Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM BAKTERIOLOGI

“PENGAMATAN GERAK BAKTERI DAN ISOLASI DAN INOKULASI


BAKTERI”

Disusun oleh :
Kelompok B2
1. Putri Rahmawati ( P3.73.34.1.19.034 )
2. Rachmat Maulana Rasyid ( P3.73.34.1.19.035 )
3. Ully Indah Sari ( P3.73.34.1.19.044 )
4. Windy May Yuanda ( P3.73.34.1.19.046 )

Dosen pembimbing :

Husjain Djajaningrat, SKM, M.Kes.

Dra. Estu Lestari, MM

Salbiah, M.Kes

PRODI D-III JURUSAN TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS


POLTEKKES KEMENKES JAKARTA III
TAHUN 2020
A. Judul
“PENGAMATAN GERAK BAKTERI DAN ISOLASI DAN INOKULASI BAKTERI”

B. Hari/ Tanggal
Jum’at, 15 Mei 2020

C. Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum Mikrobiologi dengan topik pengamatan gerak bakteri dan
isolasi dan inokulasi bakteri adalah sebagai berikut:
1. Untuk menentukan ada atau tidak adanya kemampuan gerak bakteri
2. Untuk mengamati gerak bakteri
3. Meningkatkan pemahaman dan keterampilan praktikan dalam menginokulasi dan
mengisolasi bakteri

D. Dasar Teori
Pergerakan Bakteri
Pergerakan bakteri berdasarkan mekanisme gerak bakteri dapat didasari oleh ada
atau tidaknya alat gerak. Dengan begitu dapat pergerakan bakteri dapat digolongkan
dalam bakteri yang bersifat motil dan bersifat non motil. Bakteri motil mempunyai alat
gerak berupa flagel, karena ukurannya yang kecil maka terkadang flagel tidak dapat
dilihat dengan mikroskop. Flagel bergerak dengan cara memutar. Untuk bakteri yang
tidak memiliki alat gerak umumnya bergerak secara menggelinding (meluncur) dan akan
bergerak bila ada kontak terhadap benda padat (Dakuni, 2001).  Flagela merupakan
struktur kompleks yang tersusun atas bermacam-macam protein termasuk flagelin yang
membuat flagela berbentuk seperti tabung cambuk dan protein kompleks yang
memanjangkan dinding sel dan membran sel untuk membentuk motor yang menyebabkan
flagela berotasi. Flagela berbentuk seperti cambuk. Flagela digunakan bakteri sebagai alat
gerak. Bentuk yang umum dijumpai meliputi:
1. Monopolar monotrikha : bakteri memiliki satu flagel yang
berada disalah satu ujung sel.
2. Monopolar Lofotrikha : bakteri memiliki banyak flagel
yang ditemukan pada salah satu kutub sel.
3. Bipolar amfitrika : memiliki flagel pada kedua
kutubnya dengan jumlah lebih dari satu.
4. Peritrikha : bakteri mempunyai flagel yang
tersebar pada seluruh bagian selnya.
Tidak semua bakteri mempunyai daya motilitas, ada bakteri yang tidak
mempunyai alat gerak yaitu flagel sehingga berdasarkan letak dan jumlah flagel pada sel
bakteri, jenis ini digolongkan dalam bakteri atrik (Dwidjoseputro, 1978). Bila bakteri
tidak menunjukkan gerakan yang cepat dan perpindahan tempat saat diamati. Oleh karena
itu dapat dipastikan bahwa gerakan yang terjadi adalah gerak Brown (gerakan yang
terjadi pada bakteri akibat adanya energi kinetik). Pada gerak Brown semua organisme
bergetar dengan laju yang sama dan menjaga hubungan ruang yang tetap satu sama lain,
sedangkan bakteri yang motil terus menerus bergerak kearah tertentu (Wesley &
Wheeler, 1988).
Isolasi Bakteri
 Pengertian Isolasi
Isolasi merupakan cara untuk memisahkan atau memindahkan mikroba
tertentu dari lingkungannya, sehingga diperoleh kultur murni atau biakan
murni. Kultur murni ialah kultur yang sel-sel mikrobanya berasal dari
pembelahan dari satu sel tunggal (Pelczar, 1986). Kultur murni atau biakan
murni sangat berguna didalam mikrobiologi, yaitu untuk menelaah dan
mengidentifikasi mikroorganisme, termasuk penelaahan ciri-ciri cultural,
morfologis, fisiologis, maupun serologis, memerlukan suatu populasi yang
terdiri dari satu macam mikroorganisme saja (Hadioetomo, 1993). Sifat
organisme dalam suatu biakan murni dapat dipelajari dengan metode yang
amat keras dengan hasil yang sangat akurat karena pengaruh sel hidup yang
lain dapat ditiadakan (Volk, 1993).

 Teknik Isolasi Bakteri


Dalam kegiatan mikrobiologi, pembuatan isolat dilakukan dengan
cara mengambil sampel mikrobiologi dari lingkungan yang ingin diteliti.
Dari sampel tersebut kemudian dibiakkan dengan menggunakan media
universal atau media selektif, tergantung tujuan yang ingin dicapai. Jika
menggunakan media universal akan diperoleh biakan mikroba campuran.
Untuk proses identifikasi maupun isolasi jenis tertentu saja, dilakukan proses
pembuatan isolat tunggal dari isolat campuran tersebut. Isolat tunggal atau
biakan murni merupakan biakan yang asalnya dari pembelahan satu sel
tunggal. Ada beberapa metode untuk memperoleh biakan murni dari isolat
campuran yaitu dengan metode cawan gores (streak plate), cawan tuang
(pour plate), sebar (spread plate), dan mikromanipulator (Buckle,1998). Dua
di antaranya yang sering digunakan adalah metode cawan gores dan metode
cawan tuang. Prinsip dari kedua teknik tersebut sama, yaitu mengencerkan
biakan campuran hingga setiap individu spesies dapat dipisahkan, sehingga
setiap koloni yang terbentuk merupakan hasil dari pembelahan satu sel.

1. Metode Cawan Gores (Streak Plate)


Metode ini lebih menguntungkan jika ditinjau dari sudut ekonomi dan
waktu, tetapi memerlukan keterampilan-keterampilan yang diperoleh dengan
latihan. Penggoresan yang sempurna akan menghasilkan koloni yang
terpisah. Inokulum digoreskan di permukaan media agar nutrien dalam
cawan petri dengan jarum pindah (lup inokulasi). Di antara garis-garis
goresan akan terdapat sel-sel yang cukup terpisah sehingga dapat tumbuh
menjadi koloni. Cara penggarisan dilakukan pada medium pembiakan padat
bentuk lempeng. Bila dilakukan dengan baik teknik inilah yang paling
praktis. Dalam pengerjaannya terkadang berbeda pada masing-masing
laboratorium tapi tujuannya sama yaitu untuk membuat goresan sebanyak
mungkin pada lempeng medium pembiakan. Ada beberapa teknik dalam
metode goresan, antara lain:
Dua macam kesalahan yang umum sekali dilakukan adalah tidak
memanfaatkan permukaan medium dengan sebaik-baiknya untuk digores
sehingga pengenceran mikroorganisme menjadi kurang lanjut dan cenderung
untuk menggunakan inokulan terlalu banyak sehingga menyulitkan
pemisahan sel-sel yang digores. Kesalahan-kesalahan yang umum dilakukan
dalam metode ini antara lain :
(1) Tidak memanfaatkan permukaan medium untuk digores sehingga
pengenceran kurang optimal.
(2) Penggunaan inokulum yang terlalau banyak sehingga menyulitkan
pemisahan sel waktu digores.

2. Metode Cawan Tuang (Pour Plate)


Metode cawan tuang merupakan teknik lain yang dapat digunakan
untuk mendapatkan koloni murni mikroorganisme. Kelemahan metode ini
adalah membutuhkan waktu dan bahan yang lama dan banyak, akan tetapi
tidak memerlukan keterampilan tinggi. Biakan campuran diencerkan dalam
medium agar yang telah dicairkan dan didinginkan yang kemudian di
cawankan. Karena konsentrasi sel-sel mikroba di dalam eksperimen pada
umumnya tidak diketahui sebelumnya, maka pengenceran perlu dilakukan
beberapa tahap sehingga sekurang-kurangnya satu di antara cawan-cawan
tersebut mengandung kolonikoloni terpisah baik di atas permukaan maupun
di dalam agar. Metode ini memboroskan waktu dan bahan namun tidak
memerlukan keterampilan yang terlalu tinggi.

3. Metode Isolasi Medium Cair


Cara ini pertama kali dilakukan oleh Lister pada tahun 1865. Lister
berhasil menerima murni Streptococcus lactis yang diisolasi dari susu yang
sudah masam. Caranya adalah dengan mengencerkan suatu suspensi
kemudian diencerkan dalam suatu tabung tersendiri. Dari pengenceran ini
kemudian diambil 1 ml untuk diencerkan lagi, kalau perlu dari enceran yang
kedua ini diambil 1 ml untuk diencerkan lebih lanjut.Metode isolasi pada
medium cair dilakukan bila mikroorganisme tidak dapat tumbuh pada agar
cawan (medium padat), tetapi hanya dapat tumbuh pada kultur cair. Metode
ini juga perlu dilakukan pengenceran dengan beberapa serial pengenceran.
Semakin tinggi pengenceran peluang untuk mendapatkan satu sel semakin
besar.

4. Metode Isolasi Sel Tunggal


Metode isolasi sel tunggal dilakukan untuk mengisolasi sel
mikroorganisme berukuran besar yang tidak dapat diisolasi dengan metode
agar cawan/medium cair. Sel mikroorganisme dilihat dengan menggunakan
perbesaran sekitar 100 kali. Kemudian sel tersebut dipisahkan dengan
menggunakan pipet kapiler yang sangat halus ataupun micromanipulator,
yang dilakukan secara aseptis.

 Faktor Dalam Melakukan Isolasi


Beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam melakukan isolasi
mikrobayaitu:
1. Sifat setiap jenis mikroba yang akan diisolasi.
2. Tempat hidup atau asal mikroba tersebut.
3. Media tumbuh (nutrisi, suhu, pH, ketersediaan Oksigen).
4. Cara memelihara agar mikroba yang telah diisolasi tetap
merupakan kulturmurni.

Inokulasi Bakteri
 Pengertian Inokulasi Bakteri
Inokulasi mikroba adalah proses penanaman mikroba secara
aseptik kemedia tumbuhnya, baik berbentuk padat, cair atau semi padat.
Media tumbuhberbentuk padat dapat dibagi menjadi agar tegak (deep
agar), agar miring (slantagar) dan lempeng agar (plate agar). Tujuan utama
inokulasi adalah untukmenumbuhkan mikroba pada media tumbuh
sehingga akan memudahkan dalammempelajarinya. Tujuan lainnya dari
kegiatan inokulasi mikroba adalah untukmemurnikan mikroba,
penyimpanan sampel mikroba atau peremajaan mikrobasimpanan sebelum
digunakan untuk berbagai keperluan.Keberhasilan inokulasi mikroba
sangat ditentukan oleh media tumbuh,keterampilan pekerja dan
kebersihan. Media tumbuh adalah media yangdipersiapkan untuk
digunakan menumbuhkan mikroba. Komposisi mediatumbuh disesuaikan
dengan mikroba yang akan ditumbuhkan. Pada tahap awalinokulasi, media
tumbuh yang digunakan adalah nutrient agar karena dapatmenumbuhkan
sebagian besar mikroba yang terdapat pada sampel. Inokulasimikroba
pada tahap selanjutnya dapat menggunakan media diperkaya atau
mediaselektif.Keterampilan pekerja sangat menentukan keberhasilan
inokulasi mikroba.Pekerja harus mampu menginokulasi mikroba pada
media tumbuh, baik berupamedia cai (brroth), padat (solid) atau semi
padat (semi solid). Inokulasi padamedia padat dapat dilakukan dengan
metode tuang (pour method), metode sebar(spread methods) atau metode
gores (streak methods). Inokulasi dengan metodegores dapat dilakukan
dengan teknik goresan sinambung, goresan T, goresan radian atau goresan
kuadran (streak quadrant). Kebersihan lingkungan dan peralatan akan
mencegah terjadinya kontaminasiselama proses inokulasi. Untuk menjaga
kebersihan dapat dilakukan prosessterilisasi, baik terhadap lingkungan
maupun peralatan yang digunakan selamaproses inokulasi.Metode
sterilisasi beragam. Lingkungan tempat kerja dapat disterilisasi
menggunakan alkohol. Sedangkan sterilisasi peralatan sangat tergantung
daribahan pembuatnya. Sterilisasi peralatan inokulasi yang terbuat dari
plastik ataukaret dapat dilakukan dengan menggunakan alkohol atau
pemanasan basah.Peralatan yang terbuat dari gelas dapat disterilisai
menggunakan alkohol danpemanasan basah maupun kering. Peralatan
yang terbuat dari logam dapatdisterilisai menggunakan semua metode
sterilisasi, yaitu alkohol, seterilisasipanas basah atau kering, dan juga
dapat disterilisasi langsung api dari lampu Bunsen.
 Tahapan Inokulasi
Ada beberapa tahap yang harus dilakukan sebelum melakukan
teknik penanaman bakteri (inokulasi) yaitu :

1. Menyiapkan ruangan
Ruang tempat penanaman bakteri harus bersih dan
keadannya harus steril agar tidak terjadi kesalahan dalam
pengamatan atau percobaaan .dalam labotarium
pembuataanserum vaksin dan sebagainya. Inokulasi dapat
dilakukan dalam sebuah kotak kaca (encast ) udara yang lewat
dalam kotak tersebut dilewatkan saringan melalui suatu
jalanagar tekena sinar ultraviolet (Pelczar, 1986).
2. Pemindahan dengan dengan pipet
Cara ini dilakukan dalam penyelidikan air minum atau pada
penyelidikan untuk diambil 1 ml contoh yang akan diencerkan
oleh air sebanyak 99 ml murni (Pelczar, 1986).
3. Pemindahan dengan kawat inokulasi
Kawat inokulasi sebaliknya dari platina atau nikel
.ujungnya boleh lurus jugaboleh berupa kolongan yang
diametrnya 1-3mm. Dalam melakukuan penanaman
bakterikawat ini terlebih dahulu dipijarkan sedangkan sisanya
tungkai cukup dilewatkan nyalaapi saja setelah dingin kembali
kawat itu disentuhkan lagi dalam nyala (Pelczar, 1986).

 Teknik Inokulasi
Inokulasi mikroba umumnya menggunakan alat yang disebut
sebagai jarum ose yang berfungsi menginokulasi kultur mikrobia serta
memindahkan suatu kultur mikroba (koloni) pada media satu ke media
lainnya. Ada beberapa metode yang digunakan untuk menginokulasi
mikroba antara lain:
a) Metode Gores
Teknik ini lebih menguntungkan jika ditinjau dari sudut
ekonomi dan waktu, tetapi memerlukan keterampilan-keterampilan
yang diperoleh dengan latihan. Penggoresan yang sempurna akan
menghasilkan koloni yang terpisah. Inokulum digoreskan di
permukaan media agar nutrien dalam cawan petri dengan jarum
pindah (lup inokulasi). Di antara garis-garis goresan akan terdapat
sel-sel yang cukup terpisah sehingga dapat tumbuh menjadi koloni.
Cara penggarisan dilakukan pada medium pembiakan padat bentuk
lempeng. Bila dilakukan dengan baik teknik inilah yang paling
praktis. Dalam pengerjaannya terkadang berbeda pada masing-
masing laboratorium tapi tujuannya sama yaiitu untuk membuat
goresan sebanyak mungkin pada lempeng medium pembiakan.
Ada beberapa teknik dalam metode goresan, antara lain:
b) Metode Tebar
Setetes inokolum diletakan dalam sebuah medium agar
nutrien dalam cawan petridish dan dengan menggunakan batang
kaca yang bengkok dan steril. Inokulasi itu disebarkan dalam
medium batang yang sama dapat digunakan dapat
menginokulasikan pinggan kedua untuk dapat menjamin
penyebaran bakteri yang merata dengan baik. Pada beberapa
pinggan akan muncul koloni koloni yang terpisah-pisah.
c) Metode Tuang
Inokulasi menggunakan media cair dengan cara
pengenceran. Dasar melakukan pengenceran adalah penurunan
jumlah mikroorganisme sehingga pada suatu saat hanya ditemukan
satu sel di dalam tabung (Winarni, 1997).
d) Metode Tusuk
Metode tusuk yaitu dengan dengan cara meneteskan atau
menusukan ujung jarum ose yang didalamnya terdapat inokolum,
kemudian dimasukkan ke dalam media.
 Perbedaan Inokulasi Jamur dan Bakteri
a) Inokulasi jamur menggunakan jarum ose bentuk batang. Hifa yang
berbentuk seperti benang mudah diambil dengan jarum ose batang dan
mudah sekali tumbuh di dalam suatu media.
b) Inokulasi bakteri menggunakan jarum ose bentuk bulat. Pada ujung
jarum ose yang berbentuk bulat, bakteri akan dapat terambil dalam jumlah
yang relatif banyak.
 Macam-Macam Media Inokulasi
a) Mixed culture : berisi dua atau lebih spesies mikroorganisme.
b) Plate culture : media padat dalam petridish.
c) Slant culture : media padat dalam tabung reaksi
d) Stap culture : media padat dalam tabung reaksi, tapi penanamannya
dengan carapenusukan.
e) Liquid culture : media cair dalam tabung reaksi.
f) Shake culture : media cair dalam tabung reaksi yang penanamannya
dikocok.

E. Alat dan Bahan


Alat:
1. Mikroskop Binokuler
2. Kaca benda cekung
3. Ose
4. Nald
5. Kaca penutup
6. Lampu spiritus
7. Incubator
8. Tabung reaksi
9. Cawan petri
10. Mortal
11. Korek api
12. Kaca pembesar
13. Kertas pembungkus
14. Benang
15. Pinset
16. Kertas saring
17. Lap
18. Tisu

Bahan:

1. Biakan bakteri
2. Aquades steril
3. Alkohol 70%
4. Medium lempeng 2 buah
5. Medium miring 2 buah
6. Sabun cuci
7. Lisol
8. Media kultur bakteri
9. Ikan kembung
10. Media berisi inokulan

F.

Anda mungkin juga menyukai