Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN IKTIOLOGI

PRAKTIKUM IV
SISTEM PERNAFASAN

OLEH :

NAMA : DIMAS SLAMET


STAMBUK : I1B118019
KELOMPOK : I (SATU)
JURUSAN : BDP
ASISTEN PEMBIMBING : RICKO ARSYAD

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN


UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2019
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Iktiologi merupakan salah satu cabang ilmu biologi yang mempelajari tentang

ikan.Secara ilmiah dengan penekanan pada taksonomi dan aspek-aspek lainnya. Kata

iktiologi berasal dari kata Ichtio yang berarti ikan, dan logos yang berarti ilmu, jadi

di dalam iktiologi ini dicakup beberapa aspek baik mengenai aspek biologi maupun

ekologi ikan. Dalam iktiologi banyak mempelajari tentang sistem-sistem yang ada

dalam tubuh ikan, salah satunya adalah sistem urogenitalia.

Alat pernapasan pada ikan secara umum adalah insang dengan pengecualian

pada beberapa jenis ikan yang mempunyai alat pernapasan paru-paru selalu

menggunakan insamg. Filamen insang adalah bagian yang mengandung kapiler-

kapiler darah dan berfungsi untuk mengikat oksigen yang terlarut dalam air pada

proses pernapasan.

Ikan adalah hewan yang hidup diair, bertulang belakang, bergerak dengan

menggunakan sirip, dan bernafas dengan insang.Namun ada juga ikan yang bernafas

tidak menggunakan insang melainkan menggunakan paru-paru, contohnya seperti

ikan paus (Cetacea).

Mekanisme pernapasan pada ikan terdiri dari 2 tahap, yaitu tahap inspirasi

dan ekspirasi. Pada saat bernafas, ikan memasukkan air kedalam mulutnya.

Kemudian air mengalir melalui rongga mulut menuju lembaran insang dan keluar

melalui tutup insang.Beberapa spesies ikan memiliki alat pernapasan tambahan untuk

menunjang kerja insang.


Berdasarkan hal tersebut maka sangat penting untuk melakukan praktikum

iktiologi mengenai system pernapasan dengan tujuan untuk mengamati dan mengenal

lebih jauh tentang system pernapasan pada organisme yang kita amati.

Berdasarkan latar belakang tersebut maka perlu melakukan praktikum sitem

pernafasan.

B. Tujuan dan Manfaat

Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui letak bagian- bagian

alat yang digunakan dalam proses pernafasan yang meliputi insang serta ada atau

tidaknya alat pernapasan bantuan yang biasanya terdapat pada beberapajenis ikan

tertentu.

Manfaat dari praktikum ini yaitu mahasiswa dapat menambah ilmu

pengetahuan tentang letak alat pernapasan pada ikan serta ada atau tidaknya alat

pernapasan tambahan pada ikan terebut.


II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Klasifikasi

Klasifikasi ikan Bandeng (Chanos-chanos) adalah sebagai berikut.

Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Order : Gonorynchiformes
Class : Osteichthyes
Genus : Chanos
Spesies : Chanos chanos

Gambar 1. Morfologi ikan bandeng (Chanos chanos)


Sumber : Dok.Pribadi (2019)

Klasifikasi ikan Katamba (Lethrinus lentjan) adalah sebagai berikut.

Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Order : Percimorphi
Class : Pisces
Genus : Lethrinus
Spesies : Lethrinus lentjan
Gambar 2. Morfologi ikan katamba (Lethrinus lentjan)
Sumber : Dok.Pribadi (2019)

B. Morfologi dan Anatomi

Roziaty (2010) menyatakan bahwa mendefinisikan morfologi sebagai cabang

linguistik yang mempelajari struktur dan bentuk-bentuk kata. Berdasarkan beberapa

pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa morfologi merupakan cabang ilmu

bahasa yang mempelajari bentuk dan proses pembentukan kata. Proses pembentukan

kata tersebut dapat berpengaruh terhadap perubahan bentuk kata dan juga terhadap

golongan dan arti kata.

Ikan bandeng (Chanos chanos) memiliki bentuk tubuh ramping, mulut

terminal, tipe sisik cycloid, jari-jari semuanya lunak, jumlah sirip punggung antara

13-17, sirip anal 9-11, sirip perut 11-12, sirip ekornya panjang dan bersegak, jumlah

sisik pada gurat sisi ada 75-80 keping, panjang maksimum 1,7 in, biasanya 1,0 in

(Mas’ud, 2011).

Ikan katamba jantan memiliki morfologi yaitu ukuran panjang, ramping seperti

struktur benang, dan warna agak transparan, sedangkan ikan katamba betina memiliki

morfologi hampr sama dengan jantan namun warna sedikit merah. (Pratiwi, 2018).
Anatomi adalah bagian yang menjelaskan aspek yang paling inti dari suatu

organisme. Anatomi ini menjelaskan tentang struktur tubuh makhluk hidup bagian

gfkdalam, meliputi organ-organ bagian dalam makhluk hidup.

Ikan bandeng (Chanos chanos) didalam rongga badannya terdapat organ-

organ yaitu ginjal, gelembung renang yang berfungsi sebagai alat pendeteksi ikan

pada posisi kedalaman air, yang terletak disebelah ventral, disamping itu terdapat

limfa, organ ini sukar terlihat karena kadang terbungkus oleh lemak dan hati di antara

usus. Terdapat pula saluran pencernaan, hati dan kantung empedu. Pada organ dalam

ikan bandeng (chanos chanos) terdapat organ yang tampak memanjang yang

berfungsi untuk mengatur daya apung di dalam air selain itu organ ini disebut juga

alat hidrostatik karena dapat menyerap atau mengeluarkan gas yang dipengaruhi oleh

urat saraf. Terdapat pula hati yang terletak di sisi rongga tubuh dorsal berdekatan

dengan tulang punggung, dengan beberapa meluas ke dasar sirip pada dekat ginjal

anterior. (Syarif, 2015).

C. Habitat dan penyebarahnnya

Habitat adalah tempat suatu makhluk hidup tinggal dan berkembang biak.

Pada dasarnya, habitat adalah lingkungan fisik disekeliling populasi atau organisme

yang rfmempengaruhi dan dimanfaatkan ole organism tersebut.

Ikan bendeng pada saat benih habitat nya di perairan pantai berkarang atau

pasir yang kadang-kadang di tumbuhi vegetasi campuran ayau mangrove yang su’bur,

hal ini. Benih bandeng juga hidup di perairan berlumpur yang sedikit mengandung
lumut, sedangkan induk bandeng biasanya hidup di perairan pantai karang didaerah

pantai sampai perairan laut dalam. (Mas’ud, 2011).

Ikan katamba atau biasa dikenal dengan ikan lencam, ikan ini hidup dibagian

pesisir tropis dan sub teropis, dengan habitat umumnya di daerah trumbu karang,

padang lamun, dan mangrove. (Restiangsih, 2019).

Penyebaran yaitu sesuatu yang beredar atau kelimpahan suatu makhluk hidup

(organisme) tersebar secara tidak merata di permukaan bumi, di lingkungan yang

dapat mendukung kehidupan makhluk hidup tersebut.

Ikan bandeng memiliki toleransi salinitas yang sangat luas, mulai dari asin (35

ppt) hingga tawar (0 ppt), sehingga dapat dipelihara pada perairan asin hingga

tawar.Ikan bandeng banyak ditemukan di perairan laut, muara sungai, dan perairan

pantai (Coad, 2015).

Ikan katamba memiliki daerah sebaran perairan pantai seluruh Indonesia,

meluas sampai ke teluk Benggala, teluk siam, pantai laut cina selatan, perairan tropis

Australia, sampai ke afrika selatan bahkan di perairan tropis atlantik amerika.

(Restiangsih, 2019).

D. Fisiologi dan Reproduksi

Fisiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang siklus hidup atau bag aimana

suatu organism untuk melangsungkan hidupnya, yang meliputi evolusi dan lainnya.

Keberadaan merkuri pada media pemeliharaan ikan bandeng dapat menurunkan

kondisi fisiologisnya, kondisi inipun turut dipengaruhi oleh salinitas. Dampak


negative menrkuri terhadap kondisi fisiologis mencapai nilai terendah ketika

ikanbendeng dipelihara pada media dengan salinitas 10 ppt.

Perbedaan diantara populasi, efek suhu, kekeruhan atau factor lingkungan

lainnya dapat menjadi penyebab kondisi fisiologi ikan katamba, seperti

perkembangan gonad, perkembangan ikan, jenis kelamin, dan tingkat kematangan

gonad. (Suhama, 2018).

Reproduksi yaitu cara mempertahankan diri yang dilakukan oleh makhluk

hidup atau organisme untuk menghasilkan spesies baru atau generasi berikutnya,

dengan cara melakukan perkembangbiakan.

Ikan katamba merupakan salah satu kelompok ikan hermaprodit protogini,

ikan ini mengalami proses diferensiasi gonad dari fase betina ke jantan. Perubahan ini

dapat dicirikan pada perubahan morfologi. Perubahan ikan lecam dari fase betina ke

jantan dapat di lihat dari ukuran panjang total ikan.

Menurut Karina (2010) biologi reproduksi ikan bandeng dialam belum banyak

diketahui, namun demikian telur ikan bandeng diketahui bersifat pelagik dan setelah

menetas larva-larva ikan bandeng terbawa arus hanyut ke daerah pantai memasuki

muaramuara sungai dan tambak Daya apung merupakan faktor penting dalam proses

penyebaran dan penetasan telur ikan bandeng. Daya apung ini disebabkan oleh

adanya perbedaan berat jenis telur dan air dan salah satu faktor penting yang

mempengaruhinya adalah salinitas. namun, hal ini tidak menjamin telur ikan bandeng

juga memiliki kemampuan adaptasi yang baik terhadap perubahan salinitas. Daya

tetas telur yang mengapung lebih tinggi daripada telur yang tenggelam dan melayang
pada semua tingkat salinitas yang diuji, namun telur yang tenggelam masih memiliki

peluang untuk menetas. Daya tetas juga meningkat seiring dengan peningkatan

salinitas.

E. Makanan dan Kebiasaaan Makan

Makanan adalah sumber energy yang sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup

agar dapat melakukan berbagai aktivitas. Sedangkan kebiasaan makan yaitu

kebiasaan atau cara makan suatu makhluk hidup.

Ikan bandeng (Chanos chanos) merupakan salah satu jenis ikan pemakan

plankton yang cenderung generalis, makanan utamanya adalah diatom, alga hijau

berfilamen dan detritus (Prayitno et al. 2015).

Menurut Sevtian (2012), menyatakan bahwa isi peut ikan Katamba (Lethrinus

lentjan) banyak ditemukan krustace, ikan, dan moluska.. Ikan Katamba (Lethrinus

lentjan) ini melakukan ruaya harian pada daerah perairan dangkal dan goba. Pada

waktu air mulai pasang ikan berpindah ke daerah lamun dan karang untuk mencari

makan. Ikan mulai mencari makan ke daerah perairan dangkal atau perairan pinggiran

goba ketika matahari tenggelam dan kembali ke perairan yang lebih dalam pada saat

matahari mulai terbit.

F. Nilai Ekonomis

Nilai ekonomis adalah nilai yang dimiliki oleh makhluk hidup atau benda,

yang dapat diperhitungkan dengan nilai uang. Menurut Spranger, nilai ekonomis

adalah salahsatu dari macam-macam nilai yang mendasari perbuatan seseorang atau
sekelompok orang atas dasar pertimbangan ada tidaknya keuntungan finansial

sebagai akibat dari perbuatannya itu. Nilai ekonomis ini dikontraskan dengan nilai

seni.

Ikan bandeng merupakan ikan bernilai ekonomis penting yang banyak

dipelihara di tambak-tambak air payau inddonesia. Ikan ini merupakan konsumsi air

payau inddonesia. Ikan ini merupakan konsumsi yang berperan penting dalam

memenuhi kebutuhan protein masyarakat karena hargannya relative murah. Untuk

memenuhi kebutuhan protein masyarakat budidaya bandeng telah berkembang

dengan pesat. (Mas’ud, 2011).

Ikan Katamba (Lethrinus lenjtan) merupakan salah satu jenis ikan laut yang

bernilai ekonomis penting dan mempunyai prospek yang sangat baik sebagai

alternatif untuk ikan budidaya laut. Beberapa jenis yang bisa mencapai ukuran besar

merupakan sumber makanan penting dan permintaan pasar untuk jenis ikan ini sangat

besar (Imani, 2016).

Menurut Sevtian (2012), ikan Katamba (Lethrinus lentjan) merupakan salah

satu ikan yang memiliki nilai ekonomi yang tinggi sebagai ikan konsumsi. Laporan

dari nelayan menyebutkan bahwa ukuran hasil tangkapan ikan Katamba (Lethrinus

lentjan) cenderung semakin kecil. Aktivitas yang tidak memperhatikan ukuran

tangkap memungkinkan terjadinya penurunan populasi karena tidak adanya

kesempatan berkembang biak bagi ikan.

G. Sistem Pernapasan

Pernafasan adalah proses pertukaran oksigen (O 2) dan kabon dioksida (CO2)

Insang merupakan organ respirasi utama pada ikan, bekerja dengan mekanisme
difusi permukaan dari gas-gas respirasi (oksigen dan karbondioksida) antara darah

dan air. Oksigen yang terlarut dalam air akan diabsorsi kedalam kapiler-kapiler

insang dan difiksasi oleh sel dan jaringan untuk dilepaskan ke air disekitar insang.

(Pratiwi, 2017).
III. METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari kamis tanggal 10 oktober 2019, Pada 09.30-

11.00 WITA. Dan bertempat dilaboratorium Teknologi Hasil Perikanan, Fakultas

Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Halu Oleo.

B. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini dapat dilihat pada Tabel

berikut.

Tabel 1.Alatdanbahan yang digunakanbesertakegunaannya

No AlatdanBahan Satuan Kegunaan


.

1. Alat
-Mistar Cm Mengukur objek amatan
-Guntingbedah - Menggunting objek
-Pinset - Menjepit objek amatan
-Tisu - Membersihkan alat
-Kacapembesar/lup - Alat melihat objek yang kecil
- Baki - Wadah menyimpan objek
- Kertas laminating - Menyimpan objek yang akan di
bedah
- ATK - Menulis hasil pengamatan
- Lap kasardanhalus - Membersihkan meja
- Membedah objek amatan
- Pisau bedah - Mengambil dokumentasi
- Kamera

2.
Bahan

- Ikan Bandeng (Chanos Ind Objek pengamatan


chanos)
- Ikan Katamba (Lethrinus Ind Objek pengamatan
lentjan)
- Alkohol 70 % - Untuk mensterilkan alat
- Sunligth - Membersihkan media

B. Prosedur Kerja

Prosedur kerja yang dilakukan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut.
- Menyiapkan alat dan bahan yang digunakan pada saat praktikum.
- Mengambil bahan (Ikan Bandeng dan ikan Katamba) yang telah disiapkan oleh
asisten.
- Meletakkan ikan diatas kertas laminating.
- Mengambil dokumentasi.
- Mengukur panjang dan lebar ikan menggunakan mistar.
- Membedah ikan menggunakan gunting bedah.
- Mengambil organ-organ dari dalam perut ikan menggunakan pinset bedah.
- Pisahkan organ insang dengan organ-organ lainnya.
- Mengamati bagian-bagian system pernafasan pada ikan.
- Mencatat hasil pengamatan.
- Membersihkan peralatan leb yang digunakan termasuk meja praktikum.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

Hasil pngamatan pada system pernapasan adalah sebagai berikut.

Tabel 2. pada sistem pernafasan ikan katamba(lethrinus lentjan) dan ikan bandeng
(Chanos chanos)

No Parameter Ikan 1 Ikan 2


1. Jumlah Upper Limb rakers 25 304
2. Jumlah Lower Limb rakers 51 464
3. Jumlah Gill rackers 76 768
Keterangan:
1= Ikan katamba (Lethrinus lentjan)
2= Ikan Bandeng (C.chanos)

Sistem pernafasan pada ikan bandeng (Chanos chanos) dapat dilihat pada gambar 3.
Keterangan:

1. Daun Insang (Gill filament)

2. Tulang Lengkung Insang (Gill

arch)

3. Tapis Insang (Gill racker)

4. liper limb

5. lower limb

Gambar 3. Insang Ikan Bandeng (Chanos chanos)


(Sumber: Dok. Pribadi, 2019)

Sistem pernafasan pada Ikan lencam (Lethrinus lentjan) dapat dilihat pada

gambar 4

Keterangan:

1. Daun Insang (Gill

filament)

2. Tulang Lengkung Insang

(Gill arch)

3. Tapis Insang (Gill racker)

4. liper limb

5. lower limb

Gambar 4. Insang Ikan Lencam (Lethrinus lentjan)


(Sumber: Dok. Pribadi, 2019)

B. Pembahasan

Iktiologi merupakan salah satu cabang ilmu biologi yang mempelajari tentang

ikan.Secara ilmiah dengan penekanan pada taksonomi dan aspek-aspek lainnya. Kata

iktiologi berasal dari kata Ichtio yang berarti ikan, dan logos yang berarti ilmu, jadi

di dalam iktiologi ini dicakup beberapa aspek baik mengenai aspek biologi maupun

ekologi ikan. Dalam iktiologi banyak mempelajari tentang sistem-sistem yang ada

dalam tubuh ikan, salah satunya adalah sistem urogenitalia.

Ikan adalah hewan yang hidup diair, bertulang belakang, bergerak dengan

menggunakan sirip, dan bernafas dengan insang.Namun ada juga ikan yang bernafas

tidak menggunakan insang melainkan menggunakan paru-paru, contohnya seperti

ikan paus (Cetacea).

Pernapasan merupakan proses pengambilan oksigen (O2) dan pelepasan

karbondioksida (CO2) dalam suatu organisme hidup. Alat pernapasan pada ikan secara

umum adalah insang dengan pengecualian pada beberapa jenis ikan yang mempunyai

alat pernapasan paru-paru, dan pernapasan tambahan.

Berdasarkan hasil pengamatan system pernafasan menunjukan bahwa pada

ikan bandeng (C. chanos) jumlah upper lamb rakers 304, jumlah lower lamb rakers

464, jumlah gill rakers 768.Sedangkan pada ikan katamba (L lentjam) memiliki

jumlah upper lamb rakers 25, jumlah lower lamnb rakers 51, dan jumlah gill rakers

76.
V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil pengamatan system pernafasan dapat diambil kesimpulan

bahwa ikan bernafas menggunakan insang serta pada ikan tertentu memiliki

pernafasan tambahan tetapi ada juga yang bernafas menggunakan paru-

paru.Kemudian insang ikan terdiri atas 3 bagian yaitu daun insang (gill filament),

tulang lengkung insang (gill arch) dan tapis insang (gill racker).

B. Saran
Dalam praktikum sistem pernafasan, yaitu sebaiknya praktikan sebelum

melakukan praktikum harus memahami terlebih dahulu prosedur kerjanya agar pada

saat melakukan praktikum tidak banyak yang diam tetapi semua praktikan langsung

mengambil alih yang akan di amati melalui arahan asisten pembimbing.

DAFTAR PUSTAKA

Coad BW. 2015. Review of the milkfishes of iran (Family Chanidae). Iranian journal
of Ichthyology, 2(2): 65-70
Imani, P, D., Yunianta. 2016. Ekstraksi Glatin Kulit Ikan Lencam (Lenthrinus SP)
dan Aplikasinya Untuk Produk Permen Jeli. Volume. 4. No. 1. Hal. 356-
357.
Karina, S., Rizwan, Khairunnisak. 2010. Pengaruh salinitas dan daya apung terhadap
daya tetes telur ikan bandeng (chanos chanos). Volume 1. No. 1. Hal.23-24.

Mas’ud. 2011.Prevalensi dan Derajat Infeksi Dactylogyrus Sp. Pada Insang Benih
Bandeng (Chanos Chanos) di Tambak Tradisional, Kecamatan Glagah,
Kabupaten Lamongan. Volume 3 No. 1. Hal. 1.
Prayitno SB, Sarwan, Sarjito. 2015. The diversity of gut bacteria associated with
milkfish (Chanoschanos Forskal) fromnorthern coast of Central Java,
Indonesia. Procedia EnvironmentalSciences, 2 (1): 375-384

Pratiwi, I., Halili, Mustafa, A. 2018. Studi Berapa Aspek Biologi Reproduksi Ikan
Lencam (Lethrinus Lentjam) di Perairan Tanjung Tiram Kecamatan
Moramo Utara Kabupaten Konawe Selatan. Volume 3. No. 1. Hal. 300-301.

Reshangsh, Efri. 2019. Beberapa aspek biologi ikan lecam, Lethrinus Lentjan
(Lacepede, 1802) di Perairan Bngka dan Sekitarnya. Volume 19 No. 1. Hal.
116-117.
Suharma, Halili, Haslianti. 2018. Kajian Pola Pertumbuhan dan Fktor Kondisi Ikan
Lencam (Lethrinus Lentjam) di Perairan Tanjung Tiram Kecamatan Moramo
Utara Kabupaten Konawe Selatan. Volume 3. No. 4. Hal.338-339.

Syarif, E, J. 2015. Visualisasi deposit logam berat timbel (pb) pada organ hati ikan
bandeng (Chanos Chanos) Dengan perawatan rhodizona melalui metode
histoteknik. [Skripsi]. IPB Press : Makassar.
Sevtian, A. 2012. Distribusi dan Aspek Pertumbuhan Ikan Lencam (Lethrinus
Lentjam) di Perairan Dangkal Kerang Congkak, Tanaman Nasional Laut
Kepulauan Seribu, Jakarta. [Skripsi]. IPB Press : Bogor.

Anda mungkin juga menyukai