Oleh
mendiagnosa tingkat infeksi cacing parasit usus pada ternak yang diperiksa
diaplikasikan untuk infeksi berat, tetapi untuk infeksi yang ringan sulit ditemukan
telur cacing. Cara pemeriksaan ini menggunakan larutan air, NaCl fisiologis
(0,9%) atau eosin 2%. Penggunaa eosin 2% dimaksudkan untuk lebih jelas
kelas Trematoda dan Cestoda. Metode ini merupakan metode yang baik untuk
memeriksa sampel tinja yang sudah lama. Prinsip dari metode ini adalah dengan
Metode apung ini menggunakan larutan NaCl jenuh atau larutan gula jenuh
yang didasarkan atas BD (Berat Jenis) telur sehingga telur akan mengapung dan
mudah diamati. Metode ini digunakan untuk pemeriksaan feses yang mengandung
sedikit telur. Cara kerjanya didasarkan atas berat jenis larutanyang digunakan,
telur yang berpori, Taenidae, telur Achantocephala maupun telur Ascaris yang
infertil.
1.2. Tujuan
kambing adalah Mahasiswa dapat melakukan pemeriksaan telur cacing pada feses
1.3. Manfaat
Kambing merupakan salah satu jenis ternak ruminansia kecil yang telah
susu maupun keduanya dan kulit. Kambing secara umum memiliki beberapa
keunggulannya antara lain maupun beradaptasi dalam kondisi yang ekstrim, tahan
terdiri atas lima spesies yaitu Capra ibex, Carpa Hircus, Carpa Caucasica, Capra
cacing. Cacing umumnya tidak menyebabkan penyakit berat sehingga sering kali
dalam keadaan infeksi berat atau keadaan yang luar biasa,cacing cenderung
memberikan analisa keliru ke arah penyakit dan tidak jarang berakibat fatal
(Murtidjo, 2012).
Penyakit cacingan atau helminthiasis masih kurang mendapat perhatian dari
daya produktivitas yang cukup tinggi. Salah satu penyakit yang menghambat
Metode natif dipergunakan untuk pemeriksaan secara cepat dan baik untuk
infeksi berat, tetapi untuk infeksi ringan sulit ditemukan telur-telurnya, cara
Kelebihan metode natif ini adalah mudah dan cepat dalam pemeriksaan telur
cacing semua spesies, biaya yang diperlukan sedikit, serta peralatan yang
hanya untuk infeksi berat, infeksi ringan sulit dideteksi (Dwinata, 2017).
Metode ini merupakan metode yang baik untuk memeriksa sampel feses
yang sudah lama. Prinsip dari metode ini adalah dengan adanya gaya sentrifugal
dapat memisahkan antara suspensi dan supernatanya sehingga telur cacing dapat
(Gandahusada, 2005).
Pada metode ini digunakan larutan NaCl jenuh atau larutan gula atau
larutan gula jenuh yang didasarkan atas jenis telur, sehingga telur akan
mengapung dan mudah diamati. Metode ini digunakan untuk pemeriksaan feses
yang mengandung sedikit telur. Metode ini dilakukan dengan cara melarutkan
feses dengan NaCl, diputar pada sentrifuge lalu disaring. Selama 5 didiamkan,
setelah itu dengan lidi diambil larutan permukaan dan diletakkan di object glass
( Bakar, 2012).
Kelebihan dari metode apung ini adalah telur cacing yang diperiksa terpisah
dengan kotoran untuk semua jenis telur, baik untuk infeksi berat dan ringan.
lebih lama, pada waktu pengambilan telur yang mengapung tidak terambil, serta
pada waktu menunggu telur tidak mengapung dan kembali turun sehingga hasil
Alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu dapat dilihat pada Tabel 2.
berikut:
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu dapat dilihat pada Tabel.3
berikut:
bud/lidi
sampai homogen
pembesaran 100X.
10. Menutup permukaan tabung dengan cover glass, biarkan selama 5 menit
4.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan dimana praktikum ini dilakukan dengan 3
metode kerja diantaranya metode natif, metode sedimen dan metode apung. ketiga
metode ini dilakukan oleh setiap kelompok. Dalam praktikum ini kami
Metode Natif digunakan untuk memeriksa secara cepat dan baik untuk
infeksi berat. Dalam metode natif pemeriksaan telur cacing pada feses kambing +
Tricostrongylus spp. Dan metode natif hanya dilakukan pada pada ternak berat
sedangkan untuk ternak terinfeksi ringan sulit dideteksi telur cacingnya, ini
menandakan ternak kambing yang kami periksa fesesnya terinfeksi parasit cacing.
Gambar 1. Paramphislamun
metode sedimen dari segi proses pemeriksaannya waktu yang digunakan lebih
cepat dan juga metode sedimen lebih mudah mendapatkan telur cacing
dibandingkan metode lain. Dalam pemeriksaan telur cacing pada feses kambing
gunakan untuk pemeriksaan telur cacing pada feses pada feses kambing +
( Positif) ditemukan telur cacing dengan jenis cacing Gneylonema Phulerum. Hal
ini menujukkan bahwa feses kambing yang kami periksa terinfeksi cacing.
Metode Apung ini menggunakan garam jenuh yang didasarkan atas berat jenis
telur sehingga telur akan mengapung dan mudah diamati. Metode ini dugunakan
Dari ketiga cara yang kami lakukan dengan menggunakan metode natif,
metode sedimen, dan metode apung, dalam pemeriksaan feses pada kambing yang
kami periksa menemukan telur cacing ( positif) pada feses tersebut. Hal ini sesuai
cacing pada feses kambing karena kambing tersebut dalam kondisi yang kurang
sehat. Adanya perbedaan telur cacing yang didapat dari metode natif dan sedimen
ini jenis cacingnya sama namun di metode apung adanya perbedaan jenis
yang dilakukan. Namun, sesuai hasil yang diperoleh bahwa kemungkinan besar
kambing digunakan fesesnya sebagai sampel ini kurang sehat dan telah terinfeksi
Phulerum. Sehingga adanya perbedaan jenis cacing antara metode natif, metode
5.1 Kesimpulan
investasi telur cacing pada feses ternak kambing yaitu metode natif, metode
sedimen, metode apung. Hasil praktikum yang kami lakukan dengan mengunakan
tiga metode tersebut ditemukan telur cacing ( positif ) pada feses kambing tersebut
, ini dapat disebabkan ternak kambing tersebut kurang sehat dan lingkungannya
5.2 Saran
1. Saran yang bisa saya berikan pada praktikum ini yaitu diharapkan pada
2. Saran saya pada Asisten tidak ada, karena menurut saya penjelasan yang di
DAFTAR PUSTAKA
Lampiran 1: