Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PRAKTIKUM

ANALISIS PERTUMBUHAN DAN REPRODUKSI IKAN NILA

(Oreochromis niloticus)

Oleh
Kelompok 1:
1. Agung Satria
2. Tsabit Ridlo
3. Dany Maulana
4. Ervin Syaiful Rizal
5. Emmanuel Lintang

PROGAM STUDI TEKNIK PENANGKAPAN IKAN

POLITEKNIK KELAUTAN DAN PERIKANAN

KARAWANG

2017
Daftar Isi

Daftar Isi ............................................................................................................................... i


Daftar Tabel ........................................................................................................................ 1
Daftar Grafik ....................................................................................................................... 2
Tata Tertib........................................................................................................................... 3
Sanksi .................................................................................................................................. 4
Penilaian.............................................................................................................................. 4
Pelaporan ............................................................................................................................ 4
I. Anlisis Pertumbuhan Ikan Nila (Oreochromis niloticus) ................................................ 5
1.1 Teori .......................................................................................................................... 5
1.2 Tujuan ....................................................................................................................... 6
1.3 Alat dan Bahan.......................................................................................................... 6
1.4 Metode Kerja ............................................................................................................ 7
1.5 Pengumpulan Data .................................................................................................... 1
1.6 Analisa Data .............................................................................................................. 3
1.6.1 Pertumbuhan Panjang Ikan Nila ........................................................................ 3
1.6.2 Pertumbuhan Berat Ikan Nila ............................................................................. 3
1.6.3 Hubungan Panjang Berat Ikan Nila ................................................................... 4
1.7 Hasil dan Pembahasan .............................................................................................. 5
1.7.1 Pertumbuhan Panjang Ikan Nila ........................................................................ 5
1.7.2 Pertumbuhan Berat Ikan Nila ............................................................................. 8
V. Kesimpulan ................................................................................................................... 14

i
Daftar Tabel

Tabel 1 Pertumbuhan Panjang Ikan Nila ........................................................................... 5


Tabel 2 Pertumbuhan Panjang Ikan Nila Jantan ............................................................... 6
Tabel 3 Pertumbuhan Panjang Ikan Nila Betina ................................................................ 7
Tabel 4 Pertumbuhan Berat Ikan Nila ................................................................................ 8
Tabel 5 Pertumbuhan Berat Ikan Nila Jantan .................................................................... 9
Tabel 6 Pertumbuhan Berat Ikan Nila Betina .................................................................. 10

1
Daftar Grafik
Grafik 1 Pertumbuhan Panjang Ikan Nila .......................................................................... 5
Grafik 2 Pertumbuhan Panjang Ikan Nila Jantan .............................................................. 6
Grafik 3 Pertumbuhan Panjang Ikan Nila Betina .............................................................. 7
Grafik 4 Pertumbuhan Berat Ikan Nila............................................................................... 8
Grafik 5 Pertumbuhan Berat Ikan Nila Jantan ................................................................... 9
Grafik 6 Pertumbuhan Berat Ikan Nila Betina ................................................................. 10
Grafik 8 Hubungan panjang dan berat ikan nila ..................Error! Bookmark not defined.
Grafik 9 Hubungan panjang dan berat ikan nila betina .......Error! Bookmark not defined.
Grafik 10 Hubungan panjang dan berat ikan nila jantan................................................. 13

2
Tata Tertib

1. Peserta praktikum wajib mengikuti seluruh kegiatan praktikum dari awal


sampai akhir.
2. Praktikan yang berhalangan hadir melapor kepada penanggung jawab
praktikum.
3. Praktikan harus berpakaian rapi ( baju kain , kaos bukan oblong, memakai
jas lab, pakai sepatu, tagging nama ) pada saat praktikum berlangsung.
4. Praktikan harus hadir 15 menit sebelum kegiatan praktikan dimulai, yang
terlambat tidak diperkenankan masuk untuk kegiatan praktikum.
5. Tidak ada praktikum susulan bagi mahasiswa yang berhalangan hadir
tanpa keterangan dan nilai quis nol.
6. Praktikan harus menjaga kebersihan, ketenangan selama praktikum
berlangsung.
7. Tidak membungan sampah sembarangan tempat atau sisa praktikum (
tissue, lap, plastik dan kertas lainnya ).
8. Tidak diperkenankan merokok pada saat praktikum.
9. Alat yang dipakai setiap kali praktikum harus dicuci bersih, baik alat yang
membawa sendiri maupun alat yang disediakan lab.
10. Laporan dikerjakan sendiri- sendiri dengan bimbingan asisten.
11. Praktikan dengan status pengulang wajib ikut praktikum. Praktikum
pengantar harus diikuti penuh secara penuh, sedangkan praktikum
dilaboraturium dapat ditentukan sendiri waktunya jika lebih dari 10
mahasiswa.
12. Saat berada dalam lab peserta pengulang harus memenuhi semua
ketentutan yang berlaku untuk peserta regular.
13. Hal – hal yang belum dimengerti dapat ditanyakan pada asisten.

3
Sanksi

1. Terlambat dari waktu praktikum yang ditetapkan ( senin pkl 10.00 – 12.00
wib dan kamis pkl 08.00 – 10.00 wib ) tidak diperkenankan ikut pretest
pada saat praktikum tersebut da n nilai pretest nol.
2. Terlambat 15 menit dengan alasan apapun tidak diperkenankan ikut
praktikum pada saat itu.
3. Kelompok yang tidak membawa alat praktikum secara lengkap dan sesuai
dengan materi praktikum tidak diperkenankan ikut praktikum secara
lengkap dan pretest – posttest.
4. Laporan yang terlambat dikumpulkan ke asisten pendamping, tidak akan
dinilai.

Penilaian

1. Nilai praktikum sebesaar 30% dari keseluruhan penilaian mata kuliah


Biologi Perikanan.
2. Nilai praktikum terdiri atas quis ( pretest – posttest ), Laporan, keaktifan
dan ujian.
3. Nilai laporan adalah nilai yang berasal dari laporan yang harus dikerjakan
secaa perorangan, termasuk nilai ujian laporan.
4. Nilai keaktifitas nilai keaktifan selama praktikum berlangsung.
5. Nilai bagi peserta penggulangan berasal dari nilai laporan dan ujian akhir
praktikum yang dilaksanakan serentak.

Pelaporan

1. Laporan diketik dengan huruf Times New Roman 12.


2. Laporan terdiri dari abstark, pendahuluan ( latar belakang, tujuan ),
metode praktikum , hasil dan pembahasan serta kesimpulan yang dibagi ke
dalam 2 kolom.
3. Laporan dalam bentuk format jurnal antara 5 – 30 halaman , spasi 1,5.

4
I. Anlisis Pertumbuhan Ikan Nila (Oreochromis niloticus)

1.1 Teori

Biologi perikanan merupakan studi ilmiah mengenai ikan dipandang


sebagai sumberdaya yang dapat dimanfaatkan oleh manusia. Sehingga dalam hal
ini biologi perikanan mementingkan aspek biologi yaitu populasi, pertumbuhan,
fokunditas, kecepatan mortalitas, dan survival, distribusi ekologi, pegerakan dan
ruaya, pengaruh penangkapan ikan, tingkah laku ikan, interaksi terhadap spesies
ikan lain.

Pertumbuhan ikan adalah perubahan panjang atau berat pada suatu


individu atau populasi yang merupakan suatu respon terhadap perubahan makanan
yang tersedia. Laju pertumbuhan organisme perairan tergantung dari kondisi
lingkukngan ketersediaan makanan dimana organisme itu berada. Sedangkan
menurut (Effendi, 1997) pertumbuhan secara umum adalah perubahan dimensi (
panjang, berat, volume, dan ukuran ) per satuan waktu baik individu, stock
maupun komunitas. Menurut (Efendie, 1979). Pertumbuhan terdiri dari beberapa
macam peertumbuhan mutlak yaitu ukuran rata rata ikan pada umur tertentu,
seperti panjang rata rata ikan pada umur 1 tahun dan pertumbuhan nisbi yaitu
panjang atau berat yang dicapai ikan dalam satu periode waktu tertentu
dihubungkan dengan panjang atau berat awal periode tersebut.

Parameter pertumbuhan menurut model Von Bartallanfy umumnya dapat


ditentukan melalui hasil analisis regeresi linier “least squares” terdapat data
“length age” yang tersedia berdasarkan hasil pendekatan beberapa model model
matematika (Gulland & Pauly, 1984). Umur ikan dapat diduga berdasarkan
interprestasi penyebaran frekuensi panjang ikan contoh yang diperoleh secara
periodic. Analisis umur “tanda umur” pada bagian yang keras dan inteprestasi
data “tagging and recapture”. Khusus di daerah tropis metode inteprestasi data dan
frekuensi panjang adalah conoth yang paling sering diterapakan. Metode ini
menggunakan teknik pergeseran modus “modal class progresioanalysis” yang
pada dasarnya menjajaki pertumbuhan ikan melalui modus – modus urutan dari

5
sederetan data frekuensi panjang ikan contoh yang tersedia berdassarkan waktu
berskala. Metode ini lebih mudah dari lainnya.

Ikan tropis biasanya memijah secara bertahap sepanjang musim yang


relatif lama sehingga menimbulkan kesulitan dalam interprestasi sebaran
frekuensi panjang yang sifatnya “multinormal”. Sebagai akibat dari penambahan
baru (recruitmen) lebih dari satu kali sepanjang tahun hasil pemojahan yang tadi.
Untuk mengatasi masalah tersebut, (Puly & David, 1980) mengembangkan
metode fitting yaitu mencocokkan sederetan kombinasi kurva pertumbuhan dari
plot Von Bartallanfy hasil pergeseran ukuran modus ikan, contoh kombinasi
parameter yang diperoleh diharapkan dapat menggambarkan pola pertumbuhan
umum dari ikan yang diteliti.

1.2 Tujuan

Adapun tujuan dalam mengkaji pertumbuhan dan aspek umur adalah :

1. Mengetahui perkembangan yang dialami ikan melalui analisis parameter


panjang, berat, dan morfologi ikan;
2. Memprediksi pola pertumbuhan ikan , faktor kondisi, kelompok umur;
3. Menduga pola perkembangan populasi ikan;

1.3 Alat dan Bahan

Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum anlisis


pertumbuhan ikan nila (Oreochromis niloticus) antara lain:

1. Penggaris;
2. Kertas label;
3. Timbangan berskala minimal 0,01 gram;
4. Kain lap dan tisu;
5. Jarum pentul;
6. Kantong plastik/kresek;
7. Alat bedah ( satu set lengkap perkelompok );
8. Bagan yang dipakai adalah ikan nila (Oreochromis niloticus);
9. Alat tulis dan spidol permanen;
10. Benang jahit;

6
1.4 Metode Kerja

1. Siapkan ikan yang akan diamati di atas baki, lalu keringkan dengan tisu;
2. Berilah nomor ikan anda dengan kertas label;
3. Ukur panjang total ikan, panjang cagak, dan panjang baku ( panjang ikan
dinyatakan dalam satuan mm );
4. Timbang berat ikan anda kemudian catat ( catat dalam satuan gram );
5. Perhatikan morfologi ikan yang diamati mulai dari bentuk tubuh, posisi
mulut, kelengkapan sirip ( tulislah rumus ruumus siripnyan );
6. Amatilah setiap sirip ikan, yaitu dorsal, pectoral, ventral, anal dan caudal,
kemudian catat rumus dan jumlahnya;
7. Pembedahan organ dalam;
8. Ikan yang dibedah dipegang dengan tangan kiri;
9. Bedah dengan menggunakan gunting yang tumpul;
10. Pengguntingan dari anus sampai tutup insang atau gunting ikan mulai dari
belakang operculum keatas sampai atas garis LL, kemudian arahkan
gunting sampai ke anus. Buka lapisan daging ikan yang telah digunting
agar terlihat isi perutnya;
11. Setelah terlihat organ dalam ikan, ambil gonad ikan;
12. Tentukan jenis kelamin ikan dan tingkat kematangan gonadnya;

7
1.5 Pengumpulan Data

Tabel 1 Data Pertumbuhan Ikan Nila


Ikan
Nama NIT Panjang total (mm) Berat (gram) Jenis kelamin
ke
Ervin 16.1.04.005 1 175 80,61 Jantan
2 180 84,02 Betina
Dany 16.1.04.003 1 165 88,6 Betina
2 170 86,83 Betina
A. Tsabit 16.1.04.001 1 150 67,47 Jantan
2 180 90,28 Betina
Agung 16.1.04.002 1 170 98,18 Betina
2 180 107,34 Jantan
Emmanuel 16.1.04.005 1 170 84 Jantan
2 160 72,25 Jantan

Tabel 2data Jumlah Sirip Ikan Nila


Ikan Sirip Sirip Ventral Sirip Vectoral
Nama NIT Kelamin
ke Caudal Kanan 13 Kanan Kiri
Ervin 16.1.04.005 1 XXXXII II/14 II/14 12 12 Jantan
2 XXXXI III/13 II/13 11 11 Betina
Dany 16.1.04.003 1 XXXXI II/19 II/21 11 11 Betina
2 XXXXII II/16 II/18 13 13 Betina
A. Tsabit 16.1.04.001 1 XXXX VI/23 VI/23 17 17 Jantan
2 XXXXII VII/26 VII/26 11 11 Betina
Agung 16.1.04.002 1 XXXXX VIII/13 VIII/14 22 20 Betina
2 XXXXV VII/12 VII/14 21 22 Jantan
Emmanuel 16.1.04.005 1 XXXXI III/19 VII/11 10 12 Jantan
2 XXXVI VIII/28 VI/11 11 11 Jantan

Tabel 3 Frekuensi Ikan Nila Jantan


No. Panjang total (mm) Berat (gr)
1 180 107,34
2 150 67,47
3 170 84
4 160 72,25
5 175 80,61

1
Tabel 4 Frekuensi Ikan Nila Betina
No. Panjang total (mm) Berat (gr)
1 165 88,6
2 170 86,83
3 170 98,18
4 180 90,28
5 175 84,02

Tabel 5 Tabel 6 Frekuensi Total Ikan Nila


No. Panjang Total (mm) Berat (gr)
1 165 88,6
2 170 86,83
3 170 98,18
4 180 107,34
5 150 67,47
6 180 90,28
7 170 84
8 160 72,25
9 175 80,61
10 175 84,02

2
1.6 Analisa Data

1.6.1 Pertumbuhan Panjang Ikan Nila

Analysis pertumbuhan panjang model yang digunakan adalah model Von


Bartalanffy plot (VBP). Bartalanffy mengembangkan model terutama untuk
mengetahui laju pertumbuhan panjang. Setelah diketahui kelompok ukuran
dengan Batacharnya, maka dilakukan pendekantan untuk menduga tingkat
pertumbuhan. Secara khusus data yang dianalisis adalah nilai tengah dari
kelompok ukuran yang diperoleh.

Melalui pendekatan model linier regresi, maka beberapa parameter


diameter panjang seperti L ∞ (panjang infinity), k (laju pertumbuhan), t (waktu
yang diperlukan untuk tumbuh). Von Bartalanffy plot minimal dikembangkan
sebanyak 4 kelompok ukuran, karena minimal regresi dapat dilakukan dengan 3
pasang data. Dalam menganalisis pertumbuhan panjang langkah yang harus
dilakukan adalah : pertama menetukan jumlah
Lk = Nilai Max – Nilai Min kelas dengan rumus ∑ kelas = 1 + 3.32 log n
∑kelas dimana n = jumlah keseluruhan data. Kedua
menentukan lebar kelas dengan rumus. Ketiga buat table frekuensi sintar selang
kelas dan keempat buatlah grafik histogramnya. Langkah langkah analisis
pertumbuhan panjang dilakukan dengan model Von Bartalanfyy (VBP) sebagai
berikut:

a. Membuat selang kelas panjang dari data N ikan yang didapat kemudian
menentukan frekuensi setiap selang kelas.
b. Menentukan titik tengah selang, nilai log F dsn ∆ log F pada masing
masing selang.
c. Menentukan kelompok ukuran (cohort) berdasarkan model Batacharya
dengan melakukan pendekatan untuk menduga tingkat pertumbuhan.
Penurunan ∆ log F minimal 3 kali secara berurutan disebut 1 cohort.

1.6.2 Pertumbuhan Berat Ikan Nila

Analisis pertumbuhan berat hampir sama dengan model pendekatan


pertumbuhan panjang. Tetapi sebaiknya dilakukan pada kelompok ikan yang
belum memijah secara rutin, karena berat ikan yang relatif berubah. Apabila
panjang ikan dengan umur tertentu diplotkan dengan oanjang ikan dengan umur
yang lebih muda satu tahun akan menghasilkan garis lurus dengan sudut yang

3
lebih kecil dari satu. Sudut waltford dengan tandanya berubah sama dengan 𝑒 −𝑘 ,
jadi logaritma koefisien pertumbuhan k. Persamaan waltford 𝐿𝑛+1= 𝐿∞ ( 1-𝑒 −𝑘 ) +
𝐿𝑡.𝑒 −𝑘 dimana K= - log natural sudut walford dan 𝐿∞ = intersep/1-b.

1.6.3 Hubungan Panjang Berat Ikan Nila

Analisis dengan menggunakan pertumbahan parameter dan panjang berat


menggunakan rumus : ( Bal dan Rao, 1984 ) W = 𝑎𝐿𝑏 dimana W : berat (gram);
panjang (mm); a,b konstanta.

Berdasarkan pola hubungan linier maka dapat dilihat bahwa:

Log W = Log a + b Log L atau Y = a+ b X

Korelasi parameter dari hubungan panjang dan berat dapat dilihat dari nilai
konstanta b ( sebagai penduga tingkat kedekatan kedeua parameter ).

- Jika b = 3, disebut hubungan yang isometrik dimana pola perta,nahan


panjang sama dengan pola pertumbuhan berat.
- Jika b < 3, disebut hubungan alometrik negatif, dimana perutumbuhan
panjang lebih dominan.
- Jika b > 3 disebut hubungan alometrik positif, dimana pertambhan
berat lebih dominan.

4
1.7 Hasil dan Pembahasan

1.7.1 Pertumbuhan Panjang Ikan Nila

Tabel 5 Pertumbuhan Panjang Ikan Nila


Selang Kelas Fi Xi Log Fi Δ Log Fi
150 - 155 1 152,5 0
156 - 161 1 158,5 0 0
162 - 167 1 164,5 0 0
168 - 173 3 170,5 0,477121 0,477121
174 - 179 2 176,5 0,30103 -0,176091
180 - 185 2 182,5 0,30103 0

Fi
3.5

3 3

2.5

2 2 2

1.5 Fi

1 1 1 1

0.5

0
150 - 155 156 - 161 162 - 167 168 - 173 174 - 179 189 - 185

Grafik 1 Pertumbuhan Panjang Ikan Nila


Pertumbuhan panjang total ikan nila ini diambil dari panjang ikan nila
jantan dan betina. Dari grafik terlihat bahwa panjang tertinggi adalah pada
frekuensi 168 – 173 dengan jumlah 3 ekor ikan namun tidak terdapat Cohort.

5
Tabel 6 Pertumbuhan Panjang Ikan Nila Jantan
Selang Kelas Fi Xi Log Fi Δ Log Fi
150 - 155 1 152,5 0
156 - 161 1 158,5 0 0
162 - 167 0 164,5 ~ 0
168 - 173 1 170,5 0 0
174 - 179 1 176,5 0 0
189 - 185 1 182,5 0 0

Fi
2.5

1.5

Fi
1

0.5

0
67 - 73 74 - 80 81 - 87 88 - 94 95 - 101 102 - 108

Grafik 2 Pertumbuhan Panjang Ikan Nila Jantan


Pada grafik di atas panjang ikan nila jantan diketahui bahwa pertumbuhan
ikan relatif hampir sama semua pada setiap kelas, kecuali pada kelas 162 – 167
karena mempunyai nilai nol.

6
Tabel 7 Pertumbuhan Panjang Ikan Nila Betina
Selang Kelas Fi Xi Log Fi Δ Log Fi
165 - 167 1 166 0
168 - 170 2 169 0,30103 0,30103
171 - 173 0 172 ~ 0
174 - 176 1 175 0 0
177 - 179 0 178 0 0
180 - 182 1 181 0 0

Fi
2.5

2 2 2

1.5

Fi
1 1

0.5

0 0 0 0
67 - 73 74 - 80 81 - 87 88 - 94 95 - 101 102 - 108

Grafik 3 Pertumbuhan Panjang Ikan Nila Betina


Data di atas dapat diketahui bahwa pertumbuhan ikan yang paling banyak
terdapat pada ukuran panjang kelas 168 - 170 mm dengan jumlah dua ekor, dan
yang paling sedikit terdapat pada selang kelas 171 - 173 mm dan 177 – 179 mm
dengan masing masing berjumlah nol.

7
1.7.2 Pertumbuhan Berat Ikan Nila

Tabel 8 Pertumbuhan Berat Ikan Nila


Selang Kelas Fi Xi Log Fi Δ Log Fi
67 - 73 2 70 0,30103
74 - 80 0 77 ~ ~0,30103
81 - 87 4 84 0,60206 0,60206
88 - 94 2 91 0,30103 ~0,30103
95 - 101 1 98 0 ~0,30103
102 - 108 1 105 0 0

Fi
2.5

2 2 2

1.5

Fi
1 1

0.5

0 0 0 0
67 - 73 74 - 80 81 - 87 88 - 94 95 - 101 102 - 108

Grafik 4 Pertumbuhan Berat Ikan Nila


Data di atas dapat diketahui bahwa pertumbuhan ikan yang paling tinggi
terdapat pada selang kelas 81 – 87 dengan jumlah 4 ekor, dan yang paling sedikit
terdapat pada selang kelas 74 – 80 dengan jumlah 0 ekor.

8
Tabel 9 Pertumbuhan Berat Ikan Nila Jantan
Selang Kelas Fi Xi Log Fi Δ Log Fi
67 - 73 2 70 0,30103
74 - 80 0 77 ~ ~0,30103
81 - 87 2 84 0,30103 0,30103
88 - 94 0 91 ~ ~0,30103
95 - 101 0 98 ~ ~
102 - 108 1 105 0 0

Fi
2.5

2 2 2

1.5

Fi
1 1

0.5

0 0 0 0
67 - 73 74 - 80 81 - 87 88 - 94 95 - 101 102 - 108

Grafik 5 Pertumbuhan Berat Ikan Nila Jantan


Data di atas dapat diketahui bahwa pertumbuhan ikan yang paling tinggi
terdapat pada dua selang kelas 67 – 73 dan 81 – 87 dengan jumlah masing-masing
2 ekor yang paling sedikit terdapat pada dua selang kelas 74 – 80, 88 – 94 dan 95
– 101 dengan jumlah 0 ekor.

9
Tabel10
Pertumbuhan Berat Ikan Nila Betina
Selang Kelas Fi Xi Log Fi Δ Log Fi
84 - 86 1 85 0
87 - 89 2 88 0,30103 0,30103
90 - 92 1 91 0 ~0,30103
93 - 95 0 94 ~ ~
96 - 98 0 97 ~ ~
99 - 101 1 100 0 0

Fi
2.5

2 2

1.5

Fi
1 1 1 1

0.5

0 0 0
84 - 86 87 - 89 90 - 92 93 - 95 96 - 98 99 - 101

Grafik 6 Pertumbuhan Berat Ikan Nila Betina


Dari grafik diatas dapat diketahui bahwa pertumbuhan ikan yang paling
tinggi terdapat pada selang kelas 87 – 89 dengan jumlah 2 ekor, dan yang paling
sedikit terdapat pada selang kelas 93 – 95 dan juga 96 – 98 dengan jumlah 0 ekor.
Dan pada Grafik Pertumbuhan Berat Ikan Nila Betina tidak ada Cohortnya.

10
1.7.3 Hubungan Panjang Berat Ikan Nila

Tabel 11 Regresi Linier Hubungan Panjang Berat Ikan Nila


No. X Y XY X² Y²
1 165 88,6 14.619 27.225 7.850
2 170 86,83 14.761 28.900 7.540
3 170 98,18 16.690 28.900 9.640
4 180 107,34 19.321 32.400 11.522
5 150 67,47 10.120 22.500 4.552
6 180 90,28 16.250 32.400 8.150
7 170 84 14.280 28.900 7.056
8 160 72,25 11.560 25.600 5.220
9 175 80,61 14.106 30.625 6.498
10 175 84,02 14.703 30.625 7.059
1695 860 146.412 288.075 75.087

Rumus : Y = a + bX

(∑ y)(∑ x²) − (∑x)(∑xy) n(∑ xy) − (∑x)(∑y)


𝑎= 𝑏=
n (∑x 2 ) − (∑x)2 n (∑x 2 ) − (∑x)2

(860)(288.075) − (1695)(146.412) 10(146.412,6) − (1695)(860)


= =
10(288.075) − (1965)² 10(288.075) − (1695)²

247.744.500 − 248.169.357 1.464.126 − 1.457.700


= =
2.880.750 − 3.861.225 2.880.750 − 2.873.025

= 0,4337 = 0,8319
Y = a + bX = 0,4337 + 0,8319X

Y
150
Axis Title

100
50 Y

0
165 170 170 180 150 180 170 160 175 175

Grafik 7 Grafik Regersi Linier Hubungan Panjang Dan Berat Ikan Nila
Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa ukuran panjang ikan tidak
menentukan seberapa besar beratnya. Hal ini dapat dilihat pada kelas 180 yang
memiliki panjang sama namun beratnya berbeda. Hal itu dikarenakan data betina
dan jantan dijadikan menjadi satu. Dari regresi linier diatas didapatkan nilai
b=0,8319 yang berarti hubungan alometrik negatif, dimana perutumbuhan panjang
lebih dominan.

11
Tabel 12 Regersi Linier Hubungan Panjang Dan Berat Ikan Nila Jantan
X Y XY X² Y²
180 107,34 19.321 32.400 11.522
150 67,47 10.120 22.500 4.552
170 84 14.280 28.900 7.056
160 72,25 11.560 25.600 5.220
175 80,61 14.106 30.625 6.498
Jumlah
835 408,67 69.387 140.025 34.848
7.739

Rumus : Y = a + bX

(∑ y)(∑ x²) − (∑x)(∑xy) n(∑ xy) − (∑x)(∑y)


𝑎= 𝑏=
n (∑x 2 ) − (∑x)2 n (∑x 2 ) − (∑x)2

(408,67)(140.025) − (835)(69.387) 5(69.387) − (839)(408,67)


= =
5(140.025) − (835)² 5(140.025) − (839)²

57.224.016,75 − 57.938.145 346.935 − 339.196


= =
700.125 − 697.225 700.125 − 697.225

= −246,26 = 2,7

Y = a + bX = −246,26 + 2,7X

Y
120
100
80
Axis Title

60
Y
40
20
0
180 150 170 160 175

Dari grafik diatas dapat simpulkan bahwa semakin panjang ukuran ikan
nila jantan maka semakin berat pula badannya. Dan dari regresi linier diatas
diperoleh nilai b = 2,7 yang berarti alometrik negatif, dimana perutumbuhan
panjang lebih dominan.

12
Tabel 13 Regersi Linier Hubungan Panjang Dan Berat Ikan Nila Betina
X Y XY X² Y²
165 88,6 14.619 27.225 7.850
170 86,83 14.761 28.900 7.540
170 98,18 16.690 28.900 9.640
180 90,28 16.250 32.400 8.150
175 84,02 14.703 30.625 7.059
Jumlah
860 447,9 77.023 148.050 40.239
650

Rumus: Y = a + bX

(∑ y)(∑ x²) − (∑x)(∑xy) n(∑ xy) − (∑x)(∑y)


𝑎= 𝑏=
n (∑x 2 ) − (∑x)2 n (∑x 2 ) − (∑x)2

(447,9)(148.050) − (860)(77.023) 5(77.023) − (860)(447,9)


= =
5(148.050) − (860)² 5(148.050) − (860)²

66.311.595 − 66.239.780 385.115 − 385.194


= =
740.250 − 739.600 740.250 − 739.600

= 110,485 = −0,122
Y = a + bX = 110,485 - 0,122X

Y
100
Axis Title

90

80 Y

70
165 170 170 180 175

Grafik 8

Grafik 9 Hubungan panjang dan berat ikan nila jantan.

13
V. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan
bahwa :

1. Pertumbuhan adalah pertambahan ukuran, baik panjang maupun


berat. Pertumbuhan dipengaruhi faktor genetik, hormon dan
lingkungan (zat hara).
2. Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan yaitu faktor dalam:
keturunan, dan faktor luar: jenis kelamin dan faktor lingkungan.
3. Hubungan panjang dan berat pada ikan nila jantan dan betina
adalah hubungan allometrik positif dan negative.

14

Anda mungkin juga menyukai