Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM REPRODUKSI TERNAK

ORGAN REPRODUKSI BETINA

Disusun Oleh :

Muhamad Irpan H (24032118013)

PROGRAM STUDI PETERNAKAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS GARUT

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat dan
karunia-Nya yang telah diberikan, sehingga kami bisa menyelesaikan Laporan
Praktikum Reproduksi Ternak ini. Adapun tujuan disusunnya laporan ini adalah
sebagai syarat untuk memenuhi tugas mata kuliah Reproduksi Ternak.

Tersusunnya laporan ini tentu bukan karena buah kerja keras kami semata,
melainkan juga atas bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, kami ucapkan terima
kasih sebesar-besarnya kepada semua pihak yang membantu terselesaikannya
laporan ini.

Kami sangat menyadari bahwa laporan ini masihlah jauh dari sempurna.
Untuk itu, kami selaku tim penyusun menerima dengan terbuka semua kritik dan
saran yang membangun agar laporan ini bisa tersusun lebih baik lagi. Kami
berharap semoga laporan ini bermanfaat untuk kita semua.

Garut, 17 Januari 2020

Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

4.1 Latar Belakang

Reproduksi merupakan suatu proses perkembangbiakan yang diawali


dengan bersatunya sel telur dengan sperma yang kemudain berkembang
menjadi zigot dan akhirnya terjadi kelahiran. Pada sistem reproduksi betina,
terdiri atas beberapa organ yang saling berhubungan satu sama lain, karena
tidak hanya menerima sel-sel telur yang diovulasikan oleh ovarium dan
membawa sel-sel telur tersebut ke rahim, tetapi juga menerima sperma dan
membawanya ke tuba falopii.

Dalam bidang peternakan, reproduksi tidak dapat didpisahkan dengan


produktivitas ternak. Sebagai contoh untuk menghasilkan telur, susu, dan
bakalan ternak, haruslah melalui proses reproduksi. yang dimulai dengan
pembentukan sel telur/sel sperma, ovulasi, fertilisasi, pertumbuhan dan
perkembangan fetus sampai dengan dilahirkan (partus).

Dengan demikian ilmu reproduksi ternak jantan maupun betina merupakan


hal yang penting untuk dipelajari. Dengan mempelajari anatomi reproduksi
ternak betina kita mengetahui cara kerja sistem reproduksi ternak dan diharapkan
mampu diaplikasikan langsung.
4.1 Identifikasi Masalah
a. Bagaimana anatomi dan fisiologi alat reproduksi ternak betina ruminansia
b. Bagaimana anatomi dan fisiologi alat reproduksi ternak betina unggas
c. Bagaimana perbedaan anatomi dan fisiologi alat reproduksi ternak ruminansia
dan ternak unggas
4.1 Tujuan
a. Mengetahui anatomi dan fisiologi alat reproduksi ternak betina ruminansia
b. Mengetahui anatomi dan fisiologi alat reproduksi ternak betina unggas
c. Mengetahui perbedaan anatomi dan fisiologi alat reproduksi ternak ruminansia
dan ternak unggas
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

4.1 Organ Reproduksi Betina Ruminansia

Alat-alat reproduksi betina terletak di dalam cavum pelvis (rongga


pinggul). Cavum pelvis dibentuk oleh tulang-tulang sacrum, vertebra coccygea
kesatu sampai ketiga dan oleh dua os coxae. Os coxae dibentuk oleh ilium,
ischium dan pubis. Secara anatomi alat reproduksi betina dapat dibagi menjadi :
ovarium, oviduct, uterus, cervix, vagina dan vulva.

a. Ovarium

Menurut Blakely dan Bade dan Bade (1991), ovarium yaitu organ betina
yang homolog dengan testis pada hewan jantan, berada didalam rongga tubuh di
dekat ginjal dan tidak mengalami pergeseran atau perubahan tempat seperti pada
testis. Jaringan yang menghasilkan ovum (telur) berada sangat dekat dengan
permukaan ovarium.Menurut Nugroho (2008), ovarium merupakan bagian alat
kelamin yang utama, karena fungsinya untuk menghasilkan sel gonad (ovum).
Seperti juga halnya dengan testis pada ternak jantan, ovarium bersifat endokrin
dan bersifat sitogenik. Ovarium bersifat endokrin karena ovarium mampu
menghasilkan hormon yang akan diserap secara langsung kedalam peredaran
darah. Ovarium juga bersifat sitigenik artinya bahwa ovarium mampu
menghasilkan sel ovum atau sel telur. Oleh karena itu ovarium sering juga disebut
induk telur, indung telur atau pengarang telur.

b. Oviduct

Menurut Frandson (1992), tuba uterina (tuba falopii atau oviduct) adalah
saluran yang berpasangan dan berkonvolusi, yang menghantarkan telur dari
ovarium menuju ke tanduk uterus dan juga sebagai tempat terjadinya fertilisasi
ovum oleh spermatozoa. Bagian dari oviduct yang berdekatan dengan dengan
ovarium akan berkembang seperti corong yang disebut infundibulum. Bagian
ujung infundibulum membentuk suatu fimbriae.

c. Uterus

Uterus pada umumnya terdiri atas badan uterus (corpus uteri), tanduk
uterus (cornu uteri) yang pada umumnya berbentuk lancip, dan cerviks atau leher
uterus. Bentuk uterus pada setiap jenis hewan bervariasi. Uterus mempunyai
fungsi yang sangat penting dalam proses reproduksi yaitu sejak estrus sampai
bunting dan melahirkan (Nugroho, 2008). Menurut Blakely dan Bade dan Bade
(1991), uterus terdiri dari struktur yang menyerupai dua tanduk yang melengkung
seperti tanduk domba, dengan satu badan yang sama. Menurut Frandson (1992),
uterus ternak yang tergolong mamalia terdiri dari corpus (badan), cervix (leher)
dan cornue (tanduk).

d. Cervix

Menurut Blakely dan Bade dan Bade (1991), cervix merupakan organ
yang menyerupai sfingter (sphincter) yang memisahkan rongga uterus dengan
rongga vagina. Fungsi pokok cervix adalah untuk menutup uterus guna
melindungi masuknya bahan-bahan asing.Sfingter tetap dalam keadaan tertutup
kecuali pada saat kelahiran saja.Menurut Nugroho (2008), cerviks merupakan
spincter otot polos yang kuat dan tertutup rapat, kecuali pada saat estrus atau pada
saat menjelang kelahiran. Cervix terletak di antara uterus dan vagina, merupakan
pintu masuk kedalam uterus karena dapat terbuka atau tertutup yang sesuai
dengan siklus birahi.

e. Vagina

Vagina adalah bagian saluran reproduksi yang terletak didalam pelvis,


diantara cervix dan vulva. Vagina terbagi atas bagian vestibulum yaitu bagian ke
sebelah luar yang berhubungan dengan vulvadan partio vaginalis cervix yaitu
bagian kesebelah cerviks (Nugroho, 2008). Menurut Hardjopranjoto (1995),
vagina meruppakan bagian alat kelamin yang mudah didilatasi dan merupakan
saluran untuk kopulasi dan bagian jalan keluar fetus dan plasenta pada waktu
lahir.

f. Vulva

Vulva adalah bagian eksternal dari genetalia betina yang terentang dari
vagina sampai kebagian yang paling luar. Pertautan antara vulva dengan vagina
ditandai oleh orifis uretral eksternal (Nugroho, 2008). Menurut Frandsond (1992),
vulva (pudendum femininum) adalah bagian eksternal dari genitalia betina yang
terentang dari vagina sampai kebagian yang paling luar. Pertautan antara vagina
dan vulva ditandai oleh orifisuretal eksternal yang terdapat hymen vestigial.
Hymen tersebut sangat rapat sehingga mempengaruhi kopulasi.

4.1 Organ Reproduksi Betina Unggas

Organ reproduksi ayam betina ini pada dasarnya terbagi menjadi dua yaitu
ovarium dan oviduk, namun bagian dari oviduk ini terbagi menjadi lima bagian
yaitu infundibulum, magnum, isthmus, uterus, vagina, kloaka. Bagian organ –
organ tersebut yang akan membantu dalam proses pembentukan telur (yolk)
dengan sempurna.

a. Ovarium
Pada unggas ovarium dinamakan juga folikel. Bentuk ovarium seperti
buah anggur dan terletak pada rongga perut berdekatan dengan ginjal kiri dan
bergantung pada ligamentum meso-ovarium. Besar ovarium pada saat ayam
menetas 0,3 g kemudian mencapai panjang 1,5 cm pada ayam betina umur
1212minggu dan mempunyai berat 60 g pada tiga minggu sebelum dewasa
kelamin. Folikel akan masak pada 9-10 hari sebelum ovulasi. Karena pengaruh
karotenoid pakan ataupun karotenoid yang tersimpan di tubuh ayam yang tidak
homogen maka penimbunan materi penyusun folikel menjadikan lapisan
konsentris tidak seragam. Proses pembentukan ovum dinamakan vitelogeni
(vitelogenesis), yang merupakan sintesis asam lemak di hati yang dikontrol oleh
hormon estrogen, kemudian oleh darah diakumulasikan di ovarium sebagai
volikel atau ovum yang dinamakan yolk (kuning telur). (Tri, 2004).

b. Oviduk
Menurut Tri, (2004) secara anatomi alat reproduksi ayam (oviduk) terbagi
ke dalam 3 bagian (dari anterior ke posterior) yaitu sebagai berikut:
- Infundibulum atau Papilon
Panjang dari bagian ini adalah 9 cm dan fungsi utama dari mfundibulum ini
hanyalah menangkap ovum yang masak. Bagian ini sangat tipis dan
mensekresikan sumber protein yang mengelilingi membran vitelina. Kuning telur
berada di bagian mi antara 15-30 menit. Perbatasan antara infundibulum dan
magnum yang dinamakan dengan sarang spermatozoa merupakan terminal akhir
dari lajulintas spermatozoa sebelum terjadi pembuahan.
- Magnum
Merupakan bagian yang terpanjang dari oviduk yaitu 33 cm dan magnum
tersusun dari glandula tubuler yang sangat sensibel dimana sintesa dan sekresi
putih telur terjadi di sini. Mukosa dari magnum tersususun dari sel gobelet. Sel
gobelet mensekresikan putih telur kental dan cair. Kuning telur berada di magnum
untuk dibungkus dengan putih telur selama 3,5 jam.
- Isthmus
Berfungsi mengsekresikan membran atau selaput telur. Panjang dari saluran
isthmus adalah 10 cm dan telur berada di sini antara 1 jam 15 menit sampai 1,5
jam. Isthmus bagian depan yang berdekatan dengan magnum berwarna putih
sedangkan 4 cm terakhir dari isthmus mengandung banyak pembuluh darah
sehingga memberikan warna merah.
- Uterus
Uterus disebut pula glandula kerabang telur yang panjangnya 10 cm, pada
bagian mi terjadi dua phenomena yaitu hidratasi putih telur atau plumping
kemudian terbentuk karabang telur. Warna dari kerabang telur yang terdiri dari sel
phorphirin akan terbentuk di bagian ini pada akhir dari mineralisasi kerabang
telur. Lama mineralisasi antara 20-21 jam.
- Vagina
Bagian ini hampir dikatakan tidak terdapat sekresi di dalam pembentukan
telur. Telur melewati vagina dengan cepat yaitu sekitar 3 menit, kemudian telur
dike-luarkan (oviposttiori) dan 30 menit setelah peneluran akan terjadi kembali
ovulasi.

- Kloaka
Kloaka adalah bagian ujung luar dari oviduk tempat dikeluarkannya telur.
Total waktu yang diperlukan untuk pembentukan sebutir telur adalah 25-26 jam.
Inilah salah satu penyebab mengapa ayam tidak mampu bertelur 2 lebih dari satu
butir/hari. Disamping itu saluran reproduksi ayam betina bersifat tunggal, artinya
hanya oviduk bagian kiri saja yang mampu berkembang. Padahal ketika ada benda
asing seperti yolk dan gumpalan darah menyebabkan tidak terjadinya ovulasi.
Proses pengeluaran telur ini diatur oleh hormon oksitosin dari pituitaria bagian
belakang (pituitaria pars posterior).
BAB III

ALAT, BAHAN, DAN PROSEDUR KERJA

3.1 Alat
- Pinset
- Pisau bedah
- Nampan
3.2 Bahan
- Organ reproduksi betina ruminansia
- Organ reproduksi betina ungags
3.3 Prosedur Kerja
1. Dosen menerangkan terlebih dahulu tentang Sistem Reproduksi pada
ternak
2. Mahasiswa melihat dan menggambar pada modul praktikum serta
melengkapi dengan nama bagian organ serta fungsi dari organ tersebut
3. Siapkan alat reproduksi,lalu bedah menggunakan pisau bedah di bantu
dengan bantuan pinset angar mudah di pegang
4. Lalu amati bagian-bagian alat reproduksi tersebut
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
a) Tabel pengamatan organ reproduksi betina ruminansia

Nama Organ Panjang (cm)

Anda mungkin juga menyukai