Anda di halaman 1dari 17

1

I. PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Setiap ikan mempunyai ukuran yang berbeda-beda, tergantung pada

umur, jenis kelamin, dan keadaan lingkungan hidupnya. Faktor-faktor lingkungan

yang dapat mempengaruhi ehidupan ikan diantaranya adalah makanan, pH, suhu,

dansalinitas. Faktor-faktor tersebut baik secara sendiri-sendiri maupun

secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap

pertumbuhan ikan. Dengan demikian, walaupun dua ekor ikan memiliki umur

yang sama,namun ukuran mutlak diantara keduanya dapat saling berbeda. Ukuran

ikan adalah jarak antara suatu bagian tubuh dengan bagian tubuh lainnya (Irfan

2009)

Morfometrik adalah suatu studi yang bersangkutan dengan variasi dan

perubahandalam bentuk (ukuran dan bentuk) dari organisme, meliputi pengukuran

panjang dan analisiskerangka suatu organisme. Studi morfometri didasarkan pada

sekumpulan data pengukuranyang mewakili variasi bentuk dan ukuran ikan.

Dalam biologi perikanan pengukuranmorfologi (analisis morfometri) digunakan

untuk mengukur ciri-ciri khusus dan hubungan variasi dalam suatu taksonomi

suatu stok populasi ikan (Anonim, 2010).

Linnea lateralis pada ikan adalah suatu garis pada tubuh yang dibentuk oleh

pori, jadi linnea lateralis ini dapat ditemukan pada ikan yang bersisik maupun

yang tidak bersisik. Bentuk linnea lateralis umumnya bervariasi demikian juga

jumlah sisik yang membentuk linnea lateralis (Manda et al., 2013).


2

Sirip pada ikan terdiri dari sirip punggung atau dorsal (D), sirip dada atau

sirip pectoral (P), sirip perut atau sirip ventral (V), sirip anus atau anal (A), dan

sirip ekor atau sirip caudal (C), dari kelima sirip tersebut ada yang bersifat ganda

seperti sirip perut dan sirip dada, ada juga yang bersifat tunggal seperti sirip

punggung dan sirip ekor. Tidak semua jenis ikan yang ada dimuka bumi

mempunyai kelima sirip tersebut secara sempurna, melainkan ada yang tidak

sempurna atau lengkap. Jari-jari sirip pada kelima sirip tersebut ada yang disebut

jari-jari lunak, jari-jari keras, jari-jari lemah mengeras (Manda et al., 2013).

1.2. Tujuan dan Manfaat.

Adapun tujuan dari praktikum ini adalah agar penulis dapat mengenali ikan-

ikan yang ada secara ilmiah dan dapat mengidentifikasikan ikan-ikan tersebut

sesuai dengan tingkat taksonominya masing-masing. Dapat mengetahui ukuran

morphometric dan meristik dari ikan-ikan sampel yang dipraktikumkan..

Sedangkan manfaat yang bisa diambil dalam praktikum ini adalah kita dapat

mengetahui perbedaan ukuran morphometric dan meristik bermacam-macam ikan

yang hidup di alam ini. Dapat melakukan pengenalan langsung terhadap ikan-ikan

yang dipraktikumkan guna mengenali secara spesifik dari bentuk fisik dari ikan

tersebut.
3

II.TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Morfometrik

Pengukuran morfometrik merupakan pengukuran yang diambil dari satu titik

ke titik lain tanpa melalui lengkungan badan. Metode pengukuran standar ikan

antara lain panjang standar, panjang moncong atau bibir, panjang sirip punggung

atau tinggi badan atau ekor (Rajabnadia, 2009).

Manfaat dari morfometrik yaitu lebih mudah dalam mendeterminasi suatu

hewan berdasarkan ciri-ciri khusus yang dimilikinya, disamping itu juga dapat

diketahui kisaran umur dan jenis kelamin dari hewan yang telah dilakukan

morfometri padanya. Supaya memperoleh data morfometri yang memadai

diupayakan dengan menyeleksi spsimen yang dianggap sudah memiliki karakter

morfologi yang sudah mapan (Haryono, 2001).

Pengukuran mofometrik merupakan pengukuran yang diambil dari satu titik

ke titik yang lain tanpa melalui lengkungan badan. Metode pengukuran standar

ikan antara lain panjang standar, moncong/bibir, sirip punggung atau tinggi badan

dan ekor. Ikan bertulang belakang memiliki beraneka ragam karakteristik tubuh

sehingga bentuk badan dan ukuran berbeda. (Yusnaini et al. 2010)

Ukuran tubuh ikan, semua ukuran yang digunakan merupakan pengukuran

yang di ambil dari satu titik ke titik lain tanpa melalui lengkungan badan

seperti panjang total, panjang standar, dan lain-lain (Effendie,2002). Dan Jika di

dasarkan pada ukuran panjang dan tinggi tubuh ikan terdapat dua tipe dasar yaitu

Trunctaedan Attenuate (Hasni, 2008).


4

Pengenalan struktur ikan tidak terlepas dari morfologi ikan yaitu bentuk

luarikan yang merupakan ciri-ciri yang mudah dilihat dan diingat dalam

mempelajari jenis-jenis ikan. Morfologi ikan sangat berhubungan dengan habitar

ikan tersebut di periaran (Wahyuningsih dan barus, 2006)

Menurut Anonim (2012) morfometri adalah suatu studi yang bersangkutan

dengan variasi dan perubahan dalam bentuk (ukuran dan bentuk) dari organisme,

meliputi pengukuran panjang dan analisis kerangka suatu organisme. morfometri

merupakan pengukuran ikan dan bagian-bagian tertentu yang dapat menjadi

karakter taksonomi. Karena ukuran ikan berbeda-beda akibat pengaruh umur dan

lingkungannya, maka tidak mungkin memberikan ukuran untuk identifikasi secara

mutlak. Pada umumnya, yang digunakan untuk identifikasi adalah ukuran

perbandingan yang diolah dari hasil pengukuran secara langsung.

Ukuran ikan adalah jarak antara suatu bagian tubuh dengan bagian tubuh

yang lainya. Satuan ukuran yang digunakan sangat bervariasi. Di Indonesia,

satuan ukuran yang umum digunakan adalah sentimeter (cm) atau millimeter

(mm), tergantung dari keinginan si pengukur . Ciri pada ikan berbeda-beda yang

biasa disebut ciri morfometrik. Ciri morfometrik merupakan ciri yang berkaitan

dengan ukuran tubuh atau bagian tubuh ikan. Seperti panjang ikan, panjang badan

dan sebagainya. Morfometrik merupakan pengamatan morfologi dengan fungsi

morfometrik ialah untuk mengetahui ukuran tubuh ikan, untuk mengidentifikasi

jenis ikan dan umurnya dan untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan

ikan.
5

III. BAHAN DAN METODE

3.1. Waktu dan Tempat

Praktikum dilaksanakan pada tanggal 21 maret 2018 hari kamis pukul 08.00

s.d 10.00. Adapun Praktikum dilakukan di Laboratorium Biologi Parairan,

Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau, kampus Bina Widya

KM.12,5 Simpang Baru, Panam, Pekanbaru.

3.2.Bahan dan Alat

Bahan yang disediakan pada masing-masing kelompok, terdapat 7 jenis ikan

dan ukuran yang berbeda dengan masing-masing individu harus menggambarkan

2 jenis ikan yang berbeda. Yaitu ikan bandeng (Chanos chanos) dan ikan selais

(Ompok hypophthalmus)

Sedangkan alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah nampan,

penggaris, serbet, tissue gulung, penghapus, pensil, buku laporan sementara dan

pena.

3.3.Metode Praktikum

Dalam melakukan praktikum, metode yang digunakan adalah menggunakan

metode pengamatan secara langsung terhadap objek yang dipraktikumkan, selain

itu praktikum ini berpedoman pada buku penuntun praktikum iktiologi dan

bukubuku literatur yang berhubungan dengan hasil pengamatan selama praktikum

berlangsung.

3.4.Prosedur Praktikum

Prosedur praktikum dimulai dengan menggambarkan ikan sampel yang

terdapat dimeja sebanyak 7 jenis ikan yang berbeda karakter, pratikan hanya
6

mengidentifikasi 1 ikan. pada setiap ikan yang digambar buatlah klasifikasi ikan

dari kelas sampai spesies pada sudut kanan atas, kemudian membuat tabel data

hasil pengukuran morfometrik tubuh ikan yang digambarkan beserta tabel hasil

pengukuran dalam % dari panjang baku.


7

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

4.1.1. Klasifikasi Ikan Bandeng (Chanos chanos)

Adapun ukuran Ikan Bandeng (Chanos chanos) yang dipraktikumkan

adalah sebagai berikut: TL =26.5 cm, BdH =4.5 cm, HdL =4 cm, SL =20 cm

Gambar 1. Ikan Bandeng (Chanos chanos)

Klasifikasi Ikan Bandeng (Chanos chanos)

Kingdom : Animali
Pilum : Chordata
Subpilum : Vertebrata
Kelas : Osteichthyes
Ordo : Gonorynchiformes
Famili : Chanidae
Genus : Chanos
Spesies : Chanos chanos
8

Tabel 1. Morfometrik Tubuh Ikan Bandeng (Chanos chanos)


No Morfometrik Panjang Presentase
1 Panjang total (PT) 26.5 cm 132.5 %
2 Panjang baku (PB) 20 cm 100 %
3 Panjang kepala again dorsal 2.5 cm 12.5 %
4 Panjang keapala bagian lateral 4 cm 20 %
5 Panjang pre dorsal 7.5 cm 37.5 %
6 Panjang pangkal ekor-dorsal 7.5 cm 37.5 %
7 Panjang pangkal ekor-anal 2.5 cm 125 %
8 Panjang anal-perlvik 6.5 cm 32.5 %
9 Tinggi kepala dimata 2 cm 10 %
10 Tinggi kepala ditengkuk 4.5 cm 22.5 %
11 Tinggi badan di pelvik 5.5 cm 27.5 %
12 Tinggi badan diawal dorsal 5.5 cm 27.5 %
13 Tinggi badan diakhir anal 2.5 cm 12.5 %
14 Tinggi batang ekor 2 cm 10 %
15 Tinggi dasar ekor 2 cm 10 %
16 Diameter bola mata 1.5 cm 7.5 %
17 Panjang dasar sirip pectoral 3 cm 15 %
18 Panjang dasar sirip dorsal 2.5 cm 12.5%
19 Panjang dasar sirip pelvik 1 cm 5%
20 Panjang dasar sirip anal 1.5 cm 7.5 %
21 Panjang sungut - -
22 Panjang jari sirip dorsal terpanjang 1 cm 5%
23 Panjang jari sirip pectoral terpanjang - -
24 Panjang cuping sirip ekor bagian atas 7 cm 35 %
25 Panjang cuping sirip ekor bagian bawah 7 cm 35 %
9

Tabel 2. Jumlah sirip pada Ikan Bandeng (Chanos chanos)


Sirip Jumlah
Sirip Punggung 9, 1, 1
Sirip Dada 9, -, 2

Sirip Perut 7, - 1

Sirip Anus 10, -, -


Sirip Ekor 14, 2, 2

Tabel 3. Jumlah sisik pada Ikan Bandeng (Chanos chanos)


Sisik Jumlah
Jumlah sisik di depan sirip punggung 30
Jumlah sisik pipi 22
Jumlah sisik di sekeliling badan 24
Jumlah sisik batang ekor 10
Jumlah sisik pada garis rusuk 80
Jumlah sisik di atas dan di bawah garis rusuk 12 dan 14

4.1.2. Klasifikasi Ikan Selais (Ompok hypophthalmus)

Adapun ukuran Ikan Selais (ompok hypophthalmus) yang dipraktikumkan

adalah sebagai berikut: TL =18 cm, BdH =3 cm, HdL =3 cm, SL =15 cm

Gambar 1. Ikan Selais (ompok hypophthalmus)


10

Klasifikasi Ikan Selais (ompok hypophthalmus)

Kelas : pisces
Ordo : siluriformes
Subordo : siluroidea
Family : siluridae
Genus : Ompok
Spesies : Ompok Hypophthalmus

Tabel 4. Morfometrik Tubuh Ikan Selais (ompok hypophthalmus)


No Morfometrik Panjang Presentase
1 Panjang total (PT) 18 cm 120 %
2 Panjang baku (PB) 15 cm 100 %
3 Panjang kepala again dorsal 3 cm 20 %
4 Panjang keapala bagian lateral 3 cm 20 %
5 Panjang pre dorsal 2.5 cm 6%
6 Panjang pangkal ekor-dorsal 2 cm 13 %
7 Panjang pangkal ekor-anal - -
8 Panjang anal-perlvik 3 cm 20 %
9 Tinggi kepala dimata 1 cm 6 %
10 Tinggi kepala ditengkuk 2 cm 13 %
11 Tinggi badan di pelvik 3 cm 20 %
12 Tinggi badan diawal dorsal 3 cm 20 %
13 Tinggi badan diakhir anal - -
14 Tinggi batang ekor 0.5 cm 3%
15 Tinggi dasar ekor 0.5 cm 3%
16 Diameter bola mata 0.5 cm 3%
17 Panjang dasar sirip pectoral - -
18 Panjang dasar sirip dorsal - -
19 Panjang dasar sirip pelvik - -
20 Panjang dasar sirip anal - -
21 Panjang sungut 9 cm 60 %
22 Panjang jari sirip dorsal terpanjang - -
23 Panjang jari sirip pectoral terpanjang - -
24 Panjang cuping sirip ekor bagian atas 3 cm 20 %
25 Panjang cuping sirip ekor bagian bawah 3 cm 20 %
11

Tabel 5. Jumlah sirip pada Ikan Selais (ompok hypophthalmus)

Sirip Jumlah

Sirip Punggung -,-,-

Sirip Dada 1,-,8

Sirip Perut dan anus -,-52

Sirip Ekor -,8,12

4.2. Pembahasan

4.2.1 Ikan Bandeng (Chanos chanos)

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa ikan

bandengmemiliki tubuh berbentuk fusiform, mulutnya dapat disembulkan dan

terletak di ujungtengah kepala (terminal), sirip ekornya berbentuk forked, sisiknya

berbentuk cycloid, danletak sirip perut terhadap sirip dada adalah sirip perut agak

jauh ke belakang dari sirip dada (subabdominal). Hasil pengamatan yang

dilakukan sesuai dengan referensi yang diperolehdimana bahwa ikan bandeng

secara morfologi dicirikan dengan bentuk tubuh memanjang berbentuk seperti

torpedo, sirip ekor bercabang (forked) sebagai tanda bahwa ikan

bandengtergolong sebagai perenang cepat. Pada bagian badan ikan bandeng

tersusun atas sisik-sisikkecil berbentuk sikloid, warna badan putih keperak-

perakan terutama bagian perut (ventral) sedangkan bagian punggung berwarna

putih kehitaman. Ikan bandeng memilikigaris linea lateralis yang jelas terlihat

memangjang dari belakang tutup insang sampai ke pangkal ekor (Deden, 2014)
12

4.2.2. Ikan Selais (ompok hypophthalmus)

Ikan Selais (ompok hypophthalmus) Termasuk kedalam grup gnathostomata

(memiliki rahang), bentuk kepala tumpul, posisi mata dikanan-kiri kepala, posisi

mulut terminal, memiliki sungut 2 pasang, tidak mempunyai sisik, memiliki sirip

perut yang menyatu dengan sirip anus mulai dari perut sampai pangkal ekor, dan

ikan ini tidak memiliki sirip punggung serta bentuk ekor pada Ikan Selais

berlekuk kembr, dan habitat Ikan Selais ini berada di air tawar.

Memiliki ciri-ciri sirip punggung sangat pendek. Tubuh berwarna kekuningan

kepala berbentuk tumpul dan permukaan kepala bagian atas agak cembung. Mata

terletak dibelakang sudut mulut. Mempunyai dua pasang sungut terletak pada

rahang atas dan rahang bawah. Sungut rahang atas mencapai pangkal sirip

punggung. Sungut rahang bawah lebih pendek dari pada panjang kepala. Sirip

dubur sangat panjang dan berakhir di dekat sirip ekor. Cuping sirip ekor

meruncing. Warna punggung agak gelap. Setelah mencocokkan dengan buku

identifikasi Kottelat dkk., (1993) ciri tersebut merupakan spesies O.

hypophthalmus. Ciri-ciri lainnya terdapat bintik atau garis warna pada sisi badan
13

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Morfometrik adalah ukuran bagian-bagian tertentu dari struktur tubuh ikan

(measuring methods). Ukuran ikan adalah jarak antara satu bagian tubuh ke

bagian tubuh yang lain. Karakter morfometrik yang sering digunakan untuk

diukur antara lain panjang total, panjang baku, panjang cagak, tinggi dan lebar

badan, tinggi dan panjang sirip, dan diameter mata.

Dari praktikum Ikhtiologi mengenai Morfometrik tubuh ikan disimpulkan

bahwa ikan yang terdapat di alam mempunyai banyak perbedaan ukuran.

5.2 Saran

Sebaiknya pada saat melakukan pratikum, pratikan harus berhati-hati dan

teliti dalam mengamati morfometrik dan meristik ikan agar tidak terjadi kesalahan

dalam memberikan deskripsi.


14

DAFTAR PUSTAKA

Affandi, Irfan. 2009. Analisa Setting Relai Arus Lebih dan Relai Gangguan Tanah
pada Penyulang Sadewa di GI Cawang. Skripsi Program Studi Teknik
Elektro Kekhususan Elektro Universitas Indonesia.

Anonim, 2010. Ikhtiolgi Ikan.

Anonim.2012. Panduan Praktikum Osteichtyes. Diakses dari

Barus T.A dan Hesti wahyiningsih. 2006. Ikhtiologi. Usu-press, Medan.

Dinas Perikanan Tingkat I Propinsi Riau. 1997. Buku Tahunan statistik II. I.
Press. Jakarta. 393 hal.

Haryono. 2001. Variasi Morfoogi dan Morfometri Ikan Dokun


(Puntius lateristriga) di Sumatra. Biota. VI (3): 109-116

Putra, Ridwan Manda et al. 2013. Penuntun Praktikum Ichthyology. Fakultas


Perikanan dan Ilmu Kelautan-Universitas Riau.Pekanbaru

Rajabnadia, L. Abdul. Buku Ajar Ichtyology. Kendari: Fakultas Perikanan dan


Ilmu Kelautan Universitas Haluoleo.

Yusnaini et al. 2010. Penuntun Praktikum Ichtyologi. Jurusan Perikanan Fakultas


Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Haluoleo. Kendari
15

LAMPIRAN
16

Lampiran 1. Alat pratikum

Buku penuntun pratikum Serbet/kain lap

Tissue Nampan

Alat tulis Meja Foto


17

Lampiran 2. Bahan praktikum :

Ikan Bandeng (Chanos chanos)

Ikan Selais (ompok hypophthalmus)

Anda mungkin juga menyukai