Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN IKTIOLOGI

PRAKTIKUM V
SISTEM RANGKA

OLEH :
NAMA

: MUH. DARFIANTO. D

STAMBUK

: I1A514058

JURUSAN

: ABP B

KELOMPOK

: IV (EMPAT)

ASISTEN PEMBIMBING : 1. HILDAYANTI SINAPOY


2. MARWATI

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN


UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2016

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ikan merupakan salah satu jenis hewan vertebrata yang bersifat
poikilotermis, memiliki ciri khas pada tulang belakang, insang dan siripnya serta
tergantung pada air sebagai medium untuk kehidupannya. Ikan memiliki
kemampuan di dalam air untuk bergerak dengan menggunakan sirip untuk
menjaga keseimbangan tubuhnya sehingga tidak tergantung pada arus atau
gerakan air yang disebabkan oleh arah angin.
Rangka pada makhluk hidup mempunyai fungsi yang sangat penting selain
membentuk tubuh makhluk hidup, juga melindungi bagian-bagian yang paling
penting pada tubuh makhluk hidup.
Pada tubuh ikan termasuk sistem rangka adalah tulang, jaringan pengikat,
sisik, gigi, jari-jari sirip, dan penyokong sel. Tulang sebagai penyusun rangka
banyak mengandung garam kalsium, pospor, dan magnesium. Ikan termasuk
hewan vertebrata atau hewan bertulang belakang. Tulang belakang, selain sebagai
penyokong utama tubuh juga berfungsi sebagai penyokong utama tubuh juga
berfungsi dalam sistem saraf sehingga mempunyai peran yang sangat penting
dalam susunan rangka.
Berdasarkan dari uraian diatas maka perlu di adakanya sebuah praktikum
agar mahasiswa dapat mengetahui sistem rangka tubuh ikan secara lebih lanjut.
B. Tujuan dan Manfaat
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk Untuk mengamati letak, jenisjenis, bagian-bagian dan susunan tulang pada ikan.

Manfaat dari melakukan praktikum ini adalah untuk menambah wawasan


dan pengetahuan tentang sistem rangka pada ikan.

II.

TINJAUAN PUSTAKA

A. Klasifikasi
Cakalang termasuk jenis ikan tuna dalam famili Scombridae, species
Katsuwonus pelamis. Collete (1983) menjelaskan ciri-ciri morfologi cakalang
yaitu tubuh berbentuk fusiform, memanjang dan agak bulat, tapis insang (gill
rakes) berjumlah 53- 63 pada helai pertama. Mempunyai dua sirip punggung yang
terpisah. Pada sirip punggung yang pertama terdapat 14-16 jari-jari keras, jari-jari
lemah pada sirip punggung kedua diikuti oleh 7-9 finlet. Sirip dada pendek,
terdapat dua flops diantara sirip perut. Sirip anal diikuti dengan 7-8 finlet. Badan
tidak bersisik kecuali pada barut badan (corselets) dan lateral line terdapat titiktitik kecil.
Cakalang sering disebut skipjack tuna dengan nama lokal cakalang.
Adapun klasifikasi cakalang menurut Matsumoto, et al (1984) adalah sebagai
berikut :
Kingdom : Animalia
Phylum : Vertebrata
Class : Telestoi
Ordo : Perciformes
Famili : Scombridae
Genus : Katsuwonus
Species : Katsuwonus pelamis

Gambar 1 : Ikan Cakalang (K.Pelamis)


(Sumber : dok. pribadi, 2015)
B. Morfologi

Collete (1983) menjelaskan ciri-ciri morfologi cakalang yaitu tubuh


berbentuk fusiform, memanjang dan agak bulat, tapis insang (gill rakes)
berjumlah 53- 63 pada helai pertama. Mempunyai dua sirip punggung yang
terpisah. Pada sirip punggung yang pertama terdapat 14-16 jari-jari keras, jari-jari
lemah pada sirip punggung kedua diikuti oleh 7-9 finlet. Sirip dada pendek,
terdapat dua flops diantara sirip perut. Sirip anal diikuti dengan 7-8 finlet. Badan
tidak bersisik kecuali pada barut badan (corselets) dan lateral line terdapat titiktitik kecil. Bagian punggung berwarna biru kehitaman (gelap) disisi bawah dan 6
perut keperakan, dengan 4-6 buah garis-garis berwarna hitam yang memanjang
pada bagian samping badan..
C. Habitat dan Penyebaran
Cakalang dikenal sebagai perenang cepat dilaut zona pelagic, ikan ini
umum dijumpai di laut tropis dan sub tropis di samudra hindia,samudra pasifik
dan samudra atlantik.cakalang tidak ditemukan diutara laut tengah.hidup
bergerombol dalam kawanan berjumlah besar (hingga 50 ribu ekor).makanan
mereka berupa ikan, krutasea,cephalopoda,dan moluska. Cakalang merupakan
mangsa penting bagi ikan-ikan besar dizona pelagic,termasuk hiu (Nadia, 2009).
D. Fisiologi dan Reproduksi
Fisiologi ikan cakalang adalah kemampuannya untuk menjaga suhu tubuh
lebih tinggi dari pada suhu lingkungan sedangkan ikan cakalang mulai memijah
ketika panjang sekitar 40 cm. Setiap kali memijah cakalang dapat menghasilkan
1.000.00-2.000.000 telur. Fekunditas meningkat dengan meningkatnya ukuran
tetapi sangat bervariasi, jumlah telur pemusim pada ikan betina dengan ukuran
fort lenggt 41-41 cm antara 8.000-2.000.000 telur. Cakalang memijah sepanjang
tahun diperairan katulistiwa, antara musim semi sampai awal musim gugur di
daerah subtropis, dan waktu pemijahan akan semakin pendek dengan semakin

jauh dari katulistiwa. Pemijahan cakalang sangat dipengaruhi oleh perairan panas,
sebagian besar larva cakalang ditemukan diperairan dengan suhu diatas 24oC.
Musim pemijanahn cakalang ditentukan berdasarkan tingkat kemampuan.
Sedangkan pada ikan bandeng setelah induk ikan bandeng telah matang gonat.
Ahap selajutnya yaitu pemijahan induk ikan bandeng. Pemijahan ikan bandeng
secara alami terjadi di daerah pantai yang jernih dengan kedalaman 40-50 Meter
dan ombak sedikit beriak karena sifat telurnya yang melayang(Ahmad, 2010).
E. Makan dan Cara Makan
Cakalang termaksut ikan perenang cepat dan mempunyai sifat makan yang
rakus. Ikan jenis ini sering bereombol yang hampir bersamaan melakukan ruaya
disekitar pulau maupun jarak jauh dan senang melawan arus, ikan ini biasa
bergerombol diperairan pelagis hingga kedalaman 200 meter. Ikan ini mencari
makan berdasarkan penglihatan dan rakus terhadap mangsanya. Gerombolannya
terbentuk bersama spesies lain, terdiri dari 100-5.000 ekor. Kebiasaan cakalang
bergerombol sewaktu dalam keadaan aktif dalam mencari makan. Jumlah
cakalang dalam suatu gerombolan beberapa ekor sampai ribuan ekor.ikan
F. Nilai Ekonomis
Sumberdaya ikan Cakalang (K. Pelamis) mempunyai nilai ekonomis tinggi
yang ditunjukan oleh sekitar 30% penduduk memilih mata pencaharian sector
perikanan, 7.335 jiwa, bekerja

pada perusahan penangkapan, pengolahan,

perdagangan dan lembaga pemasaran, serta besarnya Investasi yang ditanamkan


untuk membuat kapal penangkap ikan sebanyak 192 unit, baik dari kapal Huhate
maupun Pukat cincin. Nilai ekonomis ikan Cakalang juga dapat terbaca dari nilai
produksi sekitar 2.9 trilyun rupiah pada tahun 2011 yaitu nilai dari 47.288,9 ton
ikan Cakalang (Lumi, 2013).

G. Sistem rangka

1. Rangka axial
Rangka axial terdiri dari tulang tengkorak, tulang punggung dan tulang
rusuk. Secara umum perkembangan embrionik tengkorak ikan berasal dari tiga
sumber,

yaitu

chondrocranium

(neurocranium),

dermocranium

dan

splanchoranium. Chandrocranium adalah pembungkus otak yang pada mulanya


berasal dari tulang rawan kemudian akan berganti menjadi tulang sejati. Pada
waktu embrio, tengkorak dibentuk dari sepasang tulang rawan parachordal yang
sejajar pada ujung depan notohorda dan sepasang tulang rawan trabeculae yang
terletak di bagian arterior rawan parachordal. Setia rawan parachordal
mengadakan perkembangan dan meluas pada tiap-tiap sisinya ke bagian anterior
sampai ke kapsul optik membentuk basal plate (Nakamura, 2009).
2. Rangka visceral
Rangka visceral terdiri dari struktur tulang yang menyokong insang dan
mengelilingi pharynx. Struktur ini terdiri dari tujuh tulang lengkung insang. Dua
lengkung insang yang pertama menjadi bagian dari tulang-tulang tengkorak.
Sedangkan lima lainnya berfungsi sebagai penyokong insang.

III.

METODE PRATIKUM

A. Waktu dan Tempat


Pratikum ini dilaksanakan pada hari sabtu tanggal 20 Desember 2015
pukul 07.00-09.00 Wita bertempat di Laboratorium Produksi Fakultas Perikanan
dan Ilmu Kelautan Universitas Halu Oleo Kendari.
B. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini dapat dilihat pada tabel
1 dibawah ini.
Tabel 1.Alat dan bahan beserta kegunaannya.
No Alat dan Bahan
Kegunaan
.
1.
Alat :
- Baki (Dissecting-pan)
Wadah tempat meletakkan bahan
pengamatan
- Tissue
Pengalas ikan pada saat pengamatan
- Pisau bedah
Membedah ikan jika gunting tidak
memungkinkan
- Gunting bedah
Membedah ikan
- Pinset
Menjepit bagian tubuh yang hendak
diamati
- Sunlight
Mencuci alat yang telah dipakai
- Mistar
Mengukur tubuh ikan
- Lap kasar dan lap halus
Membersihkan alat yang digunakan dan
membersihkan permukaan meja praktik
- Camera
Dokumentasi
- Alat tulis menulis
Menulis dan menggambar hasil
pengamatan
Bahan :
2.
- Ikan Cakalang (K.
Bahan pengamatan
Pelamis)

C. Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja yang dilakukan pada praktikum morfometrik ikan
adalah sebagai berikut :
-

Meletakkan ikan diatas baki


Merebus ikan dalam air mendidih sampai beberapa saat tetapi daging tidak

sampai terlepas, kemudian angkat dan rendam kedalam larutan NaOH 2-4%.
Memeriksa setelah 8-12 jam dan mencoba kelupas dagingnya:
Membuang daging dengan pinset dan membersihkan sisanya yang masih
menempel ditulang dengan sikat keras, kemudian setelah bersih keringkan dan
menyusun denan benar.

IV.

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan
1
2

Keterangan :
1. Neural Spine
2. Neural arch
3. Transverse processes
4. Fused tearisverse
processes
5. Centrum
6. Hemal Spine
7. Hemal canal
8. Neural Arch

5
3

7
4

Gambar 2. Sistem rangka ikan cakalang (K.pelamis)


(Sumber : dok. pribadi 2015)

4
5

Keterangan :
1. Premaxilla
2. Maxilla
3. Dentary
4. First Neural Spine
5. Opercle
6. Frontal
7. Nasal
8. Pura Spenad

2
Gambar 3. Sistem rangka ikan cakalang (K.pelamis)
(Sumber : dok. pribadi 2015)
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil praktikum di peroleh bahwa tulang-tulang penyusun
tulang rangka ikan dapat di bagi menjadi rangka axsial, yang terdiri dari tulang
tengkorak, tulang punggung dan tulang rusuk, rangka viscelar, yang terdiri dari

seluruh tulang lengkung insang dan derivat derivatenya, dan rangka apencicular
yang terdiri dari sirip dan pelekat pelakatnya, pada praktikum kali ini hanya
mengamati bagaimana bentuk dan sruktur dari tulang tengkorak, vertebrae dan
tulang ekor pada ikan tersebut.
Tulang tengkorak pada ikan berperan untuk membungkus atau melindungi
otak, karena otak pada ikan merupakan organ yang lembut, tetapi mempunyai
peran yang sangat besar bagi kehidupannya, sedangkan ruas ruas vetebratanya
membentuk ranga ikan tersusun dari belakang tengkorak sampai ke pangkal ekor,
yang susunannya terdiri dari abdominal dan caudal. Pada daerah abdominal
memiliki tulang rusuk kiri dan kanan. Fungsi tulang rusuk itu sendiri yaitu
melindungi organ organ di dalam ronga badan.
Tulang punggung pada daerah badan berbeda dengan yang terdapat pada
daerah ekor. Tiap-tiap ruas di daerah badan dilengkapi oleh sepasang tulang rusuk
kiri dan kanan untuk melindungi organ-organ di dalam rongga badan. Pada batang
ekor tiap-tiap ruasnya di bagian bawah hanya terdapat satu cucuk haemal. Di
bagian atas ruas tulang punggung terdapat cucuk neural
Berdasarkan hasil pengamatan yang kami peroleh sesuai dengan pendapat
Raharjo (2007), yang mengatakan bahwa sepasang tulang parietal terletak di
daerah atap tengkorak paling belakang. Spasang tulang prontal yang yang
merupakan keping dermal yang luas berkembang tepat di depan tulang parietal.
Beberapa tulang dermal yang terdapat pada tulang-tulang tersebut yaitu post
prontal, prefrontal, postnarietal, dan masih banyak lagi. Sepasang tulang lacrimal
terdapat pada bagian anterior sisik tengkorak. Rahang terdiri dari tulang maxilla
dan premaxila. Premaxila dan maxilla pada beberapa ikan terutama pada ikan

buas, sering kali di lengkapi dengan gigi-gigi. Tulang dermal yang terdapat pada
ialah dentary,splenials, angular dan artikular. Tulang dentar yang dilengkapi
dengan gigi-gigi. Tulang punggung berkembang dari sceletome yang terdapat
pada sekeliling notochorda dan batang saraf, tiap-tiap pasang sceletome
berkembang menjadi empat pasang rawan yang dinamakan arcualia (Raharjo,
2007).

V. SIMPULAN DAN SARAN


A. Simpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan maka dapat disimpulkan
bahwa rangka pada ikan seperti halnya pada golongan vertebrata lainnya
berfungsi untuk menegakkan tubuh, menunjang atau menyokong organ-organ
tubuh. Secara tidak langsung rangka menentukan bentuk tubuh ikan yang
beraneka ragam. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa tulang-tulang yang
membentuk sistem rangka berkaitan dengan sistem otot serta mengalami evolusi
seiring dengan adaptasi kedua sistem tersebut terhadap lingkungannya terusmenerus.
B. Saran
Sebaiknya alat-alat laboratorium harus lengkap agar mahasiswa tidak perlu
lagi membeli atau pun meminjam alat praktikum.

Anda mungkin juga menyukai