Anda di halaman 1dari 29

PROTOZOA dan ROTIFERA

MATA KULIAH PLANKTONOLOGI

Disusun oleh : Kelompok 6


Anggota :
Tanti Sri Wulandari 230110170009
Ari Supriyadi 230110170011
Ine Triana Nuradha 230110170020
Vany Aulia Putri 230110170025
Adinda Elsha 230110170037
Nabila Nur Rania 230110170052
Perikanan A

Universitas Padjadjaran
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Program Studi Perikanan
Jatinangor

2018
Kata Pengantar

Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah yang Maha Pengasih lagi
Maha Penyayang. Berkat limpahan karunia nikmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah
yang bertajuk Euglenophyta dan Pyrrophyta ini dengan lancar. Penyusunan makalah ini
dalam rangka memenuhi tugas Mata Kuliah Planktonologi.
Dalam proses penyusunannya tak lepas dari bantuan, arahan dan masukan dari
berbagai pihak. Untuk itu saya ucapkan banyak terima kasih atas segala partisipasinya dalam
menyelesaikan makalah ini.
Meski demikian, penulis menyadari masih banyak sekali kekurangan dan kekeliruan
di dalam penulisan makalah ini, baik dari segi tanda baca, tata bahasa maupun isi. Sehingga
penulis secara terbuka menerima segala kritik dan saran positif dari pembaca.
Demikian apa yang dapat kami sampaikan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat
untuk masyarakat umumnya, dan untuk kami juga khususnya.

Jatinangor, April 2018

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................................. 1
1.3 Tujuan…...............................................................................................................1
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Protozoa ........................................................................................... 3
2.1.1 Ciri- ciri Umum Protozoa ................................................................................ 3
2.1.2 Bentuk Tubuh Protozoa .................................................................................... 5
2.1.3 Reproduksi Protozoa ......................................................................................... 5
2.1.4 Morfologi Protozoa ........................................................................................... 6
2.1.5 Klasifikasi Protozoa .......................................................................................... 7
2.1.5.1 Rhizopoda (Sarcodina) ...................................................................................... 7
2.1.5.2 Flagellata (Mastigophora)............................................................................... 10
2.1.5.3 Cilliata (Ciliophora) ........................................................................................ 12
2.1.5.4 Sporozoa ........................................................................................................... 15
2.1.6 Habitat Protozoa............................................................................................... 15
2.1.7 Peranan Protozoa Bagi Kehidupan ................................................................ 16
2.2 Pengertian Rotifera .......................................................................................... 17
2.2.1 Ciri-ciri Rotifera............................................................................................... 18
2.2.2 Habitat Rotifera ................................................................................................ 18
2.2.3 Morfologi Rotifera ........................................................................................... 18
2.2.4 Sistem Reproduksi ........................................................................................... 20
2.2.5 Klasifikasi Rotifera .......................................................................................... 22
2.2.5.1 Kelas Seisonoida .............................................................................................. 22
2.2.5.2 Kelas Monogononta ........................................................................................ 22
2.2.5.3 Kelas Bdelloidea .............................................................................................. 23
2.2.6 Peranan Rotifera............................................................................................... 24
PENUTUP
1.1 Kesimpulan ....................................................................................................... 25
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 26

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Protozoa berasal dari kata protoz, yang artinya pertama dan zoon yang berarti hewan,
jadi protozoa adalah hewan yang pertama sekali dikenal. Protozoa adalah organisme yamg
tersusun atas satu sel sehingga bersifat mikroskopik.untuk lebih mempermudah
mempelajarinya, para ahli biologi mengelompokkan mikroorganisme menjadi 4 kelas
berdasarkan alat geraknya.

Di perairan protozoa adalah penyusun zooplanton. Makanan protozoa meliputi


bakteri, jenis protista lain,atau detritus (materi organic dari organisme mati). Protozoa hidup
soliter atau berkoloni. Jika keadaan lingkungan kurang menguntungkan, protozoa
membungkus diri membentuk kista untuk mempertahankan diri. Bila mendapat lingkungan
yang sesuai hewan ini akan aktif lagi, cara hidupnya ada yang parasit, saprrofit, dan ada yang
hidup bebas (soliter).

1.2 Rumusan Masalah


a. Apa yang dimaksud dengan protozoa?
b. Bagaimana ciri-ciri protozoa?
c. Bagaimana bentuk tubuh protozoa?
d. Bagaimana reproduksi dari protozoa?
e. Bagaimana morfologi dari protozoa?
f. Apa saja klasifikasi dari protozoa?
g. Bagaimana habitat protozoa?
h. Apa peranan protozoa bagi kehidupan?

1.3 Tujuan
a. Menjelaskan tentang protozoa

1
2

b. Menjelaskan tentang ciri-ciri protozoa


c. Menjelaskan tentang bentuk tubuh protozoa
d. Menjelaskan reproduksi dari protozoa
e. Menjelaskan bagaimana morfologi dari protozoa
f. Menjelaskan klasifikasi dari protozoa
g. Menjelaskan habitat protozoa
h. Menjelaskan peranan protozoa bagi kehidupan
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Protozoa


Protozoa secara umum dapat dijelaskan bahwa protozoa adalah berasal dari bahasa
Yunani, yaitu protos artinya pertama dan zoon artinya hewan. Jadi, Protozoa adalah hewan
pertama. Protozoa merupakan kelompok lain protista eukariotik. Kadang-kadang antara
algae dan protozoa kurang jelas perbedaannya. Protozoa termasuk kelompok protista yang
mirip hewan. Protozoa dibedakan dari prokariot karena ukurannya yang lebih besar, dan
selnya eukariotik. Protozoa dibedakan dari algae karena tidak berklorofil, dibedakan dari
jamur karena dapat bergerak aktif dan tidak berdinding sel, serta dibedakan dari jamur lendir
karena tidak dapat membentuk badan buah (Budirahayu, 2014). Protozoa merupakan
kelompok lain protista eukariotik. Kadang-kadang antara algae dan protozoa kurang jelas
perbedaannya. Kebanyakan Protozoa hanya dapat dilihat di bawah mikroskop. Beberapa
organisme mempunyai sifat antara algae dan protozoa. Sebagai contoh algae hijau
Euglenophyta, selnya berflagela dan merupakan sel tunggal yang berklorofil, tetapi dapat
mengalami kehilangan klorofil dan kemampuan untuk berfotosintesis.

2.1.1 Ciri- ciri Umum Protozoa


Protozoa adalah mikroorganisme menyerupai hewan yang merupakan salah satu
filum dari Kingdom Protista. Seluruh kegiatan hidupnya dilakukan oleh sel itu sendiri dengan
mengunakan organel-organel antara lain membran plasma, sitoplasma dan mitokondria.
Caici-ciri umum protozoa :

1. Organisme uniseluler (bersel tunggal)


2. Eukariotik (memiliki membran nukleus)

3
4

3. Hidup soliter (sendiri) atau berkoloni (berkelompok)


4. Umumnya tidak dapat membuat makanan sendiri (heterotrof)
5. Hidup bebas, saprofit atau parasit
6. Dapat membentuk sista untuk bertahan hidup
7. Alat gerakberupa Pseudopodia,silia atau flagella

Ciri-ciri prozoa sebagai hewan adalah gerakannya yang aktif dengan silia atau .
Memiliki membran sel dari zat lipoprotein, dan bentuk tubuhnya ada yang bisa berubah-
ubah. Adapun yang bercirikan sebagai tumbuhan adalah ada jenis protozoa yang hidup
autotrof. Ada yang bisa berubah-ubah. Adapun yang mencirikan sebagai sebagai
tumbuhan adalah ada jenis protozoa yang hidup autotrof. Perkembangbiakan bakteri dan
amuba. Perkembangbiakan amuba dan bakteri yang biasa dilakukan adalah dengan
membelah diri. Dalam kondisi yang sesuai mereka mengadakan pembelahan secara
setiap 15 menit. Peristiwa ini dimulai dengan pembelahan inti sel atau bahan inti menjadi
dua. Kemudian diikuti dengan pembelahan sitoplasmanya, menjadi dua yang masing-
masing menyelubungi inti selnya. Selanjutnya bagian tengah sitoplasma menggenting
diikuti dengan pemisahan sitoplasma. Akhirnya setelah sitoplasma telah benar-benar
terpisah, maka terbentuknya dua sel baru yang masing-masing mempunyai inti baru dan
sitoplasma yang baru pula.

Pada amuba bila keadaan kurang baik, misalnya udara terlalu dingin atau panas atau
kurang makan, maka amuba akan membentuk kista. Didalam kista amuba dapat
membelah menjadi amuba-amuba baru yang lebih kecil. Bila keadaan lingkungan telah
baik kembali, maka dinding kista akan pecah dan amuba-amuba baru tadi dapat keluar.
Selanjutnya amuba ini akan tumbuh setelah sampai pada ukuran tertentu, dia akan
membelah diri seperti semula.
5

2.1.2 Bentuk Tubuh Protozoa


Biasanya 10-50 µm, tatapi dapat tumbuh sampai 1 mm, dan mudah dilihat dibawah
mikroskop. Mereka bergerak di sekitar dengan cambuk seperti ekor disebut flagela. Mereka
sebelumnya jatuh dibawah keluarga Protista. Lebih dari 30.000 jenis telah ditemukan.
Protozoa terdapat di seluruh lingkungan berair dan tanah, menduduki berbagai tingkat tropic.
Tubuh protozoa amat sederhana, yaitu terdiri dari satu sel tunggal (unisal). Namun demikian,
protozoa merupakan system yang serba bisa. Semua tugas tubuh dapat dilakukan oleh satu
sel saja tanpa mengalami tumpang tindih. Ukuran tubuhnya antara 3-1000 mikron. Bentuk
tubuh macam-macam ada yang seperti bola, bulat manjang atau seperti sandal bahkan ada
bentuknya tidak menentu dan memiliki fligel atau bersilia.

2.1.3 Reproduksi Protozoa


Reproduksi Protozoa secara aseksual (amoeba dan flagelata penginfeksi manusia.
Reproduksi aseksual umum adalah pembelahan biner). Sebagian lagi Protozoa
melakukan reproduksi seksual dengan penyatuan sel generatif (sel gamet) atau dengan
penyatuan inti sel vegetatif. Reproduksi seksual dengan penyatuan inti vegetatif disebut
konjugasi. Pembelahan longitudinal dan transversal masing-masing terjadi pada flagelata
dan ciliata. Endodiogeni adalah pembelahan aseksual dan terjadi di dalam sel dan terlepas
menghasilkan dua anakan.

a. Endodiogeni terjadi pada Toxoplasma. Pada apicomplexa pembelahan aseksual


disebut schizogoni. Schizogoni adalah pembelahan nukleus menjadi beberapa anakan
diikuti pembelahan sitoplasma, sehingga menghasikanmerozit bernukleus tunggal
kecil. Pada Palsmodium, Toxoplasma dan apicompexa lainnya siklus seksual
meliputi produksi gamet, fertilisasi gamet menghasilkan zigot, kistasisasi zigot
menjadi oosit, dan pembentukan sporozoit dalam oosit.
6

b. Beberapa protozoa memiliki siklus hidup kompleks dan memerlukan 2 inang


berbeda, beberapa protozoa hanya melibatkan 1 inang untuk menyelesaikan siklus
hidupnya.

2.1.4 Morfologi Protozoa


Protozoa dapat barada dalam bentuk vegetatif (tropozoite),atau bentuk istirahat yang
di sebut kista. Protozoa pada keadaan yang tidak menguntungkan dapat membentuk
kisata untuk mempertahankan hidupnya. Saat kista berada dalam keadaan yang
menguntungkan, maka akan berkecambah menjadi sel vegetatifnya. Semua protozoa
mempunyai vakuola kontraktil, vakuala dapat berperan sebagai pompa untuk
mengeluarkan kelebihan air dari sel, atau untuk mengatur tekanan osmosis. Jumlah dan
letak vakuola konntraktil berbeda pada setiap spesies. Protozoa tidak mempunyai diding
sel, dan tidak mengandung solulosa atau khitin seperti pada jamur dan algae. Kebanyakan
protozoa mempunyai bentuk spesifik, yang ditandai fleksibnilitas ektoplasma yang ada
dalam membran sel. Beberapa jenis protozoa seperti Foraminifera mempunyai kerangka
luar sangat keras yang tersususn dari Si dan Ca.
Beberapa protozoa seperti Difflugia, dapat mengikat partikel mineral untuk
membentuk karangka luar yang keras. Radiolaria dan Heliozoan dapat menghasilkan
skeloton. Kerangka luar yang keras ini sering ditemukan dalam bentuk fosil. Kerangka
luar Foraminifera tersususn dari CaO2 sehingga koloninya dalam waktu jutaan tahun
dapat membentuk jutaan kapur. Protozoa merupakan sel tunggal yang dapat bergerak
secara khas mengunakan psedopodia (kaki palsu), flagela atausilia, namun ada yang tidak
dapat bergerak aktif.
Berdasarkan alat gerak yang dipunyai dan mekanisme garakan inilah protozoa
dikelompokkan ke dalam 4 kelas, protozoa yang bergerak secara amoeboid
dikelompokkan ke dalam Sarcodina, yang bergerak dengan flagela dimasukkan ke dalam
Mastigophora, yang bergerak dengan silia dikelompokkan ke dalam Ciliophora, dan yang
7

dapat bergerak serat merupakan parasit hewan maupun manusia dikelompokkan ke dalam
Sporozoa

2.1.5 Klasifikasi Protozoa


Protozoa dibagi menjadi 4 kelas berdasarkan alat gerak:

2.1.5.1 Rhizopoda (Sarcodina)


Pada kelompok ini, alat geraknya berupa aliran isi sel atau tonjolan sitoplasma yang
disebut pseudopodia. Contoh spesies dalam kelas Rhizopoda yang sangat dikenal adalah
Amoeba sp. Bentuk sel amoeba tidak tetap, sitoplasmanya terdiri dari ektoplasma dan
endoplasma. Habitat organisme ini di air tawar, air laut, tempat-tempat basah, dan sebagian
kecil hidup di dalam tubuh hewan atau manusia. Ektoplasma Amoeba sp. bersifat lebih kental
dari endoplasma, sehingga aliran endoplasma dan ektoplasma tersebut berperan dalam
penjuluran dan penarikan pseudopodia.

 Pencernaan Makanan Rhizopoda

Dengan cara ini Amoeba bergerak untuk menangkap makanan. Dengan kaki semunya,
Amoeba dapat menangkap dan mengambil makanan. Mula-mula kaki semu (pseudopoda)
dijulurkan ke arah makanan lalu mengelilingi makanan tersebut. Kemudian, membran
plasma bergerak mendekati dan mengikuti kaki semu mengelilingi makanan. Bersatunya
kedua ujung membran plasma membentuk vakuola, makanan dicerna di dalam vakuola
makanan. Dari sini, sari makanan diedarkan ke seluruh tubuh. Pembelahan dimulai dari
membelahnya inti sel menjadi dua, lalu diikuti oleh pembelahan sitoplasma. Pembelahan inti
tersebut menimbulkan lekukan yang sangat dalam yang lama-lama akan putus sehingga
terjadilah dua sel anak Amoeba.

 Morfologi Rhizopoda

a. Bergerak bebas di dalam air laut dan tawar.


8

b. Bergerak dan menagkap mangsa dengan menggunakan kaki semu.

c. Berkembangbiak dengan cara membelah biner.

 Fisiologi Rhizopoda

Sel amoeba dilindungi oleh membran sel, dimana didalam selnya terdapat organel-organel
diantaranya inti sel, vakuola kontraktil, dan vakuola makanan. Ukuran amoeba berkisar
antara 200-300 mikron, bentuknya selalu berubah-ubah, amoeba bergerak dengan cara
mengalirkan penjuluran protoplasma yaitu pseudopodia.

 Reproduksi Rhizopoda (Amoeba)

Peristiwa ini dimulai dengan pembelahan inti sel atau bahan inti menjadi dua, kemudian
diikuti dengan pembelahan sitoplasmanya yang masing-masing menjadi dua dan
menyelubungi inti sel. Dimana amoeba bereproduksi secara vegetatif dengan cara membelah
diri, perkembangbiakan amoeba dan bakteri yang biasa dilakukan adalah dengan membelah
diri sesuai pada kondisi mereka mengadakan pembelahan setiap 15 menit. Setelah sitoplasma
terpisah maka terbentuklah dua sel baru.

 Contoh spesies dalam kelas Rhizopoda


1. Amoeba, jenis Amoeba yang hidup di dalam tubuh manusia disebut Entamoeba,
misalnya: Entamoeba dysentriae, penyebab penyakit disentri, karena menyerang dan
merusak jaringan usus, disebut juga Entamoeba histolitica, Entamoeba ginggivalis,
hidup di rongga mulut dan Entamoeba coli, hidup dalam kolon, sebenarnya bukan
parasit, tetap kadang-kadang menyebabkan diare.
9

Amoeba Proteus

Kingdom : Animalia

Phylum : Protozoa

Kelas : Sarcodina

Ordo : Amoibida

Famili : Amoibidae

Genus : Amoleba

Spesies : Amoeba Proteus

2. Foraminifera, hidup di laut, terlindung kerangka luar yang beruang banyak yang
terbuat dari kalsium karbonat. Kerangka yang telah kosong mengendap di dasar laut
dan merupakan tanah "globigerina".Fosilnya berguna sebagai petunjuk dalam
pencarian minyak bumi.
3. Radiolaria, hidup di laut. Kerangka tubuhnya tersusun dari silikat membentuk tanah
radiolaria yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan penggosok.
10

2.1.5.2 Flagellata (Mastigophora)


Flagellata berasal dari kata flagel artinya cambuk atau Mastigophora dari mastig
artinya cambuk, phora artinya gerakan. Semua anggota filum flagellata bergerak
menggunakan flagel. Bentuk tubuh flagellata tetap karena dilindungi oleh pelikel. Di antara
Flagellata ada yang hidup bebas, ada pula yang hidup bersimbiosis dalam tubuh hewan, tetapi
kebanyakan bersifat parasit. Flagellata berkembang biak secara aseksual dengan pembelahan
biner secara longitudinal, sedangkan reproduksi seksual belum banyak diketahui. Flagellata
dibedakan menjadi 2 kelompok, yaitu:

1. Flagellata yang mempunyai kromatofora dan struktur yang mengandung pigmen hijau
klorofil,disebut kelompok fitoflagellata. Contoh:

a. Euglena viridis, hidup di air tawar.

Kingdom : Animalia
Phylum : Euglenozoa
Subphylum : Plicostoma
Class : Euglenoidea
Subclass : Dicondylia
Order :Euglenida
Family : Euglenidae
Genus : Euglena
Spesies : Euglena viridis
11

Euglena Viridis

b. Volvox globator, hidup di air tawar, berkoloni, merupakan kumpulan ribuan hewan
bersel satu yang berflagel dua. Sel-sel pembentuk koloni dihubungkan dengan benang-
benang plasma.

c. Noctiluca miliaris, hidup di laut, mempunyai dua flagel, yang satu panjang dan yang
satu pendek, hewan ini menyebabkan laut tampak bercahaya pada waktu malam hari.

2. Flagellata yang tidak mempunyai pigmen klorofil disebut kelompok zooflagellata.


Contoh:

a. Trypanosoma gambiense dan Trypanosoma rhodosiense, penyebab penyakit tidur pada


manusia. Hospes perantaranya adalah lalat tse-tse, yaitu Glosina palpalis dan Glosina
mursitans.Trypanosoma hidup di dalam kelenjar getah bening atau cairan serebro spinal
manusia.

b. Trichomonas vaginalis, parasit pada vagina saluran urine wanita.

c. Leishmania tropica, penyebab penyakit kalaazar dengan tanda demam dan anemia.

d. Leishmania tropica, penyebab penyakit kulit, disebut penyakit oriental.

e. Trypanosoma evansi, penyebab penyakit sura (malas) pada ternak.


12

2.1.5.3 Cilliata (Ciliophora)


Ciliata adalah Protozoa yang mempunyai alat gerak berupa rambut getar (cilia).
Rambut getar ini adalah bulu-bulu halus yang melekat pada membran sel. Dengan
menggunakan rambut getar, makhluk hidup dapat bergerak bebas ke segala arah di dalam air.
Alat gerak berupa cilia atau bulu getar.Bentuk tubuh tetap, hidup di air tawar yang banyak
mengandung zat organik dan bakteri. Ada yang hidup bersimbiosis di dalam usus vertebrata.

 Cara Makan Dan Ekskresi Pada Ciliata

Silia pada ciliata selain berfungsi sebagai alat gerak juga berfungsi sebagai alat menangkap
makanan. Cara menangkap makanan adalah dengan menggetarkan silianya, agar terjadi
aliran air keluar dan masuk mulut sel. Pada saat itulah masuk bersamaan dengan air bakteri,
bahan organik, atau hewan uniseluler lainnya.Pada kelompok Ciliata, ada organ mirip mulut
di permukaan sel yang disebut sitostoma Sitostoma dapat digunakan menangkap makanan
dengan dibantu silia. Setelah makanan masuk ke dalam vakuola makanan.Ukuran vakuola
mengecil kemudian mengalami pengasaman. Lisosom memberikan enzim ke dalam vakuola
makanan tersebut untuk mencernakan makanan.

 Respirasi Pada Ciliata

Respirasi pada ciliata sama yang dilakukan seperti amoeba yaitu dengan cara difusi melalui
seluruh permukaan tubuhnya (selaput plasma). Sitoplasma dibedakan menjadi dua yaitu
bagian luar adalah ektoplasma dan bagian dalam disebut endoplasma. Dibagian ektoplasma
terdapat bentukan menyerupai akar yang disebut trikosit. Fungi trikosit untuk melindungi diri
dari terhadap serangan lawan dan juga untuk menambatkan diri pada hewan lain waktu
mengambil makanan. Tubuhnya dilindungi oleh pellicle, sehingga bentuk dari organism ini
tetap.

 Reproduksi Pada Ciliata


13

Proses reproduksi pada ciliata yaitu secara seksual dan aseksual. Perkembangbiakan aseksual
pada ciliata yaitu dimulai dengan membelah diri secara transversal, dimulai dengan
membelah makronukleus yang diikuti oleh sitoplasmanya, membelah diri dapat
terjadi + tiap 24 jam. Setelah terjadi beberapa kali pembiakan aseksual (vegetatif), terjadilah
pembiakan seksual (generatif) secara konjugasi yang dimulai dengan pertemuan antara 2
individu pada bagian mulut. Kemudian terjadi peristiwa selanjutnya makronukleusnya
lenyap. Mikronukleusnya membelah secara meiosis menjadi empat. Tiga diantaranya lenyap
dan satu membelah menjadi dua mikronukleus (haploid). Dan terjadi tukar menukar
mikronuklues sehingga menjadi penyatuan mikronukleus haploid menjadi mikronukleus
diploid, tiap individu memisahkan diri. Dalam keadaan demikian tiap individu dan
mikronukleusnya akan mengadakan pembelahan dua kali berturut-turut hingga menjadi
empat paramecium baru dengan makronukleus.

 Contoh Spesies Kelas Ciliata

a. Paramaecium caudatum, adalah Ciliata yang hidup bebas. Bentuk selnya seperti sandal,
ukuran kira-kira 250 mikron, mempunyai sitostom (celah mulut) pada membran plasma, dan
selnya diselubungi oleh pelikel. Sel berisi dua inti sel yang terdiri atas inti kecil
(mikronukleus) dan inti besar (makronukleus), sitoplasma, vakuola makanan (pencerna
makanan), serta vakuola kontraktil (pengeluaran zat sisa). Gerakan Paramaecium caudatum
dilakukan dengan menggetarkan cilianya. Gerakan cilia sulit diamati oleh mikroskop karena
gerakannya sangat cepat bereproduksi secara aseksual dengan membelah diri dengan arah
transversal, seksual dengan konjugasi dengan terjadi pertukaran inti kecil (mikronukleus).

Kingdom : Animalia

Filum : Protozoa

Class : Infosoria

Ordo : Holotrichida
14

Family : Holotrichidae

Genus : Paramecium

Spesies : Paramecium caudatum

b. Stentor, bentuk seperti terompet dan menetap di suatu tempat.

c. Vorticella, bentuk seperti lonceng bertangkai panjang dengan bentuk lurus atau spiral
yang dilengkapi cilia di sekitar mulutnya. 3) Didinium, predator pada ekosistem perairan,
yaitu pemangsa Paramaecium.

d. Stylonichia, bentuk seperti siput, cilianya berkelompok. Banyak ditemukan pada


permukaan daun yang terendam air.Contoh gambarnya adalah sebagai berikut.

e. Balantidium coli, habitat pada kolon manusia dan dapat menimbulkan balantidiosis
(gangguan pada perut).
15

2.1.5.4 Sporozoa
Tidak mempunyai alat gerak. Dapat membentuk semacam spora dalam siklus
hidupnya, bersifat parasit pada manusia atau hewan. Sporozoid memiliki organel-organel
kompleks pada salah satu ujung (apex) selnya yang dikhususkan untuk menembus sel dan
jaringan inang. Hidupnya parasit pada manusia dan hewan.Tubuh Sporozoa berbentuk bulat
atau oval, mempunyai nukleus, tetapi tidak mempunyai vakuola kontraktil. Makanan diserap
langsung dari hospesnya melalui permukaan tubuh, demikian pula respirasi dan ekskresinya
melalui permukaan tubuh.

2.1.6 Habitat Protozoa


Protozoa hidup di air atau setidanya di tempat yang basah. Mereka umumnya hidup bebas
dan terdapat di lautan, lingkungan air tawar, atau daratan. Beberapa spesien bersifat
parasitik, hidup pada organisme inang. Inang protozoa yang bersifat parasit berupa
organisme sederhana yang berupa algae, sampai vertebrata yang kompleks, termasuk
manusia. Beberapa spesies dapat tumbuh di dalam tanah atau pada permukaan tumbu-
tumbuhan. Semua protozoa memerlukan kelembaban yang tinggi pada habitat apapaun.
Beberapa jenis protozoa laut merupakan bagian dari zooplankton. Protozoa laut yang lain
hidup di dasar laut. Spesies yang hidup di air tawar dapat berada di danau, sungai, kolam,
atau genangan air.

Ada pula protozoa yang tidak bersifat parasit yang hidup dalam di usus termit atau di
dalam rumen hewan ruminansia. Beberapa protozoa berbahaya bagi manusia karena mereka
dapat menyebabkan penyakit serius. Protozoa yang lain membantu karena mereka mamakan
bakteri berbahaya dan menjadi makanan untuk ikan dan lainnya. Protozoa hidup secara
soliter atau bentuk koloni. Didalam ekosistem air protozoa merupakan zooplanton.
Permukaan tubuh protozoa dibayangi oleh membran sel yang tipis, elastis, permeable, yang
tersususn dari bahan lipoprotein, sehinga bentuknya berubah-ubah
16

2.1.7 Peranan Protozoa Bagi Kehidupan


Peran menguntungkan :
1. Mengendalikan populasi Bakteri, sebagian Protozoa memangsa Bakteri
sebagai makanannya, sehingga dapat mengontrol jumlah populasi Bakteri di alam.
2. Sumber makanan ikan, Di perairan sebagian Protozoa berperan
sebagai plankton(zooplankton) dan benthos yang menjadi makanan hewan air,
terutama udang, kepiting, ikan, dll.
3. Indikator minyak bumi, Fosil Foraminifera menjadi petunjuk sumber
minyak, gas, dan mineral.
4. Bahan penggosok, Endapan Radiolaria di dasar laut yang membentuk tanah
radiolaria, dapat dijadikan sebagai bahan penggosok.
Peran Merugikan :
Protozoa menyebabkan penyakit pada manusia dan hewan ternak. Penyakit-penyakit yang
disebabkan Protozoa antara lain :
Jenis penyakit Protozoa
Disentri Entamoeba histolytica
Diare (Balantidiosis) Balantidium coli
Penyakit tidur (Afrika) Trypanosoma gambiense
Toksoplasmosis (kematian janin) Toxoplasma gondii
Malaria tertiana Plasmodium vivax
Malaria quartana Plasmodium malariae
Malaria tropika Plasmodium falciparum
Kalaazar Leishmania donovani
Surra (hewan ternak) Trypanosoma evansi
17

2.2 Pengertian Rotifera


Rotifera berasal dari kata rota = roda dan fera = membawa. Kata “rotifer” berasal dari
Bahasa latin yang artinya “roda-pembawa” karena korona di sekitar mulut yang bergerak
menyerupai roda. Rotifer pertama kali ditemukan oleh John Harris tahun 1696, pada saat itu
dikenal dengan nama “bdelloid rotifer” yaitu hewan mirip cacing. Rotifera termasuk
metazoan yang paling kecil berukuran antara 40-2.500 mikron,rata-rata 200 mikron.
Umumnya hidup bebas, soliter, koloni, atau sessile. Beberapa jenis merupakan endoparasit
pada insang crustacea, telur siput, cacing tanah, dan dalam ganggang jenis Vaucheria dan
Volvox. Biasanya transparan, beberapa berwarna cerah seperti seperti merah atau coklat
disebabkan warna saluran pencernaan.

Gambar 1. Rotifera.
18

Beberapa rotifera berenang bebas dan benar-benar planktonik, bergerak lain dengan
inchworming sepanjang substrat, dan beberapa sessile, hidup di dalam tabung atau holdfasts
gelatin yang melekat pada substrat.

2.2.1 Ciri-ciri Rotifera


 Merupakan hewan multiseluler
 Ukuran yang kecil sekitar 0,1-0,5 mm
 Kecepatan renagn rendah
 Melayang dalam air
 Dapat dikultur pada kepadatan yang tinggi
 Pertumbuhan cepat dan berumur pendek
 Dapat dilakukan pengayaan dengan asam lemak atau antiobiotik yang dibutuhkan
dalam pertumbuhan dan kelangsungan hidup larva
 Sangat toleran terhadap kondisi lingkungan
 Bersifat filter feeder, yaitu dapat menyaring makanan dan air menggunakan corona
2.2.2 Habitat Rotifera
Rotifera dapat ditemukan di air tawar, air payau, air laut maupun didalam
tubuhkrustase atau larva serangga air. Umumnya hidup bebas, soliter, koloni, atau
sessile.Rotifera memegang peranan penting dalam rantai makanan pada ekosistem perairan
tawardi satu pihak memakan serpihan-serpihan organik dan ganggang bersel satu, di lain
pihakrotifera merupakan makanan bagi hewan yang lebih besar seperti cacing dan crustacea.
2.2.3 Morfologi Rotifera
Tubuh rotifera dapat dibagi menjadi tiga bagian, anterior yang pendek, badan yang
besar dan kaki. Di bagian anterior terdapat corona dan mastax yang merupakan ciri khas
filum rotifera.
Corona terdiri atas daerah sekitar mulut yang besilia, dan cilia ini melebar di sepuar
tepi anterior hingga seperti bentuk mahkota. Gerakan cilia pada trochal disk tampak seperti
roda berputar, asal nama rotifera (rota = roda dan fera = membawa). Mastaxnya terletak
19

antara mulut dan pharynx. Mastax ialah pharynx yang berotot bulat atau lonjong dan bagian
dalamnya terdapat trophi, semacam rahang berkhitin. Trophi terdiri atas 7 buah gigi yang
saling berhubungan. Mastax berfungsi untuk menangkap dan menggiling makanan,
bentuknya beraneka ragam sesuai dengan tipe kebiasaan makan rotifera.
Bentuk badan bulat atau silindris. Pada bagian badan (trunk) terdapat 3 buah tonjolan
kecil yaitu sebuah atau sepasang antena dorsal dan 2 buah antena lateral. Pada ujung antena
biasanya terdapat bulu-bulu sebagai alat indra.
Sebuah kaki yang langsing terletak di ujung posterior. Kutikula pada kaki acapkali
berkerut-kerut sehingga tampak seperti beeruas-ruas, yang dapat memendek dan dimasukkan
ke dalam badan. Pada ujung kaki biasanya terdapat satu sampai empat buah jari, di dalam
kaki terdapat kelenjar kaki (pedal gland) yang menghasilkan bahan perekat untuk menempel
pada substrat. Selain empat buah jari, jenis bdelloidea mempunyai sepasang taji (spur). Pada
jenis yang sessile seperti colotheca dan floscularia, kelenjar kaki menghasilkan bahan
pembentuk selubung seperti vas bunga. Kaki pada jenis plankton adakalanya mengecil,
lenyap atau di bagian ventral.
Tubuh tertutup epidermis yang merupakan lapisan tipis dan sintisial, dengan jumlah
nuklei yang selalu tetap. Epidermis menghasilkan kutikula, tipis sampai tebal, tergantung
jenisnya, bahkan ada yang mengeras seperti cangkang yang disebut lorica. Lorica adakalanya
dihiasi galur-galur, duri yang pendek, atau panjang dan gampang digerakkan, misalnya pada
filinia.
Di bawah epidermis terdapat susunan otot melingkar dan membujur, namun tidak
terorganisir senaik platyhelminthes. Antara dinding tubuh dan organ dalam terdapat
pseudocoelom yang berisi cairan dan sel-sel ameboid bercabang-cabang yang tersusun
seperti jala sintial.
20

Gambar 2. Struktur Tubuh Rotifera.


2.2.4 Sistem Reproduksi
Siklus hidup rotifer mengandung dua fase yaitu aseksual dan seksual. Produk
reproduksi seksual adalah embrio aktif encysted disebut kista. Pada rotifer dioecious,
reproduksi selalu seksual. Individu jantan selalu lebih keil daripada betina, biasanya
mengalami degenerasi yaitu tidak mempunyai alat pencernaan, hanya memiliki alat
reproduksi saja. Parthenogenesis merupakan peristiwa yang umum terjadi. Perkawinan pada
rotifer biasanya dengan jalan “hypodermic impregnation”, dimana sperma masuk melalui
dinding tubuh. Tiap nucleus pada ovary menjadi sebuah telur. Kebanyakan spesies
mempunyai ovary dengan sepuluh sampai dua puluh nuclei, maka telur yang dihasilkan
selama hidupnya tidak lebih dari jumlah tersebut.
Rotifer jantan siap melakukan perkawinan satu jam setelah menetas, kemudian akan
mati. Bila tidak menemukan rotifer betina maka rotifer jantan akan mati pada umur 2-7 hari,
tergantung pada jenisnya. Pada bdelloidea, dimana tidak pernah ada jantannya, reproduksi
selalu denan cara parthenogenesis yaitu betina menghasilkan telur yang selalu menetas
menjadi betina.
Pada kelas monogononta, yang dalam keadaan tertentu ada jantannya, terdapat 3
macam telur. Tipe pertama adalah telur amictic, hasil dari parthenogenesis, bercangkang
tipis, diploid, tidak dapat dibuahi dengan menetas menjadi betina amictic. Tipe kedua ialah
mictic, bercangkang tipis, tetapi haploid, bila tidak dibuahi secara partenogenetik menetas
21

menjaid jantan yang haploid. Bila telur mictic dibuahi oleh sperma dari jantan yang haploid
tersebut akan menjadi telur dorman, bercangkang tebal dan keras, resisten terhadap
kekeringan dan lingkungan buruk, dan memerlukan istirahat beberapa bulan sebelum dapat
menetas. Dalam lingkungan yang baik, telur dorman menetas menjadi betina amictic dan
diploid.

Gambar 3. Sistem Reproduksi Rotifera.


22

2.2.5 Klasifikasi Rotifera


2.2.5.1 Kelas Seisonoida
Merupakan kelas dari filum rotifer yang masih primitif. Dikatakan primitive karena
baik jantan maupun betina tidak dapat dibedakan. Tubuh seisonidea panjang dan cukup besar.
Tubuh panjang, corona mengecil, ovary sepasang.Dan hanya, 2 spesies yang diketahui.

Gambar 4. Seisonoida.
Klasifikasi Seisonoida :
Kingdom : Animalia
Filum : Rotifera
Class : Seisonidea
Ordo : Seisonida
Family : Seisonidae
Genus : Seison
Spesies : Seison nebaliae
2.2.5.2 Kelas Monogononta
Monogononta merupakan kelas terbesar dari filum rotifer karena memiliki 1500
spesies. Monogononta hidup sebagai parasite pada bryophyte (alga hijau). Monogononta
memiliki gonad tunggal. Ukuran jantan biasanya lebih kecil dari betina dan mengalami
reproduksi dengan cara aseksual parthogenesis dan seksual.
Dibagi menjadi 3 ordo yaitu, Collothecaceae, Flosculariaceae dan Ploima (Wiscosin).
23

Gambar 5. Monogononta.
Klasifikasi Monogonta :
Kingdom : Animalia
Filum : Rotifera
Kelas : Monogonta
Ordo : Ploima
Famili : Branchionidae
Genus : Branchionus
Spesies : Branchionus plicatilis
2.2.5.3 Kelas Bdelloidea
Bdelloidea merupakan kelas kedua terbesar di filum rotifer setelah kelas
monogononta. Kelas Bdelloidea biasanya hidup bersimbiosis dengan lumut. Ketika
mengalami keadaan lingkungan yang tidak dapat diprediksi, mereka dapat hidup dalam
keadaan kekeringan sekalipun. Mereka akan mengalami peristiwa yang dinamakan
anhydrobiosis. Anhydrobiosis merupakan keadaan dormansi yang disebabkan oleh
kurangnya air pada habitat yang mereka tinggali. Mereka akan mengubah bentuk tubuhnya
yang dinamakan tun. Dengan mengeculnya jaringan dan sel yang ada didalam tubuhnya,
kepala dan ekor mereka akan masuk kedalam tubuhnya untuk mengurangi keluarnya air.
24

Gambar 6. Bdelloidea.
Klasifikasi dari Bdelloidea :
Kingdom : Animalia
Filum : Rotifera
Kelas : Bdelloidea
Famili : Phillodinidae
Genus : Rotaria
Spesies : Rotaria neptunia
2.2.6 Peranan Rotifera
Rotifer memegang peranan penting dalam rantai makanan pada ekosistem perairan
tawar. Rotifer memakan serpihan-serpihan organic dan ganggang bersel satu, di lain pihak
merupakan makanan bagi hewan yang lebih besar seperti cacing dan crustacea. Rotifer sangat
penting dalam menunjang budidaya perikanan, terutama sebagai pakan yang baik pada larva
ikan maupun udang.
BAB III
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Protozoa secara umum dapat dijelaskan bahwa protozoa adalah berasal dari bahasa
Yunani, yaitu protos artinya pertama dan zoon artinya hewan. Jadi, Protozoa adalah hewan
pertama. Protozoa merupakan kelompok lain protista eukariotik. Kadang-kadang antara
algae dan protozoa kurang jelas perbedaannya. Protozoa termasuk kelompok protista yang
mirip hewan. Protozoa dibedakan dari prokariot karena ukurannya yang lebih besar, dan
selnya eukariotik. Protozoa dibedakan dari algae karena tidak berklorofil, dibedakan dari
jamur karena dapat bergerak aktif dan tidak berdinding sel, serta dibedakan dari jamur lendir
karena tidak dapat membentuk badan buah

Rotifera berasal dari bahasa Latin yang berarti "roda-pembawa" atau “wheel-
bearer “ ini mengacu kepada mahkota silia yang berada disekitar mulut rotifera
tersebut.Bentuk tubuh rotifer terdiri dari kepala (yang berisi korona), batang (yang berisi
organ),dan kaki. Filum rotifer dibagi menjadi tiga kelas yaitu Monogononta, Bdelloidea,
danSeisonidea. Siklus hidup rotifera mengandung kedua fase aseksual dan seksual.
Produkreproduksi seksual adalah embrio aktif encysted disebut kista sedangkan fase aseksual
melalui parthogenesis.
Rotifera dapat ditemukan di air tawar, air payau, air laut maupun didalam
tubuhkrustase atau larva serangga air. Umumnya hidup bebas, soliter, koloni, atau
sessile.Rotifera memegang peranan penting dalam rantai makanan pada ekosistem perairan
tawardi satu pihak memakan serpihan-serpihan organik dan ganggang bersel satu, di lain
pihakrotifera merupakan makanan bagi hewan yang lebih besar seperti cacing dan crustacea.

25
DAFTAR PUSTAKA
Alcaraz, Miguel. 2007. Zooplankton ecology. Spain : Institut de Ciences del Mar.

Animal Diversity Web Staff. 2014. Reproduction and Life Cycle of Rotifera.
http://animaldiversity.org/accounts/rotifera/ Diakses pada tanggal 15 April 2018
pukul 17.00 WIB.

Animal Diversity Web Staff. 2014. Distribution of Rotifera..


http://animaldiversity.org/accounts/rotifera/ Diakses pada tanggal 15 April 2018
pukul 17.17 WIB.
Budirahayu, Ni Luh Eka. 2014. Makalah Zoologi Invertebrata Filum Protozoa. www.e-
jurnal.com. Diakses 2 Maret 2015
Juli, Ahmad. (tanpa tahun). Reproduksi Protozoa. www.academia.edu. Diakses 14 Maret 2
2018

Purnomo, Bambang. 2005. Pengenalan Sifat-sifat Umum Mikroorganisme. http://www.


geocities.ws/bpurnomo51/mik_files/mik3.pdf

Wasetiawan. 2010. Protozoa. http://blog.unila.ac.id/wasetiawan/files/2010/01/protozoa/pdf


Diakses pada 14 April 2018

Wibowo, Marlia Singgih. 2013. Protozoa. http://download.fa.itb.ac.id/filenya/


Handout%20Kuliah /Mikrobiologi%20Farmasi%20STF/PROTOZOA.pdf Diakses
14 April 2018

Willkinson, Dana. 2011. Zooplankton– A lake’s Best Friend

26

Anda mungkin juga menyukai