Oleh
NAMA : INDRIANI
NIM : L1A1 17 049
KELAS : B
KELOMPOK : II (DUA)
AST PEMBIMBING : IRFAN . J
ANGGOTA : 1. HAMSUL PAMMU
2. MUHAMMAD FIRMAN
3. WA ODE NURMALA YUNITA
4. MUHAMMAD ADNAN
5. WA YANI
JURUSAN PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2018
HALAMAN KONSULTASI
Irfan . J
BAB I. PENDAHULUAN
besar bahan pakan terdiri dari unsur - unsur pokok yaitu air, mineral, karbohidrat,
lemak dan protein. Kelima unsur ini dibutuhkan oleh hewan ternak dan manusia
untuk pertumbuhan, produksi, reproduksi dan hidup pokok. Makanan ternak berisi
zat nutrisi dengan kandungan yang berbeda-beda karena itu perlu dilakukan
analisis untuk mengetahui kualitas dan kuantitas zat gizi yang dibutuhkan oleh
ternak. Kualitas bahan pakan dan komponennya ini dapat dinilai melalui tiga
tahapan penilaian, yaitu secara fisik, kimia, dan biologis. Salah satu tahapan dari
mengidentifikasikan kandungan zat makanan dari suatu bahan pakan atau pangan.
jumlah yang sangat kecil, yang seharusnya tidak masuk ke dalam fraksi yang
Analisis proksimat berupa analisa kadar air, kadar abu, bahan kering,
analisa protein kasar, lemak kasar dan analisa serat kasar. Pada setiap analisis
pakan atau pangan yang belum diketahui sebelumnya yang selanjutnya disebut
sampel. Selain dari itu, analisis prokimat merupakan dasar dari analisis-analisis
bahan pakan atau pangan dengan membandingkan nilai standar zat makanan atau
zat pakan dengan hasil analisisnya. Dengan demikian analisis proksimat ini dapat
bermanfaat bagi dunia peternakan, terutama dalam pemberian nutrisi yang dapat
1.2. Tujuan
analisis proksimat berupa kadar air, kadar abu, dan serat kasar pada sampel yaitu
Turi
1.3. Manfaat
analisis proksimat berupa kadar air, kadar abu, dan serat kasar pada sampel yaitu
Turi
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Turi
kacang-kacangan dari famili papilionaceae. Kacang turi adalah salah satu jenis
kecoklatan dan mempunyai rasa yang khas dan aroma yang khas jenis kacang-
Bahan pakan adalah segala sesuatu yang dapat dimakan dan dicerna
Pakan adalah campuran bahan pakan yang dimakan oleh ternak yang mengandung
energi, protein, dan nutrien lainnya yang dibutuhkan oleh ternak untuk memenuhi
Banyaknya kadar air dalam suatu bahan pakan dapat diketahui bila bahan
pakan tersebut dipanaskan pada suhu 105⁰ C. Bahan kering dihitung sebagai
selisih antara 100% dengan persentase kadar air suatu bahan pakan yang
persentase kandungan air suatu bahan yang dapat dinyatakan berdasarkan berat
basah (wet basis) atau berat kering (dry basis). Metode pengeringan melalui oven
sangat memuaskan untuk sebagian besar makanan, akan tetapi beberapa makanan
seperti silase, banyak sekali bahan-bahan atsiri (bahan yang mudah terbang) yang
dianalisis juga dapat mempengaruhi data yang dihasilkan (Sutardi, 2009). Kadar
air dalam bahan pakan terdapat dalam bentuk air bebas, air terikat lemah dan air
terikat kuat. Besar kadar air ini bisa bisa dipengaruhi oleh proses pengeringaan
ditentukan dengan cara mengabukan atau membakar bahan pakan dalam tanur,
pada suhu 4000 C sampai semua karbon hilang dari sampel, dengan suhu tinggi ini
bahan organik yang ada dalam bahan pakan akan terbakar dan sisanya merupakan
abu yang dianggap mewakili bagian inorganik makanan. Abu juga mengandung
bahan organik seperti sulfur dan fosfor dari protein, dan beberapa bahan yang
Mudah terbang seperti natrium, klorida, kalium, fosfor dan sulfur akan hilang
mewakili bahan inorganik pada makanan baik secara kualitatif maupun secara
kadar serat kasar dapat menurunkan daya rombak terhadap kinerja dari mikroba
menghilangkan semua bahan yang terlarut dalam asam dengan pendidihan dengan
asam sulfat bahan yang larut dalam alkali dihilangkan dengan pendidihan dalam
larutan sodium alkali. Residu yang tidak larut adalah serat kasar. Fraksi serat
kasar mengandung selulosa, lignin, dan hemiselulosa tergantung pada species dan
fase pertumbuhan bahan tanaman (Anggorodi, 2007). Serat kasar adalah semua
zat organik yang tidak larut dalam H2SO4 0,3 N dan dalam NaOH 1,5 N yang
Praktikum Analisis Kadar Air, Bahan Organik Dan Serat Kasar ini
dilaksanakan pada hari Senin, September 2018 pukul 08:00 WITA sampai
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum analisis kadar air dan
Adapun bahan yang digunakan dalam analisis kadar air dan bahan
Adapun alat yang digunakan dalam analisis serat kasar dapat dilihat pada
Tabel 3.
Adapun bahan yang digunakan dalam analisis serat kasar dapat dilihat
pada Tabel 4.
Tabel 4. Bahan dan Kegunaan
No. Nama Bahan Kegunaan
1 Sampel indigofera bagian pucuk dan Sampel
tengah
2 Sampel turi bagian pucuk dan tengah Sampel
3 Sampel lamtoro bagian pucuk dan Sampel
tengah
4 Sampel rumput gajah Sampel
5 Sampel rumput odot Sampel
6 Sampel rumput bede Sampel
7 H2SO4 Untuk melarutkan sampel
8 NaOH Untuk melarutkan sampel
9 Kertas saring whattman 41 Untuk menyaring sampel
10 Aquades panas Untuk membilas sampel
selama 2-3 hari tergantung kadar air bahan dengan suhu 50c
d. Setelah 2-3 hari bahan dikeluarkan dari oven, kemudian ditimbang lagi
dikeringkan dari oven 105c dan dan eksikator selama 10-15 menit (catat
hasilnya)
hasilnya)
diabukan selama 5-8 jam, matikan tanur dan tunggu sampai 24 jam.
k. Setelah itu keluarkan dan timbang (untuk hasil kadar bahan organik)
BK 60 = 100 – KA 60
BO = 100 - abu
ditimbang (a) dan currible glass. Endapan yang ada dicuci berulang-ulang
500ml
e. Endapan yang sudah dicuci aquades panas dan aceton dimasukan kedalam
ditimbang (Y)
g. Analisis data
Rumus umum
𝑌−𝑍−𝑎
% kadar serat kasar = × 100%
𝑋
Keterangan:
Press, Bogor.
Reksohadiprodjo, S. 2005. Produksi Biji Rumput dan Legum Makanan Ternak Tropik.
Sutardi, Toha. 2009. Landasan Ilmu Nutrisi Jilid 1. Fakultas Peternakan Institut Pertanian
Bogor, Bogor.
Legowo AM, Nurwantoro. 2004. Diktat Kuliah Analisis Pangan. Semarang: Fakultas