(Oreochromis niloticus)
Oleh
Kelompok 1:
1. Agung Satria
2. Tsabit Ridlo
3. Dany Maulana
4. Ervin Syaiful Rizal
5. Emmanuel Lintang
KARAWANG
2017
Daftar Isi
i
Daftar Tabel
1
Daftar Grafik
Grafik 1 Pertumbuhan Panjang Ikan Nila .......................................................................... 5
Grafik 2 Pertumbuhan Panjang Ikan Nila Jantan .............................................................. 6
Grafik 3 Pertumbuhan Panjang Ikan Nila Betina .............................................................. 7
Grafik 4 Pertumbuhan Berat Ikan Nila............................................................................... 8
Grafik 5 Pertumbuhan Berat Ikan Nila Jantan ................................................................... 9
Grafik 6 Pertumbuhan Berat Ikan Nila Betina ................................................................. 10
Grafik 8 Hubungan panjang dan berat ikan nila ..................Error! Bookmark not defined.
Grafik 9 Hubungan panjang dan berat ikan nila betina .......Error! Bookmark not defined.
Grafik 10 Hubungan panjang dan berat ikan nila jantan................................................. 13
2
Tata Tertib
3
Sanksi
1. Terlambat dari waktu praktikum yang ditetapkan ( senin pkl 10.00 – 12.00
wib dan kamis pkl 08.00 – 10.00 wib ) tidak diperkenankan ikut pretest
pada saat praktikum tersebut da n nilai pretest nol.
2. Terlambat 15 menit dengan alasan apapun tidak diperkenankan ikut
praktikum pada saat itu.
3. Kelompok yang tidak membawa alat praktikum secara lengkap dan sesuai
dengan materi praktikum tidak diperkenankan ikut praktikum secara
lengkap dan pretest – posttest.
4. Laporan yang terlambat dikumpulkan ke asisten pendamping, tidak akan
dinilai.
Penilaian
Pelaporan
4
I. Anlisis Pertumbuhan Ikan Nila (Oreochromis niloticus)
1.1 Teori
5
sederetan data frekuensi panjang ikan contoh yang tersedia berdassarkan waktu
berskala. Metode ini lebih mudah dari lainnya.
1.2 Tujuan
1. Penggaris;
2. Kertas label;
3. Timbangan berskala minimal 0,01 gram;
4. Kain lap dan tisu;
5. Jarum pentul;
6. Kantong plastik/kresek;
7. Alat bedah ( satu set lengkap perkelompok );
8. Bagan yang dipakai adalah ikan nila (Oreochromis niloticus);
9. Alat tulis dan spidol permanen;
10. Benang jahit;
6
1.4 Metode Kerja
1. Siapkan ikan yang akan diamati di atas baki, lalu keringkan dengan tisu;
2. Berilah nomor ikan anda dengan kertas label;
3. Ukur panjang total ikan, panjang cagak, dan panjang baku ( panjang ikan
dinyatakan dalam satuan mm );
4. Timbang berat ikan anda kemudian catat ( catat dalam satuan gram );
5. Perhatikan morfologi ikan yang diamati mulai dari bentuk tubuh, posisi
mulut, kelengkapan sirip ( tulislah rumus ruumus siripnyan );
6. Amatilah setiap sirip ikan, yaitu dorsal, pectoral, ventral, anal dan caudal,
kemudian catat rumus dan jumlahnya;
7. Pembedahan organ dalam;
8. Ikan yang dibedah dipegang dengan tangan kiri;
9. Bedah dengan menggunakan gunting yang tumpul;
10. Pengguntingan dari anus sampai tutup insang atau gunting ikan mulai dari
belakang operculum keatas sampai atas garis LL, kemudian arahkan
gunting sampai ke anus. Buka lapisan daging ikan yang telah digunting
agar terlihat isi perutnya;
11. Setelah terlihat organ dalam ikan, ambil gonad ikan;
12. Tentukan jenis kelamin ikan dan tingkat kematangan gonadnya;
7
1.5 Pengumpulan Data
1
Tabel 4 Frekuensi Ikan Nila Betina
No. Panjang total (mm) Berat (gr)
1 165 88,6
2 170 86,83
3 170 98,18
4 180 90,28
5 175 84,02
2
1.6 Analisa Data
a. Membuat selang kelas panjang dari data N ikan yang didapat kemudian
menentukan frekuensi setiap selang kelas.
b. Menentukan titik tengah selang, nilai log F dsn ∆ log F pada masing
masing selang.
c. Menentukan kelompok ukuran (cohort) berdasarkan model Batacharya
dengan melakukan pendekatan untuk menduga tingkat pertumbuhan.
Penurunan ∆ log F minimal 3 kali secara berurutan disebut 1 cohort.
3
lebih kecil dari satu. Sudut waltford dengan tandanya berubah sama dengan 𝑒 −𝑘 ,
jadi logaritma koefisien pertumbuhan k. Persamaan waltford 𝐿𝑛+1= 𝐿∞ ( 1-𝑒 −𝑘 ) +
𝐿𝑡.𝑒 −𝑘 dimana K= - log natural sudut walford dan 𝐿∞ = intersep/1-b.
Korelasi parameter dari hubungan panjang dan berat dapat dilihat dari nilai
konstanta b ( sebagai penduga tingkat kedekatan kedeua parameter ).
4
1.7 Hasil dan Pembahasan
Fi
3.5
3 3
2.5
2 2 2
1.5 Fi
1 1 1 1
0.5
0
150 - 155 156 - 161 162 - 167 168 - 173 174 - 179 189 - 185
5
Tabel 6 Pertumbuhan Panjang Ikan Nila Jantan
Selang Kelas Fi Xi Log Fi Δ Log Fi
150 - 155 1 152,5 0
156 - 161 1 158,5 0 0
162 - 167 0 164,5 ~ 0
168 - 173 1 170,5 0 0
174 - 179 1 176,5 0 0
189 - 185 1 182,5 0 0
Fi
2.5
1.5
Fi
1
0.5
0
67 - 73 74 - 80 81 - 87 88 - 94 95 - 101 102 - 108
6
Tabel 7 Pertumbuhan Panjang Ikan Nila Betina
Selang Kelas Fi Xi Log Fi Δ Log Fi
165 - 167 1 166 0
168 - 170 2 169 0,30103 0,30103
171 - 173 0 172 ~ 0
174 - 176 1 175 0 0
177 - 179 0 178 0 0
180 - 182 1 181 0 0
Fi
2.5
2 2 2
1.5
Fi
1 1
0.5
0 0 0 0
67 - 73 74 - 80 81 - 87 88 - 94 95 - 101 102 - 108
7
1.7.2 Pertumbuhan Berat Ikan Nila
Fi
2.5
2 2 2
1.5
Fi
1 1
0.5
0 0 0 0
67 - 73 74 - 80 81 - 87 88 - 94 95 - 101 102 - 108
8
Tabel 9 Pertumbuhan Berat Ikan Nila Jantan
Selang Kelas Fi Xi Log Fi Δ Log Fi
67 - 73 2 70 0,30103
74 - 80 0 77 ~ ~0,30103
81 - 87 2 84 0,30103 0,30103
88 - 94 0 91 ~ ~0,30103
95 - 101 0 98 ~ ~
102 - 108 1 105 0 0
Fi
2.5
2 2 2
1.5
Fi
1 1
0.5
0 0 0 0
67 - 73 74 - 80 81 - 87 88 - 94 95 - 101 102 - 108
9
Tabel10
Pertumbuhan Berat Ikan Nila Betina
Selang Kelas Fi Xi Log Fi Δ Log Fi
84 - 86 1 85 0
87 - 89 2 88 0,30103 0,30103
90 - 92 1 91 0 ~0,30103
93 - 95 0 94 ~ ~
96 - 98 0 97 ~ ~
99 - 101 1 100 0 0
Fi
2.5
2 2
1.5
Fi
1 1 1 1
0.5
0 0 0
84 - 86 87 - 89 90 - 92 93 - 95 96 - 98 99 - 101
10
1.7.3 Hubungan Panjang Berat Ikan Nila
Rumus : Y = a + bX
= 0,4337 = 0,8319
Y = a + bX = 0,4337 + 0,8319X
Y
150
Axis Title
100
50 Y
0
165 170 170 180 150 180 170 160 175 175
Grafik 7 Grafik Regersi Linier Hubungan Panjang Dan Berat Ikan Nila
Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa ukuran panjang ikan tidak
menentukan seberapa besar beratnya. Hal ini dapat dilihat pada kelas 180 yang
memiliki panjang sama namun beratnya berbeda. Hal itu dikarenakan data betina
dan jantan dijadikan menjadi satu. Dari regresi linier diatas didapatkan nilai
b=0,8319 yang berarti hubungan alometrik negatif, dimana perutumbuhan panjang
lebih dominan.
11
Tabel 12 Regersi Linier Hubungan Panjang Dan Berat Ikan Nila Jantan
X Y XY X² Y²
180 107,34 19.321 32.400 11.522
150 67,47 10.120 22.500 4.552
170 84 14.280 28.900 7.056
160 72,25 11.560 25.600 5.220
175 80,61 14.106 30.625 6.498
Jumlah
835 408,67 69.387 140.025 34.848
7.739
Rumus : Y = a + bX
= −246,26 = 2,7
Y = a + bX = −246,26 + 2,7X
Y
120
100
80
Axis Title
60
Y
40
20
0
180 150 170 160 175
Dari grafik diatas dapat simpulkan bahwa semakin panjang ukuran ikan
nila jantan maka semakin berat pula badannya. Dan dari regresi linier diatas
diperoleh nilai b = 2,7 yang berarti alometrik negatif, dimana perutumbuhan
panjang lebih dominan.
12
Tabel 13 Regersi Linier Hubungan Panjang Dan Berat Ikan Nila Betina
X Y XY X² Y²
165 88,6 14.619 27.225 7.850
170 86,83 14.761 28.900 7.540
170 98,18 16.690 28.900 9.640
180 90,28 16.250 32.400 8.150
175 84,02 14.703 30.625 7.059
Jumlah
860 447,9 77.023 148.050 40.239
650
Rumus: Y = a + bX
= 110,485 = −0,122
Y = a + bX = 110,485 - 0,122X
Y
100
Axis Title
90
80 Y
70
165 170 170 180 175
Grafik 8
13
V. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan
bahwa :
14