BAB Halaman
DAFTAR TABEL.................................................................................. ii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................. iii
I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................... 1
1.2 Tujuan ............................................................................................ 1
1.3 Manfaat .......................................................................................... 2
II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Klasifikasi, Morfologi, dan Anatomi Ikan Lele Sangkuriang ........ 3
2.2 Ciri Morfometrik dan Meristik Ikan lele sangkuriang .................. 6
III METODOLOGI
3.1 Tempat dan Waktu ......................................................................... 7
3.2 Alat dan Bahan ............................................................................... 7
3.3 Prosedur ......................................................................................... 7
i
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
waktu dan dikarenakan kelalaian banyak pihak, kualitas lele dumbo mengalami
penurunan, daya tahan dan pertumbuhan lele dumbo yang dibanggakan berangsur-
angsur sirna, banyak para pengusaha budidaya lele kecewa, hal ini mengakibatkan
lesunya dunia perlelean di tanah air.
Sekitar tahun 2004 munculah strain baru lele dumbo keluaran BBPBAT
Sukabumi yang diberi nama lele sangkuriang, indukan lele dan bibit lele
sangkuriang telah membawa pencerahan kepada banyak pelaku usaha ternak lele
hingga saat ini, pasalnya baik indukan maupun benih lele sangkuriang memiliki
banyak keunggulan setelah melalui proses perbaikan genetik, disamping daya
tahan tubuh lebih kuat terhadap penyakit, benih atau bibit lele sangkuriang juga
dapat tumbuh lebih cepat, selain itu jumlah telur indukan lele sangkuriang juga
lebih banyak, semoga saja kualitas lelesangkuriang tetap bisa dipertahankan atau
mudah-mudahan malah bisa semakin ditingkatkan, sehingga tidak bernasib seperti
lele dumbo pendahulunya.
1.2 Tujuan
Kegiatan praktikum ikhtiologi yang dilaksanakan oleh Mahasiswa dari
Universitas Padjadjaran, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan program studi
Perikanan ini memiliki tujuan sebagai berikut:
A. Dapat mendekskripsikan ciri morfologi pada ikan lele sangkuriang.
B. Dapat mendekskripsikan ciri morfometrik dan meristik pada ikan
lele sangkuriang.
C. Dapat mendekskripsikan organ-organ sistem pencernaan, otot,
pernapasan, dan peredaran darah pada tubuh ikan lele sangkuriang.
1.3 Manfaat
Kegiatan praktikum ikhtiologi ini merupakan kegiatan yang bermanfaat
bagi Mahasiswa program studi Perikanan, ini karena ikhtiologi merupakan mata
kuliah dasar dari perikanan. Manfaatnya adalah sebagai berikut:
A. Mengetahui ciri morfologi pada ikan lele sangkuriang.
B. Mengetahui ciri morfometrik dan meristik pada ikan lele sangkuriang.
3
4
5
dada terdapat sirip yang runcing, keras, dan beracun yang disebut patil yang
digunakan sebagai senjata. Disamping itu, patil juga bermanfaat sebagai alat
untuk berjalan di darat tanpa air dalam rentang waktu yang lama dan dengan jarak
tempuh yang cukup jauh.
Secara umum, ikan lele mempunyai bentuk tubuh yang bulat dan
memanjang. Kulitnya licin, berlendir, namun tidak bersisik. Tubuhnya memiliki
warna yang berbeda untuk setiap jenis lele. Tiap-tiap lele mempunyai warna khas
yang membalut tubuhnya. Ikan lele memiliki ukuran mulut yang relatif lebar dan
hampir membelah setengah dari lebar kepalanya. Memiliki kumis yang terletak di
area sekitar mulutnya. Kumis ini pula yang menyebabkan ikan lele sering disebut
catfish. Kumis ini memiliki fungsi sebagai alat untuk meraba pada saat mencari
makan atau bergerak biasa. Tengah badanya mempunyai potongan membulat,
dengan kepala pipih kebawah (depressed), sedangkan bagian belakang tubuhnya
berbentuk pipih kesamping (compressed), jadi pada lele ditemukan tiga bentuk
potongan melintang ( pipih kebawah, bulat dan pipih kesamping). Kepala bagian
atas dan bawah tertutup oleh pelat tulang. Pelat ini membentuk ruangan rongga
diatas insang. Disinilah terdapat alat pernapasan tambahan yang tergabung dengan
busur insang kedua dan keempat. Mulut berada diujung moncong (terminal),
dengan dihiasi 4 pasang sungut. Lubang hidung yang depan merupakan tabung
pendek berada dibelakang bibir atas, lubang hidung sebelah belakang merupakan
celah yang kurang lebih bundar berada di belakang sungut nasal. Mata berbentuk
kecil dengan tepi orbitalyang bebas. Sirip caudal membulat, tidak bergabung
dengan sirip dorsal maupun sirip anal. Sirip pectoral berbentuk membulat dan
panjangnya mencapai sirip anal. Sirip ventral dilengkapi sepasang duri tajam /
patil yang memiliki panjang maksimum mencapai 400 mm. Patil ini beracun
terutama pada ikan ikan remaja, sedangkan pada ikan yang tua sudah agak
berkurang racunya. Ikan ini memiliki kulit berlendir dan tidak bersisik,
mempunyai pigmen hitam yang berubah menjadi pucat bila terkena cahaya
matahari, dua buah lubang penciuman yang terletak dibelakang bibir atas, sirip
dorsal dan anal memanjang sampai ke pangkal ekor namun tidak menyatu dengan
sirip caudal, panjang maksimum mencapai 400 mm.
6
7
kepala, lebar kepala, lebar badan, panjang hidung, panjang bagian kepala di
bagian mata, lebar ruang antar mata, diameter mata, panjang rahang atas, panjang
rahang bawah, lebar bukaan mulut, tinggi di bawah mata, panjang dasar sirip
punggung, panjang dasar sirip anal, tinggi sirip punggung, panjang sirip dada, dan
panjang sirip perut. Ukuran yang diberikan untuk di identifikasi pada ikan ini
hanyalah ukuran mutlak (cm) dan ukuran perbandingan yang berupa kisaran
angka saja (Saanin, 1968).
Berbeda dengan karakter morfometrik yang menekankan pada
pengukuran bagian-bagian tertentu tubuh ikan, karakter meristik berkaitan dengan
penghitungan jumlah bagian-bagian tubuh ikan (counting methods). Bagian tubuh
ikan yang di ukur berdasarkan ciri meristik yaitu Jari-jari keras, Jari-jari lemah,
Perumusan sirip, jumlah sisik, jumlah sisik predorsal, jmlah sisik pipi, jumlah
sisik keliling badan, jumlah sisik batang ekor, jumlah tapis insang dan jumlah
finlet.
BAB III
METEDOLOGI
9
10
Nama BB
Kelompok Nama Spesies TL SL BD LL
Indonesia/Lokal (gram)
Clarias Ikan Lele
1 gariepinus Sangkuriang 102.13 26.3 24.8 3.3 0
Clarias Ikan Lele
2 gariepinus Sangkuriang 94.68 25 23 2.8 0
Clarias Ikan Lele
3 gariepinus Sangkuriang 103.18 27.2 23.5 4 0
Clarias Ikan Lele
4 gariepinus Sangkuriang 99.73 24.5 22.5 4 0
Clarias Ikan Lele
5 gariepinus Sangkuriang 102.09 25.5 22 2.8 0
Clarias Ikan Lele
6 gariepinus Sangkuriang 95.61 25 21 2.5 0
Clarias Ikan Lele
7 gariepinus Sangkuriang 99.09 25 21.5 2.6 0
Clarias Ikan Lele
94.18
8 gariepinus Sangkuriang 25.5 20 3.5 0
Clarias Ikan Lele
9 gariepinus Sangkuriang 95 24.6 21.2 2.7 0
Clarias Ikan Lele
10 gariepinus Sangkuriang 100 26.8 23 3 0
Clarias Ikan Lele
11 gariepinus Sangkuriang 103 27 21 3 0
Clarias Ikan Lele
12 gariepinus Sangkuriang 88 25.5 23 2.8 0
Clarias Ikan Lele
13 gariepinus Sangkuriang 84 25 22 3 0
Clarias Ikan Lele
14 gariepinus Sangkuriang 86 24 21.5 3 0
Clarias Ikan Lele
15 gariepinus Sangkuriang 106 25.2 22.5 3.5 0
Clarias Ikan Lele
16 gariepinus Sangkuriang 103.66 25.7 22.3 3 0
Clarias Ikan Lele
17 gariepinus Sangkuriang 99.8 24.7 21.3 3.3 0
Clarias Ikan Lele
18 gariepinus Sangkuriang 92.35 23 20 2.1 0
Clarias Ikan Lele
19 gariepinus Sangkuriang 99.8 24.7 21.3 3.3 0
Clarias Ikan Lele
20 gariepinus Sangkuriang 99.8 24.7 21.3 3.3 0
Clarias Ikan Lele
21 gariepinus Sangkuriang 115.01 25 20.5 3 0
11
12
Tabel 3. Daftar Batas atas, batas bawah, jumlah individu dan frekuensi relative
ikan lele sangkuriang
Nomor Batas Bawah Batas Atas Jumlah Individu Frekuensi Relatif
1 22.95 23.71451182 1 4.347826087
2 23.76451182 24.52902364 3 13.04347826
3 24.57902364 25.34353546 10 43.47826087
4 25.39353546 26.15804728 5 21.73913043
13
memakan mikroorganisme atau plankton yang kecil pada kolam budidaya ikan
lele sehingga dampak dar kelebihan fosfat dan blooming dapat ditanggulangi.
menunjukan bahwa ikan lele lebih produktif pada keadaan minim cahaya,
sehngga dapat dismpulkan bahwa ikan ini termasuk jenis ikan nocturnal.
3. Bentuk tubuh ikan lele ini lonjong, bulat dan tertekan kebawah (depressed), hal
ini menunjukan ikan ini hidup di daerah perairan yang memiliki tekanan air
kebawah yang besar (dasar perairan) sehingga menyebabkan karakteristik
bentuk tubuhnya seperti itu. Ikan lele tidak memiliki sisik, fungsi sisik ikan lele
sebagai pelindung gesekan dari dunia luar digantikan oleh lendir, sehingga
tubuh ikan lele relatif lebih licin dari ikan – ikan lain karena mengandung
lendir yang lebih banyak.
4. Tipe otot yang dimiliki ikan lele adalah tipe otot piscine. Hal ini bisa
menunjukan bahwa ikan lele ini merupakan ikan jenis osteichthyes.
5. Ikan lele mempunyai tipe mulut biasa yang terletak di tengah (terminal) hal ini
dapat membuat ikan ini dengan mudah mengambil mangsa yang ada di bawah,
tengah, dan atas dari tubuhnya. Ikan lele mempunyai panjang usus yang relatif
pendek dari panjang tubuhnya, hal ini bisa dijadikan indicator bahwa ikan lele
merupakan ikan karnivora.
6. Alat pernapasan pada ikan lele terdapat beberapa pasang insang dan terdapat
alat bantu pernapasan juga berupa arborescent yang berfungsi untuk
mengambil udara dari luar, ini alasannya ketika ikan lele dikeluarkan dari air
ikan ini lama matinya, karena pada ikan ini memiliki alat bantu pernapasan
berupa arborescent yang dapat mengambil oksigen dari udara langsung.
7. Ikan lele memiliki bentuk sirip caudal homocercal bundar, hal ini menunjukan
bahwa ikan lele merupakan ikan yang kecepatan berenangnya tidak konstan,
ketka ikan lele terancam dan sedang mengejar mangsanya ikan ini akan
berenang dengan cepat, tapi ketika pada keadaan biasa ikan ini akan berenang
dengan kecepatan pelan. Ikan lele juga memiliki sirip dorsal dan anal yang
panjang sampai hamper kebagian ekor. Ikan lele juga memiliki sirip
berpasangan yang digunakan sebagai penyeimbang ketika ikan ini berenang
yaitu sirip ventral dan pectoral.
8. Ikan lele sangkuriang yang kelompok 17 dapat adalah ikan lele berjens kelamin
jantan, hal ini bisa kami simpulkan karena ikan yang kami dapat gonadnya
17
berbentuk spiral bergerigi. Bentuk gonad yang spiral bergerigi membuat ikan
lele jantan tidak bisa dipijah, sehingga jika ingin sperma dari ikan lele jantan
harus dengan cara alami saja.
9. Sifat meristik ikan lele sangkuriang adalah sebaga berikut:
10. Sifat morfometrik dari ikan lele sangkuriang adalah sebagai berikut:
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
Dalam praktikum selanjutnya praktikan ingin mengidentifikasi berbagai jenis ikan
– ikan yang memiliki ciri khas lain pada bagian tubuhnya, misalnya memiliki alat
bantu pernapasan berupa labirin, memiliki jenis sisik placoid, dan lain – lainnya.
18
DAFTAR PUSTAKA
19
20
LAMPIRAN