I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Iktiologi berasal dari bahasa latin: Yunani, yang terdiri atas dua kata, yaitu
ichtyes diartikan sebagi ikan dan logos berarti ajaran. Secara harfiah iktiologi
adalah salah satu cabang ilmu bilogi (zoologi) yang mempelajari khusus tentang
penyakitnya).
merupakan kelompok terbesar dengan jumlah jenis terbanyak yaitu 42,6% dari
jumlah vertebrata yang sudah dikenal. Tubuh ikan dapat dibagi menjadi tiga
bagian yaitu : kepala, badan dan ekor. Batas kepala mulai dari moncong sampai
bagian belakang tutup insang, batas mulai dari belakang tutup insang sampai
dubur, sedangkan batas ekor mulai dari dubur sampai ujung sirip ekor.
adalah kulit dam derivate-derivatnya yang termasuk modifikasi sisik adalah gigi
pada ikan hiu, jari jari sirip, guate, keel, dan beberapa potongan tulang tengkorak.
Kulit merupakan pembalut pembalut tubuh yang berfungsi sebagai alat pertahanan
Tujuan pratikum ini adalah untuk mengamati struktur penutup tubuh ikan,
dan deviat-deviatnya, seperti sisik, jari-jari sirip, lendir, scute, dan kelenjar racun.
A. Klasifikasi Ikan
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Actinopterygii
Ordo : Perciformes
Family : Scombridae
Genus : Katsuwonus
Species : Katsuwonus pelamis
Kingdom : Animalia
Phylum: Chordata
Class : Osteichthyes
Ordo : Perciformes
Family : Caesionidae
Genus : Caesio
Species : Caesio cuning
34
Kingdom : Animalia
Phylum : Vertebrata
Class : Teleostomi
Ordo : Beloniformes
Famili : Hemirhamphidae
Genus : Hemirhamphus
Spesies : Hemirhamphus far
bentuk tubuh fusiform (seperti torpedo), memanjang dan membulat. Bagian dorsal
bersisik kecuali dibagian corselet dan di linea lateralis. Kedua sirip dorsalnya
terpisah dengan sedikit jarak (tidak lebih besar dari mata), sirip dorsal memiliki
14-16 jari-jari sirip keras dan dibelakang sirip dorsal kedua terdapat 7-9 finlet.
Sirip pectoral pendek dan berbentuk segitiga. Memiliki gillraker yang banyak (53-
63) pada gill arch pertama dan memiliki lebih banyak vertebrae dari pada thunnus
(41 dibandingkan 39) serta tidak memiliki gelembung renang (Sartimbul, dkk).
berbadan compressed. Berwarna kuning pada bagian atas sirip ekor dan bagian
belakang. Bagian bawah dan perut putih atau kemerah-merahan (merah muda).
Sirip dada, sirip perut, dan sirip anal, berwarna putih hingga merah muda
(Juanitadkk., 2016).
rahang bagian bawah lebih panjang dan runcing dengan bagian ujung berwarna
merah, sedangkan rahang bagian atas pendek berbentuk segitiga, sirip kaudal
menggarpu (forked) dengan bagian bawah lebih panjang daripada bagian atas
(Madihah, 2018).
36
Ikan cakalang terdapat diseluruh perairan tropis dan subtropis. Suhu yang
ideal untuk ikan cakalang antara 26⁰C-32⁰C, dan suhu yang ideal untuk
Tenggara, sebelah selatan Pulau Jawa, sebelah Barat Sumatra (Sartimbul, dkk).
Ikan julung-julung tergolong jenis ikan pelagis hidup di perairan pantai dan
irisan gonad terdapat beberapa ukuran oosit. Keadaan ini seperti yang terjadi pada
ikan tuna sirip kuning yang tertangkap di Pelabuhan Benoa – Bali. Hal ini juga
Ukuran pertama kali matang gonad (Length of first maturity, Lm) C. cuning
di perairan Kepulauan Seribu berada pada ukuran 22,92 cm, dengan batas
Ikan julung-julung atau biasa dikenal dengan ikan roa adalah ikan pelagis
yang hidup di perairan pantai ke arah lepas pantai dan hanya terlihat bergerombol
di sekitar perairan karang ketika akan memijah karena ikan ini melepaskan telur di
terumbu karang yang subur dan memiliki sumber makanan alami bagi induk
maupun anakan ikan roa. Gerombolan ikan roa yang mengadakan migrasi ke
perairan ini untuk melakukan pemijahan karena ikan yang tertangkap hampir
seluruhnya dalam kondisi hampir bertelur. Dalam kondisi matang gonad ini tubuh
ikan menjadi berat dan gerakan renang ikan menjadi lambat (Kawimbang, 2012).
Ikan Cakalang mempunyai kebiasaan makan secara aktif pada pagi hari,
kurang aktif pada siang hari, mulai aktif lagi pada sore hari, dan hampir tidak
ikan dewasa memakan ubur-ubur, larva dan jenis ikan kecil. Hasil yang berbeda
dengan penelitian dimaksud menunjukkan bahwa ada perubahan pola makan ikan
38
kebiasaan makan ikan ini berubah dalam daur hidupnya, paling tidak untuk
lima kali panjang tubuhnya, sedangkan panjang usus ikan karnivora lebih pendek
dari panjang total badannya dan panjang usus ikan omnivora hanya sedikit lebih
makanan, warna makanan dan selera makan ikan terhadap makanan tersebut.
Sedangkan jumlah makanan yang dibutuhkan oleh ikan tergantung pada kebiasaan
makan, kelimpahan makanan, nilai konversi makanan serta kondisi makanan ikan
F. Nilai Ekonomis
Ikan cakalang merupakan salah satu sumber daya perikanan pelagis yang
banyak dijadikan objek dalam usaha perikanan tangkap. Spesies ikan ini
digunakan sebagai bahan baku oleh berbagai jenis industri pengolahan seperti
cakalang fufu, ikan kayu, ikan kaleng, abon cakalang, dan masih banyak lagi. Ikan
cakalang menjadi komoditi ekspor baik dalam bentuk segar, beku, maupun
olahan. Cakalang banyak digemari karena tekstur dagingnya yang baik dengan
cita rasa yang tinggi. Sebagai bagian dari sumber daya ikan tuna, ikan cakalang
39
menjadi salah satu sumber protein hewani yang bermanfaat bagi masyarakat
Perairan Indonesia memiliki kurang lebih 132 jenis ikan yang bernilai
ekonomi, 32 jenis diantaranya hidup di terumbu karang. Jenis ikan karang yang
seperti ikan Caesio cuning merupakan kelompok ikan karang yang dapat
Ikan ini merupakan salah satu jenis ikan ekonomis penting karena
memiliki rasa yang gurih dan sangat diminati oleh pasar apalagi untuk produk
ikan julung-julung asap, sehingga harganya juga tetap stabil. Hal ini mendorong
meskipun sering mengabaikan aspek biologi dan lingkungan dari ikan julung-
lauan Sangihe untuk memijah, maka alat tangkap Soma Giob akan memberikan
(Wuatendkk., 2011).
40
Pratikum ini dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 5 Oktober 2019 pukul
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini dapat disajikan
Tabel 5. Alat dan Bahan yang Digunakan pada Praktikum Morfologi Ikan,
Morfometrik dan Sistem Integumen Beserta Kegunaannya.
No Alat dan Bahan Satuan Kegunaan
1 Alat
- Mistar cm Untuk mengukur obyek
- Baki - Tempat untuk meletakan
bahan
- Kotak alat - Untuk menyimpan alat
perlengkapan lainnya
- Pingset - Untuk membuka sisik ikan
- Laminating - Tempat dokumentasi objek
- Kamera - Sebagai dokumentasi
- Alat tulis - Mengambar dan menulis
hasil pengamatan
2 Bahan
- ikan cakalang Ind Sebagai obyek yang diamati
- ikan ekor kuning Ind Sebagai obyek yang diamati
C. Prosedur Kerja
sebagai berikut :
- Siapkan preparat (spesies ikan) yang bertipe sisik berbeda-beda (seperti ikan
mas dan ikan betok), ikan yang mempunyai jari-jari keras (ikan betok, kerapu),
jari-jari lemah (ikan mas), ikan yang berkelenjar beracun (ikan Sembilan, lele)
lainnya
- Letakkan ikan diatas papan preparat, lalu amati bagian-bagian luar ikan yang
A. Hasil Pengamatan
berikut.
Keterangan:
1. Ikan Cakalang(K. palemis)
2. Ikan Ekor Kuning (C. cuning)
3. Ikan Julung-julung (H. far)
B. Pembahasan
dengan lingkungan luar atau habitat hidup. Sistem integumen mencakup kulit dan
secara embriogenetik berasal dari salah satu atau kedua lapisan kulit yang
sebenarnya. Pengamatan pada praktikum sistem integumen ikan dan objek yang
43
diamati yaitu Ikan Cakalang(K. palemis),Ikan Ekor Kuning (C. cuning) danIkan
cosmoid, memiliki sirip duri, tidak memilki lendir. Fungsi lendir yaitu
mengurangi gesekan tubuh dengan air dan membuat ikan dapat berenang dengan
cepat. Ikan cakalang memiliki kell, warna sisik hitam putih kemerahan, bentuk
sisik cosmoid, tidak memilki secondary radii namun memiliki primery radii yang
berjumlah 16.
Pada ikan ekor kuning, tipe sisik ialah cycloid, memiliki sirip duri, tidak
memiliki lendir, memiliki kell, dengan warna sisik hitam putih, memiliki bentuk
sisik cycloid, memiliki jumlah primery radii sebanyak 1 dan tidak memiliki
secondary radii.
memiliki sisik duri, tidak berlendir, tidak memiliki kell, mempunyai warna sisik
abu-abu, dan tidak memiliki jumlah primery radii maupun secondary radii.
44
A. Kesimpulan
1. Pada ikan cakalang memiliki tipe sisik cosmoid, memiliki sirip duri, tidak
memilki lendir.
2. Pada ikan ekor kuning, tipe sisik ialah cycloid, memiliki sirip duri, tidak
memiliki lendir.
3. Pada ikan julung-julung memiliki tipe sisik cycloid, tidak memiliki sisik duri,
tidak berlendir.
B. Saran
Saran saya pada paktikum ini agar semua teman-teman praktikan dapat
bekerja sama dalam praktikum dan mematuhi tata tertib yang ada dalam