Anda di halaman 1dari 22

1

LAPORAN PRAKTIKUM PARASIT DAN PENYAKIT IKAN


IDENTIFIKASI PARASIT (Lamproglena sp, Cybister sp, Simulium sp,
Gyrodactylus sp, Dactylogyrus sp, Chironomus sp, Culex sp dan Acarus
sp)

Disusun sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas praktikum


mata kuliah Parasit dan Penyakit Ikan semester genap

Disusun oleh :

Alvis Diandra P 230110180125


Fitriana Dyah R 230110180152
Ronaldo John S 230110180153

Kelas:
Perikanan C/ Kelompok 15

UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
PROGRAM STUDI PERIKANAN
JATINANGOR

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, sehingga kami dapat
menyelesaikan laporan praktikum ini dengan judul “Identifikasi Parasit Pada Ikan
(Lamproglena sp, Cybister sp, Simulium sp, Gyrodactylus sp, Dactylogyrus sp,
Chironomus sp, Culex sp dan Acarus sp)”
Tujuan penulisan laporan praktikum ini adalah untuk memenuhi tugas
praktikum pengganti mata kuliah Parasit dan Penyakit Ikan semester genap.
Laporan praktikum ini membahas mengenai identifikasi parasit pada ikan.
Pada kesempatan ini kami tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dosen mata kuliah Parasit dan Penyakit Ikan yang telah membina kami
dalam pembuatan laporan ini;
2. Asisten laboratorium mata kuliah Parasit dan Penyakit Ikan yang telah
membimbing kami;
Demikianlah harapan kami, semoga laporan praktikum ini dapat
bermanfaat bagi kami dan juga pembaca tentunya. Kritik dan saran yang
membangun dari pembaca untuk perbaikan makalah selanjutnya sangat kami
harapkan.

Jatinangor, Maret 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

BAB Halaman

KATA PENGANTAR ......................................................................... ii


DAFTAR ISI......................................................................................... iii
I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................. 1
1.2 Tujuan .......................................................................................... 2
1.3 Manfaat......................................................................................... 2
II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Lamproglena sp........................................................................... 3
2.2 Cybister sp................................................................................... 4
2.3 Chironomus sp............................................................................. 6
2.4 Simulium sp................................................................................. 7
2.4. Culex sp....................................................................................... 9
2.4. Acarus sp..................................................................................... 10
2.4. Dactylogyrus sp........................................................................... 12
2.4. Gyrodactylus sp........................................................................... 13
IV PENUTUP
5.1 Kesimpulan.................................................................................. 16
5.2. Saran............................................................................................ 16
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................... 17

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Penyakit didefinisikan sebagai gangguan fungi  fisiologis atau
penyimpangan bentuk anatomi organ tubuh, kelainan darah dan kimiawi cairan
tubuh ikan. Fisiologi ikan mencakup proses osmoregulasi, seistem respirasi
biogenetik dan metebolisme, pencernaan, organ-organ sensor sistem saraf sistem
endokin dan reproduksi (Rukmana 2005). Penyakit pada ikan didefinisikan
sebagai sesuatu yang dapat mengganggu proses kehidupan ikan, sehingga
pertumbuhan menjadi tidak normal. Secara umum penyakit dibedakan menjadi
dua kelompok yaitu penyakit infeksi dan non infeksi. Penyakit infeksi disebabkan
oleh organisme hidup seperti parasit, jamur, bakteri, dan virus dan penyakit non
infeksi disebabkan oleh faktor non hidup seperti pakan, lingkungan, keturunan
dan penanganan (Afrianto dan Liviawaty 1992). Penyakit merupakan kendala
utama untuk keberhasilan produksi. Timbulnya penyakit pada ikan dapat
disebabkan oleh padat tebar ikan yang tinggi saat pemeliharaan, transportasi
benih, penanganan dan kualitas air yang buruk (Thanikachalam 2010).
Dalam budidaya perikanan, kewaspadaan terhadap penyakit perlu sekali
mendapat perhatian utama. Ikan yang terserang dapat mengakibatkan penurunan
produksi budidaya, bahkan dapat menimbulkan kematian ikan. Penyakit pada ikan
dapat disebabkan oleh agen infeksi seperti parasit, bakteri, dan virus, Agen non
infeksi seperti kualitas pakan yang jelek, maupun kondisi lingkungan yang kurang
menunjang bagi kehidupan ikan. Timbulnya serangan penyakit merupakan hasil
interaksi yang tidak serasi antara ikan, kondisi lingkungan, dan organisme atau
agen penyebab penyakit (Afrianto dan Liviawaty 1992). Interaksi yang tidak
serasi ini menyebabkan stress pada ikan, sehingga mekanisme pertahanan diri
yang dimilikinya menjadi lemah, akhirnya agen penyakit mudah masuk kedalam
tubuh dan menimbulkan penyakit. Pada umumnya banyak ikan budidaya yang
mati karena terserang oleh penyakit, akan tetapi belum di ketahui penyebab
ataupun jenis penyakitnya. Oleh karena itu pengamatan pada jenis beberapa jenis

1
2

ikan budidaya perlu dilakukan untuk mengidentifikasi jenis penyakitt yang


menyerang ikan budidaya tersebut apakah virus, bakteri ataupun parasit.
1.2. Tujuan
Praktikum parasit dan penyakit ikan ini memiliki tujuan sebagai berikut :
1. Mengidentifikasi Lamproglena sp.
2. Mengidentifikasi Cybister sp.
3. Mengidentifikasi Simulium sp.
4. Meng identifikasi Gyrodactylus sp.
5. Mengidentifikasi Dactylogyrus sp.
6. Mengidentifikasi Chironomus sp
7. Mengidentifikasi Culex sp.
8. Mengidentifikasi Acarus sp.

1.3. Manfaat
Praktikum parasit dan penyakit ikan ini memiliki manfaat sebagai berikut :
1. Mengetahui identifikasi Lamproglena sp.
2. Mengetahui identifikasi Cybister sp.
3. Mengetahui identifikasi Simulium sp.
4. Mengetahui identifikasi Gyrodactylus sp
5. Mengetahui identifikasi Dactylogyrus sp.
6. Mengetahui identifikasi Chironomus sp.
7. Mengetahui identifikasi Culex sp.
8. Mengetahui identifikasi Acarus sp.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Lamproglena sp.


Lamproglena sp.merupakan ektoparasit yang biasanya menyerang ikan
lele dumbo dari ikan gabus. Organ tubuh yang diserang adalah insang.
Lamproglena sp. juga memiliki siklus hidup langsung hanya menggunakan ikan
sebagai tuan rumah (inangnya). Parasit ini sangat berbahaya karena menghisap
cairan tubuh ikan untuk perkembangan terlurnya.
2.1.1 Klasifikasi
Menurut Marx (1996), taksonomi atau klasifikasi dari parasit ikan berupa
Lamproglena adalah sebagai berikut:
Filum : Arthropoda
Kelas : Hexanauplia
Ordo : Cyclopoida
Famili : Lernaeideae
Genus : Lamproglena
Spesies : Lamproglena clariae

Gambar 1. Lamproglena sp.

2.1.2 Morfologi dan Ciri Khusus


Lamproglena sp. adalah parasit yang berukuran 2-3 mm. Tubuh dari
Lamproglena terbagi atas tiga bagian utama, yaitu: cephalothorax, thorax, dan
abdomen. Antena pertama terbagi atas dua bagian dan tiap segmen terdapat 23 –
24 setae. Mereka memiliki antenula yang kecil dan tersembunyi di balik antena.

3
4

Maxillanya memanjang dan dilengkapi dengan taring tajam berkitin di sepanjang


maxilla. Terdapat dua taring bengkok pada ujung maxilliped (Ibraheem 2008).
Thorax daripada Lamproglena ini merupakan bagian – bagian atau segmen
– segmen yang kurang jelas bentuknya. Kaki ke 1 – 4 terbagi menjadi dua bagian,
yakni dua pasang eksopod dan dua pasang endopod. Eksopod pada kaki ke 1 – 4
memiliki satu setae panjang pada lapisan terluar dari segmen basal eksopod, setae
yang lebih pendek terdapat pada lapisan terluar dari segmen distal eksopod
dengan jumlah yang bervariasi.
Lamproglena sp. betina mempunyai sepasang kantung telur dan dapat
menampung 28-30 butir. Anterior cephalotorax memiliki maxilla yang diakhiri
dengan cakar yang tajam. Cakar tersebut berfungsi sebagai jangkar agar dapat
menempel pada ikan.
2.1.3 Menyerang Pada Ikan
Lamproglena sp. biasanya menyerang pada ikan lele dumbo dan ikan
gabus.

2.1.4 Menyerang Pada Bagian


Lamproglena sp. biasanya menyerang pada bagian insang, anus, kulit dan
sirip ikan.

2.1.5 Golongan HPIK


Termasuk kedalam golongan HPIK 2.

2.2 Cybister sp.


Sebelum menjadi dawasa fase larva cybister sp. disebut ucrit. Ucrit
merupakan larva kumbang air. Di beberapa daerah, serangga ini popular disebut
ucrit (Jawa Barat), disebagian daerah lain disebut kelabang air karena bentuknya
seperti kelabang. Di Sumatra Barat disebut limpatiak. Nama lokal dari serangga
ini adalah kumbang air.
2.2.1 Klasifikasi
Filum : Invertebrata
Kelas : Insecta
5

Ordo : Coleoptera
Famili : Dytiscidae
Genus : Cybister
Spesies : Cybister sp.
Nama lokal : Ucrit atau water beetles

Gambar 2. Cybister sp.

2.2.2 Morfologi dan Ciri Khusus


Cybister adalah sejenis kumbang air yang saat stadia larva merupakan
predator bagi benih ikan, pada stadia larva cybister disebut ucrit atau water tiger
(eartforce). Pada stadia larva mempunyai morfologi tubuh memanjang seperti
lipan dengan panjang tubuh sekitar 1,3 – 2, 5 cm, badan ucrit memiliki tubuh
beruas (9 ruas badan, 2 ruas ekor yang bercabang, dan 3 pasang kaki beruas),
memiliki 2 pasang antena, sepasang mata, sepasang gigi taring beracun di ujung
kepala, serta berwarna kuning kecokelatan atau kehijauan. Pada cybister dewasa
memiliki ukuran mencapai 3 cm. Memiliki ciri khusus jika berenang di dalam air,
bagian ujung ekornya sering muncul ke permukaan. Mempunyai sifat kanibal dan
suka menghisap cairan tubuh sesamanya.
2.2.3 Menyerang Pada Ikan
Cybister sp. biasanya menyerang pada ikan air tawar, seperti ikan nila dan
ikan gurame.

2.2.4 Menyerang Pada Bagian


Cybister sp. biasanya menyerang pada bagian tubuh ikan, sehingga
mengalami kerusakan seperti robek-robek.

2.2.5 Golongan HPIK


Termasuk kedalam golongan HPIK 2.
6

2.3 Chironomus sp.


Chironomus sp. atau cacing darah telah dikenal secara umum bagi para
feeder atau pembudidaya ikan dan para pencinta ikan di dunia sebagai pakan
alami. Cacing darah atau bloodworm sering disalah artikan sebagai cacing sutera.
Ini dikarenakan cacing darah dan cacing sutera sama-sama berwarna merah. Tapi
cacing darah walaupun berwarna merah, ia merupakan larva dari serangga dari
ordo Diptera (nyamuk) jenis Chironomus, yang merupakan jenis nyamuk yang
hanya menghisap nektar bunga atau tanaman dan tidak menggigit.

2.3.1 Klasifikasi
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Diptera
Famili : Chironomidae
Genus : Chironomus
Spesies : Chironomus tetans
Nama Lokal : Cacing darah

Gambar 3. Chironomus sp.


2.3.2 Morfologi dan Ciri Khusus
Larva Chironomus berwarna merah, tubuh bersegmen-semen 10-12
segmen. Chironomus dapat mencapai panjang 10-20mm. Bagian posterior
bercabang 3. Pada bagian anteriornya (kepala) terdapat mulut tipenya tipe
penghisap karena biasa menghisap darah oleh karena itu sering dijuluki cacing
darah. Larva Chironomus ini memiliki bentuk kelenjar ludah yang besar sehingga
mudah untuk mengamati bentuk kromosom yang terdapat kelenjar ludah tersebut.
7

Pada periode larva bloodworm akan berganti kulit sebanyak 6 kali. Bloodworm
pada umumnya dijumpai di perairan-perairan bebas, seperti sungai, situ, kolam,
atau danau. Mereka dijumpai melata atau berenang, atau kadang-kadang terapung
di badan-badan perairan. Pada umumnya mereka lebih senang bersembunyi
dibalik bebatuan, atau diantara bahan-bahan organik yang membusuk. Warna
merah pada bloodworm disebabkan oleh haemoglobin, yang sangat diperlukan
oleh mahluk tersebut agar dapat hidup pada kondisi dengan kadar oksigen rendah.
Bloodworm biasanya dijadikan sebagai pakan ikan hidup yang digunakan untuk
memberi pakan ikan hias, namun harus hati-hati karena bloodworm dikenal
sebagai vektor parasit cacaing ikan (trematoda).
2.3.3 Menyerang Pada Ikan
Chironomus sp. biasanya menyerang pada ikan sidat dan ikan kerapu.

2.3.4 Menyerang Pada Bagian


Chironomus sp. biasanya menyerang pada bagian tubuh terluar dari inang
(intergumen) yang menyebabkan luka.

2.3.5 Golongan HPIK


Tidak bersifat parasit, tetapi merupakan vektor.

2.4 Simulium sp.


Similium adalah sejenis lalat kecil (3mm-8mm), penghisap darah seperti
nyamuk atau agas yang termasuk ke dalam Ordo Diptera, Subordo Nematocera,
Famili Simuliidae. Dalam bahasa Indonesia dikenal dengan istilah lalat punuk
karena mempunyai daerah toraks yang menonjol.

2.4.1 Klasifikasi
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Orde : Diptera
Famili : Simuliidae
Genus : Simulium
Spesies : Similium sp.
8

Nama Lokal : Lalat punuk atau blackfly

Gambar 4. Similium sp.


2.4.2 Morfologi dan Ciri Khusus
Panjang tubuh sekitar 2-3 mm dengan bentuk tubuh bulat dan berpunuk
pada bagian toraks, kaki pendek, mata majemuk yang jelas, antena pendek dan
polos. Sayap lebar tanpa sisik atau rambut. Proboscis pendek mempunyai alat
seperti pisau yang berfungsi untuk memotong. Tubuh berwarna hitam dengan
garis-garis yang berwarna emas atau perak (Service, 1980). Pada lalat jantan
mempunyai tipe mata holoptic yaitu kedua mata saling bertemu diatas antena
sehingga bagian "frons" tidak ada, sedangkan pada lalat betina kedua mata
dipisahkan oleh "frons" diatas antena, bentuk seperti ini disebut tipe "dichoptic".
Mulut kecil, mulut lalat betina disesuaikan untuk menghisap darah, yaitu dengan
adanya "labrum" dengan gigi yang dapat digunakan untuk merobek, dan beberapa
lalat betina yang tidak menggigit, gigi ini mengalami atropi (Crosskey, 1973).
Bentuk alat kelamin jantan berupa hypopygium kecil dankompak yang
penting artinya untuk taksonomi. Sedang ujung alat kelamin betina berbentuk
batang mirip huruf "y" dan tunggal, disampimg itu mempunyai spermateca yang
berbentuk sub-spherical.
2.4.3 Menyerang Pada Ikan
Similium sp. biasanya menyerang pada ikan air tawar
9

2.4.4 Menyerang Pada Bagian


Pada bagian gigitan Similium sp. akan terjadi radang berupa benjolan
(nodula). Apabila pada bagian mata, akan menyebabkan konjungitis dan
kematian.

2.4.5 Golongan HPIK


Tidak bersifat parasit, tetapi merupakan vektor.

2.5 Culex sp.


Culex sp. mempunyai ciri yaitu tubuhnya dibedakan atas kaput, toraks,
abdomen, dan mempunyai 3 pasang kaki dan sepasang antenna. Genus culex
dicirikan dengan bentuk abdomen nyamuk betina yang tumpul pada bagian
ujungnya.
2.5.1 Klasifikasi
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Diptera
Famili : Culicidae
Genus : Culex
Spesies : Culex sp.
Nama Lokal : Nyamuk culex

Gambar 5. Culex sp.


10

2.5.2 Morfologi dan Ciri Khusus


Nama lain nyamuk culex adalah culex pipiens fatigans wiedemann. Kepala
culex umumnya bulat atau sferik dan memiliki sepasang mata, sepasang antena,
sepasang palpi yang terdiri atas 5 segmen dan 1 probosis antenna yang terdiri atas
15 segmen. Berbeda dengan Aedes, pada genus culex tidak terdapat rambut pada
spiracular maupun pada post spiracular. Bagian metatoraks mengecil dan terdapat
sepasang sayap yang mengalami modifikasi menjadi halter. Abdomen terdiri atas
8 segmen tanpa bintik putih di tiap segmen. Ciri lain dari nyamuk culex sp. adalah
posisi yang sejajar dengan bidang permukaan yang dihinggapi saat istirahat atau
saat menusuk dengan kaki belakang yang sedikit terangkat. Siklus hidup culex sp.
merupakan metamorfosis sempurna. Seluruh siklus hidup mulai dari telur hingga
dewasa membutuhkan waktu sekitar 14 hari. Untuk bertelur, nyamuk betina akan
mencari tempat yang sesuai seperti genangan air yang lembab.
2.5.3 Menyerang Pada Ikan
Culex sp. biasanya jarang menyerang pada spesifik ikan, biasanya
menyerang ikan air tawar.

2.5.4 Menyerang Pada Bagian


Biasanya menyerang dengan cara masuk ke sel endotel membentuk skizon
eksoeritrosit lain, dan merusak peredaran darah ikan.

2.5.5 Golongan HPIK


Tidak bersifat parasit, tetapi merupakan vektor.

2.6 Acarus sp.


Acarus sp. merupakan parasit ikan dari filum arthropoda. Acarus sp.
biasanya menyerang tubuh bagian kulit, sisik, dan insang. Jika acarus sudah
menyerang ikan, biasanya dapat ditemui dalam bentuk kista di daerah esophagus
dan ikan akan menggesek-gesekan badannya ke dasar kolam dan ikan akan
berdiam dan tidak mau makan.
11

2.6.1 Klasifikasi
Filum : Arthropoda
Kelas : Arachnida
Ordo : Sarcoptiformes
Famili : Acaridae
Genus : Acarus
Spesies : Acarus sp.
Nama lokal : Tungau

Gambar 6. Acarus sp.


2.6.2 Morfologi dan Ciri Khusus
Tubuh tersegmentasi dengan segmen disusun dalam dua tagmata, sebuah
prosoma (cephalotorax) dan opisthosoma (perut). Panjang tungau dewasa hanya
0,3-0,4 mm. Kebanyakan tungau tidak mempunyai mata. Mata pusat arachanida
selalu hilang, atau mereka menyatu menjadi satu mata. Acarus sp. berukuran 250-
300 mikron dan berbentuk oval, punggungnya cembung, dan bagian perutnya rata.
Tungau dewasa mempunyai 4 pasang kaki. Tubuhnya berwarna agak kemerah-
merahan/merah muda, mempunyai kuku pada bagian ujung. Tungkai depan lebih
besar dibandingkan dengan tungkai belakang dan mempunyai duri yang tebal
pada bagian ventral. Ciri khusus Acarus sp. yaitu memiliki tubuh semitransparan
memanjang yang terdiri dari 2 segmen menyatu. Acarus sp. berrnafas
menggunakan trakea, stigma (lubang kecil pada kulit), usus dan kulit.

2.6.3 Menyerang Pada Ikan


Acarus sp. biasanya menyerang pada ikan mas
12

2.6.4 Menyerang Pada Bagian


Biasanya menyerang pada organ tubuh bagian kulit, sisik, dan insang.

2.6.5 Golongan HPIK


Penyakit dari Acarus sp. Merupakan HPIK golongan 1, karena tidak bisa
ditanggulangi dan sudah menyerang sistem syaraf.

2.7 Dactylogyrus sp.


Dactylogyrus sp. merupakan parasit yang penting pada ikan air tawar dan
ikan air laut. Juga merupakan parasit yang penting pada carp fry. Hidup di insang,
tergolong Monogenea, punya kaki paku dan beracetabulum. Parasit yang matang
melekat pada insang dan bertelur disana. Dactylogyrus sp. merupakan cacing
Trematoda dari sub-kelas Monogenea. Spesies tersebut berparasit pada hewan air
berdarah dingin atau pada ikan, amfibi, reptil, kadang-kadang pada invertebrate
air. Distribusinya luas, memiliki siklus hidup langsung dan merupakan parasit
ekstemal pada insang, sirip, dan rongga mulut. Bisa juga ditemukan pada traktus
urinaria.
2.7.1 Klasifikasi
Filum : Platyhelminthes
Kelas : Monogenea
Ordo : Dactylogyridea
Famili : Dactylogyridae
Genus : Dactylogyrus
Spesies : Dactylogyrus sp.
13

Gambar 7. Dactylogyrus sp.


2.7.2 Morfologi dan Ciri Khusus
Parasit ini berbentuk memanjang, pada cacing dewasa dapat mencapai 2
mm, memiliki jangkar pada ujung posterior, dua pasang bitnik mata pada ujung
anterior dan 14 kait tepi (Soulsby 1989). Ghufran (2004) juga menambahkan
bahwa bentuk dari parasite ini adalah pipih dan pada ujungnya dilengkapi alat
pengait dan alat penghisap darah.
Parasit ini termasuk Trematoda. Dactylogyrus sp. sering menginfeksi pada
bagian insang ikan air tawar, payau dan laut. Cacing dewasa berukuran 0,2-2 mm.
Mempunyai dua pasang bintik mata pada ujung anterior. Memiliki sucker yang
terletak dekat ujung anterior. Pada ujung posterior tubuh terdapat alat penempel
yang terdiri dari 2 kait besar yang di kelilingi 14 kait lebih kecil disebut
Opisthaptor (Soulsby 1986).
Cacing ini bersifat ovipar dan memiliki haptor yaitu organ untuk
menempel yang dilengkapi dengan 2 pasang jangkar dan 14 kait di lateral.
Intensitas reproduksi dan infeksi memuncak pada musim panas. Telur pada
umumnya memliki operkulum dan filamen disalah satu ujungnya yang berfiingsi
untuk melekatkan telur pada hospes atau benda lain. Larva (oncomiridium)
mempunyai silia dan eye spot lebih dari satu. Larva akan berenang dan menempel
pada tubuh hospes kemudian menjadi dewasa di hospes (Kabata 1985).
14

2.7.3 Menyerang Pada Ikan


Dactylogyrus sp. biasanya menyerang pada ikan air tawar dan air laut,
seperti ikan bandeng, ikan patin dan ikan lele.

2.7.4 Menyerang Pada Bagian


Dactylogyrus sp. biasanya menyerang pada bagian insang, sirip dan
rongga mulut.

2.7.5 Golongan HPIK


Termasuk kedalam golongan HPIK 2.

2.8 Gyrodactylus sp.


Parasit ini merupakan organisme yang menyerang tubuh ikan bagian luar.
Gyrodactylus sp. menginfeksi tubuh dan sirip ikan. Gyrodactylus sp. merupakan
cacing parasit ikan yang menempel pada tubuh inang. Gyrodactylus sp.
berkembangbiak dengan melahirkan anakan yang sudah mengandung anakan lagi.
Semua anakan hasil reproduksi ini mampu menginfeksi ikan tanpa adanya inang
perantara (Awik et.al 2007). Kabata (1985) menyatakan bahwa monogenea salah
satu parasit yang sebagian besar menyerang bagian luar tubuh ikan (ektoparasit)
jarang menyerang bagian dalam tubuh ikan (endoparasit) biasanya menyerang
kulit dan insang. Salah satu spesies dari kelas monogenea yang paling sering
muncul pada ikan air tawar adalah Dactylogyrus sp. dan Gyrodactylus sp.
2.8.1 Klasifikasi
Filum : Platyhelminthes
Kelas : Monogenea
Ordo : Gyrodactylidea
Famili : Gyrodactylidae
Genus : Gyrodactylus
Spesies : Gyrodactylus sp.
15

Gambar 8. Gyrodactylus sp.


2.8.2 Morfologi dan Ciri Khusus
Parasit Gyrodactylus sp. berbentuk eliptikal dan datar pada permukaan
ventral. Pada bagian posterior tubuh terletak organ seperti mangkok/piring yang
dilengkapi dengan satu atau dua pasang kait besar yang dikelilingi oleh 16 kait-
kait lebih kecil dibagian tepinya. Organ tersebut berfungsi untuk melekat pada
inang/hospes dan untuk menghisap darah serta memakan jaringan hospes (Kabata,
1985).
Gyrodactylus sp. memiliki panjang 0.3-1mm. Parasit ini melekat pada
permukaan tubuh inang dengan alat pelekat (haptor) yang memilii 2 kait
(anchors) yang dilengkapi dengan 16 buah kait tep (marginal hooklets) yang
bersifat hermafrodit dan membebaskan anaknya dalam bentuk larva dan morfologi
yang sama dengan induknya/vivipar. Biasanya parasite ini menyerang pada
permukaan kulit. (Klinger and Floyd 2013).
2.8.3 Menyerang Pada Ikan
Gyrodactylus sp. biasanya menyerang pada ikan lele, ikan nila, ikan patin
dan ikan bandeng.

2.8.4 Menyerang Pada Bagian


Gyrodactylus sp .biasanya menyerang pada bagian tubuh dan sirip ikan.

2.8.5 Golongan HPIK


16

Termasuk kedalam golongan HPIK 2.


BAB IV
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Dari kedelapan spesies yang diidentifikasi 6 diantaranya termasuk dalam
filum Arthropoda, yaitu Lamproglena sp, Cybister sp, Simulium sp, Chironomus
sp, Culex sp, dan Acarus sp. Sedangkan dua yang lain termasuk kedalam filum
Plathyhelminthes, yaitu Dactylogyrus sp dan Gyrodactylus sp. Berdasarkan
golongan HPIK, terdapat spesies yang tergolong sebagai HPIK golongan 1 yaitu
Acarus sp., terdapat juga spesies yang tergolong sebagai HPIK golongan 2, yaitu
Lamproglena sp, Cybister sp, Dactylogyrus sp, dan Gyrodactylus sp., tetapi ada
juga yang tidak termasuk dalam golongan HPIK karena spesies tersebut hanya
sebagai vector penyakit, diantaranya Chironomus sp, Simulium sp, dan Culex sp.
5.2 Saran
Perlu dilakukan peninjauan lebih lanjut mengenai dasar spesies tersebut
dapat dikatakan sebagai parasite pada ikan.

17
DAFTAR PUSTAKA

Afrianto dan Liviawaty. 1992. Pengendalian hama dan penyakit ikan. Penerbit
kanisius. Yogyakarta.
Anshary, H. 2008. Modul Pembelajaran Mata Kuliah Parasitologi. Makassar.
Awik. 2007. Pengaruh Salinitas terhadap Pertumbuhan Populasi Gyrodactylus
fernandoi Pada Benih Lele Dumbo (Clarias sp.). (Skripsi). Departemen
Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut
Pertanian Bogor. Bogor.
Ghufran M. Kordi H. Panggulangan K. 2004. Hama dan Penyakit Ikan. Penerbit
BinaAdiaksara. Jakarta.
Hardi, E. H. 2015. Parasit Biota Akuatik. Samarinda: Mulawarman University
Press.
Ibraheem, M. H. 2008. Lamproglena monodi Capart, 1944, Attachment Scheme
and Associated Pathology on The Gills of Oreochromis niloticus, with
A Special References to Thoracic Appendages. El – Minia, Mesir:
Minia University.
Kabata. 1985. Parasites and Disease of Fish Cultured In The Tropics. Taylor and
Francis. London page 109-114.
Klinger, R. and R.F Floyd. 2013. Introduction to Freshwater Fish Parasites. The
Institute of Food and Sgricultural Sciences (IFAS), University of
Floridia. CIR716.
Kusumah, H. 1985. Penyakit dan Hama Ikan. Bogor: SUPM Bogor.
Marx, H. M. 1996. Redescription of Lamproglena clariae Fryer, 1956
(Copepoda, Lernaiedae), with Notes on Its Occurrence and Distribution.
Johannesburg, Afrika Selatan: Rand Afrikaans University.
Marx, H.M. and Avenant-Oldewage, A. 1996. Redescription of Lamproglena
clariae. Crustaceana 69: 509-523.
Soulsby, E.J.L. 1986. Helminth, Arthropods, and Protoxoa of Domesticated
Animals.7th ed. Bailliere Tindal. London.

18
19

Widyastuti, R,. E. Srimurni, S. Subadrah, Mardiyah. 2002. Parasitologi. Pusat


Penerbitan Universitas Terbuka (Tidak dipublikasikan).

Anda mungkin juga menyukai