Anda di halaman 1dari 15

I.

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Secara umum yang dimaksud dengan ikan adalah hewan vertebrata yang

berdarah dingin, yang hidup di air, perkembangan dan keseimbangan badannya

menggunakan sirip dan pada umumnya bernafas dengan insang. Sedangkan ilmu

pengetahuan yang membahas tentang ikan dan segala aspek yang berhubungan

dengannya adalah iktiologi (Ridwan, 2013).

Jumlah ikan didunia yang sudah teridentifikasi ada 20.000 spesies, akan

tetapi diperkirakan jumlah spesies ikan itu ada 40.000. para ahli ikhtiologi

memperkirakan terjadi penambahan sekitar 100 spesies setiap tahunnya. Semua

spesies ikan itu dapat dijumpai di perairan laut,payau maupun perairan tawar di

sungai,danau,waduk,dan aliaran sungai didalam perut bumi. Ikan ikan itu hidup

pada ketinggian 5000 m diatas permukaan laut di danau Titicaca di pegunungan

Andes Amerika Selatan sampai dikedalaman laut 10.000 m di palung laut

terdalam di dunia.

Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki potensi yang besar di

bidang Perikanan. Luas wilayah Indonesia sebesar 7,9 juta km2 atau sekitar 81 %

dari wilayah seluruh Indonesia. Sedangkan luas perairan Indonesia saat ini lebih

kurang 14 juta Ha, yang terdiri dari sungai dan rawa sebesar 11,9 juta Ha, 1,78

juta Ha danau alam dan 0,93 juta Ha danau buatan. Hal ini merupakan potensi

yang sangat bagus untuk pengembangan usaha perikanan.

Sektor perikanan Indonesia merupakan salah satu sektor vital yang sangat

menunjang keadaan perekonomian dan pertumbuhan masyarakat, khususnya


2

dalam bidang kesehatan dan kemakmuran. Sektor perikanan merupakan sektor

lahan yang luas, dimana sektor perikanan meliputi perairan darat dan perairan laut

yang banyak menghasilkan sumberdaya alam, baik sumberdaya hayati dan

sumberdaya non hayati.

Masing-masing ikan mempunyai persamaan dan perbedaan baik itu dari

bentuk dalam maupun dari luar. Seperti Linea lateralis, perhitungan sisik dan

morphometrik pada semua ikan berbeda-beda.

Begitu juga dengan perhitungan morphometrik yang terdiri antara lain ain ;

Panjang baku (PB), Panjang total (PT), Panjang kepala bagian dorsal, Panjang

kepala bagian lateral, panjang predorsal, panjang pangkal ekor- dorsal, panjang

pangkal ekor- anal, panjang anal- pelvik, tinggi kepala dimata, tinggi kepala

ditengkuk, tinggi badan dipelvik, tinggi badan diawal dorsal, tinggi badan diakhir

anal, tinggi batang ekor, tinggi dasar ekor, diameter bola mata, panjang dasar sirip

pectoral, panjang dasar sirip dorsal, panjang sirip pelvik, panjang dasar sirip anal,

panjang sungut, panjang jari sirip dorsal terpanjang, panjang jari sirip pectoral

terpanjang, panjang cuping siri ekor bagian atas, panjang cuping siri ekor bagian

bawah. Dari semua keterangan diatas sangat membantu dlam penjumlahan sisik

ikan dan juga morphometriknya.

1.2.Tujuan dan Manfaat

Tujuan dari pratikum yang telah dilakukan adalah untuk mengenal

morfometrik dan perhitungan meristic tubuh ikan baik kepala, mulut, sungut,

mata, tutup insang, sisik, gurat sisi (linea lateralis), maupun sirip.

Adapun manfaat yang penulis dapatkan dari pratikum ini adalah penulis bisa

mengetahui tentang perhitungan morfometrik dam meristik ikan.


3

II. TINJAUAN PUSTAKA

Morfologi adalah bentuk luar suatu organisme. Morfologi merupakan salah

satu ciri yang mudah dilihat dalam mempelajari organisme. Morfologi ikan sangat

berhubungan dengan habitat ikan, sehingga bentuk dan bagian-bagian tubuhnya

bervariasi (Nadia, 2014).

Morfologi setiap jenis ikan dapat menunjukkan kedekatan kekerabatannya.

Kedekatan kekerabatan tersebutdapat dilihat dari kemiripan dan perbedaan-

perbedaan karakter morfologi ikan. Karakter ikan tersebut mencakup bentuk

tubuh dan semua bagian-bagian tubuh serta struktur tubuh ikan (Nadia, 2012).

Ikan kurisi memiliki bentuk tubuh compressed posisi mulut terminal, bentuk

sirip ikan emarginate, posisi sirip perut terhadap sirip dada thoracic. Ikan kurisi

berbadan langsing agak gepeng.Kepala tanpa duri dan bagian depannya tidak

bersisik.Sirip punggung berjari-jari keras 10 dan 9 lemah.Jari-jari keras pertama

dan kedua tumbuh memenjang seperti serabut, demikian juga jari-jari teratas

lembaran sirip ekornya.Sirip dubur berjari-jari keras 3 dan 7 jari-jari lemah.Warna

kepala dan gigir punggung kemerahan.Satu totol kuning terdapat pada awal garis

rusuk. Cambuk pada sirip punggung maupun ekornya berwarna kuning.Sirip

punggung abu-abu keunguan dengan warna kuning ditengah-tengahnya demikian

juga sirip dubur.Sirip ekor sedikit kegelapan.Sirip perut dan dada putih sedikit

kecoklatan.Ukuran ikan kurisi dapat mencapai panjang 25 cm, umumnya 12-18

cm (Rasyid, 2012)
4

Ikan kurisi ditemukan pada kedalaman 100 m. Ikan ini terdapat pada

lingkaran laut pada kedalaman mencakup 100-330 m. Habitatnya didaerah karang

dan didaerah berbatu-batu ikan ini biasa hidup bergerombol.


5

III. BAHAN DAN METODE

3.1. Waktu dan Tempat

Waktu pelaksanaan praktikum Ikhtiologi ini adalah pada hari Senin,

tanggal 17 April 2017, pukul 14.00 WIB, bertempat di Laboratorium Biologi

Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau.

3.2. Bahan dan Alat

Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah ikan yang telah

ditentukan pada masing-masing praktikan dalam satu kelompok yaitu ikan kurisi

(N. Japonicus).

Dan alat yang digunakan pada praktikum adalah nampan digunakan untuk

wadah ikan, pulpen digunakan untuk menulis, pensil digunakan untuk

menggambar ikan, penghapus untuk menghapus gambar yang salah, penggaris

untuk mengukur, serbet untuk membersihkan meja, tisu gulung untuk

mengeringkan tangan, buku gambar untuk menggambarkan hasil praktikum, buku

saanin dan buku penuntun praktikum untuk identifikasi ikan dan untuk menuntun

praktikan selama praktikum.

3.3. Metode Praktikum

Metoda yang digunakan dalam praktikum ini adalah metode pengamatan

secara langsung. Dimana data dan informasi yang dibutuhkan dapat diperoleh

dengan cara mengamati secara langsung di Laboratorium Biologi Perikanan.

Sehingga dapat memberikan gambaran dan perhitungan yang dikehendaki

mengenai jenis ikan yang di praktikumkan tersebut.


6

3.4. Prosedur Praktikum

Adapun prosedur pratikum ini adalah ikan gabus yang menjadi objek

untuk di gambar, di amati dan melihat morfologi, menghitung morfometrik tubuh

ikan dan perhitungan meristik yang ada pada ikan kembung yang dipraktikumkan

tersebut.

Sediakan spesies ikan yang akan diamati setelah itu ikan tersebut

diletakkan di dalam baki/nampan kemudian ikan tersebut digambar pada buku

gambar dan dibuat klasifikasi, dan lakukan pengukuran terhadap tubuh ikan untuk

mengetahui panjang total, panjang dari ujung kepala sampai dibelakang

operculum/insang, panjang dari ujung kepala sampai pangkal ekor, dan lebar

badan ikan. Setelah gambar selesai beri keterangan dan deskripsikan ikan tersebut

sesuai dengan di buku penuntun praktikum.

Nyatakan klasifikasi dan hasil pengukuran tersebut dalam buku gambar

penuntun praktikum yang telah di sediakan, sebagai hasil laporan sementara dari

praktikum yang telah dilaksanakan. Setelah prektikum selesai, bersihkan kembali

meja praktikum, alat-alat yang digunakan. Setelah semuanya selesai praktikan

diperbolehkan meninggalkan laboratorium.


7

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

Ikan Kurisi (N. Japonicus)

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Pisces

Ordo : Percomorpht

Famili : Nemipteridea

Genus : Nemipterus

Spesies : N. Japonicus

Table 1. Pengukuran bagian tubuh ikan


No Morfometrik Ukuran(mm) Persentase(%)
1 Panjang Total 240mm 120%
2 Panjang Baku 200mm 100%
3 Panjang Kepala bagian dorsal 55mm 27,5%
8

4 Panjang Kepala bagian lateral 50mm 25%


5 Panjang Pre dorsal 25mm 12,5%
6 Panjang pangkal ekor-dorsal 30mm 15%
7 Panjang pangkal ekor-anal 35mm 17,5%
8 Panjang anal-pelvik 60mm 30%
9 Tinggi kepala dimata 50mm 25%
10 Tinggi kepala ditengkuk 60mm 30%
11 Tinggi badan dipelvik 70mm 35%
12 Tinggi badan diawal dorsal 65mm 32,5%
13 Tinggi badan diakhir anal 30mm 15%
14 Tinggi batang ekor 23mm 11,5%
15 Tinngi dasar ekor 30mm 15%
16 Diameter bola mata 15mm 7,5%
17 Panjang dasar sirip pectoral 40mm 20%
18 Panjang dasar sirip dorsal 110mm 55%
19 Panjang sirip pelvik 30mm 5%
20 Panjang dasar sirip anal 35mm 17,5%
21 Panjang sungut - -
22 Panjang jari sirip dorsal terpanjang 30mm 15%
23 Panjang jari sirip pectoral terpanjang 40mm 20%
24 Panjang cuping sirip ekor bagian atas 60mm 30%
25 Panjang cuping sirip ekor bagian 60mm 30%
bawah

Tabel 2. Perhitungan jumlah sisik


No Bagian tubuh Jumlah
1 Sisik didepan sirip punggung 14
2 Sisik pipi 4
3 Sisik disekeliling badan 18
4 Sisik batang ekor 6
5 Sisik pada garis rusuk 50
6 Sisik diatas dan dibawah garis rusuk 7 atas ; 8 bawah

Hasil perhitungan jari jari sirip


D X 5,4 ; P IV 4,6 ; V II 6,4 ; A IV 6,8 ; C 6,5
4.2. Pembahasan

Bentuk tubuh ikan umumnya berkaitan erat dengan tempat serta cara mereka

hidup. Secara umum ikan berbentuk simetris bilateral artinya dimana ikan tersebut

di belah di tengah-tengahnya tubuhnya akan terbagi menjadi dua dimana setiap

sisinya antara sisi kanan dan sisi kirinya. Adapula ikan yang berbentuk non
9

simetris bilateral artinya dimana ikan tersebut di belah secara melintang maka

akan terdapat perbedaan antara kedua sisi kanan dan sisi kirinya.sampai ke

pangkal ekor, terdapat suatu bangunan yang kelihatannya seperti garis.

Berdasarkan hasil pengamatan yang kami lakukan tentang morfologi ikan

kami mendapatkan hasil ikan kurisi ini mempunyai bentuk tubuh fusiform atau

bentuk cerutu dimana bentuk tubuh ini sangat stream dimana bagian kepala dan

ekor meruncing serta tinggi tubuhnya hampir sama dengan lebarnya, bentuk tubuh

paruh atau beak-like tidak dapat disembulkan sedangkan berdasarkan letaknya

merupakan tipe inferior. Bentuk sirip ekornya adalah tipe Homocercal dimana

ujung notochord pada bagian ekor membelok kearah dorsal, sehingga caudal

terbagi secara asimetri bila dilihat dari dari arah dalam tetapi simetri bila dilihat

dari arah luar, seperti pada ikan telestoi atau bertulang sejati. Hal ini sesuai

dengan pernyataan Nadia (2009) yang menyatakan bahwa bentuk tubuh fusiform

yaitu bentuk tubuh yang berbentuk seperti torpedo yang sangat ramping atau

stream line yang bergerak tanpa ada hambatan. Dimana bagian ekor dan kepala

meruncing, mudah bergerak dalam air, tinggi tubuhnya hampir sama dengan

lebarnya sedangkan panjang tubuhnya lebih besar dibandingkan tingginya.


10

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Ikan adalah hewan yang bertulang belakang (vertebrata) yang berdarah

dingin (phoikilothermal) dimana hidupnya dilingkungan air,pergerakan dan

keseimbangan dengan menggunakan sirip serta pada umumnya bernafas dengan

menggunakan insang. Ikan mempunyai sirip seperti sirip dada (P),punggung (D),

perut (V), anus (A), dan ekor (C).


11

Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa

ikan kurisi memiliki bentuk tubuh fusiform, bentuk mulut beak like atau paru,

memiliki sirip pelvik berpasangan dan sirip anal tidak berpasangan sirip warna

tubuhnya putih kekuning-kuningan dan memiliki linea lateralis.

5.2.Saran

Agar pratikum ikhtiologi ini dapat berjalan dengan lancar dan baik maka

diharapkan ruangan dapat kondusif sehingga dapat mengerjakan praktikum

dengan konsentrasi dan lebih teliti.


12

DAFTAR PUSTAKA

Ridwan et, al. 2013. Penuntun Praktikum Ichthyologi Fakultas Perikanan dan
Ilmu Kelautan Universitas Riau. Pekanbaru.73 hal.

Saanin, H. 1984. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan. Bina Cipta. Bandung.
Yuanda, A. 2014. Laporan Ikhtiologi. Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan. Universitas Riau.Pekanbaru.

Saanin, H. 1976. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan Bagian 1. Bina Cipta.
Bandung. 520 hal.
http://laporanpraktikumikel.blogspot.com/2016/01/laporan-ichtiologi-morfologi-
ikan-kurisi.html (diakses pada 23 april 2017)
13

LAMPIRAN
14

1. Alat-alat yang Digunakan Selama Praktikum

Tissu gulung Penggaris

Serbet

Buku Penuntun Praktikum

Nampan

Alat tulis
15

Buku Saanin

2. Bahan yang digunakan

Ikan Kurisi ((N. Japonicus)

Anda mungkin juga menyukai