Anda di halaman 1dari 6

Pengaruh tekanan osmotik

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Pertumbuhan mikroorganisme sangat bergantung pada kandungan nutrisi yang terdapat


dalam lingkungan sekitarnya hal ini membulktikan mikroba memiliki karakteristik dan ciri yang
berbeda-beda di dalam proses tumbuhnya kultivasi adalah metode untuk melipat gandakan
jumlah mikroba dengan membiarkan mereka berkembang biak dalam media biakan yang telah
disiapkan dalam kondisi yang terkendali. Bakteri dapat hidup dikondisi suhu tertentu,suhu
bakteri terbagi menjadi 3 yakni suhu minimum,optimum dan maksimum, suhu paling baik untuk
bakteri tumbuh adalah suhu optimum.( Sri Muri, 2016)
Lalu mengapa Garam dapat menghambat pertumbuhan bakteri? Hal ini disebabka tekanan
osmotik yang menyebabkan sel mikroba lisis, penggunaan garam 1-2% dapat menghambat
pertumbuhan beberapa jenis bakteri, dalam ilmu pangan metode pengasinan biasanya dilakukan
untuk mengawetkan beberapa jenis bahan pangan, namun beberapa bakteri lain dapat juga
tumbuh dengan baik selama penyimpanan.
Dalam melakukan kultivasi bakteri pada suatu media, diperlukan persyaratan yaitu semua
unsur hara yang dibutuhkan mikroorganisme harus terpenuhi pada media agar mikroorganisme
yang dapat tumbuh dan berkembang dengan optimal pada media.
Menurut Suriawati (2005) yang sesuai dengan kebutuhan mikroba, zat penghambat
pertumbuhan organisme harus dihilangkan pada media, hal ini menunjukan bahwa media harus
steril sehingga mikroba yang tumbuh tidak terkontaminasi.
Sterilisasi terhadap alat dan bahan sebelum pelaksanaan kegiatan praktikum mikrobiologi sangat
perlu dilakukan.

1.2 Tujuan
Tujuan dilaksanakannya praktik ini untuk mengetahui cara menghidupkan bakteri pada
media yang mengandung berbagai macam Konsentrasi garam (NaCI) dan berada pada suhu
penyimpanan yang berbeda serta melihat perbedaan pertumbuhan bakteri pada setiap
konsentrasi media yang berbeda.

BAB II
METODOLOGI
2.1 Waktu dan Tempat
Praktikum Pengaruh tekanan osmotik pada pertumbuhan bakteri ini dilakukan
dilaboratorium Mikrobiologi Dasar Universitas Trilogi pada tanggal 30 Maret 2022 pukul 13.30
Wib sampai Selesai.

2.2 Alat dan Bahan


Alat yang digunakan kali ini adalah ose,bunsen,cawan petri,tabung pengencer,pipet 1mL,
inkubator,oven,kulkas kertas label dan pulpen untuk bahan yang digunakan adalah Agar,
Inokulat Bakteri E.Coli, larutan pengencer, dan NaCl (garam) sebanyak 1%, 5%, 10%.

2.3 Prosedur
Pertama buat pengenceran, diambil bakteri sebanyak 1 mL dari biakan murni, lalu masukan
bakteri yang sudah dipipet tadi ke laruta pengencer tidak lupa diberi label dengan kertas (ditulis
10-1) kemudian ambil lagi bakteri dari tabung 10-1 dan masukan ke tabung yang berisi larutan
pengencer dan beri label juga (10-2) lakukan terus hingga 10-6 dan 10-7, setelah itu siapkan 12
cawan petri yang digunakan adlah tabung 10-6 dan 10-7 lalu masukan larutan kecawan petri,2
cawan petri untuk larutan 10-6 diberi tanda simplo atau duplo, lalu 2 cawan petri lagi diberi label
simplo dan duplo untuk jumlah NACl 5% dan terakhir pada cawan petri dengan PCA+NaCl 10%,
lakukan hal yang sama dengan cawan petri 10-7, hingga PCA + NACl 10% juga goyang perlahan
dengan gerakan membentuk angka 8 biarkan dingin hal ini dilakukan untuk melihat pengaruh
tekanan osmotik pada bakteri (penambahan NaCl).
Lalu siapkan lagi 16 cawan petri kemudian, 4 cawan petri beri tanda simplo dan duplo
dimasukan larutan 10-6, 1 larutan simplo dan 1 larutan duplo nantinya akan dimasuka kedalam
kulkas diberi tanda 8 derajat ,begitu pula dengan larutan 1 simplo dan diplo 10-7, untuk 2 cawan
petri selanjutnya dimasukan di inkubator kiri 25 derajat begitu pula 2 cawan petri untuk 10-
7,lakukan hal yang sama untuk disimpan di inkubator sebelah kanan 37 derajat, dan 2 larutan
simplo dan duplo 1-6 maupun 10-7 dimasukan ke oven untuk suhu 70 derajat, hal ini dilakukan
untuk melihat pengaruh suhu pada bakteri. Sebelum semua larutan dimasukan kita harus
menyusunnya terlebih dahulu sesuai label yang tadi diberi selanjutnya cawan petri yang berada
di paling atas diberi lebel khusus misal 10-6 s PCA + NACl 1%,begitu pula cawan petri lainnya
yang berada di paling atas, kemudia sebelum semua larutan di masukan ke alat masing-masing
diamkan terlebih dahulu hingga larutan yang ada didalam mengeras. Terakhir masukan semua
larutan ke alatnya masing-masing dan biarkan selama 48 jam.

BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil
3.1.1 Hasil Pengamatan pengaruh tekanan osmotik

No Pengenceran Jumlah Mikroba Rata-Rata Keterangan


1 Gambar 10-6 Simplo TBUD (300) 300 + 300/2 = Dengan
300 Penambahan
PCA + NACl 1%
2 Gambar 10-6 Duplo 300

3 Gambar 10-7 Simplo 300 300 + 300/2=


300
4 Gambar 10-7 Duplo 300

No Pengenceran Jumlah Mikroba Rata-Rata Keterangan


1 Gambar 10-6 Simplo 1 1 +2 /2= 1/5 Dengan
Penambahan
PCA + NACl 5%
2 Gambar 10-6 Duplo 2

3 Gambar 10-7 Simplo 82 82 +107/2=


135,5
4 Gambar 10-7 Duplo 107

No Pengenceran Jumlah Mikroba Rata-Rata Keterangan


1 Gambar 10-6 Simplo 0 0 + 4 /2= 2 Dengan
Penambahan
PCA + NACl 10%
2 Gambar 10-6 Duplo 4

3 Gambar 10-7 Simplo 0 0+0 /2=0


4 Gambar 10-7 Duplo 0

3.1.2 Hasil pengamatan Pengaruh suhu pada bakteri

No Pengenceran Jumlah mikroba Rata-Rata Keterangan


1. Gambar 10-6 simplo 0 0+0 /2=0 Disimpan
derajat dikulkas ( 8
derajat)
2. Gambar 10-6 duplo 0

3. Gambar 10-7 simplo 0

4. Gambar 10-7 duplo 0 0+0 /2=0

5. Gambar 10-6 simplo 25 300 300 + 300/2 = Disimpan di


derajat 300 inkubator kiri
(25 derajat)

6. Gambar 10-6 duplo 300

7. Gambar 10-7 simplo 300 300 + 300/2 =


300

8. Gambar 10-7 duplo 300

9. Gambar 10-6 simplo 37 TBUD (300) 300 + 300/2 = Disimpan di


derajat 300 inkubator kanan
(37 derajat)
10. Gambar 10-6 duplo 300
11. Gambar 10-7 simplo 172 172 + 300/2=
322
12. Gambar 10-7 duplo 300

13. Gambar 10-6 simplo 70 0 Disimpan di


derajat oven (70
derajat)

14. Gambar 10-6 duplo 0 0+0 /2=0

15. Gambar 10-7 simplo 0 0+0 /2=0

16. Gambar 10-7 duplo 0

3.2 Pembahasan

Pada praktikum kali ini dilakukan percobaan pada bakteri dengan diberi garam atau larutan
NACl untuk melihat bagaimana larutan tersebut menghambat pertumbuhan bakteri serta
pertumbuhan bakteri jika disimpan di suhu tertentu. Dari tabel pengaruh tekanan osmotik pada
bakteri yang diberi PCA dan NACl 1%, dapat dilihat bakteri masih tumbuh dengan banyak
sedangkan pada konsentrasi 5% dan 10% menjadi lebih sedikit hal ini menandakan semakin
tinggi konsentrasinya semakin terhambat pertumbuhan bakterinya.
Efek tekanan osmotik berhubungan dengan jumlah ion dan molekul terlarut didalam larutan,
konsentrasi garam atau gula yang tinggi menyebabkan air keluar dari sel bakteri sehingga
menghambat pertumbuhan atau menyebabkan plasmolisis (Arivo, 2017).
Dari tabel pengaruh tekanan suhu dapat dilihat pada suhu rendah bakteri tidak dapat tumbuh
atau kecepatan pertumbuhannya sangatlah lambat , sedangkan pada suhu 25 dan 37 derajat
tampak bakteri tumbuh,di suhu 25 derajat bakteri tumbuh dengan sangat banyak sedangkan
pada suhu 37 derajat bakteri tumbuh banyak namun tidak semua masuk kedalam kategori
TBUD. Hal ini membuktikan setiap mikroba termasuk bakteri mempunyai temperatur optimum,
maksimum dan minimum untuk pertumbuhannya. Jika temperatur lingkungan lebih kecil dari
suhu minimum dan lebih besar dari suhu maksimum pertumbuhannya maka aktivitas enzim
akan terhenti bahkan pada temperatur yang terlalu tinggi akan terjadi denaturasi enzim atau
hilangnya molekul tersier.(Knob, 2008).

3.3 Daftar Pustaka

Arivo Debi, Annissatussholeha Nurul.2017. Pengaruh Tekanan Osmotik PH, Dan Suhu Terhadap
Pertumbuhan Escherichia Coli. Jurnal Ilmu Kedokteran Dan Kesehatan. Volume 4 (159)

D.W Sri, Muri.2016. PENGARUH SUHU DAN WAKTU PENYIMPANAN TERHADAP PERTUMBUHAN
BAKTERI STAPHYLOCOCCUS AUREUS PADA MAKANAN SOSIS SIAP SANTAP DI
MEDAN.Universitas Sumatra Utara. Medan

Knob, A., &Carmona, E. Xylanase Production by Penicillium Sclerotiorum and Its


Characterization. World Applied Sciences Journal: 2008: 4(2): 277-283

Suriawati, Unus. (2005). Mikrobiologi dasar (Edisi 1). Papas Sinar Sinanti.

Anda mungkin juga menyukai