Anda di halaman 1dari 8

m.

k Penyakit dan Parasit Ikan Hari/Tanggal : Senin, 09 November 2015


Kelompok : II / P1
Dosen : M. Arif Mulya S.Pi
Asisten : Januar Setiaputra A.md
Fierta Ratnasari A.md

PEMERIKSAAN EKTOPARASIT DAN ENDOPARASIT PADA


IKAN LELE DAN IKAN MAS

Disusun oleh :
Novita Sahara Sinaga
J3H214059

PROGRAM KEAHLIAN
TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN PERIKANAN BUDIDAYA
PROGRAM DIPLOMA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2015
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penyakit pada ikan didefinisikan sebagai sesuatu yang dapat mengganggu
proses kehidupan ikan, sehingga pertumbuhan menjadi tidak normal. Secara umum
penyakit dibedakan menjadi dua kelompok yaitu penyakit infeksi dan non infeksi.
Penyakit infeksi disebabkan oleh organisme hidup seperti parasit, jamur, bakteri, dan
virus dan penyakit non infeksi disebabkan oleh faktor non hidup seperti pakan,
lingkungan, keturunan dan penanganan (Afrianto dan Liviawaty 1992).
Penyakit didefinisikan sebagai gangguan fungi fisiologis atau penyimpangan
bentuk anatomi organ tubuh, kelainan darah dan kimiawi cairan tubuh ikan. Fisiologi
ikan mencakup proses osmoregulasi, seistem respirasi biogenetik dan metebolisme,
pencernaan, organ-organ sensor sistem saraf sistem endokin dan reproduksi
(Rukmana 2005).
Berdasarkan lokasinya tubuh inang diketahui ada organisme yang tergolong
sebagai ektoparasit. Ektoparasit ikan meliputi protozoa, cacing dan krustase.
Kelimpahan, keragaman jenis dan sensifitas ektoparasit mungkin berbeda antara jenis
ikan dan spesifitas ektoparasit mungkin berbeda antara jenis ikan. Sumber untuk
memperoleh ektoparasit yaitu berasal dari lapisan lendir sirip, tubuh dan insang
(Hadioetomo 1993).
Endoparasit dan meso parasit merupakan parasit yang berlokasi dalam tubuh
insang. Dapat ditemukan pada otot daging, organ internal, usus, lumen dan rongga
tubuh inang. Meso dan endoparasit ikan meliputi protozoa dan cacing. Kelimpahan,
keaneka ragaman dan sensifitasnya munkin berbeda antara jenis ikan. Dari organ
tersebut dapat dilihat adanya nodul-nodul sebagai kelainan yang tampak makroskopik
yang mungin disebabkan oleh adanya kiste protozoa (terutama myxosporea atau
microspora) maupun kiste parasit cacing. Parasit cacing pada usus dapat terlihat
dengan mata telanjang, sedangkan parasit usus protozoa tidak terlihat secara
makroskopik (Hadioetomo 1993).
Terdapat beberapa jenis parasite yang biasa menyerang biota budidaya pada
usaha perikanan antara lain Ichthyopthirius multifilis, Saprolegnia sp., Trichodina sp.,
Dactylogylus sp., Gyrodactylus sp., Monogenea sp., Achlya, Lernea cyprinaceae,
Aeromonas hydrphilia, Pseudomonas flourescens, Mycobacterium fortuitum dan
Branchiomyces. Serangan setiap jenis parasite menunjukkan gejala yang berbeda-
beda pada biota budidaya. Jenis-jenis parasite harus diketahui secara agar dapat
dikendalikan secara efektif. Oleh karena itu, praktikum ini mengenai identifikasi
parasite pada ikan air tawar.
1.2 Tujuan
Praktikum Pemeriksaan Ektoparasit Ikan Air Tawar bertujuan untuk mengenal,
mengetahui, dan mengidentifikasi parasite ikan yang berada luar bagian tubuh ikan
(eksternal) dan bagian organ (internal) pada ikan.
II. METODOLOGI
2.1 Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilakukan pada hari Selasa 20 Oktober 2015, pukul 10.00-12.00
Wib. Praktikum dilaksanakan di Laboratorium CA Bio 2 Program Diploma, Institut
Pertanian Bogor.
2.2 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah nampan bedah, penggaris,
mikroskop, peralatan bedah, serbet atau tissue, alat dokumentasi, buku gambar, kaca
peparat, siringe, cover glass, cawan petri. Bahan yang digunakan dalam praktikum ini
yaitu ikan yang bersisik (ikan Mas) dan yang tidak bersisik (ikan Lele) yang berasal
dari pasar, aquades, etanol 70% dan larutun antikoagulan.
2.3 Prosedur Kerja
2.3.1 Pemeriksaan Ektoparasasit
Langkah pertama yang harus dilakukan yaitu alat dan bahan yang akan
digunakan disiapkan terlebih dahulu. Dari ikan Mas dan ikan Lele diambil atau
dikerok lender dan diletakkan di atas kaca preparat yang sebelumnya ditetesi dengan
akuades, lalu ditutu dengan cover glass untuk diamati menggunakan mikroskop
dengan perbesaran 400-1000 X. Kemudian, siringe diambil yang sebelumnya bagian
dalam siringe telah dibilas dengan antikoagulan, untuk mengambil darah ikan untuk
diamati. Setelah itu, ikan dapat dibunuh menggunakan jarum dengan menusuk bagian
tengkuk ikan. Diambil sisik, operculum, siri-sirip lainnya dan lapisan filamen insang
ikan Mas dan ikan Lele lalu diletakkan pada kaca preparat yang berbeda yang
sebelumnya ditetesi dengan akuades serta ditutup dengan cover glass untuk diamati
menggunakan mikroskop dengan perbesaran 400-1000 X. Parasit yang telah
ditemukan diindentifikasi jenisnya dan dicatat hasil yang didapatkan.
2.3.2 Pemeriksaan Endoparasit
Langkah pertama yang harus dilakukan yaitu alat dan bahan yang akan
digunakan disiapkan terlebih dahulu. Ikan Mas dan ikan Lele yang sudah dibunuh
sebelumnya, bagian organ dalam ikan dibuka untuk diamati kelainan yang tampak
secara makroskopik. Lalu, bagian organ dalam tersebut dipisahkan dan dimasukkan
ke dalam cawan petri yang sebelumnya di beri larutan larfis secukupnya. Organ
dalam yang telah dipisahkan tersebut diletakkan di atas kaca preparat yang ditetesi
dengan akuades dengan berukuran yang kecil dan ditutup dengan cover glass untuk
diamati menggunakan pembesaran 400-1000 X. Parasit yang telah ditemukan
diindentifikasi jenisnya dan dicatat hasil yang didapatkan.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil
Berikut beberapa parasite yang ditemukan pada ikan Lele dan ikan Mas
dengan pemeriksaan ektoparasit dan endoparasit. Berdasarkan lokasinya tubuh inang
diketahui ada organisme yang tergolong sebagai ektoparasit. Ektoparasit ikan
meliputi protozoa, cacing dan krustase sedangkan pada meso dan endoparasit ikan
meliputi protozoa dan cacing.
Table 1 Hasil Pemeriksaan Ektoparasit Dan Endoparasit Ikan Lele Dan Ikan Mas
Jenis Jumlah Pravolensi Intensitas
Kel Organ tubuh Jenis parasit
Ikan parasit (%) (parasit a/ekor)
Mas Sisik kiri Dactyrogylus 1 50 4
1 Sisik kanan Dactyrogylus 1 50 4
Lele Hati Argulus sp. 1 33.3 2
Sisik kanan Dactyrogylus 2 50 4
2 Mas
Sisik kiri Dactyrogylus 2 50 4
Insang lapisan 1 Cacing 25 16.7 39
Insang lapisan 2 Cacing 2 16.7 39
3 Mas
Insang lapisan 3 Cacing 9 16.7 39
Insang lapisan 4 Cacing 2 16.7 39
Insang lapisan 1 Dactyrogylus 2 50 4
4 Mas Insang lapisan 2 Dactyrogylus 2 50 4
Insang lapisan 3 Dactyrogylus 1 50 4
5 (Tidak ada parasit)
Hati Argulus sp. 2 33.3 2
6 Lele
Sisik Dactyrogylus 2 16.7 2
Berdasarkan table diatas dapat dilihat bahwa pada organ tubuh ikan Lele dan
ikan Mas memiliki bnayak parasite yang berjenis Dactyrogylus sp., Argulus sp.dan
beberapa jenis cacing lainnya.
3.2 Pembahasan
Pada praktikum identifikasi parasite dilakukan dengan pemeriksaan
ektoparasit dan endoparasit pada beberapa bagian organ tubuh ikan. Pada
pemeriksaan ektoparasit, dilakukan metode apus (kerokan kulit) pada kulit ikan untuk
mendapatkan lendir ikan sebagai specimen, juga dilakukan teknik pemotongan bagian
tubuh ikan yakni pemotongan pada insang dan sirip. Sedangkan pada pemeriksan
endoparasit ikan dapat diawali dengan pengambilan darah ikan untuk diamati parasite
yang ada di dalam darah ikan tersebut. Dari pengamatan yang dilakukan pada ikan
Mas dan ikan Lele rata-rata terserang oleh parasite Dactyrogylus sp., Argulus sp. dan
beberapa cacing yang rata-rata ditemukan di bagian insang walaupun ada juga yang
ditemukan pada bagian tubuh lain seperti pada sisik yang telah dikelupas.
Menurut Indriati (2006), Dactylogylus sp. tersebut merupakan parasit yang
sering menyerang ikan air laut maupun air tawar terutama ikan carp. Dactylogyrus sp.
Termasuk hewan parasit cacing tingkat rendah (Trematoda). Hidup tanpa inang
antara (intermediate host), sehingga seluruh hidupnya berfungsi sebagai parasit.
Klasifikasi Dactylogyrus sp adalah Filum : Vermes, Sub filum : Platyhelminthes,
Kelas : Trematoda, Ordo : Monogenea, Famili : Dactylogyridae, Sub famili :
Dactylogyrinae, Genus : Dactylogyrus, Spesies : Dactylogyrus sp.
Menurut Alifudin (1996), Insang yang terserang parasit ini terlihat warna
insangnya berubah menjadi pucat dan keputih-putihan dan memproduksi lendir yang
berlebih. Hal ini tentunya ini akan mengganggu pertukaran gas yang terjadi di insang.
Hal ini akan berakibat pada terganggunya pernapasan dan osmoregulasi ikan.
Ditambahkan pula oleh Fujaya (2008), bahwa ikan yang terserang Dactylogyrus sp
biasanya akan menjadi kurus, berenang menyentak-nyentak, tutup insang tidak dapat
menutup dengan sempurna karena insangnya rusak, dan kulit ikan kelihatan tak
bening lagi. Ikan yang terkena ektoparasit biasanya mengalami gejala seperti berikut :
nafsu makan menurun, lemah, tubuh berwarna gelap, pertumbuhan lambat, dan
produksi lendir berlebih, terjadi peradangan pada kulit disertai warna kemerahan pada
lokasi penempelan cacing serta ikan akan menggosok-gosokkan badannya pada
benda di sekitarnya.
Dactylogyrus sp sering menyerang ikan di kolam yang kepadatannya tinggi
dan ikan-ikan yang kurang makan lebih sering terserang parasit ini dibanding yang
kecukupan pakan. (Effendi, 2002). Parasit cacing ini termasuk parasit yang perlu
diperhatikan, karena secara nyata dapat merusak filament insang, dan relatif lebih
sulit dikendalikan dan penyakit ini sangat berbahaya karena biasanya menyerang ikan
bersamaan dengan parasit lain Pada infeksi Gyrodactylus sp gejala yang dimbulkan
hampir sama dengan infeksi oleh Dactylogyrus sp. Karena keduanya merupakan
parasit yang menyerang insang ikan.
Argulus sp. merupakan ektoparasit yang kasat mata atau dapat dilihat tanpa
melalui mikroskop namun ukurannya kecil. Organisme ini mempunyai bentuk tubuh
bulat pipih seperti kutu, sehingga sering disebut dengan kutu ikan (fish louse).
Tubuhnya dilengkapi dengan alat yang dapat digunakan untuk mengaitkan tubuhnya
pada insang dan menghisap sari makanan (Afrianto 1992), Parasit Argulus sp
menyebabkan penyakit Argulosis, sifat parasit cenderung temporer yaitu mencari
inang secara acak dan dapat berpindah dengan bebas pada tubuh ikan lain atau
bahkan bisa juga meninggalkannya. Bentuk tubuh Argulus sp. berbentuk oval atau
bulat pipih tubuhnya dibagi menjadi tiga bagian yaitu Cephalothorax, thorax, dan
abdomen. Ciri utama yang menonjol pada Argulus sp. adalah adanya sucker yang
besar pada ventral. Dan klasifikasi Argulus sp. Yaitu : Filum : Arthopoda, Sub filum :
Crutacea, Kelas : Maxillopoda, Sub klas : Branchiura, Ordo : Arguloida, Famili :
Argulidae, Genus : Argulus, Spesies : Argulus sp.
Serangan parasite ini umumnya tidak menimbulkan kematian pada ikan sebab
parasite ini hanya menghisap darah ikan sehingga menjadi kurus. Luka bekas alat
penghisap tersebut merupakan bagian yang mudah diserang oleh parasite atau jamur.
Ciri-ciri ikan yang terserang oleh parasite ini adalah tubuhnya terlihat kurus bahkan
sangat lemah karena kekurangan darah. Bekas serangannya dapat terlihat berwarna
kemerah-merahan karena terjadi pendarahan.
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Identifikasi parasit pada ikan dapat dilakukan dengan melakukan pemeriksaan
endoparasit dan ektoparasit. Pemeriksaan endoparasit ini dilakukan dengan
mengidentifikasi parasit yang terdapat pada hati sedangkan pemeriksaan ektoparasit
dilakukan dengan mengidentifikasi parasit pada organ-organ luar seperti sisik, insang
dan lendir. Jenis parasit yang ditemukan pada ikan Mas dan ikan Lele yaitu
Dactylogylus sp. Argulus sp. dan beberapa cacing lainnya. Gejala-gejala klinis pada
ikan yang ditimbulkan apabila ikan terserang parasit Dactylogylus sp. antara lain
warna insangnya berubah menjadi pucat dan keputih-putihan dan memproduksi lendir
yang berlebihan. Sedangkan gejala klinis ikan yang terserang oleh parasite Argulus
sp.ini adalah tubuhnya terlihat kurus bahkan sangat lemah karena kekurangan darah.
Bekas serangannya dapat terlihat berwarna kemerah-merahan karena terjadi
pendarahan.
4.2 Saran
Saran yang dapat diberikan pada praktikum pemeriksaan ektoparasi dan
endoparasit pada ikan Mas dan ikan Lele adalah agar menyediakan ikan yang lebih
beragam lagi baik dari ikan air laut maupun ikan air tawar lainnya.
DAFTAR PUSTAKA

Afrianto dan Liviawaty. 1992. Pengendalian hama dan penyakit ikan. Yogyakarta:
Penerbit kanisius.
Alifudin Dama. 1996. Kriteria Ikan Terinfeksi, Sakit, Tertular, Sembuh
dan Sehat. Materi Seminar HPIK. Bogor: BpLPP
Effendi, Moch Ichsan.2002. Biologi Perikanan. Jakarta:Yayasan Pustaka Nusantara.
Fujaya Yushinta. 2004. Fisiologi Ikan Dasar Pengembangan Teknik Perikanan.
Jakarta: Rineka Cipta.
Hadioetomo RS. 1993. Mikrobiologi Dasar Dalam praktek : Teknik dan Prosedur
Dasar Laboratorium Jakarta: Granmedia Pustaka Utama.
Indriati.A. 2006.Identifikasi dan diagnosa Trichodina sp dan Dactylogyrus sp pada
ikan mas di Stasiun Karantina Ikan Kelas II Luwuk. Fakultas perikanan
Unismuh Luwuk.
Rukmana.R.2005. Ikan Mas Pembenihan dan Pembesaran. Semarang: Penerbit
Aneka Ilmu.
LAMPIRAN

Contoh perhitungan
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑖𝑘𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑠𝑒𝑟𝑎𝑛𝑔 𝑝𝑎𝑟𝑎𝑠𝑖𝑡 𝑎
Prevalensi = x 100%
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑖𝑘𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑖𝑘𝑠𝑎
3
= x 100%
6
= 50 %

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑟𝑎𝑠𝑖𝑡 𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑡𝑒𝑚𝑢𝑘𝑎𝑛


Intensitas rata2 =
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑖𝑘𝑎𝑛 𝑡𝑒𝑟𝑠𝑒𝑟𝑎𝑛𝑔 𝑝𝑒𝑛𝑦𝑎𝑘𝑖𝑡 𝑎
11
=
3
= 3,67
= 4 Dactylogylus sp/ekor ikan

Anda mungkin juga menyukai