Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Parasit dan Penyakit Ikan
Disusun Oleh :
Kelompok 4/Perikanan B
Naufal S Nugraha 230110170063
Rizky Taufiq 230110180063
Putri Aulia 230110180078
Firda Arum Pitaloka 230110180081
Raja Bani Y.Y. 230110180083
Dianty Hanifah Utami 230110180090
Sulthon Akbar Abdillah 230110180098
Ivanna Shelma Taofani 230110180112
Athalla Rakha Abi F 230110180119
Azalea Fathin 230110180121
Radika Gilang B.S. 230110180122
Lusy Ayu Putri 230110180123
UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
PROGRAM STUDI PERIKANAN
JATINANGOR
2019
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
dengan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat melaksanakan dan
menyelesaikan tugas mata kuliah parasit yang berjudul “Parasit dan Penyakit pada
Ikan (Culex sp., Cybister sp., dan Acarus sp.) ”.
Dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari berbagai pihak, untuk itu
kepada semua pihak yang sudah mendukung dalam pembuatan makalah ini baik
dukungan moril maupun materil penulis haturkan terimakasih yang sebesar-
besarnya.
Semoga laporan ini dapat menuntun ke arah yang lebih baik lagi dan mampu
menambah kemampuan penulis dalam meningkatkan ketelitian. Kritik dan saran
demi laporan ini selanjutnya sangat dinantikan.
Kelompok 4
i
DAFTAR ISI
BAB Halaman
DAFTAR GAMBAR .....................................................................................
I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...................................................................................1
1.2 Tujuan.................................................................................................1
1.3 Manfaat ..............................................................................................1
II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Culex sp..............................................................................................2
2.1.1 Klasifikasi...........................................................................................2
2.1.2 Ciri -ciri..............................................................................................2
2.1.3 Daur Hidup.........................................................................................3
2.1.4 Dampak Kerugian bagi Ikan...............................................................5
2.1.5 Gejala Klinis.......................................................................................6
2.1.6 Cara Pengendalian..............................................................................6
2.2 Cybister sp..........................................................................................6
2.2.1 Klasifikasi...........................................................................................7
2.2.2 Ciri Morfologi.....................................................................................7
2.2.3 Siklus Hidup.......................................................................................8
2.2.4 Cara Memangsa Predator....................................................................8
2.2.5 Gejala Klinis Penyakit........................................................................9
2.2.6 Cara Peanggulangan...........................................................................9
2.3 Acarus sp. ........................................................................................11
2.3.1 Klasifikasi.........................................................................................11
2.3.2 Morfologi..........................................................................................11
2.3.3 Siklus Hidup.....................................................................................12
2.3.4 Gejala Klinis.....................................................................................13
2.3.5 Tindakan Pencegahan.......................................................................13
III KESIMPULAN
5.1 Simpulan ..........................................................................................15
5.2 Saran ................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................16
ii
DAFTAR GAMBAR
Culex sp
1. .................................................................................................................…2
2. Daur Hidup Culex sp................................................................................…3
3. Telur Culex sp..........................................................................................…3
4. Larva Culex sp.........................................................................................…4
5. Pupa Culex sp...........................................................................................…4
6. larva Cybister dan Cybister dewasa.........................................................…7
7. Siklus Hidup Cybister sp.........................................................................…8
8. Cara larva cybister memangsa ikan dan sesamanya................................…9
9. Acarus sp....................................................................................................11
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Tujuan dari Makalah ini bertujuan untuk mengetahui tentang parasite dan
penyakit pada ikan (Culex sp., Cybister sp., dan Acarus sp.).
1.3 Manfaat
1
2
Manfaat dalam makalah ini adalah untuk mengetahui dan memahami Parasit
dan Penyakit pada Ikan (Culex sp., Cybister sp., dan Acarus sp.) agar dapat
terhindar dari kerugian besar didalam kegiatan budidaya .
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.1 Klasifikasi
Klasifikasi Culex sp. Adalah sebagai berikut:
Filum : Arthropoda
Ordo : Diptera
Subordo : Nematocera
Famili : Culicidae
Genus : Culex
Species : Culex sp.
3
4
1. Telur
Telur nyamuk Culex sp. berbentuk seperti cerutu, pada salah satu ujungnya
terdapat bentukan seperti topi yang disebut corolla. Telur diletakkan di atas
permukaan air, walau tidak memiliki lateral float. Telur dilekatkan satu sama
lain dan tersusun seperti rakit di atas permukaan air (Soebaktiningsih 2015).
5
2. Larva
Larva nyamuk Culex sp. memiliki IV fase instar. Larva instar pertama
keluar dari telur melalui circular slit pada dinding telur. Setelah berganti kulit 3x
larva akan masuk pada fase instar IV. Pada fase instar IV, larva memiliki 3
bagian tubuh yang terdiri dari kepala, thorax, dan abdomen. Bagian kepala larva
instar IV mengandung lapisan chitine yang lebih tebal daripada bagian tubuh
yang lain, kompleks dorso ventral dengan satu pasang antena berbentuk seperti
pasak, 1 pasang mata, 1 pasang mouth brush untuk menyapu makanan masuk ke
mandibula (chewing mouth part). Thorax terdiri dari 3 segmen (prothorax,
mesothorax, dan metathorax) yang menyatu, pada bagian lateral terdapat
kelompok rambut yang bercabang. Abdomen terdiri dari 9 segmen, dengan 7
segmen pertama sama besar. Larva Culex sp. memiliki siphon pernapasan yang
panjang dan langsing sehingga larva memposisikan diri membentuk sudut
dengan permukaan air. Siphon larva Culex sp. memiliki beberapa pasang ventral
hair tuft dan dua baris pectin teeth. Pada segmen abdomen ke-8 terdapat 1
pasang spiracle pada ujungnya yang berfungsi sebagai lubang pernapasan yang
berhubungan dengan trakea (Soebaktiningsih 2015).
6
3. Pupa
Pupa berbentuk notasi koma apabila dilihat dari lateral. Kepala dan thorax
bersatu menjadi cephalothorax dengan abdomen melengkung. Pada bagian
dorsal cephalothorax terdapat 1 pasang bentukan seperti terompet yang disebut
breathing tube dan 1 pasang palmate hair. Pupa merupakan stadium yang tidak
makan namun bergerak aktif secara jerky movement. Setelah 2-3 hari sebagai
pupa, permukaan dorsal cephalothorax akan pecah dan nyamuk dewasa muncul
melalui slit yang berbentuk seperti huruf T. Setelah sayapnya mengeras, nyamuk
jantan dan nyamuk betina kawin (Soebaktiningsih, 2015).
4. Dewasa
7
Nyamuk Culex sp. dewasa memiliki tubuh langsing dengan tiga bagian:
kepala, thorax dan abdomen. Kepala nyamuk Culex sp. berbentuk bulat oval
atau spheric, memiliki 1 proboscis, dan 2 palpus sensorik. Proboscis nyamuk
Culex sp. terdiri dari labrum, mandibula, hipopharinx, maxilla, dan labium.
Kepala nyamuk memiliki 1 pasang mata holoptic untuk nyamuk jantan dan mata
dichoptic untuk nyamuk betina serta 1 pasang antena yang terdiri dari 15
segmen. Antena nyamuk jantan berambut lebat (plumose) dan antena nyamuk
betina berambut jarang (pylose). Pada stadium dewasa palpus nyamuk jantan
setinggi proboscis dan ujungnya tidak menebal. Nyamuk betina mempunyai
palpus yang lebih pendek darpada proboscis-nya. Nyamuk Culex sp. memiliki
tipe mulut piercing and sucking (Soebaktiningsih 2015).
Thorax terdiri dari 3 segmen yaitu prothorax, mesothorax dan metathorax.
Pada masing-masing segmen terdapat 1 pasang kaki. Tiap segmen kaki terdiri
dari coxa, trochanter, femur, tibia dan tarsus yang terdiri dari 5 segmen diakhiri
dengan claw atau cakar (Soebaktiningsih 2015). Bentuk scutelum sederhana
seperti bulan sabit. Sepasang sayap keluar dari mesothorax, yang ukurannya
lebih besar dari segmen lainnya. Sepasang sayap kedua berubah menjadi alat
keseimbangan yang disebut halter keluar dari mesothorax. Sayap merupakan
pelebaran ke lateral dari tergum, terdiri dari bagian membraneus dan bagian
yang mirip pipa yang berhubungan dengan haemocoele dari thorax dan berisi
haemolymph, trachea dan serat saraf. Pada bagian pinggir sayap ditumbuhi
sisik-sisik sayap yang berkelompok membentuk gambaran belang-belang hitam
dan putih dengan bagian ujung sisik sayap melengkung (Gandahusada 1998).
Abdomen terdiri dari 10 segmen, tiap segmen abdomen terdiri dari tergum dan
sternum. Abdomen berisi traktus sirkulatorius, traktus digestivus, traktus
nervosus dan traktus reproduksi (Soebaktiningsih 2015).
Ada tiga sumber yang secara nyata keberadaan hewan lain diluar kultivan
budidaya membahayakan keberlangsungan budidaya yaitu:
Hewan yang berperan sebagai host-antara parasit ikan, atau parasit yang
memerlukan ikan sebagai host-antara. Misalnya: keong air, katak,
moluska, burung.
Hewan yang berfungsi sebagai vektor (pembawa penyakit). Misalnya
leech
Hama dan organisme pengganggu. misalnya ular, burung, larva insekta.
2.2.1 Klasifikasi
Berdasarkan klasifikasinya, Cybister adalah sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Fillum : Invertebrata
Kelas : Insecta
Ordo : Coleoptera
Famili : Dytiscidae
Genus : Cybister
Spesies : Cybister sp.
Spesiesnya antara lain Cybister pectoralis dan cybister lateralmarginalis.
10
Betina bertelur di berbagai objek yang terendam oleh air. Famili Dystiscidae
menyimpan telur-telurnya pada batang tanaman air. Baik larva maupun Cybister
dewasa merupakan hewan akuatik. Larva muda menetas dalam beberapa minggu
dan mendapatkan oksigen dengan cara difusi melalui seluruh permukaan tubuh.
Selain memangsa benih ikan, ucrit juga memangsa serangga air lainnya
termasuk larva capung dan bahkan memburu sesamanya (kanibal). Pengamatan
menunjukkan bahwa kanibalisme merupakan sifat alamiah ucrit. Ucrit berenang
lambat dan tidak memburu atau mengejar mangsanya, namun benih yang masih
lemah sulit menghindar dari sergapannya.
12
Larva cybister atau ucrit bekerja dengan menjepit badan inang dengan taring
hingga mengalami kerusakan jaringan eksodermal pada inangnya. Hal tersebut
menyebabkan beberapa gejala seperti terjadi infeksi yang mematikan karena
adanya kerusakan fisik pada jaringan permukaan tubuh inang.
Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Kelas : Arachanida
Ordo : Acarinida
Famili : Acaridae
Genus : Acarus
Spesies : Acarus sp
15
Sumber : https://www.sciencedirect.com/
2.3.2 Morfologi
Tungau bernapas melalui tracheae, stigmata (lubang kecil pada kulit), usus
dan kulit. kebanyakan tungau tidak memiliki mata. Mata pusat arachnida selalu
hilang, atau mereka menyatu menjadi satu mata. Panjang tungau dewasa hanya
0,3-0,4 milimeter. Tungau memiliki tubuh semitransparan memanjang yang terdiri
dari dua segmen menyatu. Tungau memiliki delapan kaki pendek, kaki yang
tersegmentasi melekat pada segmen tubuh pertama. Tubuh ditutupi dengan sisik
16
untuk penahan dirinya dalam folikel rambut, dan tungau memiliki pin(seperti
mulut) yaitu bagian untuk makan sel-sel kulit dan minyak (sebum) yang
menumpuk di folikel rambut.
Acarus atau tungau merupakan ektoparasit pada ikan yang menyerang
bagian tubuh seperti kulit sisik dan insang Kadang- kadang dapat ditemui dalam
bentuk kista di daerah esophagus ikan. Saat acarus ini meyerang pada kulit ikan
maka ikan akan terlihat menggesek- gesekan badannya ke dasar kolam. jika sudah
parah biasanya ikan terdiam dan tidak mau makan.
1. Fase telur
Pada tungau betina yang dewasa biasanya bertelur setiap hari.Sehari rata-
rata menghasilkan telur 5 butir.
2. Fase larva
Setelah 3-4 hari telur menetas menjadi larva. Larva tungau hidupdan makan
selama 4 hari kemudian beristirahat selama 24 jam. Selam amasa istirahat
tersebut terjadi pergantian kulit (molting) menuju tahap berikutnya.
3. Fase nimfa
Pada tahap ini bentuk tungau sudah seperti bentuk dewasanyadengan 4
pasang kaki. Bentuk nimfa ini terdiri dari dua fase yaitu protonimfa
dan deutonimfa. Masing-masing fase nimfa makan selama 3-5hari,
istirahat , kemudian molting menuju tahap berikutnya.
4. Fase tungau dewasa
17
2.4 Kesimpulan
5.2 Saran
19
20
DAFTAR PUSTAKA