Disusun Oleh :
Kelompok 3
Afrigh Miftahudin 202410003
Muhammad Faqih Minded Al Jundy 202410008
Agam Setyoadi 202410016
Fu’ad Fredyawan 202410022
Septia Windasih 202410023
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Praktikum
Dasar Ternak Unggas. Laporan ini kami susun sebagai bagian dari tugas Mata
Kuliah Dasar Ternak Unggas Program Studi Peternakan Fakultas Pertanian
Universitas Muhammadiyah Purworejo. Dalam kesempatan ini kami
mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat :
1. Roisu E. M., M.P. selaku dosen pengampu mata kuliah Dasar Ternak Unggas.
2. Asisten Dosen selaku pembimbing yang telah membimbing dan memberikan
pengarahan selama Praktikum Dasar Ternak Unggas dan penyusunan
Laporan Praktikum ini.
3. Teman – Teman Kelompok 3 yang telah bekerja sama selama kegiatan
Praktikum dan Penyusunan Laporan Praktikum ini.
4. Orang tua dan teman-teman mahasiswa yang selalu memberi dukungan,
sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Praktikum ini.
Kami menyadari bahwa Laporan Praktikum ini, masih jauh dari
sempurna, maka kami mohon kritik dan saran yang membangun agar menjadi
bahan perbaikan laporan ini. Besar harapan kami, bahwa laporan ini dapat
bermanfaat bagi pembaca pada umumnya.
Praktikaan
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................iv
DAFTAR TABEL...................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................5
1.1 Latar Belakang..........................................................................................5
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................5
1.3 Tujuan........................................................................................................6
1.4 Manfaat......................................................................................................6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................7
2.1 Anatomi Ayam..........................................................................................7
2.2 Sistem Pencernaan Ayam..........................................................................8
2.3 Sistem Reproduksi Ayam........................................................................11
2.4 Sistem Peredaran Darah Ayam................................................................12
2.5 Sistem Kerangka Ayam...........................................................................12
2.6 Sistem Otot Ayam...................................................................................13
2.7 Sistem Respirasi Ayam...........................................................................13
BAB III MATERI DAN METODE......................................................................15
3.1 Lokasi Dan Waktu...................................................................................15
3.2 Materi......................................................................................................15
3.3 Metode.....................................................................................................15
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN..............................................................17
4.1 Hasil dan Pembahasan.............................................................................17
4.2 Table perbandingan unggas.....................................................................24
BAB V PENUTUP................................................................................................26
5.1. Kesimpulan..............................................................................................26
5.2. Saran........................................................................................................26
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................27
iii
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
iv
BAB I
PENDAHULUAN
5
1.3 Tujuan
1. Mengetahui cara melakukan nekropsi pada ayam jantan.
2. Mengetahui alat dan bahan yang diperlukan untuk melakukan nekropsi
pada ayam jantan.
3. Mengetahui apa saja yang diamati dalam nekropsi pada ayam jantan.
1.4 Manfaat
1. Mahasiswa menjadi tahu cara melakukan nekropsi pada ayam jantan.
2. Mahasiswa menjadi tahu alat dan bahan yang diperlukan untuk
melakukan nekropsi pada ayam jantan.
3. Mahasiswa menjadi tahu apa saja yang diamati dalam nekropsi pada
ayam jantan.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
7
2.2 Sistem Pencernaan Ayam
Sistem pencernaan pada ayam terdiri atas saluran utama organ alimentara
dan saluran pendukung atau organ assesoria. Saluran pencernaan utama secara
berurutan adalah mulai dari paruh, esophagus, tembolok, proventrikulus, gizzard,
usus halus, sekum, usus besar, dan kloaka. Sedangkan organ pendukung
pencernaan terdiri atas pancreas, hati, dan empedu. Organ pendukung tersebut
merupakan kesatuan suatu sistem pencernaan sehingga terjadilah gerak peristaltic,
sekresi asam lambung, sekresi enzim, sekresi elektrolit dan hormone.
Proses pencernaan pada unggas juga dibagi menjadi pencernaan secara
mekanik, enzimatis maupun fermentatif. Proses pencernaan mekanik terjadi di
dalam gizzard, sedangkan pencernaan enzimatis terjadi di dalam usus halus, dan
pencernaan fermentative terjadi utamanya di sekum.
a. Paruh
Ayam hanya memiliki paruh, bukan mulut yang dilengkapi dengan gigi
sehingga tidak melakukan fungsi gigi yaitu memecah pakan yang
dikonsumsi, tetapi hanya untuk mengambil makanan/pakan. Paruh tersusun
atas jaringan tanduk yang disebut keratin. Didalam paruh dilengkapi dengan
lidah yang berfungsi mendorong pakan masuk ke esophagus. Air minum
dan sekresi saliva dari kelenjar ludah akan membantu dalam proses
penelanan. Fungsi saliva pada ayam hanya sebagai lubrikan dan membantu
proses deglutasi pakan. Produksi saliva ayam sekitar 7 -25 ml/hari (Rizal,
2006).
b. Esophagus dan Tembolok
Esophagus adalah saluran pencernaan yang terletak setelah rongga
mulut. Esophagus menghubungkan mulut dengan proventrikulus/lambung.
Pada ayam, pada kira-kira pertengahan esophagus terdapat bagian yang
menonjol yang disebut crop atau tembolok. Fungsi tembolok adalah tempat
penampung pakan sementara, artinya setelah tembolok penuh, ayam akan
berhenti makan.
c. Proventrikulus
8
Bagian ini juga disebut lambung sejati karena pada bagian ini mulai
disekresikan cairan lambung yang terdiri atas pepsinoden dan asam klorida
(HCl) oleh kelenjar lambung. Sekresi HCl dan pepsinogen diatur oleh syaraf
vagus dan hormone gastrin yang dihasilkan oleh mukus sel lambung, namun
setelah sampai usus halus sekresi dihambat. Lama waktu digesta dalam
proventrikulus relatif sangat singkat, maka pencernaan yang terjadi di
bagian ini hanya signifikan untuk protein.
d. Ventrikulus (Gizzard)
Gizzard atau ventrikulus adalah organ yang hanya dimiliki oleh unggas
termasuk ayam. Ventrikulus atau disebut juga muscular stomach karena
terdapat otot-otot yang kuat untuk menghancurkan struktur digesta yang
masuk. Otot-otot gizzard juga disebut gizzard teeth. Pencernaan mekanik
dalam organ ini juga dibantu oleh grit/batuan kecil yang dikonsumsi oleh
ayam yang dipelihara bebas atau sengaja ditambahkan dalam pakan,
khususnya pada ayam petelur dengan tujuan untuk membantu proses
pencernaan mekanik.
e. Usus Halus
Usus halus pada ayam secara anatomis terbagi menjadi tiga bagian yaitu
duodenum, jejenum, dan ileum. Ditengah bagian duodenum, yang biasanya
berbentuk “U”, terdapat pancreas. Usus halus ini merupakan tempat utama
terjadinya pencernaan pakan secara enzimatis dan absorpsi zat-zat makanan
yang telah tercerna. Pankreas pada ayam memiliki tiga kelenjar/ductus yang
bermuara bersama-sama di duodenum. Tiga ductus tersebut yaitu ductus
pankreatikus, ductus cysticus dari kantong empedu dan ductus hepaticus
dari hati (hepar). Ductus pankeaticus berfungsi menetralisir digesta yang
bersifat asam setelah melalui proventriculus dan masuk pada bagian usus
halus. Dengan perubahan pH digesta tersebut maka enzim yang disekresi
pancreas dapat berfungsi optimal. Empedu mengandung garam natrium dan
kalium dan zat warna bilirubin. Sekresi garam-garam empedu ini sangat
penting karena berfungsi untuk mengemulsikan lemak dan mengaktifkan
lipase pankreas, yang membantu mencerna/menghidrolisis lemak.
9
Jejenum dan ileum secara histologis tidak berbeda dengan duodenum.
Antara duodenum dan ileum, secara anatomis dipisahkan dengan
keberadaan Meckel’s diverticulum. Usus halus adalah organ utama proses
pencernaan dan absorpsi . Usus halus merupakan tempat terjadinya
pencernaan karbohidrat, lemak, dan protein secara efektif. Dalam proses
pencernaan itulah senyawa komplek dicerna menjadi secara sederhana,
sehingga bisa diserap oleh ayam. Absorpsi zat-zat makanan hasil
pencernaan enzimatis itu diserap melalui vili-vili usus. Setiap vili
mengandung pembuluh limpa dan kapiler. Vili juga tersusun atas mikro-vili
sehingga luas permukaan penyerapan menjadi semakin tinggi.
f. Usus Besar
Sebagaimana usus halus, usus besar terdiri dari beberapa bagian, yaitu
sekum, kolon, dan rectum dengan kloaka sebagai tempat keluar feses dan
urin. Sepasang sekum pada ayam memiliki fungsi utama untuk absorpsi air
dan elektrolit. Sekitar 36% air dan 75% dari natrium yang terdapat dalam
pakan diabsorpsi (Shivus, 2014). Pada sekum terdapat microflora yang
mencerna secara fermentative dari serat kasar digesta yang tidak tercerna di
dalam usus halus. Sedangkan kolon sangat pendek pada ayam dan diduga
tidak banyak berperan dalam absorpsi zat makanan.
g. Kloaka
Kloaka aadalah saluran yang membuka dan menghubungkan dengan
anus dibagian akhir. Fungsi kloaka sebagai lubang pelepas sisa digesti,
urine, feses, muara saluran reproduksi dan lubang keluar yang berhubungan
dengan udara luar (vent).
h. Hati
Hati ayam beratnya sekitar 3% dari bobot badan. Hati mensekresi
getah/cairan empedu untuk disalurkan masuk ke dalam duodenum melalui 2
kelenjar. Fungsi getah empedu adalah menetralkan asam klorida (HCl) yang
dihasilkan oleh lambung dan membentuk sabun yang larut dalam air, agar
dapat diabsorpsi.
i. Cairan Empedu
10
Cairan empedu tersimpan dalam kelenjar empedu yang membentuk
kantong, sehingga disebut kantong empedu. Ada 2 asam empedu yang
ditemukan dalam cairan empedu, yaitu asam taurokholat dan asam
glikokholat.
j. Pankreas
Pankreas berfungsi untuk mensekresi cairan pankreas, khususnya enzim
yang akan mencerna dengan baik karbohidrat/pati, lemak dan protein.
Saluran pencernaan dan organ pendukungnya akan bekerja sebagai suatu
sistem yang bekerja sama untuk membantu proses pencernaan. Saluran
pencernaan dengan gerak peristaltiknya menggerakkan digesta, lalu organ
pendukung dengan berbagai jenis sekresinya akan merubah kondisi pH,
mengaktifkan hormone dan enzim, serta membentuk soluble soaps sehingga
proses pencernaan akan berjalan maksimal.
11
b. Epididimis
Setiap testis memiliki satu epididymis yang menempel pada dinding
bagian luar testis. Epididimis merupakan saluran yang berbelah-belah yang
berfungsi untuk alat transport, penyerapan air, pendewasaan dan
penyimpanan sperma.
c. Vas deferens
Vas deferens terdapat sepasang yang menghubungkan bagian
epididymis dengan penis. Vas deferens berfungsi untuk menyalurkan
sperma.
d. Penis
Pada ayam jantan tidak berkembang seperti halnya pada ternak lainnya.
Bentuknya hanya sebagai papilla atau pallus dan rudimentor seperti putting
susu dan agak berkembang pada saat kopulasi atau terangsang libidonya,
berfungsi sebagai alat kopulasi/menyemprotkan sperma ke dalam alat
reproduksi betina pada saat terjadi perkawinan.
e. Kloaka
Kloaka pada ayam jantan dewasa merupakan bagian yang berhubugan
dengan vas deferens. Diameternya membesar membentuk bulbus yang
berfungsi untuk menampung semen, bagian ini disebut bursa fabricius.
Kloaka sebetulnya tidak termasuk alat kelamin tetapi merupakan alat
pelindung alat reproduksi terutama penis. Kloaka ini mempunyai otot
spinter dan selalu tertutup rapat dan membuka hanya pada saat membuang
kotoran dan kapalatis. Keistimewaan alat kelamin pada ayam jantan adalah
tidak mempunyai kelenjar vesikula seminalis, cowper, dan prostat. Cairan
tambahan semen ayam berasal dari tubulus semiferus dan epididymis.
12
darah ayam diatur oleh denyut jantung. Sistem peredaran darah ayam termasuk
peredaran darah ganda yang dibantu oleh pembuluh darah arteri dan pembuluh
darah vena.
13
serabut merah (red fibres), serabut putih (white fibres), dan serabut pertengahan
(intermediate).
14
d. Sedangkan fase expirasi yang kedua akan bergerak keluar melalui
tengkorak kantung udara, melalui syarink ke trachea, laring, dan
akhirnya rongga hidung.
15
BAB III
MATERI DAN METODE
3.2 Materi
Alat :
a. Satu buah pisau operasi
b. Dua buah pisau bedah
c. Satu buah gunting bedah
d. Satu buah pinset
e. Mistar
f. Timbangan digital
g. Gelas Ukur
Bahan :
a. Satu ekor ayam kampung jantan
b. Air panas
3.3 Metode
a. Riwayat Hidup Unggas Ayam Kampung
Mencatat segala hal yang berhubungan dengan riwayat hidup unggas
ayam kampung tersebut. Riwayat hidup unggas tersebut, terdiri dari jenis
unggas, jenis kelamin, umur, didapatkan atau diperoleh darimana, kondisi
umum kesehatan, riwayat kesehatan, serta tindakan peternak terhadap
penyakit yang dialami oleh unggas tersebut.
b. Pengamatan Performan Unggas Ayam Kampung
Mengamati serta mencatat pengamatan performan atau penampilan
luar unggas ayam kampung tersebut. Pengamatan performan atau
penampilan unggas ayam kampung tersebut, berupa tingkah laku lincah atau
tidak, dan perubahan anatomi berupa bagian kepala, bagian dubur, serta
bagian punggung.
16
c. Nekropsi
Menyembelih unggas ayam kampung tersebut, dengan cara memotong
pembuluh darah (arteri maupun vena jugularis), syaraf, trakea,
maupun esophagus pada bagian leher sebelah atas dengan pisau yang tajam
(menyembelih). Unggas ayam kampung tersebut terus direst-in hingga
sampai benar-benar sudah mati. Kemudian tampung darah yang keluar dari
leher yang telah terpotong menggunakan gelas ukur.
Setelah ayam telah dipastikan mati, langsung celupkan semua anggota
tubuh ayam ke air yang telah mendidih beberapa detik saja dan langsung
bersihkan bulu setelah diangkat dari wadah yang berisi air mendidih tadi.
Kemudian letakkan ayam dengan posisi dorsal (telentang). Ekor menghadap
kearah pemeriksa.
Melakukan pelaksanaan nekropsi dengan urutan sebagai berikut, Buat
sayatan melintang pada abdomen, kemudian Buka rongga perut dengan
memotong tulang rusuk kanan dan kiri kea arah karnial. Setelah itu Buka
rongga dada dengan memotong tulang dada strnum dan clavikula.
Memeriksa saluran pencernaan dengan memotong batas antara
tembolok dengan proventrikulus, mengangkat dan menarik dengan hati-hati
proventrikulus, sambil mengangkat saluran pencernaan di bawahnya,
memotong alat penggantung bagian usus, mengangkat dari proventrikulus
hingga anus, meletakkan di meja periksa, mengamati bagian luar maupun
dalam (isi dan dinding saluran). Setelah itu dilanjutkan dengan
memeriksa system pernafasan unggas ayam, memeriksa system peredaran
darah, memeriksa system otot, memeriksa system urogenatalia,
memeriksa system kerangka, dan memeriksa system reproduksi.
17
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Unggas pada praktikum Dasar Ternak Perah ini adalah jenis unggas ayam
kampung, berjenis kelamin jantan pada umur ±95 hari, diperoleh dari peternak
rumahan, kondisi umum sehat, riwayat kesehatan unggas masih dalam kondisi
muda, serta tindakan yang telah dilakukan peternak dalam mencegah atau
mengalami penyakit unggas ayam kampung tersebut adalah dengan pemberian
vitamin dan jamu rempah. Total berat tubuh yang dimiliki saat hidup mencapai
1094 gram. Dengan berat bulu kering ±26 gram, dan berat bersih (kotoran dalam
pencernaan dan bulu telah dibersihkan) mencapai 956 gram.
Gambar 4. Penampang
Gambar Lidah
5. Penampang dandan
Mata Hidung Ayam
Telinga Ayam
Kampung
Kampung
18
Unggas ayam kampung tersebut memliki tingkah laku tenang dan memiliki
anatomi-anatomi, yaitu anatomi bagian kepala normal, anatomi bagian pial atau
jengger merah muda, anatomi bagian dubur bersih serta hidung tidak berlendir,
anatomi bagian punggung normal, anatomi bagian mata bersinar, anatomi bagian
bulu kusam.
Gambar 7. Volume Darah yang Keluar Saat Gambar 6. Berat Darah yang Keluar Saat
Penyembelihan Penyembelihan
Pengambilan darah pada ayam jantan kampung ini dilakukan pada saat
penyembelihan dengan menampung darahnya pada gelas ukur yang telah
disediakan. Darah pada gelas ukur tersebut kemudian ditimbang untuk
mengetahui berat massanya dan diukur volumenya. Setelah ditimbang dan diukur
volumenya, diperoleh berat/massa darah sebanyak 51 gram dan volumenya
sebanyak 65 mili.
Gambaran darah pada hewan dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti
umur, jenis kelamin, bangsa, penyakit, temperatur lingkungan, keadaan geografis,
kebuntingan, dan kegiatan fisik (Sturkie, 1976). Untuk mengetahui adanya
penyimpangan terhadap gambaran darah maka perlu diketahui gambaran darah
normal dari hewan tersebut (Handerson dan Blood, 1975). Gambaran normal
darah ayam adalah sebagai berikut : jumlah sel darah merah 2,5–3,5 juta/mm3
darah; kadar Hb 7,0–13 g/dl, dan nilai PCV berkisar 22–35% (Schalms et al.,
1986). Berdasarkan pernyataan dari Schalms et al (1986) tersebut, darah yang
terkandung dalam ayam jantan kampung ini tergolong normal.
19
4.1.4 Nekropsi
a. Sistem Respirasi
Gambar 9. Usus Halus , Usus Buntu, dan Kloaka Gambar 10. Proventikulus, Ventikulus/Ampela,
Hati, Limpa, Pankreas, Dan Empedu
20
Setelah mengamati atau memeriksa sistem pencernaan pada ayam
jantan kampung tersebut, berikut beberapa penjelasan dari organ-organ
pencernaan yang kami amati atau periksa
Tembolok memiliki berat ±20 gram, dengan saluran tenggorokan
sepanjang 24 cm.
Proventikulus beratnya mencapai 6 gram yang mana dinding
saluran bagian proventrikulus ini termasuk normal.
Ampela bagian depan berfungsi sebagai penghasil pepsin atau
enzim pengurai protein dan penghasil asam lambung. Ampela memiliki
otot yang kuat dan permukaan yang tebal yang fungsinya sebagai
pemecah makanan menjadi bagian-bagian yang lebih kecil (Roni
Fadilah dkk, 2011). Gizzard atau empedal atau ventrikulus terdapat
lapisan lemak, usus halus terdapat bercak kemerahan yang tidak dapat
dihilangkan melalui air seharusnya bisa hilang atau kondisi dinding
dalam keadaan bening atau cerah, serta memiliki warna biru normal dan
terdapat lapisan lemak.
Ventriculus ini memiliki bobot ±43 gram. gizzard atau empedal
atau ventrikulus terdapat pakan berwarna hijau dan selaput
kulit gizzard tidak terlalu mudah untuk dibuka, apabila dalam keadaan
sakit maka selaput gizzard tersebut akan dengan mudah untuk dibuka,
usus halus bersih terdapat bercak kemerahan, seka bersih, dan usus
besar terdapat bercak kemerahan. Menurut Tarrnudji (2004) terkadang
pada pemeriksaan patologi anatomi hanya ditemukan bercak sedikit
pada ventrikulus dan tidak ada perubahan yang spesifik. Menurut
Dharma (1997) bahwa pada kasus AE terlihat lapisan otot dinding
ventriculus tampak keputihan. Berdasarkan pernyataan dari Tarmudji
dan Dharma tersebut, empedal pada ayam jantan kampong ini tergolong
normal dan bebas dari penyakit.
Hati memiliki ukuran normal, warna merah-kecoklatan, konsistensi
rapuh, memiliki berat sekitar 24 gram dan kantong empedu terbungkus
lemas. Hati berfungsi untuk memproduksi empedu. Hal ini sesuai
dengan pendapat Fadilah dan Pollana (2004) yang menyatakan bahwa
21
hati yang tidak memiliki kelainan berwarna cokelat kemerahan yang
dilengkapi kantong empedu dan konsistensi kenyal. Ditambahkan oleh
Suprijatna et al. (2005) yang menyatakan fungsi utama hati dalam
pencernaan dan absorpsi adalah produksi empedu.
Pankreas pada ungags ayam kampung berwarna putih kekuningan,
berukuran normal dan tidak terdapat kelainan. Pankreas merupakan
organ pencernaan tambahan yang berfungsi sebagai kelenjar endokrin
maupun kelenjar eksokrin dan terletak di antara usus halus. Hal ini
sesuai dengan pendapat Suprijatna et al. (2005) yang menyatakan
pankreas terletak diantara duodenal loop pada usus halus dan
meruapakan suatu kelenjar yang berfungsi sebagai kelenjar endokrin
maupun kelenjar eksokrin. Ditambahkan oleh Yuwanta (2004) yang
menyatakan pankreas mempunyai dua fungsi yang semuanya
berhubungan dengan pengunaan enrgi ransum, yaitu eksokrin dan
endokrin.
Usus besar terdapat bercak kemerahan yang tidak dapat
dihilangkan melalui air seharusnya bisa hilang atau kondisi dinding
dalam keadaan bening atau cerah.
c. System peredaran darah
Jantung memiliki ukuran normal, berwarna merah muda-kecoklatan,
selaput jantung berlemak, memiliki berat sebesar 5 gram dan konsistensi
kenyal. Hal ini sesuai dengan pendapat Jahja et al., (2006) bahwa ayam
dalam kondisi normal jantung berwarna merah muda. Menurut Suprijatna et
Gambar 12. Organ Peredaran Darah Kecil Pada Gambar 11. Peredaran Darah Besar Ayam
Ayam Kampung Kampung
22
al. (2005) jantung ayam memiliki empat ruang yaitu dua atrium dan dua
ventrikel.
d. System otot
Jaringan daging bersih, basah mengkilap, berwarna merah muda, isi
rongga dada terdapat banyak gumpalan lemak, isi rongga perut terdapat
banyak gumpalan lemak, dan kantong udara bersih. Hal ini sesuai ddengan
pendapat Afriianti (2013) yang menyatakan bahwa daging yang sehat
berwarna cerah putih kekuningan. Jaringan subkutan juga berwarna bersih,
tidak terdapat bercak-bercak. Ini menandakan ayam sedang tidak terserang
penyakit AI (Avian Influenza) yaitu terdapat ptekhiae subkutan pada kaki
dan paha.
Gambar 13. Otot Paha Pada Ayam Kampung Gambar 14. Serat Daging Yang Diiris
e. System Kerangka
Rangka ayam terdiri dari tulang kepala, tulang leher, tulang sayap,
tulang dada, tulang kaki, dan tulang belakang, dimana semua rangka yang
ada di ayam kampung di gambar tidak terdapat kecacatan. Rangka berfungsi
Gambar 15, Tulang Rusuk Pada Ayam Kampung Gambar 16. Susunan Kerangka Ayam Kampung
23
untuk menjaga bentuk tubuh, menyangga daging, melindungi organ vital
dan sebagai alat gerak. Hal ini sesuai dengan pendapat Suprijatna, dkk
(2010), yang menyatakan kerangka adalah suatu kesatuan sistem yang
tersusun dari banyak tulang yang menunjang terbentuknya tubuh sebagai
melekatnya otot.
f. System Urogenatalia
Gambar 17.18.
Gambar Usus Halus,
Ginjal Usus
Ayam Besar, Usus Buntu,
Kampung
dan Kloaka
g. System reproduksi
Gambar 20.
Gambar 19. Alat
Testis Ayam Kampung
Kopulasi Muda Jantan
Ayam Kampung
24
Sistem reproduksi unggas jantan terdiri dari testis yang berfungsi
sebagai tempat pembentukan sperma, Vas deverens yaitu bagian yang
membawa sel sperma ke kopula, Kopulasi yaitu bagian yang mengangkut
semen dan kloaka yaitu tempat keluarnya sperma. Hal ini sesuai dengan
pendapat Hardjosworo (2011) yang menyatakan bahwa organ reproduksi
jantan adalah testis, ductus deferens, dan organ kopulasi yang bersifat
rudimenter yang terletak dalam kloaka.
bobot volume
no jenis unggas bobot hidup bobot bulu
darah darah
1 ayam kampung 1094 gram 51 gram 65 ml 26 gram
2 burung puyuh 204 gram 11 graam 15 ml 45 gram
3 bebek 1187 gram 210 gram 80 ml 265 gram
4 entok 1913 gram 94 gram 110 ml 361 gram
Pada burung puyuh bobot hidupnya mencapai 204 gram, bobot darah
mencapai 11 gram, volume darah mencapai 15 ml, dan bobot bulunya mencapai
25
45 gram. Hal ini sesuai dengan pernyataan Sholehuddin (2011) bahwa bobot
tubuh rata-rata seekor puyuh betina adalah sekitar 143-147 g. burung puyuh
tersebut lebih berat dikarenakan memiliki kelamin jantan. menurut Jain (1993)
menyatakan bahwa kisaran jumlah eritrosit normal unggas yaitu 2,5-3,5 x106 /μL.
Dapat dikatakan bahwa burung puyuh tersebut dalam kondisi normal.
Pada entok, bobot badannya mencapai 1913 gram bobot darah mencapai
94 gram, volume darah mencapai 110 ml, dan bobot bulunya, mencapai 361 gram,
Bintang (2001) menyatakan, bobot badan entok jantan dan betina umur 12
minggu yang mendapat pakan dengan kandungan protein kasar (PK) 15% pada
umur 3-6 minggu dan PK 12% pada umur 6-12 minggu adalah 2.193,04 gram dan
1.539,5 gram. Hal tersebut menunjukkan bahwa bobot entok yang digunakan
untuk praktikum dalam kondisi normal, dimana bobot tubuh sekitar 1500-2000
gram. Semua bobot bulu pada unggas yg sudahdiatas , ditimbang pada saat bulu
sudah kering.
26
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari praktikum dasar ternak unggas tersebut, dapat
disimpulkan bahwa system pencernaan, system respirasi, system peredaran darah,
system reproduksi, system urogenatalia, dan system kerangka pada ayam jantan
kampung tersebut semuanya tergolong normal tanpa suatu penyakit apapun.
System organ luar maupun dalam sangat berperan penting bagi setiap
makluk hidup dan dari praktikum tersebut mahasiswa telah memahami sedikit
demi sedikt anatomi dan fisiologi karaena dapat di amati secara langsung bahkan
proses nekropsi juga di laksanakan secara langsung.
5.2. Saran
Kepada para praktikan agar memperhatikan cara mengidentifikasi organ-
organ luar maupun dalam yaitu alat respirasi maupun alat pencernaan pada unggas
yang di peraktikkan atau yang dibedah dalam praktikum.
27
DAFTAR PUSTAKA
Dharm4 DMN, Putr4 AAG . Lgg7. Penyidikan Penyakit Unggas. CV. Bali Media
Adhikarsa. Denpasar.
Fadilah, R. dan A. Polana. 2004. Aneka Penyakit Pada Ayam dan Cara
Mengatasinya. Agromedia Pustaka, Jakarta.
MP., Muharlien dkk. 2017. Ilmu Produksi Ternak Unggas. UB Press, Malang.
Rawendra, Rudy dan Waluyo, Sri Teguh. 2018. Kupas Tuntas Penyakit Unggas.
Media Nusa Creative, Malang
Schalms OW, Jain NC, Carol EJ. (1986). Veterinary Haematology. 4th Ed.
Philadelphia.Lea and Febiger
Sturki PD. 1976. Avian Physiology. 3rd Ed. New York. Comstock Publishing
Associates A Devision of Cornell University Press Ithaca.
28
Suprijatna, E., U. Atmomarsono dan R. Kartasudjana. 2005. Ilmu Dasar Ternak
Unggas. Penebar Swadaya, Jakarta.
Tarmudji. 2005. Penyakit Pernafasan Pada Ayam, Ditinjau Dari Aspek Klinik
Dan Patologik Serta Kejadiannya Di Indonesia. Jurnal Wartozoa 15 (2) : 72
– 82.
29