1.2 Morfologi
Parasit ini menyebabkan penyakit isopodiasis pada ikan, parasit ini
memakan darah inangnya sehingga jika parasit ini banyak terdapat dalam ikan,
ikan akan mati karena kekurangan darah. Parasit ini memiliki bentuk tubuh
pipih menyerupai kecoa, kebanyakan ditemukan menyerang ikan kakap yang
dipelihara di keramba jaring apung. Menempel pada permukaan tubuh ikan,
di dalam mulut, lubang hidung atau tutup insang. Penularan terjadi secara
horizontal, dan pemicunya antara lain karena kondisi perairan dan kepadatan
yang tinggi
Ciri morfologi Alitropus adalah sebagai berikut :
1. Tubuh secara merata berkubah (seperti tertekan).
2. Bagian tubuh terdiri dari cephalon, peraeon, pleion
3. Mata dorsolateral, biasanya besar, kadang-kadang dekatan.
4. Antena berkembang dengan baik, antena 1 lebih pendek dari antena 2,
pembagian antara batang dan flagela yang berbeda.
5. Gigi seri, rahang sempit, tulang belakang baris (biasanya) tidak ada.
6. Rahang 1 styliform, dengan setae yang kuat, rahang 2 dengan lobus
distomedial kecil bergabung ke lobus sebagian besar lateral, masing-
masing lobus dengan 2 atau lebih setae apikal yang kuat.
7. Maxilliped dengan endite dan epipod, palp dengan 3 sampai 5, setidaknya
3 dan 4 dengan duri yang besar.
8. Pereopods 1-3 sebagai tangan, pereopods 4-7 untuk berjalan.
9. Pleon dengan 4-5 pleonites , ditambah pleotelson.
10. Anterolateral uropods rata.
11. Pleopodal pipih tanpa lipat, dengan berbulu setae marjinal kecuali pada
pleopod 5 endopod
12. Pereopoda berjumlah 1-3 dengan kait (seperti kuku) dactylus, bagian
mulut terbentuk dari pengaturan ventral cone
13. Habitatnya di air tawar dan payau dengan salinitas rendah
14. Bio-ekologi Patogen
15. Pemakan darah “blood feeder”, ukuran parasit antara 0,2-0,8 cm sehingga
mudah dilihat dengan mata telanjang.
16. Menginfeksi hampir semua jenis ikan air tawar, terutama ikan-ikan
bersisik seperti ikan mas, dan nila(micropredator ikan air tawar).
17. Menyerang dasar sirip, kepala dan rongga insang
18. Tersebar di Fillipina, Indonesia, Sumatra dan Kalimantan
19. Inang parasit ini adalah Chanos chanos, Tilapia dan Gobies
Chironomus sp atau cacing darah telah dikenal secara umum bagi para
feeder atau pembudidaya ikan dan para pencinta ikan di dunia sebagai pakan
alami. Cacing darah atau bloodworm sering disalah artikan sebagai cacing sutera.
Ini dikarenakan cacing darah dan cacing sutera sama-sama berwarna merah. Tapi
cacing darah walaupun berwarna merah, ia merupakan larva dari serangga dari
ordo Diptera (nyamuk) jenis Chironomus, yang merupakan jenis nyamuk yang
hanya menghisap nektar bunga atau tanaman dan tidak menggigit.
Gambar 4. Chironomus Sp
Sumber : http://www.sciencs.nus.edu.sg/~webds/fish/livefood/#tab Boyd, C. E.
1.7 Morfologi
1.9 Penanggulangan
http://dokumen.tips/documents/hama-dan-penyakit-ikan-
mikrobiologi.html(Diakses padatanggal 3 Maret 2016 padapukul 09.19
WIB).
http://bagusrn-fpk09.web.unair.ac.id/artikel detail-24366-
Penyakit%20IkanCara%20Mengendalikan%20Parasit%20Alitropus%20ty
pus%20Pada%20Ikan.html (Diaksespadatanggal 3 Maret 2016
padapukul 10.26 WIB).