PRAKTIKUM 1
SISTEM PERNAPASAN
2
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam iktiologi banyak mempelajari tentang sistem-sistem yang ada dalam tubuh
karbondioksida dalam suatu organism hidup. Alat pernapasan pada ikan secara
umum adalah insang dengan pengecualian pada beberapa jenis ikan yang
Ikan adalah salah satu di antara organisme pada kelompok vertebrata dan
yang paling besar jumlahnya. Ikan merupakan organisme perairan yang memiliki
sisik, sirip, ekor, berdarah dingin (poikiloterm) dan bernapas dengan insang.
Sistem pernapasan pada ikan ini penting untuk kita praktikumkan karena
dengan melakukan praktikum ini kita dapat melihat secara langsung letak alat
yang digunakan dalam proses pernapasan yang meliputi insang serta mengetahui
ada atau tidak ada modifikasi alat pernapasan pada jenis ikan tertentu.
Dari uraian di atas maka perlu di lakukan praktikum iktiologi ini agar
dapat mengetahui tentang sistem pernapasan khususnya pada ikan Bandeng (C.
Tujuan dari praktikum ini yaitu untuk mengetatahui dan melihat secara
langsung letak alat yang digunakan dalam proses pernapasan yang meliputi insang
serta untuk mengetahui ada atau tidaknya alat pernapasan tambahan yang
pernapasan pada ikan khususnya ikan Bandeng (C. chanos) dan ikan Katamba (L.
lentjan).
4
A. Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Osteichthyes
Order : Gonorynchiformes
Family : Chanidae
Genus : Chanos
Species : Chanos chanos
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Pisces
Order : Percimorphi
Family : Lethrinidae
Genus : Lethrinus
Spesies : Lethrinus lentjan
ramping, padat, pipih, dan oval menyerupai torpedo dengan warna badannya yaitu
dengan panjang tubuh ikan. Disisi itu, perbandingan total panjang antara kepala
Secara umum, ciri morfologi ikan katamba (L. lentjan) yaitu bentuk badan
agak tinggi dan pipih. Lengkung kepala bagian atas sampai setengah mata hamper
6
lurus, dari mata sampai awal dasar sirip punggungnya agak cembung dab sirip
ekor berlekuk. Kepala dibagian atas hijau kecoklatan, dibagian bawah lebih
terang. Badan dengan sirip yang mempunyai bercak putih, kuning dan merah
muda. Bagian belakang opoerkulum dan dekat dengan sirip dada terdapat garis
merah. Mulut yang tipis memanjang dengan bibir yang tebal berwarna merah
(Hadi, 2014).
Kulit ikan bandeng (Chanos chanos) terdiri dari daerah punggung, perut
dan ekor sesuai dengan bentuk badannya. Kulit ikan tersusun dari komponen
kimia protein, lemak, air dan mineral. Kulit ikan mengalami kemunduran mutu
seperti bagian ikan yang lain ketika mati. Kadar protein yang tinggi pada kulit
menyebabkan kulit mudah rusak pada suasana asam, basa, serta aktivitas mikroba
Ikan katamba (L. lentjan) memiliki badan tipis, tipe mulut tabung dengan
bentuk gigi kecil, sisik dimulai dari pinggiran depan mata dan keeping tutup
insang. Tipe sisik pada bagian badan lebih besar ketimbang dibagian batang ekor
(Hadi, 2014).
Ikan bandeng merupakan ikan air payau yang memiliki toleransi salinitas
sangat luas, mudah dikenalkan sebagai ikan introduksi perairan tawar di perairan
Waduk Ir. H. Djuanda (Tjahjo & Purnamaningtyas, 2009). Ikan bandeng memiliki
toleransi salinitas yang sangat luas, mulai dari asin (35 ppt) hingga tawar (0 ppt),
sehingga dapat dipelihara pada perairan asin hingga tawar. Ikan bandeng banyak
ditemukan di perairan laut, muara sungai, dan perairan pantai (Coad, 2015).
7
lamun, mangrove, di perairan pantai yang dangkal dengan dasar berpasir hingga
Ikan bandeng (C. chanos) merupakan ikan laut dengan daerah persebaran
yang sangat luas yaitu dari pantai Afrika Timur sampai ke kepulauan Tuan mutu,
sebelah Timur Tahiti, dan dari Selatan Jepang sampai Utara Australia. Ikan ini
seluruh Indonesia, meluas dari wilayah utara sampai ke Teluk Benggala, Teluk
Siam, sepanjang pantai Laut Cina Selatan, ke selatan sampai ke perairan tropis
Amerika. Salah satu daerah sebaran populasi ikan katamba (L. lentjan) di
Ikan bandeng (C. chanos) bersifat pelagic dan setelah menetas larva-larva
ikan terbawa arus dan hanyut ke daerah pantai memasuki muara muara sungai.
Daya apung merupakan faktor penting dalam proses penyebaran dan penetasan
telur ikan bandeng. Daya apung ini disebabkan oleh adanya perbedaan berat jenis
telur dan air dan salah satu faktor penting yang mempengaruhinya yaitu salinitas
air. Namun, hal ini tidak menjamin telur ikan bandeng juga memiliki kemampuan
Pembuahan pada ikan bandeng (C. chanos) terjadi diluar tubuh, pada ikan
ini mempunyai alat kelamin yang terpisah. Dimana ikan jantan memiliki sepasang
testis yang membesar pada masa perkawinan melalui vas deferens, sperma
dikeluarkan melalui papilla urogenital. Sedangkan pada ikan betina telur akan
dari fase betina ke jantan. Perubahan ini dapat diciriikan pada perubahan
perubahan fase betina ke fase jantan saat panjang ikan telah mencapai 33 cm pada
kelompok umur 5 tahun. Musim puncak pemijahan ikan katamba di Teluk India
yaitu bulan Februari dan bulan November. Hal ini menunjukkan bahwa ikan
memijah dua kali dalam setahun. Perubahan ikan katamba dari fase betina ke fase
jantan dapat dilihat dari ukuran panjang total ikan (Sevtian, 2012).
Ikan bandeng (Chanos chanos) merupakan salah satu jenis ikan pemakan
plankton yang cenderung generalis, makanan utamanya adalah diatom, alga hijau
makanan dari lapisan atas dasar laut, berupa tumbuhan mikroskopis, yang
strukturnya sama dengan klepak di tambak. Klepak terdiri atas ganggang kersik,
Ikan katamba (L. lentjan) biasanya memakan ikan-ikan kecil yang berada
di dasar perairan. Ikan ini mencari makanan dengan cara bersembunyi disela-sela
9
karang untuk menunggu mangsa. Pada umumnya ikan ini hidup pada kondisi
F. Nilai Ekonomis
Ikan bandeng (C. chanos) merupakan salah satu komoditas yang strategis
untuk memenuhi kebutuhan protein yang relative murah dan digemari oleh
konsumen di Indonesia. Ikan ini juga diekspor dalam bentuk bandeng umpan dan
konsumsi. Bandeng sebagai bahan pangan, merupakan sumber zat gizi yang
penting bagi proses kelangsungan hidup manusia. Zat gizi utama pada ikan antara
ikan katamba (L. lentjan). Tapi untuk mendapatkan ikan ini yang berkualitas harus
kandungan protein yang tinggi ikan ini jadi mudah membusuk. Oleh karena itu,
perlu dilakukan usaha untuk meningkatkan daya simpan dan daya awet produk
Proses pengolahan dan pengawetan ikan merupakan salah satu bagian penting dari
G. Sistem Pernapasan
pada ikan secara umum adalah insang dengan pengecualian pada beberapa jenis
Belum berfungsinya insang pada saat embrio, maka pernapasan dilakukan dengan
menggunakan kantung telur. Ada tiga bagian insang yaitu daun insang (giil
10
insang (gill arch) suatu saluran yang memungkinkan keluar masuknya darah dan
terakhir adalah tapis insang (gill racker) terletak pada bagian yang terdepan
(Abdul, 2014)
11
Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini dapat dilihat pada tabel
berikut.
B. Prosedur Kerja
A. Hasil Pengamatan
Hasil pengamatan sistem pernapasan ikan dapat dilihat pada tabel berikut.
Keterangan:
1. Ikan Ikan Bandeng (C. chanos)
2. Ikan Katamba (L. lentjan)
B. Pembahasan
Secara ilmiah dengan penekanan pada taksonomi dan aspek-aspek lainnya. Dalam
14
iktiologi banyak mempelajari tentang sistem-sistem yang ada dalam tubuh ikan,
Ikan adalah hewan yang hidup diair, bertulang belakang, bergerak dengan
chanos) yaitu ikan ini memiliki jumlah upper limbrakers 56, jumlah lower
limbrakers 73 dan jumlah gill rakers 129. Sedangkan pada ikan katamba
(L.lentjan) memiliki jumlah upper limbrakers 46, jumlah lower limbrakers 27 dan
jumlah gill rakersnya 73. Secara umum alat pernapasan pada ikan adalah insang,
insang. Hal ini sesuai dengan pernyataan dari Rajab nadia(2010) yang menyatakan
bahwa alat pernapasan pada ikan secara umum adalah insang dengan
pengecualian pada beberapa jenis ikan yang mempunyai alat pernapasan paru-
paru selalu menggunakan insang. Bagian-bagian insang pada ikan meliputi, daun
insang (gill filament), tulang lengkung insang (gill arch) dan tapis insang (gill
racker).
15
A. Simpulan
yaitu, ikan Bandeng (C. chanos), bernapas menggunakan insang. Pada insang
terdapat beberapa bagian didalamnya yaitu: upper limb rakers sebanyak 56,
jumlah lower limb rakers sebanyak 73, dan jumlah tapis insang (gill rakers)
sebanyak 129, serta ikan ini tidak memiliki alat pernapasan tambahan.
terdapat beberapa bagian didalamnya yaitu: upper limb rakers sebanyak 46,
jumlah lower limb rakers sebanyak 27, dan jumlah tapis insang (gill rakers),
sebanyak 73, serta ikan ini tidak memiliki alat pernapasan tambahan.
B. Saran
yang diberikan oleh asisten, agar kegiatan praktikum selanjutnya dapat berjalan
PRAKTIKUM II
SISTEM PENCERNAAN
17
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam iktiologi banyak mempelajari tentang sistem-sistem yang ada dalam tubuh
karbondioksida dalam suatu organism hidup. Alat pernapasan pada ikan secara
umum adalah insang dengan pengecualian pada beberapa jenis ikan yang
Ikan adalah salah satu di antara organisme pada kelompok vertebrata dan
yang paling besar jumlahnya. Ikan merupakan organisme perairan yang memiliki
sisik, sirip, ekor, berdarah dingin (poikiloterm) dan bernapas dengan insang.
Sistem pernapasan pada ikan ini penting untuk kita praktikumkan karena
dengan melakukan praktikum ini kita dapat melihat secara langsung letak alat
yang digunakan dalam proses pernapasan yang meliputi insang serta mengetahui
ada atau tidak ada modifikasi alat pernapasan pada jenis ikan tertentu.
Dari uraian di atas maka perlu di lakukan praktikum iktiologi ini agar
dapat mengetahui tentang sistem pernapasan khususnya pada ikan Bandeng (C.
Tujuan dari praktikum ini yaitu untuk mengetatahui dan melihat secara
langsung letak alat yang digunakan dalam proses pernapasan yang meliputi insang
serta untuk mengetahui ada atau tidaknya alat pernapasan tambahan yang
pernapasan pada ikan khususnya ikan Bandeng (C. chanos) dan ikan Katamba (L.
lentjan).
19
B. Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Osteichthyes
Order : Gonorynchiformes
Family : Chanidae
Genus : Chanos
Species : Chanos chanos
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Pisces
Order : Percimorphi
Family : Lethrinidae
Genus : Lethrinus
Spesies : Lethrinus lentjan
ramping, padat, pipih, dan oval menyerupai torpedo dengan warna badannya yaitu
dengan panjang tubuh ikan. Disisi itu, perbandingan total panjang antara kepala
Secara umum, ciri morfologi ikan katamba (L. lentjan) yaitu bentuk badan
agak tinggi dan pipih. Lengkung kepala bagian atas sampai setengah mata hamper
lurus, dari mata sampai awal dasar sirip punggungnya agak cembung dab sirip
21
ekor berlekuk. Kepala dibagian atas hijau kecoklatan, dibagian bawah lebih
terang. Badan dengan sirip yang mempunyai bercak putih, kuning dan merah
muda. Bagian belakang opoerkulum dan dekat dengan sirip dada terdapat garis
merah. Mulut yang tipis memanjang dengan bibir yang tebal berwarna merah
(Hadi, 2014).
Kulit ikan bandeng (Chanos chanos) terdiri dari daerah punggung, perut
dan ekor sesuai dengan bentuk badannya. Kulit ikan tersusun dari komponen
kimia protein, lemak, air dan mineral. Kulit ikan mengalami kemunduran mutu
seperti bagian ikan yang lain ketika mati. Kadar protein yang tinggi pada kulit
menyebabkan kulit mudah rusak pada suasana asam, basa, serta aktivitas mikroba
Ikan katamba (L. lentjan) memiliki badan tipis, tipe mulut tabung dengan
bentuk gigi kecil, sisik dimulai dari pinggiran depan mata dan keeping tutup
insang. Tipe sisik pada bagian badan lebih besar ketimbang dibagian batang ekor
(Hadi, 2014).
Ikan bandeng merupakan ikan air payau yang memiliki toleransi salinitas
sangat luas, mudah dikenalkan sebagai ikan introduksi perairan tawar di perairan
Waduk Ir. H. Djuanda (Tjahjo & Purnamaningtyas, 2009). Ikan bandeng memiliki
toleransi salinitas yang sangat luas, mulai dari asin (35 ppt) hingga tawar (0 ppt),
sehingga dapat dipelihara pada perairan asin hingga tawar. Ikan bandeng banyak
ditemukan di perairan laut, muara sungai, dan perairan pantai (Coad, 2015).
lamun, mangrove, di perairan pantai yang dangkal dengan dasar berpasir hingga
22
Ikan bandeng (C. chanos) merupakan ikan laut dengan daerah persebaran
yang sangat luas yaitu dari pantai Afrika Timur sampai ke kepulauan Tuan mutu,
sebelah Timur Tahiti, dan dari Selatan Jepang sampai Utara Australia. Ikan ini
seluruh Indonesia, meluas dari wilayah utara sampai ke Teluk Benggala, Teluk
Siam, sepanjang pantai Laut Cina Selatan, ke selatan sampai ke perairan tropis
Amerika. Salah satu daerah sebaran populasi ikan katamba (L. lentjan) di
Ikan bandeng (C. chanos) bersifat pelagic dan setelah menetas larva-larva
ikan terbawa arus dan hanyut ke daerah pantai memasuki muara muara sungai.
Daya apung merupakan faktor penting dalam proses penyebaran dan penetasan
telur ikan bandeng. Daya apung ini disebabkan oleh adanya perbedaan berat jenis
telur dan air dan salah satu faktor penting yang mempengaruhinya yaitu salinitas
air. Namun, hal ini tidak menjamin telur ikan bandeng juga memiliki kemampuan
Pembuahan pada ikan bandeng (C. chanos) terjadi diluar tubuh, pada ikan
ini mempunyai alat kelamin yang terpisah. Dimana ikan jantan memiliki sepasang
testis yang membesar pada masa perkawinan melalui vas deferens, sperma
dikeluarkan melalui papilla urogenital. Sedangkan pada ikan betina telur akan
23
dari fase betina ke jantan. Perubahan ini dapat diciriikan pada perubahan
perubahan fase betina ke fase jantan saat panjang ikan telah mencapai 33 cm pada
kelompok umur 5 tahun. Musim puncak pemijahan ikan katamba di Teluk India
yaitu bulan Februari dan bulan November. Hal ini menunjukkan bahwa ikan
memijah dua kali dalam setahun. Perubahan ikan katamba dari fase betina ke fase
jantan dapat dilihat dari ukuran panjang total ikan (Sevtian, 2012).
Ikan bandeng (Chanos chanos) merupakan salah satu jenis ikan pemakan
plankton yang cenderung generalis, makanan utamanya adalah diatom, alga hijau
makanan dari lapisan atas dasar laut, berupa tumbuhan mikroskopis, yang
strukturnya sama dengan klepak di tambak. Klepak terdiri atas ganggang kersik,
Ikan katamba (L. lentjan) biasanya memakan ikan-ikan kecil yang berada
di dasar perairan. Ikan ini mencari makanan dengan cara bersembunyi disela-sela
karang untuk menunggu mangsa. Pada umumnya ikan ini hidup pada kondisi
F. Nilai Ekonomis
Ikan bandeng (C. chanos) merupakan salah satu komoditas yang strategis
untuk memenuhi kebutuhan protein yang relative murah dan digemari oleh
konsumen di Indonesia. Ikan ini juga diekspor dalam bentuk bandeng umpan dan
konsumsi. Bandeng sebagai bahan pangan, merupakan sumber zat gizi yang
penting bagi proses kelangsungan hidup manusia. Zat gizi utama pada ikan antara
ikan katamba (L. lentjan). Tapi untuk mendapatkan ikan ini yang berkualitas harus
kandungan protein yang tinggi ikan ini jadi mudah membusuk. Oleh karena itu,
perlu dilakukan usaha untuk meningkatkan daya simpan dan daya awet produk
Proses pengolahan dan pengawetan ikan merupakan salah satu bagian penting dari
G. Sistem Pernapasan
pada ikan secara umum adalah insang dengan pengecualian pada beberapa jenis
Belum berfungsinya insang pada saat embrio, maka pernapasan dilakukan dengan
menggunakan kantung telur. Ada tiga bagian insang yaitu daun insang (giil
insang (gill arch) suatu saluran yang memungkinkan keluar masuknya darah dan
25
terakhir adalah tapis insang (gill racker) terletak pada bagian yang terdepan
(Abdul, 2014).
26
Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini dapat dilihat pada tabel
berikut.
B. Prosedur Kerja
B. Hasil Pengamatan
Hasil pengamatan sistem pernapasan ikan dapat dilihat pada tabel berikut.
Keterangan:
1. Ikan Ikan Bandeng (C. chanos)
2. Ikan Katamba (L. lentjan)
B. Pembahasan
Secara ilmiah dengan penekanan pada taksonomi dan aspek-aspek lainnya. Dalam
29
iktiologi banyak mempelajari tentang sistem-sistem yang ada dalam tubuh ikan,
Ikan adalah hewan yang hidup diair, bertulang belakang, bergerak dengan
chanos) yaitu ikan ini memiliki jumlah upper limbrakers 56, jumlah lower
limbrakers 73 dan jumlah gill rakers 129. Sedangkan pada ikan katamba
(L.lentjan) memiliki jumlah upper limbrakers 46, jumlah lower limbrakers 27 dan
jumlah gill rakersnya 73. Secara umum alat pernapasan pada ikan adalah insang,
insang. Hal ini sesuai dengan pernyataan dari Rajabnadia (2010) yang menyatakan
bahwa alat pernapasan pada ikan secara umum adalah insang dengan
pengecualian pada beberapa jenis ikan yang mempunyai alat pernapasan paru-
paru selalu menggunakan insang. Bagian-bagian insang pada ikan meliputi, daun
insang (gill filament), tulang lengkung insang (gill arch) dan tapis insang (gill
racker).
30
A. Simpulan
yaitu, ikan Bandeng (C. chanos), bernapas menggunakan insang. Pada insang
terdapat beberapa bagian didalamnya yaitu: upper limb rakers sebanyak 56,
jumlah lower limb rakers sebanyak 73, dan jumlah tapis insang (gill rakers)
sebanyak 129, serta ikan ini tidak memiliki alat pernapasan tambahan.
terdapat beberapa bagian didalamnya yaitu: upper limb rakers sebanyak 46,
jumlah lower limb rakers sebanyak 27, dan jumlah tapis insang (gill rakers),
sebanyak 73, serta ikan ini tidak memiliki alat pernapasan tambahan.
B. Saran
yang diberikan oleh asisten, agar kegiatan praktikum selanjutnya dapat berjalan
PRAKTIKUM III
SISTEM UROGENITALIA
32
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
pada ikan pada satu individu terdapat dua jenis kelamin. Sedangkan dengan cara
seksual yaitu terjadi dengan pada dua individu yang berbeda, dimana satu individu
belakang, menggunakan ingsan sebagai alat untuk bernafas dan sirip untuk
alat pernapasan dan sirip sebagai pergerakan keseimbangan badan Rajab (2012).
sistem pembuangan sisa metabolisme yang disebut sistem eksresi ikan dan untuk
reproduksi.
metabolisme, baik melaui usus, kulit maupun ginjal. Sedangkan sistem genetalia
sebelumnya, dimana ciri-ciri pada spesies sebelumnya akan nampak pada spesies
eksresi dan sistem reproduksi ikan dilakukan praktikum iktiologi tentang sistem
urogenitalia.
33
A. Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Osteichthyes
Order : Gonorynchiformes
Family : Chanidae
Genus : Chanos
Species : Chanos chanos
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Pisces
Order : Percimorphi
Family : Lethrinidae
Genus : Lethrinus
Spesies : Lethrinus lentjan
A. Sistem Urogenetalia
dan sitem genetalia (reproduksi). Sistem urinaria jika merupakan penghubung sisa
hasil metabolisme baik melalui usus, kulit maupun melalui alat ekskresi
khususnya ginjal. Organ yang termasuk dalam sistem urogenitalia adalah ginjal,
wolfian duct, urinaria kadder dan urinaria papila. Sistem urogenitalia meliputi
sistem dalam reproduksi yaitu proses dihasilkannya spesies baru oleh spesies
sebelumnya, yang didahului oleh percampuran dengan perubahan gen dari ciri-ciri
pada spesies sebelumnya itu tampak pada yang baru. Alat reproduksi jantan terdiri
36
dari stis, vas deferens dan genitalia pore. Sedangkan alat reproduksi betina terdiri
metabolismenya melaui ginjal, selain itu ikan juga menggunakan kulit dan insang.
Selain sebagai alat ekskresi, ginjal juga berfungsi dalam proses osmoregulasi.
Proses ini dilakukan ikan sebagai upaya untuk mengatasi perbedaan tekanan
Ikan melakukan reproduksi secara eksternal. Dalam hal ini, ikan jantan
dan betina akan saling mendekat satu sama lain kemudian si betina akan
lalu sperma dan telur ini bercampur di dalam air. cara reproduksi ini dikenal
sebagai oviparus, yaitu telur dibuahi dan berkembang di luar tubuh ikan.
tinggi dimana kebanyakan jenis ikan yang merupakan penghasil telur beribu-ribu
bahkan berjuta-juta tiap tahun. Apabila alam tidak mengaturnya maka dunia akan
B. Morfologi
bentuk badan agak tinggi dan pipih. Lengkung kepala bagian atas sampai setelah
mata hampir lurus, dari mata sampai awal dasar sirip punggungnya agak cembung
dan sirip ekor berlekuk. Kepala dan badan bagian atas hijau kecokelatan, bagian
bawah lebih terang. Badan dengan sirip yang mempunyai bercak putih, kuning
atau merah mudah. Sirip punggung berwarna putih dengan burik garis jingga
37
kemerahan. Sirip anal berwarna putih dengan ujung-ujung sirip berwarna putih
atau jingga. Bagian belakang operkulum dan dekat dengan sirip dada terdapat
garis merah. Mulut yang tipis memanjang dengan bibir tebal (Sevtian, 2012)
Sirip punggung yang keras sebanyak 10 dan 9 sirip yang lemah, sirip
dubur yang keras sebanyak 3 dan 8 sirip yang lemah, sirip dada yang keras
sebanyak 1 dan 12 sirip yang lemah, sirip perut yang keras sebanyak 1 dan 5 sirip
yang lemah, dengan jumlah sisik pada guratan sisik antara 47-48 buah (Sevtian,
2012).
seluruh permukaan tubuhnya tertutup oleh sisik yang bertipe lingkaran yang
berwarna keperakan, pada bagian tengah tubuh terdapat garis memanjang dari
bagian penutup insang hingga ke ekor. Sirip dada dan sirip perut dilengkapi
dengan sisik tambahan yang besar, sirip anus menghadap kebelakang. Selaput
bening menutupi mata, mulutnya kecil dan tidak bergigi, terletak pada bagian
depan kepala dan simetris. Ikan bandeng memiliki dua jenis kelamin yaitu jantan
dan betina, bandeng jantan dapat diiketahui dari lubang ansunya yang hanya dua
buah dan ukuran badan agak kecil sedangkan bandeng betina memiliki lubang
anus tiga buah dan ukuran badan lebih besar dari ikan bandeng jantan (Nadia,
2009).
seluruh Indonesia, meluas dari wilayah utara sampai ke Teluk Benggala, Teluk
Siam, sepanjang pantai, Laut Cina Selatan, ke selatan sampai ke perairan tropis
38
Amerika. Salah satu daerah sebaran populasi ikan lencam di Indonesia adalah
mangrove, di perairan pantai yang dangkal dengan dasar berpasir hingga perairan
mangrove dan gosong pasir, saat dewasa umumnya soliter dan mencari perairan
Ikan katamba adalah karnivor bottom feeders. Secara umum, ikan lencam
aslinya ikan bandeng mempunyai kebiasaan mengambil makanan dari lapisan atas
dasar laut, berupa tumbuhan mikroskopis seperti: plankton, udang renik, jasad
ukuran fry menjadi omnivore. Pada ukuran juvenil termasuk ke dalam golongan
herbivore, dimana pada fase ini juga ikan bandeng sudah bisa makan pakan buatan
berupa pellet. Setelah dewasa, ikan bandeng kembali berubah menjadi omnivora
lagi karena mengkonsumsi, algae, zooplankton, bentos lunak, dan pakan buatan
perairan dan ikan sangat peka terhadap perubahan suhu walaupun hanya sebesar
0,03 0C sekalipun. Suhu merupakan faktor penting untuk menentukan dan menilai
variasi suhu merupakan faktor penting dalam penentuan migrasi suatu jenis ikan
Pada suatu daerah penangkapan ikan cakalang, suhu permukaan yang disukai oleh
jenis ikan tersebut biasanya berkisar antara 16-26 0C, walaupun untuk Indonesia
menyatakan bahwa ikan mengalami proses diferensiasi gonad dari fase betina ke
jantan. Perubahan ini dapat dicirikan pada perubahan morfologi. Perubahan ikan
katamba dari fase betina ke jantan dapat dilihat dari ukuran panjang total ikan.
betina ke fase jantan saat panjang ikan telah mencapai 33 cm pada kelompok
umur 5 tahun. Musim puncak pemijahan Lethrinus lentjan di Teluk India yaitu
bulan Febuari dan bulan November. Hal ini menunjukkan bahwa ikan memijah
mudah dan dapat diadopsi oleh petani, tahan terhadap perubahan lingkungan yang
cukup ekstrim (salinitas), tanggap terhadap pakan buatan yang telah tersedia
40
secara komersial, dapat dipelihara dengan kepadatan tinggi dan tidak bersifat
kanibalisme. selain itu ikan bandeng juga memiliki rasa yang lezat dan harga yang
Jawa dan Sulawesi Selatan. ikan bandeng juga dapat dijadikan umpan bagi
E. Nilai Ekonomis
unggulan Provinsi Sulawesi Selatan. Hal ini didukung oleh rasa daging yang enak
dan nilai gizi yang tinggi sehingga memiliki tingkat konsumsi yang tinggi. Selain
sebagai ikan konsumsi ikan bandeng juga dipakai sebagai ikan umpan hidup pada
tertentu, yaitu ukuran sekitar 400 g/ekor, sisik bersih dan mengkilat (penampilan
fisik), tidak berbau lumpur (rasa), dan dengan kandungan asam lemak omega-3
fisik, tidak berbau lumpur, dan kandungan asam lemak omega-3 yang tinggi dapat
dipenuhi dari hasil budidaya bandeng secara intensif dalam keramba jaring apung
tepung ikan dengan tepung maggot memberikan pengaruh yang sama terhadap
retensi protein, retensi lemak, retensi energi dan efisiensi pemanfaatan pakan,
sehingga tepung maggot dapat menggantikan peranan tepung ikan hingga 100 %
41
(Gustiana, 2008).
42
Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini dapat dilihat pada
tabel berikut.
2. Bahan
- Ikan Bandeng (C. ind Objek yang diamati
chanos)
ind
- Ikan Katamba (L. Objek yang diamati
lentjan)
- Sunlight Untuk membersihkan
peralatan praktikum
- Alkohol
Untuk mensterilkan peralatan
praktikum
43
B. Prosedur Kerja
A. Hasil Pengamatan
berikut.
Keterangan:
1. Ikan Ikan Bandeng (C. chanos)
2. Ikan Katamba (L. lentjan)
B. Pembahasan
tentang ikan. Secara ilmiah dengan penekanan pada taksonomi dan aspek-aspek
dalam tubuh ikan, salah satunya adalah sistem urogenitalia. Sistem urogenitalia
genitalia (reproduksi). Ikan adalah hewan yang hidup diair, bertulang belakang,
chanos) yaitu, ikan bandeng memiliki sistem genitalia (reproduksi) jantan yaitu
45
urinaria bledder (kantong air seni), dan urinaria papilla. Hal ini sesuai dengan
termasuk dalam urinaria yaitu ginjal, wolfian duck, urinaria bledder, dan urinaria
papilla. Sedangkan alat reproduksi jantan meliputi testes, vas deferens dan genital
lentjan) yaitu, ikan ini memiliki genitalia betina karena ikan ini memiliki ovum
dan tidak memiliki testis. Dimana alat reproduksi betina yaitu ovari dan oviduct.
Dan sistem urinarianya yaitu ginjal, wolfian duct, urinaria bladder (kantong air
seni) dan urinaria papilla. Hal ini sesuai dengan pernyataan dari Rajabnadia
(2010) yang menyatakan bahwa, alat reproduksi jantan yaitu, testes, vas deferens
dan genital pore, dan alat reproduksi betina yaitu, ovari dan oviduct. Sistem
urinaria meliputi pembuangan hasil sisa metabolisme baik melalui alat ekskresi
khususnya ginjal. Organ-organ yang termasuk dalam sistem ini adalah ginjal,
A. Simpulan
yaitu, sistem urinaria pada ikan bandeng (C. chanos) yaitu ginjal dan ureter dan
kantong air seni, dan pada ikan katamba (L. lentjan) juga terdapat ginjal, kantong
air seni. Sedangkan sistem genitalia yang terdapat pada ikan bandeng (C. chanos)
B. Saran
arahan yang diberikan oleh asisten, agar kegiatan praktikum selanjutnya dapat