Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN BAKTERIOLOGI

“Pewarnaan Kapsul Bakteri”

DISUSUN OLEH :
Kelompok B2 (Semester 2)

1. Putri Rahmawati ( P3.73.34.1.19.034 )


2. Rachmat Maulana Rasyid ( P3.73.34.1.19.035 )
3. Ully Indah Sari ( P3.73.34.1.19.044 )
4. Windy May Yuanda ( P3.73.34.1.19.046 )

Pembimbing :
Dra. Estu Lestari, MM
Husjain Djajaningrat, SKM, M.Kes
Salbiah, M.Kes

POLTEKKES KEMENKES JAKARTA III


DIII TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS
2020
A. Judul
“Pewarnaan Kapsul Bakteri”

B. Hari / Tanggal

Tanggal Waktu Tempat


20 April 2020 08.30-11.50 Laboratorium Bakteriologi

C. MAKSUD DAN TUJUAN


MAKSUD
a. Mahasiswa dapat mengetahui prosedur pewarnaan kapsul
b. Mahasiswa dapat mengetahui bentuk-bentuk dari kapsul.TUJUAN
Tujuan
1. Mengamati morfologi bakteri yang sukar diwarnai oleh pewarna- pewarna
sederhana, dengan menggunakan prosedur pewarnaan negatif. Memahami setiap
langkah dan reaksi-reaksi kimia yang terjadi dalam prosedur tersebut.
2. Mengamati kapsul bakteri dengan menggunakan prosedur pewarnaan kapsul
(pewarnaan Burri-Gins). Memahami setiap langkah dan reaksi-reaksi kimia yang
terjadi dalam prosedur tersebut.

D. Prinsip
1. Pewarnaan negative atau Pewarnaan tidak langsung merupakan teknik pewarnaan
yang hanya mewarnai latar belakang kaca objek, dan tidak mewarnai sel bakteri.
2. Tolak menolak muatan Pada keadaan pH mendekati netral, dinding bakteri
cenderung bermuatan negative, sehingga jika diberikan zat warna asam yang
sama-sama bermuatan negative, akan terjadi tolak menolak muatan pada zat
warna dan dinding sel bakteri.
3. Kapsul atau lapisan lendir merupakan Struktur tambahan penyusun sel bakteri,
yang merupakan lapisan yang berada di luar dinding sel bakteri, yang jika lapisan
ini tebal disebut kapsul, namun jika lapisan ini tipis disebut lapisan lendir. Pada
lapisan ini mengandung polisakarida dan air.
E. Dasar Teori
Kebanyakan bakteri mengeluarkan lendir pada permukaan sel nya yang melapisi
dinding sel. Jika lapisan lendir ini cukup tebal dan kompak maka disebut dengan
Kapsula. Pada beberapa bakteri adanya Kapsula menunjukkan sifat yang virulen. Kapsula
bakteri tidak berwarna sehingga untuk mengetahui ada tidaknya Kapsula bakteri perlu
dilakukan pewarnaan khusus.Pewarnaan ini bisa dilakukan dengan menggunakan
nigrosin, merah Kongo atau tinta Cina. Setelah ditambahkan pewarna yang tidak
menembus kapsul, maka kapsul dapat tampak dengan menggunakan mikroskop cahaya.
Ini merupakan penampilan negatif kapsul yang terlihat jernih dengan latar belakang
gelap.
Kapsula merupakan lapisan polimer yang terletak di luar dinding sel. Jika lapisan
polimer ini terletak berlekatan dengan dinding sel maka lapisan ini disebut Kapsula.
Tetapi disebut lendir. Baik Kapsula maupun lendir terdiri dari Polisakarida dan Polipeptin
(Komplek Polisakarida dengan protein). Kapsula bukan organ yang penting untuk
kehidupan sel bakteri. Hal ini terbukti bahwa sel bakteri yang tidak dapat membentuk
Kapsula mampu tumbuh dengan normal dalam medium. Kapsula berfungsi dalam
penyesuaian diri dengan lingkungannya. Misalnya berperan dalam mencegah terhadap
kekeringan, mencegah atau menghambat terjadinya pencantelan bakteriofag, Bersifat anti
fagosit sehingga kapsul memberikan sifat virulen bagi bakteri. Kapsula juga berfungsi
untuk alat mencantelkan diri pada permukaan seperti yang dilakukan oleh Streptococcus
muans.
Hal yang serupa juga dijelaskan dalam Dwi Jose Putro A bahwa lapisan lendir
terdiri atas karbohidrat dan pada beberapa spesies tertentu, lendir itu juga mengandung
unsur N atau P. Lendir bukan suatu bagian integral dari sel, melainkan suatu hasil
pertukaran zat. Lendir memberikan perlindungan terhadap kekeringan, seakan- akan
merupakan suatu “benteng” Untuk bertahan. Kapsula merupakan gudang cadangan
makanan. Kapsula bakteri - bakteri penyebab penyakit (Patogen) berfungsi untuk
menambah kemampuan bakteri untuk menginfeksi. Selain itu, bakteri berkapsul juga
menyebabkan adanya gangguan lendir dalam proses industri. Ukuran Kapsula sangat
dipengaruhi oleh medium tempat di Tumbukan nya bakteri tersebut. Pada beberapa
kejadian tebalnya Kapsula hanya satu persekian diameter selnya, namun dalam kasus-
kasus lainnya ukuran Kapsula jauh lebih besar daripada dia meter selnya.
lapisan kapsul cukup tebal sehingga sulit diwarnai, oleh karena itu diperlukan suatu
Pewarnaan khusus. Salah satu cara pewarnaan Kapsula menurut Raebiger yaitu dengan
menggunakan pewarnaan larutan Formol-gentian violet Raebiger atau kristal Viollet.Satu
lagi cara untuk pewarnaan kapsula bakteri adalah dengan Pewarnaan negatif (Pewarnaan
tidak langsung). Pada Pewarnaan negatif latarbelakangnya diwarnai zat warna negatif
sedangkan bakteri nya diwarnai dengan zat warna basa. Kapsula tidak menyerap warna
sehingga terlihat lapisan terang yang tembus dengan latar belakang yang berwarna.
Kapsul tidak memiliki aktivitas yang besar terhadap bahan-bahan cat basa.
Beberapa kapsul cepat rusak oleh gangguan mekanis atau larut bila dicuci dengan air.
Karena kapsul dari berbagai spesies berbeda dalam susunan zat-zatnya, maka tidak semua
kapsul dapat diperlihatkan dalam proses Pewarnaan yang sama. Beberapa cara
Pewarnaan telah diKemukakan dalam usaha memperlihatkan adanya kapsul, cara tersebut
antara lain adalah cara Pewarnaan negatif dan cara Pewarnaan kapsul. Hasil Pewarnaan
dengan menggunakan cara Pewarnaan negatif menunjukkan bakteri berwarna merah,
Sedangkan kapsul tampak sebagai daerah yang kosong di sekitar tubuh bakteri, dan latar
belakang berwarna gelap. Cara Pewarnaan negatif ini dikemukakan oleh Burri-Giris.
Menurut Tarigan (1988) pengecatan negatif bertujuan untuk mewarnai latar belakang
atau bidang pandang di bawah mikroskop dan bukan untuk mewarnai sel-sel mikroba
yang diperiksa. Pengecatan negatif dapat digunakan untuk melihat kapsul yang
menyelubungi tubuh bakteri dengan hanya menggunakan satu macam cat saja.
Sedangkan Pewarnaan kapsul (Pewarnaan positif) pertama dikemukakan oleh Tyler.
Dalam Pewarnaan positif ini digunakan senyawa kristal Viollet 0,18 g. Hasil dari
Pewarnaan kapsul ini adalah kapsul tampak berwarna biru-ungu yang terletak di sekitar
tubuh bakteri. Sedangkan bakteri nya sendiri warna biru kelam.
F. Alat dan bahan
1. Alat
a. Kaca benda (objek glass)
b. Jarum ose
c. Pembakar bunsen
d. Pipet tetes
e. Penjepit kaca benda
f. Mikroskop
g. Kertas saring
h. Corong
i. Kertas lensa
2. Bahan
a. Kultur / biakan bakteri Klebsiella pneumonia
b. Minyak imersi
c. NaCl fisiologis
d. Karbol fuchin
e. Tinta cina
f. Metilen biru / gantigen violet
g. H2SO4 1%

G. Cara Kerja
1. Diteteskan Nacl 0,85% diatas alas kaca,kemudian tanamkan 1 mata sengkelit atau
secukupnya biakan bakteri, campurkan.
2. Diletakkan disebela campuran tadi 3 tetes tinta cina.
3. Capurkan tinta cina dengan bakteri, hapuskan dengan menggunakan alas kaca lain
sampai tercampur merata.
4. Keringkan, fiksasi / rekatkan diatas api.
5. Tuangi karbol Fuschin yang telah ditipiskan 1:10, panasskan selama 1 – 2 detik
atau dengan karbol thionin, diamkan selama 5 – 10 menit.
6. Zat warna dibuang, bilas dengan air.
7. Keringkan diantara kertas saring atau udara.
8. Amati hasil pewarnaan.
9. Badan bakteri akan berwarna merah ,selubung tidak berwarna dan dasar
pewarnaan berwarna hitam kemrah-merahan.

H. HASIL PENGAMATAN                                                          

Hasil:

 Sel: biru/ungu

 Kapsul:transparan

 Background: hitam

I. PEMBAHASAN
Kapsul adalah lapisan polimer yang terdapat diluar dinding sel. Kapsul pada bakteri dapat
diamati dengan mikroskop dengan teknik pewarnaan, baik secara langsung maupun tidak
langsung. (Hadioetomo,1990).
Pada kegiatan praktikum ini pewarnaan secara tidak langsung dilakukan dengan
menggunakan tinta cina. Pewarnaan secara tidak langsung ini dimaksudkan untuk mewarnai
latar belakangnya. Apabila bakteri mempunyai kapsul, maka dalam pengamatan sel bakteri akan
tampak transparan dan diselubungi oleh kapsul yang berwarna kecoklatan.
Tinta cina merupakan larutan yang mempunyai kromophore atau butir pembawa warna
yang bermuatan negatif (memiliki anion), sedangkan muatan yang ada di sekeliling bakteri juga
bermuatan negatif (memiliki anion), sehingga terjadi adanya tolak menolak antara kedua ion
tersebut. Hal inilah yang menyebabkan bakteri berwarna transparan dan nampak hanya warna
latar belakangnnya yaitu hitam. Terbentuknya warna transparan ini dikarenakan sel bakteri tidak
mampu menyerap warna.
J. KESIMPULAN

  Pewarnaan kapsul ialah metode pewarnaan diferensial yang dikhususkan untuk melihat
bagian kapsul dari suatu bakteri.
   Pewarnaan kapsul merupakan gabungan antara pewarnaan sederhana dan pewarnaan
negatif.
   Contoh bakteri berkapsul antara lain: Bacillus anthracis, Diplooccus pneumoniae,
Klebsiella, Acetobacter xylinium, Bacillus subtilis, Betacrocus dextranicus.
  Hasil  pengamatan: bakteri bewarna merah, sedangkan kapsul tampak sebagai bagian
yang kosong di sekitar tubuh bakteri dan sekitar kapsul berwarna gelap / agak pekat.
  Bakteri Bacillus subtilis disamping merupakan bakteri yang dapat membentuk spora
juga memiliki kapsul.

K. SARAN

Adapun sehubungan dengan praktikum ini, khususnya ditujukan bagi mahasiswa yaitu:
1.         Diharapkan bagi seluruh mahasiswa agar selama kegiatan praktikum ini
berlangsung, Mahasiswa harus menggunakan  APD (Alat Pelindung Diri).
2.         Diharapkan pula bagi semua mahasiswa, bahwa selama kegiatan praktikum ini
berlangsung, agar semua mahasiswa bersungguh-sungguh dalam melakukan
praktikum.

L. DAFTAR PUSTAKA
https://israyantianur.blogspot.com/2013/07/bab-i-pendahuluan-1.html
https://www.academia.edu/11875566/pewarnaa_bakteri
https://www.slideshare.net/amfiyurisman/laporan-resmi-praktikum-mikrobiologi-i-pewarnaan-
spora-dan-kapsul-pada-bakteri

Anda mungkin juga menyukai