Universitas Padjadjaran
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Program Studi Perikanan
Jatinangor
2018
Kata Pengantar
Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah yang Maha Pengasih lagi
Maha Penyayang. Berkat limpahan karunia nikmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah
yang bertajuk Euglenophyta dan Pyrrophyta ini dengan lancar. Penyusunan makalah ini
dalam rangka memenuhi tugas Mata Kuliah Planktonologi.
Dalam proses penyusunannya tak lepas dari bantuan, arahan dan masukan dari
berbagai pihak. Untuk itu saya ucapkan banyak terima kasih atas segala partisipasinya dalam
menyelesaikan makalah ini.
Meski demikian, penulis menyadari masih banyak sekali kekurangan dan kekeliruan
di dalam penulisan makalah ini, baik dari segi tanda baca, tata bahasa maupun isi. Sehingga
penulis secara terbuka menerima segala kritik dan saran positif dari pembaca.
Demikian apa yang dapat kami sampaikan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat
untuk masyarakat umumnya, dan untuk kami juga khususnya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................................. 1
1.3 Tujuan…...............................................................................................................1
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Protozoa ........................................................................................... 3
2.1.1 Ciri- ciri Umum Protozoa ................................................................................ 3
2.1.2 Bentuk Tubuh Protozoa .................................................................................... 5
2.1.3 Reproduksi Protozoa ......................................................................................... 5
2.1.4 Morfologi Protozoa ........................................................................................... 6
2.1.5 Klasifikasi Protozoa .......................................................................................... 7
2.1.5.1 Rhizopoda (Sarcodina) ...................................................................................... 7
2.1.5.2 Flagellata (Mastigophora)............................................................................... 10
2.1.5.3 Cilliata (Ciliophora) ........................................................................................ 12
2.1.5.4 Sporozoa ........................................................................................................... 15
2.1.6 Habitat Protozoa............................................................................................... 15
2.1.7 Peranan Protozoa Bagi Kehidupan ................................................................ 16
2.2 Pengertian Rotifera .......................................................................................... 17
2.2.1 Ciri-ciri Rotifera............................................................................................... 18
2.2.2 Habitat Rotifera ................................................................................................ 18
2.2.3 Morfologi Rotifera ........................................................................................... 18
2.2.4 Sistem Reproduksi ........................................................................................... 20
2.2.5 Klasifikasi Rotifera .......................................................................................... 22
2.2.5.1 Kelas Seisonoida .............................................................................................. 22
2.2.5.2 Kelas Monogononta ........................................................................................ 22
2.2.5.3 Kelas Bdelloidea .............................................................................................. 23
2.2.6 Peranan Rotifera............................................................................................... 24
PENUTUP
1.1 Kesimpulan ....................................................................................................... 25
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 26
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Protozoa berasal dari kata protoz, yang artinya pertama dan zoon yang berarti hewan,
jadi protozoa adalah hewan yang pertama sekali dikenal. Protozoa adalah organisme yamg
tersusun atas satu sel sehingga bersifat mikroskopik.untuk lebih mempermudah
mempelajarinya, para ahli biologi mengelompokkan mikroorganisme menjadi 4 kelas
berdasarkan alat geraknya.
1.3 Tujuan
a. Menjelaskan tentang protozoa
1
2
3
4
Ciri-ciri prozoa sebagai hewan adalah gerakannya yang aktif dengan silia atau .
Memiliki membran sel dari zat lipoprotein, dan bentuk tubuhnya ada yang bisa berubah-
ubah. Adapun yang bercirikan sebagai tumbuhan adalah ada jenis protozoa yang hidup
autotrof. Ada yang bisa berubah-ubah. Adapun yang mencirikan sebagai sebagai
tumbuhan adalah ada jenis protozoa yang hidup autotrof. Perkembangbiakan bakteri dan
amuba. Perkembangbiakan amuba dan bakteri yang biasa dilakukan adalah dengan
membelah diri. Dalam kondisi yang sesuai mereka mengadakan pembelahan secara
setiap 15 menit. Peristiwa ini dimulai dengan pembelahan inti sel atau bahan inti menjadi
dua. Kemudian diikuti dengan pembelahan sitoplasmanya, menjadi dua yang masing-
masing menyelubungi inti selnya. Selanjutnya bagian tengah sitoplasma menggenting
diikuti dengan pemisahan sitoplasma. Akhirnya setelah sitoplasma telah benar-benar
terpisah, maka terbentuknya dua sel baru yang masing-masing mempunyai inti baru dan
sitoplasma yang baru pula.
Pada amuba bila keadaan kurang baik, misalnya udara terlalu dingin atau panas atau
kurang makan, maka amuba akan membentuk kista. Didalam kista amuba dapat
membelah menjadi amuba-amuba baru yang lebih kecil. Bila keadaan lingkungan telah
baik kembali, maka dinding kista akan pecah dan amuba-amuba baru tadi dapat keluar.
Selanjutnya amuba ini akan tumbuh setelah sampai pada ukuran tertentu, dia akan
membelah diri seperti semula.
5
dapat bergerak serat merupakan parasit hewan maupun manusia dikelompokkan ke dalam
Sporozoa
Dengan cara ini Amoeba bergerak untuk menangkap makanan. Dengan kaki semunya,
Amoeba dapat menangkap dan mengambil makanan. Mula-mula kaki semu (pseudopoda)
dijulurkan ke arah makanan lalu mengelilingi makanan tersebut. Kemudian, membran
plasma bergerak mendekati dan mengikuti kaki semu mengelilingi makanan. Bersatunya
kedua ujung membran plasma membentuk vakuola, makanan dicerna di dalam vakuola
makanan. Dari sini, sari makanan diedarkan ke seluruh tubuh. Pembelahan dimulai dari
membelahnya inti sel menjadi dua, lalu diikuti oleh pembelahan sitoplasma. Pembelahan inti
tersebut menimbulkan lekukan yang sangat dalam yang lama-lama akan putus sehingga
terjadilah dua sel anak Amoeba.
Morfologi Rhizopoda
Fisiologi Rhizopoda
Sel amoeba dilindungi oleh membran sel, dimana didalam selnya terdapat organel-organel
diantaranya inti sel, vakuola kontraktil, dan vakuola makanan. Ukuran amoeba berkisar
antara 200-300 mikron, bentuknya selalu berubah-ubah, amoeba bergerak dengan cara
mengalirkan penjuluran protoplasma yaitu pseudopodia.
Peristiwa ini dimulai dengan pembelahan inti sel atau bahan inti menjadi dua, kemudian
diikuti dengan pembelahan sitoplasmanya yang masing-masing menjadi dua dan
menyelubungi inti sel. Dimana amoeba bereproduksi secara vegetatif dengan cara membelah
diri, perkembangbiakan amoeba dan bakteri yang biasa dilakukan adalah dengan membelah
diri sesuai pada kondisi mereka mengadakan pembelahan setiap 15 menit. Setelah sitoplasma
terpisah maka terbentuklah dua sel baru.
Amoeba Proteus
Kingdom : Animalia
Phylum : Protozoa
Kelas : Sarcodina
Ordo : Amoibida
Famili : Amoibidae
Genus : Amoleba
2. Foraminifera, hidup di laut, terlindung kerangka luar yang beruang banyak yang
terbuat dari kalsium karbonat. Kerangka yang telah kosong mengendap di dasar laut
dan merupakan tanah "globigerina".Fosilnya berguna sebagai petunjuk dalam
pencarian minyak bumi.
3. Radiolaria, hidup di laut. Kerangka tubuhnya tersusun dari silikat membentuk tanah
radiolaria yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan penggosok.
10
1. Flagellata yang mempunyai kromatofora dan struktur yang mengandung pigmen hijau
klorofil,disebut kelompok fitoflagellata. Contoh:
Kingdom : Animalia
Phylum : Euglenozoa
Subphylum : Plicostoma
Class : Euglenoidea
Subclass : Dicondylia
Order :Euglenida
Family : Euglenidae
Genus : Euglena
Spesies : Euglena viridis
11
Euglena Viridis
b. Volvox globator, hidup di air tawar, berkoloni, merupakan kumpulan ribuan hewan
bersel satu yang berflagel dua. Sel-sel pembentuk koloni dihubungkan dengan benang-
benang plasma.
c. Noctiluca miliaris, hidup di laut, mempunyai dua flagel, yang satu panjang dan yang
satu pendek, hewan ini menyebabkan laut tampak bercahaya pada waktu malam hari.
c. Leishmania tropica, penyebab penyakit kalaazar dengan tanda demam dan anemia.
Silia pada ciliata selain berfungsi sebagai alat gerak juga berfungsi sebagai alat menangkap
makanan. Cara menangkap makanan adalah dengan menggetarkan silianya, agar terjadi
aliran air keluar dan masuk mulut sel. Pada saat itulah masuk bersamaan dengan air bakteri,
bahan organik, atau hewan uniseluler lainnya.Pada kelompok Ciliata, ada organ mirip mulut
di permukaan sel yang disebut sitostoma Sitostoma dapat digunakan menangkap makanan
dengan dibantu silia. Setelah makanan masuk ke dalam vakuola makanan.Ukuran vakuola
mengecil kemudian mengalami pengasaman. Lisosom memberikan enzim ke dalam vakuola
makanan tersebut untuk mencernakan makanan.
Respirasi pada ciliata sama yang dilakukan seperti amoeba yaitu dengan cara difusi melalui
seluruh permukaan tubuhnya (selaput plasma). Sitoplasma dibedakan menjadi dua yaitu
bagian luar adalah ektoplasma dan bagian dalam disebut endoplasma. Dibagian ektoplasma
terdapat bentukan menyerupai akar yang disebut trikosit. Fungi trikosit untuk melindungi diri
dari terhadap serangan lawan dan juga untuk menambatkan diri pada hewan lain waktu
mengambil makanan. Tubuhnya dilindungi oleh pellicle, sehingga bentuk dari organism ini
tetap.
Proses reproduksi pada ciliata yaitu secara seksual dan aseksual. Perkembangbiakan aseksual
pada ciliata yaitu dimulai dengan membelah diri secara transversal, dimulai dengan
membelah makronukleus yang diikuti oleh sitoplasmanya, membelah diri dapat
terjadi + tiap 24 jam. Setelah terjadi beberapa kali pembiakan aseksual (vegetatif), terjadilah
pembiakan seksual (generatif) secara konjugasi yang dimulai dengan pertemuan antara 2
individu pada bagian mulut. Kemudian terjadi peristiwa selanjutnya makronukleusnya
lenyap. Mikronukleusnya membelah secara meiosis menjadi empat. Tiga diantaranya lenyap
dan satu membelah menjadi dua mikronukleus (haploid). Dan terjadi tukar menukar
mikronuklues sehingga menjadi penyatuan mikronukleus haploid menjadi mikronukleus
diploid, tiap individu memisahkan diri. Dalam keadaan demikian tiap individu dan
mikronukleusnya akan mengadakan pembelahan dua kali berturut-turut hingga menjadi
empat paramecium baru dengan makronukleus.
a. Paramaecium caudatum, adalah Ciliata yang hidup bebas. Bentuk selnya seperti sandal,
ukuran kira-kira 250 mikron, mempunyai sitostom (celah mulut) pada membran plasma, dan
selnya diselubungi oleh pelikel. Sel berisi dua inti sel yang terdiri atas inti kecil
(mikronukleus) dan inti besar (makronukleus), sitoplasma, vakuola makanan (pencerna
makanan), serta vakuola kontraktil (pengeluaran zat sisa). Gerakan Paramaecium caudatum
dilakukan dengan menggetarkan cilianya. Gerakan cilia sulit diamati oleh mikroskop karena
gerakannya sangat cepat bereproduksi secara aseksual dengan membelah diri dengan arah
transversal, seksual dengan konjugasi dengan terjadi pertukaran inti kecil (mikronukleus).
Kingdom : Animalia
Filum : Protozoa
Class : Infosoria
Ordo : Holotrichida
14
Family : Holotrichidae
Genus : Paramecium
c. Vorticella, bentuk seperti lonceng bertangkai panjang dengan bentuk lurus atau spiral
yang dilengkapi cilia di sekitar mulutnya. 3) Didinium, predator pada ekosistem perairan,
yaitu pemangsa Paramaecium.
e. Balantidium coli, habitat pada kolon manusia dan dapat menimbulkan balantidiosis
(gangguan pada perut).
15
2.1.5.4 Sporozoa
Tidak mempunyai alat gerak. Dapat membentuk semacam spora dalam siklus
hidupnya, bersifat parasit pada manusia atau hewan. Sporozoid memiliki organel-organel
kompleks pada salah satu ujung (apex) selnya yang dikhususkan untuk menembus sel dan
jaringan inang. Hidupnya parasit pada manusia dan hewan.Tubuh Sporozoa berbentuk bulat
atau oval, mempunyai nukleus, tetapi tidak mempunyai vakuola kontraktil. Makanan diserap
langsung dari hospesnya melalui permukaan tubuh, demikian pula respirasi dan ekskresinya
melalui permukaan tubuh.
Ada pula protozoa yang tidak bersifat parasit yang hidup dalam di usus termit atau di
dalam rumen hewan ruminansia. Beberapa protozoa berbahaya bagi manusia karena mereka
dapat menyebabkan penyakit serius. Protozoa yang lain membantu karena mereka mamakan
bakteri berbahaya dan menjadi makanan untuk ikan dan lainnya. Protozoa hidup secara
soliter atau bentuk koloni. Didalam ekosistem air protozoa merupakan zooplanton.
Permukaan tubuh protozoa dibayangi oleh membran sel yang tipis, elastis, permeable, yang
tersususn dari bahan lipoprotein, sehinga bentuknya berubah-ubah
16
Gambar 1. Rotifera.
18
Beberapa rotifera berenang bebas dan benar-benar planktonik, bergerak lain dengan
inchworming sepanjang substrat, dan beberapa sessile, hidup di dalam tabung atau holdfasts
gelatin yang melekat pada substrat.
antara mulut dan pharynx. Mastax ialah pharynx yang berotot bulat atau lonjong dan bagian
dalamnya terdapat trophi, semacam rahang berkhitin. Trophi terdiri atas 7 buah gigi yang
saling berhubungan. Mastax berfungsi untuk menangkap dan menggiling makanan,
bentuknya beraneka ragam sesuai dengan tipe kebiasaan makan rotifera.
Bentuk badan bulat atau silindris. Pada bagian badan (trunk) terdapat 3 buah tonjolan
kecil yaitu sebuah atau sepasang antena dorsal dan 2 buah antena lateral. Pada ujung antena
biasanya terdapat bulu-bulu sebagai alat indra.
Sebuah kaki yang langsing terletak di ujung posterior. Kutikula pada kaki acapkali
berkerut-kerut sehingga tampak seperti beeruas-ruas, yang dapat memendek dan dimasukkan
ke dalam badan. Pada ujung kaki biasanya terdapat satu sampai empat buah jari, di dalam
kaki terdapat kelenjar kaki (pedal gland) yang menghasilkan bahan perekat untuk menempel
pada substrat. Selain empat buah jari, jenis bdelloidea mempunyai sepasang taji (spur). Pada
jenis yang sessile seperti colotheca dan floscularia, kelenjar kaki menghasilkan bahan
pembentuk selubung seperti vas bunga. Kaki pada jenis plankton adakalanya mengecil,
lenyap atau di bagian ventral.
Tubuh tertutup epidermis yang merupakan lapisan tipis dan sintisial, dengan jumlah
nuklei yang selalu tetap. Epidermis menghasilkan kutikula, tipis sampai tebal, tergantung
jenisnya, bahkan ada yang mengeras seperti cangkang yang disebut lorica. Lorica adakalanya
dihiasi galur-galur, duri yang pendek, atau panjang dan gampang digerakkan, misalnya pada
filinia.
Di bawah epidermis terdapat susunan otot melingkar dan membujur, namun tidak
terorganisir senaik platyhelminthes. Antara dinding tubuh dan organ dalam terdapat
pseudocoelom yang berisi cairan dan sel-sel ameboid bercabang-cabang yang tersusun
seperti jala sintial.
20
menjaid jantan yang haploid. Bila telur mictic dibuahi oleh sperma dari jantan yang haploid
tersebut akan menjadi telur dorman, bercangkang tebal dan keras, resisten terhadap
kekeringan dan lingkungan buruk, dan memerlukan istirahat beberapa bulan sebelum dapat
menetas. Dalam lingkungan yang baik, telur dorman menetas menjadi betina amictic dan
diploid.
Gambar 4. Seisonoida.
Klasifikasi Seisonoida :
Kingdom : Animalia
Filum : Rotifera
Class : Seisonidea
Ordo : Seisonida
Family : Seisonidae
Genus : Seison
Spesies : Seison nebaliae
2.2.5.2 Kelas Monogononta
Monogononta merupakan kelas terbesar dari filum rotifer karena memiliki 1500
spesies. Monogononta hidup sebagai parasite pada bryophyte (alga hijau). Monogononta
memiliki gonad tunggal. Ukuran jantan biasanya lebih kecil dari betina dan mengalami
reproduksi dengan cara aseksual parthogenesis dan seksual.
Dibagi menjadi 3 ordo yaitu, Collothecaceae, Flosculariaceae dan Ploima (Wiscosin).
23
Gambar 5. Monogononta.
Klasifikasi Monogonta :
Kingdom : Animalia
Filum : Rotifera
Kelas : Monogonta
Ordo : Ploima
Famili : Branchionidae
Genus : Branchionus
Spesies : Branchionus plicatilis
2.2.5.3 Kelas Bdelloidea
Bdelloidea merupakan kelas kedua terbesar di filum rotifer setelah kelas
monogononta. Kelas Bdelloidea biasanya hidup bersimbiosis dengan lumut. Ketika
mengalami keadaan lingkungan yang tidak dapat diprediksi, mereka dapat hidup dalam
keadaan kekeringan sekalipun. Mereka akan mengalami peristiwa yang dinamakan
anhydrobiosis. Anhydrobiosis merupakan keadaan dormansi yang disebabkan oleh
kurangnya air pada habitat yang mereka tinggali. Mereka akan mengubah bentuk tubuhnya
yang dinamakan tun. Dengan mengeculnya jaringan dan sel yang ada didalam tubuhnya,
kepala dan ekor mereka akan masuk kedalam tubuhnya untuk mengurangi keluarnya air.
24
Gambar 6. Bdelloidea.
Klasifikasi dari Bdelloidea :
Kingdom : Animalia
Filum : Rotifera
Kelas : Bdelloidea
Famili : Phillodinidae
Genus : Rotaria
Spesies : Rotaria neptunia
2.2.6 Peranan Rotifera
Rotifer memegang peranan penting dalam rantai makanan pada ekosistem perairan
tawar. Rotifer memakan serpihan-serpihan organic dan ganggang bersel satu, di lain pihak
merupakan makanan bagi hewan yang lebih besar seperti cacing dan crustacea. Rotifer sangat
penting dalam menunjang budidaya perikanan, terutama sebagai pakan yang baik pada larva
ikan maupun udang.
BAB III
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Protozoa secara umum dapat dijelaskan bahwa protozoa adalah berasal dari bahasa
Yunani, yaitu protos artinya pertama dan zoon artinya hewan. Jadi, Protozoa adalah hewan
pertama. Protozoa merupakan kelompok lain protista eukariotik. Kadang-kadang antara
algae dan protozoa kurang jelas perbedaannya. Protozoa termasuk kelompok protista yang
mirip hewan. Protozoa dibedakan dari prokariot karena ukurannya yang lebih besar, dan
selnya eukariotik. Protozoa dibedakan dari algae karena tidak berklorofil, dibedakan dari
jamur karena dapat bergerak aktif dan tidak berdinding sel, serta dibedakan dari jamur lendir
karena tidak dapat membentuk badan buah
Rotifera berasal dari bahasa Latin yang berarti "roda-pembawa" atau “wheel-
bearer “ ini mengacu kepada mahkota silia yang berada disekitar mulut rotifera
tersebut.Bentuk tubuh rotifer terdiri dari kepala (yang berisi korona), batang (yang berisi
organ),dan kaki. Filum rotifer dibagi menjadi tiga kelas yaitu Monogononta, Bdelloidea,
danSeisonidea. Siklus hidup rotifera mengandung kedua fase aseksual dan seksual.
Produkreproduksi seksual adalah embrio aktif encysted disebut kista sedangkan fase aseksual
melalui parthogenesis.
Rotifera dapat ditemukan di air tawar, air payau, air laut maupun didalam
tubuhkrustase atau larva serangga air. Umumnya hidup bebas, soliter, koloni, atau
sessile.Rotifera memegang peranan penting dalam rantai makanan pada ekosistem perairan
tawardi satu pihak memakan serpihan-serpihan organik dan ganggang bersel satu, di lain
pihakrotifera merupakan makanan bagi hewan yang lebih besar seperti cacing dan crustacea.
25
DAFTAR PUSTAKA
Alcaraz, Miguel. 2007. Zooplankton ecology. Spain : Institut de Ciences del Mar.
Animal Diversity Web Staff. 2014. Reproduction and Life Cycle of Rotifera.
http://animaldiversity.org/accounts/rotifera/ Diakses pada tanggal 15 April 2018
pukul 17.00 WIB.
26