untuk melaksanakan inseminasi dan tidak membutuhkan pejantan untuk

membuahi indukan

Secara umum, sapi yang terlihat sehat biasanya ditandai dengan keadaan

dalam tubuh ternak tersebut berfungsi dengan baik, kemudian kondisi dimana

aliran cairan didalam tubuhnya berfungsi baik dalam mendukung penyusunan sel-

sel penting didalamnya. Hal tersebut bisa terjadi apabila peternak rutin

memperhatikan keadaan sapi serta lingkungan dan cepat tanggap jika melihat ada

hal yang berbeda dari sapi maka kesehatan sapi bisa terjamin dan dapat hidup

sehat dan normal. Apabila ternak memiliki gejala-gejala yang tidak normal maka

segera lakukan diagnosa pada ternak terdahulu atau segera periksakan kepada

dokter hewan setempat agar mendapatkan informasi lebih detail mengenai

kesehatan sapi atau ternak yang bersangkutan. Berdasarkan uaraian diatas maka

perlu adanya program Manajemen pemeliharaan Sapi Bull di di UPTD Balai

Perbibitan Ternak dan Pakan Ternak Konda yang merupakan salah satu tempat

perkembangan bibit ternak sapi brahman yang ada di kota Kendari.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka rumusan masalah laporan

magang profesi ini adalah bagaimana Manajemen Pemeliharaan Sapi bull di

UPTD Konda Balai Pembibitan dan Pakan Ternak Provinsi Sulawesi Tenggara.
3

1.3 Tujuan

Tujuan dari magang profesi ini adalah untuk mengetahui bagaimana

Manajemen Pemeliharaan Sapi bull di UPTD Konda Balai Pembibitan dan Pakan

Ternak Provinsi Sulawesi Tenggara.

1.4 Manfaat

Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari magang profesi ini yaitu

mahasiswa dapat mengetahui bagaimana dan apa saja program pemeliharaan pada

sapi bull yang dilakukan di UPTD Konda Balai Pembibitan dan Pakan Ternak

Provinsi Sulawesi Tenggara, serta mahasiswa juga dapat memiliki keterampilan

dan pengalaman kerja khususnya pada program Manajemen Pemeliharaan Sapi

bull. Selain itu juga dapat menambah pengetahuan dan pengalaman tersendiri bagi

penulis untuk bisa memberikan sedikit informasi kepada para pembaca mengenai

Manajemen Pemeliharaan Sapi bull.


4

BAB II
METODE KEGIATAN

2.1 Lokasi dan Waktu

Kegiatan magang profesi ini berlokasi di UPTD Konda Balai Pembibitan

dan Pakan Ternak Provinsi Sulawesi Tenggara yang dilaksanakan pada tanggal 10

Juli sampai 7 Agustus 2020, selama 30 hari aktif kegiatan magang.

2.2 Khalayak dan Saran

Kegiatan magang profesi yang dilakukan yaitu mengenai Manajemen

Pemeliharaan Sapi bull di UPTD Konda Balai Pembibitan Ternak dan Pakan

Ternak Konda, Desa Morome, Kecamatan Konda, Kabupaten Konawe Selatan,

Sulawesi Tenggara. Adapun khalayak sasarannya yaitu mahasiswa magang

profesi Universitas Halu Oleo, UPTD Balai Pembibitan Ternak dan Pakan Ternak

Konda dan masyarakat.

2.3 Materi

Materi pada pelaksanaan magang profesi ini adalah Manajemen

Pemeliharaan Sapi bull di UPTD Konda Balai Pembibitan dan Pakan Ternak

Konda bergerak dibidang unit pelaksana teknis daerah yang keberadaannya adalah

untuk menghasilkan bibit ternak dan bibit hijauan makanan ternak.

2.4 Metode

Metode yang digunakan adalah observasi partisipatif yaitu mahasiswa

melakukan pengamatan dan pekerjaan secara langsung yang diwujudkan dalam

akivitas kerja atau magang kerja. Kegiatan magang ini dilakukan untuk
5

memperoleh data primer dan data sekunder yang selanjutnya dilakukan

pengolahan lebih lanjut dalam laporan magang profesi. Data primer yang

dimaksudkan ini yaitu penjelasan secara langsung dari pihak terkait meliputi

pengelola dan karyawan-karyawan dari UPTD Konda itu sendiri mengenai

bagaimana Manajemen Pemeliharaan Sapi bull, kemudian juga ikut aktif dalam

kegiatan secara langsung maupun tidak langsung. Data sekunder ini diperoleh dari

pencatatan buku harian atau bisa dikatakan log book harian serta data atau

informasi yang diperoleh merupakan data yang memiliki relevansi dengan

kegiatan magang profesi ini.

2.5 Analisis dan Hasil Kegiatan

Data yang telah diperoleh selanjutnya dianalisis dengan menggunakan

analisis deskriptif kualitatif sehingga memberikan gambaran atas apa yang telah

dilakukan selama kegiatan magang profesi di UPTD Konda.


6

BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Kondisi Umum Lokasi

UPTD Balai Pembibitan Ternak dan Pakan Ternak berlokasi di Desa

Morome, Kec. Konda, Kab. Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara. UPTD BPTPT

berdiri diatas lahan seluas ± lebih 17 ha yang terdiri dari kantor UPTD,

Laboratorium, Klinik hewan, kandang Bull, kandang jepit, kandang akseptor,

kandang ayam, kandang itik dan kandang kambing. Tempat pengembalaan sapi

juga merupakan bagian dari UPTD BPTPT yang berlokasi di Desa Wawolemo,

Kec. Pondidaha, Kab. Konawe Selatan dengan lahan seluas ± 500 ha. Lokasi ini

hanya digunakan untuk tempat penggembalaan sekitar 110 ekor sapi bali dan juga

tempat menanam rumput sebagai pakan utama dari sapi yang dipelihara. UPTD

BPTPT juga memiliki kawasan instalasi uji coba semen dan wilayah binaan

ternak sapi dan kambing potong di kelurahan Nambo dan Puday, Kec. Nambo,

Kota Kendari, serta di Desa Jati Bali dan Sidang kasih, Kec. Ranomeeto, Kab.

Konawe Selatan.

UPTD BPTPT Provinsi Sulawesi Tenggara dalam berbagai keterbatasaanya

diharapkan untuk eksis dalam melakukan tugas pokok dan fungsi dan salah satu

prestasi yang telah dicapai dibidang pengembangan teknologi peternakan adalah

telah mampu memproduksi semen (Beku dan cair) ± 23.000 dosis yang layak

digunakan untuk Inseminasi Buatan dilapangan. Secara geografis letak lokasi

UPTD BPTPT Provinsi Sulawesi Tenggara dapat dilihat pada Gambar 1.


7

Gambar 1. Lokasi UPTD BPTP Konda, Sulawesi Tenggara


3.2 Sejarah UPTD BPTP Konda

UPTD Balai Pembibitan Ternak dan Pakan Ternak Provinsi Sulawesi

Tenggara dibentuk melalui Peraturan Daerah Nomor 5 tahun 2000 Jo Nomor 2

Tahun 2001 Jo Nomor 15 Tahun 2001 tentang pembentukan, susunan organisasi

dan tata kerja perangkat daerah Provinsi Sulawesi Tenggara Nomor 133 tentang

penjabaran tugas dan fungsi dinas pertanian Provinsi Sulawesi Tenggara serta

diperkuat dengan SK. Gubernur Sulawesi Tenggara Nomor 422 Tahun 2001

tentang organisasi dan tata kerja UPTD lingkup dinas pertanian dan peternakan

Provinsi Sulawesi Tenggara. Hal ini sejalan dengan kebijakan Direktorat Jendral

Peternakan Departemen Pertanian bahwa rangkaian memenuhi kebutuhan semen

di daerah secara tepat waktu, tepat jumlah dan breed seusai keinginan peternak

dan mudah didapat, maka dipandang perlu untuk melakasanakan desentrasiasi

Balai Inseminasi Buatan (BIB) dengan maksud untuk meningkatkan pelayanan

kepada masyarakat dengan jalan mendekatkan pusat-pusat produksi bibit dan

benih ternak kepada para peternak.


8

UPTD BPTPT Provinsi Sulawesi Tenggara dibentuk sebagai cikal bakal

terbentuknya Balai Inseminasi Buatan Daerah (BIBD) Provinsi Sulawesi

Tenggara. Langkah-langkah persiapan yang telah dilakukan UPTD BPTPT dalam

melaksanakan fungsinya sebagai Balai Inseminasi Buatan Daerah adalah penerapa

Bull Ex Impor dan pengadaan Bull Lokal sejak tahun 2002, kemudian diteruskan

dengan Kolekting dan Processing semen beku dan semen cair serta pelatihan-

pelatihan bagi petugas secara bertahap. UPTD Balai Peternakan Provinsi Sulawesi

Tenggara memproduksi semen (beku dan cair) sebanyak 62,782 dosis. Adapun

mengenai jenis dan jumlah Bull serta produksi semen yang dihasilkan UPTD

Balai Pembibitan Ternak dan Pakan Ternak sampai bulan Desember 2006 adalah

sapi Bali, Sapi Po, Kambing PE dan Kambing Burawa.

3.3 Visi dan Misi UPTD BPTP Konda

Visi UPTD Balai Perbibitan Ternak dan Pakan Ternak konda yaitu sebagai

berikut :

a. Meningkatkan produksi benih ternak dan penerapan teknologi produksi

inseminasi buatan dan transfer embrio.

b. Meningkatkan pemanfaatan ternak lokal sebagai sumber bibit dan pelestarian

plasma nutfah.

c. Meningkatkan produksi benih bibit hijauan pakan ternak.

d. Meningkatkan sumber daya manusia yang profesional

e. Meningkatkan akuntabilitas kinerja dengan tertib administrasi perencanan

keuangan, koordinasi dan kolaborasi.


9

3.4 Tugas dan Fungsi UPTD BPTP Konda

Tugas pokok dan fungsi UPTD Balai Perbibitan Ternak dan Pakan Ternak

konda Provinsi Sulawesi Tenggara adalah:

a. Merencanakan dan melaksanakan kegiatan penyediaan yang terarah, terpadu,

profesional dan menguntungkan;

b. Melaksanakan kegiatan penyediaan kebutuhan hasil komoditas peternakan,

kebutuhan bibit ternak dan hijauan makanan ternak;

c. Melaksanakan dan mengusahakan nilai tambahan setiap komoditas peternakan

untuk mendorong peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Pengembangan UPTD Balai Perbibitan Ternak dan Pakan Ternak Provinsi

Sulawesi Tenggara diarahkan pada kegiatan yang mencakup bidang-bidang :

pengembangan teknologi peternakan, pelayanan dan informasi peternakan serta

pengembangan usaha peternakan.


10

3.5 Struktur Organisasi UPTD BPTP Konda

KEPALA UPTD PERBIBITAN


TERNAK DAN PAKAN TERNAK
KONDA

KEPALA SUB
BAGIAN TATA
USAHA

KEPALA SEKSI KEPALA SEKSI


INSEMINASI BUATAN PEMBIBITAN DAN PAKAN
TERNAK

KARYAWAN

MASYARAKAT

Gambar 2. Struktur Organisasi di UPTD BPTP Konda

UPTD Balai Perbibitan Ternak dan Pakan Ternak Konda memiliki struktur

organisasi yang tertata rapi dan berjalan dengan baik. Perusahaan dipimpin oleh
11

seorang direksi. Seorang kepala UPTD dalam menjalankan kegiatan operasional

dibantu oleh beberapa orang seperti kepala bagian tata usaha, kepala seksi

inseminasi buatan dan kepala seksi pembibitan dan pakan ternak, serta karyawan

kemudian ke masyarakat.

Tenaga kerja yang ada di perusahaan terdiri dari dua golongan yang

meliputi tenaga kerja tetap, dan tenaga kerja harian lepas.Tenaga kerja tetap

adalah yang dibayar setiap bulan sekali.Tenaga kerja harian lepas dibayar setiap

minggu sekali, sedangkan tenaga kerja umumnya lulusan sekolah menengah atas,

diploma dan sarjana yang memiliki keahlian khusus.

Rincian jam kerja perusahaan dimulai pukul 08.00 WIB istirahat pada

pukul 10.00 WIB, dan selesai pukul 16.00 WIB. Hari kerja operasional dari hari

senin sampai hari minggu. Hari libur operasional karyawan dilakukan secara

bergilir sesuai jadwal dari administrasi.

3.6 Sapi Bull

Sapi brahman merupakan gologan sapi potong pertama yang merupakan

keturunan sapi zebu atau boss indiscuss yang berasal dari India. Fisik sapi

brahman yang baik menerik perhatian peternak asal Amerika sehingga dibentuk

pembibit American Brahman Breeder Association. Berkat teknologi di Amerika

yang memadai, sapi Brahman telah dikembangbiakkan menjadi sapi dengan

daging berkualitas dan bobot yang tidak akal-akalan. Ciri khas sapi brahma adalah

berpunuk besar dan berkulit longgar, gelambir dibawah leher sampai perut lebar

dengan banyak lipatan-lipatan, telinga panjang menggantung dan berujung

runcing.
12

Menurut Novita (2019) bahwa Sapi Brahman adalah salah satu ternak

penghasil daging yang unggul dan sudah dikenal oleh masyarakat secara umum.

Salah satu upaya untuk memenuhi kebutuhan konsumsi daging pada masyarakat

Indonesia adalah dengan peningkatan produksi daging. Sapi Brahman adalah

keturunan sapi Zebu atau Bos indicus yang berkembang pesat di Amerika Serikat

yang beriklim tropis, kemudian Sapi Brahman dikembangbiakkan di Australia dan

New Zeeland dengan meningkatkan mutu genetiknya.

Sapi Bali (Bos sondaicus) merupakan ternak lokal yang telah tersebar ke

beberapa wilayah Indonesia dan dikembangkan sebagai ternak potong karena

memiliki keunggulan, diantaranya adaptif terhadap lingkungan serta mutu pakan

yang rendah atau kasar (Tonbensi, dkk., 2009). Sapi Bali juga memiliki

penampilan reproduksi yang baik dan angka kematian rendah (Siswanto, dkk.,

2013). Populasi sapi terbanyak terdapat di Provinsi Bali sebesar 655.026 ekor

diikuti oleh Sulawesi Selatan 626.954 ekor, NTB 546.114 ekor, dan NTT 504.954

ekor.

Menurut Reni dkk Kegiatan pembibitan Sapi bali merupakan salah satu

faktor pendukung kesinambungan usaha penggemukan sapi potong. Sapi Bali

jantan dipertahankan dalam performa yang baik agar bisa berperan sebagai

pejantan berkualitas. Untuk itu, upaya yang dilakukan di instalasi pembibitan sapi

adalah melalui pemberian pakan berkualitas yang sesuai dengam kebutuhan

reproduksi. Di samping pengaruh faktor genetik, performa reproduksi dipengaruhi

juga oleh nutrisi. Misanya, pada kondisi kekurangan nutrisi, ternak mengalami

penurunan bobot badan, kondisi tubuh, dan penundaan pubertas


13

3.7 Pembersihan kandang Pada Sapi Bull

Pelaksanaan program Manajemen Pemeliharaan Sapi bull di UPTD Balai

Perbibitan Ternak dan Pakan Ternak Konda merupakan suatu hal yang wajib

dilakukan secara intensif dengan tujuan untuk menjaga sapi pejantan tetap dalam

kondisi yang baik sehingga dapat menghasilkan semen secara optimal. Hal ini

sesuai dengan pendapat Tanjung (2018) bahwa Dinas Ketahanan Pangan dan

Peternakan khususnya bagian pelayanan kesehatan hewan merupakan salah satu

lembaga Pemerintah Daerah yang berperan penting dalam pengembangan

peternakan yang memiliki tujuan untuk memajukan pembangunan peternakan

dengan meningkatkan pelayanan. Hal ini dilakukan untuk menigkatkan kualitas

layanan agar memberi kepuasan kepada para peternak. Salah satu yang menjadi

pendorong perkembangan peternakan yaitu peningkatan Kualitas pelayanan

kesehatan hewan. Pelayanan kesehatan hewan adalah pelayanan yang menunjukan

tingkat kesempurnaan pelayanan terhadap hewan yang sesuai dengan kode etik

dan standar pelayanan, yang juga dapat menimbulkan rasa senang dan puas bagi

para peternak. Peningkatan kualitas pelayanan terhadap kesehatan hewan sangat

diperlukan untuk meningkatkan produktifitas ternak, menjaga penyebaran

penyakit hewan, pe nyebaran penyakit zoonosis, melindungi masyarakat dari

bahaya makanan yang berasal dari hewan, pemenuhan kepuasan kepada peternak

terhadap pelayanan kesehatan hewan, meningkatkan produktifitas ternak,

pencegahan, pengendalian dan pemberantasan penyakit hewan, penyebaran

penyakit dan membuat hewan-hewan ternak tetap sehat.


14

3.2.1 Biosecurity

Biosecurity merupakan semua tindakan pertahanan pertama untuk

pengendalian wabah dan dilakukan untuk mencegah semua kemungkinan

penularan/kontak dengan ternak tertular sehingga rantai penyakit dapat

diminimalkan. Penerapan biosecurity pada seluruh sektor peternakan dapat

mengurangi resiko penyebaran mikroorganisme penyebab penyakit yang

mengancam peternakan tersebut.

Salah satu upaya pencegahan penyakit yang di lakukan di UPTD Balai

Perbibitan Ternak dan Pakan Ternak Konda yaitu dengan kontrol lalu lintas dan

sanitasi. Kontrol lalu lintas ini lebih ke fokus ke alat angkut dan pengunjung yang

hendak masuk ke lahan atau daerah bagian ternak di kandangkan dengan tujuan

dapat meminimalkan kontaminasi hewan, pakan, dan peralatan yang dibawa

pengunjung. Alat angkut yang dimaksudkan yaitu alat-alat angkut yang biasa

digunakan petugas disekitaran kandang yang hanya boleh digunakan diwilayah

perkandangan saja agar tidak mudah tertular penyakit dari luar kandang.

Kemudian sanitasi yang dimaksudkan yaitu sebuah tindakan pencegahan untuk

kontaminasi yang disebabkan oleh feses. Kontaminasi feses dapat masuk melalui

oral pada hewan (fecal-oral cross contamination). Kontaminasi ini dapat terjadi

melalui alat yang digunakan seperti tempat pakan maupun tempat minum.

Secara umum biosecurity ini dapat diartikan sebagai suatu upaya

pencegahan masuknya penyakit yang dapat memungkinkan untuk menyerang

serta menginfeksi ternak sapi pejantan di UPTD Konda. Hal ini sesuai dengan

pendapat Suyasa (2016) bahwa hewan luar dapat menyebarkan penyakit walaupun
15

ternak luar tersebut tidak merugikan tetapi tidak menutup kemungkinan juga

ternak luar seperti anjing ataupun ayam yang berkeliaran dilingkungan peternakan

membawa bibit penyakit.

3.2.2 Sanitasi Lingkungan Kandang

Sanitasi lingkungan kandang merupakan salah satu tindakan pencegahan

penyakit yang dilakukan di UPTD Balai Perbibitan Ternak dan Pakan Ternak

Konda. Tindakan yang dilakukan pada sanitasi ini yaitu berupa pembersihan

kandang setiap pagi, pemberian pakan, memandikan sapi, kemudian penggantian

pakan baru pada sore hari yang disertai penggantian air minum baru.

Tujuan dari sanitasi ini yaitu agar ternak terbebas dari infeksi penyakit.

Hal ini sesuai dengan pendapat Rizqi (2018) bahwa sanitasi kandang merupakan

suatu kegiatan pencegahan yang meliputi kebersihan bangunan tempat tinggal

ternak atau kandang dan lingkungannya dalam rangka untuk menjaga kesehatan

ternak sekaligus pemiliknya. Beberapa hal yang dapat mempengaruhi kondisi

sanitasi kandang antara lain lokasi kandang, konstruksi bangunan kandang,

kebersihan kandang dan kepadatan lalat. Penempatan kandang sebaiknya tidak

menjadi satu dengan rumah atau jarak minimal 10 meter dari rumah maupun dari

bangunan umum lainnya, lokasi kandang lebih tinggi dari sekitarnya, tersedia air

bersih yang cukup dan terdapat tempat untuk pembuangan kotoran atau sisa pakan

ternak sapi perah.


16

3.2.3 Manajemen Pemeliharaan sapi bull

Pemeliharaan sapi Bull di UPTD Balai Perbibitan Ternak dan Pakan

Ternak Konda dilakukan dengan cara pemeliharaan secara intensif yaitu sistem

pemeliharaan sapi dengan dikandangkan dan pemberian pakan secara cut and

carry yang mendominasi, selain itu pemberian pakan konsentrat juga diberikan

secara berkala yang dimana diseimbangkan dengan pemberian rumput yang

diambil pada lahan HPT.

Gambar 2. Pemberian Pakan


Secara Intensif
Model kandang yang digunakan yaitu berupa kandang tunggal (individu)

dengan model dua baris yang menggunakan tipe kandang dengan atap dua bidang.

Lorong yang disiapkan ditengah mempunyai posisi kepala searah untuk memberi

pakan dan minum. Lorong yang disiapkan ini dilengkapi dengan selokan atau

parit untuk membersihkan sisa-sisa makanan ternak. Pemeliharaan secara intensif

ini dimulai baik dari pakan, kebutuhan airnya hingga kebersihannya karena salah

satu sumber penyakit bisa berasal dari pakan dan kebersihannya. Menurut

Volkandari (2021) bahwa untuk sistem intensif yaitu ternak dipelihara dengan

dalam kandang yang dibuat khusus dan pada pemeliharaan intensif, pemberian
17

pakan hijauan secara cut and carry. Sedangkan sistem pemeliharaan semi intensif

merupakan gabungan cara pemeliharaan ekstensif dan intensif dan masih

memerlukan campur tangan manusia.

Gambar 3. Model Kandang Tunggal Dua Baris

3.2.4 Pemberian Vitamin


3.2.4.1 Vitamin B Kompleks

Pemberian vitamin jenis B kompleks ini memiliki banyak manfaat karena

merupakan kombinasi dari vitamin B1, B2, B6, B12, Nikotamid, D Patenol,

Kolin, Klorid, dan Biotin. Masing-masing jenis vitamin memiliki kandungan yang

bersinergis satu sama lain untuk mendukung aktivitas ternak. Vitamin B kompleks

merupakan vitamin larut air yang dibutuhkan oleh hewan ternak dengan fungsi

utama sebagai kofaktor enzim yang terlibat dalam metabolisme asam amino,

energi, asam lemak dan asam nukleat.

Pemberian vitamin B Kompleks di UPTD Balai Perbibitan Ternak dan

Pakan Ternak Konda diberikan ketika ternak mengalami penurunan produktivitas

seperti kurang makan, tidak bisa berdiri kemudian sapi stress akibat cuaca dan

luka bahkan salah satu sapi sempat mengalami kelumpuhan. Menurut Megawati

(2021) juga sesuai dengan fakta di lapangan bahwa vitamin B kompleks


18

merupakan vitamin larut air yang terdiri dari vitamin B1, B2, B3, B5, B6, B7, B9,

dan B12. Pada sapi, vitamin B didapatkan dari asupan pakan dan sintesis dari

mikroflora rumen. Vitamin B kompleks berfungsi sebagai kofaktor enzim untuk

pembentukan energi, metabolisme protein dan lipid. Efek vitamin B1 juga dapat

membantu dalam kelumpuhan ekstremitas sapi dan gangguan saraf lainnya.

Hendrawan (2019) menambahkan bahwa pemberian vitamin B kompleks

diharapkan dapat meningkatkan nafsu makan sehingga akan memperbaiki sistem

ketahanan tubuh.

Gambar 4. 2 Jenis Kemasan Vitamin B Kompleks

Doc. Hasil dokumentasi pribadi

3.2.4.2 Catosal

Penyuntikan vitamin jenis catosal ini bertujuan agar proses metabolisme

bisa efektif untuk penyakit akut dan gangguan metabolik akut, paresis, anorexia,

produksi susu yang berkurang, kelelahan, kelemahan pada hewan muda, nyeri

punggung pada kuda dan ketidakcukupan Ca sebagai perawatan sekunder.

Kemudian untuk penyakit kronik dan gangguan metabolik kronis, gangguan


19

perkembangan pada hewan muda, kelemahan, gangguan nutrisi pada hewan

muda, gangguan metabolik oleh karena pakan yang tidak terpenuhi, infertilitas

dan anemia sekunder yang disebabkan oleh infeksi parasit serta dapat

meningkatkan vitalitas dan ketahanan pada kesehatan hewan.

Pemberian catosal 10% di UPTD Balai Perbibitan Ternak dan Pakan

Ternak Konda diberikan setiap bulan sekali. Jenis sapi brahman sendiri diberikan

setiap tanggal 5, 6, dan 7 tergantung kondisi ternak. Menurut Mughniati (2017)

bahwa pada penyakit yang didiagnosis berupa traumatik proptosis bulbus oculi

sinister dengan menggunakan perawatan pasca operasi meliputi pemberian

antibiotik penstrep, Oxytetracyline spray, analgesik flunixin, dan injeksi catosal

yang berisi Butaphosfan dan vitamin B12. Pasien (ternak) ditempatkan pada

kandang yang kering dan bersih. Pengamatan hanya dilakukan selama 5 hari,

setelah 3 hari operasi kondisi pasien (ternak) semakin membaik, nafsu makan

berangsur-angsur kembali normal dan luka operasi mulai mengering.

Gambar 5. Catosal pada Ternak Sapi Bull


Doc. Hasil dokumentasi pribadi
20

3.2.4.3 Vitol-140

Vitol-140 merupakan jenis vitamin yang digunakan untuk meningkatkan

pertumbuhan, menigkatkan kekebalan tubuh terhadap penyakit terutama pada

hewan muda, membantu masa penyembuhan dari sakit, meningkatkan fertilitas

dan mengatasi kemajiran pada hewan betina tanpa diketahui penyebab yang jelas

serta pada gangguan birahi, gangguan produksi spermatozoa pada hewan atau

ternak jantan.

Gambar 6. Vitamin jenis Vitol yang akan diberikan


Doc. Hasil dokumentasi pribadi

Penyuntikan vitol-140 pada sapi brahman di UPTD Balai Perbibitan

Ternak dan Pakan Ternak Konda diberikan setiap bulan sekali. Pemberian vitol

kadang diselingi dengan pemberian vitamin jenis catosal. Pemberian dilakukan

dengan menginjeksi intramuskular atau subkutan yang dimana pada sapi sediri

diberikan sebanyak 10 ml. Menurut Hurek (2021) bahwa pemberian vitol-140

( Kandungan aktif vitamin A D E ) sebanyak 7 ml secara intramuscular untuk

mempercepat penyembuhan pada mata dan dapat meningkatkan daya tahan tubuh.
21

Pengobatan penyakit ini dilakukan dengan pemberian antihelminthik (levamison)

per ocular dan injeksi vitamin (vitol-140). Dalam pemeliharaan sapi perlu

diperhatikan kebersihan disekitar kandang.

3.2.5 Pemberian Obat Cacing

Penggunaan obat cacing biasa digunakan pada peternak-peternak pada

umumnya. Hal yang harus diantisipasi dari penggunaan obat cacing ini yaitu

pemakaian yang tidak boleh terlalu sering serta penyalahgunaan yang bisa

meningkatkan kejadian resistensi. Pemberian obat cacing di UPTD Balai

Perbibitan Ternak dan Pakan Ternak Konda menggunakan jenis Verm-O Kaplet

(Oxfendazole 224 mg) dengan indikasi dapat mencegah dan mengobati infestasi

cacing gelang, cacing paru-paru dan cacing pita pada kambing, domba, anjing dan

babi. Dendan dosis 1 Kaplet/45 kg berat badan, pemberian dapat diulang 4-5

bulan kemudian. Obat ini juga digunakan untuk sapi baik bull brahman maupun

akseptor brahman sesuai kebutuhan ternak saja.

Gambar 7. Pengguntingan Bulu Sekitaran Preputeum


Hasil Dokumentasi Pribadi
22

3.2.6 Pemberian Ektoparasit dan Endoparasit

Pemberian ektoparasit merupakan upaya untuk membasmi parasit yang

hidup atau berparasit atau bahkan tinggal dan berkembang di bagian luar tubuh

ternak. Untuk penyakit ternak sapi juga dapat disebabkan oleh beberapa faktor

diantaranya ektoparasit. Penyemprotan ektoparasit jenis Butox di UPTD Balai

Perbibitan Ternak dan Pakan Ternak Konda dilakukan yaitu setiap 2 bulan sekali

yang dilakukan secara terjadwal karena ternak sapi baik itu sapi bull brahman

maupun akseptor brahman merupakan ternak yang rentan terkena penyakit.

Gambar 8. Butox sebagai pencegah dan pengobatan infestasi ektoparasit

Menurut Hardi (2015) parasit adalah organisme hidup diatas atau didalam

organisme lain, dikenal sebagai induk semang atau inang. Parasit bisa berupa

kelompok hewan maupun tumbuhan; berupa virus, bakteri, jamur, protozoa,

cacing, antropoda. Umumnya parasit dibedakan menjadi dua berdasarkan organ

targetnya yaitu ektoparasit dan endoparasit. Ektoparasit adalah golongan parasit

yang hidup di luar atau di permukaan tubuh inang. Sedangkan endoparasit adalah

golongan parasit yang selama hidupnya atau sebagian dari siklus hidupnya ada di
23

dalam tubuh inang. Selain itu, dikenal juga istilah vektor yaitu golongan hewan

atau tumbuhan yang menjadi pembawa agen parasit.

3.2.7 Maintenance
3.2.7.1 Pembersihan Kuku

Kegiatan pemotongan kuku pada sapi bertujuan untuk mengembalikan

posisi normal kuku, membersihkan kotoran pada celah kuku, menghindari

pincang, mempermudah deteksi dini laminitis dan kemungkinan terjadinya infeksi

pada kuku. Pembersihan kuku pada sapi brahman di UPTD Balai Perbibitan

Ternak dan Pakan Ternak Konda diberikan setiap dua bulan sekali disesuaikan

dengan jadwal yang sudah disusun.

3.2.7.2 Pengguntingan Bulu Sekitaran Preputium

Preputium merupakan invaginasi berganda dari kulit yang menyelubungi

bagian bebas penis sewaktu tidak ereksi dan menyelubungi badan penis kaudal

sewaktu ereksi. Dinding preputium dilapisi oleh epitel kelenjar yang berbentuk

tabung, sedangkan sekresinya bersifat cairan kental berlemak. Sekresi ini biasanya

bercampur dengan reruntuhan epitel dan bakteri pembusuk, merupakan kerak

basah dan berbau busuk disebut smegma preputii. Salah satu penyebab gangguan

reproduksi adalah adanya gangguan fungsional yang menyebabkan organ

reproduksi tidak berfungsi dengan baik. Maka dari itu maka dilakukanlah

pengguntingan bulu sekitaran preputium ternak sapi brahman agar cairan yang

menetes dari preputium sapi.

Menurut Lestari (2014) bahwa cairan yang menetes dari preputium sapi

sebelum penunggangan adalah sekeresi kelenjar cowper, kemungkinan besar


24

fungsinya adalah untuk membersihkan dan menetralisir urethra dari bekas urine

dan kotoran lainnya sebelum ejakulasi. Derajat keasaman kedua cairan sekresi

tersebut berkisar 7.5–8.2.

3.2.7.3 Pembersihkan Ekor

Hal yang perlu diperhatikan di UPTD BPTP Konda dalam menjaga dan

merawat ternak termasuk membersihkan ekor sapi. Pembersihan ekor sapi

dilakukan dalam rangka agar sumber hama dan lalat pembawa penyakit pada

ternak bisa dihentikan serta terbebas dari kuman maupun bakteri yang berasal dari

feses. Pembersihan ekor sapi dilakukan setiap hari setiap kali sapi dimandikan

pada pagi hari. Alat yang digunakan pada proses pembersihan ekor sapi yaitu

menggunakan sikat biasa.

3.2.8 Pemeriksaan Kesehatan

Pemeriksaan kesehatan merupakan salah satu upaya untuk mencegah

datangnya penyakit pada ternak. Pemeriksaan kesehatan yang dilakukan UPTD

Balai Perbibitan Ternak dan Pakan Ternak Konda merupakan satu upaya yang

juga dilakukan sesuai jadwal yang ditentukan oleh dokter hewan atau petugas

pemeriksa kesehatan ternak, hal ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui

kondisi kesehatan ternak di UPTD, baik itu ternak bull maupun akseptor

brahman. Namun untuk pemeriksaan serta sanitasi yang lebih mendominasi yaitu

pada ternak bull brahman agar ketika melakukan pengambilan semen, semen yang

dihasilkan dapat memiliki kualitas yang baik.


25

BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Pemeliharaan sapi bull yang dilakukan di UPTD Balai Perbibitan Ternak

dan Pakan Ternak Konda merupakan suatu hal yang wajib dilakukan secara

intensif untuk menjaga sapi pejantan tetap dalam kondisi yang baik sehingga

dapat menghasilkan semen secara optimal. Dalam program yang dilakukan yaitu

biosecurity, sanitasi lingkungan kandang, manajemen pemeliharaan, pemberian

vitamin meliputi vitamin B kompleks, catosal, dan vitol-140. Selain itu ada juga

pemberian obat cacing, pemberian ektoparasit dan endoparasit, maintenance

meliputi pembersihan kuku, pengguntingan bulu sekitaran preputium dan

pembersihan ekor ternak.

4.2 Saran

Berdasarkan hasil magang profesi yang dilakukan di UPTD BPTP Konda agar

menambahkan lagi jadwal untuk pembersihan kandang serta menambahkan lagi

peralatan yang bisa menjamin kebersihan dari ternak baik ketika pembersihankan

kandang sapi bali maupun brahman. Kemudian untuk pemeriksaan kesehatan

ternak baiknya dilakukan sebulan sekali untuk menjaga agar ternak bisa tetap

terjamin kesehatannya.
26

DAFTAR PUSTAKA

Hardi EH. 2015. Parasit Biota Akuatik. Mulawarman university press. Samarinda.
Hendrawan VF, A Firmawati, D Wulansari, Y Oktanella, dan GC Agustina. 2019.
Pemberian Vitamin Sebagai Penanganan Gangguan Reproduksi Sapi
Kelompok Ternak Desa Babakan, Kecamatan Karangploso Kabupaten
Malang. Jurnal nutrisi ternak tropis. Vol 2(1). Malang.
Hurek D, Diana R, Yohanes TRMR, Simarmata, Sanam MUE. 2021. Kasus
Thelaziasis pada Sapi Bali di Desa Oebelo. Jurnal veteriner nusantara.
Vol 03(5). Kupang.
Lestari TD dan Ismudiono. 2014. Ilmu Reproduksi Ternak. Airlangga university
press. Surabaya.
Megawati E, S Bardi dan I Setyabudi. 2021. Potensi Kombinasi Bittern Water
dengan Vitamin B Kompleks untuk Terapi Defisiensi Mineral pada
Sapi: Studi Literatur. Jurnal medik veteriner. Vol 4(1). Sidoarjo.
Mughniati S. 2017. Penanganan Kasus Traumatik Proptosis Bulbus Oculi Sinister
Pada Sapi Perah. Universitas Hasanuddin. Makassar.
Rizqi Z dan R Azizah. 2018. Sanitasi Kandang dan Keluhan Kesehatan pada
Peternak Sapi Perah di Desa Murukan Kabupaten Jombang. Jurnal
kesehatan lingkungan. Vol 10(4). Jombang.
Suyasa IKG, NP Sarini dan SA Lindawati. 2016. Penerapan Manajemen
Pencegahan Penyakit di Peternakan P4S Mupu Amerta, Banjar Sale,
Desa Abuan, Bangli. Journal of tropical animal science. Vol 4(1).
Bogor.
Tanjung T dan F Niswah. 2018. Manajemen Strategi Dinas Ketahanan Pangan
dan Peternakan Kabupaten Pamekasan dalam Pengembangan
Peternakan Sapi Melalui Program Sigap Sraturs (Aksi Tanggap Pada
Sapi Bunting dan Partus). Jurnal publika ilmu administrasi negara. Vol
6(8).
Volkandari SD, P Sudarajad, D Prasetyo, Subiharta, A Prasetyo, J Pujianto dan M
Cahyadi. 2021. Dampak Sistem Pemeliharaan Intensif dan Semi
Intensif Terhadap Ukuran Tubuh Sapi Bali Jantan di Balai Pembibitan
Ternak Unggul (BPTU) Sapi Bali. Universitas Sebelas Maret.
Surakarta.
27

LAMPIRAN
28

Anda mungkin juga menyukai