BAB Halaman
DAFTAR TABEL .............................................................................. iii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................... iii
I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................ 1
1.2 Tujuan ......................................................................................... 2
1.3 Manfaat ....................................................................................... 2
II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Klasifikasi, Morfologi, dan Anatomi .......................................... 4
2.2 Ciri Morfometrik dan Meristik ................................................... 8
III METODOLOGI
3.1 Tempat dan Waktu .................................................................... 10
3.2 Alat dan Bahan ......................................................................... 10
3.3 Prosedur .................................................................................... 12
ii
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
1.2 Tujuan
Praktikum ikhtiologi mengenai Ikan Belanak (Mugil cephalus) ini
memiliki tujuan sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui ciri morfologi dan anatomi dari Ikan
Belanak beserta bagian-bagian dan fungsinya.
2. Untuk mengetahui ciri morfometrik dan meristik pada
Ikan Belanak.
1.3 Manfaat
Manfaat yang didapatkan bagi praktikan dari praktikum Ikan Belanak
(Mugil cephalus) ini yaitu :
1. Praktikan dapat memahami dan mengidentifikasi Ikan
Belanak berdasarkan ciri morfologinya.
2. Praktikan dapat memahami anatomi dari Ikan Belanak.
3
B. Morfologi
Seperti pada ikan bandeng, morfologi pada ikan belanak juga terdapat
mulut, mata, sirip dada, sirip punggung, sirip ekor, sirip perut dan linea
lateralis. Sirip ekor pada ikan belanak bentuknya homocercal emarginated.
Ikan belanak memiliki dua sirip punggung karena merupakan ikan perenang
cepat. Linea lateralis ditubuhnya ada lima atau lebih. Bentuk sisiknya adalah
stenoid. Bentuk mulutnya biasa dan letaknya terminal diujung depan kepala.
4
5
Jari-jari sirip pada ikan belanak dapat dibedakan menjadi dua macam,
yaitu jari-jari keras dan jari-jari lemah. Jari-jari keras tidak beruas-ruas, pejal
(tidak berlubang), keras dan tidak dapat dibengkokkan. Jumlah jari-jari keras
dinotasikan dengan angka Romawi, walaupun jari-jari tersebut sangat pendek
atau rudimenter. Sedangkan jari-jari lemah biasanya seperti tulang rawan,
beruas-ruas dan mudah dibengkokkan. Bentuk jari-jari lemah dapat berbeda-
beda, tergantung pada jenis ikan. Jari-jari lemah tersebut kemungkinan
sebagian mengeras, salah satu sisi bergerigi, bercabang atau satu sama lain
saling berhimpitan. Jumlah jari-jari lemah dinotasikan dengan angka nominal
(Anonim 2010).
Bentuk tubuh ikan belanak yaitu torpedo (fusiform), dimana bagian
anterior agak besar kemudian makin ke posterior makin kecil, bentuk mulu
sub terminal, maxillanya bedada sedikit di bawah mandibula, memiliki
bentuk sisik ctenoid dan warna didominasi putih perak. Bentuk sirip
caudalnya berbentuk cagak, dan memiliki rumus sirip = D1 IV-VI; D2 V 3-4;
A III 5-7; P IV 14-16; V I 12-14. Linea lateralis terlihat sangat jelas dan
berfungsi sebagai indera peraba. Letak sirip ventral ikan belanak adalah
subabdominal, yaitu agak jauh di belakang sirip pectoral.
C. Anatomi
Sistem Pencernaan
Dalam sistem pencernaan, terdapat organ-organ yang terlibat dalam
proses pencernaan makanan. Dilihat dari fungsinya, organ pencernaan ikan
dapat dibedakan atas dua bagian, yaitu saluran pencernaan dan kelenjar
pencernaan. Saluran pencernaan adalah organ-organ yang bekerja langsung
dalam proses pencernaan dan penyerapan makanan, sedangkan kelenjar
pencernaan adalah organ-organ yang berperan dalam menghasilkan cairan
digestif yang digunakan dalam proses pencernaan, yakni hati dan pakreas.
Bila diurut secara berurutan dari awal makanan masuk ke mulut sampai
ke proses pencernaan dan selanjutnya sisa makanan yang tidak dicerna
dibuang dalam bentuk feses melalui anus, maka organ yang termausk saluran
pencernaan terdiri atas mulut, rongga mulut, tekak, kerongkongan, lambung,
pylorus, usus, dan anus.
1) Mulut
Organ pertama yang berhubungan langsung dengan makanan adalah
mulut. Organ ini merupakan bagian depan dari saluran pencernaan, berfungsi
untuk mengambil makanan yang biasanya ditelan bulat-bulat tanpa ada
perubahan. Lendir yang dihasilkan oleh sel-sel kelenjar dari epitel rongga
mulut akan bercampur dengan makanan, memperlanjar proses penelanan
makanan yang dibantu oleh kontraksi otot dinding mulut. Ikan belanak
memiliki lidah yang tidak dapat digerakkan, sehingga ikan tersebut akan
menghancurkan makanannya di lambung.
2) Tekak
Tekak terletak antara mulut bagian belakang dan insang bagian belakang.
Pada sisi kanan dan kiri tekak terdapat insang. Pada dinding atas dan bawah
tekak, biasanya terdapat gigi tekak.
3) Kerongkongan
Esophagus ikan biasa disebut kerongkongan. Bentukna pendek dan
mempunyai kemampuan untuk menggelembung. Organ ini merupakan
7
Gonad
Gonad merupakan kelenjar endokrin yang dipengaruhi oleh
gonadotropin hormone (GTH) yang disekresikan kelenjar pituitari. Meskipun
gonadotropin tidak secara langsung mempengaruhi perkembangan telur
atau seperma ikan, namun mempengaruhi sekresi estrogen oleh sel
folikel telur dan androgen oleh jaringan testis. Gonad ikan terletak di bagian
atas rongga tubuh, memanjang pada vertebrate rongga tubuh hingga berakhir
pada lubang genital. Pada ikan, gonad terletak di bawah rongga tubuh,
terletak memanjang dari arah kepala menuju ekor. Perkembangan gonad yang
diatur oleh sistem endokrin dibagi menjadi 2 fase, yaitu fase pertumbuhan
gonad dan fase pematangan gonad (Mukti 2007).
diameter mata, panjang rahang atas, pangang rahang bawah, panjang dasar
sirip punggung, panjang dasar sirip anal, tinggi sirip punggung, panjang sirip
dada, dan panjang sirip perut. Ukuran yang diberikan untuk diidentifikasi pada
ikan ini hanyalah ukuran mutlak (cm) dan ukuran perbandingan yang beruba
kisaran angka saja (Saanin 1968).
Meristik berkaitan dengan perhitungan jumlah bagian-bagian tubuh
ikan yang diukur berdasarkan ciri-ciri meristik yaitu jari-jari keras, jari-jari
keras melunak, jari-jari lunak pada setiap sirip, jumlah gurat sisi. Pada
penulisannya pun terdapat aturan, pada jari-jari yang keras ditulis dengan
angka romawi besar (I, II, II), lunak mengeras dengan romawi kecil (i, ii, iii),
dan lunak dengan angka biasa (1, 2, 3).
BAB III
METODOLOGI
10
11
3.3 Prosedur
Dalam praktikum dilakukan prosedur yang bertahap agar kegiatan
praktikum berlangsung dengan lancar. Prosedur yang telah kami lakukan
sebagai berikut :
1. Alat dan bahan dari praktikan serta laboratorium disiapkan di meja
praktikum.
2. Sampel ikan belanak yang sudah mati diambil dari baskom.
3. Sampel ikan belanak ditaruh ke wadah preparasi.
4. Berat sampel ikan belanak dihitung dengan neraca.
5. Diambil sampel sisik Ikan Belanak, kemudian bentuk/jenis sisik
tersebut diidentifikasi dengan bantuan mikroskop.
6. Sampel/ikan belanak ditaruh di atas milimeterblok untuk dihitung
semua ciri morfometriknya, yaitu total length (TL), fork length
(FL), standard length (SL), head length (HL), snout length (SnL),
orbit diameter (OD), caudal peduncle length (CPL), caudal
peduncle depth (CPD), body depth (BD), dorsal fin length 1 (DFL
1), dorsal fin length 2 (DFL 2), dorsal fin base 1 (DFB 1), dorsal fin
base 2 (DFB 2), pectoral fin length (PFL), ventral fin length (VFL),
anal fin length (AFL), anal fin base (AFB).
7. Ikan Belanak dihitung semua ciri meristiknya, yaitu jumlah jari-jari
sirip keras, lunak-mengeras, dan lunak pada setiap sirip. Dihitung
juga jumlah sisik yang memiliki linea lateralis.
8. Ikan Belanak diteliti ciri morfologinya, yaitu bentuk mulut, letak
mulut, jenis sisik, jenis sirip caudal, bentuk tubuh, bercak/bintik
yang ada di tubuhnya dan letaknya.
9. Sisik Ikan Belanak dibersihkan dengan pisau bedah untuk
diidentifikasi sistem otot pada ikan tersebut.
10. Ikan Belanak dibedah pada bagian operkulum untuk
diambil/dikeluarkan insangnya dengan pinset dan gunting bedah.
11. Ikan Belanak dibedah dengan gunting bedah dan pisau bedah,
digunting mulai dari bagian anus hingga setengah bagian tubuhnya
13
Jumlah
Kelas 5,554697098
Interval
Kelas 1,098169692
14
15
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
Interval
ikan belanak lambung menyerupai kantung hal ini sesuai dengan ciri ikan
omnivora yaitu lambung menyerupai kantung, lambung pada ikan belanak
bermodifikasi menjadi alat penggiling. Lambung tersebut berukuran kecil,
tetapi dindingnya tebal dan berotot.
Bentuk Ikan belanak yang kami teliti berbentuk compressed atau
memipih ke samping dengan bentuk menyerupai torpedo. Ikan belanak
memiliki sirip caudal homocercal dengan ujung bercangak, runcing, dan
terbagi menjadi dua dengan sudut sangat sempit antar keduanya. Hal tersebut
mencirikan bahwa ikan belanak merupakan jenis ikan yang berenang dengan
cepat dan berhabitat di perairan laut yang memiliki aliran air relatif deras
Bentuk tubuh ikan pada umumnya merupakan penyesuaian dari habitat
hidupnya.
Ikan belanak adalah ikan heteroseksual yang mana dalam satu spesies
kelamin betina dan jantannya terpisah. Berdasarkan organ tempat embrio
berkembang, ikan belanak tergolong dalam ikan ovipar (berteur). Ovarium ikan
belanak termasuk ke dalam tipe kriptovarian yang berarti ovariumnya bersatu
dengan saluran telur. Jadi telur yang di ovulasikan tidak akan melalu rongga
tubuh melainkan langsung ke saluran telur.
Ikan belanak tidak mempunyai organ atau bagian tubuh yang
memperlihatkan sifat seksual sekunder, sehingga secara morfologi kelaminnya
tidak dapat ditentukan secara eksternal termasuk lubang genitalnya. Untuk
mengetahui perbedaan antara jantan dan betina dapat dilakukan dengan cara
stripping yaitu dengan cara memijat perut ikan sampai anus dan apabila keluar
cairan berwarna putih seperti santan (sperma) maka ikan tersebut berjenis
kelamin jantan. Ikan betina yang matang gonad mempunyai perut besar,
apabila ikan tersebut mendapatkan tekanan halus pada bagian perutya ke arah
anus, maka pada lubang genitalnya akan keluar tonjolan telur yang berwarna
kuning.Ikan belanak merupakan jenis ikan pantai yang umumnya melakukan
pemijahan di daerah pantai dengan salinitas yang agak tinggi. Kematangan
seksual pertama pada ikan jantan terjadi pada ukuran 9 – 10 cm dan pada ikan
betina pada ukuran 11 – 12 cm.
18
5.1 Kesimpulan
Ciri morfologi dari Ikan Belanak (Mugil cephalus) yang kami teliti
yaitu memiliki bentuk tubuh streamline atau torpedo. Ciri khas
yang dimiliki oleh Ikan Belanak adalah jumlah linea lateralis yang
banyak yaitu lima buah. Linea lateralis yang banyak ini berfungsi
untuk mempermudah Ikan Belanak dalam berenang karena Ikan
Belanak termasuk ke dalam ikan perenang cepat. Ciri khas lainnya
adalah ikan ini tidak memiliki gigi sehingga pencernaan dilakukan
pada organ lambung. Hal itu menyebabkan terjadi penebalan pada
dinding lambung yang disebut dengan tembolok.
Ciri morfomterik yang dimiliki Ikan Belanak (Mugil cephalus)
yang kami teliti yaitu berat badan 121 gram; total lenght 23,2 cm;
standard length 21,0 cm; head length 3,8 cm; snouth length 1,0
cm; orbital diameter 0,8 cm; caudal peduncle length 5,1 cm;
caudal peduncle depth 2,2 cm; body depth 4,6 cm; dorsal fin
length1 1,2 cm; dorsal fin length2 2,4 cm; dorsal fin base1 1,6 cm;
dorsal fin base2 1,8 cm; pectoral fin length 2,6 cm; ventral fin
length 2,6 cm; anal fin length 3,2 cm; dan anal fin base 1,8 cm
dengan ciri meristik D1 IV; D2 i.9; P i.11; V I.5; A 9; dan C iv.11.
5.2 Saran
Dalam praktikum ini disarankan agar praktikan menggunakan masker
penutup hidung dan mulut, dikarenakan bau dari Ikan Belanak yang menyengat
saat pembedahan. Disarankan pula untuk lebih teliti saat melakukan
identifikasi dari anatomi ikan tersebut, dikarenakan ikannya sudah lama mati
dan organ-organnya sudah berubah menjadi warna pucat sehingga sulit
membedakannya dengan warna. Sebelum praktikum dimulai, disarankan untuk
memeriksa keadaan alat-alat dan bahan yang akan digunakan, seperti pisau
19
20
bedah dan lain-lain. Karena jika alat seperti pisau bedah dalam keadaan
tumpul, maka akan menghambat kerja dan mempersulit praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
21
LAMPIRAN
Lampiran 1. Kegiatan
22
23
Mugil Ikan
1. 121 23,2 22,8 19 3,8 1 0,8 5,1 2,2
cephalus Belanak
Keterangan
No. Morfometrik Akronim
1. TL Total Length
2. FL Fork Length
3. SL Standard Length
4. HL Head Length
5. SnL Snout Length
6. OD Orbit Diameter
7. CPL Caudal Peduncle Length
8. CPD Caudal Peduncle Depth
9. BD Body Depth
10. DFL1 Dorsal Fin Length 1
11. DFL2 Dorsal Fin Length 2
12. DFB1 Dorsal Fin Base 1
13. DFB2 Dorsal Fin Base 2
14. PFL Pectoral Fin Length
15. VFL Ventral Fin Length
16. AFL Anal Fin Length
17. AFB Anal Fin Base
24
Mugil Ikan
1. IV - - - i 9 - i 11 I - 5
cephalus Belanak
Keterangan
No. Meristik Akronim
1. D Dorsal
2. P Pectoral
3. V Ventral
4. A Anal
5. C Caudal
6. K Keras
Lunak
7. LM
Mengeras
8. L Lunak
25
Mugil Ikan
1. − − Torpedo Biasa Terminal Homocercal Stenoid
cephalus Belanak
Mugil Ikan
1. − − − −
cephalus Belanak