1
I. MEDIA PERTUMBUHAN BAKTERI
1.1. Media Pertumbuhan Bakteri
Media pertumbuhan mikroorganisme adalah suatu bahan yang terdiri atas campuran
nutrisi (nutrient) yang digunakan oleh suatu mikroorganisme untuk tumbuh dan
berkembangbiak pada media tersebut. Mikroorganisme memanfaatkan nutrisi pada media
berupa molekul-molekul kecil yang dirakit untuk menyusun komponen sel-nya. Dengan media
pertumbuhan juga bisa digunakan untuk mengisolasi mikroorganisme, identifikasi dan
membuat kultur murni. Komposisi media pertumbuhan dapat dimanipulasi untuk tujuan
isolasi dan identifikasi mikroorganisme tertentu sesuai dengan tujuan masing-masing
pembuatan suatu media. Media adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-zat hara
(nutrient) yang berguna untuk membiakkan mikroba. Dengan mempergunakan bermacam-
2
macam media dapat dilakukan isolasi, perbanyakan, pengujian sifat-sifat fisiologis dan
perhitungan jumlah mikroba (Sutedjo,1996).
Media berfungsi sebagai tempat tinggal, sumber makanan, dan penyedia nutrisi bagi
mikroorganisme yang akan dibiakan pada media, selain itu media juga berfungsi untuk
membiakkan, mengasingkan, mengirimkan dan meyimpan mikroorganisme dalam waktu
yang lama di laboratorium. Media juga dapat digunakan untuk mempelajari sifat-sifat
koloni/pertumbuhan mikroorganisme, serta sifat-sifat biokimiawinya. Di dalam
laboratorium mikrobiologi kedokteran media juga dapat digunakan untuk pembuatan
antigen, toksin dan untuk pasasi kuman dengan tujuan perubahan virulensi dan lain-lain.
5
Media semi sintesis merupakan media yang disusun dari bahan-bahan alami dan
bahan-bahan sintesis. Contohnya: Kaldu nutrisi disusun dari :Pepton 10,0 g,
Ekstrak daging 10,0 g, NaCl 5,0 g, dan Aquadest 1000 ml.
c. Media sintesis
Media sintesis yaitu media yang disusun dari senyawa kimia yang jenis dan
takarannya diketahui secara pasti. Contohnya : Mac Conkey Agar.
3. Berdasarkan fungsinya
Berdasarkan fungsinya, media dapat dibedakan menjadi enam yaitu:
a. Media Basal (media dasar)
Media basal adalah media yang digunakan sebagai bahan dasar untuk membuat
media lain yang lebih kompleks. Media ini dapat mendukung pertumbuhan hampir
semua jenis mikrobia, contohnya adalah nutrient broth, kaldu pepton, dsb.
b. Media diferensial
Media diferensial adalah media yang bila ditumbuhi oleh mikroba yang berbeda,
mikroba tersebut akan tumbuh dengan ciri khusus sehingga dapat dibedakan.
Contohnya: Media Triple Sugar Iron Agar (TSIA), Media Sulfit Indol Motility
(SIM), dsb.
c. Media selektif
Media selektif adalah adalah media yang memungkinkan suatu jenis mikroba
tumbuh dengan pesat, sementara jenis mikroba yang lain terhambat. Contohnya:
Media Salmonella Shigella Agar (SSA), Thiosulphate Citrate Bile Salt (TCBS),
dsb.
d. Media diperkaya (enrichment)
Media diperkaya adalah media yang dirancang untuk mendukung pertumbuhan
mikroorganisme. Media tersebut memiliki konstituen nutrisi yang mendorong
pertumbuhan mikroba tertentu. Contohnya: kaldu selenit, atau kaldu tetrationat
untuk memisahkan bakteri Salmonella thyposa dari tinja
e. Media uji
Media uji adalah media yang digunakan untuk identifikasi mikroba, umumnya
ditambah dengan substansi tertentu yang menjadi indikator, misalnya medium
litmus milk.
6
1.4. Persyaratan Media
1. Tingkat keasaman (pH)
Kebanyakan mikroba tumbuh baik pada pH sekitar netral dan pH 4,6 – 7,0 merupakan
kondisi optimum untuk pertumbuhan bakteri, sedangkan kapang dan khamir tumbuh
pada pH yang lebih rendah.
2. Suhu
Suhu merupakan salah satu factor lingkungan yang berpengaruh terhadap pertumbuhan
mikroba. Setiap mikroba mempunyai kisaran suhu dan suhu optimum tertentu untuk
pertumbuhannya.
Berdasarkan kisaran suhu pertumbuhan, mikroba dibedakan atas tiga kelompok sebagai
berikut:
a. Psikrofil, yaitu mikroba yang mempunyai kisaran suhu pertumbuhan pada suhu 0-
20o C.
b. Mesofil, yaitu mikroba yang mempunyai kisaran suhu pertumbuhan 20- 45o C.
c. Termofil, yaitu mikroba yang suhu pertumbuhannya diatas 45 o C.
Kebanyakan mikroba perusak pangan merupakan mikroba mesofil, yaitu tumbuh baik
pada suhu ruangan atau suhu kamar. Bakteri pathogen umumnya mempunyai suhu
optimum pertumbuhan sekitar 37o C, yang juga adalah suhu tubuh manusia. Oleh karena
itu suhu tubuh manusia merupakan suhu yang baik untuk pertumbuhan beberapa bakteri
pathogen. Mikroba perusak dan pathogen umumnya dapat tumbuh pada kisaran suhu 4–
66oC.
3. Nutrient
Mikroba sama dengan makhluk hidup lainnya, memerlukan suplai nutrisi sebagai
sumber energi dan pertumbuhan selnya. Unsur-unsur dasar tersebut adalah : karbon,
nitrogen, hidrogen, oksigen, sulfur, fosfor, zat besi dan sejumlah kecil logam lainnya.
Ketiadaan atau kekurangan sumber-sumber nutrisi ini dapat mempengaruhi
pertumbuhan mikroba hingga pada akhirnya dapat menyebabkan kematian.Kondisi tidak
bersih dan higinis pada lingkungan adalah kondisi yang menyediakan sumber nutrisi
bagi pertumbuhan mikroba sehingga mikroba dapat tumbuh berkembang di lingkungan
7
seperti ini. Oleh karena itu, prinsip daripada menciptakan lingkungan bersih dan higinis
adalah untuk mengeliminir dan meminimalisir sumber nutrisi bagi mikroba agar
pertumbuhannya terkendali.
4. Oksigen
Mikroba mempunyai kebutuhan oksigen yang berbeda-beda untuk pertumbuhannya.
Berdasarkan kebutuhannya akan oksigen, mikroba dibedakan atas 4 kelompok sebagai
berikut:
a. Aerob, yaitu mikroba yang membutuhkan oksigen untuk pertumbuhannya.
b. Anaerob, yaitu mikroba yang tumbuh tanpa membutuhkan oksigen.
c. Anaerob fakultatif, yaitu mikroba yang dapat tumbuh dengan atau tanpa adanya
oksigen.
d. Mikroaerofil, yaitu mikroba yang membutuhkan oksigen pada konsentrasi yang
lebih rendah daripada konsentrasi oksigen yang normal di udara. Mikroba perusak
pangan sebagian besar tergolong aerob, yaitu membutuhkan oksigen untuk
pertumbuhannya, kecuali bakteri yang dapat tumbuh pada saluran pencernaan
manusia yang tergolong anaerob fakultatif.
5. Tekanan osmosis
Suatu tekanan osmose akan sangat mempengaruhi bakteri jika tekanan osmose
lingkungan lebih besar (hipertonis) sel akan mengalami plasmolisis. Sebaliknya tekanan
osmose lingkungan yang hipotonis akan menyebabkan sel membengkak dan juga dapat
mengakibatkan rusaknya sel. Olah karena itu dalam mempertahankan hidupnya, sel
bakteri harus berada pada tingkat tekanan osmose yang sesuai, walaupun sel bakteri
memiliki daya adaptasi, perbedaan tekanan osmose dengan lingkugannya tidak boleh
terlalu besar.
6. Sterilitas
Media harus dalam keadaan steril, artinya sebelum ditanami bakteri yang dimaksud
tidak ditumbuhi oleh mikroba lain.
1.5. Sterilisasi
Sterilisasi merupakan setiap proses (kimia atau fisik) yang membunuh semua bentuk hidup
terutama mikroorganisme. Sterilisasi dibagi menjadi :
8
1. Sterilisasi Mekanik
Sterilisasi ini menggunakan sinar UV, sinar X dan sinar Gamma. Sinar UV biasanya
digunakan untuk sterilisasi ruang bedah. Walaupun sinar UV sangat ganas terhadap
mikroba, tetapi daya tembusnya kurang, sehingga hanya dapat mematikan mikroba-
mikroba yang terdapat pada permukaan saja.
Sinar X dan sinar Gamma dapat membunuh mikroba karna merusak DNA dan
menyebabkan ionisasi komponen sel lainnya. Radiasi dengan sinar X dan Gamma
sering digunakan untuk sterilisasi benda-benda yang tidak tahan suhu tinggi, misalnya
pompa suntik dari plastik, obat-obatan, alat-alat operasi.
2. Sterilisasi dengan pemanasan
Pemanasan dengan nyala api
Cara ini dipakai untuk membuat steril jarum inokulasi, atau dalam keadaan
darurat dipakai untuk mensterilkan pisau operasi.
Pemanasan dengan udara panas
Cara ini dipakai untuk membuat steril alat-alat dari gelas seperti tabung reaksi,
petridish, botol dan alat-alat dari katun. Cara ini biasanya menggunakan oven.
Pemanasan merendam dalam air mendidih
Dalan kehidupan sehari-hari, cara ini dipakai untuk mensterilkan botol susu dan
dot untuk bayi minum. Air mendidih pada tekanan 1 atmosfer, suhunya 100 0 C.
sel vegetative akan mati dalam waktu 5-15 menit, sedangkan bentuk spora akan
mati dalam waktu 1-6 jam.
Pemanasan dengan uap air ditekan
Cara ini paling baik karna suhu yang dicapai tinggi. Dengan alat ini, besarnya
tekanan uap air yang diperlukan dapat diatur. Makin besar tekanan uap airnya,
makin tinggi pula suhu yang dicapai. Lamanya pemanasan tergantung pada
tekanan uap yang dipergunakan, serta besar dan macamnya benda yang akan
disterilkan. Dengan cara ini, baik bentuk vegetatif maupun spora akan mati,
sehinnga mencapai steril sempurna.
Penyaringan
9
Filtrasi dapat dipergunakan untuk membuat steril cairan atau larutan yang
thermolabil (mudah rusak karna pemanasan), seperti serum, enzym, atau
antibiotika.
e. Aerosol
Adalah zat kimia sebagai anti microbial yang disemprotkan keudara sehingga
membentuk butiran-butiran halus (1-2 mikron) dan tetap tersuspensidalm udara
utuk waktu yang cukup lama dipergunakan untuk desinfeksi ruangan.
12
b. Penyimpanan dan penataan bahan kimia berdasarkan urutan alfabetis tidaklah tepat,
kebutuhan itu hanya diperlukan untuk melakukan proses pengadministrasian.
Pengurutan secara alfabetis akan lebih tepat apabila bahan kimia sudah
dikelompokkan menurut sifat fisis, dan sifat kimianya terutama tingkat
kebahayaannya.
c. Bahan kimia yang tidak boleh disimpan dengan bahan kimia lain, harus disimpan
secara khusus dalam wadah sekunder yang terisolasi. Hal ini dimaksudkan untuk
mencegah pencampuran dengan sumber bahaya lain seperti api, gas beracun, dan
ledakan. Penyimpanan bahan kimia tersebut harus didasarkan atas tingkat risiko
bahayanya yang paling tinggi. Misalnya benzene memiliki sifat flammable dan toxic.
d. Sifat dapat terbakar dipandang memiliki resiko lebih tinggi daripada timbulnya
karsinogen. Oleh karena itu penyimpanan benzena harus ditempatkan pada cabinet
tempat menyimpan zat cair flammable daripada disimpan pada cabinet bahan toxic.
e. Reagen berbahaya dan beracun yang dianggap kadaluwarsa, atau tidak memenuhi
spesifikasi, atau bekas kemasan, yang tidak dapat digunakan tidak boleh dibuang
sembarangan, tetapi harus dikelola sebagai limbah berbahaya dan beracun.
Kadaluwarsa adalah bahan yang karena kesalahan dalam penanganannya
menyebabkan terjadinya perubahan komposisi dan atau karakteristik sehingga bahan
tersebut tidak sesuai lagi dengan spesifikasinya.
f. Salah satu langkah yang wajib dilakukan adalah kewajiban uji kesehatan secara
berkala bagi pekerja, sekurang-kurangnya 1 kali dalam 1 tahun, denganmaksud untuk
mengetahui sedini mungkin terjadinya kontaminasi oleh zat/senyawa kimia berbahaya
dan beracun terhadap pekerja atau pengawas lokasi tersebut.
g. Salah satu kehawatiran utama dalam penanganan berbahaya dan beracun adalah
kemungkinan terjadinya kecelakaan baik pada saat masih dalam penyimpanan
maupun kecelakaan pada saat dalam pengangkutannya. Kecelakaan ini adalah
lepasnya atau tumpahnya reagen kelingkungan, yang memerlukan penanggulangan
cepat dan tepat. Bila terjadi kecelakaan, maka kondisi awalnya adalah berstatus
keadaan darurat (emergency).
13
Penyimpanan reagen yang bersifat anhidrat, disimpan di dalam oven pada suhu 100-
110oC, selama 1-2 jam dan sebaiknya semalam, sedangkan penyimpanan reagen yang
bersifat hidrat disimpan pada eksikator.
II. PEMBAHASAN
2.1. BAKTERIOLOGI
1. Nutrien Agar (NA)
Nutrien agar adalah medium umum untuk uji air dan produk. NA juga digunakan untuk
pertumbuhan mayoritas dari mikroorganisme yang tidak selektif, dalam artian
mikroorgsnisme heterotof. Media ini merupakan media sederhana yang dibuat dari
ekstrak beef, pepton, dan agar.
Komposisi :
Bacto ekstar 3 gram NaCl 5 gram
Bacto pepton 10 gram Aquadest 1 liter
Bacto agar 15 gram
Perhitungan :
Na yang tersedia 20 Gram dalam 1 liter
14
Misalkan Na yang dibutuhkan sebanyak 200 ml, maka :
gram
Cara pembuatan :
Timbang nutrien agar 4 gram, masukkan kedalam Erlenmeyer.
Tambahkan aquades 200 ml dan homogenkan.
Panaskan di atas penangas air sambil diaduk hingga larut sempurna (jangan
sampai mendidih) .
Turunkan dari penangas air, tutup mulut erlenmeyer dengan kapas kering dan
diberi label.
Sterilkan dalam autoclave dengan suhu 1210 C dalam waktu 15 menit.
keluarkan dari autoclave kemudian tuang dalam cawan petri secara aseptis.
Biarkan dingin, isolasi dan masukkan kedalam lemari pendingin.
Endo agar adalah media padat (solid plating media). Digunakan untuk menumbuhkan
bakteri yang hidup di usus, misalnya Escherichia Coli. Media ini mengandung natrium
sulfat dan “basic Fuchsin” yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri Gram positif.
15
Asam yang dihasilkan dari perombakan laktosa dapat dideteksi dengan asetaldehida dan
natrium sulfit.
komposisi :
Bacti ekstrak daging 3 gram Na2SO3 2,5 gram
Bacto pepton 10 gram Bacto agar 15 gram
NaCl 5 gram Basic Fucsin 10 % 4 ml
Bacto lactosa 10 gram Aquadest 1 liter
Perhitungan :
Endo Agar yang tersedia 41, 5 gram dalam 1 liter.
Misalkan Endo Agar yang dibutuhkan sebanyak 200 ml, maka :
gram
Cara pembuatan :
Timbang Endo Agar sebanyak 8,3 gram dan masukkan kedalam erlenmeyer.
Larutkan dengan aquadest 200 ml sambil dihomogenkan.
Panaskan diatas penangas air sambil diaduk hingga larut sempurna.
Turunkan dari penangas air dan tutup mulut erlenmeyer dengan kapas kering,
kemudian beri label.
Sterilkan dengan autoklaf pada suhu 1210C selama 15 menit.
Keluarkan dari autoclave dan dituangkan kedalam cawan petri secara aseptis.
Biarkan dingin, isolasi dan masukkan kedalam lemari pendingin.
16
Media ini merupakan media padat dan media alfferensial digunakan untuk seleksi dan
pertumbuhan Enterobacteriacede dan bakteri Gram negatif yang berbentuk batang
seperti Escherichia coli. Garam – garam empedu dan kristal violet didalam media ini
dapat menghambat pertumbuhan bakteri Gram positif dan bakteri Gram negatif.
Komposisi :
Bacto pepton 17 gram. Bacto Aga 13,5
Proteosa pepton 3 gram. gram.
Bacto lactosa 10 gram. Bacto nectral rea 0,03 gram.
Garam empedu 1,5 gram. Bacto kristal read 0,001 gram .
NaCl 5 gram. Aquadest 1 liter.
Perhitungan :
MCA yang tersedia 50 gram dalam 1 liter
Misalkan MCA yang dibutuhkan sebanyak 200 ml, maka :
gram
Cara pembuatan :
Timbang MCA sebanyak 10 gram, masukan dalam erlenmeyer.
Larutkan dalam 200 ml aquadest sambil dihomogekan.
Panaskan diatas penangas air sambil diaduk hingga larut sempurna.
17
Turunkan dari penangas air, tutup mulut erlenmeyer dengan kapas kering dan beri
label.
Sterilkan dalam autoclave dengan suhu 1210C dalam waktu 15 menit.
Keluarkan dari autoclave kemudian tuang dalam cawan petri secara aseptis.
Biarkan dingin, isolasi dan masukkan kedalam lemari pendingin.
18
Misalkan EMBA Agar yang dibutuhkan sebanyak 200 ml, maka :
gram
Cara pembuatan :
Timbang Emba Agar sebanyak 7,2 gram dan masukan dalam erlenmeyer
Larutkan dalam 200 ml aquadest sambil dihomogenkan
Panaskan diatas penangas air sambil diaduk hingga larut sempurna.
Turunkan dari penangas air, tutup mulut erlenmeyer dengan kapas kering dan
diberi lebel.
Sterilkan dalam autoclave dengan suhu 1210C selama 15 menit.
Keluarkan dan isi dalam cawan petri secara aseptis.
Bungkus dengan plastik dan masukan dalam lemari pendingin
Media ini di gunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme yang sulit untuk dibiakan
dan juga untuk membedakan kelompok mikroorganisme yang melisis atau tidak
melisiskan butir darah merah. Lisis butir darah merah terlihat sebagai wilayah jernih di
sekitar koloni. Bila proses lisis sempurna akan terlihat di wilayah yang benar-benar
jernih dan jenis hemalisisnya di sebut beta – hemolisis. Bila proses lisis tidak sempurna
dan media berwarna kehijauan maka jenis hemolisisnya di sebut Alpha Hemolisis.
19
Bakteri yang tidak mampu melisiskan butir darah dan tidak menyebabkan perubahan
nyata pada media tersebut di sebut gamma hemolisis. Kelompok mikroorganisme yang
sering di bedakan berdasarkan kemampuan melisiskan butir darah merah adalah
sreptococcus dan staphylococcus, proses hemolisis di sebabkan oleh enzim yang di lepas
mikro organisme.
Komposisi :
Ekstrak daging 3 gram Basic fuchsin 10% 4 ml
Bacto pepton 10 gram Na2CO3 2,5 gram
NaCl 5 gram Aquadest 1 liter
Laktosa 10 gram Darah “O” 5%
Bacto agar 15 gram
Perhitungan :
BAP menggunakan nutrient agar dan 5% darah “O”.
Misalkan BAP yang akan dibuat sebanyak 200 ml.
NA yang tersedia sebanyak 20 gram dalam 1 liter.
Akan dibuat 200 ml, maka :
gram
Darah “O” yang dibutuhkan sebanyak 5%, maka :
Cara pembuatan :
Timbang nutrien agar 4 gram, masukkan kedalam Erlenmeyer.
Tambahkan aquades 200 ml dan homogenkan.
20
Panaskan di atas penangas air sambil diaduk hingga larut sempurna (jangan
sampai mendidih) .
Turunkan dari penangas air, tutup mulut erlenmeyer dengan kapas kering dan
diberi label.
Sterilkan dalam autoclave dengan suhu 1210 C dalam waktu 15 menit.
keluarkan dari autoclave kemudian campurkan dengan 10 ml darah “O”.
Homongenkan lalu tuangkan kedalam cawan petri secara aseptis.
Isolasi dan masukkan kedalam lemari pendingin.
6. Agar Coklat
Kegunaannya adalah untuk menumbuhkan bakteri yang sulit tumbuh pada perbenihan
sederhana dan biasanya di pakai untuk menumbuhkan golongan Neisseriae dan
Hemorhylus influenza. Prosedur kerjanya sama dengan pembuatan Blood Agar, hanya
setelah penambahan darah, di panaskan kembali sampai 80-90% selama 5-15 menit
sampai berwarna coklat. Semua ini di kerjakan dalam water bath.
Bahan dari coklat agar sama dengan bahan pada media Blood Agar. Media ini berwarna
coklat disebabkan oleh suhu yang lebih tinggi saat pemanasan.
Komposisi :
Proteose Peptone 15,0 gram Corn Starch 1,0 gram
Sodium Chloride 5,0 gram Hemoglobin, Bovine 10,0 gram
Dipotassium Phosphate 4,0 gram KoEnzyme Enrichment 10,0 ml
Monopotassium Phosphate 1,0 gram Agar 10,0 gram
21
Perhitungan :
Agar coklat menggunakan nutrient agar dan 5% darah “O”.
Misalkan agar coklat yang akan dibuat sebanyak 200 ml.
NA yang tersedia sebanyak 20 gram dalam 1 liter.
Akan dibuat 200 ml, maka :
gram
Darah “O” yang dibutuhkan sebanyak 5%, maka :
Cara pembuatan :
Timbang nutrien agar 4 gram, masukkan kedalam Erlenmeyer.
Tambahkan aquades 200 ml dan homogenkan.
Panaskan di atas penangas air sambil diaduk hingga larut sempurna (jangan
sampai mendidih) .
Turunkan dari penangas air, tutup mulut erlenmeyer dengan kapas kering dan
diberi label.
Sterilkan dalam autoclave dengan suhu 1210 C dalam waktu 15 menit.
keluarkan dari autoclave kemudian campurkan dengan 10 ml darah “O”.
22
Homongenkan lalu panaskan kembali dengan penangas air selama 5-15 menit
hingga larutan berwarna coklat.
Tuangkan kedalam cawan petri secara aseptis dan dinginkan.
Isolasi dan masukkan kedalam lemari pendingin.
Perbenihan ini mirip MCA, hanya penggunaanya lebih khusus lagi untuk basil gram
negative pathogen enteric, sehingga di pakai untuk isolasi dari specimen yinja terutama
salmonella shigella yang keduanya memperlihatkan pertumbuhan koloni yang tidak
berwarna. Sebagai bahan penghambat utama adalah garam empedu dan brilliant green
yang tidak hanya menghambat bakteri asam positif saja tetapi menekan pertumbuhan
basil pathogen non enteric lainnya.
Komposisi:
Ekstrak sapi 5 gram Ferri sitrat 1 gram
Proteose peptone 5 gram Agar 13,5 gram
Laktosa 10 gram Merah netral 0,025 gram
Garam bile no.3 8,5 gram Hijau brilliant 0,33 gram
Natrium sitrat 8,5 gram Aquadest 1000Ml
Perhitungan :
SSA yang tersedia sebanyak 63 gram dalam 1 liter
Misalkan SSA yang dibutuhkan sebanyak 200 ml, maka :
23
gram
Cara pembuatan :
Timbang 12,6 gram SSA dan masukkan kedalam Erlenmeyer
Larutkan dengan 200 ml aquadest sambil dihomogenkan
panaskan diatas penangas air sambil diaduk hingga larut sempurna
turunkan dari penangas air dan sumbat mulut Erlenmeyer dengan kapas karing
lalu beri label.
Sterilkan media tersebut di dalam autoclave pada suhu 1210C selama 15 menit
Keluarkan dari autoklaf dan tuang ke dalam cawan petri secara aseptis kemudian
isolasi dan simpan dalam lemari pendingin.
24
Beef Extract 5 gr Brilliant Hijau 0,025 gr
Dextrose 5 gr Agar 20 gr
Perhitungan :
BSA yang tersedia sebanyak 52 gram dalam 1 liter
Misalkan BSA yang dibutuhkan sebanyak 200 ml, maka :
gram
Cara pembuatan :
Timbang 10,4 gram BSA dan masukkan kedalam Erlenmeyer
Larutkan dengan 200 ml aquadest sambil dihomogenkan
Panaskan dengan menggunakan penangas air sambil diaduk hingga larut
sempurna
Dinginkan pada suhu 450-500C
Tuangkan kedalam cawan petri dan biarkan kering dengan membuka sedikit
tutup cawan
Setelah kering, tutup cawan, beri label dan simpan ditempat yang gelap.
25
(TCBS) adalah media selektif untuk Vibrio Cholera. Medium TCBS Oxid sempurna dan
tidak membutuhkan bahan tambahan atau tambahan darah steril, dan media ini lebih
menguntungkan dari media lanryl sulphate tellurite agar yang membutuhkan tambahan
lebih lanjut setelah pensterilisasian penampakan koloni dari organisme. Pada media
TCBS setelah 24 jam inkubasi pada suhu 35 derajat celcius.
Komposisi :
Yeast extract 5 gram Sodium Chloride 10 gram
Bacteriological Peptone 10 Broom Thymol Blue 0,04 gram
gram Thymol Blue 0,04 gram
Sodium thiosulphate 10 gram Agar 14 gram
Sodium Citrate 10 gram Aquadest 1000 mL
Ox bile gram PH 8,6
Sucrose 20 gram
Perhitungan :
TCBS yang tersedia sebanyak 88 gram dalam 1 liter
Misalkan TCBS yang dibutuhkan sebanyak 200 ml, maka :
gram
Cara pembuatan :
26
Sterilisasi aquadest 200 ml dalam dalam autoklaf selama 15 menit pada suhu
121ºC
TCBS ditimbang sebanyak 17,6 gram kemudian dimasukkan kedalam erlenmeyer
yang telah berisi aquadest steril 200 ml
Campuran dipanaskan hingga larut dan digoyangkan sampai homogen
Dituangkan kedalam cawan petri secara aseptic
27
gram
2 ml
cara pembuatan :
Timbang 6,3 gram tellurite agar base lalu masukkan kedalam Erlenmeyer
Larutkan dengan 200 ml aquadest sambil dihomongenkan
Panaskan dengan penangas air sambil diaduk sampai larut sempurna
Sterilkan di autoklaf selama 15 menit dengan suhu 1210C
Dinginkan hingga suhu 45-500C
Tambahkan 10 ml darah dan 2 ml kalium tellurite lalu homogenkan
Tuang kedalam cawan petri secara aseptis. Biarkan hingga dingin
Isolasi dan masukkan kedalam lemari pendingin
28
Media ini mengandung kadar NaCl tinggi, sehingga akan menghambat pertumbuhan
bakteri, namun staphylococcus tidak di hambat pertumbuhannya. Staphylococcus aureus
akan membentuk zona kuning. Sedangak S. epidermis akan membentuk zona merah.
Warna kuning di sebsbkan oleh fermentasi mannitol disertai permukaan asam,
sedangkan warna merahdi sebabkan oleh mennitol yang tidak di frementsikan. Merah
fenol merupakan indicator untuk melihat adanya pembentukan asam.
Komposisi :
Ekstark sapi 1 gram Proteose peptone no.3 10 gram
NaCl 75 gram D-Mannitol 75 gram
Agar 15 gram Merah fenol 0,025 gram
Aquadest 1000 ml
perhitungan :
MSA yang tersedia sebanyak 60 gram dalam 1 liter
Misalkan MSA yang dibutuhkan sebanyak 200 ml, maka :
gram
Cara pembuatan :
Timbang 12 gram MSA dan masukkan kedalam Erlenmeyer
Larutkan dalam 200 ml aquadest sambil dihomogenkan
Panaskan pada penangas air sambil diaduk hingga larut sempurna
Tidak pelu disterilkan, langsung dituang kedalam cawan petri secara aseptis.
29
Biarkan kering dan isolasi lalu masukkan kedalam lemari pendingin.
Media Violet Red Bile Agar merupakan media padat berwarna merah yang digunakan
untuk deteksi dan penentuan coliform dalam makanan, air susu, dan bahan sanitasi
lainnya.
Komposisi :
Pankreas Digest of Gelatin 7,0 gram Lactose 10,0 gram
Ragi Extract 3,0 gram Sodium Chloride 5,0 gram
Garam empedu #3 1,5 gram Netral Merah 0,03 gram
Agar 15,0 gram Kristal Violet 0,002 gram
Perhitungan :
Media Violet Red Bile Agar yang tersedia sebanyak 41,5 gram dalam 1 liter
Misalkan Media Violet Red Bile Agar yang dibutuhkan sebanyak 200 ml, maka :
gram
Cara pembuatan :
Timbang 8,3 gram Media Violet Red Bile Agar dan masukkan kedalam
Erlenmeyer
Larutkan dalam 200 ml aquadest sambil dihomogenkan
30
Panaskan pada penangas air sambil diaduk hingga larut sempurna
Dinginkan sampai suhu 400 - 450 C
Tidak pelu disterilkan, langsung dituang kedalam cawan petri secara aseptis.
Biarkan kering dan isolasi lalu masukkan kedalam lemari pendingin.
31
TBX yang tersedia sebanyak 36,6 gram dalam 1 liter
Misalkan TBX yang dibutuhkan sebanyak 200 ml, maka :
gram
Cara pembuatan :
Timbang TBX 7,32 gram, masukkan kedalam Erlenmeyer.
Tambahkan aquades 200 ml dan homogenkan.
Panaskan di atas penangas air sambil diaduk hingga larut sempurna (jangan
sampai mendidih) .
Turunkan dari penangas air, tutup mulut erlenmeyer dengan kapas kering dan
diberi label.
Sterilkan dalam autoclave dengan suhu 1210 C dalam waktu 15 menit.
keluarkan dari autoclave kemudian tuang dalam cawan petri secara aseptis.
Biarkan dingin, isolasi dan masukkan kedalam lemari pendingin.
14. KF Streptococccus
32
KF Steptococcus merupakan media selektif Sterptococcus spesies Enterococci. Maltosa
dan dan laktosa di metabolisme sebagian besar enterococci dengan produsi asam dan jadi
meningkatkan pertumbuhan bakteri ini, mikroorganisme yang tidak diinginkan sebagian
besar ditekan sodium acid. Bentuk asam dideteksi oleh bromcresoll ungu dengan
perubahan warna ke warna media menjadi kuning. Enterococci menurunkan TTC
memberi fomazan merah dan jadi terlihat sebagai koloni yang berwarna merah.
Komposisi :
Enzymatic Digest of Animal Tissue Sodium Glycerophosphate 10 gram
10 gram Maltose 20 gram
1% Triphenlytetrazolium Chloride Lactose 1 gram
(TTC) Sodium Azide 0,4 gram
Yeast Extract 10 gram Bromcresol Purple 0,015 gram
Sodium Chloride 5 gram Agar 20 gram
Perhitungan :
KF streptococcus yang tersedia sebanyak 76,4 gram dalam 1 liter
Misalkan KF streptococcus yang dibutuhkan sebanyak 200 ml, maka :
gram
Cara pembuatan :
Timbang 15,28 gram KF streprococcus, masukkan kedalam Erlenmeyer.
Tambahkan aquades 200 ml dan homogenkan.
Panaskan di atas penangas air sambil diaduk hingga larut sempurna (jangan
sampai mendidih) .
Turunkan dari penangas air, tutup mulut erlenmeyer dengan kapas kering dan
diberi label.
33
Sterilkan dalam autoclave dengan suhu 1210 C dalam waktu 15 menit.
keluarkan dari autoclave Kemudian ditambah Triphenil tetrazolium Clorid 1% (1
ml dalam 100 ml larutan = tambahkan 2 ml untuk 200 ml larutan) ketika suhu 50C
tuang kedalam cawan petri secara aseptis
Biarkan dingin, isolasi lalu masukkan kedalam lemari pendingin.
34
Misalkan VJA yang dibutuhkan sebanyak 200 ml, maka :
gram
Cara pembuatan :
Timbang 6 gram VJA, masukkan kedalam Erlenmeyer.
Tambahkan aquades 200 ml dan homogenkan.
Panaskan di atas penangas air sambil diaduk hingga larut sempurna
Turunkan dari penangas air, tutup mulut erlenmeyer dengan kapas kering dan
diberi label.
Sterilkan dalam autoclave dengan suhu 1210 C dalam waktu 15 menit.
keluarkan dari autoclave kemudian diamkan hingga suhu 45-500C.
Tambahkan 6 ml tellurite Kalium 3,5% dan homogenkan
Tuang kedalam cawan petri secara aseptis, isolasi dan masukkan kedalam lemari
pendingin.
16. Cetrimide
35
Cetrimide digunakan untuk isolasi dan difrensiasi pseudomonas aerogenosa dari berbagai
Janis bakteri lainya. Cetrimide sebagian besar menhhambat pertumbuhan bakteri yang
mengiringi pertumbuhan Ps. Aerogenosa dan meminimalkan gangguan terhadap
pertumbuhan Ps. Aerogenosa. Produksi pigmen tidak dihambat sewaktu tumbuh pada
media ini. Warna pigmen kuning-hijau.
Komposisi :
Enzymatic Digest of Gelatin 20 gram Potassium Chloride 10 gram
Glycerol 10 ml Cetyltrimethylammonium
Magnesium Chloride 1,4 gram Bromide 0,3 gram
Agar 13,6 gram
Perhitungan :
Cetrimide yang tersedia sebanyak 45,3 gram dalam 1 liter
Misalkan cetrimide yang dibutuhkan sebanyak 200 ml, maka :
gram
Cara pembuatan :
Timbang 9,06 gram cetrimide, masukkan kedalam Erlenmeyer.
Tambahkan aquades 200 ml dan homogenkan.
Panaskan di atas penangas air sambil diaduk hingga larut sempurna (jangan
sampai mendidih) .
Turunkan dari penangas air, tutup mulut erlenmeyer dengan kapas kering dan
diberi label.
Sterilkan dalam autoclave dengan suhu 1210 C dalam waktu 15 menit.
keluarkan dari autoclave kemudian tuang dalam cawan petri secara aseptis.
36
Biarkan dingin, isolasi lalu masukkan kedalam lemari pendingin.
gram
Cara pembuatan :
Timbang 9 gram Pseudomonas Isolation Agar dan masukkan kedalam Erlenmeyer
Larutkan dalam 200 ml aquadest yang mengandung 4 ml gliserol sambil
dihomogenkan
Panaskan pada penangas air sambil diaduk hingga larut sempurna
37
Turunkan dari penangas air dan sumbat mulut Erlenmeyer dengan kapas karing
kemudian beri label
Sterilkan pada autoklaf dengan suhu 1210C selama 15 menit
Keluarkan dari autoklaf dan tuangkan pada cawan petri secara aseptis
Tunggu hingga dingin lalu isolasi dan masukkan kedalam lemari pendingin.
38
gram
Cara pembuatan :
Timbang SIMM Medium sebanyak 6 gram dan masukkan kedalam Erlenmeyer.
Larutkan dalam 200 ml aquadest sambil dihomogenkan.
Panaskan di penangas air sambil diaduk hingga larut sempurna.
Turunkan dari penangas air dan masukan kedalam tabung reaksi masing-masing
5 ml menggunakan spuit.
Tutup mulut tabung degan kapas kering lalu masukan kedalam plastik bening,
kemudian ikat sekuat mungkin dan diberi label.
Sterilkan didalam autoclave selama 15 menit dengan suhu 1210C.
Keluarkan dari autoklaf dan masukkan kedalam lemari pendingin.
SCA adalah media selektif yang berwarna hijau karena mengandung zat warna brom
thymol blue. Simmons citrate positif berwarna biru setelah ditumbuhi kuman.
Kegunaannya yaitu untuk menderterminasi kemampuan bakteri yang menggunakan
sitrat sebagai sumber karbon dengan produk akhir basa.
Komposisi :
MgSO4 0,2 gram Bacto Agar 15 gram
39
(NH4)3 PO4 1 gram Bromtimol blue 0.08 gram
K2HPO4 1 gram Aquadest 1 liter
C6H5Na3O7.2H2O 2 gram NaCl 5 gram
Perhitungan :
SC yang tersedia 22,5 gram dalam 1 liter
Misalkan SC yang dibutuhkan sebanyak 200 ml, maka :
gram
Cara pembuatan :
Timbang SC sebanyak 4,5 gram dan masukkan kedalam erlenmeyer.
Larutkan dengan aquadest 200 ml dan homogenkan
Panaskan diatas pemanas air sambil diaduk hingga larut sempurna
Turunkan dari penangas air dan masukan kedalam tabung reaksi masing masing
5 ml menggunakan spuit.
Tutup mulut tabung dengan kapas kering lalu masukan kedalam pastik bening,
kemudian ikat sekuat mungkin dan beri label.
Sterilkan dalam autoclave selama 15 menit dengan suhu 1210C
Keluarkan dari autoklaf dan masukkan kedalam lemari pendingin.
40
Media TSIA memberikan informasi fermentasi mengenai glukosa, pemanfaatan gula
laktosa dan sukrosa, dan proses pernapasan anaerobik. Proses pernapasan yang
menggunakan belerang sebagai penerima elektron terakhir untuk menghasilkan hidrogen
sulfida. Informasi ini berguna dalam identifikasi basil Gram negatif.
Komposisi :
Bacto ekstrak daging 3 gram .Bacto dekstrosa 1 gram
Bacto pepton 15 gram FeSO4 0,2 gram
Bacto ekstrak ragi 3 gram Na2S2O3 0,3 gram
Preteosa pepton 5 gram Bacto agar 12 gram
Bacto laktosa 10 gram Bacto merah fenol 0,024 gram
Bacto sukrosa 10 gram Aquadest 1 liter
Perhitungan :
TSIA yang tersedia 65 gram dalam 1000 ml.
Misalkan TSIA yang dibutuhkan sebanyak 200 ml, maka :
41
gram
Cara pembuatan :
Timbang TSIA 13 gram, masukkan kedalam Erlenmeyer.
Larutkan dengan aquades 200 ml dan homogenkan.
Panaskan diatas penangas air sambil diaduk hingga larut sempurna.
Turunkan dari penangas air dan masukan kedalam tabung reaksi masing – masing
5 ml menggunakan spuit.
Tutup mulut tabung dengan kapas kering lalu masukkan kedalam plastik bening,
kemudian diikat sekuat mungkin.
Berilah label pada luar plastik bening dan masukan pada autoclave dan sterilkan
selama 15 menit pada suhu 1210 C.
Keluarkan dari autoklaf dan miringkan tabung.
Perhitungan :
Lowenstein Jensen yang tersedia sebanyak 37,4 gram dalam 600 ml
Misalkan Lowenstein Jensen yang dibutuhkan sebanyak 200 ml, maka :
gram
Cara pembuatan :
Timbang 12,4 gram Lowenstein Jensen dan masukkan kedalam Erlenmeyer
Larutkan dengan 200 ml aquadest yang berisi 12 ml gliserol. Jangan menambahkan
gliserol jika Tuberkulum basil tipe bovine atau organisme glycerophobic lainnya
untuk dibudidayakan. Homogenkan.
Panaskan dengan penangas air sambil diaduk hingga larut sempurna
Sterilkan pada autoclave pada 121°C selama 15menit.
43
Keluarkan dari autoklaf dan dinginkan kira-kira suhu 50 ° C.
Sementara itu, siapkan 1.000 ml seluruh telur dikumpulkan aseptik dan dicampur
secara merata, tanpa ada gelembung udara.
campurkan media dasar dan telur perlahan sampai campuran merata dan tanpa
gelembung udara.
Masukkan dalam tabung steril yang sesuai dan tutup tabung.
Atur tabung dalam posisi miring, biarkan mengental pada suhu 85 ° C selama 45
menit.
Uji sampel produk jadi untuk kinerja dengan menggunakan stabil dan cultur
kontrol.
simpan pada suhu 2-8⁰C pada tempat gelap. Media tidak boleh digunakan jika ada
kontaminasi, keburukan (menyusut, pecah, atau perubahan warna) dan sudah kadaluarsa.
Biakan M.tuberculosis yang disimpan pada suhu 37⁰C tetap hidup tanpa kehilangan
virulensinya selama 12 tahun, tapi bila terkena matahari secara langsung perbenihan
dalam media akan mati dalam waktu 2-3 jam.
Media Motility Indol Ornithine (MIO) merupakan media yang digunakan untuk
mengetahui adanya pergerakan bakteri, kemampuan menghasilkan indol, serta
kemampuan bakteri bereaksi memecah ornitin. Motilitas bakteri ditunjukkan dengan
adanya sebaran kabut putih keluar dari tusukan. Untuk bakteri yang tidak motil hanya
ditunjukkan garis putih sepanjang tusukan. Produksi indol ditunjukkan dengan
44
pembentukan cincin warna merah pada bagian atas tabung setelah penambahan reagen
Kovac’s for indol. Untuk reaksi indol negatif tidak terbentuk cincin merah, namun
berwarna kuning. Reaksi bakteri terhadap ornitin ditunjukkan dengan perubahan warna
pada tiga perempat bagian bawah media. Untuk reaksi dekarboksilasi ornitin positif
ditunjukkan dengan warna ungu pada tiga perempat bagian bawahnya, sedangkan reaksi
dekarboksilasi ornitin negatif ditunjukkan dengan warna kuning pada tiga perempat
bagian bawah media.
Komposisi :
Approximate Formula Per Liter Dextrose 1,5 gram
Purified Water L-Omitthine Monohychloride 5,0
Pancreatic Digest ofcasein 9,5 gram gram
Pancreatic Digest of Gelatin 10,0 Bromcresol Purple 0,02 gram
gram Agar 2,0 gram
Yeaast Extract 3,0 gram
Perhitungan :
MIO Medium yang tersedia sebanyak 31 gram dalam 1 liter
Misalkan MIO Medium yang dibutuhkan sebanyak 200 ml, maka :
gram
Cara pembuatan :
Timbang 6,2 gra, MIO Medium, masukkan kedalam Erlenmeyer.
Larutkan dengan aquades 200 ml dan homogenkan.
Panaskan diatas penangas air sambil diaduk hingga larut sempurna.
Turunkan dari penangas air dan masukan kedalam tabung reaksi masing – masing
5 ml menggunakan spuit.
45
Tutup mulut tabung dengan kapas kering lalu masukkan kedalam plastik bening,
kemudian diikat sekuat mungkin.
Berilah label pada luar plastik bening dan masukan pada autoclave dan sterilkan
selama 15 menit pada suhu 1210 C.
Keluarkan dari autoklaf dan biarkan dingin.
Media harus disimpan pada suhu 2-80 C.
Nutrient Broth (NB) adalah medium yang berbentuk cair dengan bahan dasar adalah
ekstrak beef dan peptone. Perbedaan konsentris antara Nutrient Agar dengan Nutrient
Broth yaitu nutrient agar berbentuk padat dan Nutrient Broth berbentuk cair. Susunan
kimia sama-sama sintetik. Fungsi kimia dari nutrient agar dan nutrient broth sebagai
medium umum. Medium Nutrient Broth (NB) merupakan medium yang berwarna coklat
yang memiliki konsistensi yang cair dimana medium ini berasal dari sintetik dan
memiliki kegunaan sebagai medium untuk menumbuhkan bakteri sama seperti medium
NA.
Komposisi :
Bacto ekstar 3 gram
Bacto pepton 10 gram
Perhitungan :
46
NB yang tersedia 8 Gram dalam 1 liter
Misalkan NB yang dibutuhkan sebanyak 200 ml, maka :
gram
Cara pembuatan :
Timbang 1,6 gram nutrient broth, masukkan kedalam Erlenmeyer.
Tambahkan aquades 200 ml dan homogenkan.
Panaskan di atas penangas air sambil diaduk hingga larut sempurna (jangan
sampai mendidih) .
Turunkan dari penangas air dan masukkan kedalam tabung reaksi.
Tutup mulut tabung dengan kapas kering, masukkan kedalam plastic bening, lalu
ikat dengan kuat dan beri label.
Sterilkan dalam autoclave dengan suhu 1210 C dalam waktu 15 menit.
keluarkan dari autoclave, biarkan dingin dan masukkan kedalam lemari
pendingin.
Perhitungan :
MR yang tersedia sebanyak 17 gram dalam 1 liter
Misalkan MR yang dibutuhkan sebanyak 200 ml, maka :
gram
Cara pembuatan :
Timbang MR sebanyak 3,4 gram dan masukkan kedalam Erlenmeyer.
Larutkan dengan 200 ml aquadest sambil dihomogenkan
Panaskan diatas pemanas air sambil diaduk hingga larut sempurna
Turunkan dari penangas air, tuangkan pada tabung reaksi sebanyak 5 ml pada
tiap tabung dengan menggunakan spuit.
Tutup mulut tabung dengan kapas kering, masukkan kedalam plastic bening
dan ikat plastic sekuat mungkin, kemudian beri label.
Sterilkan pada autoclave dengan suhu 1210C selama 15 menit.
Keluarkan dari autoklaf dan biarkan dingin.
Masukkan dalam lemari pendingin.
48
25. Media gula-gula
Media gula-gula termasuk media identifikasi. Media identifikasi adalah perbenihan yang
digunakan untuk menentukan jenis bakteri. Biasanya digunakan beberapa media
bersama-sama. Disebut media gula gula karena terbuat dari beberapa gula seperti:
glukosa, laktosa, mannosa, maltosa, sakarosa. Media gula-gula adalah air pepton yang
ditambah gula tertentu. Tujuannya adalah untuk mengetahui bakteri memfermentasi
karbohidrat. Pada uji gula-gula hanya terjadi perubahan warna pada media gula-gula
yang berubah menjadi warna kuning, Artinya bakteri ini membentuk asam dari
fermentasi glukosa. Pada media gula-gula juga terbentuk gelembung pada tabung
durham yang diletakkan terbalik didalam tabung media, artinya hasil fermentasi
berbentuk gas.
Komposisi :
Pepton 1 gram Indikator fenol read 1 ml
NaCl 0,5 gram Karbohidrat 1 gram
Aquadest 1 liter
Perhitungan :
a) Glukosa
49
= 1 gram
b) Lactosa
massa = 1 gram
c) Sukrosa
massa = 1 gram
d) Maltosa
massa = 1 gram
e) Manitol
massa = 1 gram
Cara pembuatan :
Campurkan berbagai macam bahan pembuatan media Gula-gula .
Dibuat dalam 200 ml aquadest ditambah pepton.
Untuk pepton, ditimbang 6 gram dalam 100 ml aquadest
NaCl ditimbang 3 gram dan dicampurkan dalam air pepton
Fenol red ditimbang 0,2 gram lal digerus, larutkan dalam 100 ml aquadest.
Untuk glukosa, laktosa, maltosa, sukrosa dan manitol, dibuat pada plate yang
berbeda dengan cara yang sama. Setelah itu, disterilkan dalam autoclave dan
diisolisis dan disimpan dalam lemari pendingin.
50
Pepton water digunakan untuk membudidaya non pemilih mikroorganisme, uji indol dan
sebagai basal media untuk studi fermentasi karbohidrat.
Komposisi :
Pepton 10 gram
Natrium klorida 5 gram
Perhitungan :
Pepton water yang tersedia 15 gram dalam 1 liter
Misalkan pepton water yang dibutuhkan sebanyak 200 ml, maka :
gram
Cara pembuatan :
Timbang 3 pepton water, masukkan kedalam Erlenmeyer.
Tambahkan aquades 200 ml dan homogenkan.
Panaskan di atas penangas air sambil diaduk hingga larut sempurna (jangan
sampai mendidih) .
Turunkan dari penangas air dan masukkan kedalam tabung reaksi.
Tutup mulut tabung dengan kapas kering, masukkan kedalam plastic bening, lalu
ikat dengan kuat dan beri label.
Sterilkan dalam autoclave dengan suhu 1210 C dalam waktu 15 menit.
keluarkan dari autoclave, biarkan dingin dan masukkan kedalam lemari
pendingin.
51
27. Brain Heart Infusion (BHI) Broth
gram
52
Cara pembuatan :
Timbang 7,4 BHI, masukkan kedalam Erlenmeyer.
Tambahkan aquades 200 ml dan homogenkan.
Panaskan di atas penangas air sambil diaduk hingga larut sempurna (jangan
sampai mendidih) .
Turunkan dari penangas air dan masukkan kedalam tabung reaksi.
Tutup mulut tabung dengan kapas kering, masukkan kedalam plastic bening, lalu
ikat dengan kuat dan beri label.
Sterilkan dalam autoclave dengan suhu 1210 C dalam waktu 15 menit.
keluarkan dari autoclave, biarkan dingin dan masukkan kedalam lemari
pendingin.
Lactose broth digunakan sebagai media untuk mendeteksi kehadiran koliform dalam air,
makanan, dan produk susu, sebagai kaldu pemerkaya (pre-enrichment broth) untuk
Salmonellae dan dalam mempelajari fermentasi laktosa oleh bakteri pada umumnya.
Pepton dan ekstrak beef menyediakan nutrien esensial untuk memetabolisme bakteri.
Laktosa menyediakan sumber karbohidrat yang dapat difermentasi untuk organisme
koliform.
Komposisi :
peptone 5 gr/L
ekstrak daging (sapi) 3 gr/L
laktosa 5 gr/L
perhitungan :
53
Lactose broth yang tersedia sebanyak 13 gram dalam 1 liter
Misalkan lactose broth yang dibutuhkan sebanyak 200 ml, maka :
gram
Cara pembuatan :
timbang 2,6 gram lactose broth dan masukkan kedalam Erlenmeyer
larutkan dengan 200 ml aquades sambil dihomogenkan
panaskan dengan penangas air sambil diaduk hingga larut sempurna
turunkan dari penangas air dan tuang larutan sebanyak 5 ml kedalam tabung
reaksi yang berisi tabung durham menggunakan spuit
tutup mulut tabung dengan kapas kering, masukkan tabung kedalam plastik
bening dan ikat plastik dengan kuat lemudian beri label.
sterilkan dengan autoklaf pada suhu 1210C selama 5 menit
keluarkan dari autoklaf dan biarkan dingin lalu masukkan kedalam kulkas.
SCB (Salenite Cystein Broth) adalah media pengaya untuk bakteri Salmonella sp. Media
ini mengandung pepton, laktosa, natrium fosfat buffer medium, sodium selenite, dan L-
sistin. Masing-masing bahan memiliki perannya sendiri. Pepton menyediakan asam
54
amino dan nitrogen. Laktosa menyediakan sumber energi, dan natrium fosfat buffer
medium untuk mempertahankan pH. Sodium Selenite menghambat bakteri gram positif
dan menekan pertumbuhan enterics gram-negatif yang paling lain selain Salmonella. L-
sistin didirikan untuk meningkatkan pemulihan Salmonella. Selenite cystine Broth
digunakan sebagai pengayaan selektif media untuk isolasi Salmonella dari kotoran,
makanan, air dan bahan lainnya.
Komposisi :
Pankreas Intisari dari Kasein 5,0 gram
Laktosa 4,0 gram
Natrium Fosfat 10,0 gram
Sodium Selenite 4,0 gram
L-sistin 0,01 gram
Perhitungan :
SCB yang tersedia 23 Gram dalam 1 liter
Misalkan SCB yang dibutuhkan sebanyak 200 ml, maka :
gram
Cara pembuatan :
Timbang 4,6 SCB, masukkan kedalam Erlenmeyer.
Tambahkan aquades 200 ml dan homogenkan.
Panaskan di atas penangas air sambil diaduk hingga larut sempurna (jangan
sampai mendidih) .
Turunkan dari penangas air dan masukkan kedalam tabung reaksi.
Tutup mulut tabung dengan kapas kering, masukkan kedalam plastic bening, lalu
ikat dengan kuat dan beri label.
Sterilkan dalam autoclave dengan suhu 1210 C dalam waktu 15 menit.
keluarkan dari autoclave, biarkan dingin dan masukkan kedalam lemari
pendingin.
55
2.2. HEMATOLOGI
1. Alkohol 70% dalam 100 ml Aquadest
2. Larutan EDTA 10 %
56
EDTA 10% digunakan sebagai antikoagulan untuk mencegah koagulasi sel darah.
Reagen ini digunakan pada hampir semua pemeriksaan yang bersangkutan dengan darah
vena.
Komposisi :
EDTA 10 gram
Aquadest 100 ml
Cara kerja :
Timbang 10 gr EDTA (titriplex III), masukan kedalam gelas kimia.
Larutkan dengan Aquadest 100 ml sambil dihomogenkan.
Masukkan kedalam botol reagen dan beri label.
4. NaCl 0,85-0,9%
Digunakan dalam pemeriksaan DTO (Daya Tahan Osmotik), Haemostasis, dan juga
sebagai antikoagulan.
Komposisi :
NaCl 0,9 gram
Aquadest 100 ml
cara pembuatan :
Timbang NaCl 0,9 gram dan masukkan ke dalam beaker glass.
Tambahkan dengan aquadest sampai 100 ml, homogenkan.
Masukkan ke dalam botol reagen dan beri label.
58
HCl 0,1 N digunakan dalam pemeriksaan hemoglobin dengan metode sahli. Larutan ini
mengubah darah menjadi hematin asam. Perubahan darah menjadi hematin membuat
perubahan warna larutan sehingga dapat dibandingkan dengan warna standar.
Komposisi :
HCl 37% 0,83 ml
Aquadest 100 ml
Cara Kerja :
Ukur 100 ml akuadest, masukan kedalam gelas kimia.
Pipet (jangan di hisap!) 0,83 ml HCl pekat (12 N) campur kedalam aquadest tadi
lalu homogenkan (kerjakan diruang asam)
Masukkan kedalam botol reagen dan beri label.
6. CuSO4 BJ 1053
59
CuSO4 7,95 gram
Aquadest 100 ml
Cara pembuatan :
Timbang CuSO4 sebanyak 7,95 gram
Larutkan ke dalam 50 ml aquadest didalam labu ukur
Untuk membuat larutan menjadi BJ = 1053 maka larutan tadi diambil sebanyak
26 ml.
Masukkan ke dalam labu ukur dan dilarutkan aquadest hingga 50 ml dan
homogenkan.
Masukkan kedalam botol reagen dan beri label.
7. Larutan Hayem
Larutan hayem merupakan larutan yang digunakan untuk menghitung sel eritosit.
Larutan ini selain untuk pengenceran, digunakan juga untuk melisiskan sel leukosit dan
trombosit sehingga hanya sel eritrosit yang terlihat saat pengamatan.
Komposisi :
1 gr NaCl
0,5 gr HgCl2
5 gr Na2SO4
200 ml aquadest
Cara Kerja :
Timbang masing-masing zat, masukan kedalam gelas kimia.
Tambahkan 200 ml aquadest sambil dihomogenkan.
Masukkan kedalam botol reagen dan beri label.
60
8. Larutan Gower
Digunakan sebagai pengencer dan untuk melisiskan sel selain sel eritrosit pada hitung
jumlah sel eritrosit.
Komposisi :
Na2SO4 0,25 gram
CH3COOH 16,65 ml
Aquadest 100 ml
Cara pembuatan :
Timbang Na2SO4 sebanyak 0,25 gram dan masukkan kedalam beaker glass
larutkan dalam sedikit aquadest.
Pipet CH3COOH sebanyak 16,65 ml kemudian masukkan ke dalam beaker glass
yang berisi Na2SO4 tadi.
tambahkan dengan aquadest sampai 100 ml, homogenkan
Masukkan ke dalam botol reagen dan beri label.
9. Larutan Turk
Larutan turk merupakan larutan yang digunakan untuk menghitung sel leukosit secara
absolute (manual). Isi larutan turk adalah asam asetat 2% ditambah gentian violet 1%
sehingga warnanya ungu muda. Pemberian gentian violet bertujuan untuk memberikan
warna pada sel leukosit. Larutan turk bersifat melisiskan sel eritrosit dann leukosit
sehingga hanya tampak sel leukosit pada saat perhitungan sel.
Komposisi :
61
0,5 ml Asam asetat (asam cuka) glasial
1 ml kristal violet 1 %
100 ml Aquadest
Cara kerja :
Buat larutan kristal violet 1% (1 gr Kristal violet dilarutkan dalam 100 ml
aquadest).
Ke dalam 100 ml aquadest dalam gelas kimia, tambahkan dengan pipet 0,5 ml
asam asetat glasial dan 1 ml larutan kristal violet. Homogenkan.
Masukkan kedalam botol geagen dan beri label.
10. Larutan Amonium Oxalat 1%
Digunakan sebagai pengencer dan untuk melisiskan sel selain sel trombosit pada hitung
jumlah sel trombosit.
Komposisi :
Amonium Oxalat 1 gram
Aquadest 100 ml
Cara pembuatan :
Timbang amonium oxalat sebanyak 1 gram dan masukkan semua bahan ke
dalam beaker glass
tambahkan dengan aquadest sampai 100 ml, homogenkan
Masukkan ke dalam botol reagen dan beri label.
62
Larutan rees ecker digunakan untuk pengenceran dalam hitung jumlah trombosit.
Larutan ini melisiskan sel leukosit sehingga saat pengamatan sel yang dilihat adalah sel
trombosit dan eritrosit. Penggunaan BCB dalam larutan ini memberikan warna pada
trombosit sehingga sel trombosit dapat terlihat jelas dan dapat dibedakan dari kotoran.
Komposisi :
3,8 gr Natrium sitrat
0,1 gr BCB
0,2 ml Formalin
100 ml aquadest
Cara kerja :
Timbang Natrium sitrat dan BCB, masukan kedalam gelas kimia.
Masukan 100 ml aquadest sedikit-sedikit sambil dihomogenkan.
Dengan pipet ukur masukan 0,2 ml Formalin.
Aduk rata, saring dan masukkan kedalam botol reagen lalu diberi label.
Digunakan sebagai larutan pengencer untuk hitung jumlah retikulosit. Selain untuk
pengenceran, larutan ini juga memberikan warna biru pada ribosom, sehingga saat
diamati ribosom akan tampak seperti endapan granula atau filament berwarna biru.
Komposisi :
BCB 1 gram
Natrium sitrat 0,6 gram
Natrium klorida 0,72 gram
Aquades 100 ml
Cara Kerja :
Timbang semua bahan dan masukkan kedalam beaker glass
Larutkan dengan 100 ml aquades sambil dihomogenkan
Masukkan kedalam botol reagen dan beri label
64
14. Larutan Giemsa
Pewarnaan Giemsa adalah pulasan yang terdiri dari eosin, metilin azur dan metilen blue
berguna untuk mewarnai sel darah dan melakukan fiksasi sendiri dengan metil alkohol.
Kualitas Giemsa mempengaruhi hasil pewarnaan pada sediaan hapusan darah. Kualitas
Giemsa dikatakan baik apabila Giemsa dibuat baru dan dikatakan kurang baik apabila
Giemsa yang sudah disimpan lebih dari 1 hari.
Komposisi :
1 gr Giemsa stain
65 ml methanol
40 ml gliserol
Cara Kerja :
Timbang 1 gram giemsa stain, masukkan kedalam gelas kimia.
Larutkan dalam methanol sedikit demi sedikit.
Tambahkan 40 ml glycerol dan homogenkan kurang lebih 1-2 hari.
Saring larutan sebelum digunakan.
Jika akan melakukan pewarnaan dengan menggunakan larutan giemsa, maka
larutan terlebih dahulu harus di ercerkan dengan larutan buffer dengan
perbandingan 1 : 9 (1 ml giemsa : 9 ml buffer)
Dapat pula dilakukan pengenceran dengan menggunakan aquadest dengan
perbandingan 1 : 9 (1 ml giemsa : 9 ml aquadest)
65
15. Larutan Buffer (pH 6,4)
Larutan Buffer (pH 6,4) digunakan sebagai larutan pengencer saat hitung jenis leukosit
metode giemsa dan wright..
Komposisi :
6,63 gr KH2PO4 (Kalium dihidrogen sulfat)
2,56 gr Na2HPO4 (dinatrium hirogen fosfat)
1000 ml aquadest
Cara Kerja :
Timbang masing-masing zat, masukan kedalam gelas kimia
Larutkan dengan aquadest sedikit-sedikit sampai larut.
Masukkan kedalam botol reagen dan beri label.
66
2.3 PARASITOLOGI
1. Larutan Garam Fisiologis
Larutan garam fisiologi merupakan larutan isotonis yang memiliki banyak kegunaan
dalam bidang medis dan laboratorium. Dalam pemeriksaan parasit, garam fisiologis
digunakan untuk pemeriksaan parasit usus metode langsung dan metode ritchie
.Umumnya larutan garam fisiologi memiliki kisaran konsentrasi 0.9% (b/v) NaCl.
Komposisi :
1) NaCl : 0,9 gram
2) Aquadest : 100 ml
Cara Pembuatan :
Timbang NaCl 0,9 gram dan masukkan ke dalam beaker glass.
tambahkan dengan aquadest sampai 100 ml, homogenkan.
Masukkan ke dalam botol reagen dan beri etiket.
2. Larutan Eosin 2%
67
Larutan Eosin merupakan cairan berwarna merah yang berfungsi untuk pemeriksaan
bentuk kista dan vegetatif protozoa. Larutan eosin biasanya digunakan dalam identifikasi
parasit usus metode langsung.
Komposisi :
1) Eosin : 2 gram
2) Aquadest : 100 ml
Cara Pembuatan :
Timbang Eosin 2 gram dan masukkan ke dalam beaker glass.
tambahkan dengan aquadest sampai 100 ml, homogenkan.
Masukkan ke dalam botol reagen dan beri etiket.
3. Larutan Lugol
Cara ini digunakan untuk pemeriksaan protozoa bentuk tropozoit maupun sista. Dengan
cara ini dapat terlihat jelas susunan inti, butir-butir kromatin, karsinoma dan vakuola
glikogen yang terlihat berwarna kuning coklat. Bentuk tropozoit dalam larutan ini akan
segera mati dan bentuknya membulat, sehingga antara bentuk tropozoit dan bentuk sista
68
kadang-kadang sukar dibendakan. Pada pemeriksaan ini bahan, alat dan cara kerja sama
dengan pada pemeriksaan dengan garam fisiologis.
Komposisi :
1) Iodium : 5 gram
2) Kalium iodium : 10 gram
3) Aquadest : 100 ml
Cara Pembuatan :
Timbang Iodium sebanyak 1 gram dan Kalium Iodium 2 gram dan masukkan ke
dalam beaker glass
Kemudian tambahkan sedikit demi sedikit aquadest sambil diaduk.
Saring larutan dan masukkan kedalam botol reagen lalu beri etiket.
5. Larutan Formalin
69
Larutan formalin merupakan bahan yang digunakan untuk pengawetan telur cacing.
Komposisi :
1) Formalin : 37%
2) Aquadest : 100 ml
Perhitungan :
Dik :
C1 = 10%
V1 = 100 ml
C2 = 37%
Dit : V2 = ……?
Jawab :
C1 x V 1 = C2 x V2
10% x 100 ml = 37% x V2
37 x V2 = 1000
V2 = 27,02 ml
Cara Pembuatan :
Ambil sebanyak 27,02 ml formalin 37% yang belum diencerkan, kemudian
masukkan ke dalam beaker glass.
Tambahkan aquadest sampai 100 ml ke dalam beaker glass yang berisi
formalin tadi. Lalu homogenkan dengan menggunakan batang pengaduk.
Setelah homogen, masukkan ke dalam botol reagen dan beri etiket.
6. Larutan Giemsa
70
Pewarnaan Giemsa adalah pulasan yang terdiri dari eosin, metilin azur dan metilen blue
berguna untuk mewarnai sel darah dan melakukan fiksasi sendiri dengan metil alkohol.
Dalam praktikum parasitologi larutan giemsa digunakan untuk identifikasi malaria dan
mikrofilaria. Kualitas Giemsa mempengaruhi hasil pewarnaan pada sediaan hapusan
darah. Kualitas Giemsa dikatakan baik apabila Giemsa dibuat baru dan dikatakan kurang
baik apabila Giemsa yang sudah disimpan lebih dari 1 hari.
Komposisi :
1 gr Giemsa stain
65 ml methanol
40 ml gliserol
Cara Kerja :
Timbang 1 gram giemsa stain, masukkan kedalam gelas kimia.
Larutkan dalam methanol sedikit demi sedikit.
Tambahkan 40 ml glycerol dan homogenkan kurang lebih 1-2 hari.
Saring larutan sebelum digunakan.
Jika akan melakukan pewarnaan dengan menggunakan larutan giemsa, maka
larutan terlebih dahulu harus di ercerkan dengan larutan buffer dengan
perbandingan 1 : 9 (1 ml giemsa : 9 ml buffer)
Dapat pula dilakukan pengenceran dengan menggunakan aquadest dengan
perbandingan 1 : 9 (1 ml giemsa : 9 ml aquadest)
71
Larutan Buffer (pH 6,4) digunakan sebagai larutan pengencer saat identifikasi malaria
dan microfilaria dengan menggunakan giemsa.
Komposisi :
6,63 gr KH2PO4 (Kalium dihidrogen sulfat)
2,56 gr Na2HPO4 (dinatrium hirogen fosfat)
1000 ml aquadest
Cara Kerja :
Timbang masing-masing zat, masukan kedalam gelas kimia
Larutkan dengan aquadest sedikit-sedikit sampai larut.
Masukkan kedalam botol reagen dan beri label.
Larutan ini biasa digunakan dalam identifikasi helmint dan protozoa metode faust.
Komposisi :
1) MgSO4 : 185 gram
2) NaCl : 290 gram
3) Aquadest : 100 ml
Cara Kerja :
72
Timbang masing-masing zat, masukan kedalam gelas kimia
Larutkan dengan aquadest sedikit-sedikit sampai larut.
Masukkan kedalam botol reagen dan beri label.
Larutan malachite green digunakan untuk identifikasi parasit usus dengan metode kato-
katz.
Komposisi :
5 gram Malachite Green Oxalate
100 ml aquadest
Cara kerja :
Timbang 5 gram malachite green oxalate dan masukkan kedalam Erlenmeyer
Larutkan dengan 100 ml aquades sambil dihomogenkan
Masukkan kedalam botol reagen dan beri label.
74
Fungsi : Untuk pemeriksaan reduksi urine.
Komposisi :
CuSO4.5H2O 1,8 gram K(CN)5 12,5 gram
Natrium Sitrat 20 gram K4Fe(CN)6 5% 5 ml
Natrium Karbonat 10 gram Aquadest 100 ml
Cara Pembuatan :
Timbang semua bahan dan masukkan ke dalam beaker glass
Larutkan dengan aquadest 100 ml sambil dihomogenkan.
Tambahkan larutan K4Fe(CN)6 5% sebanyak 5 ml
Homogenkan larutan tersebut, kemudian panaskan larutan tersebut pada waterbath
Dinginkan, lalu masukkan ke dalam botol reagen dan beri etiket.
3. Larutan Fehling A
75
Fungsinya : Untuk pemeriksaan reduksi urine.
Komposisi :
CuSO4. 5H2O 3,5 gram
Aquadest 100 ml
Cara Pembuatan :
Timbang CuSO4.5H2O sebanyak 3,5 gram dan masukkan ke dalam beaker glass.
Larutkan dengan aquadest 100 ml sambil dihomogenkan
Masukkan ke dalam botol reagen dan beri etiket.
4. Fehling B
76
Timbang kalium Natrium Tartrat sebanyak 17,3 gram dan NaOH sebanyak 6 gram
dan masukkan ke dalam beaker glass.
Larutkan dengan aquadest 100 ml sambil dihomogenkan.
Masukkan ke dalam botol reagen dan beri etiket.
77
Fungsinya : Untuk pemeriksaan aseton urine.
Komposisi :
Natrium Nitrofusid 5% 5 gram
Aquadest 100 ml
Cara Pembuatan :
Timbang Natrium Nitrofusid 5 gram dan masukkan ke dalam beaker glass.
Larutkan dengan aquadest sampai 100 ml sambil dihomogenkan.
Masukkan ke dalam botol reagen dan beri etiket.
Perhitungan :
78
Dik: C1 : 25%
V2 : 200 ml
C2 : 10%
Dit : V2 :……?
Jwb :
C1 x V1 = C2 x V2
25% x V1 = 10% x 200 ml
25 x V2 = 2000
V2 = 80 ml
Cara Pembuatan :
Pipet Amoniak 25% sebanyak 80 ml dan masukkan ke dalam beaker glass.
Tambahkan dengan aquadest sampai 200 ml lalu homogenkan.
Masukkan ke dalam botol reagen dan beri etiket.
Cara Pembuatan :
Masukkan aquadest sebanyak 100 ml ke dalam beaker glass.
79
Tambahkan amonium sulfat menggunakan sendok stainless ke dalam beaker
glass, lalu homogenkan.
Tambahkan terus amonium sulfat hingga larutan menjadi jenuh sambil diaduk
rata.
Masukkan ke dalam botol reagen dan beri etiket.
Cara Pembuatan :
Ambil asam acetat sebanyak 6 ml, masukkan kedalam labu ukur melalui corong
gelas.
80
Tambahkan dengan aquadest sampai 100 ml, lalu kocok perlahan hingga
homogen.
Masukkan ke dalam botol reagen dan beri etiket.
81
Larutkan dengan aquadest sampai 300 ml sambil dihomogenkan.
Masukkan ke dalam botol reagen dan beri etiket.
12. Larutan Schlesinger
Cara Pembuatan :
Timbang paradimetil amino benzildehida 0,2 gram dan masukkan ke dalam
beaker glass.
Pipet HCl 38 % sebanyak 5 ml, masukkan ke dalam beaker glass tadi.
82
Larutkan dengan aquadest 100 ml sambil dihomogenkan.
Masukkan ke dalam botol reagen dan beri etiket.
85
2) Reagen 2 (starting reagent)
Terdiri dari :
2-oxoglutarat
Piridoxal– 5-phosphate pH = 9,6
Good’s buffer
86
Digunakan dalam pemeriksaan gamma GT dan dalam pemeriksaan protein fase akut
Komposisi :
87
Reagen C: Larutkan 81 gram C3H4OH(COOH)2COONa (Na-sitrat), 50
gram Na2CO3 dan 80 gram NaOH ke dalam akuades 600 mL. Kocok
sampai rata.
Langkah terakhir, tambahkan Reagen C dengan Reagen
A. Kocok sampai larut. Lalu setelah Reagen A dan Reagen C larut
sempurna tambahkan Reagen B. Kocok kembali. Terakhir encerkan
larutan tersebut sampai 1000 mL.
88
Digunakan untuk pemeriksaan Fesfatase Alkali.
Komposisi :
NaOH 0,4 gram
Aquadest 100 ml
Perhitungan :
Cara pembuatan :
Timbang 0,4 gram NaOH dan masukkan kedalam beaker glass
Larutkan dengan aquadest 100 ml sambil dihomogenkan
Masukkan kedalam botol reagen dan beri etiket
Cara pembuatan :
89
Timbang 0,278 gram p-nitrophenol dan masukkan kedalam beaker glass
Tambahkan buffer fosfat 100 ml dan homogenkan
Panaskan larutan sambil diaduk hingga larut
Masukkan kedalam labu takar dan beri label.
BAB IV
PENUTUP
1.1. KESIMPULAN
Reagen adalah suatu zat atau senyawa atau larutan dalam konsentrasi tertentu yang
digunakan untuk mengetahui penjelasan dari suatu analisa dari laboratorium. Zat atau bahan-
90
bahan yang dipakai tersebut kebanyakan megandung bahaya. Oleh karena itu perlu untuk
mengetahui bahan-bahan kimia yang ada didalam laboratorium beserta sifat dari bahan-bahan
tersebut.
Untuk membuat suatu reagen yang terlebih dahulu seorang praktikan harus menghitung
dulu gram dari zat yang akan dilarutkan atau diencerkan. Kemudian harus bisa menggunakan
neraca analitik sebaik dan seefisien mungkin. Neraca analitik memiliki tingkat ketelitian
yang sangat tinggi, karena itu bekerja dengan neraca ini harus secara halus dan hati-hati.
Menggunakan neraca analitikpun harus selalu melakukan pemerikasaan pendahuluan
sebelum mulai menimbang. Setelah menimbang zat, seorang praktikan harus tahu bagaimana
cara melarutkan atau mengencerkan suatu zat. Biasanya digunakan aquades sebagai pelarut,
namun ada beberapa zat tertentu yang tidak dapat dilarutkan dengan aquades sehingga harus
dilarutkan menggunakan pelarut tertentu.
Media pertumbuhan mikroorganisme adalah suatu bahan yang terdiri atas campuran
nutrisi (nutrient) yang digunakan oleh suatu mikroorganisme untuk tumbuh dan
berkembangbiak pada media tersebut.
Media berfungsi sebagai tempat tinggal, sumber makanan, dan penyedia nutrisi bagi
mikroorganisme yang akan dibiakan pada media, selain itu media juga berfungsi untuk
membiakkan, mengasingkan, mengirimkan dan meyimpan mikroorganisme dalam waktu
yang lama di laboratorium. Media juga dapat digunakan untuk mempelajari sifat-sifat
koloni/pertumbuhan mikroorganisme, serta sifat-sifat biokimiawinya. Di dalam laboratorium
mikrobiologi kedokteran media juga dapat digunakan untuk pembuatan antigen, toksin dan
untuk pasasi kuman dengan tujuan perubahan virulensi dan lain-lain.
Laboratorium Patologi Klinik FK-UGM,Tuntunan Praktikumkimia klinik i,Bagian Patologi Klinik FK-UGM,
Yogyakarta, 1995.
The Royal College of Pathologists of Australasia, Manual of Use and Interpretation of
Pathology Tests, Griffin Press Ltd., Netley, Australia,1990
Bonang G. dan Koeswardono E.S. 1979. Mikrobiologi Kedokteran untuk Laboratorium dan
klinik. Jakarta : Gramedia
Misnadiarly., dan Husjain Djajaningrat. 2014. Mikrobiologi untuk Klinik dan Laboratorium.
Jakarta : Rineka Cipta
92