Anda di halaman 1dari 16

Laporan Praktikum Rekayasa Akuakultur

BUDIDAYA KEPITING SOKA (Scyla serrata)

DISUSUN OLEH :

NAMA : Ajral Muhsinin


NIM : 1911102010037
Mk : Rekayasa Akuakultur
KELAS : 01

UNIVERSITAS SYIAH KUALA


FAKULTAS KELAUTAN DAN PERIKANAN
PRODI BUDIDAYA PERAIRAN
MARET 2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT, yang yelah
memberikan rahmat dan karunia-Nya. Sehingga laporan ini yang berjudul
“BUDIDAYA KEPITING SOKA (Scyla serrata)” ini dapat terselesaikan dengan
baik, meski jauh dari kata sempurna. Shalawat beserta salam semoga terlimpah
curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita
nanti-nantikan syafaatnya di akhirat nanti.
Penulis juga ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada pihak yang terlibat, baik langsung maupun tidak langsung dalam rangka
penyelesaian laporan ini. Sebagai seorang manusia yang selalu diliputi
kekurangan, penulis menyadari bahwa laporan ini terdapat banyak kekurangan
yang harus diperbaiki. Oleh karenanya, kami dengan senang hati menerima
masukan dari setiap pihak agar laporan ini semakin baik kedepannya.
Demikianlah laporan ini yang penulis buat dengan sepenuh hati, tidak lupa
kritik dan saran kami harapkan agar laporan ini dapat menjadi lebih baik lagi,
semoga laporan ini bisa bermanfaat bagi semua. Terima kasih.

Banda Aceh, 31 Maret 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR ......................................................................................................... i
DAFTAR ISI....................................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL.............................................................................................................. iii
DAFTAR GAMBAR ..........................................................................................................iv
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .......................................................................................................... 1
1.2 Tujuan Praktikum...................................................................................................... 2
1.3 Manfaat Praktikum.................................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................ 3
BAB III METODE KERJA ................................................................................................ 5
3.1 Waktu dan Tempat........................................................................................................ 5
3.2 Alat dan Bahan.......................................................................................................... 5
3.3 Cara kerja.................................................................................................................. 5
BAB IV PEMBAHASAN.................................................................................................. 6
4.1 Hasil Pengamatan...................................................................................................... 6
4.2 Pembahasan............................................................................................................... 6
BAB V PENUTUP ............................................................................................................. 8
5.1 Kesimpulan ............................................................................................................... 8
5.2 Saran ......................................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 9
LAMPIRAN...................................................................................................................... 10

ii
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 3.2.1 Alat dan Bahan..................................................................................... 5

iii
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Lampiran.............................................................................................................. 10

iv
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
Gambar 1............................................................................................................... 10
Gambar 2............................................................................................................... 10
Gambar 3............................................................................................................... 10

v
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan kehidupan manusia terus berkembang seiring dengan
berjalannya waktu. Bukan hanya dari segi teknologi, tetapi juga kebutuhan
manusia yang mengalami perkembangan. Zaman sekarang manusia lebih suka
mengkonsumsi segala sesuatu yang bersifat praktis dan instan dalam memenuhi
segala kebutuhan demi mendapatkan suatu kepuasan, terutama dalam hal
masyarakat lebih sering mengkonsumsinya. Kepiting di dunia ini terdiri dari
berbagai jenis yang memiliki manfaat dan kerugian sendiri-sendiri. Hal ini
dikarenakan tidak semua jenis kepiting yang pemenuhan kebutuhan primer atau
makanan.
Saat ini, kepiting sudah tidak asing lagi, hampir semua manusia. Akan
tetapi ada beberapa kepiting yang bisa dikonsumsi oleh manusia. ada di dunia itu
bisa dikonsumsi oleh manusia. Ada beberapa jenis kepiting yang bersifat racun
bagi Pembudidayaan kepiting sebenarnya tidak begitu sulit. Hal ini dikarenakan
sekarang ini banyak petunjuk-petunjuk tentang budidaya kepiting seperti buku,
majalah, dalam situs-situs internet dan lain sebagainya. Buku-buku petunjuk itu
dengan jelas menjelaskan tentang bagaimana budidaya kepiting yang benar, akan
tetapi kunci dari semuanya adalah keuletan dan ketekunan dari orang yang
membudidayakan kepiting itu sendiri.
Banyak jenis kepiting yang dibudidayakan oleh manusia, salah satunya
kepiting soca. Kepiting soca adalah kepiting bakau fase ganti kulit atau kepiting
lembut. Kepiting dalam fase ini mempunyai keunggulan yaitu mempunyai
cangkang yang lunak (soft carapace) sehingga dapat dikonsumsi secara utuh.
Banyaknya minat masyarakat untuk memakan kepiting yang bersifat praktis,
tetapi kebanyakan dari mereka tidak tahu pembuatan cara (proses)
pembudidayaannya.

1
1.2 Tujuan Praktikum
Tujuan praktikum ini mempelajari desain, yaitu antara lain dapat menjelaskan
prinsip- prinsip dasar desain budidaya kepiting soka dengan model keranjang
yang dibuat seperti jalan setapak dan faktor lingkungan yang mempengaruhinya
pada suatu area dengan kondisi tertentu. Kontruksi budidaya kepiting soka model
keranjang ini terdiri dari keranjang kotak-kotak dengan ukuran ideal 15 x 15 x 20
cm, pengikat, tambang dll. Selain itu ada rumah jaga, gudang, perahu, papan
untuk jalan dan lainnya.

1.3 Manfaat Praktikum


Adapun manfaat dari praktikum ini adalah :
1. Mahasiswa dapat menjelaskan prinsip-prinsip dasar desain budidaya kepiting
soka.
2. Mahasiswa mengetahui dan memahami budidaya kepiting soka.
3. Mahasiswa mengetahui dan memahami keuntungan dari budidaya kepiting
soka.

2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Kepiting bakau (scylla sp) adalah salah satu komoditas perikanan pada
habitat perairan pantai, khususnya di daerah hutan mangrove. Dengan adanya
kawasan hutan mangrove di seluruh wilayah pantai Nusantara menjadikan negara
Indonesia sebagai pengekspor kepiting bakau yang cukup besar dibandingkan
negara pengekspor lainnya. Kepiting bakau memiliki potensi nilai ekonomis di
wilayah Indo-Pasifik, karena memiliki rasa daging yang enak dan kandungan gizi
yang tinggi (Susanto, 2008).
Kepiting merupakan salah satu komoditas perikanan bernilai ekonomis
tinggi. Tren permintaan ekspor kepiting yang cenderung meningkat tidak
diimbangi dengan kemampuan budidaya kepiting sehingga menyebabkan
produksi kepiting belum dapat memenuhi permintaan pasar (Siahainenia, 2008).
Kepiting bakau cangkang lunak adalah kepiting bakau fase ganti kulit
(moulting) atau biasa disebut dengan kepiting soka. Kepiting dalam fase ini
mempunyai keunggulan yaitu mempunyai cangkang yang lunak (soft shell mud
crab) sehingga dapat dikonsumsi secara utuh (Nurdin dan Armando 2010).
Sumber daya hutan mangrove menyimpan potensi ekonomi yang sangat
besar. Kegiatan ekonomi di hutan mangrove berupa penangkapan kerang, ikan,
udang dan kepiting. Penangkapan udang dan kepiting banyak dilakukan
masyarakat sebagai pekerjaan sampingan oleh anak-anak nelayan maupun para
nelayan. Khusus penangkapan kepiting, kegiatan diawali dengan pemasangan
perangkap, penangkapan/pemanenan dan akhirnya penjualan hasil tangkapan.
Keseluruhan aktifitas penangkapan kepiting memerlukan waktu 1-3 hari (Kanna,
2002).
Salah satu sumberdaya perikanan yang cukup potensial untuk
dikembangkan di kawasan hutan bakau dan memiliki nilai ekonomis tinggi serta
merupakan komoditas ekspor adalah kepiting bakau (Scylla spp.). Peluang pasar
kepiting bakau terbuka luas dan prospektif, baik domestik maupun pasar
mancanegara dengan permintaan lebih dari 450 ton setiap bulan (Putri, et al.,
2014).

3
Bibit kepiting yang digunakan semuanya berjenis kelamin jantan.
Pengunaan kepiting berjenis kelamin jantan bertujuan agar tidak digunakan
kepiting betina sebagai bibit karena dikhawatirkan kepiting betina yang memiliki
ukuran sekitar 150 gram telah berkembang telurnya dan kepiting betina yang
sedang bertelur tidak akan moulting. (Iromo, 2012).

4
BAB III
METODE KERJA

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum ini dilaksanakan pada hari sabtu, tanggal 20 Maret 2021 pukul
16.00-18.00 WIB, di Gampong Lamjabat, Kecamatan Meuraxa, Kota Banda
Aceh.

3.2 Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang digunakan pada prktikum ini adalah :
Tabel 3.2.1 Alat dan Bahan
No Nama Alat dan Bahan Jumlah
1 Buku Tulis 1 unit
2 Pulpen 1 unit
3 Kamera Handphone 1 unit

3.3 Cara kerja


1. Diamati wadah budidaya dan alat penunjang budidaya
2. Dilakukan wawancara dengan pengelola budidaya
3. Diambil gambar wadah dan budidaya dan alat penunjang budidaya

5
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan


Hasil pengamatan pada praktikum ini adalah terlampir pada lampiran

4.2 Pembahasan
Kepiting Soka atau yang dikenal juga sebagai kepiting bakau, merupakan
kepiting yang dipanen saat cangkangnya masih lunak. Budidaya kepiting soka
terbilang tidak mudah. Bahkan membutuhkan lahan budidaya yang luas dan biaya
yang tidak sedikit. Namun, apabila berhasil dilakukan hingga panen, hasilnya
cukup menjanjikan. Mengingat harga kepiting soka di pasaran masih cukup tinggi,
dengan jumlah peminat yang sama tingginya. Kepiting soka adalah jenis kepiting
bakau yang biasa dikonsumsi oleh masyarakat. Bahasa ilmiah menyebutkan
'Scylla Serrata' atau 'Scylla Paramosain'. Kepiting soka dipanen pada saat kepiting
baru saja ganti kulit atau moulting sehingga kondisi cangkang dan kulit kepiting
masih sangat lembut atau masih lunak maka bahasa inggris menyebutnya 'Soft
Shel Crab'.
Lokasi yang cocok untuk melakukan budidaya adalah di tambak yang
dekat dengan perairan mangrove sehingga pertumbuhannya optimal dan tingkat
keberhasilannya tinggi. Setelah memilih lokasi budidayanya, yang perlu dilakukan
selanjutnya adalah memastikan pasokan airnya intensif atau lancar. Airnya adalah
air bersih yang sama sekali tidak tercemar oleh polusi, pastikan sirkulasinya tidak
terhambat supaya kepiting tidak mati. Bibit kepiting soka dapat diperoleh dengan
mengambil langsung di habitat aslinya, atau membeli dari panti pembenihan
kepiting soka. Jika dilihat dari segi kepraktisan, maka akan lebih praktis kalau
beli. Akan tetapi harga bibit kepiting soka terhitung mahal daripada bibit kepiting
biasa. Sehingga cara yang paling murah adalah dengan mengambil dari habitat
aslinya.
Kepiting soka dapat ditemukan di perairan mangrove. Cara menangkap
kepiting soka adalah dengan dipancing atau dengan memasang perangkap. Setelah
bibit kepiting soka sudah didapatkan, bagian capit kepiting soka perlu diikat lalu
dimasukkan ke dalam keranjang bambu. Mengangkut bibit kepiting soka

6
sebaiknya dilakukan saat pagi, sore atau malam hari. Hindari mengangkut bibit di
siang hari saat sinar matahari sedang terik-teriknya, terutama hindari juga suhu
panas karena bibit bisa mengalami dehidrasi dan mati.
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan pada praktikum kini
yang dilakukan di Gampong Lamjabat, Keacamatan Meuraxa, Kota Banda Aceh,
bahwasanya bibit kepiting bakau yang digunakan untuk budidaya didapat dari
daerah Panton, harganya Rp38.000/kg. Bibit ini dimasukkan kedalam kota
budidaya, 1 kotak berisi 1 kepiting, kotak budidaya ini berasal dari Semarang
dengan harga Rp13.500/kotak. Didalam 1 rakit bisa menampung 1000 kotak
budidaya, panjang rakitnya 25 m, dengan harga pembuatan 1 rakit Rp30.000.000-
Rp35.000.000. Pakan yang diberikan adalah tulang lebim ikan kecil, kepala ayam
dan tualng ayam, pakan diberikan 4 hari sekali. Kepiting soka dapat dipanen
setelah 15-16 hari, dengan ukuran kecil berisi 13-14 kepiting/ekor dan ukuran
yang besar berisi 10-11 kepiting/kg. Sekali panen bisa mencapai 200 kg dan
biasanya dijual ke medan dengan harga Rp120.000, sedangkan di Banda Aceh
dijual dengan harga Rp100.000.

7
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Dari hasil praktikum yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan
antara lain sebagai berikut :
1. Kepiting Soka atau yang dikenal juga sebagai kepiting bakau, merupakan
kepiting yang dipanen saat cangkangnya masih lunak.
2. Lokasi yang cocok untuk melakukan budidaya adalah di tambak yang dekat
dengan perairan mangrove sehingga pertumbuhannya optimal dan tingkat
keberhasilannya tinggi.
3. Bibit kepiting soka dapat diperoleh dengan mengambil langsung di habitat
aslinya, atau membeli dari panti pembenihan kepiting soka. Jika dilihat dari
segi kepraktisan, maka akan lebih praktis kalau beli.
4. Kepiting soka dapat dipanen setelah 15-16 hari.
5. Kepiting soka diberi pakan 4 hari sekali dengan tulang lebim, ikan kecil, kepala
ayam dan tulang ayam.

5.2 Saran
Saran kami dari semua praktikan, semoga kedepannya lebih baik lagi baik
dalam hal tempat praktikum yang dikunjungi maupun waktu dilaksanakannya
praktikum.

8
DAFTAR PUSTAKA

Iromo H, N. Fariza dan M. Amien.H. 2012. Konservasi Induk Betina Kepiting


Bakau Matang Gonad DiPulau Tarakan Kalimantan Timur. Prosiding
Seminar Nasional Ke-II. Hasil-Hasil Penelitian Perikanan Dan Kelautan
Semarang.
Kanna, I. 2002, Budidaya Kepiting Bakau Pembenihan dan Pembesaran.
Kanisius. Yogyakarta.
Nurdin M, Armando R. 2010. Cara Cepat Panen Kepiting Cangkang lunak dan
Kepiting Telur. Penebar Swadaya. Jakarta.
Putri, R.A., I. Samidjan dan D. Rachmawati. 2014. Performa pertumbuhan dan
kelulusan hidup kepiting bakau (Scylla paramamosain) melalui
pemberian pakan buatan dengan persentase jumlah yang berbeda.
Journal of Aquaculture Management and Technology. 3 (4): 84 – 89.
Siahainenia, S. 2008. Aspek Bioekologi Kepiting Bakau (Scylla spp.) di Ekosistem
Mangrove. Kabupaten Subang, Jawa Barat [Disertasi]. Sekolah
Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor.
Susanto. G. Nugroho, 2008, Peneluran Kepiting Bakau (Scylla sp.) dalam
Kurungan Bambu Di Tambak berdasarkan Pengamatan Tingkat
Kematangan Gonad. Universitas Lampung. Lampung.

9
LAMPIRAN

Gambar 1. Kotak Budidaya Gambar 2. Kepiting Soka Siap Panen

Gambar 3. Bibit kepiting Soka

10

Anda mungkin juga menyukai