DI SUSUN OLEH
NPM : 2154231055
2024
RINGKASAN
1
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb.
Segala Puji bagi Allah, tuhan semesta alam yang mana berkat rahmat dan karunianya
sehingga dapat menyelesaikan laporan kelompok demi memenuhi mata kuliah “ILMU
PRODUKSI TERNAK POTONG”
Sangat menyadari, bahwa dalam laporan ini masih banyak kekurangan maupun
kesalahan, untuk itu kepada para pembaca yang harap memaklumi adanya mengingat masih
banyak kekurangannya pada penulisan ini. Dalam kesempatan ini pula diharapkan kesediaan
pembaca untuk memberikan saran yang bersifat perbaikan, yang dapat menyempurnakan isi
laporan ini dan dapat bermanfaat dimasa yang akan datang.
Akhir kata laporan ini dapat membawa wawasan, dan dapat memberikan manfaat
kepada semuanya. Amin.
2
DAFTAR ISI
RINGKASAN i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I. PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Tujuan Praktikum 2
1.3 Manfaat Praktikum 2
BAB II. DASAR TEORI 3
BAB III. METODELOGI 6
3.1 Alat dan Bahan 6
3.1.1 Alat 6
3.1.2 Bahan 6
3.2 Prosedur Praktikum 6
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 8
4.1 Hasil Pengamatan 8
4.2 Pembahasan 9
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN 11
5.1 Kesimpulan 11
5.2 Saran 11
DAFTAR PUSTAKA 12
LAMPIRAN 13
3
BAB I. PENDAHULUAN
Untuk menilai ternak diantaranya harus mengenal bagian-bagian dari tubuh sapi
serta konformasi tubuh yang ideal. Ternak yang dinilai harus sehat dan baik sesuai dengan
jenis bangsanya, bagus ukuran tubuhnya, seluruh bagian tubuh harus berpadu dengan rata,
harus feminin dan tidak kasar. Dengan demikian, maka kita dapat menentukan perbandingan
antara kondisi sapi yang ideal dengan kondisi sapi yang akan kita nilai. Bagian-bagian tubuh
sapi yang mendekati kondisi ideal dapat menunjang produksi yang akan dihasilkannya.
1
BAB II. DASAR TEORI
Dimensi tubuh merupakan faktor yang erat hubungannya dengan penampilan seekor
ternak. Dimensi tubuh seringkali digunakan didalam melakukan seleksi bibit, mengetahui
sifat keturunan, tingkat produksi maupun dalam menaksir berat badan. Tingkat keakuratan
yang didapat dalam menaksir berat badan dengan menggunakan dimensi tubuh sangat baik
(cukup akurat). Penaksiran berat badan ternak sapi dan jenis ternak lainnya akan dapat
diketahui dengan tepat jika sapi tersebut ditimbang dengan menggunakan timbangan. Akan
tetapi besar kemungkinan timbangan sapi tidak dimiliki oleh peternak karena harganya
sangat mahal. Karena itu diperlukan pengukuran selain timbangan sapi. Alat ukur yang lazim
dipergunakan adalah pita ukur dan tongkat ukur untuk bagian eksterior ternak sapi. Hasil
pengukuran tersebut dituangkan dalam persamaan regresi (Siregar, 2008).
Menurut Sloan dan Marrow (1993), pengukuran dimensi tubuh dapat dipakai sebagai
penduga penampilan pejantan yang baik. Di antara dimensi tubuh yang sering dipakai untuk
menduga bobot tubuh, adalah tinggi gumba dan lingkar dada.
1. Ukuran Tinggi
● Tinggi pundak, tinggi ialah jarak tegak lurus dari titik tertinggi pundak sampai ke
tanah atau lantai, alat yang digunakan adalah tali pita ukur
2. Ukuran Panjang
Panjang badan, diukur secara lurus dengan pita ukur dari siku (humerus) sampai
benjolan tulang tapis (tuber ischii).
3. Ukuran Lebar
Lebar dada, jarak terbesar pada yang diukur tepat di belakang antara kedua benjolan
siku luar, yaitu tepat pada tempat mengukur lingkar dada.
2
4. Ukuran Lingkar
Lingkar dada. Lingkaran yang diukur pada dada atau persis di belakang siku, tegak lurus
dengan sumbu tubuh.
a. Umur
b. Pakan
Dengan adanya pakan, tubuh, hewan akan mampu bertahan hidup dan kesehatan
terjamin. Hewan juga bisa semakin tumbuh menjadi besar dan bertambah berat. Sifat
genetis yang dimiliki seperti kecepatan tumbuh, persentase karkas tinggi, proporsi tubuh
besar, dan lain-lain bisa terwujud. Dengan demikian, jelaslah bahwa maksud pemberian
pakan kepada ternak sapi adalah untuk perawatan tubuh atau kebutuhan pokok hidup dan
keperluan berproduksi (Sudarmono dan Bambang, 2008).
Pakan adalah semua bahan makanan yang dapat diberikan kepada ternak dan tidak
mengganggu kesehatan ternak. Kebutuhan ternak terhadap jumlah pakan tiap harinya
tergantung dari jenis atau spesies, umur dan fase pertumbuhan ternak (dewasa, bunting dan
menyusui). Penyediaan pakan harus diupayakan secara terus-menerus dan sesuai dengan
standar gizi ternak tersebut. Pemberian pakan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi
ternak dapat menyebabkan defisiensi zat makanan sehingga mudah terserang penyakit
(Manurung, 2008).
Umumnya bahan pakan terdiri dari 2 macam, yaitu pakan berserat (roughages) dan
pakan penguat (konsentrat). Yang termasuk dalam kelompok bahan pakan berserat adalah
hijauan (rumput alam, rumput budidaya, leguminosa, dan tanaman lainnya) serta limbah
pertanian (jerami padi, daun/jerami jagung, pucuk tebu, dan lain-lain).
3
BAB III. METODELOGI
3.1.1 Alat
● Pita Ukur
● meteran rol
3.1.2 Bahan
● Ternak sapi
Diukur secara lurus dari siku bahu kaki depan (hunerus) sampai benjolan tulang tapis
(tuber ischii) belakang di bawah pangkal ekor. Jarak antara krista humeri dengan tuber ischii.
Jarak tegak lurus dari taju duri luas tulang punggung atau processus spinosus
vertebrae thoracale yang terakhir sampai ke tanah. Titik ini mudah di dapat dengan menarik
garis tegak lurus pangkal tulang rusuk terakhir. Antara bagian tertinggi punggung ke tanah,
yakni antara os. Lumbalis dan os. Sacralis.
Pengukuran dilakukan dengan melingkarkan meteran pada dada tepat di belakang kedua
tungkai kaki depan kiri kanan.
4
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.2 Pembahasan
dapat kita lihat perbedaan ukuran tubuh yang ternak. Berdasarkan hasil pengukuran
tubuh ternak yang telah dilakukan dapat membuktikan bahwa tiap ternak berbeda satu
sama lain. Hal ini sesuai dengan pendapat Anggorodi (1979) yang menyatakan bahwa semua
bagian dari tubuh hewan tumbuh dengan cara teratur namun tidak tumbuh dengan satu
kesatuan karena berbagai jaringan tumbuh dengan laju yang berbeda dari lahir sampai
dewasa.
Santosa (2008) menyatakan bahwa lingkar dada dapat pula digunakan sebagai
indikator kapasitas tubuh sapi, sebab semakin besar lingkar dada organ-organ yang terdapat
di dalam rongga dada juga semakin besar seperti paru-paru dan jantung. Ternak dengan
lingkar dada yang besar, kemungkinan mempunyai kemampuan paru-paru dan jantung yang
lebih baik terutama dalam sistem kardio-vaskuler untuk mendukung kecepatan beraktivitas.
Jantung dan paru-paru berfungsi mendistribusi darah ke seluruh tubuh untuk membawa
bahan makanan dan oksigen yang akan digunakan dalam proses oksidasi untuk
menghasilkan energi dalam melakukan aktivitas.
5
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dalam praktikum kali ini dapat disimpulkan bahwa dimensi ukuran tubuh ternak sangat
beragam. Hal ini disebabkan oleh perbedaan jenis ternak,umur ternak serta faktor genetik
yang memperngaruhi dimensi ukuran tubuh ternak. Dengan memahami metode pengukuran
tubuh ternak kita dapat menghitung bobot badan tubuh ternak.
5.2 Saran
Pada pratikum ini semoga bisa membirikan manfaat di kemudian hari dan bisa membantu
sesama mahasiswa peternakan.
6
DAFTAR PUSTAKA
Djagra, I.B. 1994. Pertumbuhan sapi Bali. Sebuah Analisis Berdasarkan Dimensi Tubuh.
Majalah Ilmiah Universitas Udayana : Tahun XXI : No. 39, Bali.
Manurung L. 2008. Analisi ekonomi uji ransum berbasis pelepah daun sawit, lumpur sawit
dan jerami padi fermentasi dengan phanerochate Chysosporium Pada Sapi
Peranakan Ongole. Departemen Peternakan fakultas pertanian Universitas Sumatra
Utara Medan.Skripsi
Rahayu, B .S. T. 2003. Studi bobot badan dan ukuran-ukuran tubuh sapi Pesisir di Kabupaten
Pesisir Selatan dan Padang Pariaman Sumatera Barat. Skripsi. Fakultas Peternakan.
Institut Pertanian Bogor, Bogor
7
LAMPIRAN