Anda di halaman 1dari 22

DAFTAR ISI

BAB Halaman
DAFTAR TABEL.................................................................................. ii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................. iii
I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................... 1
1.2 Tujuan ............................................................................................ 1
1.3 Manfaat .......................................................................................... 2

II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Klasifikasi, Morfologi, dan Anatomi Ikan Lele Sangkuriang ........ 3
2.2 Ciri Morfometrik dan Meristik Ikan lele sangkuriang .................. 6
III METODOLOGI
3.1 Tempat dan Waktu ......................................................................... 7
3.2 Alat dan Bahan ............................................................................... 7
3.3 Prosedur ......................................................................................... 7

IV HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil Data Kelas ............................................................................ 9
4.2 Pembahasan Umum ....................................................................... 12
4.2.1 Pembahasan Khusus....................................................................... 12
V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan .................................................................................... 16
5.2 Saran .............................................................................................. 16
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 17
LAMPIRAN ........................................................................................... 18

i
DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman


1. Morfologi ikan lele sangkuriang ............................................................. 3
2. Anatomi ikan lele sangkuriang................................................................ 5
3. Data hasil pengamatan ikan lele sangkuriang ......................................... 11

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman


1. Data Hasil praktikum kelas perikanan B ................................................. 10
2. Daftar TL, W, dan Line Literalis Ikan Lele Sangkuriang ....................... 11
3. Daftar Batas atas, batas bawah, jumlah individu dan frekuensi relative
ikan lele sangkuriang ............................................................................... 12
4. Tabel 4. Daftar Interval, Jumlah Individu, N1+ ...................................... 13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Ikan lele adalah Jenis ikan yang memiliki banyak nama dan julukan yang
berbeda di beberapa negara, bahkan di indonesia, ikan lele memiliki nama yang
berbeda pada beberapa daerah, hal ini disebabkan karena ikan lele termasuk jenis
ikan yang memiliki banyak species, namun demikian, secara ilmiah ikan lele lebih
dikenal dengan nama clarias, berasal dari kata chlaros bahasa yunani yang berarti
kuat atau lincah, seperti pada kenyataannya di alam bebas, ikan lele memang
terkenal lincah dan mampu bertahan hidup meskipun dalam kondisi air dan kadar
oksigen yang minimum, karena ikan lele memiliki alat pernapasan tambahan
berupa arboresent.
Ikan jenis clarias termasuk ikan lele, memiliki ciri tubuh yang memanjang
atau lonjong, kulit tubuhnya tidak bersisik dan licin, sirip punggungnya
memanjang pada bagian punggung dan terkadang menyatu dengan ekor,
sementara dibagian bawah perut juga terdapat sirip anus yang memanjang hingga
ke ekor, tidak seperti tubuhnya yang lonjong, bagian kepala lele cenderung lebih
gepeng dan dilindungi oleh tulang yang sangat keras, matanya terlihat hitam dan
kecil disisi kiri dan kanan kepala, berada di belakang kumis atau yang sering
disebut sebagai sungut peraba yang berjumlah delapan, empat disisi kiri dan
empat lainnya disisi kanan, pada bagian dada, ikan lele memiliki dua buah patil,
yaitu sirip yang terdiiri dari tulang yang keras dan lancip.
Ikan lele biasa hidup di perairan air tawar, seperti sungai, rawa dan telaga,
bahkan ikan lele juga mampu bertahan hidup di selokan got daerah perkotaan
yang sudah tercemar. Ikan lele termasuk jenis ikan yang lebih aktif di malam hari,
pada habitat aslinya di alam ikan lele akan memijah pada saat musim penghujan.
Masyarakat Indonesia dahulu hanya mengenal jenis lele lokal, kemudian
sekitar tahun 1985 jenis lele dumbo masuk ke Indonesia, kualitas lele dumbo yang
pada saat itu lebih unggul dibanding dengan lele lokal langsung mendapatkan
tempat di hati para pembudidaya dan ternak lele di nusantara. Seiring berjalannya

1
2

waktu dan dikarenakan kelalaian banyak pihak, kualitas lele dumbo mengalami
penurunan, daya tahan dan pertumbuhan lele dumbo yang dibanggakan berangsur-
angsur sirna, banyak para pengusaha budidaya lele kecewa, hal ini mengakibatkan
lesunya dunia perlelean di tanah air.
Sekitar tahun 2004 munculah strain baru lele dumbo keluaran BBPBAT
Sukabumi yang diberi nama lele sangkuriang, indukan lele dan bibit lele
sangkuriang telah membawa pencerahan kepada banyak pelaku usaha ternak lele
hingga saat ini, pasalnya baik indukan maupun benih lele sangkuriang memiliki
banyak keunggulan setelah melalui proses perbaikan genetik, disamping daya
tahan tubuh lebih kuat terhadap penyakit, benih atau bibit lele sangkuriang juga
dapat tumbuh lebih cepat, selain itu jumlah telur indukan lele sangkuriang juga
lebih banyak, semoga saja kualitas lelesangkuriang tetap bisa dipertahankan atau
mudah-mudahan malah bisa semakin ditingkatkan, sehingga tidak bernasib seperti
lele dumbo pendahulunya.

1.2 Tujuan
Kegiatan praktikum ikhtiologi yang dilaksanakan oleh Mahasiswa dari
Universitas Padjadjaran, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan program studi
Perikanan ini memiliki tujuan sebagai berikut:
A. Dapat mendekskripsikan ciri morfologi pada ikan lele sangkuriang.
B. Dapat mendekskripsikan ciri morfometrik dan meristik pada ikan
lele sangkuriang.
C. Dapat mendekskripsikan organ-organ sistem pencernaan, otot,
pernapasan, dan peredaran darah pada tubuh ikan lele sangkuriang.

1.3 Manfaat
Kegiatan praktikum ikhtiologi ini merupakan kegiatan yang bermanfaat
bagi Mahasiswa program studi Perikanan, ini karena ikhtiologi merupakan mata
kuliah dasar dari perikanan. Manfaatnya adalah sebagai berikut:
A. Mengetahui ciri morfologi pada ikan lele sangkuriang.
B. Mengetahui ciri morfometrik dan meristik pada ikan lele sangkuriang.
3

C. Mengetahui organ-organ sistem pencernaan, otot, pernapasan, dan


peredaran darah pada tubuh ikan lele sangkuriang.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Klasifikasi, Morfologi, dan Anatomi Ikan Kembung Wanita


A. Klasifikasi Ikan Kembung Wanita
Sebelum Praktikan membahas tentang morfologi dan anatomi ikan lele
sangkuriang, Praktikan akan membahas terlebih dahulu tentang klasifikasi ikan
lele sangkuriang, Adapun klasifikasi ikan lele sangkuriang menurut Kordi (2010)
adalah sebagai berikut:
Phylum : Chordata
Kelas : Pisces
Subkelas : Teleostei
Ordo : Ostariophysi
Famili : Claridae
Genus : Clarias
Spesies : Clarias gariepinus

B. Morfologi Ikan Kembung Wanita

Gambar 1. Morfologi ikan lele sangkuriang ( Zonaikan,2014 )


Sebagai alat bantu untuk berenang, ikan lele mempunyai 3 buah sirip
tunggal, yaitu sirip anal, sirip caudal, dan sirip dorsal. Ikan lele juga mempuyai
dua buah sirip yang berpasangan, yaitu sirip pectoral dan sirip ventral. Disamping
digunakan sebagai alat bantu berenang, sirip juga memiliki fungsi untuk menjaga
keseimbangan tubuh ikan lele saat diam atau tidak bergerak. Pada bagian sirip

4
5

dada terdapat sirip yang runcing, keras, dan beracun yang disebut patil yang
digunakan sebagai senjata. Disamping itu, patil juga bermanfaat sebagai alat
untuk berjalan di darat tanpa air dalam rentang waktu yang lama dan dengan jarak
tempuh yang cukup jauh.
Secara umum, ikan lele mempunyai bentuk tubuh yang bulat dan
memanjang. Kulitnya licin, berlendir, namun tidak bersisik. Tubuhnya memiliki
warna yang berbeda untuk setiap jenis lele. Tiap-tiap lele mempunyai warna khas
yang membalut tubuhnya. Ikan lele memiliki ukuran mulut yang relatif lebar dan
hampir membelah setengah dari lebar kepalanya. Memiliki kumis yang terletak di
area sekitar mulutnya. Kumis ini pula yang menyebabkan ikan lele sering disebut
catfish. Kumis ini memiliki fungsi sebagai alat untuk meraba pada saat mencari
makan atau bergerak biasa. Tengah badanya mempunyai potongan membulat,
dengan kepala pipih kebawah (depressed), sedangkan bagian belakang tubuhnya
berbentuk pipih kesamping (compressed), jadi pada lele ditemukan tiga bentuk
potongan melintang ( pipih kebawah, bulat dan pipih kesamping). Kepala bagian
atas dan bawah tertutup oleh pelat tulang. Pelat ini membentuk ruangan rongga
diatas insang. Disinilah terdapat alat pernapasan tambahan yang tergabung dengan
busur insang kedua dan keempat. Mulut berada diujung moncong (terminal),
dengan dihiasi 4 pasang sungut. Lubang hidung yang depan merupakan tabung
pendek berada dibelakang bibir atas, lubang hidung sebelah belakang merupakan
celah yang kurang lebih bundar berada di belakang sungut nasal. Mata berbentuk
kecil dengan tepi orbitalyang bebas. Sirip caudal membulat, tidak bergabung
dengan sirip dorsal maupun sirip anal. Sirip pectoral berbentuk membulat dan
panjangnya mencapai sirip anal. Sirip ventral dilengkapi sepasang duri tajam /
patil yang memiliki panjang maksimum mencapai 400 mm. Patil ini beracun
terutama pada ikan ikan remaja, sedangkan pada ikan yang tua sudah agak
berkurang racunya. Ikan ini memiliki kulit berlendir dan tidak bersisik,
mempunyai pigmen hitam yang berubah menjadi pucat bila terkena cahaya
matahari, dua buah lubang penciuman yang terletak dibelakang bibir atas, sirip
dorsal dan anal memanjang sampai ke pangkal ekor namun tidak menyatu dengan
sirip caudal, panjang maksimum mencapai 400 mm.
6
7

C. Anatomi Ikan Kembung Wanita

Gambar 2. Anatomi ikan lele sangkuriang ( )


Organ-organ dari ikan lele itu sendiri terdiri dari jantung, empedu,
arborescent, gonad, hati, lambung dan anus.
Pada ikan lele, gonad ikan lele jantan dapat dibedakan dari ciri-cirinya
yang memiliki gerigi pada salah satu sisi gonadnya, warna lebih gelap, dan
memiliki ukuran gonad lebih kecil dari pada betinanya. Sedangkan, gonad betina
ikan lele berwarna lebih kuning, terlihat bintik-bintik telur yang terdapat di
dalamnya, dan kedua bagian sisinya mulus tidak bergerigi.
Ikan lele memiliki alat pernapasan tambahan yang disebut Aborescent
organ yang merupakan menbran yang berlipat-lipat penuh dengan kapiler darah
yang berbentuk sepert pohon. Alat ini terletak didalam ruangan sebelah atas
insang. Arborescent berguna bagi lele untuk mengambil oksigen dari udara
langsung, untuk itu ikan lele akan sering menyembul kepermukaan air.

2.2 Ciri Morfometrik dan Meristik Ikan Kembung Wanita


Susunan tubuh ikan yang satu dengan yang lain berbeda-beda
sesuai dengan jenisnya, namun demikian pada umumnya ikan mempunyai ciri
yang sama. Morfometrik adalah ukuran yang berhubungan dengan ukuran
panjang, lebar, tinggi, dari tubuh atau bagian-bagian tubuh ikan. Bagian tubuh
ikan yang biasanya diukur yaitu, panjang total, panjang baku, panjang kepala,
panjang predorsal, panjang batang ekor, tinggi badan, tinggi batang ekor, tinggi
8

kepala, lebar kepala, lebar badan, panjang hidung, panjang bagian kepala di
bagian mata, lebar ruang antar mata, diameter mata, panjang rahang atas, panjang
rahang bawah, lebar bukaan mulut, tinggi di bawah mata, panjang dasar sirip
punggung, panjang dasar sirip anal, tinggi sirip punggung, panjang sirip dada, dan
panjang sirip perut. Ukuran yang diberikan untuk di identifikasi pada ikan ini
hanyalah ukuran mutlak (cm) dan ukuran perbandingan yang berupa kisaran
angka saja (Saanin, 1968).
Berbeda dengan karakter morfometrik yang menekankan pada
pengukuran bagian-bagian tertentu tubuh ikan, karakter meristik berkaitan dengan
penghitungan jumlah bagian-bagian tubuh ikan (counting methods). Bagian tubuh
ikan yang di ukur berdasarkan ciri meristik yaitu Jari-jari keras, Jari-jari lemah,
Perumusan sirip, jumlah sisik, jumlah sisik predorsal, jmlah sisik pipi, jumlah
sisik keliling badan, jumlah sisik batang ekor, jumlah tapis insang dan jumlah
finlet.
BAB III
METEDOLOGI

3.1 Tempat dan Waktu


Praktikum Ikhtiologi mengenai pendeskripsian ciri morfologi,
morfometrik dan meristik ikan kembung wanita serta mengenai sistem
pencernaan , sistem pernapasan dan sistem otot dilaksanakan pada tanggal 18
April 2016. Praktikum ini dimulai pada pukul 12.30 WIB sampai selesai.
Praktikum ini bertempat di Lab Akuakultur Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan, Universitas Padjadjaran.

3.2 Alat dan Bahan


Praktikum yang dilakukan oleh praktikan ini memerlukan alat dan
bahan sebagai berikut :
a. Alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu:
1. Mistar 6. Sterofom
2. Pisau 7. Pinset
3. Talenan 8. Kain lap
4. Tissu basah 9. Jarum sonde
5. Milimeter block
b. Bahan:
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu Ikan Lele Sangkuriang.

3.3 Prosedur Kerja


Sebelum Praktikan memulai praktikum, praktikan perlu melakukan
beberapa prosedur, prosedurnya adalah sebagai berikut:
1. Alat dan bahan disiapkan diatas meja praktikum.
2. Kepala ikan ditusuk menggunakan jarum tusuk.
3. Ikan ditimbang menggunakan neraca analitic.
4. Ikan ditaruh diatas millimeter blok dan diukur panjang dan lebar ikan mas
tersebut.

9
10

5. Sifat morfometrik dari ikan lele sangkuriang diamati.


6. Sifat meristic ikan lele sangkuriang diamati.
7. Kulit ikan dibuka kemudian diamati otot – otot pada tubuh ikan.
8. Kepala ikan dibelah untuk mengetahui bentuk insangnya.
9. Badan ikan difillet dari sirip pectoral sampai anus.
10. Diamati organ bagian dalam ikan lele sangkuriang.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Data Kelas


Tabel 1. Data Hasil praktikum kelas perikanan B

Nama BB
Kelompok Nama Spesies TL SL BD LL
Indonesia/Lokal (gram)
Clarias Ikan Lele
1 gariepinus Sangkuriang 102.13 26.3 24.8 3.3 0
Clarias Ikan Lele
2 gariepinus Sangkuriang 94.68 25 23 2.8 0
Clarias Ikan Lele
3 gariepinus Sangkuriang 103.18 27.2 23.5 4 0
Clarias Ikan Lele
4 gariepinus Sangkuriang 99.73 24.5 22.5 4 0
Clarias Ikan Lele
5 gariepinus Sangkuriang 102.09 25.5 22 2.8 0
Clarias Ikan Lele
6 gariepinus Sangkuriang 95.61 25 21 2.5 0
Clarias Ikan Lele
7 gariepinus Sangkuriang 99.09 25 21.5 2.6 0
Clarias Ikan Lele
94.18
8 gariepinus Sangkuriang 25.5 20 3.5 0
Clarias Ikan Lele
9 gariepinus Sangkuriang 95 24.6 21.2 2.7 0
Clarias Ikan Lele
10 gariepinus Sangkuriang 100 26.8 23 3 0
Clarias Ikan Lele
11 gariepinus Sangkuriang 103 27 21 3 0
Clarias Ikan Lele
12 gariepinus Sangkuriang 88 25.5 23 2.8 0
Clarias Ikan Lele
13 gariepinus Sangkuriang 84 25 22 3 0
Clarias Ikan Lele
14 gariepinus Sangkuriang 86 24 21.5 3 0
Clarias Ikan Lele
15 gariepinus Sangkuriang 106 25.2 22.5 3.5 0
Clarias Ikan Lele
16 gariepinus Sangkuriang 103.66 25.7 22.3 3 0
Clarias Ikan Lele
17 gariepinus Sangkuriang 99.8 24.7 21.3 3.3 0
Clarias Ikan Lele
18 gariepinus Sangkuriang 92.35 23 20 2.1 0
Clarias Ikan Lele
19 gariepinus Sangkuriang 99.8 24.7 21.3 3.3 0
Clarias Ikan Lele
20 gariepinus Sangkuriang 99.8 24.7 21.3 3.3 0
Clarias Ikan Lele
21 gariepinus Sangkuriang 115.01 25 20.5 3 0

11
12

Clarias Ikan Lele


22 gariepinus Sangkuriang 95.26 24 20.5 3 0
Clarias Ikan Lele
23 gariepinus Sangkuriang 99.96 25.8 22.4 2.5 0

Tabel 2. Daftar TL, W, dan Line Literalis Ikan Lele Sangkuriang


Kelompok Spesies Ikan TL (cm) W (g) LL
1 Clarias gariepinus 26.3 102.13 0
2 Clarias gariepinus 25 94.68 0
3 Clarias gariepinus 27.2 103.18 0
4 Clarias gariepinus 24.5 99.73 0
5 Clarias gariepinus 25.5 102.09 0
6 Clarias gariepinus 25 95.61 0
7 Clarias gariepinus 25 99.09 0
8 Clarias gariepinus 25.5 94.18 0
9 Clarias gariepinus 24.6 95 0
10 Clarias gariepinus 26.8 100 0
11 Clarias gariepinus 27 103 0
12 Clarias gariepinus 25.5 88 0
13 Clarias gariepinus 25 84 0
14 Clarias gariepinus 24 86 0
15 Clarias gariepinus 25.2 106 0
16 Clarias gariepinus 25.7 103.66 0
17 Clarias gariepinus 24.7 99.8 0
18 Clarias gariepinus 23 92.35 0
19 Clarias gariepinus 24.7 99.8 0
20 Clarias gariepinus 24.7 99.8 0
21 Clarias gariepinus 25 115.01 0
22 Clarias gariepinus 24 95.26 0
23 Clarias gariepinus 25.8 99.96 0
Nilai Maksimum 27.2
Nilai Minimum 23
Jumlah Kelas 5.493702
Interval Kelas 0.764512

Tabel 3. Daftar Batas atas, batas bawah, jumlah individu dan frekuensi relative
ikan lele sangkuriang
Nomor Batas Bawah Batas Atas Jumlah Individu Frekuensi Relatif
1 22.95 23.71451182 1 4.347826087
2 23.76451182 24.52902364 3 13.04347826
3 24.57902364 25.34353546 10 43.47826087
4 25.39353546 26.15804728 5 21.73913043
13

5 26.20804728 26.97255909 2 8.695652174


6 27.02255909 27.78707091 2 8.695652174
Jumlah 23

Tabel 4. Daftar Interval, Jumlah Individu, N1+


Interval Jumlah Individu N1+(Frekuensi Relatif)
22.95-23.71 1 4.347826087
23.76-24.52 3 13.04347826
24.57-25.34 10 43.47826087
25.39-26.15 5 21.73913043
26.20-26.97 2 8.695652174
27.02-27.78 2 8.695652174

Gambar 3. Data hasil pengamatan ikan lele sangkuriang ( Perikanan B,2016)

4.2 Pembahasan Umum


Dari hasil pengamatan kelas Perikanan B didapatkan data bahwa ada
Ikan lele sangkurang yang memiliki panjang tubuh terpanjang yaitu 27,2 cm dan
panjang tubuh ikan yang paling kecil sebesar 23 cm, ada ikan nila yang memiliki
bobot tubuh terbesar yaitu sebesar 115,01 gram dan ada yang memiliki bobot
14

terkecil yaitu sebesar 84 gram. Dari hasil data tersebut kelompok 17


menyimpulkan bahwa hampir mayoritas ikan lele sangkuriang yang diteliti oleh
praktikan kelas B sudah layak konsumsi. Pertumbuhan ikan lele sangkuriang ini
sangat dipengaruhi oleh strategi pembudidaya dalam mengatur setiap aspek
budidayanya yang meliputi persiapan kolam, penebaran benih ikan lele,
menejemen pakan, menejemen mutu air, pH, total ammonia nitrogen, serta suhu
air.
Proses persiapan kolam meliputi kegiatan pengangkatan lumpur,
pengerasan dinding kolam, pengeringan kolam, pengapuran, perlakuan probiotik,
penambahan pupuk kandang, dan pemasukan air. Penebaran benih ikan lele untuk
menentukan jumlah ekor per kg ikan pada kolam supaya sesuai dengan kita
inginkan, tahap yang terpenting pada fase ini adalah penyesuaian terhadap suhu
air selama pengangkutan dengan suhu air kolam pembesaran. Menejemen pakan
menjadi sangat penting karena merupakan salah satu factor yang mempengaruhi
keberhasilan budidaya ikan lele. Untuk melakukan menejemen pakan yang baik,
hal – hal yang harus diperhatikan adalah pemilihan pakan yang tepat sesuai mutu,
proses pemberian makanan yang tepat meliputi cara pemberian makan, kuantitas
pemberian dan frekuensi pemberian. Ikan lele merupakan ikan yang cukup
terhadap mutu air yang buruk, tetapi hasil panen akan lebih baik manakala mutu
air juga baik. Derajat keasaman yang cocok bagi semua ikan berkisar 6,5 – 8,5 hal
ini bisa diakali dengan melakukan pergantian air sekitar 20% untuk mengurangi
kepadatan plankton dan memperbaiki mutu air. Suhu air harus diperhatikan
supaya ikan tidak kehilangan nafsu makan dan menjadi rentan terhadap penyakit,
serta supaya ikan tidak mengalami stress bahkan untuk mencegah kerusakan
insang permanen. Total ammonia dan nitrogen yang tinggi dapat menyebabkan
rendahnya nilai SR panen dan FCR yang tinggi. Untuk mengurangi pengaruh
negative dari ammonia, maka proses sirkulasi air sebaiknya dilakukan secara rutin
setiap hari dan penebaran probiotik dilakukan secara rutin. Salah satu dampak dari
unsur hara lainnya seperti fosfat dan klorofil tumbuhan yang blooming dapat
dicegah dengan system heterotrofik, yaitu penebaran ikan nila yang dapat
15

memakan mikroorganisme atau plankton yang kecil pada kolam budidaya ikan
lele sehingga dampak dar kelebihan fosfat dan blooming dapat ditanggulangi.

4.3 Pembahasan khusus


Dari ikan nila yang kelompok 17 amati didapatkan karakteristik atau
ciri – ciri dari ikan ini, karakteristiknya adalah :
1. Ikan lele sangkuriang merupakan ikan yang hidup di dasar peraran. ikan ini
mempunyai misai yang panjangnya berbeda – beda, misai ini dgunakan sebagai
indra peraba dan alat pendeteksi makanannya. Ikan lele juga mempunyai warna
tubuh yang gelap, hal ini juga bisa jadi indikator bahwa lele hidup di dasar
perairan, karena kondisi lingkungan hidup lele akan mempengaruhi warna
tubuhnya. Ikan lele juga mempunyai alat bantu pernapasan supaya ikan ini bisa
hidup di dasar peraran yang minim oksigen. Alat bantu pernapasan yang
dimiliki lele disebut arborescent, yang artinya pohon. Arborescent ini berfungsi
untuk mengambil oksigen lansung dari udara, sehingga ketika di dasar perairan
tidak ada oksigen, ikan ini akan menyembulkan mulutnya ke permukaan air
untuk menhirup oksigen langsung dari udara.
2. Ikan lele merupakan salah satu jenis ikan nokkturnal, hal ini bisa dilihat dari
karakterstik tubuhnya dan perilakunya. Ikan lele mempunyai organ mata yang
kecil yang sudah tidak berfungsi sebagai indra pelihat lagi karena ikan ini
hidup di daerah yang minim cahaya. Ikan lele juga tidak memiliki linea
lateralis pada tubuhnya, padahal fungsi linea laterals adalah sebagai alat untuk
menerima rangsangan cahaya, sehingga ikan lele dapat dipastikan aktif pada
keadaan gelap. Ikan lele juga lebih aktif pada malam hari, hampir semua
kegiatan ikan lele dilakukan pada malam hari, misalnya mencari makan dan
bereproduksi. Ada sebuah penelitan terhadap ikan lele dimana terdapat dua
perlakuan, perlakuan pertama ikan diletakan di akuarium yang tdak ditutupi
kain hitam dan perlakuan kedua ikan lele diletakan di akurium yang ditutupi
kain hitam, hasil dari penelitian tersebut ikan lele yang ada pada akuarium
yang ditutup dengan kain hitam bobot dan panjang tubuhnya lebih besar dari
ikan lele yang ada pada akuarium pertama. Dari penelitian tersebut
16

menunjukan bahwa ikan lele lebih produktif pada keadaan minim cahaya,
sehngga dapat dismpulkan bahwa ikan ini termasuk jenis ikan nocturnal.
3. Bentuk tubuh ikan lele ini lonjong, bulat dan tertekan kebawah (depressed), hal
ini menunjukan ikan ini hidup di daerah perairan yang memiliki tekanan air
kebawah yang besar (dasar perairan) sehingga menyebabkan karakteristik
bentuk tubuhnya seperti itu. Ikan lele tidak memiliki sisik, fungsi sisik ikan lele
sebagai pelindung gesekan dari dunia luar digantikan oleh lendir, sehingga
tubuh ikan lele relatif lebih licin dari ikan – ikan lain karena mengandung
lendir yang lebih banyak.
4. Tipe otot yang dimiliki ikan lele adalah tipe otot piscine. Hal ini bisa
menunjukan bahwa ikan lele ini merupakan ikan jenis osteichthyes.
5. Ikan lele mempunyai tipe mulut biasa yang terletak di tengah (terminal) hal ini
dapat membuat ikan ini dengan mudah mengambil mangsa yang ada di bawah,
tengah, dan atas dari tubuhnya. Ikan lele mempunyai panjang usus yang relatif
pendek dari panjang tubuhnya, hal ini bisa dijadikan indicator bahwa ikan lele
merupakan ikan karnivora.
6. Alat pernapasan pada ikan lele terdapat beberapa pasang insang dan terdapat
alat bantu pernapasan juga berupa arborescent yang berfungsi untuk
mengambil udara dari luar, ini alasannya ketika ikan lele dikeluarkan dari air
ikan ini lama matinya, karena pada ikan ini memiliki alat bantu pernapasan
berupa arborescent yang dapat mengambil oksigen dari udara langsung.
7. Ikan lele memiliki bentuk sirip caudal homocercal bundar, hal ini menunjukan
bahwa ikan lele merupakan ikan yang kecepatan berenangnya tidak konstan,
ketka ikan lele terancam dan sedang mengejar mangsanya ikan ini akan
berenang dengan cepat, tapi ketika pada keadaan biasa ikan ini akan berenang
dengan kecepatan pelan. Ikan lele juga memiliki sirip dorsal dan anal yang
panjang sampai hamper kebagian ekor. Ikan lele juga memiliki sirip
berpasangan yang digunakan sebagai penyeimbang ketika ikan ini berenang
yaitu sirip ventral dan pectoral.
8. Ikan lele sangkuriang yang kelompok 17 dapat adalah ikan lele berjens kelamin
jantan, hal ini bisa kami simpulkan karena ikan yang kami dapat gonadnya
17

berbentuk spiral bergerigi. Bentuk gonad yang spiral bergerigi membuat ikan
lele jantan tidak bisa dipijah, sehingga jika ingin sperma dari ikan lele jantan
harus dengan cara alami saja.
9. Sifat meristik ikan lele sangkuriang adalah sebaga berikut:
10. Sifat morfometrik dari ikan lele sangkuriang adalah sebagai berikut:
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

5.2 Saran
Dalam praktikum selanjutnya praktikan ingin mengidentifikasi berbagai jenis ikan
– ikan yang memiliki ciri khas lain pada bagian tubuhnya, misalnya memiliki alat
bantu pernapasan berupa labirin, memiliki jenis sisik placoid, dan lain – lainnya.

18
DAFTAR PUSTAKA

Rahardjo, M.F, dkk. 2011. Ikhtiologi. Lubuk Agung : Bandung.


Z, Sutandar. 1992. Petunjuk Praktikum Ikhtiologi. Universitas Padjadjaran :
Jatinangor.
Suryani, Ani, dkk. 2013. Usaha Pembesaran dan Pemasaran Ikan Lele serta
Strategi Pengembangannya di UD Sumber Rezeki Parung, West Java.
Manajemen IKM. 48.
Radhiyufa, Muhib. 2011. Dinamika Fosfat dan Klorofil dengan Penebaran Ikan
nila (Oreochromis niloticus) pada Kolam Budidaya Ikan Lele (Clarias
gariepinus) Sistem Heterotrofik. Skripsi. Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta. Fakultas Sains dan Teknologi.
Riama, Inda. 2016. Morfologi dan Anatoni Ikan Lele.
http://ikanhiaspopuler.blogspot.co.id/2016/01/morfologi-dan-anatoni-ikan-
lele-clarias.html?m=1

19
20

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai