PENYAKIT IKAN
(Argulus sp. Cyclops sp. dan Ergsilus sp)
Disusun oleh :
Kelompok 1 / Perikanan C
Agustina Fatimah Azhara 230110180126
Reggieta Aulia Dwi Oktaviani 230110180131
Fauziyyah Sausanti W.K 230110180134
Fikri Nashrullah 230110180135
Deni Rizki Rustiawan 230110180147
M.Hibban Al Fattah 230110180150
Nabila Qurrata A'yun 230110180154
Lingga Ananda Riyani 230110180164
Rahmatika Aulia 230110180166
Arifiyana Saefurahmat 230110180173
Alicia Dor Asih Ulina 230110180182
UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
PROGRAM STUDI PERIKANAN
JATINANGOR
2020
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..................................................................................................................i
DAFTAR GAMBAR....................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1
1.1 Latar Belakang................................................................................................1
1.2 Tujuan.............................................................................................................1
1.3 Manfaat...........................................................................................................2
BAB II KAJIAN TEORI...............................................................................................3
2.1 Argulus............................................................................................................3
2.1.1 Morfologi Argulus...................................................................................3
2.1.2 Siklus Hidup Argulus..............................................................................5
2.1.3 Penyakit yang ditimbulkan......................................................................6
2.1.4 Gejala klinis penyakit..............................................................................7
2.1.5 Cara Penanggulangan..............................................................................7
2.2 Cyclops...........................................................................................................9
2.2.1 Morfologi Cyclops...................................................................................9
2.2.2 Siklus Hidup Cyclops............................................................................10
2.2.3 Penyakit yang ditimbulkan....................................................................11
2.2.4 Gejala klinis penyakit............................................................................11
2.2.5 Cara Penanggulangan............................................................................12
2.3 Ergasilus........................................................................................................13
2.3.1 Morfologi Ergasilus...............................................................................13
2.3.2 Siklus Hidup Ergasilus..........................................................................15
2.3.3 Penyakit yang ditimbulkan Ergasilus....................................................15
2.3.4 Gejala Klinis Penyakit...........................................................................17
2.3.5 Cara Penanggulangan............................................................................18
BAB III KESIMPULAN.............................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................21
i
ii
DAFTAR GAMBAR
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Makalah ini disusun dengan dengan tujuan sebagai berikut :
1
2
1.3 Manfaat
Makalah ini disusun sebagai sarana pembelajaran mengenai jenis jenis
parasit, akibat yang ditimbulkannya dan cara penanggulangannya. Sehingga
kegiatan akuakultur data berjalan maksimal dan menghasilkan kualitas ikan yang
lebih baik
2
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 Argulus
2.1.1 Morfologi Argulus
Argulus merupakan parasut yang biasanya menempel pada kulit atau sirip
ikan (Irawan, 2004). Dan termasuk parasite yang suka menyerang ikan gurami,
ikan mas dan ikan lele (Heru susanto, 2006). Argulus sp merupakan parasite yang
kasat mata atau dapat dilihat tanpa melalui mikroskop namun ukurannya kecil.
Parasite ini merupakan penyebab penyakit Argulosis, sifat parasite ini cendrum
temporer yaitu mencari inang secara acak dan dapat berpindah dengan bebas pada
tubuh ikan lain atau bahkan meninggalkannya (Purwakusuma, 2007). Menurut
Prasetya dkk (2004) serangan parasite mudah terkena oleh ikan-ikan kecil karena
belum berkembang system pertahanan tubuhnya. Afrianto dan Liviawati (1995),
mengemukakan bahwa selain menginfeksi ikan, Argulus sp juga berperan sebagai
vector bagi virus atau bakteri yang menyebabkan penyakit pada ikan.
Filum : Arthropoda
Class : Maxillopoda
Ordo : Arguloida
Famili : Argulidae
Genus : Argulus
Spesies : Argulus sp
3
4
c. Memiliki perisai atau lempengan yang terlihat jelas yang merupakan carapaks
untuk melindungi separuh dari thorax
Gambar 1. Argulus sp
Argulus memiliki tiga bagian tubuh yaitu cephalothorax, thorax dan abdomen.
Pada cephalothorax terdapat dua pasang maxilla, dimana maxilla pertama
termodifikasi menjadi sucker atau alat penghisap dan pada thorax terdapat 3
segmen yang membawa sepasang kaki untuk berenang. Sepasang kaki renang
yang keempat berada diantara abdomen dan thorax (Kabata, 1985).
Argulus sp berbentuk pipih dan pada bagian dorsal dilindungi oleh karapas
yang menutupi hampir seluruh bagian tubuhnya. Bagian sisi karapas ini dapat
sedikit digerakkan ke atas dan ke bawah seperti sayap. Pada bagian anterior
terdapat dua pasang antena, sepasang mata majemuk, mulut, organ pengisap, dan
maxilla pada ujung-ujungnya terdapat pengkait berfungsi untuk mengaitkan diri
pada inangnya. Bagian posterior terdiri dari 3 segmen yang masing-masing
4
5
berhubungan dengan sepasang kaki renang. Bagian perut tidak terlihat jelas,
berbentuk seperti ekor.
substrat keras seperti batu,kayu dan lain-lain di dasar perairan atau di tepi
perairan. Siklus hidupnya berlangsung selama 28 - 41 hari pada suhu 25 0C – 260C
dimana 12 – 25 hari diperlukan untuk dari telur sampai menetas, 13 – 16 hari
untuk berkembang menjadi dewasa. Larva yang baru menetas akan mati jika
dalam waktu 36 jam tidak menemukan inang. Dewasa yang akan mati apabila
dalam waktu lebih dari 9 hari tidak menemukan inang. Parasit dewasa akan
bertelur antara 20 – 250 buah, telur ini akan menetas dan berkembang menjadi
Gambar 2. Siklus Hidup Argulus sp
nauplius setelah 25 hari, nauplius menjadi dewasa setelah 13 hari dan menyerang
ikan.
Menurut Reichenbach dan Kinkle (1978) untuk menjadi dewasa spesies ini
tinggal dan menghisap darah ikan selama 5 – 6 minggu. Apabila sudah siap
bertelur Argulus sp akan meninggalkan inangnya. Kabata (1985) menyebutkan
5
6
bahwa Argulus sp menyimpan telurnya dibawah permukaan air pada tempat yang
cocok. Telur diproduksi secara berkelompok dan pada setiap kelompok terdiri dari
beberapa telur dengan barisan sejajar. Larva Argulus sp akan muncul pada stadia
copepodid atau disebut stadia larva 1 (stadia nauplius terjadi dalam telur). Pada
larva terdapat 6 stadia, terpisah oleh pergantian kulit dan penggolongannya
didasarkan pada perkembangan pelindung bagian punggung dan permukaan perut,
pembentukan maxilla penghisap dan perkembangan anggota tubuh secara
perlahan-lahan serta organ reproduksi. Ada beberapa sumber mengatakan bahwa
siklusnya berlansung selama 30 – 100 hari tergantung suhu perairan dan larva
akan mencari inang setelah menetas, apabila dalam waktu 4 hari tidak
menemukan inang, larva tersebut tidak akan bertahan hidup.
6
7
Cara parasit ini menyerang ikan yaitu dengan menancapkan alat penusuk ke
dalam badan ikan, melepaskan sejenis enzim pencernaan kemudian menghisap
darah dan cairan makanan. Dengan bentuk badan yang pipih, parasit ini mudah
berpindah-pindah pada bagian tubuh ikan yang lain maupun ke ikan-ikan yang
lain dalam satu media pemeliharaan (Lingga dan Susanto,1987)
7
8
Berat badan ikan menurun apabila terserang parasit ini, dan menimbulkan
luka-luka berdarah yang akibatnya dapat menimbulkan infeksi sekunder yaitu oleh
jamur seperti Achlya dan Saprolegnia, dan bakteri seperti Aeromonas sp dan
Pseudomonas sp (Lingga dan Susanto, 1987).
8
9
2.2 Cyclops
2.2.1 Morfologi Cyclops
Copepoda yang bersifat planktonik pada umumnya suspension feeders
(Lavens dan Sorgeloos, 1996). Cyclops adalah salah satu yang paling umum dari
air tawar copepoda, terdiri lebih dari 400 spesies. Nama Cyclops berasal dari
Cyclops dari mitologi Yunani yang saham kualitas memiliki mata yang besar,
yang mungkin baik merah atau hitam di Cyclops. Nauplius larva dari Cyclops.
Filum : Arthrpoda
Kelas : Crustacea
Ordo : Copepoda
Famili : Cyclopoidea
Genus : Cyclops
Spesies :Cyclops sp
9
10
Gambar 4. Cyclops sp
10
11
Cyclops menyerang ikan pada bagaian saluran otot melalui mulut. Jika
cyclops sebagai hewan pembawa 1 larva berkembang menjadi stadium II, jika
cyplops dimakan oleh Hewan Pembawa 2 (ikan, katak atau ular) maka larva
stadium II akan berkembang menjadi larva stadium III. Jika Hewan Pembawa 2
dimakan oleh Inang Defenitif maka larva berkembang menjadi dewasa. Manusia
dapat terinfeksi maka Hewan Pembawa 2 yang kurang masak atau minum air
yang terkontaminasi cyclops (Hewan Pembawa 1) yang mengandung larva
stadium II (Sudaryanto, MPd Ked Bagian Parasitologi FK Undip, 2019).
Dampak dari parasit Cyclclops salah satunya bisa terjadi pada budidaya
ikan bawal, benih ikan bawal paling banyak mengalami serangan parasit .
Berdasarkan pengamatan di kolam pemeliharaan ikan bawal menunjukan bahwa
sebagian terbesar kasus-kasus serangan terjadi pada saat awal pemeliharaan atau
pada fase perkembangan benih ikan. Musuh alami fase benih ukuran kecil adalah
cyclop pemakan daging (carnivorus cyclopodis). Serangan parasit terhadap benih
ikan sangat cepat dan mematikan.
Penyakit yang disebabkan parasit ini dapat membuat ikan bawal terkena
11
12
penyakit bintik putih (white spot) ditandai dengan adanya bintik-bintik putih pada
permukaan tubuh ikan. Infeksi parasit ini ditularkan melalui kontak (hubungan)
langsung antara ikan yang terinfeksi dan ikan yang sehat atau pentrasi air kolam
yang tercemar oleh bibit atau induk parasit. (Abbas,2001)
2.2.5 Cara Penanggulangan
Upaya pencegahan yang dapat kita lakukan adalah menjaga kualitas air
agar tetap baik, memberikan pakan yang cukup kepada ikan. Bila ikan telah
diserang oleh penyakit ini, maka obatnya adalah dengan merendam ikan dalam
larutan formalin 25 ml/m³ air yang dicampur dengan malachite green oxalate 0,15
g/m³ selama 24 jam.
12
13
2.3 Ergasilus
2.3.1 Morfologi Ergasilus
Morfologi genus Ergasilus yaitu tubuhnya memiliki cephalotorax yang
tidak berlapis dengan lebar 2 kali panjangnya, dorsoventralnya pipih, anteriornya
pendek, posteriornya berbentuk truncate, memiliki 1 pasang mata dekat anterior
dan juga memiliki 2 pasang antena, sepasang antena kedua memiliki ukuran yang
panjang dan berfungsi seperti tangan, ada 4 segmen. Abdomennya terdiri dari 3
segmen. Memiliki ukuran dengan panjang 1.3-1.7 mm dan lebar 0.4-0.7 mm.
Ergasilus versicolor adalah ergasilid yang berbentuk relatif ramping. Telur
diletakkan didalam kantung telur, telur yang sudah menetas menjadi nauplius
yang hidup bebas, nauplius berbentuk oval dengan 6 kaki, dan bersifat sebagai
plankton.
Gambar 6. Ergasilus
13
14
(2) antenna; (3) serrate seta; (4) mouthparts; (5) leg 1; (6) legs 2 and 3; (7) leg 4; (8) antennule; (9) genital
segment and abdomen.
14
15
15
16
16
17
dan Martiadi (2002) yang menyatakan bahwa terinfeksinya insang oleh parasit
diakibatkan karena insang banyak mengandung nutrien yang sangat dibutuhkan
parasit dalam perkembangannya. Selanjutnya Wawunx (2008) menyatakan bahwa
letak insang, struktur dan mekanisme hubungan langsung dengan lingkungan luar
menjadikan insang sangat rentan terhadap perubahan kondisi lingkungan serta
menjadi tempat yang tepat untuk terjadinya infeksi organisme patogen penyebab
penyakit seperti parasit.
Selain itu, tanda klinis lain yang ditunjukkan oleh ikan terserang antara lain
hyperplasia sel epitel, anemia, dan haemorrhage. Sementara tingkah laku ikan
yang terserang biasanya menunjukkan gejala lemah, berenang gasping, dan
operculum terbuka. Kondisi lingkungan buruk dan bahan organik tinggi menjadi
penyebab serangan yang didukung oleh meningkatnya suhu di dalam air.
17
18
18
BAB III
KESIMPULAN
19
20
insang bagian dalam dan menyebabkan luka. Selain terdapat pada insang
parasit ini juga dijumpai di kulit dan disirip ikan. Ikan yang terserang
parasit ini akan menunjukkan pendarahan di insang dan menyebabkan ikan
kesulitan bernafas. Selain itu parasit ini juga dapat menyebabkan
terhambatnya pertumbuhan pada ikan. Gejala dari penyakit yang
ditimbulkan yaitu operkulum ikan membuka dan tidak menutup secara
sempurna, kelainan bentuk insang, penyempitan pembuluh darah, darah
diisap, kematian jaringan insang dan jaringan tubuh, produksi lendir
berlebihan dan kematian biasanya sangat tinggi. Salah satu cara
pencegahannya adalah pemberian pakan yang optimal dapat.
20
DAFTAR PUSTAKA
Cheng, T. C. 1973. General Parasitology. Academic Press. New York. html page
Djajrijah, AS. 2001. Budidaya Ikan Bawal. Yogyakarta: Kanisius
Ghuffran H. dan Kordi K. 2004. Penanggulangan Hama dan Pnyakit Ikan. Pt.Asdi
Mahasatya. Jakarta.
Irawan, Agus. 2000. Menanggulangi Hama dan Penyakit Ikan. CV. Aneka. Solo.
82 hal
Kabata, Z. 1985. Parasites and Disease of Fish Cultured in The Tropics. Taylor &
Francis. London and Philadelphia. 318 p
Kismiyati, dan G. Mahasri. 2014. Buku Ajar Parasit dan Penyakit Ikan 1 (Ilmu
Penyakit Arthropoda Pada Ikan). FPK UNAIR. Surabaya. 52 hal.
Lavens & Sorgeloos. 1996. Manual on the production and use of live food for
aquaculture. Food and Agriculture Organization of the United Nations.
Artemia Reference Center. Belgium. 104 110 hlm.
Lesmana, D. S dan Dermawan, I. 2001. Budidaya Ikan Hias Air Tawar Populer.
Penebar Swadaya. Jakarta. 160 hal
Lingga, P dan Susanto, H. 1987. Ikan Hias Air Tawar. Penebar Swadaya. Jakarta.
236 hal
Musyaffak, Marzuki, dkk. 2010. Analisis Tingkat Prevalensi dan Derajat Infeksi
Parasit pada Ikan Kerapu Macan (Ephinephilus fuscoguttatus) di Lokasi
Budidaya Berbeda. Jurnal Kelautan. 3(1).
Poly, W. J. 2000. Zoology-Graduate Students. Southern Illinois University at
Carbondale. USA. html page
Poly, W. J. 2008. Global diversity of fishlike (Crustacea; Branchiura; Argulidae)
in freshwater. Hydrobiologia. 595. 209-2012
Reichenbach, H and H. Kinkle. 1978. Fish Pathology. A Guide to Recognition
and Treatment of Disease and Injuries of Fishes, with Emphasis on
Environtmental and Pollution Problems. T.F.H. Hongkong. 512 pp
Sutjiati, M. 1990. Penyakit Ikan. NUFFIC/UNIBRAW/LUM/FISH. Malang. 184
hal
21