Anda di halaman 1dari 52

LAPORAN TETAP

PRAKTIKUM ILMU PRODUKSI TERNAK UNGGAS

Di Susun oleh:

Kelompok

1. M. Anwar Hidayat (B1D022121


2. M. Ihsanuddin (B1D022122)
3. Melsa Sapira (B1D02218)
4. Nadiya Wulandari (B1D022149
5. M. Irwan Sajini (B1D022124)
6. M. Yunus (B1D02215)
7. Hendra Zul Paridi (B1D022103)

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS MATARAM

i
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Praktikum Ilmu Produksi Ternak Unggas ini disusun untuk memenuhi syarat yang
diperlukan dalam mata kuliah Ilmu Produksi Ternak Unggas di Fakultas Peternakan
Universitas Mataram

Laporan ini telah disetujui dan disahkan oleh Dosen Pembimbing pada tanggal 28 september
2023

Dosen Pembimbing

Ir.Ni Ketut Dewi Haryani,M.P

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan laporan ini adalah untuk memenuhi SKS pada mata
kuliah Ilmu Produksi Ternak Unggas. Selain itu, laporan ini membahas tentang pengamatan
morfologis unggas dan pengamatan alat pencernaan,alat reproduksi,alat pernapasan dan
uretra pada ungas ini bertujuan untuk menambah wawasan tentang dikehidupan sehari-hari
bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada semua kakak asisten dosen selaku memberi
bimbingan dasar dan mencontohkan praktik yang baik dan benar sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni ini.

Saya menyadari,laporan ilmu produksi ternak ungags yang saya tulis ini masih jauh
dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun kami butuhkan demi
kesempurnaan laporan ini.

Mataram,24 September 2023

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN DEPAN i

KATA PENGANTAR ii

DAFTAR ISI iii

DAFTAR GAMBAR iv

DAFTAR TABEL v

DAFTAR LAMPIRAN vi

ACARA 1 PENGAMATAN MORFOLOGIS UNGGAS


BAB I PENDAHULUAN 1

1.1............................................................................................................................Latar
Belakang 1
1.2............................................................................................................................Tuju
an Praktimum 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3

2.1..................................................................................................................................Peng
ertian Unggas 3
2.2..................................................................................................................................
Ayam (galus sp) 3
2.3..................................................................................................................................
Bebek (Anas Platrhynchos Domesticus) 5
2.4..................................................................................................................................
Entok ( Cairina Moschata) 6

BAB III MATERI DAN METODE PRAKTIMUM 8

3.1. Waktu Praktikum 8

3.2. Materi Praktikum 8

3.3. Metode Praktikum 8

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 9

4.1. Hasil Praktimum 9

4.2. Pembahasan Praktikum 17

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 21

iv
5.1. Kesimpulan 21

5.2. Saran 21

DAFTAR PUSTAKA 22

ACARA II PENGAMATAN ALAT PENCERNAAN, ALAT REPRODUKSI, ALAT


PERNAPASAN DAN URETRA PADA UNGGAS
BAB I PENDAHULUAN 24
1.1..................................................................................................................................
Latar Belakang 24
1.2..................................................................................................................................
Tujuan Praktikum 24
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 25
2.1 Pengertian Bebek 25
2.2. Sistem Pencernaan Pada Bebek 27
2.3. Sistem Refreduksi pada Bebek Jantan 28
2.4. Sistem Pernapasan Pada Bebek 29
2.5. Sistem Urinaria Pada Bebek 32
BAB III MATERI DAN METODE PRAKTIMUM 33

3.1. Waktu dan Tempat Praktimum 33

3.2. Materi Praktimum 33

3.3. Metode Praktikum 33

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 34

4.1. Hasil Praktimum 34

4.2. Pembahasan 35

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 40

5.1 Kesimpulan 40

5.2. Saran 40

DAFTAR PUSTAKA 41

v
DAFTAR GAMBAR

ACARA 1

Gambar 1 Unggas 3

Gambar 2 Ayam 3

Gambar 3 bebek 5

Gambar 4 Entok 6

Gambar 5 Ayam Jantan 10

Gambar 6 Ayam Betina 12

Gambar 7 Bebek Jantan 13

Gambar 8 Bebek Betina 14

ACARA II

Gambar 9 Ayam Jantan

vi
DAFTAR TABEL

ACARA 1

Tabel 1:Morfologi Ayam Jantan 10


Tabel 2:Morfologi Ayam Jantan 11
Tabel 3: Morfologi Ayam Betina 12
Tabel 4: Morfologi Bebek Jantan 13
Tabel 5: Morfologi Bebek Betina 15
Tabel 6: Morfologi Mentok Betina 16
Tabel 7:hasil pengamatan bentuk kepala,jengger,paruh dan kaki 16
ACARA II
Tabel 1. Perbandingan Ciri Luar Itik Jantan Dan Betina 34
Tabel 2 . Ukuran dan Bobot bebek jantan . 35

vii
ACARA 1 PENGAMATAN MORFOLOGIS UNGGAS

viii
ix
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Unggas adalah sejenis hewan ternah kelompok dari sejenis burungyang akan
dimanfaatkan daging telur dan bulunya Pada umumnya hewan ini termasuk bagian dari
kelompok ordo gallifermos dan anserifornes memiliki bentuk tubuh seperti ayam atau
seperti bebek. Secara umum kebanyakan hewan jenis ini memang mempunyai bentuk
tubuh seperti ayam dan bebek.Biasanya hewan-hewan ungas sering dijadikan sebagai
hewan ternak atau hewan peliharaan. Karena hewan jenis ini mudah dirawatdan termasuk
hewan yang produktif. Akan tetapi hewan unggas memiliki daya tubuh yang lemah, maka
hewan ini sering terkena virus atau penyakit. Kata unggas pada umumnya digunakan
untuk burung pemakan daging. Atau lebih umum, kata ini juga dapat digunakan untuk
menyebut jenis-jenis burung lainnya.( Taha S R, Mukhtar M, Mokodongan A. 2022)

Ayam merupakan salah satu ternak unggas yang sudah komersial untukdipelihara.
Ayam sudah banyak dipelihara sebagai penghasil daging yang disebutayam pedaging dan
penghasil telur yang disebut ayam petelur. Pengamatanmorfologis (pengamatan eksterior)
pada ayam sangat penting dilakukan, karenadengan cara ini dapat dilihat karakteristik
fisik ayam-ayam yang memiliki produktifitas tinggi. Pada pengamatan eksterior
dilakukan dengan melihat kondisi bulu, panjang shank, jarak tulang pelvis dan lain-lain
Ayam merupakan jenis unggas yang paling banyak dikonsumsi karena mudah didapat dan
rasanya yang lezat. Ayam yang diolah pada menu kontinental adalah jenis ayam pedaging
yaitu ras ayam yang mampu menghasilkan daging yang baik, lembut dan tidak banyak
lemak (Bagus Putu Sudiara, 1995:117).

Bebek atau itik adalah nama umum untuk beberapa spesies burung dalam famili
Anatidae. Bebek umumnya adalah burung akuatik yang sebagian besar berukuran lebih
kecil dibandingkan kerabatnya, angsa dan angsa berleher pendek, dan dapat ditemukan
hampir di seluruh Indonesia. Bebek merupakan jenis ternak yang memproduksi telur
maupun daging yang dikonsumsi masyarakat Indonesia, karena dibutuhkan untuk
memenuhi protein hewani. Masyarakat Indonesia membudidayakan bebek atau itik
sebagai sumber pendapatan keluarga yang menjanjikan karena hanya membutuhkan
modal pesawahan yang banyak air untuk pengembalaan bebek atau itik serta di daerah
sekitar sungai yang terdapat ikan kecil atau keong-keong kecil sebagai sumber makanan
(Ismoyowati dan Imam Suswoyo, 2011).

Disamping itu, ada ternak unggas yang disebut entok. Entok merupakan itik pedaging
yang paling besar di dunia dan bobotnya dapat mencapai 3,5 kg sampai 6kg. Warna entok
pada umumnya adalah Warna pada entok dapat berupa biru, biru dan putih, cokelat,
cokelat dan putih, putih hitam dan hitam,lembayung muda, dan calical (Srigandono,
1997).

1
.Dari uraian diatas, antara jenis unggas yang satu dengan yang lainnyamemiliki
perbedaan yang spesifik. Untuk mengetahui karakteristik perbedaan antaramasing-masing
jenis unggas perlu dilakukan pengamatan eksterior (bagian luar).

1.2 Tujuan Praktikum


1.2.1 Untuk mengamati macam-macam bulu pada ungags
1.2.2 Untuk mengamati perbedaan antara bulu ayam,itik,dan entok
1.2.3 Untuk mengamati perbedaan antara bulu ayam,itik,dan entok yang jantan dan betina
1.2.4 Untuk mengamati bentuk jengger dan pial pada ayam
1.2.5 Untuk mengamati bentuk kepala pada ayam,itik,dan entok
1.2.6 Untuk mengamati bentuk kaki dan jumlah jari kaki pada ayam,itik,dan entok

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Unggas

Unggas merupakan ternak monogastric (berlambung


tunggal),makanannya sebagian besar berupa konsentrat. Bahan pakan
penyusun ransum unggas umumnya atau ransum unggas komersial yang
beredar dipasaran,kurang lebih 90-95% tersusun dari tanaman atau nabati. Dari
jumlah tersebut, lebih kurang 40-65% tersusun dari jagung kuning dan 20-40%
bersumber dari bahan pakan nabati lainnya. Sebaliknya, penggunaan bahan
pakan asal hewan (hewani) berkisar antara 3-6% dan pakan perlengkapan
antara 0-3%. Bentuk ransum yang diberikan pada unggas ada berupa tepung
(mash),remahan (crumble ), dan pellet. Bentuk ransum tersebut di sesuaikan
dengan umur unggas. Misalanya, untuk ternak unggas yang masih kecil (fase
starter) biasanya diberikan dalam bentuk tepung atau “crumble”. Sedangkan
jenis rensum yang diberikan, bila ditinjau dari kandungan nutrisinya, ada
ransum lengkap (ransum konplit) dan konsntrat (Bidura, 2016).
Istilah unggas mencakup unggas mencakup ayam,itik,kalkun dan
burung (burung unta/ostrich,puyuh dan burung dara). Daging unggas
merupakan sumber protein hewani yang baik, karena kandungan asam amino
esensialnya lengkap.Serat dagingnya juga pendek dan lunak, sehingga mudah
dicerna.Banyak kalori yang dihasilkan daging unggas lebih rendah
dibandingkan dengan nilai kalori daging sapi atau babi (Sutrisno,2009).

2.2 Ayam (galus sp)

Ayam (Gallus gallus domesticus) adalah binatang unggas yang biasa


dipelihara untuk dimanfaatkan daging, telur, dan bulunya.Ayam pelihara
merupakan keturunan langsung dari salah satu subspecies ayam hutan yang
dikenal sebagai ayam hutan merah (Gallus-gallus) atau ayam bangkiwa
(bankiva fowl).Kawin silang antar ras ayam telah menghasilkan ratusan galur
unggul atau galiur murni dengan bermacam-macam fungsi; yang paling umum
adalah ayam potong (untuk dipotong) dan ayam petelur (untuk diambil
telurnya).Ayam biasa dapat juga kawin silang dengan karabat dekatnya, ayam
hutan hijau,yang menghasilkan hibrida mandul yang jantannya dikenal sebagai
ayam bekisar.
Berikut adalah jenis ayam yang biasa dibudidayakan/diternakan para
peternak antara lain sebagai berikut:
2.2.1 Ayam petelur
Ayam petelur merupakan ayam-ayam betina dewasa yang
dipeliharakhusus untuk diambil telurnya. Di Indonesia ayam ras dapat
dikategorikan sebagai ayam petelur (layer). Ayam ras umumnya
diternak dengan cara dikandangkan menggunakan system yang intensif
Ayam ras petelur (final stock)merupakan ayam betina yang
menghasilkan telur untuk konsumsi. Awalnya ayam betina hanya
mampu memproduksi telur sebanyak 100 butir/tahun. Namaun
semenjak adanya proses perbaikan genetic pada tahun 1990-an, ayam

3
petelur mampu memproduksi telur hingga 300 butir/tahun.
Karakteristik ayam petelur yaitu bersifat nervous atau mudah terkejut,
bentuk tubuh ramping, cuping telinga berwarna pitih, kerabang
telurnya berwarna putih, efisien dalam menggunakan pakan untuk
produksi telur, dan tidak memiliki sifat mangeram (Amrullah,2003).
Produktivitas ayam petelur ditentuakan oleh banyak factor
termasuk genetic dan kualitas pakan. Kualitas pakan tergantung dari
kandungan zat zat nutrisi dan energi metabolismenya, serta
keseimbangan antara energi metabolis dengan zat zat nutrisi lainnya
(Wahju,2004)
2.2.2 Ayam kampung
Ayam kampung merupakan turunan Panjang dari proses sejarah
perkembangan genetic perunggasan di tanah air. Ayam kampung
diidikasikan dari hasil domestikasi ayam hutan merah atau red jungle
fowls (Gallus-gallus) dan ayam hutan hijau atau green jungle fowls
(Gallus varius).Awalnya ayam tersebut hidup dihutan, kemudian
didomestikasikan serta dikembangkan oleh masyarakat pedesaan
(Yaman,2010).Ayam kampung merupakan ayam asli yang sudah
beradaptasi dengan lingkungan tropis Indonesia.Masyarakat pedesaaan
memeliharanya sebagai sumber pangan keluarga aka telur dan
dagingnya. Ayam-ayam tersebut mengalami seleksi alam dan
menyebar atau bermigrasi bersama manusia kemudian di budidayakan
secara turun-temurun sampai sekarang (Suharyanto,2007).
Ayam kampung atau dikenal juga sebagai ayam buras
mempunyai banyak kegunaan dan manfaat untuk menunjang
kehidupan manusia antara lain pemeliharaanya sanagat mudah karena
tahan pada kondisi lingkungan, pengelolaaan yang buruk, tidak
memerlukan lahan yang luas, bisa dilahan sekitar rumah, harga jualnya
stabil dan relative lebih tinggi dibandingkan dengan aya pedaging lain
dan tifak mudah stress terhadap perlakuan yang kasar dan daya tahan
tubuh yang lebih kuat dibandingkan dengan ayam pedaging lainnya
(Nuroso,2010). Selai kelebihan-kelebihan tersebut, ayam kampung
juga memiliki beberapa kelemahan, antara lain sulitnya memproleh
bibit yang baik dan produksi telurnya yang lebih rendah dibandingkan
ayam ras, pertumbuhannya relative lambat sehingga waktu
pemeliharaanya lebih lama, keadaan ini terutama disebabkan oleh
rendahnya potensi genetic (Suharyanto,2007).
2..3 Bebek (Anas Platyrhynchos Domesticus)
Bebek adalah salah satu jenis unggas air (water fowls) yang termasuk
dalam kelas aves, ordo Anseriformes, Family Anatidae, Sub family Anatinae,
Tribus Anatini dan Genus Anas (Srigandono, 1997). Menurut Samosir (1983),
bebek sebagai unggas air memiliki ciri khas yang membedakannya dengan
unggas lain diantarannya 1) kaki cenderung lebih pendek dibandingkan
dengan tubuh; 2) jarijari kaki dihubungkan dengan selaput renang;3) paruh
ditutupi oleh selaput halus yang peka dan pinggir-pinggir paruh tersebut
merupakan plat bertanduk; 4) bulubulu berbentuk konkaf dan tebal yang
menghadap ke arah tubuh, berminyak (lemak) dan berfungsi untuk
menghalangi masuk air ke dalam tubuh dan 5) tulang dada datar.

4
Bebek merupakan ternak omnivora (pemakan segala) yaitu memakan
bahan dari tumbuhan dan hewan seperti biji-bijian, rumput-rumputan, ikan,
bekicot dan keong. Bebek merupakan unggas yang mempunyai ciri-ciri kaki
relatif lebih pendek dibandingkan tubuhnya, jarinya mempunyai selaput
renang, paruhnya ditutupi oleh selaput halus yang sensitif, bulu berbentuk
cekung, tebal dan berminyak, Bebek memiliki lapisan lemak di bawah kulit
dan dagingnya tergolong gelap (dark meat) (Suharno dan Setiawan, 1999).
Rasyaf (1993) menyatakan bahwa bebek merupakan unggas air yang
dipelihara untuk diambil telurnya yang mempunyai ciri-ciri umum tubuh
ramping, berjalan horizontal, berdiri hampir tegak seperti botol dan lincah
sebagai ciri unggas petelur.
2.4 Entok (Cairina Moschata)
Entok (Cairina moschata) merupakan salah satu unggas air yang
dibudidayakan pada tingkat petani tradisional. Entok sebagai salah satu ternak
domestikasi yang tidak hanya menghasilakan telur dan bulu namun juga
dikenal sebagai mesin penetas alami.Produk utama yang diharapakan dari
pemeliharaan entok adalah daging, karena entok memiliki bobot badan yang
tinggi di bandingkan ayam dan itik (Harun et al.,1998). Entok berasal dari
Amerika Tengah dan Amerika Selatan yang sekarang dikenal berasal dari
upaya seleksi yang dilakuakan dalam waktu yg cukup lama. Dari seleksi ini
dihasilkan entok jantan dengan berat badan sekitar 5-5,5 kg dan entok betina
dengan berat badan sekitar 2,5-3 kg. Entok betina mulai bertelur pada usia 6-7
bulan. Produksi telurnya sekitar 90-120 butir/tahun. Dalam satu periode
bertelur, entok betina bisa menghasilkan telur sekitar 15-18 butir
(Simanjuntak,2002).

5
BAB III

MATERI DAN METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu Praktikum

Praktikum ini dilaksanakan pada hari jum’at, 22 september 2023.Pada pukul 13:00- 16:00
WITA. bertempat di samping Gedung E Fakultas Petrenakan Universitas Mataram

3.2 Materi Praktiku


3.2.1 .Alat-alat Praktikum
a. Timbangan digital
b. Pisau/silet
c. nampan
d. gunting
e. Alat ukur/meteran
3.2.2 Bahan-bahan Praktikum
a. 2 ekor ayam jantan
b. 1 ekor ayam betina
c. 1 ekor bebek jantan
d. 1 ekor bebek betina
g. 1 ekor entok betina
3.3 Metode Praktikum
a. Mengamatai warna bulu ayam, bebek, jantan dan betina serta pada entok betina
Yaitu dengan mengamati warna bulu pada bagian-bagian berikut:
1. Bulu daerah telinga
2.Bulu leher (hackle)
3.Bulu antar scapula
4.Bulu punggung
5.Bulu pelvis (saddle)
6.Bulu leher bagian depan
7.Bulu sayap bagian depan
8.Bulu bahu
9.Bulu sayap
10.Bulu dada
11.Bulu skunder
12.Bulu Primer
13.Bulu persendian kaki
14.Bulu paha
15.Bulu tubuh bagian belakang Bulu halus yang tumbuh di daerah jalur bul abdominal

6
b. Mengamati bentuk kepala,kaki,paruh dan jengger pada unggas(ayam, bebek, dan
entok)
c. Mengukur Panjang bagian-bagian tubuh unggas (ayam, bebek, dan entok)
d. Menimbang berat unggas pada saat masih hidup dan setelah mati
e. Mencatat hasil pengamatan yang telah dilakukan

7
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1.1). Hasil Morfologi Ayam Jantan

Tabel 1:Morfologi Ayam Jantan

N Bagian Tubuh Hasil Pengamatan


O
1. Bulu Daerah Telinga Berwarna putih

2. Bulu Leher(hackle) Berwarna putih

3. Bulu Antar Scapul Berwarna hitam putih

4. Bulu Punggung Berwarna hitam putih


kekuningan
5. Bulu Pelvis ( saddle) Berwarna hitam keabuan

6. Bulu Leher Bagian Depan Berwarna putih

7. Bulu Sayap Bagian Depan Berwarna hitam putih

8. Bulu Bahu Berwarna hitam putih

9. Bulu Sayap Berwarna hitam putih kehijauan

10. Bulu Dada Berwarna putih

11. Bulu Skunder Berwarna abu kehitaman

12. Bulu Primer Berwarna abu keputihan

13. Bulu Persendian Kaki Berwarna abu

14. Bulu Paha Berwarna hitam abu

8
15. Bulu Tubuh Bagian Belakang Berwarna hitam kehijauan

16. Bulu halus yang tumbuh di daerah Berwarna putih kekuningan


jalur bulu abdominal
17. Berat hidup 1,100 kg

18. Berat mati 1 kg

19. Berat tanpa organ 7 ons

20. Berat tanpa bulu 1 kg

21. Bobot karkas 0,5

22. Panjang deodenom 21 cm

23. Panjang jejenum 4,5 cm

24. Usus buntu 5 cm

25. Panjang paruh 2 cm

26. Panjang kepala 2,4 cm

27. Panjang kloaka 2,4 cm

28. Berat semua organ dalam 218 gr

29. Paru-paru 13,1 gr

30. Jantung 38,3 gr

31. Hati 31,3 gr

4.1.2). Hasil Morfologi Ayam Jantan

9
Tabel 2:Morfologi Ayam Jantan

NO Bagian Tubuh Hasil Pengamatan


1. Bulu Daerah Telinga uning, hitam
2. Bulu Leher(hackle) Berwarna putih, hitam
3. Bulu Antar Scapula Berwarna putih hitam
4. Bulu Punggung Berwarna kuning, hitam,putih
5. Bulu Pelvis ( saddle) Berwarna hitam, putih
6. Bulu Leher Bagian Depan Berwarna hitam, putih
7. Bulu Sayap Bagian Depan Berwarna hitam, putih, coklat
8. Bulu Bahu Berwarna putih hitam
9. Bulu Sayap Berwarna putih hitam
10. Bulu Dada Berwarna putih hitam
11. Bulu Skunder Berwarna putih hitam
12. Bulu Primer Berwarna putih hitam
13. Bulu Persendian Kaki Berwarna hitam putih
14. Bulu Paha Berwarna putih hitam
15. Bulu Tubuh Bagian Belakang Berwarna coklat, hitam putih
16. Warna kulit Berwarna putih pucat
17. Bulu Halus Yang Tumbuh Berwarna hitam putih
Didaerah Jalur Bulu
Abdominal
18. Bulu ekor Berwarna hitam putih
19. Panjang 60 cm
20. Lebar bentangan sayap 31 cm
21. Lingkar dada 73 cm
22. Panjang ekor 22 cm
23. Panajang paruh 2 cm
24. Panjang kaki 14 cm
25. berat hidup 1,2 kg
26. berat mati 1,1 kg
27. Darah 48 gr
28. Berat bersih 1 kg

4..1.3 Hasil Morfologi Ayam Betina

10
Tabel 3: Morfologi Ayam Betina

NO Bagian Tubuh Hasil Pengamatan


29. Bulu Daerah Telinga Berwarna coklat putih
30. Bulu Leher(hackle) Berwarna coklat putih
31. Bulu Antar Scapul Berwarna coklat putih
32. Bulu Punggung Berwarna coklat
33. Bulu Pelvis ( saddle) Berwarna coklat putih
34. Bulu Leher Bagian Depan Berwarna coklat putih
35. Bulu Sayap Bagian Depan Berwarna coklat putih
36. Bulu Bahu Berwarna coklat
37. Bulu Sayap Berwarna coklat
38. Bulu Dada Berwarna coklat putih
39. Bulu Skunder Berwarna putih
40. Bulu Primer Berwarna coklat
41. Bulu Persendian Kaki Berwarna coklat putih
42. Bulu Paha Berwarna coklat putih
43. Bulu Tubuh Bagian Belakang Berwarna coklat
44. Warna kulit Berwarna coklat putih
45. Bulu ekor Berwarna coklat putih
46. Bulu Halus Yang Tumbuh Berwarna coklat putih
Didaerah Jalur Bulu
Abdominal
47. Panjang 46 cm
48. Lebar bentangan sayap 33 cm
49. Lingkar dada 36 cm
50. Panjang ekor 20 cm
51. Panajang paruh 3 cm
52. Panjang kaki 14 cm
53. berat hidup 818 kg
54. berat mati 76 ons
55. Darah 48 gr
56. Berat bersih 7,4 kg

4.1.4 Hasil Morfologi Bebek Jantan

11
Tabel 4: Morfologi Bebek Jantan

NO Bagian Tubuh Hasil Pengamatan


57. Bulu Daerah Telinga Berwarna putih
58. Bulu Leher(hackle) Berwarna putih
59. Bulu Antar Scapul Berwarna putih
60. Bulu Punggung Berwarna putih
61. Bulu Pelvis ( saddle) Berwarna putih
62. Bulu Leher Bagian Depan Berwarna putih
63. Bulu Sayap Bagian Depan Berwarna putih
64. Bulu Bahu Berwarna putih
65. Bulu Sayap Berwarna putih
66. Bulu Dada Berwarna putih
67. Bulu Skunder Berwarna putih
68. Bulu Primer Berwarna utih
69. Bulu Persendian Kaki Berwarnaa putih
70. Bulu Paha Berwarna putih
71. Bulu Tubuh Bagian Belakang Berwarna putih
72. Warna kulit Berwarna putih
73. Warna shank Berwarna orange
74. Warna paruh Berwarna kuning
75. Bulu ekor Berwarna putih
76. Bulu Halus Yang Tumbuh Berwarna putih
Didaerah Jalur Bulu
Abdominal
77. Panjang 50 cm
78. Lebar bentangan sayap kanan 36 cm
79. Lebar bentang sayap kiri 37 cm
80. Lingkar dada 36 cm
81. Panjang ekor 10 cm
82. Panajang paruh 3 cm

12
83. Panjang kaki 14 cm
84. berat hidup 2 kg
85. berat mati 1,7 kg
86. Darah 48 gr
87. Berat bersih 1,5 kg
88. Berat semua organ 343,7 gr
89. Berat jantung 23,6 gr
90. Berat testis 68,7 gr
91. Berat hati 45,9 gr
92. Berat gizzard 68,3 gr
93. Berat usus 200 gr
94. Berat crop 14,6 gr
95. Panjang usus 155 cm

4.1.5 Hasil Morfologi Bebek Betina

Tabel 5: Morfologi Bebek Betina

NO Bagian Tubuh Hasil Pengamatan


96. Bulu Daerah Telinga Berwarna coklat
97. Bulu Leher(hackle) Berwarna coklat putih
98. Bulu Antar Scapul Berwarna putih
99. Bulu Punggung Berwarna coklat tua
100. Bulu Pelvis ( saddle) Berwarna coklat keputihan

101. Bulu Leher Bagian Depan Berwarna putih

102. Bulu Sayap Bagian Depan Berwarna coklat tua

103. Bulu Bahu Berwarna coklat

13
104. Bulu Sayap Berwarna coklat tua

105. Bulu Dada Berwarna coklat tua

106. Bulu Skunder Berwarna putih

107. Bulu Primer Berwarna coklat

108. Bulu Persendian Kaki Berwarna putih coklat

109. Bulu Paha Berwarna coklat

110. Bulu Tubuh Bagian Belakang Berwarna coklat

111. Warna kulit Berwarna coklat putih

112. Warna shank Berwarna hitam

113. Warna paruh Berwarna hitam

114. Bulu ekor Berwarna coklat putih

115. Bulu Halus Yang Tumbuh Berwarna coklat


Didaerah Jalur Bulu
Abdominal
116. Panjang 60 cm

117. Lebar bentangan sayap 90 cm

118. Berat hidup 1,3 kg

119. Berat mati 1,2 kg

120. Berat setelah dibersihkan 1,1 kg

4.1.6 Hasil Morfologi Mentok Betina

14
Tabel 6: Morfologi Mentok Betina

NO Bagian Tubuh Hasil Pengamatan


121. Bulu Daerah Telinga Berwarna hitam keabu-abuan

122. Bulu Leher(hackle) Berwarna coklat putih

123. Bulu Antar Scapul Berwarna putih

124. Bulu Punggung Berwarna coklat tua

125. Bulu Pelvis ( saddle) Berwarna coklat keputihan

126. Bulu Leher Bagian Depan Berwarna putih

127. Bulu Sayap Bagian Depan Berwarna coklat tua

128. Bulu Bahu Berwarna coklat

129. Bulu Sayap Berwarna coklat tua

130. Bulu Dada Berwarna coklat tua

131. Bulu Skunder Berwarna putih

132. Bulu Primer Berwarna coklat

133. Bulu Persendian Kaki Berwarna putih coklat

134. Bulu Paha Berwarna coklat

135. Bulu Tubuh Bagian Belakang Berwarna coklat

136. Warna kulit Berwarna coklat putih

15
137. Warna shank Berwarna hitam

138. Warna paruh Berwarna hitam

139. Bulu ekor Berwarna coklat putih

140. Bulu Halus Yang Tumbuh Berwarna coklat


Didaerah Jalur Bulu
Abdominal
141. Panjang 60 cm

142. Lebar bentangan sayap 90 cm

143. Berat hidup 1,3 kg

144. Berat mati 1,2 kg

145. Berat setelah dibersihkan 1,1 kg

h)Tabel 7:hasil pengamatan bentuk kepala,jengger,paruh dan kaki

No Jenis Kepala Jengger Paruh Kaki


unggas
1 Ayam Bulat Wilah Runcing Berwarna keabuan
jantan
2 Ayam Bulat Wilah Runcing Berwarna keabuan
jantan
3 Ayam Bulat Wilah Runcing Berwarna kuning
betina
4 Bebek Lonjong Tidak memiliki Tajam Memiliki selaput
jantan jengger
5 Bebek Lonjong Tidak memiliki Tajam Memiliki selaput
betina jengger
6 Entok Lonjong Tidak memiliki Tajam Memiliki selaput
betina jengger

4.2 PEMBAHASAN PRAKTIKUM

Pada praktikum ini dilakukan pengamatan morfologis (pengamatan eksterior) pada


beberapa jenis unggas, diantaranya: ayam, bebek, dan entok. Masing-masing dari jenis

16
unggas tersebut menunjukan cirri khas tertentu antara yang satu dengan yang lainnya.
Berikut ini akan dijelaskan deskripsi dari masing-masing ternak unggas tersebut:

4.2.1 .Pengamatan Morfologi Pada Ayam


Pengamatan morfologis (eksterior) dilakukan dengan mengamati kondisi bulu, jumlah
bulu primer dan sekunder pada ayam jantan dan betina. Untuk ayam jantan digunakan
ayam kampung dewasa dan diamati secara menyeluruh pada kondisi bulunya.
Ayam kampung jantan ini sudah memiliki secondary sex feather yaitu: bulu leher
(hackle) sudah tumbuh dengan warna putih dan ayam jantan yang lainnya berwarna
kuning dan bercampur dengan warna putih ; bulu pinggul (saddle) dengan warna hitam
dan putih kekuningan dan untuk ayam jantan lainnya berwarna hitam dan putih
kekuningan dan bulu ekor pada ayam jantan ini sudah tumbuh sangat panjang dengan
warna hitam mengkilap dengan sedikit kehijauan dan ayam jantan lainnya berwarna coklat
dan hitam putih. Ketiga macam bulu inilah yang akan digunakan ayam jantan untuk
menarik perhatian dari lawan jenisnya.

Secara umum, bulu yang tumbuh pada ayam jantan ini memiliki warna hitam dan
putih sampai kekuningan. Pada bagian luar juga tampak warna bulu ayam jantan yang
mengkilap hitam kekuningan. Bulu yang biasanya menutupi tubuh ayam pada bagian luar
yang disebut dengan plumae, sedangkan yang dibawah bulu penutup yang sedikit lebih
pendek disebut plumulae dan bulu yang paling dalam yang agak halus disebut dengan
filoplumae. Pada bagian kepala terdapat jengger ayam yang ujungnya bergerigi.
Sedangkan pada bagian kaki, sedikit terlihat adanya sisik dan ada taji dibelakang.

Selain pengamatan pada ayam jantan, pengamatan kondisi eksterior juga dilakukan
pada ayam betina. Ayam betina yang diamati adalah ayam ras petelur cokelat kekuningan.
Postur tubuh ayam betina lebih kecil dibandingkan dengan ayam jantan. Ayam betina
memiliki kepala yang sedikit lebih kecil dibandingkan dengan ayam jantan, pada bagian
kepala juga terdapat jengger dengan warna merah jambu.

Pengamatan dilakukan dengan melihat kondisi bulu diseluruh tubuh ayam betina. Secara
umum, warna bulu pada ayam betina ini adalah cokelat kekuningan.

4.2.2 .Pengamatan Morfologi Pada Bebek

Pada bebek juga dilakukan pengamatan kondisi bulu pada bebek jantan dan betina.
Dari segi postur, bebek jantan memiliki postur yang lebih tinggi dan lebih besar

17
dibandingakan dengan bebek betina. Bebek jantan juga memiliki kepala yang sedikit lebih
besar dibandingkan dengan bebek betina.

Secara umum, bebek jantan memiliki warna bulu putih . Bulu primer dan bulu
sekunder pada bebek jantan sudah sepenuhnya tumbuh dengan sempurna. Sedangkan
bebek betina memiliki warna bulu coklat keputihan. bebek memiliki paruh yang lebar dan
samping paruhnya sedikit bergerigi untuk mempermudahkannya dalam merobek bahan
makanan seperti pucuk tanaman. Sedangakan pada kaki terdapat selaput yang akan
menghubungkan setiap bagian dari digitti, sehingga mempermudahkannya pada saat
berenang di air.

4.2.3 Pengamatan Morfologi Pada Entok

Selain pengamatan kondisi bulu pada ayam dan bebek, pengamatan juga dilakukan pada
entok jantan dan betina. Dari segi postur, entok jantan memiliki postur yang lebih besar
daripada entok betina.

Pada entok terdapat tonjolan berwarna merah sampai warna kehitam-hitaman pada bagian
mata dan muka. Kaki entok juga memiliki selaput yang menghubungkan antara digitti.
Hasil pengamatan pada warna bulu entok jantan adalah hitam keabu- abuan, Kepala entok
umumnya lebih besar dan agak panjang dengan bulu sedikit kasar pada bagian kepala.

4.2.4 Perbedaan antara Hasil Pengamatan Morfologi pada Ayam, Bebek, dan Entok

a).Perbedaan Morfologi ayam jantan dan betina


1.Ayam jantan empunyai jalu yang Panjang,sedangkan ayam betina biasanya tidak
memiliki jalu sama sekali,
2.Ayam jantan Mempunyai ukuran yang lebih besar dari pada ayam betina,
3.Ayam jantan Mempunyai bulu ekor yang panjang dan menjuntai, sedangkan ayam
betina bulu ekornya lebih pendek
4.Ayam jantan mempunyai jengger yang lebih besar.sedangkan betina mempunyai
jengger yang kecil
b).Perbedaan Morfologi bebek jantan dan betina
1. Bebek memiliki bulu yang beragam, baik pada bebek jantan maupun betina. Namun
untuk bebek betina sendiri memiliki warna yang terlihat agak kusam dan memiliki
corak bintik-bintik pada bulunya sedangkan bebek jantan memiliki bulu warna putih
dan mengkilap untuk menarik pasangannya

18
2. Pada bebek jantan memiliki bulu ekor agak melengkung atau bengkok ke atas.
Sedangkan pada bebek betina, bulu ekornya terlihat normal atau biasa.
3. Pada bebek betina memiliki ukuran yang lebih kecil dibandingkan dengan bebek
jantan yang dimana bebek jantan memiliki tubuh yang lebih besar.
4. Pada bebek jantan memiliki suara yang lebih kecil sedangkan pada bebek betina
memiliki suara yang lebih keras
5. Ekor bebek jantan biasanya lebih panjang, datar dan ada bagian ekor yang
melengkung keatas. Sedangkan ekor itik betina biasanya lebih pendek dan tidak ada
ujung ekor yang melengkung.
4.2.5 .Perbedaan bentuk paruh ayam dan bebek
Bentuk paruh ayam adalah runcing dan agak melengkung, paruh ayam keras karena
tersusun atas keratin. Sedangkan paruh itik berbentuk melebar dan ujung bulat, pada
paruh bebek terdapat Xeroma yang terdiri dari sel-sel saraf yang berfungsi untuk
meraba makanan ketika berada didalam air.
4.2.6 .Perbedaan antara bentuk kepala bebek dan entok
Bentuk kepala bebek lebih kecil dan pendek, sedangkan bentuk kepala entok lebih
panjang dan lebih besar dibandingkan bebek. Pada kepala entok juga terdapat benjolan
berwarna merah sampai kehitaman dibagian mata dan muka.
4.2.7 .Perbedaan Kaki ayam dengan kaki bebekKaki ayam terdiri dari sisik, terdapat taji
dan tidak berselaput sedangkian bebek tidak memiliki taji dan memiliki selaput yang
menghubungkan antara masing-masing digitti.

19
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 kesimpulan
Berikut ini kesimpulan dari pembahasan laporan praktikum ini, antara lain:
Unggas adalah hewan dari keluarga burung yang memiliki sayap, berbulu, dua, paruh
dan berkembang biak dengan cara bertelur. Contoh hewan unggas adalah, semua jenis
burung, ayam, bebek, angsa, entok, dan binatang sejenisnya. Ayam (Gallus sp.)merupakan
salah satu ternak unggas yang sudah komersial untuk dipelihara. Bangsa-bangsa ayam yang
dipelihara danberkembang diseluruh dunia sangat banyak ragamnya. BEBEadalah
merupakan salah satu unggas air (waterfowls)yang dikenal jugadengan nama lain itik dalam
bahasa Jawa. Nenek moyang bebek berasal dari Amerika Utaraya itu bebek
liar(Anasmoscha)atau Wildmallard.Proses domestikasi yang terus-menerus oleh manusia,
maka jadilah bebek yang dipelihara sekarang dengan nama ilmiah Anasdomesticus. Entok
(Cairina moschata) merupakan jenis unggas yang memiliki kekerabatan yang sangat dekat
dengan itik, entok dan itik merupakan ternak unggas yang sama-sama termasuk family
anatidae. Pada umumnya entok dipelihara untukdiambil daging dan telurnya. Pengamatan
eksterior pada jenis-jenis unggas tertentu sngat perlu dilakukan untuk membedakan
karakteristik morfologi dari masing-masing jenis tersebut.

Ayam jantan memiliki secondary sex feather sedangkan ayam betina tidak ada.
1. Itik jantan dan betina dapat dibedakan dengan melihat bulu ekor. Bulu ekor yang
melengkung keatas menandakan itik jantan dan bulu ekor tidak melengkung
menandakan itik betina.
2. Perbedaan itik dengan entok terlihat jelas bahwa kepala entok juga terdapat benjolan
berwarna merah sampai kehitaman dibagian mata dan muka.Sedangkan itik tidak
memiliki benjolan.
3. Kaki ayam berbeda dengan kaki itik dan entok, kaki ayam tidak memilikiselaput
antar jari (digitti), sedangkan itik dan entok memiliki selaput yangmenghubungkan
antar jari (digitti) yang satu dengan yang lainnya.

5.2 Saran
Dalam melaksanakan praktikum, hendaknya praktikan harus mengamati dengan
seksama antar perbedaan morfologis ayam,itik,merpati dan entok agar praktikan bisa lebih
memahami dan juga lebih mengerti mengenai perbedaan- perbedaan morfologis diantara
unggas-unggas yang dipraktikan

DAFTAR PUSTAKA

20
Anonim, 2014.Ternak Unggas.http://www.ternakunggas/laporan-praktikum-/produksi-
ternak_26.html. Diakses 13 Oktober 2022.
Aninim,2012. Ayam jantan dan betina..http://files1.simpkb.id/guruberbagi/rpp/162341-
1601388666.pdf
Anonim 2016.Unggas.https://hewanpedia.com/definisi-unggas/amp/

Anonim 2013:http://www.sakadoci.com/2016/11/cara-membedakan-jenis-kelamin-
entok.html?m=1
Anonim 2014:https://m.liputan6.com/hot/read/4027994/ciri-ciri-bebek-dan-cara-
membedakan-antara-yang-jantan-dan-betina#:
Wikipedia. 2014. Itik (bebek). https://id.m.wikipedia.org/wiki/itik. Diakses 13 Oktober 2022.
Wikipedia. 2014. Entok. https://id.m.wikipedia.org/wiki/entok. Diakses 13 Oktober 2022.

21
ACARA II
PENGAMATAN ALAT PENCERNAAN,ALAT
REPRODUKSI,ALAT PERNAPASAN DAN URETRA
PADA UNGGAS

BAB I

22
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bebek adalah salah satu jenis unggas air (waterfowls) yang termasuk dalam kelas Aves, ordo
Anseriformes, family Anatidae, sub famili Anatinae, Tribus anatini dan genus Anas. Ordo
Anseriformes mempunyai famili antara lain Anatidae, subfamili Anatinae dan Anserinae.
Anatinae menurunkan genus Anas dan Cairina yang masing-masing menurunkan spesies
itik yaitu Anas plathyrynchos (Yuwanta, 2014). Beberapa jenis bebek merupakan jenis
bebek petelur. bebek petelur adalah bebek yang memiliki karakteristik ekonomi sebagai
penghasil telur yang baik. Adapaun jenis-jenis dari bebek adalah Indian Runner, Khaki
Campbell, Buff Orpington, Cayuga, Cherry Valley, Anas Javanica atau yang sering
disebut itik Jawa (Suprijatna et al., 2018).

Bebek merupakan hewan pemakan segala (omnivora) mulai dari biji-bijian, rumput,
ganggang, tumbuhan air, binatang air, umbi-umbian, dan siput. bebek memiliki ukuran
kaki yang lebih kecil dibandingkan dengan unggas lainnya, tetapi memiliki selaput
renang. Bulunya tebal dan berminyak sehingga mampu lama berenang di air. Kandungan
minyak dalam bulu mampu menghalangi air sehingga air tidak membasahi bulu bebek.
Dibandingkan dengan unggas lain, bebek memiliki keunggulan mempertahankan
produksi telurnya lebih lama daripada ayam. Tingkat kematiannya (mortalitas) lebih
rendah dibandingkan dengan ayam ras. Selain itu, itik lebih tahan terhadap penyakit.
Dengan pakan yang kualitasnya rendah, bebek tetap mampu bertelur sehingga pengadaan
pakan bebek tidak terlalu susah.

Bebek merupakan hewan pemakan segala (omnivora) mulai dari biji-bijian, rumput,
ganggang, tumbuhan air, binatang air, umbi-umbian, dan siput. bebek memiliki ukuran
kaki yang lebih kecil dibandingkan dengan unggas lainnya, tetapi memiliki selaput
renang. Bulunya tebal dan berminyak sehingga mampu lama berenang di air. Kandungan
minyak dalam bulu mampu menghalangi air sehingga air tidak membasahi bulu bebek.
Dibandingkan dengan unggas lain, bebek memiliki keunggulan mempertahankan
produksi telurnya lebih lama daripada ayam. Tingkat kematiannya (mortalitas) lebih
rendah dibandingkan dengan ayam ras. Selain itu, bebek lebih tahan terhadap penyakit.
Dengan pakan yang kualitasnya rendah, bebek tetap mampu bertelur sehingga pengadaan
pakan bebek tidak terlalu susah.

23
Bebek merupakan jenis unggas yang penyebarannya terbilang sangat luas ini karena
bebek dapat hidup normal baik di daerah subtropic ataupun daerah tropis. Maka tidak
heran jika bebek liar dapat berimigrasi sampai ke negara afrika dan asia seperti Indonesia,
malayasia, filipina dan Vietnam. Itik merupakan ternak unggas yang sangat populer di
kalangan masyarakat karena bebek sudah begitu akrab dengan kehidupan masyarakat dan
banyak dipelihara. Bebek (Anas domesticus) mulai banyak dibudidayakan sebagai
penghasil protein hewani. Itik dibudidayakan untuk dimanfaatkan daging dan telurnya.
Pembudidayaan bebek didasarkan pada kandungan gizi pada produktivitas hewan
tersebut. Itik adalah unggas air yang lumrah dibudididayakan untuk diambil telurnya.
Karakteristik bebek yaitu bertubuh ramping geraknnya lincah dan berjalan tegak, ada dua
macam bibit bebek yaknik bebek unggul dan bebek sedang kendati bebek sedang lebih
jarang menghasilkan telur tetapi ukuran telur-telurnya lebih besar.

Bebek memiliki beragam jenis bulu seperti bulu halus yang berwarna putih, serta
memiliki bagian-bagian luar atau eksterior seperti kepala, paruh, mata, serta kaki selain
bagian luar bebek juga memiliki bagian dalam seperti adanya sistem reproduksi, sisitem
pernafasan, sistem pencernaan serta sistem pengeluaran kencing atau sering diebut sistem
urinaria. Berdasarkan uraian di atas praktikum ini dilakuakan agar praktikan mengetahui
morfologi (bagian eksterior bebek) serta anatomi atau bagian pada bebek.

1.2 Tujuan Praktikum


Mengenal bentuk alat pencernaan, alat reproduksi, alat pernapasan dan uretra pada
beberapa jenis bangsa unggas.

24
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Bebek

Bebek termasuk dalam kingdom animalia, filum chordata, kelas aves,ordo anseriformes,
termasuk famili anatidae, genus anas atau calrina, spesiesAnas platyrhynchos. Bebek
termasuk dalam unggas air dengan ciri morfologiyang khas dan bebek tidak mudah
kedinginan karena terdapat lapisan lemak di bawah kulitnya (Garnida, 2013). Bebek
adalah salah satu unggas air (waterfowls) yang dikenal juga dengan nama lain bebek
dalam bahasa Jawa. Nenek moyang bebek berasal dari Amerika Utaraya itu bebek liar
(Anasmoscha) atau Wildmallard. Proses domestikasi yang terus- menerus oleh manusia,
maka jadilah bebek yang dipelihara sekarang dengan nama ilmiah Anasdomesticus.

Secara keseluruhan tubuh bebek berlekuk dan lebar, memiliki leher yang relative panjang,
meski tidak sepanjang leher angsa. Bentuk tubuh bebek umumnya bervariasi dan bulat.
Paruhnya berbentuk lebar dan mengandung lamella yang berfungsi untuk menyaring
makanan. Sayap bebek sangat kuat dansedikit agak pendek, ketika terbang bebek
membutuhkan kepakan berkelanjutan sehingga membutuhkan otot sayap yang kuat.

Paruh pada Bebek/Itik berupa jaringan keratin yang melapisi sebagian besar paruh
pada bebek, berbentuk lunak dan kasar, pada bagian ujung rostral terdapat zat tanduk
yang keras yang disebut Nails (a), yang didukung oleh penebalan tulang pada area
tersebut (b). Pada setiap nails terdapat banyak kanal yang membuka pada permukaan
occusal nails. Kanal tersebut berisi papila dermal yang terdapat ujung dari saraf
mechanoreceptor. Pada setiap lubang- lubang nails (tanda panah) juga terdapat dermis
dengan ujung saraf sensorik. Nails bagian atas dan bawah serta dermis saling terkait
membentuk organ sensorik yang kompleks. Paruh bagian atas dan bawah, merupakan
bagian sensorik yang penting dalam pemilahan jenis makanan. Bagian tepi rhamphotheca
pada bebek disebut Lamellae (c) yang berbentuk seperti pisau, satu deret pada margin
bagian dalam paruh atas dan dua deret pada margin luar paruh bagian bawah, yang
dilengkapi dengan Bristles tongue (Wardhana A, W. 2017).

Hampir semua permukaan tubuh bebek ditumbuhi bulu kecuali muka, paruh, dan
kaki. Warna bulu bebek bervariasi tergantung dari jenisnya. Para ahli atau praktisi unggas
terus-menerus melakukan percobaan untuk mendapatkan jenis bebek yang berkualitas

25
dengan daya bertelur tinggi, tahan terhadap penyakit, dan efisien dalam pemberian pakan.
Bulu pada itik berfungsi sebagai berikut. Menjaga kestabilan suhu tubuh, menjaga tubuh
dari terpaan air, terutama air hujan, dan memberi perlindungan dari hewan pemangsa
(Wardhana A, W. 2017).

2.2 Sistem Pencernaan Pada Bebek

Bebek termasuk hewan omnivora (pemakan segala-galanya, termasuk biji-bijian)


sehingga pakan bebek bervariasi baik dalam kadar gizi dan kualitasnya. Oleh karena itu,
berdasarkan bahan pakan yang dikonsumsi akan menentukan seberapa efisien pakan
tersebut dapat dicerna. Ternak bebek liar memilih makanannya dari segala sesuatu yang
tersedia, antara lain serangga, biji-bijian, ikan kecil, bekicot, keong, dan sisa-sisa
tanaman. Untuk memproduksi satu butir telur, bebek betina harus mencerna 75 g binatang
invertebrata, termasuk serangga, guna memenuhi kebutuhan protein dan mineral (Pratiwi
Kusumaningtyas, 2012).

1. Esofagus, kadang-kadang disebut gullet, berfungsi untuk menyalurkan maknan


kedalam tembolok. Panjang esofagus dan tembolok pada itik mencapai 141,20 cm
2. Crop. Di sini merupakan area penyimpanan makanan primer. Proventriculus, perut,
menyediakan sekresi lambung, yaitu asam (acid) dan pepsin. Gizzard, suatu otot atau
kombinasi otot yang memecah-mecah makanan dengan cara menggiling
menggunakan kerikil-kerikil kecil.
3. Lambu kelenjar, menghasilkan enzim berupa pepsin dan asam hidroklorida (HCI)
4. Lambung otot, terdiri atas lapisan otot yang tebal sebagai penggiling pakan, sehingga
pakan bertekstur seperti bubur. Pemberian grit dalam pakan meningkatkan aktifitas
organ ini
5. Pankreas, organ penghasil enzim untuk mengurai protein dan gula. Letaknya di l
Pancreas, pankreas berfungsi untuk menetralkan asam-asam yang terdapat dalam
campuran bahan yang lewat berasal dari gizzard.ipatan duodenum.
6. Hati (Liver), merupakan tempat penguraian berbagai zat gizi. Selain itu, terdapat
kantong empedu yang menghasilkan cairan empedu untuk menetralkan keasaman
saluran cerna, berfungsi sebagai detoksifikasi racun.
7. Usus Halus, bagian ini tediri dari 3 bagian, duodenum, jejnum, dan ileum. Organ ini
berfungsi sebagai saluran tempat penyerapan nutrisi,

26
8. Usus Besar, berguna untuk menyimpan dan mengeliminasi sisa pakan yang tidak
tercerna, menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit, serta berperan dalam degradasi
bakteri
9. Sekum, saluran buntu yang terletak diantara usu halus dan usu besar. Sekum bersisi
sisa pakan dan kotoran lunak
10. Caecum, apendiks yang membantu pencernaan biji dan serat. Cloaka, tempat kotoran
keluar dari tubuh.
11. Kloaka, saluran muara dari usu besar, saluran kencing dan saluran kelamin. (Purba J,
H, dkk. 2019)

2.3 Sistem Reproduksi Pada Bebek Jantan

Saluran reproduksi bebek jantan terdiri dari testis, epididimis dan ductus
deferens yang berpasangan. Kelenjar aksesori kelamin terdiri dari kelenjar prostat,
vesikula seminalis, dan kelenjar cowper yang ada di kebanyakan mamalia, tidak
ditemukan pada unggas. Demikinan juga struktur penis hanya sebagian unggas yang
memiliki, dan bebek termasuk memilikinya yang disebut phallus

1. Testis memiliki dua fungsi, yaitu menghasilkan sperma dan hormon jantan
testosteron. Sepasang testis bentuknya seperi dua buah kacang berbentuk lonjong
atau silinder, permukaannya halus dan berwarna putih krem, walaupun sebagian
atau seluruhnya memiliki pigmen. Meskipun mereka mungkin menjadi sebagian
atau seluruhnya berpigmen. Pada unggas kakaktua testis berwarna hitam. Testis
sangat kecil dan biasanya tidak kelihatan pembuluh darahnya. Pada unggas
dewasa besar testis bervariasi dan biasanya membesar pada musim kawin
(breeding season). Pada unggas yang mempunyai siklus perkembangbiakan yang
berbeda, testis mengalami pengkerutan (atrophy) sesudah periode rangsangan
yang aktif. Namun, testis tidak pernah menjadi kecil seperti besarnya sebelum
dewasa kelamin. Testis dewasa mempunyai bentuk tubuli yang tidak teratur
dengan banyak lapisan sel-sel epitel germinal yang terdiri dari sel-sel yang
mewakili semua tahap spermatogenesis. Inilah yang menyebabkan testis
kelihatan membengkak ukurannya selama musim berkembang biak (breeding
season)
2. Testosteron yang dihasilkan oleh sel-sel dikenal sebagai sel- sel interstisial
Leydid. Sel-sel ini terletak di ruang di antara tubulus seminiferous. Testosteron

27
bertanggung jawab untuk menunjukkan tanda-tanda kelamin sekunder, seperti
perilaku seksual pada jantan, bentuk dan bulu warna (bulu perhiasan), dan
pertumbuhan jengger dan pial pada beberapa spesies. Testosteron mungkin juga
membantu mempertahankan spermatogenesis yang telah ditetapkan di bawah
pengaruh kelenjar hipofisis. Pada mamalia, meningkatnya suhu testis dapat
menghambat proses spermatogenesis. Itulah sebabnya mengapa testis pada
mamalia terletak di skrotum yang menjuntai di luar rongga tubuh. Selain itu,
skrotum juga disertakan dengan kelenjar keringat sehingga testis mempunyai
kemampuan untuk pengaturan khusus dengan pembuluh darah yang membantu
dalam menjaga suhu testis
3. Epididimis adalah suatu struktur yang tertanam dalam jaringan ikat pada
lampiran testis ke dinding tubuh dorsal. Epididimis terdiri dari sistem saluran
menyerupai benang (chord-like ductules). Epididimis pada unggas jauh lebih
pendek dibandingkan dengan mamalia. Jaringan tubulus seminiferous (dari testis)
bersatu dalam epididimis dan isinya mengalir ke dalam dan melalui ductules,
akhirnya ke ductus deferens. Pada mamalia, sperma disimpan dalam epididimis.
Sperma juga mengalami proses pemasakan di dalam ductules ini tempat mereka
mengembangkan mobilitas.
4. Pada unggas, ductus deferens adalah organ penyimpanan sperma utama pada
setiap sisi perut. Ductus deferens merupakan tabung yang sangat luas, berbelit-
belit membentang ke arah posterior, sepanjang garis tengah dan sejajar dengan
ureter. Pada bagian posterior perut, ductus mengalami pembesaran sampai ke
daerah panggul dan menjadi lurus sebelum membentuk seperti kantong (sac-like)
sebelum berakhir di kloaka melalui papila ereksi (duktus ejakulasi) yang
mengarah ke lateroventral urodeum. Urodeum adalah wilayah tengah dari kloaka.
Sperma mengalami pemasakan pada ductus deferens, dan tidak di epididimis.
Sperma yang diambil langsung dari epididimis kekurangan kapasitas pemupukan,
sedangkan yang diambil dari ductus deferens dapat menyuburkan. Pada waktu
ejakulasi setengah sampai dua per tiga isi kedua ducti dikeluarkan selama
ejakulasi. Unggas secara seksual aktif, membutuhkan waktu satu sampai empat
hari untuk pembentukan sperma sampai mencapai ductus.
5. Phallus adalah alat kelamin luar yang analog dengan penis pada mamalia. Ada
dua macam utama bentuk phallus pada unggas jantan, yaitu yang benar-benar
dalam bentuk organ kemaluan seperti yang terlihat di ratites (unggas unta) dan

28
anseriforms (itik, angsa), dan jenis tidak kelihatan berbentuk organ seperti pada
unggas domestik itik dan beberapa passeriformis. Phallus terletak pada bagian
bibir ventral dari kloaka. Letak ini sangat tepat dengan lubang pembukaan ductus
deferens pada urodeum pada ujung ramping proyeksi conical yang dikenal
sebagai papila. Pada waktu terjadi kopulasi dinding vagina yang menonjol sedikit
mengangkat papila yang memfasilitasi transfer sperma ke lubang oviduk betina
saat terjadi kontak. Phallus ini berbeda dengan penis mamalia dalam tiga cara,
yaitu mekanisme ereksi sebagai semen limfatik, tidak vaskular, semen mengalir
melalui permukaan luar, sebagai lawan dari uretra internal dan terakhir phallus
berfungsi semata-mata hanya sebagai alat reproduksi dan ekskresi urine.
6. Semen ukuran rata-rata volume semen sekali ejakulasi rata-rata adalah 0,25 ml
pada kalkun, 0,50 ml pada itik, dan mungkin hanya 0,05-0,10 ml pada unggas
kakaktua. Volume bervariasi antara spesies unggas. Namun, semen unggas
sangat kental karena kepadatan tinggi dengan jumlah sperma per satuan volume.
Sebanyak 100 juta sperma diperlukan untuk mendapatkan kesuburan optimal
pada unggas domestik. Pada mamalia, cairan seminalis sebelum ejakulasi terdiri
dari cairan sekresi dari testis, epididimis, dan ductus deferens. Sperma subur
disimpan dalam epididimis dan ductus deferens, tetapi mungkin karena
lingkungan yang sedikit asam dan kurangnya nutrien tertentu yang diperlukan
untuk mempertahankan mobilitas. Namun, pada saat ejakulasi, cairan dari
aksesori kelenjar kelamin bertambah dan meningkatkan pH serta penambahan
nutrien agar sperma menjadi subur. Proses ini disebut capacitation. Meskipun
sperma dapat hidup selama berbulan-bulan dalam saluran kelamin jantan, tetapi
setelah ejakulasi, sperma hanya dapat bertahan hidup selama 24-72 jam pada
suhu tubuh.

2.4 Sistem Pernapasan Pada Bebek

Pernapasan merupakan suatu proses pengambilan oksigen dari udara


bebas dan pengeluaran karbondioksida ke udara bebas (Yuwanta, 2004).
Sistem pernapasan pada unggas terbagi atas lubang hidung, saluran
pernapasan, dan paru-paru (Fadilah, 2010). Bagian system pernapasan yaitu
nasal cavities, larynx, trachea, syrinx, bronchi sebagai saluran menuju paru -
paru, sedangkan paru-paru sebagai tempat pertukaran oksigen (Suprijatna
dkk., 2008).

29
1. Lubang Hidung (Nares) Lubang hidung merupakan lubang masuk pertama
udara atau oksigen dan lubang masuk pertama yang berhubungan dengan
lingkungan luar. Nares berjumlah sepasang dan terdapat pada pangkal
rostum bagian dorsal. Nares posteriores (lubang hidung dalam),
terletakpada palatum dan hanya satu buah ditengah.
2. Larynx
Larynx disokong oleh cartilago cricoidea dan cartilago arytenoidea yang
berjumlah sepasang.
3. Trakea
Trakea merupakan suatu pita yang tersusun dari cincin-cincin tulang rawan
terbuka atau disebut annulus trachealis. Bifurcatio tracheal is (percabangan
trakea) yaitu bronkus. Bronkus merupakan percabangan dari trakea.
Trakea merupakann lanjutan dari larynx kearah caudal
4. Syrinx
Syrinx adalah pita suara yang menyebabkan vibrasi pada membran
timpani, sehingga unggas dapat bersuara nyaring. Pita suara merupakan
satu-satunya alat pernapasan yang mampu menghasilkan suara, sedangkan
jakun merupakan bagian pembentuk suara.
5. Paru-paru

Paru-paru (pulmo) unggas menempel pada tulang rusuk bagian belakang.


Cabang-cabang saluran udara hanya bronchus dan parabronchi. Cabang
bronchus yang berada padaparu-paru sangat tipis. Paru-paru tidak
mengembang, tidak mempunyai alveoli tetapi banyak terdapat pembuluh
darah. Paru-paru dalam tubuh unggas memiliki fungsi yang berbeda dari
ternak mamalia yaitu sebagai pendingin bagi tubuh ternak saat terjadi
kelembapan yang dikeluarkan melalui pernapasan dalam bentuk uap air.
Paru-paru merupakan organ yang sangat penting dalam pernafasan. Fungsi
utamanya untuk mencukupi oksigen yang diperlukan oleh tubuh untuk
pembakaran dan pembentukan tenaga. Paru-paru juga berfungsi untuk
mengeluarkan sisa pembakaran yang berupa karbon dioksida dan uap air

2.5 Sistem Urinaria Pada Bebek

30
Bebek memiliki dua ginjal yang letaknya dekat paru dengan saluran
tunggal yang menghubungkan ginjal dengan kloaka. Air kemih itik berupa
asam urat dan amonia yang merupakan hasil akhir produksi metabolisme itik
(Ranto dan Maloedy Sitanggang, 2015).

31
BAB III

MATERI DAN METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum ini dilaksanakan pada hari jum’at,22 septermber 2023 pada pukul
13:00-16:00 WITA. bertempat disamping Gedung E Faklutas Peternakan Universitas
Mataram

3.2 Materi Praktikum


3.2.1 Alat-alat Praktikum
a. Timbangan digital
b. Pisau/silet
c. nampan
d. gunting
e.Alat ukur/meteran
3.2.2 Bahan-bahan Praktikum
Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah bebek jantan

3.3 Metode Praktikum


Adapun metode dalam praktikum ini ialah:
1.Menyembelih bebek jantan

2.Memasukkan bebek jantan yang sudah disembelih kedalam air panas selama 5 menit

3.Mencabut bebek jantan sampai bersih

4.Melakukan pembelahan pada bagian dada bebek jantan secara hati-hati

5.Mengamati letak,bentuk dan warna organ pernapasan pada bebek jantan

6. Mengamati letak,bentuk dan warna organ pencernaan pada bebek jantan

7. Mengamati letak,bentuk dan warna organ reproduksi pada bebek jantan

8.Mempelajari fungsi dari organ-organ yang ada pada bebek jantan

9.Menjelaskan fungsi dari organ-organ pada bebek jantan

32
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Praktukum

4.1.1 Pengamatan Eksterior Bebek

Gambar.11. bebek jantan

4.1.3 Ciri-ciri luar atau ekterior Bebek

Tabel 1. Perbandingan Ciri Luar Bebek Jantan Dan Betina

No. Bagian Tubuh Bebek jantan


1. Warna Bulu Berwarna Putih
2. Jengger Tidak ada
3. Paruh Panjang 3cm berwarna
kuning
4. Warna Bulu Sayap Berwarna putih dengan
Panjang sayap 36 cm
5. Warna Bulu Badan Berwarna putih dengan
Panjang badan 50 cm
6. Warna Bulu Ekor Berwarna putih dengan
Panjang 10 cm
7. Warna Kaki Berwwarna orange dengan
Panjang 14 cm
8. Bobot Badan 1,5 kg

33
9. Bobot darah 48 gram
10. Bobot bulu 968 gram
11. Bobot kepala 76 gram
12. Bobot kaki 27 gram
14. Organ 343,7 gram

4.1.4 Ciri-ciri dalam atau interior Bebek

Gambar 12. Sistem Pernafasan dan pencernaan bebek Jantan

Tabel 2 . Ukuran dan Bobot bebek jantan

No. Bagian Tubuh Bebek jantan


1. Panjang Organ 155 cm
Reproduksi
2. Hati 45,9 gram
3. Jantung 23,6 gram
4. Berat usus 200 gram
5. Berat testis 68,7 gram
6. Berat gizard 68,3 gram
7 Berat crop 14,6

4.2 Pembahasan

4.2.1 Pengamatan Eksterior Pada bebek Jantan

Pada praktikum ini dilakukannya pengamatan morfologis ( pengamatan ekterior )


pada itik jantan. Dalam pengamatan eksterior pada itik jantan dilakukan dengan
mengamati bagian luar pada itik jantan yang dapat diketahui ialah itik jantan memiliki

34
warna bulu putih, bentuk kaki berselaput, serta bentuk paruhnya tumpul atau seperti
sendok.

4.2.2 Mengukur dan Menimbang bagian bagian tubuh

Pada praktikum ini dapat diketahui Bebek jantan memiliki panjang dan berat yang
lebih besar daripada betina, sedangkan pada itik betina memiliki panjang organ
reproduksi yaitu 155 cm, hati memiliki berat 45,9 gram, jantung memiliki berat 23,6
gram, berat gizard 68,3 gram, berat usus 200 gram, berat crop 14,6 gram

4.2.3 Sistem Pencernaan dan pernapasan

Sistem pencemaan pada unggas terdiri dua bagian yaitu saluran pencernaan dan
organ aksesoris. Bagian dari saluran pencernaan adalah mulut, esophagus, tembolok,
proventrikulus, ventrikulus, usus halus, usus besar, seka dan kloaka, sedangkan organ
aksesoris yaitu pankreas dan hati (Suprijatna, 2008). Pada itik Jantan memiliki sisitem
pencernaan yang dimulai dari paruh, esopagus, tembolok, proventikulus, ventriculus,
usus halus, usus buntu, usu besar, dan berakhir pada saluran kloaka. Sedangkan pada
betina sistem pencernaan terdiri dari sistem pencernaan yang dimulai dari paruh,
esopagus, tembolok, proventikulus, ventriculus, usus halus, usus buntu, usu besar, dan
berakhir pada saluran kloaka.

1. Esofagus, kadang-kadang disebut gullet, berfungsi untuk menyalurkan maknan


kedalam tembolok. Panjang esofagus dan tembolok pada itik mencapai 141,20 cm
2. Crop. Di sini merupakan area penyimpanan makanan primer. Proventriculus, perut,
menyediakan sekresi lambung, yaitu asam (acid) dan pepsin. Gizzard, suatu otot
atau kombinasi otot yang memecah-mecah makanan dengan cara menggiling
menggunakan kerikil-kerikil kecil.
3. Lambu kelenjar, menghasilkan enzim berupa pepsin dan asam hidroklorida (HCI)
Lambung otot, terdiri atas lapisan otot yang tebal sebagai penggiling pakan,
sehingga pakan bertekstur seperti bubur. Pemberian grit dalam pakan meningkatkan
aktifitas organ ini
4. Pankreas, organ penghasil enzim untuk mengurai protein dan gula. Letaknya di l
Pancreas, pankreas berfungsi untuk menetralkan asam-asam yang terdapat dalam
campuran bahan yang lewat berasal dari gizzard.

35
5. Hati (Liver), merupakan tempat penguraian berbagai zat gizi. Selain itu, terdapat
kantong empedu yang menghasilkan cairan empedu untuk menetralkan keasaman
saluran cerna, berfungsi sebagai detoksifikasi racun.
6. Usus Halus, bagian ini tediri dari 3 bagian, duodenum, jejnum, dan ileum. Organ
ini berfungsi sebagai saluran tempat penyerapan nutrisi,
7. Usus Besar, berguna untuk menyimpan dan mengeliminasi sisa pakan yang tidak
tercerna, menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit, serta berperan dalam
degradasi bakteri
8. Sekum, saluran buntu yang terletak diantara usu halus dan usu besar. Sekum bersisi
sisa pakan dan kotoran lunak
9. Caecum, apendiks yang membantu pencernaan biji dan serat. Cloaka, tempat
kotoran keluar dari tubuh.
10. Kloaka, saluran muara dari usu besar, saluran kencing dan saluran kelamin.

Sistem Reproduksi bebek jantan terdiri dari testis, toesteron, epididimis, ductus
defrens, phallus dan semen sedangkan pada itik betina sisitem reproduksi dimulai dari
ovarium, oviduk, infidibulum, magnum, isthmus, uterus, vagina dan berakhir pada
kloaka.

1. Testis memiliki dua fungsi, yaitu menghasilkan sperma dan hormon jantan
testosteron. Sepasang testis bentuknya seperi dua buah kacang berbentuk lonjong
atau silinder, permukaannya halus dan berwarna putih krem, walaupun sebagian
atau seluruhnya memiliki pigmen.

2. Testosteron yang dihasilkan oleh sel-sel dikenal sebagai sel- sel interstisial Leydid.
Sel-sel ini terletak di ruang di antara tubulus seminiferous.

3. Epididimis adalah suatu struktur yang tertanam dalam jaringan ikat pada lampiran
testis ke dinding tubuh dorsal. Epididimis terdiri dari sistem saluran menyerupai
benang (chord-like ductules).

4. Pada unggas, ductus deferens adalah organ penyimpanan sperma utama pada setiap
sisi perut. Ductus deferens merupakan tabung yang sangat luas, berbelit-belit
membentang ke arah posterior, sepanjang garis tengah dan sejajar dengan ureter.

5. Phallus adalah alat kelamin luar yang analog dengan penis pada mamalia. Ada dua
macam utama bentuk phallus pada unggas jantan, yaitu yang benar-benar dalam

36
bentuk organ kemaluan seperti yang terlihat di ratites (unggas unta) dan anseriforms
(itik, angsa), dan jenis tidak kelihatan berbentuk organ seperti pada unggas domestik
itik dan beberapa passeriformis. Phallus terletak pada bagian bibir ventral dari
kloaka.

4.2.4 Sistem Pernafasan

Sistem Pernafasan atau sering disebut dengan sistem respirasi yang dimana pada
itik jantan sisitem pernafasan terdiri dari Lubang hidung yang berfungsi sebagai
tempat menghirupnya O2, larynx, trakea, syrinx atau sering disebut dengan pita suara
berfungsi menghasilkan suara, paru-paru untuk mencukupi oksigen yang dibutuhkan
oleh tubuh serta berfungsi untuk mengeluarkan sisa pembakaranyang berupa karbon
dioksida dan uap air.

1. Lubang Hidung (Nares) Lubang hidung merupakan lubang masuk pertama udara
atau oksigen dan lubang masuk pertama yang berhubungan dengan lingkungan
luar. Nares berjumlah sepasang dan terdapat pada pangkal rostum bagian dorsal.
Nares posteriores (lubang hidung dalam), terletakpada palatum dan hanya satu
buah ditengah.

2. Larynx

Larynx disokong oleh cartilago cricoidea dan cartilago arytenoidea yang berjumlah
sepasang.

3. Trakea

Trakea merupakan suatu pita yang tersusun dari cincin-cincin tulang rawan terbuka
atau disebut annulus trachealis. Bifurcatio tracheal is (percabangan trakea) yaitu
bronkus. Bronkus merupakan percabangan dari trakea. Trakea merupakann
lanjutan dari larynx kearah caudal.

4. Syrinx

Syrinx adalah pita suara yang menyebabkan vibrasi pada membran timpani,
sehingga unggas dapat bersuara nyaring. Pita suara merupakan satu-satunya alat
pernapasan yang mampu menghasilkan suara, sedangkan jakun merupakan bagian
pembentuk suara.

37
5. Paru-paru

Paru-paru (pulmo) unggas menempel pada tulang rusuk bagian belakang. Cabang-
cabang saluran udara hanya bronchus dan parabronchi. Cabang bronchus yang
berada padaparu-paru sangat tipis. Paru-paru tidak mengembang, tidak mempunyai
alveoli tetapi banyak terdapat pembuluh darah. Paru-paru dalam tubuh unggas
memiliki fungsi yang berbeda dari ternak mamalia yaitu sebagai pendingin bagi
tubuh ternak saat terjadi kelembapan yang dikeluarkan melalui pernapasan dalam
bentuk uap air.

38
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Pada praktikum yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa bebek jantan
dan betina memiliki perbedaan yang tidak terlalu banyak dari bagian eskteriornya. Sitem
reproduksi jantan dan betina berbeda pada bebek jantan dimulai dari testis, testeoron
epididmis, ductus deferens, phallus, dan semen sedangkan pada betina dimulai dari
ovarium, oviduk, infundibulum, magnum, ithmus, vagina dan berakhir di kloaka. Sistem
pernafasan pada itik betina dan jantan sama dimulai dari mulut, kerongkongan, tembolok,
proventikulus, ventrikulus, usus halus yang terdiri dari duodenum, jejenum, ileum, us
ubuntu, usus besar dan kloaka. Sistem Respirasi pada bebek jantan dan betina juga sama
seperti dimulai dari lubang hidung, larynx, trakea, syrinx, paru-paru. Ukuran dan berat
sistem pencernaan bebek jantan dan bebek betina berbeda itik jantan memiliki ukuran dan
berat yang lebih dari bebek betina.

5.2 Saran

Praktikan diharapkan dapat memahami anatomi dari unggas yang dipraktiakan serta
bisa mengetahui dan juga memahami bagian-bagian organ pencernaan,organ
pernapasan,dan juga organ reproduksi dari unggas yang dipraktikan serta bisa memahami
fungsi dari organ-organ tersebut.

39
DAFTAR PUSTAKA

Wardhana A, W. 2017. Anatomi Unggas. UB Press. Malang.

Pratiwi Kusumaningtyas. 2012. Itik Potensi Bisnis Dan Kisah Sukses Praktisi. Agriflo.
Jakarta

Purba J, H, dkk. 2019. Berternak Itik Petelur Dengan Pakan Berbasis Bahan Lokal. Gadjah
mada University Press.. Yogyakarta.

Ranto dan Maloedy sitanggang. 2015. Beternak itik. Agromedia.

Suprijatna dkk. 2008. Ilmu Dasar Ternak Unggas. Penebar Swadaya. Jakarta.

Garnida, D. 2012. Itik Potensi Bisnis dan Kisah Sukses Praktisi. Penebar Swadaya. Jakarta

40
LAMPIRAN

41
42
43

Anda mungkin juga menyukai