Disusun oleh
Kelompok 4/Perikanan B
UNIVERSITAS PADJAJARAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
PROGRAM STUDI PERIKANAN
JATINANGOR
2019
LEMBAR PENGESAHAN
Judul Praktikum “Perhitungan Sel Darah Merah Dan Sel Darah Putih
Ikan Lele ( Clarias sp) Dan Belut (Monopterus albus)”
Kelas Perikanan B
Kelompok Nama NPM
4 Nasrudin Gunawan 230110180064
Sekar Fathiyah Ali 230110180069
Ilham Achmad Hardani 230110180102
Monica Naomi
NPM. 230110160031
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas nikmat dan
karunianya-Nya Laporan Praktikum Fisiologi Hewan Air tentang “Perhitungan
Sel Darah Merah Dan Sel Darah Putih Ikan Lele ( Clarias sp) Dan Belut
(Monopterus albus)” dapat diselesaikan. Tujuan penulisan laporan praktikum ini
adalah untuk memenuhi tugas praktikum mata kuliah Fisiologi Hewan Air.
Laporan ini dapat tersusun tak lepas dari bantuan banyak pihak. Oleh
karena
itu kelompok 4 mengucapkan banyak terimakasih kepada :
1. Dosen pengampu Drs. H. Walim Lili, M.Si, Dra. Titin Herawati, M.Si.,
dan Irfan Zidni, S.Pi.,MP. yang menyampaikan materi dengan baik.
2. Asisten laboratorium Filia dan Monica Naomi yang membimbing penulis
dalam praktikum.
3. Teman-teman yang bekerja sama dengan baik pada saat praktikum.
Demikian harapan penyusun, semoga laporan praktikum ini dapat
bermanfaat bagi penulis serta pembaca. Adanya sara yang membangun dari
pembaca untuk perbaikan laporan praktikum selanjutnya sangat dihargai, penulis
ucapkan terima kasih.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
BAB Halaman
DAFTAR TABEL............................................................................iv
DAFTAR GAMBAR.........................................................................v
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................vi
I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...........................................................................1
1.2 Tujuan........................................................................................2
1.3 Manfaat......................................................................................2
II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Ikan Lele (Clarias sp)................................................................3
2.1.1 Klasifikasi Ikan Lele..................................................................3
2.1.2 Fisiologi Ikan Lele.....................................................................4
2.2 Belut (Monopterus albus)..........................................................4
2.2.1 Klasifikasi Belut........................................................................5
2.2.2 Fisiologi Belut...........................................................................5
2.3 Sistem Peredaran Darah............................................................5
2.4 Darah.........................................................................................6
2.4.1 Sel Darah Merah........................................................................7
2.4.2 Sel Darah Putih..........................................................................7
2.5 Larutan Hayem..........................................................................8
2.6 Larutan Turk..............................................................................9
2.7 Haemocytometer........................................................................9
III BAHAN DAN METODE
3.1 Waktu dan Tempat..................................................................10
3.2 Alat dan Bahan........................................................................10
3.2.1 Alat..........................................................................................10
3.2.2 Bahan.......................................................................................10
3.3 Prosedur Praktikum.................................................................11
IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Kelompok........................................................................13
4.2 Data Angkatan.........................................................................14
V SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan..................................................................................16
5.2 Saran........................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA......................................................................17
LAMPIRAN.....................................................................................19
iii
DAFTAR TABEL
Y
1. Alat-Alat Praktikum............................................................................10
2. Bahan-Bahan Praktikum.....................................................................10
iv
DAFTAR GAMBAR
Y
1. Ikan Lele (Clarias sp)...........................................................................3
2. Belut (Monopterus albus)......................................................................5
3. Grafik Jumlah Sel Darah Pada Belut Kelompok 4..............................13
4. Grafik Jumlah Sel Darah Ikan Angkatan ...........................................14
v
DAFTAR LAMPIRAN
Y
1. Alat Praktikum....................................................................................20
2. Bahan Praktikum.................................................................................21
3. Prosedur Praktikum.............................................................................22
4. Dokumentasi Kegiatan........................................................................23
5. Perhitungan Sel Darah Merah dan Putih Kelompok...........................24
6. Data Kelompok...................................................................................25
7. Data Angkatan.....................................................................................26
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
Darah merupakan suatu fluida yang tersusun dari bahan terlarut juga
eritrosit, leukosit serta bahan lain yang tersuspensi. Fungsi dari darah yaitu untuk
mengedarkan suplai makanan ke sel-sel tubuh, megangkut oksigen untuk
diedarkan ke jaringan tubuh, membawa hormon ke organ yang memerlukan
(Soewolo 2005). Darah merupakan salah satu parameter yang dapat digunakan
untuk melihat kelainan yang terjadi pada ikan, baik yang terjadi karena penyakit
ataupun karena keadaan lingkungan. Sehingga dengan mengetahui kondisi
gambaran darah, dapat diketahui kondisi kesehatan suatu organisme (Delmann
dan Dieter 1989).
Kondisi lingkungan sangat berpengaruh terhadap kondisi kesehatan ikan
khususnya adaptasi menyangkut sistem peredaran darah. Ikan yang terserang
penyakit biasanya terjadi perubahan jumlah sel darah merah dan jumlah sel darah
putih. Sebagai mahasiswa perikanan sudah selayaknya mengetahui bagaimana
cara pengecekan jumlah sel darah pada ikan untuk mengetahui kondisi kehidupan
ikan.
1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk
1. Mengetahui jumlah sel darah merah pada ikan
2. Mengetahui jumlah sel darah putih pada ikan
1.3 Manfaat
Manfaat praktikum kali ini adalah praktikan dapat mengetahui mengenai
jumlah sel darah merah dan sel darah putih, memahami pengaruh jumlah sel darah
pada kesehatan ikan serata dapat diaplikasikan dalam pengecekan kondisi
kesehatan ikan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
4
merupakan spesies yang berasal dari Asia, Utara India, Cina, Jepang, Indonesia,
Malaysia (Santoso 2014).
Gambar 2. Belut
2.2.2 Fisiologi Belut
Komponen penyusun sistem peredaran darah meliputi jantung, darah,
saluran darah, dan limpa. Saluran pembuluh darah utama dalam tubuh ikan adalah
pembuluh arteri dan pembuluh vena yang terdapat di sepanjang tubuh. Sistem
peredaran darah melayani banyak fungsi, namun secara umum sebagai alat
transfor antara lain transfor oksigen, karbondioksida, sari-sari makanan, maupun
hasil metabolisme. (Fujaya 2004).
Sistem peredaran darah ikan bersifat tunggal, dimana hanya terdapat satu
jalur sirkulasi peredaran darah. Dimulai dari jantung yang menuju insang untuk
melakukan pertukaran gas. Selanjutnya darah dialirkan ke dorsal aorta dan
menyebar ke organ-organ tubuh melewati saluran-saluran kecil (Soewolo 2000).
Secara umum, sistem peredaran darah pada semua vertebrata adalah sama,
meskipun tetap ada perbedaan-perbedaan di antara setiap kelompok hewan. Hal
tersebut tergantung anatomi, fisiologi, dan kondisi lingkungannya. Komponen
penyusun sistem peredaran darah meliputi jantung, darah, saluran darah, dan
limpa. Saluran pembuluh darah utama dalam tubuh ikan adalah pembuluh arteri
dan pembuluh vena yang terdapat di sepanjang tubuh. Sistem peredaran darah
melayani banyak fungsi, namun secara umum sebagai alat transfor antara lain
transfor oksigen, karbondioksida, sari-sari makanan, maupun hasil metabolisme.
(Fujaya 2004).
Sistem peredaran darah ikan bersifat tunggal, dimana hanya terdapat satu
jalur sirkulasi peredaran darah. Dimulai dari jantung yang menuju insang untuk
melakukan pertukaran gas. Selanjutnya darah dialirkan ke dorsal aorta dan
menyebar ke organ-organ tubuh melewati saluran-saluran kecil (Soewolo 2000).
Saluran pembuluh darah utama pada ikan adalah arteri dan vena. Arteri yang
disebut juga dengan pembuluh nadi berfungsi membawa darah dan meninggalkan
jantung. Sementara itu, vena atau pembuluh balik berfungsi membawa darah
kembali ke jantung. Selain pembuluh utama, ada juga pembuluh-pembuluh
cabang atau kapiler yang menuju ke kulit, otot, otak, tulang belakang, dan organ
visceral (Mahyuddin 2008).
2.4 Darah
Darah merupakan suatu fluida yang tersusun dari bahan terlarut juga
eritrosit, leukosit serta bahan lain yang tersuspensi. Fungsi dari darah yaitu untuk
mengedarkan suplai makanan ke sel-sel tubuh, megangkut oksigen untuk
diedarkan ke jaringan tubuh, membawa hormone ke organ yang memerlukan
(Soewolo 2005). Darah mempunyai dua komponen utama yaitu sel darah dan
plasma darah yang mengandung bahan-bahan penyusunnya. Komposisi terbesar
yang ada dalam darah adalah air sebagai media yang memfasilitasi sejumlah
faktor yang tidak terdispensasi dalam pembentukan darah. Dalam 1 mm3 darah
ikan tersusun atas sekitar 5 juta corpuscle berwarna merah yang disebut eritrosit
dan 200.000 hingga 300.000 platelet yang disebut trombosit (Soewolo 2005).
7
Menurut Isnaeni (2006), darah tersusun atas plasma dan tersusun atas sel
darah. Sel darah mencakup eritrosit, leukosit, dan trombosit, plasma darah yang
mengandung sekitar 90% air dan berbagai zat terlarut atau tersuspensi di
dalamnya. Zat tersuspensi mencakup beberapa jenis bahan berikut:
1. Protein plasma, yaitu albumin, glubolin, dan fibrinagen.
2. Sari makanan, yaitu glukosa, monosakurida, asam amino, lipid.
3. Bahan untuk dibuang dari tubuh, antara lain urea dan senyawa hidrogen.
4. Berbagai ion, misalnya natrium, kalium, ulur, fosfat, kalsium, sulfat, dan
senyawa bikarbonat.
1. Jenis kelamin, pada ikan jantan jumlah eritrositnya lebih banyak daripada
betina;
2. Umur, semakin tua umurikan, maka jumlah eritrositnya semakin sedikit;
3. Kondisi badan, pada kondisi sehat jumlah eritrosit akan lebih banyak;
4. Aktivitas harian, jumlah eritrosit akan meningkat pada waktu bergerak
aktif;
8
2.7 Haemocytometer
Haemocytometer awalnya dirancang untuk menghitung sel darah, namun
sekarang banyak digunakan untuk kepentingan mikrobiologi, digunakan untuk
menentukan sel per satuan volume. Haemocytometer merupakan alat bantu yang
digunakan untuk mengukur kepadatan sel dengan menggunakan mikroskop
(Wardhani et al. 2015).
BAB III
BAHAN DAN METODE
3.2.1 Bahan
Berikut merupakan bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum.
Tabel 2. Bahan-Bahan Praktikum
No. Nama Bahan Fungsi
10
1. Belut Sebagai sampel ikan yang diamati.
2. Ikan Lele Sebagai sampel ikan yang diamati.
Sebagai larutan pengencer darah untuk
3. Larutan Hayem mempermudah dalam perhitungan sel darah
merah.
11
11
2. Ikan uji ditempatkan pada wadah lalu disayat bagian pangkal ekornya
dengan pisau. Darah yang keluar segera dihisap dengan pipet thomma
sebatas skala 0,5 dan dihentikan penghisapan dengan menekan ujung lidah
ke ujung karet penghisap, kemudian ditambah larutan hayem sampai skala
11.
3. Karet penghisap dilepaskan dari pipet dan kedua ujung pipet ditekan
dengan ibu jari dan telunjuk agar cairan tidak keluar, selanjutnya
digerakkan dengan arah memutar selama 3 menit agar merata.
4. Ditetesi kamar hitung dengan cairan darah tadi melalui parit
haemacytometer, biarkan beberapa saat, kemudian dilakukan perhitungan
dengan menggunakan hand counter.
5. Untuk sel darah putih dilakukan dengan menghitung ke empat kotak di
bagian sudut dan hitung persel kotak kemudian dijumlah dan dibagi empat
untuk rata-ratanya. Faktor pengali 200x10x16 = 3200 yang harus dikalikan
dengan jumlah rata-rata sel darah putih tersebut yang merupakan jumlah
sel darah merah per ml darah.
13
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
3,000,000
2,500,000
2,000,000
1,500,000
1,000,000
614,400
500,000
0
Sel Darah Merah Sel Darah Putih
Sel Darah
13
14
Sementara itu jumlah sel darah putih yang diuji adalah 614.400
sel/mm3.
Hal ini menunjukkan bahwa jumlah leukositnya memiliki jumlah
di atas jumlah normal. Leukosit tidak berwarna dan jumlah leukosit total
ikan teleostei berkisar antara 20.000 – 150.000 butir tiap mm3. Leukosit
berbentuk lonjong sampai bulat (Moyle dan Chech 1988). Arry (2007)
menyatakan bahwa peningkatan jumlah leukosit total terjadi akibat adanya
respon dari tubuh ikan terhadap kondisi lingkungan pemeliharaan yang
buruk, faktor stress dan infeksi penyakit. Sedangkan penurunan jumlah
leukosit total disebabkan karena adanya gangguan pada fungsi organ ginjal
dan limpa dalam memproduksi leukosit yang disebabkan oleh infeksi
penyakit.
3,500,000
3,000,000
2,500,000
2,000,000
1,500,000
1,000,000
494,718
500,000 319,893
0
Sel Darah Merah Sel Darah Putih
Sel Darah
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan oleh kelompok 4,
dapat disimpulkan bahwa:
1. Sel darah merah lebih banyak dibandingkan sel darah putih. Jumlah hasil
perhitungan sel darah merah yang diuji adalah 3.750.000 sel/mm3.
2. Jumlah sel darah putih yang diuji adalah 614.400 sel/mm3.
Pengujian ini menunjukkan bahwa jumlah sel darah merah dan jumlah sel
darah putih pada ikan lele yang diuji berada pada kondisi stress dan sakit. Jumlah
eritrosit ikan normal adalah 3,18 x 106 sel/ml (Angka et al. 1985). Jumlah eritrosit
pada ikan teleostei berkisar antara (1,05 – 3,0) x 106 sel/mm3 (Irianto 2005).
Ertirosit berwarna kekuningan, berbentuk lonjong, kecil, dengan ukuran berkisar
antara 7 – 36 μm (Lagler et al. 1977). Dan leukosit tidak berwarna dan jumlah
leukosit total ikan teleostei berkisar antara 20.000 – 150.000 butir tiap mm 3.
Leukosit berbentuk lonjong sampai bulat (Moyle dan Chech 1988).
5.2 Saran
Pada praktikum mengenai perhitumgan sel darah merah dan putih pada
ikan lele dan belut ini disarankan agar membandingkan dengan bobot ikannya
juga agar dapat diketahui apakah bobot tubuh berpengaruh terhadap jumlah sel
darah merah ataupun sel darah putih pada ikan.
16
DAFTAR PUSTAKA
Affandi R., Y. Ernawati dan S. Wahyudi . 2003. Studi eko-biologi belut sawah
(Monopterus albus) pada berbagai ketinggian tempat di kabupaten
subang, jawa barat. Jurnal Iktiologi Indonesia. 3(2): 49-56.
Angka S. L., G. T. Wongkar dan W. Karwani. 1985. Blood Picture and Bacteria
Isolated from Ulcered and Crooked Back Clarias bathrachus. Biotrop
Special Publishing (2). Biotrop, Bogor.
Arry. 2007. Pengaruh Suplementasi Zat Besi (Fe) Dalam Pakan Buatan Terhadap
Kinerja Pertumbuhan dan Imunitas Ikan Kerapu Bebek Cromileptes
Altivelis .Skripsi Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan. Institut
Pertanian Bogor.
Dellmann, H. dan Dieter. 1989. Buku Teks Histologi Veteriner. UI Press. Jakarta.
Dopongtonug A. 2008. Gambaran Darah Ikan Lele (Clarias sp.)
Hardi, Esti dkk. 2011. Karakteristik dan Patogenisitas Streptococcus
agalactiae Tipe β-hemolitik dan Nonhemolitik pada Ikan Nila. Jurnal
Veteriner. Volume 12. Halaman 152-164.
17
18
Roy R. 2009. Budi Daya dan Bisnis Belut. Agromedia Pustaka. Jakarta.
Santoso, R. 2014. Penambahan Atraktan yang Berbeda dalam Pakan Buatan Pasta
Terhadap Pertumbuhan dan Feed Convertion Rasio Belut (Monopterus
albus) dengan Sistem Resirkulasi. Skripsi. Universitas Airlangga.
Surabaya.
Situmorang, Manihar. 2010. Bahan Kuliah Pengelolaan Laboratorium. PPS
Unimed. Medan.
Talenan Pisau
Haemacytometer Mikroskop
Hand Counter
21
Larutan Hayem
22
Tempatkan ikan uji di atas talenan lalu lukai bagian pangkal ekornya dengan
pisau. Darah yang keluar segera dihisap dengan pipet thoma leukosit dan
eritrosit sebatas skala 0,5, kemudian segera ditambah larutan hayem hingga
skala 101 pada pengujian darah merah dan larutan turk hingga skala 11 pada
pengujian darah putih.
Karet pengisap pada pipet dilepas dan kedua ujung pipet ditekan dengan ibu
jari dan telunjuk untuk dihomogenkan.
3.Pengisapan darah ikan dengan pipet 4.Penambahan larutan hayem dan turk
thoma eritrosit pada cairan darah
7.Tampak sel darah merah pada kamar 8.Tampak sel darah putih pada kamar
hitung hitung
24
Berikut merupakan data hasil pengamatan jumlah sel darah pada Belut
Angkatan :
Kela Belut
Kelompok
s SDM SDP
11 2.470.000 216.000
12 3.370.000 276.800
13 3.010.000 436.000
14 2.520.000 441.600
A 15 137.000 93.600
16 360.000 41.600
17 2.520.000 90.400
18 4.830.000 248.000
19 3.500.000 265.600
1 2.700.000 653.600
2 3.070.000 553.600
3 5640000 619200
4 3.750.000 614.400
5 3.170.000 1.083.200
B
6 3.170.000 612.000
7 3.780.000 885.600
8 3.750.000 881.600
9 3.960.000 228.000
10 2.030.000 220.800
11 5.440.000 845.600
12 5.000.000 755.200
13 8.170.000 368.000
14 6.690.000 554.400
C 15 5.140.000 250.400
16 5.400.000 416.800
17 1.220.000 1.476.000
18 1.020.000 136.000
19 1.290.000 130.500
Rata-Rata 3.468.107 494.718