OLEH :
NAMA : RAMLI
NIM : I1C121009
DOSEN PENGAMPU : WA NURGAYA S.Pi., M. Si.
KENDARI
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena ia senantiasa memberikan
nikmatnya sehingga penyusunan makalah yang berjudul “Sistem Rangka Pada Ikan” dapat
terselesaikan dengan baik. Walaupun mungkin dalam penulisan masih ada kesalahan dan
kekeliruan namun penulis yakin bahwa manusia itu tidak ada yang sempurna, mudah-mudahan
melalui kelemahan itulah yang akan membawa kesadaran kita akan kebesaran tuhan Yang
Maha Esa. Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada Dosen pengampuu
mata kuliah iktiologi ibu Wa Nurgayah S.Pi. M.Si. yang telah memberikan dan memaparkan
materi pada makalah ini, sehingga penulis dapat menyusun makalah ini.
Penyelesaian makalah ini hanya dapat terlaksana karena bantuan pikiran, tenaga dan moril dari
berbagai pihak. Oleh karena itu kami menyampaikan terima kasih. Akhir kata, penulis
menyadari bahwa karya makalah ini masih jauh dari kata kesempurnaan. Sehingga segala kritik
dan saran yang bersifat membangun diharapkan penyempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1. Kesimpulan
3.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Iktiologi (bahasa Inggris: Ichthyology, bahasa Yunani Ichthyon : “ikan” dan logos
“lambang, pengetahuan”). Iktiologi adalah cabang ilmu zoology yang mempelajari
kehidupan ikan.Iktiologi dipelajari di bidang biologi untuk aspek pengetahuannya dan
perikanan untuk aspek terapannya, khususnya di bidang budidaya dan patologinya
(Jhon,2017).
Ikan merupakan hewan vertebrata aquatik berdarah dingin dan bernafas dengan insang.
Ikan didefinisikan sebagai hewan bertulang belakang (vertebrata) yang hidup di air dan
secara sistematik ditempatkan pada Filum Chordata dengan karakteristik memiliki insang
yang berfungsi untuk mengambil oksigen terlarut dari air dan sirip digunakan untuk
berenang. Ikan hampir dapat ditemukan hampir di semua tipe perairan di dunia dengan
bentuk dan karakter yang berbeda-beda ( Yusnaini, 2017).
Secara tidak langsung rangka menentukan bentuk tubuh ikan yang beraneka
ragam.Rangka yang menjadi penegak tubuh ikan terdiri dari tulang rawan dan tulang
sejati.Tulang rawan pada banyak vertebrata, kecuali cyclostomata dan elasmobranchii
merupakan jaringan embrional.
Secara umum bentuk tubuh berkaitan dengan gerakan ikan maupun dengan tempat ikan
itu hidup sebagai upaya penyesuaian diri dengan lingkungan, terutama lingkungan fisik
perairan.suatu jenis ikan dapat hidup di mana atau bagaimana cara geraknya dengan melihat
bentuk tubuhnya.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
Rangka terdiri dari tulang-tulang (bones) dan rawan-rawan (carilages) yang menempel
pada Tendon (jaringan penghubung seperti serat serat putih yang menghubungkan urat daging
yang berisi struktur yang dapat digerakan misalnya tulang) dan Ligamen (jaringan berserat dan
kuat yang menghubungkan dua atau lebih tulang/ rawan yang dapat digerakan).
Pada rangka ikan menjadi dua bagaian yaitu :
Rangka kepala (cranium) melingdungi otak dan sebagian besar organ organ syaraf.
Rangka kepala memiliki 2 komponen neurocranium dan branchiocranium. Neuroccranium
tersusun atas chondrocranium yang berasal dari rawan pembungkus otak yang mengalami
penulangan saat pekembangan dan dermatocranium yang terdiri dari tulang tulang dermal.
Branchiocranium atau visceral cranium terdiri dari serangkaian lengkung- lengkung
endoskeletal yang terbentuk sebagai penyokong ingsang, yakni pada bagian pharynx yang
berasosiasi dengan neurocranium.
pesies primitif seperti ikan sturgeon dan paddlefish dan juga bowfin serta salmonid
rawan neurocraniumnya masih tersisa dengan sedikit penulangan. Pada mayoritas ikan, tulang
rawan tersebut digantikan oleh tulang benar (dinamakan tulang rawan perichondral dan
endochondral). Tulang yang sejak awal merupakan tulang benar dinamakan membran atau
tulang dermal.
Terdiri atas struktur tulang yang menyokong insang dan mengelilingi tekak. Struktur ini
terdiri dari tujuh tulang lengkung insang. Dua lengkung insang yang pertama menjadi bagian
dari tulang-tulang tengkorak. Sedangkan lima lainnya ber-fungsi sebagai penyokong insang.
Pada ikan hiu lengkung insang terdiri dari beberapa potong rawan yang digabungkan menjadi
jeruji basal. Potongan dorsal (Pharyngobranchial) diikuti oleh epibranchial, ceratobranchial dan
hypobranchial dengan basibranchial yang memanjang sepanjang ventral.
c. Rangka apendikular
a. Protoserkal (difiserkal)
Ruas-ruas vertebra menyokong sirip ekor tanpa mengalami perubahan bentuk, Sirip
ekor simetris antara bagian atas dan bawah, Tipe ekor seperti ini dimiliki oleh ikan-ikan
cephalaspidomorphi, dan banyak larva ikan.
b. Heteroserkal
Bentuk ekor tidak simetris. Bagian atas ujung ekor melengkung ke atas dan disokong
oleh ruas-ruas tulang punggung. Bagian bawah ujung ekor lebih pendek daripada bagian atas
hanya disokong oleh beberapa jari-jari sirip ekor. Protoserkal dan heteroserkal merupakan
bentuk peralihan pada tahap perkembangan embrionik dari banyak ikan yang mempunyai tipe
homoserkal.
c. Homoserkal
Bentuk ekor simetris. Bagian atas sama dengan bagian bawah dan disokong oleh jari-jari
sirip ekor. Dua ruas terakhir tulang pinggung mengalami perubahan bentuk dan terdapat
beberapa potong tulang tambahan.
Bentuk sirip ekor :
a. bundar, b. berpinggiran tegak, c. berlekuk tunggal, d. berlekuk ganda, e. garpu, f. bulan
sabit, g. baji
D. Hubungan Struktur dengan Tingkah Laku Ikan
Morfologi ikan sangat berhubungan dengan habitat ikan di perairan dan pengenalan
struktur ikan tidak terlepas dari morfologi ikan yaitu bentuk luar ikan yang merupakan ciri-ciri
yang mudah dilihat, diingat dalam mempelajari dan mengidentifikasi ikan. Bentuk luar ikan
seringkali mengalami perubahan dari sejak larva sampai dewasa misalnya dari bentuk bilateral
simetris pada saat masih larva berubah menjadi asimetris pada saat dewasa. Bentuk tubuh ikan
merupakan suatu adaptasi terhadap ling-kungan hidupnya atau merupakan pola tingkah laku
yang khusus.
Moyle & Cech (1988) mengkatergorikan ikan ke dalam 5 kelompok yaitu:
1. Rover predator (predator aktif). Misalnya family Lutjanidae, Scombridae
2. Lie-in-wait predator (predator tak aktif). Misalnya family Esocidae, Belonidae,
Centropomidae.
3. Surface-oriented fish (ikan pelagik). Misalnya, family Carangidae
4. Bottom fish (ikan demersal). Misalnya, family Psettodidae, Bothidae, Pleuronectidae,
Soleidae.
5. Ikan bertubuh bulat besar, sepeti belut. Misalnya, Muraenidae, Congridae, Opichthydae.
BAB II
PENUTUP
1. Kesimpulan
Sistem rangka adalah bagian penyusun tubuh ikan yang terdiri dari tulang sejati dan tulang
rawan yang menempel pada tendon dan ligamen. Tulang-tulang rawan tersusun dari sel-sel
rawan (chondrocytes) dan matrik rawan dan dilapisi oleh membran yang dinamakan
perichondrium.
Fungsi Rangka Ikan ialah Menegakkan tubuh, Menunjang atau menyokong organ-organ
tubuh, Melindungi organ-organ tubuh, berfungsi pula dalam pembentukan butir darah merah.
Berdasarkan letak dan fungsinya rangka ikan dapat dibedakan menjadi Rangka axial, yang
mencakup tulang tengkorak, tulang punggung dan tulang rusuk, rangka visceral meliputi semua
bagian tulang lengkung insang dan derivatnya, rangka appendicular meliputi sirip dengan
pelekat – pelekatnya. Berdasarkan letaknya terhadap tubuh, rangka ikan dibedakan menjadi,
Eksoskeleton (rangka luar), contoh sisik (squama), Endoskeleton (rangka dalam), contohnya
ialah columna vertebralis,
Tingkah laku ikan аdаlаh adaptasi tubuh ikan terhadap pengaruh lingkungan internal dan
eksternal. Pengaruh lingkungan eksternal antara lain kandungan oksigen dalam air, kondisi
cahaya, salinitas, dan masih banyak lagi, sedangkan yang termasuk faktor internal аdаlаh
kematangan gonad, pertumbuhan, dan lainnya.
2. Saran
Saran yang dapat saya berikan pada makalah ini ialah, perlu adanya penambahan materi
pada mata kuliah iktiologi yang dimana terdapat pada materi “Hubungan Struktur Rangka
dengan Tingkah Laku Ikan” karena pemahaman penulis soal materi ini masih kurang.
DAFTAR PUSTAKA