Anda di halaman 1dari 13

Laporan Pratikum Bioteknologi Akuakultur

KRIOPERSERVASI

Disusun oleh :

NAMA : AINUL ZULMA FIRDA

NIM : 1911102010056

KELOMPOK : 01(SATU)

ASISTEN : GENBIO LEB

PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN


FAKULTAS KELAUTAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
BANDA ACEH
2021
DAFTAR ISI

Halaman
DAFTAR ISI ................................................................................................................. i

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1

1.1Latar Belakang Pratikum ..................................................................................... 1

1.2 Tujuan Pratikum ................................................................................................. 1

1.3 Manfaat Pratikum ............................................................................................... 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................................. 2

BAB III METODE PRATIKUM ................................................................................. 4

3.1 Waktu Patikum ................................................................................................... 4

3.2 Alat Dan Bahan .................................................................................................. 4

3.3 Cara Kerja........................................................................................................... 4

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................................... 6

4.1 Hasil pengamatan ............................................................................................... 6

4.2 Pembahasan ........................................................................................................ 6

BAB V KESIMPULAN ............................................................................................... 8

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 9

LAMPIRAN ............................................................................................................... 10

i
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Pratikum
Produksi benih ikan pada umumnya masih tergantung pada stok di alam. Adanya
ketergantungan ini sangat rawan bagi kebutuhan budidaya secara kontinyu, sehingga
perlu adanya alternatif lain dengan membuat pembenihan secara buatan.
Perkembangan budidaya ikan sangat dipengaruhi oleh teknologi pembenihan,
terutama dalam pengadaan benih ikan. Sering kali timbul masalah dalam pengadaan
benih yang dikarenakan masa pematangan gamet induk ikan jantan dan betina tidak
terjadi secara barsamaan, salah satu cara untuk memberikan alternatif pemecahan
dalam masalah tersebut melalui penerapan bioteknologi reproduksi yaitu pengawetan
sperma .Pengawetan sperma bertujuan dalam mengoptimalkan induk jantan yang
unggul dalam membuahi sel telur betina yang sejenis sehingga pengawetan sperma
mempunyai peran yang sangat besar dalam penyediaan benih ikan unggul.

Teknik kriopreservasi merupakan suatu teknik penyimpanan sel hewan,


tumbuhan ataupun materi genetika lain (termasuk semen) dalam keadaan beku
melalui reduksi aktivitas metabolisme tanpa mempengaruhi organel-organel di dalam
sel sehingga fungsi fisiologis, biologis, dan morfologis tetap ada. Teknik
kriopreservasi merupakan teknik penyimpanan yang dilakukan pada suhu yang
sangat rendah (-196 ) dalam nitrogen cair.

1.2 Tujuan Pratikum


Adapun tujuan dari pratikum ini adalah menjelaskan bagaimana proses
krioperservasi,kemudian memahami materi krioperservasi, dan untuk melihat hasil
yang terjadi pada proses krioperservasi.

1.3 Manfaat Pratikum


Adapun manfaat dari pratikum ini adalah

1. Dapat mengetahui dan mengerti materi krioperservasi


2. Dapat memahami bagaimana proses pembuatan krioperservsi
3. Dapat mengetahui terkait materi krioperservasi
4. Mampu dalam menganalisa sebuah video dan melihat hasil akhir dari sebuah
proses krioperservasi.
5. Dapat memperoleh ilmu .

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Beberapa keuntungan penyimpanan sperma antara lain memungkinkan untuk


sinkronisasi ketersediaan gamet jantan dan betina, memanfaatkan semua sperma
yang tersedia terutama pada spesies dengan produksi sperma yang rendah,
memudahkan transport gamet, memudahkan upaya ferlisasi silang untuk spesies
yang tidak memiliki waktu pemijahan bersamaan, untuk konservasi keanekaragaman
hayati, seperti meminimalkan perkawinan sedarah dan mengurangi seleksi
domestikasi (Cabrita et al, 2010; Sunarma et al, 2010; Asturiano et al, 2017;
Martínez-Páramo et al., 2017; Di Iorio et al.,2019)

Kriopreservasi adalah teknik penyimpanan jangka panjang untuk bahan


biologis tanpa kerusakan pada suhu rendah seperti; sel sperma, ovum, dan jaringan.
Penyimpanan sperma bertujuan untuk menyediakan sumber materi genetik yang
terjamin untuk tujuan ilmiah (Judycka et al., 2019)

Muchlisin et al. (2015) mengatakan bahwa krioprotektan alami dianggap


lebih ramah lingkungan, sederhana dalam penyiapannya, ekonomis, dan cenderung
tidak beracun. Toksisitas krioprotektan adalah salah satu faktor penentu keberhasilan
kriopreservasi sperma ikan,. Salah satu contoh krioprotektan adalah Extender yang
berfungsi untuk menghambat aktivasi spermatozoa agar sperma tetap immotile (tidak
bergerak) sehingga menghemat energi dengan demikian kehidupannya dapat
dipertahankan selama proses penyimpanan (Barozha, 2015).

Keberhasilan kriopreservasi sperma sangat tergantung pada metode atau


protokol kriopreservasi yang diterapkan, meliputi kesesuaikan larutan pengencer
(extender), bahan pelindung (cryoprotectant atau cryoprotective agents), proses
pembekuan (freezing) dan pencairan kembali (thawing). Oleh karena itu kajian
pengembangan protokol kriopreservasi sperma perlu untuk dilakukan, hal ini
disebabkan setiap spesies memiliki respon atau kebutuhan yang berbeda terhadap
protokol tertentu (Murgas et al., 2014).

Penambahan krioprotektan bertujuan untuk memelihara keutuhan membran dan


meningkatkan potensial osmotik media sehingga cairan di dalam sel mengalir keluar
2
dan terjadi dehidrasi. Kemampuan proteksi krioprotektan terhadap membran sel
merupakan indikasi dari interaksi yang berjalan baik antara krioprotektan dan
membran sel. Interaksi ini dapat mengurangi kerusakan membran sel pada saat
terjadi perubahan keadaan dari relatif cair ke struktur relatif padat dan juga pada saat
kembali ke struktur yang relatif cair selama proses pencairan (Kostaman dan Setioko,
2011).

3
BAB III
METODE PRATIKUM
3.1 Waktu Patikum
Pratikum mengenai “Krioperservasi” dilaksanakan di zoom meeting clouds
pada hari selasa tanggal 23 november 2021, pukul 12.30-14.00 wib.

3.2 Alat Dan Bahan


Adapun alat pratikum yang digunakan adalah

- Krayotup
- Nitrogen cair
- Gelas beker
- Tabung reaksi
- Mikropipet
- DMSO
- Gliserol
- Ikan Barbonymus gonionotus
- Larutan Ringer
- Kuning telur

3.3 Cara Kerja


Adapun cara kerja dalam pratikum adalah

a. Penyediaan induk ikan


- diaklimasi induk ikan terlebih dahulu selama 2 minggu dan
- diberi pakan 2 kali sehari.
b. Pembuatan extender dan krioprotektan
- Digunakan extender dan krioprotektan dari larutan ringer.
- Didalam krioprotektan intraseluler berupa DMSO dan Gloserol.
- Didalam krioprotektan ekstraseluler berupa kuning telur.
- Diekstrak kuning telur kemudian diambil bagian kuningnya saja.
c. Pengkoleksian sperma ikan
- Dikoleksi sperma induk ikan yang telah matang gonad.
- Sperma yang telah terkumpul ditempatkan didalam tabung reaksi.
d. Pencampuran bahan pengencer dan sperma

4
- Dicampurkan extender larutan ringer,krioprotektan intraseluler dan
ekstraseluler, dan sperma ikan didalam wadah.konsentrasinya mengikuti
protol yang di tetapkan.
- Kemudian didiksrtibusikan kedalam krayotup 2 ml
e. Ekuilibrsi
- Tahap awal dibekukan sperma yang ditempatkan dalam es box dengan
suhu 4ºC.
f. Freezing dan Storing
- Kemudian dibekukan dan disimpan sampel sperma didalam nitrogen cair
dengan suhu 196ºc
g. Thawing
- Dikelurkan sampel perma yang telah dibekukan dari tabung nitrogen cair.
- Ditempatkan sampel sperma didalam water bas/air dengan suhu 31-35ºc
h. Pengamatan motilitas pasca thawing
- Motilitas dilihat pergerakan spermatozoa pasca thawing.
- Viabilitas dibuat terlebih dahulu preparat apus dengan digunakan
pewarnaan iosin.

5
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil pengamatan


Adapun hasil pengamatan parikum ini adalah

Tabel 4.1.1 Hasil

No Preparat Keterangan
1.
Dapat dilihat pergerakan spermatozoa
pasca thawing

2.
Dapat diperhatikan sperma yang hidup
berwana trasparan sedangkan sperma
yang sudah mati berwarna merah muda.

4.2 Pembahasan
Krioperservasi salah satu teknik mengawetkan sel organel jaringan/matetial
genetik lainnya dengan membekukan sampel pada suhu yang sangat rendah dan
biasanya menggunakan nitrogen cair dengan suhu -196derjat C. Pengamatan
krioperservasi sperma ikan yaitu batbonumus gonionotus dengan mempersiapkan
alat dan bahan terlebih dahulu berupa krayotup yang berfungsi sebagai wadah tempat
peletakan dari krioprotektan , kemudian ada nitrogen cair yang berfungsi tempat
pembekuan , ada gelas beker , tabung reaksi, mikropipet dan kedua larutan
krioprotektan berupa DMSO, Gliserol, dan kuning telur.

Adapun tahapan dalam mengamati krioperservasi adalah tahap awal


menyediakan induk ikan dimana induk ikan diaklimatisasi/ diadaptasikan terlebih
dahulu selama 2 minggu dan diberikan pakan 2x sehari. Kemudian masuk ke tahap
pembutan extender dan krioprotektan dengan digunakannya extender berupa larutan
ringer dimana komposisinya terdiri atas NaCl,KCl,CaCl2, NaHCO3 dan aquadest.
Krioprotektan terbagi atas krioprotektan intraseluler yang terdiri atas DMSO dan

6
gliserol, kemudian krioprotektan ekstraseluler yang digunakan kuning telur dimana
kuning telur ini terlebih dahulu telur ayam diekstrak kemudian diambil bagian
kuningnya saja.Tahap selanjutnya berupa pengoleksian sperma ikan yaitu dilakukan
dengan induk ikan yang telah matang gonad yang selanjutnya dikoleksi
spermanya,untuk sperma yang telah terkumpul ditempatkan didalam tabung
reaksi.tahap berikutnya berupa pencampuran bahan pengenceran dan sprema dengan
dicampur extender larutan ringer,krioprotektan intraseluler dan ekstraseluler serta
sperma kedalam sebuah wadah yang konsentrasinya mengikuti protokol yang telah
ditetapkan,lalu didistribusikan kedalam krayotup 20ml.

Tahap berikutnya berupa tahap pembekuan awal sampel sperma dengan


menempatkan sampel dalam es box bersuhu 4derjatC yang disebut dengan tahap
ekuilibrasi. Kemudian masuk ke tahap freezing dan storing yaitu proses sampel
sperma yang akan dibekukan dan disimpan didalam nitrogen cair dengan suhu -
196C. Tahap yang selanjutnya adalah thawing dimana sampel dikeluarkan dari
tabung nitrogen cair kemudian ditempatkan sampel kedalam water bas/ air yang
bersuhu 31-35C.Pada tahap freezing /storing menuju ketahap Thawing memeprlukan
waktu 15-20-25 detik dimana hasil yang maksimal itu di 20 detik .Semua tahapan
kriperservasi telah selesai dan kemudian diamati motilitas pasca thawing dengan
mengamati motilitas dan viabilitas sperma. Motilitas adalah kemampuan suatu
organisema untuk bergerak sedangkan viabilitas adalah untuk mengetahui sebuah
warna .

Hasil yang diperoleh dengan mengamati motilitas dan viabilitas berupa


pergerakan spermatozoa pasca thowing dengan terlihat warna kehijau-hijauan dan
berbentuk seperti gelembung ini merupakan pengamatan melitahat motilitas
sedangkan viabilitas dilihat sperma yang masih hidup ia berwarna transparan
sedangkan sperma yang sudah mati berwarna merah muda.

7
BAB V
KESIMPULAN

1. Krioperservasi salah satu teknik mengawetkan sel organel jaringan/matetial


genetik lainnya dengan membekukan sampel pada suhu yang sangat rendah.
2. Krioperservasi bertujuan untuk menyediakan sumber materi genetik yang
terjamin untuk kualitas dan kuantitasnya.
3. krioprotektan dengan digunakannya extender berupa larutan ringer,dan
krioprotektan intraseluler dan ekstraseluler.
4. Adapun prosedur dalam krioperservasi berupa Penyediaan induk
ikan,kemudian Pembuatan extender dan krioprotektan, Pengkoleksian sperma
ikan, Pencampuran bahan pengencer dan sperma, Ekuilibrsi , Freezing dan
Storing, Thawing , Pengamatan motilitas pasca thawing.
5. Pada pratikum ini diamati hasil dari motilitas dan viabilitas.

8
DAFTAR PUSTAKA

Dewi W, Riviani. 2020. Efektifitas Penggunaan Jenis Ekstender dan Dosis Madu
Berbeda Terhadap Motilitas dan Viabilitas Sperma Ikan Nilem (Osteochilus
vittatus) Setelah Penyimpanan. Jurnal Airaha. 122 – 129.

Larayanti. 2017. Kriopreservasi Semen Ikan Baronang Siganus Guttatus


Menggunakan Beberapa Jenis Larutan Extender. Universitas Hasanuddin.
Makassar.

Muthmainnah et al. 2019. Kriopreservasi sperma ikan kawan Poropontius


tawarensis menggunakan Dimetil sulfoxida (DMSO). DEPIK, 158-166.

Maulida et al ,2020. Tinjauan kepustakaan tentang pengembangan kriopreservasi


sperma ikan asli Indonesia. DEPIK. 141-150.

Suci L et al. 2019. Pengaruh Variasi Krioprotektan Alami Terhadap Ultrastruktur


Sperma Ikan Tor Soro Pasca Kriopreservasi Selama 48 Jam. Universitas
Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka. Jakarta.

Judycka, S., Nynca, J., & Ciereszko, A. (2019). Opportunities and challenges related
to the implementation of sperm cryopreservation into breeding of 187
salmonid fishes. Theriogenology, 132, 12–21 .

9
LAMPIRAN

Gambar 1. You tube channel genbio leb

Gambar 3. Campuran bahan pengencer


Gambar 2. Krayotup
dan sperma dalam krayotup

Gambar 4. Sampel dalam water bas gambar 5. Pengkoleksin telur

Gambar 6. DMSO dan Gliserol gambar 7. Percampuran bahan pengencer

10
Gambar 8. Krioprotektan ekstraseluler Gambar 9. Nitrogen cair

Gambar 10. Wadah penampungan ikan Gambar 11. Pembuatan extender

Gambar 12. Tahap ekuilibrasi Gambar 13. Pembelajaran

11

Anda mungkin juga menyukai