Oleh :
NURUL ISTQOMAH
L1A1 20 125
JURUSAN PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2022
MANAJEMENN PAKAN FASE STARTER (AYAM PETELUR)
Oleh :
NURUL ISTQOMAH
L1A1 20 125
Merupakan salah satu syarat untuk kelulusan mata kuliah magang profesi
pada Jurusan Peternakan Fakultas Peternakan
JURUSAN PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2022
LEMBAR PENGESAHAN
PROGRAM PENCEGAHAN PENYAKIT PADA SAPI BRAHMAN DI
BALAI PEMBIBITAN DAN PAKAN TERNAK KONDA
SULAWESI TENGGARA
Oleh :
Pembimbing :
Mengetahui,
Dr. Ir. Ali Bain, M. Si Dr. Ir. La Ode Arsad Sani, S.Pt, M.Sc., IPM
NIP. 19670131 199303 1 003 NIP. 119731231231 199903 1 005
ii
MOTO DAN PERSEMBAHAN
iii
PERNYATAAN KEASLIAN
LAPORAN MAGANG PROFESI
dengan judul :
pada Fakultas Peternakan Universitas Halu Oleo Kendari, sejauh yang saya
ketahui bukan merupakan tiruan atau duplikasi dari Laporan Magang Profesi yang
sudah dipublikasi dan atau pernah dipakai untuk mendapatkan gelar kesarjanaan
mestinya.
iv
RIWAYAT HIDUP
Kendari Pasarwajo pada tahun 2006 dan lulus pada tahun 2012. Kemudian pada
tahun 2012 penulis melanjutkan pendidikan di bangku SMP Negeri 9 Kendari dan
lulus pada tahun 2015. Setelah tamat dari bangku SMP, penulis melanjutkan
2015 dan lulus pada tahun 2018. Setelah lulus dari bangku Sekolah Menengah
Atas pada tahun 2018, penulis kemudian melanjutkan studi ke Perguruan Tinggi
Jurusan Peternakan UHO Kendari melalui jalur SBMPTN. Saat ini, penulis sudah
8 di Jurusan Peternakan.
ABSTRAK
v
MANAJEMENN PEMELIHARAAN SAPI BULL DI BALAI PEMBIBITAN
DAN PAKAN TERNAK PROVINSI
SULAWESI TENGGARA
Sapi bull atau Sapi pejantan sebagai pemacek atau maupun sebagai
sumber semen seharusnya adalah pejantan yang memiliki libido dan kualitas
semen yang baik serta secara morfologis unggul dibandingkan dengan pejantan di
lingkungan sekitarnya. Beberapa permasalahan yang sering muncul pada pejantan
diantaranya rendahnya libido dan kualitas semen. Rendahnya kualitas semen
dapat berpengaruh terhadap efisiensi reproduksi pada sapi-sapi induk, diantaranya
turunnya angka konsepsi sehingga nilai conception rate rendah. Tingkat fertilitas
pada perkawinan menggunakan inseminasi buatan sangat ditentukan oleh kualitas
semen segar yang digunakan. Kualitas dan kuantitas semen sangat dipengaruhi
oleh faktor bangsa, individu, metode penampungan, dan manajemen
pemeliharaan.
Magang profesi ini dilaksanakan selama 1 bulan yang berlangsung mulai
tanggal 10 Juli sampai 07 Agusutus 2020 di Balai Pembibitan Ternak dan Pakan
Ternak, Desa Morome, Kecamatan Konda, Kabupaten Konawe Selatan. Tujuan
dilakukannya magang profesi ini, yaitu untuk mengetahui tentang Manajemen
Pemeliharaan Sapi Bull. Manajemen pada sapi Bull antara lain pembersihan
kandang, memberikan pakan memamndikan dan memeriksa keehatan..
ABSTRACK
vi
Bull cows or stud cows as bullies or as a source of semen should be males
who have good libido and semen quality and are morphologically superior to
males in the surrounding environment. Some of the problems that often arise in
males include low libido and semen quality. The low quality of semen can affect
the reproductive efficiency of cows, including the decline in the conception rate so
that the conception rate is low. The level of fertility in marriages using artificial
insemination is largely determined by the quality of the fresh semen used. The
This professional internship is carried out for 1 month which takes place
from 10 July to 07 August 2020 at the Livestock Breeding and Animal Feed
Center, Morome Village, Konda District, South Konawe Regency. The purpose of
Management of bull cattle includes cleaning the cage, providing feed, bathing and
checking health.
KATA PENGANTAR
vii
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas segala
rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya Laporan Magang Profesi dengan judul: Program
Pencegahan Penyakit Pada Sapi Brahman di Balai Pembibitan dan Pakan Ternak
Provinsi Sulawesi Tenggara, tepatnya di UPTD Konda, dapat terselesaikan dalam
waktu yang telah di tentukan.
Laporan ini diharapkan dapat menjadi salah satu sumber bacaan dan
inspirasi yang bermanfaat bagi mahasiswa lain dan khalayak, khususnya
mahasiswa di Universitas Halu Oleo. Dengan selesainya laporan ini, kami
menghaturkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada pembimbing saya yaitu
bapak Rahim Aka, S.Pt, M.Si selaku pembimbing dalam penyusunan proposal,
pelaksanaan, dan penyusunan laporan magang profesi mahasiswa. Ucapan terima
kasih dengan penuh rasa hormat, cinta dan kasih penulis persembahkan kepada
ayahanda tercinta Mahaludin. dan ibunda tercinta Asnawati atas segala do’a,
kasih sayang, nasehat, motivasi dan pengorbanan yang tidak dapat penulis balas
sampai kapanpun.
viii
4. Kepada karyawan-karyawan di UPTD BPTP Konda yang selalu membantu
dalam memberikan ilmu-ilmu baru baik terkait materi mauoun secara
teknisnya.
5. Teman-teman magang saya Sandy, Hazim, Ade, Riski dan teman-teman yang
lain yang tak bisa disebutkan satu persatu atas canda, tawa dan dukungannya.
6. Orang-orang terdekat saya Hazim, Riski, dan Eka yang selalu membantu saya
dan memotivasi saya selalu dalam menyelesaikan Laporan Magang Profesi
saya. Terima kasih atas do’a, dukungan, nasehat, dan motivasi yang selalu
diberikan.
7. Serta pihak-pihak lain yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu.
Penulis berharap Laporan Magang Profesi yang telah disusun ini bisa
memberikan sumbangsih untuk menambah pengetahuan para pembaca, dan akhir
kata, dalam rangka perbaikan selanjutnya, penulis akan terbuka terhadap saran
dan masukan dari semua pihak karena penulis menyadari laporan yang telah
disusun ini masih memiliki banyak kekurangan.
DAFTAR ISI
ix
PERNYATAAN KEASLIAN................................................................................4
LAPORAN MAGANG PROFESI........................................................................5
RIWAYAT HIDUP................................................................................................6
ABSTRAK..............................................................................................................7
ABSTRACK...........................................................................................................8
KATA PENGANTAR............................................................................................9
DAFTAR GAMBAR............................................................................................13
BAB I. PENDAHULUAN....................................................................................15
1.1 Latar Belakang........................................................................................15
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................17
1.3 Tujuan......................................................................................................17
1.4 Manfaat....................................................................................................17
BAB II. METODE KEGIATAN.........................................................................18
2.1 Lokasi dan Waktu....................................................................................18
2.2 Khalayak dan Saran.................................................................................18
2.3 Materi......................................................................................................18
2.4 Metode.....................................................................................................18
2.5 Analisis dan Hasil Kegiatan....................................................................19
BAB III. HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................20
3.1 Kondisi Umum Lokasi............................................................................20
3.2 Sejarah UPTD BPTP Konda...................................................................21
3.3 Visi dan Misi UPTD BPTP Konda..........................................................22
3.4 Tugas dan Fungsi UPTD BPTP Konda...................................................23
3.5 Struktur Organisasi UPTD BPTP Konda................................................24
3.6 Sapi Brahman..........................................................................................25
3.7 Program Pencegahan Penyakit Pada Sapi Brahman................................26
3.2.1 Biosecurity...............................................................................................27
3.2.2 Sanitasi Lingkungan Kandang.............................................................28
3.2.3 Manajemen Pemeliharaan....................................................................29
3.2.4 Pemberian Vitamin..............................................................................31
3.2.4.1 Vitamin B Kompleks.......................................................................31
x
3.2.4.2 Catosal..............................................................................................33
3.2.4.3 Vitol-140..........................................................................................34
3.2.5 Pemberian Obat Cacing.......................................................................35
3.2.6 Pemberian Ektoparasit dan Endoparasit..............................................36
3.2.7 Maintenance.........................................................................................38
3.2.8 Pemeriksaan Kesehatan.......................................................................40
BAB IV. PENUTUP.............................................................................................41
4.1 Kesimpulan..............................................................................................41
4.2 Saran........................................................................................................41
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................42
LAMPIRAN..........................................................................................................43
xi
DAFTAR GAMBAR
xii
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
1
BAB I
PENDAHULUAN
sendiri merupakan salah satu golongan ternak yang sangat penting bagi
pemenuhan protein manusia. Salah satu jenis ternak ruminansia yang juga
dikembangkan di UPTD Balai Pembibitan dan Pakan Ternak Konda yaitu sapi
selain itu UPTD Konda juga memiliki beberapa tugas dan fungsi yang dimana
yang erat hubungannya usaha melestarikan dan meningkatkan populasi ternak sapi
Bali. Proses reproduksi yang berjalan normal akan diikuti pula produksi pula
ternak yang baik. Semakin tinggi daya reproduksi seekor ternak, semakin tinggi
pula produksi ternak tersebut. Salah satu teknologi yang sering lakukan
Bali inseminasi buatan juga dapat meningkatkan kualitas sapi Bali karena
inseminasi buatan telah menyeleksi sapi Bali yang akan diambil spermanya.
2
membuahi indukan
Secara umum, sapi yang terlihat sehat biasanya ditandai dengan keadaan
dalam tubuh ternak tersebut berfungsi dengan baik, kemudian kondisi dimana
aliran cairan didalam tubuhnya berfungsi baik dalam mendukung penyusunan sel-
sel penting didalamnya. Hal tersebut bisa terjadi apabila peternak rutin
memperhatikan keadaan sapi serta lingkungan dan cepat tanggap jika melihat ada
hal yang berbeda dari sapi maka kesehatan sapi bisa terjamin dan dapat hidup
sehat dan normal. Apabila ternak memiliki gejala-gejala yang tidak normal maka
segera lakukan diagnosa pada ternak terdahulu atau segera periksakan kepada
kesehatan sapi atau ternak yang bersangkutan. Berdasarkan uaraian diatas maka
Perbibitan Ternak dan Pakan Ternak Konda yang merupakan salah satu tempat
UPTD Konda Balai Pembibitan dan Pakan Ternak Provinsi Sulawesi Tenggara.
3
1.3 Tujuan
Manajemen Pemeliharaan Sapi bull di UPTD Konda Balai Pembibitan dan Pakan
1.4 Manfaat
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari magang profesi ini yaitu
mahasiswa dapat mengetahui bagaimana dan apa saja program pemeliharaan pada
sapi bull yang dilakukan di UPTD Konda Balai Pembibitan dan Pakan Ternak
bull. Selain itu juga dapat menambah pengetahuan dan pengalaman tersendiri bagi
penulis untuk bisa memberikan sedikit informasi kepada para pembaca mengenai
BAB II
METODE KEGIATAN
dan Pakan Ternak Provinsi Sulawesi Tenggara yang dilaksanakan pada tanggal 10
Pemeliharaan Sapi bull di UPTD Konda Balai Pembibitan Ternak dan Pakan
profesi Universitas Halu Oleo, UPTD Balai Pembibitan Ternak dan Pakan Ternak
2.3 Materi
Pemeliharaan Sapi bull di UPTD Konda Balai Pembibitan dan Pakan Ternak
Konda bergerak dibidang unit pelaksana teknis daerah yang keberadaannya adalah
2.4 Metode
akivitas kerja atau magang kerja. Kegiatan magang ini dilakukan untuk
5
pengolahan lebih lanjut dalam laporan magang profesi. Data primer yang
dimaksudkan ini yaitu penjelasan secara langsung dari pihak terkait meliputi
bagaimana Manajemen Pemeliharaan Sapi bull, kemudian juga ikut aktif dalam
kegiatan secara langsung maupun tidak langsung. Data sekunder ini diperoleh dari
pencatatan buku harian atau bisa dikatakan log book harian serta data atau
analisis deskriptif kualitatif sehingga memberikan gambaran atas apa yang telah
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
Morome, Kec. Konda, Kab. Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara. UPTD BPTPT
berdiri diatas lahan seluas ± lebih 17 ha yang terdiri dari kantor UPTD,
kandang ayam, kandang itik dan kandang kambing. Tempat pengembalaan sapi
juga merupakan bagian dari UPTD BPTPT yang berlokasi di Desa Wawolemo,
Kec. Pondidaha, Kab. Konawe Selatan dengan lahan seluas ± 500 ha. Lokasi ini
hanya digunakan untuk tempat penggembalaan sekitar 110 ekor sapi bali dan juga
tempat menanam rumput sebagai pakan utama dari sapi yang dipelihara. UPTD
BPTPT juga memiliki kawasan instalasi uji coba semen dan wilayah binaan
ternak sapi dan kambing potong di kelurahan Nambo dan Puday, Kec. Nambo,
Kota Kendari, serta di Desa Jati Bali dan Sidang kasih, Kec. Ranomeeto, Kab.
Konawe Selatan.
diharapkan untuk eksis dalam melakukan tugas pokok dan fungsi dan salah satu
telah mampu memproduksi semen (Beku dan cair) ± 23.000 dosis yang layak
dan tata kerja perangkat daerah Provinsi Sulawesi Tenggara Nomor 133 tentang
penjabaran tugas dan fungsi dinas pertanian Provinsi Sulawesi Tenggara serta
diperkuat dengan SK. Gubernur Sulawesi Tenggara Nomor 422 Tahun 2001
tentang organisasi dan tata kerja UPTD lingkup dinas pertanian dan peternakan
Provinsi Sulawesi Tenggara. Hal ini sejalan dengan kebijakan Direktorat Jendral
di daerah secara tepat waktu, tepat jumlah dan breed seusai keinginan peternak
Bull Ex Impor dan pengadaan Bull Lokal sejak tahun 2002, kemudian diteruskan
dengan Kolekting dan Processing semen beku dan semen cair serta pelatihan-
pelatihan bagi petugas secara bertahap. UPTD Balai Peternakan Provinsi Sulawesi
Tenggara memproduksi semen (beku dan cair) sebanyak 62,782 dosis. Adapun
mengenai jenis dan jumlah Bull serta produksi semen yang dihasilkan UPTD
Balai Pembibitan Ternak dan Pakan Ternak sampai bulan Desember 2006 adalah
Visi UPTD Balai Perbibitan Ternak dan Pakan Ternak konda yaitu sebagai
berikut :
plasma nutfah.
Tugas pokok dan fungsi UPTD Balai Perbibitan Ternak dan Pakan Ternak
KEPALA SUB
BAGIAN TATA
USAHA
KARYAWAN
MASYARAKAT
UPTD Balai Perbibitan Ternak dan Pakan Ternak Konda memiliki struktur
organisasi yang tertata rapi dan berjalan dengan baik. Perusahaan dipimpin oleh
11
dibantu oleh beberapa orang seperti kepala bagian tata usaha, kepala seksi
inseminasi buatan dan kepala seksi pembibitan dan pakan ternak, serta karyawan
kemudian ke masyarakat.
Tenaga kerja yang ada di perusahaan terdiri dari dua golongan yang
meliputi tenaga kerja tetap, dan tenaga kerja harian lepas.Tenaga kerja tetap
adalah yang dibayar setiap bulan sekali.Tenaga kerja harian lepas dibayar setiap
minggu sekali, sedangkan tenaga kerja umumnya lulusan sekolah menengah atas,
Rincian jam kerja perusahaan dimulai pukul 08.00 WIB istirahat pada
pukul 10.00 WIB, dan selesai pukul 16.00 WIB. Hari kerja operasional dari hari
senin sampai hari minggu. Hari libur operasional karyawan dilakukan secara
keturunan sapi zebu atau boss indiscuss yang berasal dari India. Fisik sapi
brahman yang baik menerik perhatian peternak asal Amerika sehingga dibentuk
daging berkualitas dan bobot yang tidak akal-akalan. Ciri khas sapi brahma adalah
berpunuk besar dan berkulit longgar, gelambir dibawah leher sampai perut lebar
runcing.
12
Menurut Novita (2019) bahwa Sapi Brahman adalah salah satu ternak
penghasil daging yang unggul dan sudah dikenal oleh masyarakat secara umum.
Salah satu upaya untuk memenuhi kebutuhan konsumsi daging pada masyarakat
keturunan sapi Zebu atau Bos indicus yang berkembang pesat di Amerika Serikat
Sapi Bali (Bos sondaicus) merupakan ternak lokal yang telah tersebar ke
yang rendah atau kasar (Tonbensi, dkk., 2009). Sapi Bali juga memiliki
penampilan reproduksi yang baik dan angka kematian rendah (Siswanto, dkk.,
2013). Populasi sapi terbanyak terdapat di Provinsi Bali sebesar 655.026 ekor
diikuti oleh Sulawesi Selatan 626.954 ekor, NTB 546.114 ekor, dan NTT 504.954
ekor.
Menurut Reni dkk Kegiatan pembibitan Sapi bali merupakan salah satu
jantan dipertahankan dalam performa yang baik agar bisa berperan sebagai
pejantan berkualitas. Untuk itu, upaya yang dilakukan di instalasi pembibitan sapi
juga oleh nutrisi. Misanya, pada kondisi kekurangan nutrisi, ternak mengalami
Perbibitan Ternak dan Pakan Ternak Konda merupakan suatu hal yang wajib
dilakukan secara intensif dengan tujuan untuk menjaga sapi pejantan tetap dalam
kondisi yang baik sehingga dapat menghasilkan semen secara optimal. Hal ini
sesuai dengan pendapat Tanjung (2018) bahwa Dinas Ketahanan Pangan dan
layanan agar memberi kepuasan kepada para peternak. Salah satu yang menjadi
tingkat kesempurnaan pelayanan terhadap hewan yang sesuai dengan kode etik
dan standar pelayanan, yang juga dapat menimbulkan rasa senang dan puas bagi
bahaya makanan yang berasal dari hewan, pemenuhan kepuasan kepada peternak
3.2.1 Biosecurity
Perbibitan Ternak dan Pakan Ternak Konda yaitu dengan kontrol lalu lintas dan
sanitasi. Kontrol lalu lintas ini lebih ke fokus ke alat angkut dan pengunjung yang
hendak masuk ke lahan atau daerah bagian ternak di kandangkan dengan tujuan
pengunjung. Alat angkut yang dimaksudkan yaitu alat-alat angkut yang biasa
perkandangan saja agar tidak mudah tertular penyakit dari luar kandang.
kontaminasi yang disebabkan oleh feses. Kontaminasi feses dapat masuk melalui
oral pada hewan (fecal-oral cross contamination). Kontaminasi ini dapat terjadi
melalui alat yang digunakan seperti tempat pakan maupun tempat minum.
serta menginfeksi ternak sapi pejantan di UPTD Konda. Hal ini sesuai dengan
pendapat Suyasa (2016) bahwa hewan luar dapat menyebarkan penyakit walaupun
15
ternak luar tersebut tidak merugikan tetapi tidak menutup kemungkinan juga
ternak luar seperti anjing ataupun ayam yang berkeliaran dilingkungan peternakan
penyakit yang dilakukan di UPTD Balai Perbibitan Ternak dan Pakan Ternak
Konda. Tindakan yang dilakukan pada sanitasi ini yaitu berupa pembersihan
pakan baru pada sore hari yang disertai penggantian air minum baru.
Tujuan dari sanitasi ini yaitu agar ternak terbebas dari infeksi penyakit.
Hal ini sesuai dengan pendapat Rizqi (2018) bahwa sanitasi kandang merupakan
ternak atau kandang dan lingkungannya dalam rangka untuk menjaga kesehatan
menjadi satu dengan rumah atau jarak minimal 10 meter dari rumah maupun dari
bangunan umum lainnya, lokasi kandang lebih tinggi dari sekitarnya, tersedia air
bersih yang cukup dan terdapat tempat untuk pembuangan kotoran atau sisa pakan
Ternak Konda dilakukan dengan cara pemeliharaan secara intensif yaitu sistem
pemeliharaan sapi dengan dikandangkan dan pemberian pakan secara cut and
carry yang mendominasi, selain itu pemberian pakan konsentrat juga diberikan
dengan model dua baris yang menggunakan tipe kandang dengan atap dua bidang.
Lorong yang disiapkan ditengah mempunyai posisi kepala searah untuk memberi
pakan dan minum. Lorong yang disiapkan ini dilengkapi dengan selokan atau
ini dimulai baik dari pakan, kebutuhan airnya hingga kebersihannya karena salah
satu sumber penyakit bisa berasal dari pakan dan kebersihannya. Menurut
Volkandari (2021) bahwa untuk sistem intensif yaitu ternak dipelihara dengan
dalam kandang yang dibuat khusus dan pada pemeliharaan intensif, pemberian
17
pakan hijauan secara cut and carry. Sedangkan sistem pemeliharaan semi intensif
merupakan kombinasi dari vitamin B1, B2, B6, B12, Nikotamid, D Patenol,
Kolin, Klorid, dan Biotin. Masing-masing jenis vitamin memiliki kandungan yang
bersinergis satu sama lain untuk mendukung aktivitas ternak. Vitamin B kompleks
merupakan vitamin larut air yang dibutuhkan oleh hewan ternak dengan fungsi
utama sebagai kofaktor enzim yang terlibat dalam metabolisme asam amino,
seperti kurang makan, tidak bisa berdiri kemudian sapi stress akibat cuaca dan
luka bahkan salah satu sapi sempat mengalami kelumpuhan. Menurut Megawati
merupakan vitamin larut air yang terdiri dari vitamin B1, B2, B3, B5, B6, B7, B9,
dan B12. Pada sapi, vitamin B didapatkan dari asupan pakan dan sintesis dari
pembentukan energi, metabolisme protein dan lipid. Efek vitamin B1 juga dapat
ketahanan tubuh.
3.2.4.2 Catosal
bisa efektif untuk penyakit akut dan gangguan metabolik akut, paresis, anorexia,
produksi susu yang berkurang, kelelahan, kelemahan pada hewan muda, nyeri
muda, gangguan metabolik oleh karena pakan yang tidak terpenuhi, infertilitas
dan anemia sekunder yang disebabkan oleh infeksi parasit serta dapat
Ternak Konda diberikan setiap bulan sekali. Jenis sapi brahman sendiri diberikan
bahwa pada penyakit yang didiagnosis berupa traumatik proptosis bulbus oculi
yang berisi Butaphosfan dan vitamin B12. Pasien (ternak) ditempatkan pada
kandang yang kering dan bersih. Pengamatan hanya dilakukan selama 5 hari,
setelah 3 hari operasi kondisi pasien (ternak) semakin membaik, nafsu makan
3.2.4.3 Vitol-140
dan mengatasi kemajiran pada hewan betina tanpa diketahui penyebab yang jelas
serta pada gangguan birahi, gangguan produksi spermatozoa pada hewan atau
ternak jantan.
Ternak dan Pakan Ternak Konda diberikan setiap bulan sekali. Pemberian vitol
dengan menginjeksi intramuskular atau subkutan yang dimana pada sapi sediri
mempercepat penyembuhan pada mata dan dapat meningkatkan daya tahan tubuh.
21
per ocular dan injeksi vitamin (vitol-140). Dalam pemeliharaan sapi perlu
umumnya. Hal yang harus diantisipasi dari penggunaan obat cacing ini yaitu
pemakaian yang tidak boleh terlalu sering serta penyalahgunaan yang bisa
Perbibitan Ternak dan Pakan Ternak Konda menggunakan jenis Verm-O Kaplet
(Oxfendazole 224 mg) dengan indikasi dapat mencegah dan mengobati infestasi
cacing gelang, cacing paru-paru dan cacing pita pada kambing, domba, anjing dan
babi. Dendan dosis 1 Kaplet/45 kg berat badan, pemberian dapat diulang 4-5
bulan kemudian. Obat ini juga digunakan untuk sapi baik bull brahman maupun
hidup atau berparasit atau bahkan tinggal dan berkembang di bagian luar tubuh
ternak. Untuk penyakit ternak sapi juga dapat disebabkan oleh beberapa faktor
Perbibitan Ternak dan Pakan Ternak Konda dilakukan yaitu setiap 2 bulan sekali
yang dilakukan secara terjadwal karena ternak sapi baik itu sapi bull brahman
Menurut Hardi (2015) parasit adalah organisme hidup diatas atau didalam
organisme lain, dikenal sebagai induk semang atau inang. Parasit bisa berupa
yang hidup di luar atau di permukaan tubuh inang. Sedangkan endoparasit adalah
golongan parasit yang selama hidupnya atau sebagian dari siklus hidupnya ada di
23
dalam tubuh inang. Selain itu, dikenal juga istilah vektor yaitu golongan hewan
3.2.7 Maintenance
3.2.7.1 Pembersihan Kuku
Ternak dan Pakan Ternak Konda diberikan setiap dua bulan sekali disesuaikan
bagian bebas penis sewaktu tidak ereksi dan menyelubungi badan penis kaudal
sewaktu ereksi. Dinding preputium dilapisi oleh epitel kelenjar yang berbentuk
tabung, sedangkan sekresinya bersifat cairan kental berlemak. Sekresi ini biasanya
basah dan berbau busuk disebut smegma preputii. Salah satu penyebab gangguan
reproduksi tidak berfungsi dengan baik. Maka dari itu maka dilakukanlah
pengguntingan bulu sekitaran preputium ternak sapi brahman agar cairan yang
Menurut Lestari (2014) bahwa cairan yang menetes dari preputium sapi
fungsinya adalah untuk membersihkan dan menetralisir urethra dari bekas urine
dan kotoran lainnya sebelum ejakulasi. Derajat keasaman kedua cairan sekresi
Hal yang perlu diperhatikan di UPTD BPTP Konda dalam menjaga dan
dilakukan dalam rangka agar sumber hama dan lalat pembawa penyakit pada
ternak bisa dihentikan serta terbebas dari kuman maupun bakteri yang berasal dari
feses. Pembersihan ekor sapi dilakukan setiap hari setiap kali sapi dimandikan
pada pagi hari. Alat yang digunakan pada proses pembersihan ekor sapi yaitu
Balai Perbibitan Ternak dan Pakan Ternak Konda merupakan satu upaya yang
juga dilakukan sesuai jadwal yang ditentukan oleh dokter hewan atau petugas
pemeriksa kesehatan ternak, hal ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui
kondisi kesehatan ternak di UPTD, baik itu ternak bull maupun akseptor
brahman. Namun untuk pemeriksaan serta sanitasi yang lebih mendominasi yaitu
pada ternak bull brahman agar ketika melakukan pengambilan semen, semen yang
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
dan Pakan Ternak Konda merupakan suatu hal yang wajib dilakukan secara
intensif untuk menjaga sapi pejantan tetap dalam kondisi yang baik sehingga
4.2 Saran
Berdasarkan hasil magang profesi yang dilakukan di UPTD BPTP Konda agar
peralatan yang bisa menjamin kebersihan dari ternak baik ketika pembersihankan
ternak baiknya dilakukan sebulan sekali untuk menjaga agar ternak bisa tetap
terjamin kesehatannya.
26
DAFTAR PUSTAKA
Hardi EH. 2015. Parasit Biota Akuatik. Mulawarman university press. Samarinda.
Hendrawan VF, A Firmawati, D Wulansari, Y Oktanella, dan GC Agustina. 2019.
Pemberian Vitamin Sebagai Penanganan Gangguan Reproduksi Sapi
Kelompok Ternak Desa Babakan, Kecamatan Karangploso Kabupaten
Malang. Jurnal nutrisi ternak tropis. Vol 2(1). Malang.
Hurek D, Diana R, Yohanes TRMR, Simarmata, Sanam MUE. 2021. Kasus
Thelaziasis pada Sapi Bali di Desa Oebelo. Jurnal veteriner nusantara.
Vol 03(5). Kupang.
Lestari TD dan Ismudiono. 2014. Ilmu Reproduksi Ternak. Airlangga university
press. Surabaya.
Megawati E, S Bardi dan I Setyabudi. 2021. Potensi Kombinasi Bittern Water
dengan Vitamin B Kompleks untuk Terapi Defisiensi Mineral pada
Sapi: Studi Literatur. Jurnal medik veteriner. Vol 4(1). Sidoarjo.
Mughniati S. 2017. Penanganan Kasus Traumatik Proptosis Bulbus Oculi Sinister
Pada Sapi Perah. Universitas Hasanuddin. Makassar.
Rizqi Z dan R Azizah. 2018. Sanitasi Kandang dan Keluhan Kesehatan pada
Peternak Sapi Perah di Desa Murukan Kabupaten Jombang. Jurnal
kesehatan lingkungan. Vol 10(4). Jombang.
Suyasa IKG, NP Sarini dan SA Lindawati. 2016. Penerapan Manajemen
Pencegahan Penyakit di Peternakan P4S Mupu Amerta, Banjar Sale,
Desa Abuan, Bangli. Journal of tropical animal science. Vol 4(1).
Bogor.
Tanjung T dan F Niswah. 2018. Manajemen Strategi Dinas Ketahanan Pangan
dan Peternakan Kabupaten Pamekasan dalam Pengembangan
Peternakan Sapi Melalui Program Sigap Sraturs (Aksi Tanggap Pada
Sapi Bunting dan Partus). Jurnal publika ilmu administrasi negara. Vol
6(8).
Volkandari SD, P Sudarajad, D Prasetyo, Subiharta, A Prasetyo, J Pujianto dan M
Cahyadi. 2021. Dampak Sistem Pemeliharaan Intensif dan Semi
Intensif Terhadap Ukuran Tubuh Sapi Bali Jantan di Balai Pembibitan
Ternak Unggul (BPTU) Sapi Bali. Universitas Sebelas Maret.
Surakarta.
27
LAMPIRAN
28