Kelompok 1
Ekskresi merupakan proses pengeluaran zat sisa metabolisme baik berupa zat cair
ataupun zat gas. Zat-zat sisa tersebut dapat berupa urine (ginjal), keringat (kulit), empedu
(hati), dan CO2 (paru-paru). Zat-zat ini harus dikeluarkan dari dalam tubuh jika tidak
dikeluarkan dari dalam tubuh akan mengganggu proses yang ada di dalam tubuh bahkan
meracuni tubuh. Zat-zat sisa ini merupakan hasil proses metabolisme dalam tubuh yang
sudah tidak berguna lagi. Alat ekskresi yang dimiliki oleh mahluk hidup berbeda-beda.
Semakin tinggi tingkatan mahluk hidup, semakin kompleks alat ekskresinya. Setiap makhluk
hidup mengeluarkan zat sisa agar tidak membahayakan dan meracuni tubuhnya.
Sistem ekskresi pada unggas (ayam) terdiri dari ginjal (metanefros), paru-paru, dan
kulit. Ayam memiliki sepasang ginjal yang berwarna cokelat. Saluran ekskresi terdiri dari
ginjal yang menyatu dengan saluran kelamin pada bagian akhir usus (kloaka). Ayam
mengekskresikan zat berupa asam urat dan garam.
Sistem urogenital merupakan sistem yang terdiri dari sistem urinarius dan sistem
genitalia. Dimana sistem urinarius dibagi menjadi traktus urinarius bagian atas dan bagian
bawah. Traktus urinarius bagian atas terdiri dari ginjal, pelvis renalis dan ureter, sedangkan
traktus urinarius bagian bawah terdiri dari vesika urinaria dan uretra.
Untuk sistem genitalia pada jantan dan betina berbeda, pada jantan terdiri dari testis,
vas deferens dan kloaka; sedangkan betina berupa ovarium, oviduct, uterus dan vagina.
1.2. Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui organ sistem urogenital dan
mengetahui penyakit yang menyerang sistem urogenital pada ayam.
1.3. Metode
Metode yang digunakan adalah studi literatur dan pengumpulan data dari internet.
2. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Sistem Urinary
Ginjal unggas berjumlah dua buah terletak pada dinding posterior abdomen, di luar
rongga peritoneum. Sisi medial setiap ginjal merupakan daerah lekukan yang disebut hilum
tempat lewatnya arteri dan vena renalis, cairan limfatik, suplai saraf, dan ureter yang
membawa urin akhir dari ginjal ke kandung kemih, tempat urin disimpan hingga dikeluarkan.
Ginjal dilingkupi oleh kapsul fibrosa yang keras untuk melindungi struktur dalamnya yang
rapuh (Guyton & John 2007). Ginjal ayam memiliki tiga lobus yaitu cranial, middle, dan
caudal
Salah satu penyakit yang dapat menyerang sistem urinary pada ayam adalah avian
urolithiasis. Avian urilithiasis adalah suatu penyakit yang mengakibatkan kerusakan pada
ginjal. Avian urolithiasis dapat disebabkan oleh penyakit infeksius, nutrisi, dan toxic atau
racun yang menyebabkan keracunan (Beckman B 2018)
1. Nutrisi
Pemberian kalsium untuk ayam petelur yang belum dewasa dapat menyebabkan
kerusakan ginjal.
Sodium bikarbonat kadang diberikan untuk meningkatkan kualitas kerabang telur dan
mengurangi heat stress. Namun dalam jumlah banyak, sodium bikarbonat dapat
menyebabkan avian urolithiasis dengan membuat urine ayam lebih banyak
mengandung alkaline. Kandungan alkaline yang tinggi juga dapat menyebabkan batu
ginjal
Defisiensi vitamin A dalam jangka panjang dapat menyebabkan kerusakan pada
ureter.
2. Penyakit Infeksius
Agen yang terlibat dan dapat menyebabkan avian urolithiasis adalah infectious
bronchitis dan avian nephritis virus. Infectious bronchitis (IB) adalah penyakit yang sangat
menular pada ayam yang biasanya menyerang sistem respirasi namun juga bisa
mempengaruhi sistem reproduksi dan urinary. Strain tertentu dari IB seperti Holte, Gray,
Italian, dan Australian T adalah strain yang berpotensi besar menyerang ginjal.
Keracunan yang diakibatkan kesalahan manusia atau human error pada penggunaan
produk sehari – hari juga dapat menyebabkan urolithiasis. Beberapa produk tersebut adalah
antibiotic, anticiccidial, mineral,vitamin, dan pestisida.
Antibiotik seperti aminoglicocides dibuang dari tubuh melewati ginjal dan berprotensi
menyebabkan nephrotoxic.
Penggunaan desinfektan yang tidak sesuai dosis juga dapat menyebabkan keracunan.
Temuan patologis yang dapat dilihat akibat penyakit avian urolithiasis adalah
degenerasi ginjal, pada gambar diatas terlihat ureter kanan yang membengkak dan
hypertrophy di lobus bawah sebelah kiri.
B. Sistem reproduksi
Gejala Klinis
Tanda-tanda klinis dari infeksi bervariasi dan tergantung pada usia burung, status kekebalan
tubuh inang, dan virulensi virus.
a) Gejala umum yang terjadi Kehilangan nafsu makan, depresi, berkerumun, batuk,
terengah-engah, dyspnoea, alas kandang basah, diare, diuresis.
b) Gejala klinis anak ayam biasanaya terdapat tanda-tanda klinis termasuk batuk, bersin,
ngorok, ingus hidung, dan eksudat berbusa di mata.
c) Gejala Klinis ayam dewasa biasanya terdapat tanda-tanda klinis batuk, bersin dan
ngorok dapat diamati. Penurunan produksi telur dari 5 sampai 10 % yang berlangsung
selama 10 sampai 14 hari. Namun, jika ada faktor komplikasi, penurunan produksi
mungkin mencapai sebesar 50 %. Telur yang dihasilkan setelah unggas terinfeksi
mungkin memiliki kulit tipis, bentuk tidak teratur, kecil, albumen encer. Biasanya
pigmen cokelat – kulit telur juga hilang. Dalam kasus komplikasi yang parah, ayam
dapat terkena airsacculitis. Ayam yang di vaksinasi dan bereaksi parah karena vaksin
basi atau terinfeksi selama dua minggu pertama mungkin memiliki kerusakan permanen
di oviduct, sehingga menghasilkan ayam dengan produksi telur yang buruk. Dalam
beberapa tahun terakhir, strain nephropathogenic telah menjadi lebih umum pada unggas
petelur. Strain ini dapat menyebabkan kematian tinggi selama infeksi atau lama setelah
terjadi kerusakan ginjal yang berkembang menjadi urolitiasis
Pengobatan
Belum ditemukan obat yang dapat menyembuhkan infectious bronchitis. Usaha yang
dapat dilakukan adalah membuat kondisi badan ayam cepat membaik dan merangsang nafsu
makannya dengan memberikan tambahan vitamin dan mineral, serta mencegah infeksi
sekunder dengan pemberian antibiotik. Dapat pula diberikan pemanasan tambahan pada
kandang.
Pencegahan
Vaksinasi dilakukan secara teratur sesuai dengan petunjuk pembuat vaksin atau
didasarkan atas hasil uji titer antibodi. Sebagai garis pertahanan kedua, ayam di daerah
masalah lB harus divaksinasi dengan vaksin hidup yang dimodifikasi untuk memberikan
perlindungan. Banyaknya serotipe diidentifikasi di lapangan menjadi tantangan dalam
merancang program vaksinasi yang efektif. Supaya dapat melindungi ayam terhadapserotype
tertentu, diperlukan identifikasi serotipe yangada di wilayah tersebut serta untuk menentukan
potensi lintas perlindungan dari vaksin yang tersedia. Pencegahan IB yang terbaik dicapai
melalui program biosekuriti yang efektif antara lain dengan cara melakukan sanitasi kandang
dan lingkungan termasuk mencegah banyak tamu dan hewan liar masuk kandang. Usaha
peternakan dikelola dengan baik sehingga memungkinkan suasana nyaman bagi ayam, antara
lain jumlah ayam pada suatu luasan kandang tidak terlalu padat, ventilasi kandang cukup dan
sedapat mungkin dilakukan sistem ”all in all out”.
3. SIMPULAN
Kesimpulan dari praktikum ini adalah sistem urogenital terdiri dari sistem urinary dan
genital. Organ utama dari sistem urinary adalah ginjal dan sistem genitalia betina terdiri dari
ovarium, oviduct, uterus dan vagina. Sedangkan sistem genitalia ayam jantan terdiri dari
testis, vas deferens dan kloaka.
4. DAFTAR PUSTAKA