Disusun oleh :
Kelompok 5 – Perikanan A
Kelompok 5 /Perikanan A
UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
PROGRAM STUDI PERIKANAN
JATINANGOR
2018
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan usulan riset. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah limpahkan
kepada Nabi Muhammad SAW, beserta keluarganya, sahabat dan umatnya
sehingga akhir zaman. Laporan praktikum yang berjudul “Sterilisasi Peralatan
dan Bahan” dibuat untuk memenuhi laporan praktikum mata kuliah Mikrobiologi
pada Program Studi Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas
Padjadjaran. Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen, coordinator asisten
mata kuliah mikrobiologi, asisten penanggung jawab mata kuliah mikrobiologi atas
segala bimbingan dan masukkan,
Penulis telah berusaha sebaik mungkin dalam penyusunan laporan
praktikum, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan masukan yang
membangun bagi penulis. Akhir kata, penulis berharap semoga laporan praktikum
yang telah disusun dapat memberikan manfaat bagi semua pihak.
Kelompok 5
i
DAFTAR ISI
BAB Halaman
KATA PENGANTAR ..................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................... ii
DAFTAR TABEL ............................................................................ iii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................... iv
I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ......................................................................... 1
1.2 Tujuan....................................................................................... 2
1.3 Manfaat..................................................................................... 2
II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Sterilisasi .................................................................................. 3
2.2 Metode Sterilisasi ..................................................................... 4
2.3 Macam-Macam Sterilisasi ....................................................... 5
III BAHAN DAN METODE
3.1 Tempat dan Waktu ................................................................... 7
3.2 Alat dan Bahan ......................................................................... 7
3.2.1 Alat ........................................................................................... 7
3.2.2 Bahan ........................................................................................ 7
3.3 Prosedur Kerja .......................................................................... 8
IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil ......................................................................................... 9
4.2 Pembahasan .............................................................................. 10
VI PENDALAMAN ............................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 15
LAMPIRAN .............................................................................................. 16
ii
DAFTAR TABEL
iii
DAFTAR LAMPIRAN
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
1.2 Tujuan
Praktikum sterilisasi alat bertujuan untuk memahami dan memiliki
kemampuan untuk melakukan proses sterilisasi, baik terhadap bahan atau peralatan
yang akan digunakan untuk menangani mikroba.
1.3 Manfaat
Memahami proses sterilisasi alat maupun bahan yang akan digunakan untuk
menangani mikroba agar alat dan bahan tidak terkontaminasi saat praktikum
dilakukan.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Sterilisasi
Sterilisasi adalah suatu proses yang menghancurkan semua bentuk
kehidupan mikroba, termasuk spora, pada permukaan benda mati. Prosesnya dapat
berupa pemanasan, pemberian zat kimia, radiasi, atau filtrasi (Gruendemann dan
Fernsebner 2006). Sterilisasi adalah proses pemanasan yang dilakukan untuk
mematikan semua mikroorganisme pada bahan makanan. Sterilisasi biasanya
dikombinasi dengan pengemasan hermetis untuk mencegah kontaminasi ulang.
Yang dimaksud pengemasan hermetis adalah pengemasan yang sangat rapat,
sehingga tidak dapat ditembus oleh mikroorganisme, air, ataupun udara
(Purnawijayanti 2001).
Sterilisasi merupakan salah satu metode menggunakan uap air pada suhu
211°C selama beberapa waktu tertentu. Tujuan pemanasan adalah memusnahkan
bakteri patogen dan spora bakteri elostridium bolulinum yang berbahaya. Metode
sterilisasi yang paling umum dilakukan adalah menggunakan kaleng atau kemasan
tetra pack (Yuyun dan Gunaisa 2011) Sterilisasi dalam pengertian medis
merupakan suatu proses dengan metode tertentu dapat memberikan hasil akhir,
yaitu suatu bentuk keadaan yang tidak dapat ditunjukkan lagi adanya
mikroorganisme hidup.
Ada beberapa istilah yang digunakan dalam mikrobiologi untuk masalah
mematikan, menghambat pertumbuhan, dan menyingkirkan mikroorganisme yaitu
sterilisasi dan desinfeksi. Sterilisasi dalam mikrobiologi berarti membebaskan tiap
benda atau substansi dari semua kehidupan dalam bentuk apapun. Untuk tujuan
mikrobiologi dalam usaha mendapatkan keadaan steril, mikroorganisme dapat
dimatikan setempat oleh panas atau kalor, gas-gas seperti formaldehide,
etilenoksida oleh bermacam-macam larutan kimia, oleh sinar lembayung ultra atau
sinar gamma. Mikroorganisme juga dapat disingkarkan secara mekanik. Oleh
sentrifugasi kecepatan tinggi oleh filtrasi. Sedangkan untuk desinfeksi berarti
mematikan atau menyingkirkan organisme yang dapat menyebabkan infeksi.
3
4
Meskipun dengan melakukan desinfeksi dapat tercapai keadaan steril namun tidak
seharusnya terkandung arti sterilisasi. Desinfeksi biasanya dilaksanakan dengan
menggunakan zat-zat kimia seperti fenol dan formaldehide. Desinfeksi
dimaksudkan untuk mematikan sel-sel vegetatif yang lebih sensitif tetapi bukan
spora-spora yang tahan panas (Irianto 2006).
selama 20 menit pada suhu 121ºC dan tekanan 15 psi. Ini akan membunuh semua
bakteri, spora, dan virus (Walton dan Torabinejad 2008)
Sterilisasi yang paling umum dilakukan dapat berupa: sterilisasi secara fisik
(pemanasan, penggunaan sinar gelombang pendek yang dapat dilakukan selama
senyawa kimia yang akan disterilkan tidak akan berubah atau terurai akibat
temperatur atau tekanan tinggi). Sterilisasi secara kimia (misalnya dengan
penggunaan disinfektan). Sterilisasi secara mekanik, digunakan untuk beberapa
bahan yang akibat pemanasan tinggi atau tekanan tinggi akan mengalami
perubahan, misalnya adalah dengan saringan/filter (Suriawiria 2005).
Sterilisasi basah biasanya dilakukan di dalam autoclave uap yang mulai
diangkat dengan menggunakan uap air jenuh pada suhu 121°C selama 15 menit.
Adapun alasan digunakannya suhu 121°C itu disebabkan oleh tekanan 1 atm pada
ketinggian permukaan laut. Autoclave merupakan alat yang essensial dalam setiap
laboratorium mikrobiologi, ruang sterilisasi di rumah-rumah sakit serta tempat-
tempat lain yang memproduksi produk steril. Pada umumnya (tidak selalu)
autoclave dijalankan padaa tekanan kira-kira 15-16 per (5 kg/cm2) pada suhu
121°C. Waktu yang diperlukan untuk sterilisasi bergantung pada sifat bahan yang
disterilkan, tipe wadah dan volume bahan. Misalnya 1000 buah tabung reaksi yang
masing-masing berisi 10 ml medium cair dapat disterilkan dalam waktu 10-15
menit pada suhu 121°C, sedangkan jumlah medium yang sama bila ditempatkan
dalam wadah 10 wadah berukuran 1 liter akan membutuhkan 1 liter akan
membutuhkan waktu 20-30 menit pada suhu yang sama untuk menjamin
tercapainya sterilisasi (Pelczar 1986).
2.3 Macam-Macam Sterilisasi
Prinsip dalam sterilisasi adalah sebagai berikut (Hadioetomo 1985) :
a. Sterilisasi secara mekanik (filtrasi)
menggunakan suatu saringan yang berpori sangat kecil (0.22 mikron
atau 0.45 mikron) sehingga mikroba tertahan pada saringan tersebut.
Proses ini ditujukan untuk sterilisasi bahan yang peka panas, misalnya
larutan enzim dan antibiotik.
6
3.2.1 Alat
Adapun peralatan utama yang dibutuhkan dalam proses sterilisasi peralatan
dan bahan antara lain adalah :
1. Tabung reaksi, sebagai alat yang akan disterilisasi.
2. Cawan petri, sebagai alat yang akan disterilisasi.
3. Gelas ukur, sebagai alat yang akan disterilisasi.
4. Pipet hisap, sebagai alat yang akan disterilisasi.
5. Labu Erlenmeyer, sebagai alat yang akan disterilisasi.
6. Beaker glass, sebagai alat yang akan disterilisasi.
7. Ose, sebagai alat yang akan disterilisasi.
8. Pinset, sebagai alat yang akan disterilisasi.
9. Oven, sebagai alat sterilisasi.
10. Waterbath, sebagai alat sterilisasi.
11. Bunsen, sebagai alat sterilisasi.
3.2.2 Bahan
Bahan yang digunakan dalam proses sterilisasi peralatan dan bahan antara
lain adalah :
7
8
1. Media kaldu.
2. Media agar.
3. Kertas penyaring.
4. Kertas coklat.
9
Hasil
Sterilisasi
Peralatan Dapat
Prinsip Sterilisasi Keterangan
Sterilisasi Disimpan
Lama
Y T
Alkohol Alkohol disemprotkan ke Sterilisasi dengan
meja untuk mensterilkan kimiawi. Alkohol
meja atau alat-alat sebagai disenfektan
dimasukkan ke dalam yang dapat
beaker glass yang sudah menghambat
berisi alkohol. pertumbuhan
mikroba jahat.
4.2 Pembahasan
Dalam praktikum mengenai sterilisasi peralatan dan bahan praktikum dibahas
mengenai sterilisasi alat dan bahan yang terdapat di laboratorium mikrobiologi
perikanan. Bahan yang disterilisasi yaitu tabung reaksi, pipet ukur, beaker glass,
cawan petri, pinset, ose, pipet tetes, labu erlenmeyer, serta mortar dan alu.
Sterilisasi merupakan syarat utama untuk mencapai keberhasilan kerja dalam
laboraturium mikrobiologi. Alat atau bahan yang tidak disterilisasi terlebih dahulu
akan menyebabkan kesalahan bahkan kegagalan dalam alat atau media kultur.
Sterilisasi dapat dilakukan menggunakan oven, waterbath, autoklaf, lampu
bunsen dan alkohol. Sterilisasi kering menggunakan oven untuk mensterilisasi alat-
alat yang tahan terhadap suhu tinggi. Alat-alat tersebut harus dibungkus terlebih
dahulu menggunakan kertas coklat untuk mencegah terjadi keretakan karena
bertumpukkan dengan alat yang lainnya dan agar tidak terjadi kontaminasi pada
saat pensterilan. Alat yang telah dibungkus dengan kertas dimasukkan ke dalam
oven dengan temperatur sekitar 120°C selama 20 menit. Setelah dipanaskan, alat
ditunggu hingga suhunya turun mencapai suhu kamar. Hal ini dilakukan untuk
menghindari keretakan alat atau masuknya udara yang mengandung partikel debu.
Sterilisasi basah dapat dilakukan menggunakan autoclave dan waterbath.
Sterilisasi yang dilakukan pada praktikum ini hanya menggunakan sterilisasi
kering saja dengan menggunakan oven karena alat-alat yang akan disterilisasikan
berupa alat dengan bahan kaca atau logam yang tahan panas.
10
11
5.1 Kesimpulan
Sterilisasi adalah hal terpenting dalam semua percobaan/penelitian dimana
jika alat terkontaminasi maka dapat mempengaruhi hasil atau bahkan gagal dalam
percobaan. Strelisasi dapat dilakukan dengan banyak cara, misalnya sterilisasi
basah menggunakan autoclaf, sterilisasi kering dengan menggunakan oven,
sterilisasi dengan dibersihkan dengan alkohol. Sterilisasi untuk jarum ose dengan
menggunakan bunsen atau lampu spirtus. Khusus sterilisasi dengan oven, semua
alat yang akan disterilkan harus dibungkus dengan kertas coklat atau kertas buram
agar tidak pecah. Melipatnya pun tak boleh sembarangan, dan ada tekniknya. Tidak
boleh celah dan udara dalam melipat alatnya, agar kontaminan tidak bisa masuk.
5.2 Saran
Semoga dengan mengetahui cara sterilisasi alat yang benar, segala kegagalan
atau kesalahan dalam praktikum dapat diminimalisir. Alat dan bahannya
seharusnya bisa lebih lengkap lagi dan lebih memadai.
12
BAB VI
PENDALAMAN
13
14
15
LAMPIRAN
16
Oven
18
Kertas coklat
19
Peralatan yang akan disterilisasi dipastikan kembali agar tidak ada air
yang tersisa menggunakan tissue