Latar Belakang
sumber pangan, sumber bahan baku industri, atau sebagai pembantu pekerjaan
manusia. Jenis hewan ternak berdasarkan hidupnya digolongkan menjadi tiga yakni
hewan di darat (kambing, sapi, kerbau, kelinci,kuda, dan unggas, yakni ayam dan
bebek), di udara (burung puyuh dan lebah), di air (ikan). Ayam, burung puyuh, dan
Ayam merupakan salah satu ternak unggas yang sudah tidak asing lagi
dikalangan masyarakat. Daging ayam merupakan bahan makanan bergizi tinggi yang
mudah untuk didapat, rasanya enak, teksturnya empuk, baunya tidak terlalu amis
serta harga yang terjangkau oleh semua kalangan masyarakat sehingga disukai
banyak orang dan sering digunakan sebagai bahan utama dalam pembuatan makanan.
Daging ayam yang biasa di konsumsi di Indonesia adalah ayam pedaging (broiler)
kampung merupakan ayam asli Indonesia yang telah lama dipelihara dan ayam
kampung merupakan salah satu anggota dari ayam buras yang sangat potensial di
Indonesia. Ayam kampung dijumpai di semua propinsi dan di berbagai macam iklim
2015). Hal ini lah yang melatar belakangi pengukuran dimensi tubuh ternak ayam.
Tujuan
fungsi beberapa alat ukur dimensi tubuh ternak, menggunakan alat ukur dimensi
Maksud
menunjukkan bagian-bagian tubuh ternak yang harus diukur saat mengukur dimensi
tubuh ternak, menyebutkan nama dan menjelaskan fungsi beberapa alat ukur dimensi
tubuh, menghitung dan menganalisis secara statistik berbagai dimensi tubuh ternak
untuk keperluan estimasi sifat karkas dan menduga berat badan ternak berdasarkan
merupakan ternak unggas yang banyak dipelihara dan dibudidayakan baik dalam
skala besar, menengah maupun kecil. Ayam merupakan ternak penghasil daging dan
telur. Produk ternak ini dibutuhkan sebagai sumber protein hewani. Masyarakat
menggemari daging ayam karena selain memiliki rasa yang enak, juga harganya lebih
terjangkau. pada peternakan ayam di Indonesia dapat dibedakan menjadi ayam ras
Ayam lokal Indonesia atau dikenal sebagai ayam bukan ras (buras)
Ayam lokal mempunyai peranan yang sangat penting bagi masyarakat Indonesia,
karena dapat memenuhi kebutuhan ekonomi dan sumber protein hewani. Ayam asli
Indonesia mempunyai keragaman sangat besar dan bervariasi dalam warna bulu,
terkontrol dari generasi ke generasi serta faktor adaptasi lingkungan. Ayam kampung
memiliki variasi terutama pada pola warna bulu (Mariandayani, dkk., 2013).
menggunakan karakteristik genetik eksternal. Tahapan ini meliputi sifat kualitatif dan
kuantitatif ternak. Sifat kualitatif adalah sifat yang dapat dideskripsikan dimana
individu-individu dapat diklasifikasikan ke dalam satu, dua kelompok atau lebih dan
pengelompokan itu berbeda jelas satu sama lain. Sifat kuantitatif adalah sifat yang
dapat diukur, sifat kuantitatif dipengaruhi oleh banyak pasangan gen dan sangat
karakterisasi dan pemanfaatan sumber daya genetik (Subekti dan Arlina, 2011).
Sifat kuantitatif adalah ciri dari makhluk hidup yang dapat diukur dan
dihitung. Karakter ini ditentukan oleh banyak pasang gen dan sangat dipengaruhi oleh
lingkungan, sedangkan sifat kualitatif seperti warna, pola warna, sifat bertanduk atau
tidak bertanduk dapat dibedakan tanpa harus mengukurnya. Sifat kualitatif biasanya
hanya dikontrol oleh sepasang gen. Penggunaan ukuran tubuh sebagai ciri sifat
kuantitatif selain untuk menaksir bobot badan dan karkas, dapat juga digunakan untuk
memberikan gambaran bentuk tubuh hewan sebagai ciri khas suatu bangsa ternak
kuantitatif, seperti tinggi tanaman, panjang daun, umur panen, dan diameter bunga
Sifat kuantitatif juga dapat diartikan sifat-sifat produksi dan reproduksi atau sifat
yang dapat diukur, seperti bobot badan dan ukuran-ukuran tubuh. Ekspresi sifat ini
ditentukan oleh banyak pasangan gen (poligen), baik dalam keadaan homozigot
maupun heterozigot, dan dipengaruhi oleh lingkungan, yaitu melalui pakan, penyakit
dan pengelolaan, tetapi tidak dapat mempengaruhi genotipe hewan. Sifat kualitatif
merupakan suatu sifat yang dapat diamati atau dideskripsikan secara langsung, dan
seperti warna bulu, bentuk tanduk, dan bentuk telinga, sedangkan sifat kuantitatif
merupakan sifat yang tidak dapat dikelompokan secara langsung melainkan harus
dilakukan dengan cara penimbangan dan pengukuran pada tubuh ternak, seperti bobot
Analisis Statistik
Mean
jumlah individu”. Dalam istilah sehari-hari mean disebut nilai rata-rata. Dalam
statistik kerap disebut mean aritmetik dan diberi simbol M. Mean dirumuskan :
X 1+ X +…+ X
X́ = 2 n
Keterangan :
Standar Deviasi
Standar deviasi dan varians salah satu teknik yang digunakan untuk
deviasi nilainilai individu terhadap rata-rata kelompok. Sedangkan akar dari varians
disebut dengan standar deviasi atau simpangan baku. Standar deviasi dan varians
merupakan variasi data. Semakin kecil nilainya berarti variasi nilai data makin
sama,Jika bernilai 0 maka nilai semua datanya adalah sama. Semakin besar nilainya
Koefisien
Koefisien variasi adalah nilai perbandingan antara deviasi standar dengan nilai
persamaan:
S
Kv =
X
Keterangan :
Kv = Koefisien variasi
S = simpangan baku
X = rata-rata
Korelasi
Analisis korelasi adalah suatu cara atau metode untuk mengetahui ada atau
tidaknya hubungan linear antar variabel. Apabila terdapat hubungan maka perubahan-
perubahan yang terjadi pada salah satu variabel X akan mengakibatkan terjadinya
perubahan pada variabel lainnya (Y). koefisien korelasi yang dilambangkan (r).
adalah korelasi negative sempurna atau korelasi terbalik, nilai r = 0 adalah tidak ada
korelasi dan nilai r = 1 adalah korelasi sempurna (sangat kuat) (Pradnyani, dkk.,
2018).
METODOLOGI PRAKTIKUM
kuantitatif ternak ayam dilaksanakan pada hari Rabu, 11 September 2019, pukul
15.20 WITA sampai selesai yang bertempat di Kandang Ternak Potong, Fakultas
Materi Pratikum
Alat yang digunakan pada praktikum analisis sifat kualitatif dan kuantitatif
ternak sapi, kambing, dan ayam yaitu kandang jepit, tali kekang, tongkat ukur, jangka
Bahan yang digunakan pada praktikum analisis sifat kualitatif dan kuantitatif
berfungsi untuk
mempermudah dalam
memperhatikan lekukan-
lekukan tubuh karna bersifat
tidak kaku
Jangka Sorong Alat ini digunakan untuk
mengukur ayam.
Keankuratannya dapat
secara akurat.
lutut.
kiri.
punggung.
1 Ayam 1 10 5 7 0 15 13 18 36 19 18 20 13 16 3
2 Ayam 2 8 4 5 0 15 12 16 30 24 21 26 14 14 2
3 Ayam 3 7 4 4 0 12 11 14 27 22 14 20 10 13 3
Mean 8,125 4,5 5,125 0 12,25 10,25 14,13 27,6 18,63 18,38 20,5 9 13,3 3,38
Standar 1,5526 0,756 1,2464 0 2,435 1,832 2,85 5,97 4,779 3,623 3,505 3,207 2,96 1,92
Deviasi
Koef 19,11 16,8 24,32 0 19,88 17,88 20,18 21,6 25,66 19,72 17,1 35,63 22,4 57
Varians
ayam rata– rata yang di dapatkan yaitu pada panjang shank 8,125 cm, lingkar shank
4,5 cm, panjang jari ke-3 5,125 cm, panjang taji 0, panjang paha bawah 12,25 cm,
panjang paha atas 10,25 cm, panjang dada14,13 cm, lingkar dada 27,6 cm, lebar dada
18,63 cm, panjang punggung 18,38 cm, panjang sayap 20,5 cm, lingkar leher 9 cm,
panjang leher 13,3 cm, panjang paruh 3,38 cm, jarak antara tulang pubis 2,5 cm,
tinggi jengger 3,125 cm, jumlah gerigi jengger 5,875 cm. Dengan nilai tertinggi yaitu
lingkar dada dengan nilai 27,6 cm yang dijadikan sebagai indikator dalam mentukan
bobot ternak Ayam. Hal ini sesuai dengan pendapat (Nisa. K, 2017) bahwa
ternak, yang mana pertambahan bobot badan ini dapat dilihat untuk mempermudah
pendugaan pertambahan bobot badan, maka dari itu untuk menentukan pertambahan
bobot badan ternak dapat dilakukan dengan cara pengukuran tubuh ternak.
yaitu panjang shank 1,5526 cm, lingkar shank 0,756 cm, panjang jari ke-3 1,2464 cm,
panjang taji 0, panjang paha bawah 2,435 cm, panjang paha atas 1,832 cm, panjang
dada 2,85 cm, lingkar dada 5,97 cm, lebar dada 4,779 cm, panjang punggung 3,623
cm, panjang sayap 3,505 cm, lingkar leher 3,207 cm, panjang leher 2,96 cm, panjang
paruh 1,92 cm, jarak antara tulang pubis 1,69 cm, tinggi jengger 1,246 cm, jumlah
gerigi jengger 1,885 cm. Dengan nilai tertinggi yaitu lingkar dada dengan nilai 5,97
cm yang dijadikan sebagai indikator dalam mentukan bobot ternak Ayam. Hal ini
sesuai dengan pendapat (Monica. T, 2017) bahwa Pertambahan bobot badan ternak
memerlukan waktu yang lama dan terdapat kesulitan apabila ternak yang dipelihara
liar.
yaitu panjang shank 19,11 cm , lingkar shank 16,8 cm, panjang jari ke-3 24,32 cm,
panjang taji 0, panjang paha bawah 19,88 cm, panjang paha atas 17,88 cm, panjang
dada 20,18 cm, lingkar dada 21,6 cm, lebar dada 25,66 cm, panjang punggung 19,72
cm, panjang sayap 17,1 cm, lingkar leher 35,63 cm, panjang leher 22,4 cm, panjang
paruh 57 cm, jarak antara tulang pubis 67,6 cm, tinggi jengger 39,89 cm, jumlah
gerigi jengger 32,09 cm. Dengan nilai tertinggi yaitu panjang paruh 57 cm yang
dijadikan sebagai indikator dalam menentukan bobot ternak sapi. Hal ini sesuai
dengan pendapat (Kestaria, 2016) bahwa pertambahan bobot badan merupakan tolak
ukur yang lebih mudah untuk memberi gambaran yang jelas mengenai pertumbuhan.
Dimensi
Keterangan :
PS : Panjang Shank
LS : Lebar Shank
korelasi tertinggi berada pada antara panjang paha bawah dengan panjang paha atas
yaitu bernilai 0,912613482 mendekati nilai 1 yang berarti bahwa ada hubungan
korelasi antara kedua dimensi tubuh tersebut tetapi untuk nilai korelasi yang tertinggi
berdasarkan literatur berada pada dimensi tubuh anatara korelasi panjang paha bawah
dengan panjang paha atas. Hal ini tidak sesuai dengan pendapat Nisa (2016) yang
menyatakan bahwa untuk ternak jantan yang memiliki nilai korelasi tertinggi diantara
beberapa dimensi tubuh yaitu lingkar dada dan tinggi pundak yaitu 0.99 yang berarti
bahwa nilai korelasi mendekati 1 menunjukkan adanya hubungan sangat kuat dan
PENUTUP
Kesimpulan
1. Ciri performans sifat kualitatif Ayam Kampung yang telah diamati secara
fisiknya yaitu bentuk tubuh besar, kokoh, mata bersinar terang, lincah dan gesit,
bulu-bulu di sekitar dubur kering dan bersih, kulit bersih, bulu mengkilap dan
cerah, serta muka, jengger dan pial berwarna merah segar serta tidak ada corak
jari ke-3 1,2464 cm, panjang taji 0, panjang paha bawah 2,435 cm, panjang paha
atas 1,832 cm, panjang dada 2,85 cm, lingkar dada 5,97 cm, lebar dada 4,779 cm,
panjang punggung 3,623 cm, panjang sayap 3,505 cm, lingkar leher 3,207 cm,
panjang leher 2,96 cm, panjang paruh 1,92 cm, jarak antara tulang pubis 1,69 cm,
2. Hasil niai Korelasi tertinggi berada pada dimensi tubuh antara panjang paha
bawah dengan panjang paha atas yaitu bernilai 0,912613482 atau mendekati nilai
Saran
Adapun saran pada pelaksanaan praktikum ini agar sebaiknya praktikan harus
penting. Untuk laboratorium, sebaiknya alat pengukur bissa ditambah lagi mengingat
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Gambar 1. Pengukuran Panjang Sayap